1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IDIOM DAN MAKNA KATA TE( 手 ) 2.1. Pengertian Idiom Idiom berasal dari bahasa Yunani idioma yang artinya khusus atau kha...
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IDIOM DAN MAKNA KATA TE(手) 2.1. Pengertian Idiom Idiom berasal dari bahasa Yunani “idioma” yang artinya khusus atau khas. Dalam bahasa Jepang, idiom disebut kanyouku (慣用句). Makai (dalam Prayogi, 2010:15) menyatakan bahwa idiom merupakan sebuah bentuk ekspresi khusus terhadap suatu bahasa yang tidak dapat dijelaskan dari unsur-unsur pembentuknya. Idiom khusus untuk bahasa itu sendiri dan tidak dapat diterjemahkan kata demi kata ke dalam bahasa lain. Beberapa ahli linguistik Jepang memberikan defenisi kanyouku (慣用句) atau ‘idiom’ (dalam Prayogi, 2010:15) diantaranya : a. Takao Matsumura (2001:221) 慣用句というのは二つ以上の単語を組み合わせ、人塊として一つの意味を 表すもの。 Kanyoku to iu no wa futatsu ijou no tango o kumiawase, hito katamari toshite hitotsu no imi o arawasu mono. Artinya : “Idiom adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk sebuah arti kelompok tersebut”.
b. Sakata Yukiko (1995:214) 慣用句は二つ以上の単語をつながり、それぞれの意味ではなく、別の意味を 表すもの。 Kanyouku wa futatsu ijou no tango wo tsunagari, sore zore no imi dewanaku, zentai toshite betsu no imi wo arawasu mono. “Idiom adalah gabungan dua kata atau lebih yang maknanya dapat bermacammacam, menerangkan arti masing-masing secara keseluruhan”
c. Miyaji Yutaka (1984:238) 慣用句とは単語の二つ以上の連結体であって、その結びつきが比較的固、 全体で決まって意味を持つ言葉だという程度のところが、一般的な共通理解 になっているだろう。 Kanyouku to wa tango no futatsu ijou no renketsutai de ate, sono musubi tsuki ga hikaku teki koku, zentai de kimatte imi wo motsu kotoba da to iu teido no tokoro ga, ippan teki na kyoutsuu rikai ni natteiru darou. “Idiom adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang mempunyai perpaduan arti yang tetap, sehingga menjadi suatu pengertian yang umum”
d. Noboru Oyanagi (1997:17) 慣用句は二つ以上の単語が組み合わさって、全体である意味を表す。 Kanyouku wa futatsu ijou no tango ga kumiawasatte, zentai de aruu imi wo arawasu. “Idiom adalah dua kata atau lebih yang setelah digabung memiliki arti tertentu”.
e. Tanaka Harumi (1987:288) 慣用句は二つ以上の語から成るが、語形や語順が常に固定していて、全体 が一つの単位として働き、その全体が個々の語の意味の総体からは引き出 せないような比較的または暗示的な意味を持つ、ある言葉や方言に特有の 表現である語句のこと。 Kanyouku wa futasu ijou no go kara naru ga, gokei ya gojun ga tsune ni kotei shite ite, zentai ga hitotsu no tan’i toshite hataraki, sono zentai ga koko no go
no imi no soutai kara wa hikidasenai youna hiyu teki matawa anji teki na imi wo motsu, aru gengo ya hougen de aru goku no koto. “Idiom adalah pembentukan dari dua kata atau lebih yang selalu terikat oleh bentuk kata dan urutan kata, yang seluruhnya merupakan satu kesatuan, dimana satu per satu membentuk arti majas dan petunjuk, yang susunan kata-katanya dipengaruhi dialek”.
Dari beberapa defenisi di atas, penulis lebih memperhatikan pengertian idiom yang dikemukakan oleh Noboru Oyanagi, yakni idiom adalah dua kata atau lebih yang setelah digabung memiliki arti tertentu. Orang biasanya membedakan idiom menjadi dua macam, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian. Yang dimaksud idiom penuh adalah idiom yang semua unsur-unsurnya sudah melebur menjadi satu kesatuan sehingga makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu, contohnya : membanting tulang yang bermakna ‘bekerja keras’. Sedangkan yang dimaksud idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya sendiri, contohnya : buku putih yang bermakna ‘buku yang memuat keterangan resmi suatu kasus’ dan koran kuning yang bermakna ‘koran yang memuat berita sensasi’ yang masih memiliki makna leksikalnya sebagai buku dan koran (http://ejournal-s1-undip.ac.id/index.php). Untuk mengetahui suatu bahasa berarti mengetahui tentang morfem, kata-kata sederhana, kata-kata gabungan dan artinya, termasuk juga mengetahui
frase yang
terbentuk dari lebih satu kata. Frase dalam bahasa Jepang disebut ku (句), jika dilihat dari segi maknanya ada dua macam, yaitu rengo(連語)‘frase biasa/kolokasi’ dan kanyouku(慣用句)’idiom’. Momiya dalam Sutedi (2008:121) membagi jenis frase dalam bahasa Jepang berdasarkan pada maknanya menjadi tiga macam, yaitu :
a. Futsuu no ku (普通の句) Futsuu no ku (普通の句)adalah frase biasa, yang terdiri dari dua kata atau lebih, makna keseluruhannya bisa diketahui dengan cara memahami makna dari setiap kata yang membentuk frase tersebut, sebagian dari frase yang membentuk frase tersebut bisa diubah dengan yang lainnya secara bebas. Misalnya, dari frase utsukushii hana (美しい花) “bunga yang indah” bisa dibuat frase kirei na hana (きれいな花) “bunga yang cantik”, mezurashii hana ( 珍 し い 花 ) “bunga yang aneh”, utsukushii keshiki ( 美 し い 景 色 ) “pemandangan yang indah” dan sebagainya, atau dari frase gohan o taberu (ご 飯を食べる) (makan nasi) bias dibentuk gohan o kuu (ご飯を食う) “makan nasi = kasar”, gohan taku (ご飯を炊く) (menanak nasi), sashimi o taberu (さし みを食べる) “makan sashimi” dan sebagainya. b. Rengo (連語) Ren-go adalah frase yang makna keseluruhannya bisa diketahui dari makna setiap kata yang menyusun frase tersebut, tetapi setiap kata tersebut tidak bisa diganti dengan kata yang lainnya meskipun sebagai sinonimnya. Misalnya, pada frase yakusoku o yaburu (約束を破る) “ingkar janji” tidak bias diganti dengan yakusoku o kowasu (約束を壊す)atau yakusoku o kuzusu (約束を崩 す), meskipun verba yaburu, kowasu dan kuzusu bersinonim.
c. Kanyouku (慣用句) Kanyouku adalah idiom, yang maknanya tidak bisa dipahami jika hanya mengetahui makna setiap kata yang membentuk idiom tersebut saja.
Untuk frase hara ga tatsu (腹が立つ)yang bermakna “marah” dan abura wo uru (油を売る)yang memiliki makna “ngobrol tidak karuan ketika sedang bekerja”,
walaupun kita mengetahui makan tiap kata dalam frase tersebut, belum tentu kita bisa memahami frase secara keseluruhan. Karena kedua frase tersebut tidak diterjemahkan per kata, yaitu hara ( 腹 ) adalah “perut”, tatsu ( 立 つ ) adalah “berdiri”, abura(油) adalah “minya”’ dan uru(売る)adalah “menjual”. Sehingga berbeda sekali antara makna leksikal dan makna yang dimaksud dalam frase tersebut, yaitu ‘perut berdiri’ dan “menjual minyak”. Contoh frase tersebut merupakan kanyouku(慣用句). Bentuk kanyouku tersebut sudah tetap, tidak bisa diganti dengan kosakata yang lain walaupun sinonimnya, contoh kata hara(腹) diganti dengan onaka (おなか)walaupun memiliki arti sama yauti ‘perut’ dan abura(油)diganti dengan oiru (オイル)walaupun memiliki arti yang sama yaitu ‘minyak’; atau diganti dengan bentuk watashi ga tatta hara (私が立った腹)atau watashi ga utta abura(私が売った油), hal tersebut tidak bisa. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap bahasa di dunia mempunyai ciri/karakteristik kebahasaannya, maka ciri atau karakteristik yang ada dalam suatu bahasa akan tercermin pada sikap dan budaya penuturnya, Chaer (dalam Prayogi, 2010:21). Adanya ciri atau karakteristiik tersebut tentu mepunyai tujuan dan arti yang menunjukkan keistimewaan suatu bahasa. Idiom yang merupakan sub bagian dari ilmu bahasa tentu memiliki karakteristik untuk mempermudah pengenalan akan kekhasan bentuk ini. Berikut adalah karakteristik idiom : 1. Arti sebuah idiom adalah kiasan, bukan literal. Ini bukanlah hasil dari fungsi komposisional dari bagian-bagiannya. 2. Bentuk struktur bahasa idiom tidak bervariasi melainkan mempunyai bentuk yang tetap.
3. Proses pergantian, pengurangan dan penambahan tidak diperbolehkan dalam pembntukan idiom, tetapi idiom membuat banyak kata-kata yang bersifat kiasan sehingga idiom tidak terpisahkan dari bentuk kiasan tersebut.
2.2. Jenis Idiom Momiyama (dalam Sutedi, 2003:178) menjelaskan bahwa idiom dapat dibagi atas 3 (tiga) jenis yang semuanya digolongkan ke dalam majas hiyu (比喩), yaitu : 2.2.1. Idiom Metafora Inyu (隠喩) Metafora inyu (隠喩)adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan suatu hal atau perkara dengan mengumpamakan dengan perkara atau hal lain berdasarkan pada sifat kemiripan/kesamaan (Sutedi, 2003:141). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:908) dijelaskan bahwa