BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Definisi Para adalah menujukkan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran
janin yang viable. Menurut Varney (2009), primipara adalah wanita yang pernah melahirkan satu kali (tanpa mempertimbangkan jumlah janin) dengan janin yang viable. Perawatan bayi baru lahir adalah asuhan, pelayanan yang diberikan pada bayi sehari-hari hingga minggu ke empat. B.
Perawatan Bayi Baru Lahir Semua orang tua yang mempunyai bayi pasti mengalami masa-masa sulit dalam
merawat bayinya. Namun, jika orang tua memenuhi seluk-beluk dalam merawat bayinya, hal-hal yang terasa sulit akan menjadi menyenangkan, sejalan dengan tumbuh kembang bayinya. Perawatan bayi baru lahir meliputi : 1.
Pemberian ASI ASI merupakan jenis makanan awal terbaik bagi bayi. Karena seluruh jenis
makanan yang dibutuhkan bayi ada pada ASI. ASI yang diproduksi agak kental dan berwarna kekuning-kuningan. Air susu ini disebut kolostrum yang dikeluarkan untuk selama minggu pertama. Kolostrum ini harus segera diberikan pada bayi setelah
5
6
kelahirannya, karena ini merupakan zat gizi bernilai tinggi di mana di dalamnya terdapat zat antibody yang sangat dibutuhkan bayi bagi kehidupan selanjutnya. Jangka waktu enam bulan pemberian ASI Eksklusif, mengingat belum sempurnanya sistem pencernaan bayi usia di bawah enam bulan. Pemberian ASI pada bayi dilakukan dalam suasana tenang dan penuh kasih sayang. Pemberian susu botol akan mempengaruhi perkembangan daya hisap. Keuntungan menyusui bagi ibu : a) Mengurangi resiko kanker payudara. b) Metode Kb paling aman c) Mengurangi stress dan gelisah d) Mengurangi resiko kanker indung telur (ca ovarium) e) Mengurangi resiko diabetes Manfaat ASI bagi bayi : a) Kualitas dan kuantitas nutrisi yang optimal b) Daya tahan tubuh lebih kuat c) Menyusui dan perkembangan kecerdasan Cara menyusui yaitu : 1) Digendong
7
Langkah-langkahnya: a) Duduk bersama dengan bayi di atas kursi yang nyaman. Letakkan kepala bayi menyamping dilekukan lengan ibu. Sedangkan bagian lengan bawah memeluk punggung bayi. Perut ibu dengan perut bayi harus saling bertemu. Arahkan lengan bayi melingkar ke samping tubuh ibu sehingga tidak terjadi di antara ibu dan bayi. b) Lengan yang lain memegang payudara dengan posisi ke empat jari berada di bawah payudara dan ibu jari di atas. Jari-jari tersebut harus berada di belakang aerola minimal 5 cm. Metode lain pegangan seperti gunting, menggunakan dua jari. Satu jari di atas dan satu di bawah untuk menonjolkan aerola dan puting. c) Tarik bayi mendekati tubuh ibu. Sentuhkan puting ke bibir atas bayi secara perlahan sampai mulut terbuka lebar. d) Ketika posisi mulut bayi terhadap payudara sudah benar, bibir bawah akan melngkung ke luar. 2) Berbaring a. Berbaring miring di tempat tidur dengan bantal di kepala dan bahu ibu. b. Bungkukkan sedikit tubuh ibu sehingga bayi dapat menyesuaikan posisi yang nyaman di sebelahnya. c. Baringkan bayi miring, secara perlahan angkat dan tahan kepala bayi dengan tekukkan lengan. Posisikan lengan ibu jari melingkari bayi dan tarik kaki
8
mendekati tubuh ibu membentuk sudut yang sesuai dengan lekukan tubuh ibu. Dengan posisi ini akan membantu hidung bayi bebas tidak tertutup untuk bernafas saat menyusui. d. Pastikan ibu dalam keadaan tenang dan relaks, gunakan bantal sebagai penopang. Gunakan payudara secara bergantian saat menyusui. e. Setelah menyusui letakkan jari kelingking yang bersih di sudut mulut bayi dan keluarkan puting secara perlahan-lahan. f. Jangan lupa menyendawakan bayi setiap kali menyusui. Dengan cara menggendong bayi dengan kepalanya disandarkan di bahu ibu. Tepuk atau gosok punggung bayi sampai bersendawa. 3) Footballhold a. Ibu menggunakan kursi atau bangku dengan bantalan yang nyaman. Ibu dapat menambahkan topangan punggungnya atau di bawah bayinya agar bayi lebih mudah di posisikan untuk menyusui. b. Gendong bayi seperti membawa bola, arahkan bayi mendekat ke bagian samping tubuh ibu. c. Pastikan kepala bayi bertopang dengan bayi. Kepala bayi lebih tinggi dibandingkan perut.
9
d. Arahkan puting ke tengah-tengah dan bayi akan melekatkan mulutnya. Ketika puting berada di tengah, ibu dapat mengubah arah puting dengan cara menekankan ibu jari agar bergerak kearah atau menekankan jari lainnya agar mengarah ke bawah. e. Ketika posisi mulut bayi terhadap payudara sudah benar, bibir bawah akan melengkung ke luar. f. Lakukan sendawa setelah menyusui. 2.
Memandikan bayi Memandikan bayi merupakan hal yang menyenangkan dan ini bertujuan agar
tubuh bayi tetap bersih dan sehat. Bayi bisa dimandikan sekali atau dua kali sehari. Waktu yang tepat memandikan bayi yaitu sebelum tidur karena membantu relaksasi sehingga mempermudah tidur. Ada kalanya bayi Anda tidak perlu dimandikan jika cuaca dingin, jika bayi sakit, demam, atau setelah berjalan jauh. Mandi dapat menghilangkan kotoran dan kuman di kulit yang dapat menimbulkan penyakit. Memandikan bayi jangan terlalu lama karena dapat menyebabkan bayi kedinginan karena idealnya waktu memandikan adalah 5 menit (PN, Eveline., Djamaludin, Nanang. Hal.96). Perlengkapan yang digunakan sebelum mandi adalah:
10
a) Persiapan semua peralatan mandi yaitu sabun mandi khusus bayi, shampoo bayi, air hangat, handuk bayi, waslap, minyak telon, bedak bayi, pakaian bayi (baju, popok, kaus kaki dan tangan, bedong, dan gurita). b) Setelah itu ibu harus mencuci tangan terlebih dahulu. c) Tuangkan air dingin terlebih dahulu, lalu tambahkan air panas. Periksa suhu dengan dengan menyelupkan siku tangan anda. Air harus dalam keadaan hangat (suhu 25-30ºc). d) Sebelum bayi dimasukkan ke bak mandi, buka baju bayi Anda dan telentangkan di atas tempat tidur atau baby tafel yang dialasi matras. e) Bersihkan daerah sekitar mata dan mulut memakai kapas bulat telah di basahi air. Sementara daerah hidung dan telinganya dibersihkan dengan cutton bud yang dibasahi air. f) Bersihkan bagian wajahnya secara perlahan dengan waslap yang telah direndam air hangat dan diperas. g) Dengan posisi tetap di atas matras, keramasi rambutnya secara perlahanlahan dan upayakan jangan mengenai mata. h) Kemudian bersihkan bagian tubuh lainnya, seperti bagian badan, tangan, kaki, punggung, dan bokong dengan waslap yang telah diberi sabun.
11
i) Masukkan tubuh bayi yang telah dikeramasi dan disabuni ke dalam bak mandi berisi air hangat. Caranya, sangga tengkuk dan punggungnya pada salah satu tangan anda. Kemudian, tangan Anda yang lain menyangga bokongnya. Lalu, letakkan bokongnya di dasar bak yang telah di beri alas karet. Sementara, kepalanya tetap tersangga pada lengan Anda dekat sandaran bak mandi. j) Bilas kepalanya yang telah dikeramasi tadi secara hati-hati hingga bersih. Hindari air bilasan masuk ke lubang telinga dan hidungnya. Lalu, bilas bagian tubuh lainnya hingga bersih dengan menyiram-nyiram air secara perlahan menggunakan tangan yang satunya. k) Angkat tubuh bayi dan seka air di tubuhnya. Lalu, lilit tubuhnya dengan menggunakan handuk. Bawa bayi ke tempat kasur bermatras dan keringkan seluruh tubuhnya dengan handuk lembut, gunakan alat kosmetika bayi setelah itu pakaikan baju bayi. Alat kosmetika yang sering digunakan bayi setelah mandi yaitu: a) Sabun mandi bayi Kulit bayi sangat halus dan sensitive, sebaiknya tubuh bayi dibersihkan dengan sabun khusus untuk bayi. Pemilihan sabun bersifat superfatted (mengandung banyak lemak sehingga kulit tetap lembut dan tidak kering) dan sabun yang mengandung belerang.
12
b) Bedak Bedak biasanya digunakan sehabis mandi, sehingga tubuh bayi semakin segar dan bedak juga dapat menyerap keringat. Penggunaan bedak jangan
berlebihan
karena serbuk bedak yang menempel di lipatan kulit tubuh bayi bisa berubah menjadi kotoran yang menggeras akhirnya kulit bayi menjadi iritasi. Gunakan bedak secara perlahan-lahan agar bedak tidak berterbangan dan terhirup oleh bayi. c) Baby oil Kosmetik ini digunakan untuk membersihkan kulit bayi dari kotoran-kotoran yang mengeras atau mengering dan untuk mempertahankan kulit bayi agar tetap lembut. d) Shampoo ( Muskibin, 2005.hal.387). 3.
Perawatan tali pusat Tali pusat adalah saluran yang menghubungkan bayi dengan plasenta saat
berada di dalam rahim, di mana plasenta berguna untuk menyediakan oksigen dan nutrisi dari ibu untuk bayi di dalam kandungan. Ketika bayi lahir, bidan akan memotong tali pusat bayi dan biasanya menyisakan tali pusat beberapa sentimeter. Tali pusat itu akan putus dalam waktu 10-21 hari.
13
Ibu yang baru memiliki bayi, kerap kali bingung bagaimana cara merawat tali pusat bayinya. Sebenarnya merawat tali pusat sangat mudah hanya membersihkan daerah di sekitar tali pusat dan mengganti kasa pembungkus. Adapun cara perawatan tali pusat adalah : a) Cucilah tangan dengan sabun. b) Ambil kapas bulat yang telah di olesi alkohol 70%, bersihkan sisa tali pusat terutama pangkalnya (yang menempel pada perut). c) Jika Anda memiliki jepitan khusus dari plastik untuk “memegang” ujung tali pusat, membersihkan dan melilitkan perban jadi lebih mudah. d) Rendam perban / kasa steril dalam alkohol 70%, lalu bungkus sisa tali pusat. Usahakan seluruh permukaan hingga pangkalnya tertutup perban. e) Kenakan gurita bayi untuk menahan agar bungkus perban tetap pada tempatnya. f)
Jika area ini merah, bernanah segera hubungi dokter.
Tanda-tanda tali pusat yang terinfeksi adalah: a) Tali pusat memerah b) Berbau c) Bayi rewel dan demam.
14
4.
Membungkus (membedong) bayi Kegiatan ini dilakukan sesudah memandikan bayi. Beberapa ibu baru, terkadang
kurang percaya diri untuk memakai bedong. Biasanya, orang lain diminta untuk melakukannya. Sebab, mereka takut tangan bayinya terkilir saat dikenakan bedong. Cara membungkus bayi : a. Letakkan kain bedong di tempat yang rata (tempat tidur). Bentuk diamond lalu lipat sedikit bagian atasnya. Letakkan bayi dengan kepala di atas lipatan kain tersebut. b. Peganglah lengan kanan bayi ke sisi tubuhnya, lalu tarik kain bedong ke kanan arah badan bayi dan masukkan ke bagian badannya. c. Tarik bagian bawah kain bedong kearah bahu kiri. Pastikan tangan kiri bayi berada di sisi tubuhnya. Tariklah bagian kanan bedong ke arah pundak kiri bayi. d. Tariklah sisa kain bedong melingkar ke bagian belakang tubuh bayi dan sisanya diselipkan di bagian leher bayi yang berbentuk V. Bayi sudah terbedong sekarang. e. Jangan membedong bayi lebih dari 1 bulan karena dapat menghambat pertumbuhannya.
15
C. Perilaku Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus( rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus organism, dan kemudian organisme tersebut merespon. Teori ini disebut teori S-O-R atau “Stimulus Organisme Respon”. Belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku itu dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dan lingkungannya (Zulkifli, dkk. 1999). D. Ranah perilaku Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia kedalam domain/ranah yaitu Kognitif (cognitive), afektif (affective), psikomotor (psychomotor). Ketiga domain di ukur dari : 1. Pengetahuan ( Knowledge ) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
16
a. Tahu ( Know ) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu tahu merupakan tingkatan paling rendah. b. Memahami ( comprehension ) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar c. Aplikasi ( application ) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ). d. Analisis ( analysis ) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi ( Evaluation ) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didsarkan pada suatu kriteria yang
17
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2007, hal. 140). 2. Sikap (attitude) Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan langsung dan tidak langsung. a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan sikap risiko ( Notoatmodjo, 2007, hal.144). Allport (1945) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen yaitu : a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
18
E. Skala ukur Sikap dapat diukur dengan mempergunakan skala likert, yaitu: Merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi responden sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Kelompok uji coba ini hendaknya memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan karakteristik individu yang hendak diungkapkan sifatnya. Skala Likert dipergunakan untuk mengukur sikap yang terdiri dari komponen setuju, kurang setuju dan tidak setuju (Arikunto, 1997).