BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. APGAR SKOR a.
Pengertian Apgar Skor Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk
menilai keadaan umum bayi sesaat setelah kelahiran (Prawirohardjo : 2002). Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai adalah frekuensi jantung (Heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour) dan reaksi terhadap rangsang (respon to stimuli) yaitu dengan memasukkam kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan (Prawirohardjo : 2002). Setiap penilaian diberi angka 0,1,2. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia ringan (nilai apgar 4-6), asfiksia berat (nilai apgar 0-3) (Prawirohardjo : 2002).
b. Kriteria Apgar Skor Tabel 2.1 Kriteria Apgar Skor Nilai 0 Warna Kulit
Denyut Jantung
Respon Reflek
Seluruh badan biru atau pucst
Nilai 1
Nilai 2
Akronim
warna kulit tubuh normal merah muda, tetapi tangan dan kaki kebiruan
warna kulit tubuh, tangan, dan kaki normal merah muda, tidak ada sianosis
Appearance
tidak ada
<100 kali atau menit
>100 kali atau menit
Pulse
tidak ada respons terhadap stimulasi
meringis atau menangis lemah ketika distimulasi
meringis atau bersin atau batuk saat stimulasi saluran napas
Grimace
lemah atau tidak ada
sedikit gerakan
bergerak aktif
Activity
tidak ada
lemah atau tidak teratur
menangis kuat, pernapasan baik dan teratur
Respiration
Tonus Otot
Pernafasan
Sumber : Prawirohardjo : 2002
c. Interpretasi Skor Tabel 2.2. Interpretasi Skor Jumlah Skor
Interpretasi
Catatan
7-10
Normal
4-6
Asfiksia Ringan
Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas
0-3
Asfiksia Berat
Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
Sumber : Prawirohardjo : 2002
2. Persalinan Normal a. Pengertian Persalinan Normal Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37-40 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KN, 2008). Selain itu, persalinan juga merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu) juga lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung 18-24 jam tanpa komplikasi. Sedangkan partus abnormal adalah proses bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi atau ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi atau lahir per abdominam dengan seksio sesaria (JNPK-KN : 2008). b. Sebab terjadinya proses persalinan Faktor
yang menyebabkan persalinan belum diketahui secara
benar, yang ada hanyalah merupakan teori – teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor – faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi. Dibawah ini merupakan penjelasan dari faktor – faktor terjadinya proses persalinan : 1) Teori penurunan hormonal : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
2) Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim. 3) Teori distensi rahim : rahim menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot – otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban semakin merangsang terjadinya kontraksi. 4) Teori iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion servikale
dari
fleksus
frankenhauser,
menjadi
stimulasi
(pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus. 5) Induksi partus (induction of labour) : partus dapat pula ditimbulkan dengan jelas (Sinopsis : 2006). c. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan Berapa faktor yang mempengaruhi persalinan, antara lain 1) Power (Tenaga atau Kekuatan) adalah kekuatan yang mendorong janin keluar, dalam persalinan kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan HIS. His adalah gelombang kontraksi ritmik otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari „pacemaker‟ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu. Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
(1). His dapat terjadi sebagai akibat dari : (a). Kerja hormon oksitosin (b). Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi (c). Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi. (2). His dikatakan baik dan ideal apabila : (a) Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus (b) Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus (c) Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi (d) Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka. (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah : (a) Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri (b) Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
(c) Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas atau anxietas, atau eksitasi). (d) Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress (2) Hal yang penting dinilai mengenai His adalah : (a) Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos, bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat. (b) Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit). (c) Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan atau mmHg terhadap frekuensi). 2) Passage (Jalan Lahir). Faktor jalan lahir meliputi bentuk dan ukuran jaringan tulang serta jaringan lunak pada panggul yang meliputi uterus (pada kehamilan dapat dibagi menjadi segmen atas rahim, segmen bawah rahim dan serviks uterus), otot – otot dasar panggul dan perineum (LlewellynJones : 2002). 3) Passanger (Janin) Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian terbawah, dan posisi janin. a) Sikap (Habitus) Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu
janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada. b) Letak (Situs) Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu. Letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak sungsang. c) Presentasi Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam.
Misalnya
presentasi
kepala,
presentasi
bokong,
presentasi bahu dan lain-lain. d) Bagian Terbawah Janin Sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya. e) Posisi Janin Posisi janin dalam keadaan normal, yaitu kepala janin berada di bawah. 4) Perubahan Psikologis ibu bersalin terhadap sirkulasi dan oksigenasi terhadap uterus dan servik. Rahim dirancang secara sempurna untuk membantu dalam melahirkan janin. Jika ibu memahami bagaimana rahim dapat berfungsi secara normal ketika tidak dipengaruhi oleh sindrom
ketakutan, ketegangan, nyeri atau Fear – Tension – Pain Syndrome, maka konsep persalinan dapat terjadi dengan mudah dan nyaman. Efek fisik negatif dari psikologis ibu (sindrom ketakutan, ketegangan, nyeri atau Fear – Tension – Pain Syndrome) terhadap persalinan dapat ditelusuri ke fungsi Susunan Saraf Otonom (SSO tubuh, SSO adalah jaringan komunikasi dalam tubuh kita, fungsi utamanya adalah menerjemahkan pesan yang diterima, menentukan tindakan apa yang harus diambil, dari pesan tersebut dan kemudian segera mengkomunikasikan tindakan tersebut ke sistem tubuh yang lain. Respon terhadap implus yang disalurkan melalui SSO (Sistem Saraf Otonom) tidak dibawah kendali kesadaran, sehingga bersifat tidak sadar. Untuk melihat dampak stres terhadap persalinan, serta efek menguntungkan dari perasaan tenang terdapat dua sistem dalam SSO (Sistem Saraf Otonom), yaitu : a) Sistem Simpatis Sistem ini dipersiapkan tubuh untuk menghadapi kondisi darurat dan bahaya, sistem ini akan terpicu bila seseorang dalam keadaan stres, takut atau terkejut, atau berperan sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Sistem ini dengan cepat menciptakan respon Fight, Flight, and Freeze (Lawan, lari dan membeku) di dalam tubuh. Jika sistem ini bereaksi akan menyebabkan pupil mata melebar, denyut jantung bertambah
cepat dan kuat, tubuh akan bergerak secara defensif. Sistem ini menghentikan untuk sementara berbagai aktifitas seperti pencernaan, yang paling penting sistem ini menutup arteri – arteri yang mengalir ke organ – organ tubuh yang tidak esential untuk pertahanan misalnya rahim. b) Sistem Parasimpatis Sistem yang mempertahankan tubuh dan jiwa dalam keadaan harmonis dan seimbang, mempertahankan fungsi tubuh dalam keadaan tenang, memperlambat kecepatan denyut jantung,
mengurangi
stimulasi,
memperlambat
pelepasan
neuropeptida yang membahayakan, dan secara umum menjaga tubuh agar tetap dalam keadaan sejahtera. Bagian simpatis dari sistem saraf tidak hanya merespon terhadap ancaman yang nyata, tetapi juga terhadap ancaman yang baru dibayangkan. Pesan negatif tentang persalinan yang diterima oleh ibu secara terus menerus akan diproses menjadi sesuatu yang nyata, seiring dengan berjalannya waktu. Pesan – pesan negatif ini menjadi bagian dari sistem keyakinan ibu dan mengganggu keseimbangan kimiawi tubuh ibu secara terus menerus, pesan – pesan negatif ini mempengaruhi keadaan emosional ibu dan bayinya (Mongan : 2007) Ketika ibu akan menghadapi persalinannya dengan diliputi rasa takut dan stres maka tubuhnya sudah dalam keadaan sikap
defensif, dan terjadi pengeluaran hormon stresor Kotekolamin. Karena rahim adalah organ tubuh yang tidak merupakan organ pertahanan tubuh, maka arteri yang mengalir ke rahim menjadi tegang dan menyempit, menghambat aliran darah dan oksigen. Sehingga
serat
–
serat
lingkar
dibagian
mulut
rahim
mengencang dan mengerut, bukan melemas dan membuka seperti yang seharusnya. Otot – otot vertikal di bagian atas terus berupaya menarik otot lingkar keatas dan belakang, tetapi otot – otot bagian bawah ini melawan, maka leher rahim tetap kencang dan tertutup. Jika kedua otot ini bekerja saling bertentangan, timbul nyeri hebat yang dirasakan oleh ibu serta bayi dapat mengalami hipoksia karena kurangnya oksigenasi ke bayi. Hal ini dapat menyebabkan adanya intervensi terhadap persalinan, misalnya vaccum ekstraksi, sectio caesaria (Mongan : 2007). Keadaan sindrom takut – tegang, nyeri ( fear tensian pain syndrome ) dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokontriksi pembuluh darah sehinnga terjadi penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia utreus yang membuat implus nyeri bertambah banyak (Mander : 2004). Berkurangnya aliran darah dan kontraksi
uterus selama kala I persalinan yang mengakibatkan pembukaan mulut rahim tidak adekuat sehingga waktu persalinan bertambah lama (Schats : 1996). Berbagai metode non-farmakologi untuk mengontrol rasa tidak nyaman diterapkan. Metode ini biasanya dipelajari pada kelas
persiapan
acupressure,
melahirkan,
yang
meliputi
hipnosis,
yoga, umpan balik biologis (biofeedback),
sentuhan terapeutik, terapi aroma, terapi uap, yang bisa meemberi efek bermanfaat bagi beberapa wanita. (1)
Hipnosis adalah suatu seni komunikasi persuasifyang ditujukan untuk menyampaikan pesan ke pusat motivasi manusia yang disebut sebagai pikiran bawah sadar.
(2)
Acupressure merupakan salah satu cara pengobatan tradisional Cina yang menggunakan titik triger sebagai pusat penekanannya.
(3)
Yoga adalah suatu metode yang menyelaraskan antara tubuh fisik, pikiran dan jiwa yang memberi efek kesehatan, keseimbangan, kekuatan dan vitalitas.
(4)
Terapi aroma adalah terapi yang menggunakan aroma – aroma tertentu untuk menenangkan pikiran, merelakskan otot – otot tubuh.
(5)
Terapi uap adalah terapi yang mengunakan uap sebagai pemanas untuk melenturkan otot – otot yang kaku.
5) Kala dan fase dalam persalinan Persalinan dapat dibagi dalam 4 kala (stages), yaitu: a) Kala I Mulai dari his teratur sampai pembukaan lengkap. In partu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (efficement). Kala pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu : (1) Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam. (2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase : (a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm. (b) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm. (c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap. b) Kala II Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama. Kepala janin telah turun masuk ruang pintu bawah panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot – otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. c)
Kala III Setelah lahirnya bayi, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 1-5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira – kira 100-200 cc.
d) Kala IV Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum (Sinopsis : 2006). 3. Bayi Baru Lahir a. Pengertian Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram.Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut selama jampertama setelah kelahiran. (Saifuddin : 2002).
b. Ciri-ciri Bayi Normal Bayi yang sehat dan normal mempunyai ciri – ciri sebagai berikut: 1) Berat badan 2500-4000 gram 2) Panjang badan 48-52 cm 3) Lingkar badan 30-38 cm 4) Lingkar kepala 33-35 cm 5) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x atau menit kemudian menurun sampai 120-160 x atau menit. 6) Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x atau menit kemudian turun sampai 40 x atau menit. 7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks caeseosa (lemak pada kulit bayi). 8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna. 9) Kuku agak panjang dan lemas. 10) Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi labia minora (pada anak perempuan). 11) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik. 12) Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk. 13) Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda di telapak tangan maka akan menggenggam. 14) Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama mekonium berwarna kecoklatan. (Saifuddin : 2006).
4. Hipnosis a. Pengertian Hipnosis Hipnosis adalah suatu seni komunikasi persuasif yang ditujukan untuk menyampaikan pesan ke pusat motivasi manusia yang disebut sebagai pikiran bawah sadar (sub conscious). Sebagai suatu teknik komunikasi, maka hipnotis melibatkan aspek verbal, nonverbal, dan me-utilisasikan segenap faktor pendukung komunikasi, termasuk lambang – lambang dan nilai keyakinan (beliefsystem). Hipnotis adalah gejala psikologi murni dan tidak terkait dengan umur, magis, mistik, kuasa kegelapan atau istilah lain sejenisnya (Nurindra : 2008). Keadaan seperti tidur karena sugesti, yang pada taraf permulaan orang itu berada di bawah pengaruh orang yang memberikan sugesti, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 :501). Kondisi rileks, fokus atau konsentrasi atau kondisi mirip tidur atau keadaan saat pikiran dalam kondisi alam bawah sadar (Wong, Hakim : 2009). b. Klasifikasi hipnosis : Hipnosis dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, masing – masing adalah : 1) Formal Hipnosis Aktivitas hipnosis yang di gambarkan dengan melambaikan tangan, mengayunkan pendulum, memandu relaksasi merupakan bentuk
dari hipnotis formal atau directhypnosis terkadang disebut juga sebagai genuine hypnosis. 2) Informal Hipnosis Hipnosis informal, atau indirecthypnosis biasanya berupa pola komunikasi alamiah sehari – hari, tetapi dapat membuat filter seseorang menjadi terbuka. Teknik hipnotis informal ini biasa diterapkan dalam kehidupan sehari – hari, walaupun mungkin secara tidak disadari, misalkan oleh para penjual handal yang mampu menggerakkan calon pembeli yang dari semula tidak tertarik menjadi mempertimbangkan, dan akhirnya melakukan pembelian.
Pada
saat
ini
hipnosis
informal
juga
mulai
dikembangkan di bidang – bidang nontherapeutic, misalkan hipnosis for selling, hynosis for parenting, dan lain – lain. c. Syarat subyek yang di hipnosis Secara umum setiap orang dapat di hipnotis, akan tetapi jika mengacu kepada informal hipnosis, maka mereka yang dapat di hipnotis harus memenuhi 3 persyaratan utama, yaitu : 1) Tidak Menolak Filter pikiran bawah sadar secara otomatis akan tertutup jika seseorang dalam kondisi tidak nyaman. Oleh karena itu seseorang yang menolak dihipnosis maka tidak dapat dihipnosis. Dengan kata lain informal hipnosis membutuhkan kerjasama yang baik antara hinosis dengan pihak yang akan dihipnosis.
2) Dapat Berkomunikasi Hipnosis adalah seni komunikasi. Oleh karena itu jika seseorang tidak
dapat
menerima
atau
memahami
komunikasi
yang
disampaikan oleh seorang Hypnosis, maka tidak akan dapat dihipnotis. 3) Memiliki Kemampuan Fokus Fokus merupakan komponen utama unntuk membuka filter pikiran bawah sadar. Oleh karena itu bagi seseorang yang benar – benar tidak memiliki kemampuan untuk fokus, akan sangat sulit untuk dihipnotis. d. Hipnosis Untuk Ibu Hamil dan Bersalin (Hypnobirthing) 1) Definisi Hynobirthing Hypnobirthing dicetuskan berdasarkan buku yang ditulis oleh pakar ginekologi Dr. Grantly Dick-Read, yang mempublikasikan buku Childbirth Without Fear pada 1944. Terapi hypnoBirthing selanjutnya
dikembangkan
oleh
Marie
Mongan,
pendiri
HypnoBirthing Institute. hypnobirthing berasal dari kata hypno (hypnos dari bahasa Yunani yang artinya "tidur") dan birthing dari bahasa Inggris yaitu "proses melahirkan". Hypnobirthing adalah science and art (ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan bahasan secara ilmiah). Hypnobithing berasal dari kata hypno dan birthing. Hypno dalam bahasa Yunani berarti tidur sedangkan birthing berarti
kelahiran (Myers S : 1999). McCue (2005) mengartikan hipnosis sebagai sebuah pengaruh yang alami terhadap konsentrasi relaksasi, dimana disampaikannya gagasan kepada alam bawah sadar, yang akan mempengaruhi cara berfikir, apa yang dirasakan dan pilihan yang dibuat. Hipnosis adalah metode penanaman sugesti saat otak telah berada dalam kondisi rileks, tetapi bukan berarti tertidur atau tidak sadarkan diri saat praktik (Andriana : 2007). Jadi setiap ibu hamil dapat belajar dan berlatih agar terampil untuk meningkatkan ketenangan diri selama hamil dan pada saat melahirkan. Hypnobirthing merupakan perkembangan dari hipnosis, yang sama sekali bukan magic seperti anggapan yang berkembang di masyarakat. Banyak orang yang tidak tahu bahwa hipnosis merupakan bagian dari ilmu kedokteran dan bahkan yang menemukannya adalah seorang dokter bernama Dr Frans Anton Mesmer berkebangsaan Austria. McCue
(2005)
berpendapat
bahwa
hypnoBirthing
dapat
membantu ibu sepanjang waktu merasakan ketenangan, tetap sadar dengan apa yang terjadi di sekitarnya dan dapat berkomunikasi dengan jelas dan secara efektif. Hypnobirthing membantu ibu untuk mempercayai naluri alami pada tingkatan bawah sadar yang memungkinkan ibu untuk mengalami kelahiran dengan keyakinan, mempercayai tubuhnya sendiri dan bayinya.
Berdasarkan
uraian
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
hypnobirthing merupakan kombinasi antara proses kelahiran alami dengan hipnosis untuk membangun persepsi positif dan rasa percaya diri serta menurunkan ketakutan, kecemasan, tegang dan panik sebelum, selama dan setelah persalinan. Hypnobirthing merupakan sebuah paradigma baru dalam pengajaran melahirkan secara alami. Teknik ini mudah dipelajari, melibatkan relaksasi yang mendalam, pola pernapasan lambat dan petunjuk cara melepaskan endorfin dari dalam tubuh (relaksan alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu menikmati proses kelahiran yang aman, lembut, cepat dan tanpa proses pembedahan. 2) Tujuan Hypnobirthing Mongan (2007) menyatakan bahwa Hypnobirthing bertujuan agar : a)
Ibu yang akan melahirkan menyadari bahwa tubuhnya akan mampu melahirkan dengan kondisi rileks, bekerjasama dengan tubuhnya dan bayinya, dia percaya bahwa masing – masing dapat melakukan tugasnya, dan proses persalinannya berlangsung alami tanpa interupsi.
b) Dalam proses persalinan dia melenyapkan rasa lelah dan mempersingkat waktu persalinan. c) Hasilnya adalah pengalaman persalinan yang memuaskan dari proses persalinan, bersama seluruh keluarga, termasuk bayi tetap terjaga, sadar dan tenang namun bersemangat.
d) Hypnobirthing membuat orang tua menjadi tenang, rileks dan memegang kendali saat mereka membahas berbagai pilihan yang ada, mengevaluasi situasinya dan mengambil keputusan mengenai persalinan. e) Suasana hati yang tenang dan damai dapat membuat pemulihan ibu menjadi lebih mudah dan mengurangi intervensi medis selama persalinan. 3) Teknik Dasar Hipnosis Adiyanto (2010) menyatakan bahwa ada 4 langkah teknik dalam hypnosis, antara lain : a) Pre – Induction Tahap ini adalah periode persiapan hipnosis. Persiapan hipnosis meliputi posisi klien, kenyamanan klien, pada tahap ini sebagai proses hipnosis selanjutnya. b) Inductuon Tahap ini adalah proses membawa klien menuju kondisi trans atau hypnosis state. Kondisi hypnosis state adalah kondisi dimana pikiran bawah sadar seseorang terbuka dan siap menerima informasi atau ide atau sugesti. Dalam ukuran brain wave, klien dipandu untuk memasuki kondisi alfa atau tetha dengan tingkat kedalaman sesuai kebutuhan terapi.
c) Suggestion (Sugesti) Proses sugesti artinya memberikan atau menanamkan informasi atau
ide
pada
pikiran
bawah
sadar
seseorang
dengan
mempergunakan kata – kata atau situasi tertentu. Kemampuan komunikasi adalah kunci utama. Dalam hypnotherapy sugesti yang diberikan adalah : a) Permisif, sugesti bersifat ajakan bukan perintah. b) Repetition, pengulangan dimaksudkan untuk memperkuat penanaman sugesti ke dalam pikiran bawah sadar. c) Client Languange Preference, mempergunakan bahasa yang mudah dimengerti atau bahasa kebiasaan klien. d) Progresif, sugestikan perubahan yang bertahap sehingga lebih mudah diterima oleh pikiran sadar maupun bawah sadar. Pada ibu hamil sugesti yang diberikan untuk membawa citra positif tentang kehamilan dan persalinan berikut suasana yang melingkupi. Salah satu contoh sugesti yang diberikan pada ibu hamil antara lain : (1) Pada ibu hamil TM III sugesti yang diberikan adalah : “Aku makin yakin dan percaya diri dalam menjalani kehamilan ini, suami tercinta dan orang – orang mendukung setulusnya. Hari demi hari kulewati dengan
sehat dan nyaman, aku makin bersyukur dan bahagia. Bayiku dalam rahim semakin sehat dan cerdas. Wahai anakku yang sholeh atau sholekhah, ibu dan ayah menantimu,.wahai pembawa sinar terang dunia, penyejuk jiwa orang tua”. (2) Menjelang persalinan sugesti yang diberikan antara lain “Ya Tuhan dengan menyebut nama-Mu, kupasrahkan diri ini dalam kekuatan-Mu Yang Maha Agung, dengan penuh keyakinan
akan
kekuatan-Mu
aku
mempesiapkan
kelahiran bayiku, dalam kasih sayang-Mu aku merasakan rileks dan bahagia karena bayiku akan tiba”. “Persalinanku berjalan dengan mudah dan lancar, aku percaya pada tubuhku dan aku mengikuti iramanya. Ya Tuhan jadikanlah setiap tarikan dan hembusan nafasku membuat pikiranku serta tubuhku tenang dan rileks”. d). Termination Adiyanto (2010) menyatakan bahwa yang perlu diperhatikan dalam memandu terminasi adalah dilakukan secara perlahan dan berikan afirmasi positif. Pemberian terminasi yang terlalu tergesa – gesa seringkali menyebabkan ibu merasa pusing setelah bangun dari kondisi relaksasi.
4) Manfaat Hypnobirthing Ketenangan diri saat proses persalinan. Emosi dan jiwa tenang memungkinkan ibu untuk tidak berteriak atau mengamuk atau menjerit kala menahan sakit akibat kontraksi. Karena ibu sudah siap secara mental. a) Manfaat Untuk Ibu : (1) Menghilangkan rasa takut, tegang dan panik saat bersalin. (2) Mempersingkat masa proses persalinan, pasca bersalin cepat kembali pulih. (3) Ikatan batin ibu terhadap bayi dan suami juga jadi lebih kuat. (4) Meningkatkan
produksi
ASI,
karena
relaksasi
meningkatkan vasikularisasi diseluruh tubuh. (5) Mengurangi komplikasi medis dalam melahirkan b) Manfaat Untuk Janin (1) Getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh janin yang merupakan dari perkembangan jiwa (SQ). (2) Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin lewat plasenta. c) Manfaat Untuk Suami Merasa lebih tenang dalam mendampingi proses kelahiran, dan hubungan suami istri menjadi lebih hangat.
5) Pelaksanaan Hipnosis Waktu untuk melakukan penanaman sugesti atau proses hypnobirthing adalah 2-3 minggu menjelang perkiraan persalinan, pada beberapa kasus ibu bersalin yang belum pernah mengikuti program hipnobirthing sejak TM I, mereka tetap merasakan hasil yang efektif meskipun melaksanakan sugesti pada minggu terakhir atau bahkan hanya beberapa saat menjelang persalinan. Hal tersebut bisa dikarenakan sugestifitas serta penerimaan klien yang cukup tinggi (Adiyanto, 2010,p.40). Pada saat persalinan tiba ibu dibimbing kembali untuk melakukan relaksasi. Pada saat penanaman sugesti yakinkan ibu untuk percaya pada dirinya sendiri, bahwa persalinan akan berjalan normal, nyaman, cepat dan aman. Dengan kata lain ibu menghipnosis diri sendiri pada waktu relaksasi dirumah karena waktu dirumah lebih banyak dari pada waktu pertemuan di klinik. Peran suami juga sangat dibutuhkan dalam proses relaksasi ini. 6) Posisi Relaksasi Memilih posisi yang dianggap paling nyaman dengan mencoba sesantai mungkin. Bisa dalam posisi duduk atau berbaring sambil memejamkan mata. (Payne : 2000, Morgan : 2007, Andriana : 2007). a) Posisi berbaring terlentang Beberapa hal yang dapat membantu untuk menyamankan posisi berbaring terlentang:
Gambar 2.3. Posisi Berbaring Terlentang
Sumber: Hypnobirthing The Mongan Method b) Posisi menyamping Posisi menyamping (lateral) terutama dipilih oleh ibu hamil saat menjalani persalinan tahap akhir dan sering kali untuk mengeluarkan bayi mereka. Ini juga merupakan posisi tidur bagi ibu yang sedang hamil. Gambar 2.4. Posisi Menyamping
Sumber: Hypnobirthing The Mongan Method 4 Empat langkah sebelum latihan hypnobirthing: 1) Memutar kepala dengan posisi miring ke atas bahu sebanyak 8 kali hitungan. Meletakkan jari-jemari kiri dan kanan di atas bahu, lalu memutar ke belakang sebanyak 8 kali dan ke depan 8 kali.
2) Untuk merelaksasi otot, berbaring santai. Meluruskan lengan kanan dan kiri sejajar tubuh. memposisikan telapak kanan menghadap ke atas. Menegangkan telapak kaki hingga merambat ke betis, paha, pinggul, dan dada. Menarik pundak ditarik ke atas dan kedua telapak tangan dikepal kuat-kuat. Mengerutkan dahi, tarik lidah ke arah langit-langit. 3) Selanjutnya relaksasi pernapasan. Ketika berbaring, napas akan terdorong ke arah perut. Menarik napas panjang lewat hidung sambil hitung sampai 10. Menghembuskan perlahan-lahan lewat mulut. Lakukan 10 kali. 4) Merelaksasi pikiran. Memejamkan mata sejenak lalu buka perlahan-lahan sambil memandang ke satu titik yang tepat di atas mata, makin lama kelopak mata makin relaks, berkedip dan pada hitungan ke-5, mata akan
menutup.
Ketika
kondisi
sudah
nyaman,
masukkan pikiran positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar. Contoh program positif, “Saya dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat. Dan saat persalinan akan menghadapinya dengan tenang.”
7) Teknik Pernapasan Pada saat kondisi stres, otak manusia membutuhkan lebih banyak pasokan nutrisi dan oksigen. Terutama pada saat seseorang mengalami stres (terutama saat emosional meningkat) pola pernapasan mengalami gangguan, sehingga tidak jarang pasien mengalami kepala terasa berat, pusing serta sesak napas. di bawah ini adalah macam – macam teknik pernapasan yang bisa digunakan pada ibu hamil (Adiyanto, Lelik : 2010). a) Pernapasan Tidur (Sleep Breathing) Pernapasan tidur mudah dikuasai, dapat digunakan secara teratur di kelas ibu hamil dan sewaktu berlatih di rumah. Akan dirasakan bahwa relaksasi datang lebih mudah dan lebih cepat setiap kali melakukannya. Setelah beberapa kali dilakukan, tubuh akan terbawa ke dalam keadaan relaksasi sebagai persiapan bagi upaya pendalaman selanjutnya. b) Pernapasan Lambat (Slow Breathing) Pernapasan lambat terdiri dari penghirupan udara secara perlahan, tenang dan lama dari perut yang mengarahkan kembali fokus pada apa yang sedang terjadi di sekitar bayi dan membantu menghadapi setiap kontraksi rahim. Teknik ini akan dibutuhkan selama persalinan untuk mengimbangi setiap kontraksi rahim. Saat berkontraksi, rahim akan terangkat. Pernapasan lambat membantu ibu untuk bekerja sama dengan
gerakan ke atas rahim sewaktu menghirup hingga perut naik setinggi mungkin, seperti mengisi balon di dalam perut. Hal ini memaksimalkan gelombang otot-otot vertikal, menyebabkan otot-otot ini bekerja lebih efisien dalam menarik ke atas otototot melingkar di bagian bawah, serta menipiskan dan membuka leher rahim. Bantuan yang diberikan kepada kedua kelompok otot ini akan memperpendek durasi gelombang, serta durasi persalinan. c) Pernapasan Persalinan (Birth Breathing) Pernapasan persalinan digunakan saat mengembuskan bayi agar keluar pada fase persalinan. Bernapas ini ditujukan untuk membantu Refleks Mendorong Alami (Natural Expulsive Reflex atau NER) dari tubuh untuk secara lembut menggerakkan bayi ke arah luar.
B. KERANGKA TEORI Faktor yang mempengaruhi persalinan 1. 2. 3. 4.
Janin Jalan Lahir Tenaga Pengaruh psikologis a. Hipnosis 1) Pre Induction 2) InductionDeeping 3) Suggestion 4) Termination b. Acupresure c. Yoga d. Terapi Aroma e. Terapi Uap
Proses Persalian 1. 2. 3. 4.
Apgar Skor Bayi
Kala I Kala II Kala III Kala IV
Baru
Lahir
Sumber : Prawirohardjo (2007); Mongan (2007), Adiyanto (2010), M. Bobak (2005) Keterangan : Kata yang di blok tebal adalah variabel yang akan diteliti C. KERANGKA KONSEP Variabel Independen Hipnosis
Variabel Dependen Apgar Skor Bayi Baru Lahir
D. HIPOTESIS Ha : Ada pengaruh hipnosis terhadap apgar skor bayi baru lahir