BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum Gempa bumi, walaupun tidak termasuk kejadian sehari-hari juga dapat menimbulkan getaran-getaran. Energi mekanik akibat rusaknya struktur batuan pada peristiwa gempa bumi selanjutnya akan diubah menjadi energi gelombang yang menggetarkan batuan sekelilingnya. Getaran batuan akibat gempa bumi selanjutnya diteruskan oleh media tanah sampai pada permukaan tanah. Tanah yang bergetar akibat gempa akan mengakibatkan bangunan yang berada di atas tanah ikut bergetar. Kerusakan bangunan sering terjadi akibat peristiwa gempa bumi seperti ini, khususnya pada daerah-daerah tertentu. Gerakan tanah akibat gempa bumi umumnya sangat tidak teratur dan hanya terjadi beberapa detik sampai puluhan detik saja, walaupun kadang-kadang dapat terjadi lebih dari satu menit. Namun demikian gempa yang durasinya lebih dari satu menit ini sangat jarang terjadi, karena sifat getarannya yang acak dan tidak seperti beban statik pada umumnya maka efek beban gempa terhadap respon struktur tidaklah dapat diketahui dengan mudah. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha penyederhanaan agar model analisis pengaruh gempa terhadap respon struktur dapat diperhitungkan oleh kebanyakan insinyur. Gempa bumi umumnya direkam di permukaan tanah bebas (free field record) sedangkan fondasi bangunan terpendam di dalam tanah. Hasil penelitian para ahli menyimpulkan bahwa massa bangunan akan berpengaruh terhadap percepatan tanah di bawah bangunan yang bersangkutan (umumnya lebih kecil). Penyederhanaan yang
31 Universitas Sumatera Utara
dipakai adalah bahwa rekaman dari free field dianggap sebagai rekaman di bawah fondasi bangunan (foundatian input motion). Terdapat beberapa penyederhanaan untuk memperhitungkan efek gempa terhadap analisis struktur bangunan yaitu menggunakan Beban Ekivalen Statik, Spektrum Respon dan dengan Analisis Riwayat Waktu (Time History Analysis, THA).(Widodo, 2001)
2.2
Konsep Perencanaan Struktur Konsep perencanaan struktur diperlukan sebagai dasar teori bagi perencanaan
dan perhitungan struktur. Konsep ini meliputi pemodelan struktur, pembebanan, pengaruh gempa pada struktur, pemodelan tanah sebagai tumpuan dasar, evaluasi parameter dan daya dukung tanah.
2.3
Tinjauan perencanaan struktur tahan gempa Tinjauan ini diperlukan untuk mengetahui metode analisis yang akan
digunakan untuk perencanaan struktur terhadap pengaruh gempa. Metode analisis yang dapat digunakan untuk memperhitungkan pengaruh gempa. Metode analisis yang dapat digunakan untuk memperhitungkan pengauh beban gempa terhadap struktur adalah sebagai berikut : 2.3.1 Metode analisis statik Metode perancangan struktur bangunan terhadap pegaruh beban gempa secara statis, pada prinsipnya adalah menggantikan gaya-gaya horizontal yang bekerja pada
32 Universitas Sumatera Utara
struktur akibat pergerakan tanah dan gaya-gaya statis yang ekivalen, dengan tujuan peyederhanaan dan ke,udahan dalam perhitungan. Metode ini diasumsikan bahwa gaya horizontal akibat beban gempa yang bekerja pada suatu elemen struktur, besarnya ditentukan berdasarkan hasil perkalian antara suatu konstanta berat atau massadaari elemen struktur tersebut.
2.3.2 Metode analisis dinamis Analisis dinamis untuk perancangan struktur tahan gempa dilakukan jika diperlukan evaluasi yang lebih akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja pada struktur, serta untuk mengetahui perilaku dari struktur akibat pengaruh gempa. Pada struktur bangunan tingkat tinggi atau struktur dengan bentuk atau konfigurasi yg tidak teratur. Analisis dinamis dapat dilakukan dengan cara elastis dibedakan Analisis Ragam Riwayat Waktu (Time History Modal Analysis), dimana pada cara ini diperlukan rekaman percepatan gempa, dan Analsis Ragam Spektrum Respon (Response Spectrum Modal Anaysis), dimana pada cara ini respon masksimum dari tiap ragam getar yang terjadi didapat dari Spektrum Respon Rencana (Design Spectra). Sedangkan pada analisis dinamis inelastis digunakan untuk mendapatkan respon struktu akibat pengaruh gempayang sangat kuat dengan cara integrasi langsung (Direct Integration Method).
33 Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Pembebanan Besar dan macam beban yang bekerja pada struktur sangat tergantung dengan jenis struktur. Berkut ini akan disajikan jenis-jenis beban, data beban serta faktorfaktor dan kombinasi pembebanan sebagai dasar acuan bagi perhitungan struktur. Jenis-jenis beban yang biasa diperhitungkan dalam perencanaan struktur bangunan gedung adalah sebagai berikut : 1. Beban mati (Dead Load) Beban mati merupakan beban yang bekerja akibat gravitasi yang bekerja tetap pada posisinya secara terus menerus dengan arah ke bumi tempat struktur didirikan. Yang termasuk beban mati adalah berat struktur sendiri dan juga semua benda yang tetap posisinya selama struktur berdiri
2. Beban hidup (Live Load) Beban hidup merupakan beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung dan barang-barang yang dapat berpindah, seperti mesin dan peralatan lain yang dapat digantikan selama umur gedung.
3.
Beban gempa Menurut
Peraturan
Pembebanan
Indonesia
tentang
Gedung,
pengertian mengenai beban angin dan gempa adalah beban angin ialah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara dan Beban gempa ialah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian 34 Universitas Sumatera Utara
gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa disini adalah gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu. Untuk memperhitungkan efek gempa terhadap analisis struktur bangunan yang digunakan pada tugas akhir saya ialah Model Analisis Riwayat Waktu (Time History Analysis) adalah dasar struktur bangunan digetar oleh gempa yang pada umumnya memakai rekaman gempa tertentu. Sebagaimana sifat beban dinamik maka penyelesaian/hitungan respon struktur tidak hanya dilakukan sekali tetapi dapat ratusan kali bahkan sampai ribuan kali. Untuk Keperluan itu, maka penyelesaian problem dinamik dengan memakai kalkulator tangan (hand calculator) dirasa tidak praktis bahkan dapat dikatakan rasa tidak mungkin. Peralatan komputer dan penguasaan integrasi numerik merupakan prasyarat untuk menyelesaikan problem dinamik dengan model analisis Time History Analysis (THA). (Widodo, 2001)
2.4 Karakteristik Struktur Bangunan Pada persamaan differensial melibatkan tiga properti utama suatu struktur yaitu massa, kekakuan dan redaman. Ketiga properti struktur itu umumnya disebut dinamik karakteristik struktur. Properti-properti tersebut sangat spesifik yang tidak semuanya digunakan pada problem statik. Kekakuan struktur adalah salah satu-
35 Universitas Sumatera Utara
satunya karakteristik yang dipakai pada problem statik, sedangkan karakteristik yang lainnya yaitu massa dan redaman tidak terpakai.
2.4.1 Massa Suatu struktur yang kontinu kemungkinan mempunyai banyak derajat kebebasan karena banyaknya massa yang mungkin dapat ditentukan. Banyaknya derajat kebebasan umumnya berasosiasi dengan jumlah massa tersebut akan menimbulkan kesulitan. Hal ini terjadi karena banyaknya persamaan differensial yang sama. Terdapat
dua
pemodelan
pokok
yang
umumnya
dilakukan
untuk
mendeskripsikan massa struktur. 2.4.1.1 Model lumped mass Model pertama adalah model diskretisasi massa yaitu massa dianggap menggumpal pada tempat-tempat (lumped mass) joint atau tempat-tempat tertentu. Dalam hal ini gerakan /degree of fredom suatu join sudah ditentukan. Untuk titik model yang hanya mempunyai satu derajat kebebasan / satu translasi maka nantinya elemen atau struktur yang bersangkutan akan mempunyai matriks yang isinya hanya bagian diagonal saja. Clough dan Penzien (1993) mengatakan bahwa bagian offdiagonal akan sama dengan nol karena gaya inersia hanya bekerja pada tiap-tiap massa. Selanjutnya juga dikatakan bahwa apabila terdapat gerakan rotasi massa(rotation degree of freedom), maka pada model lumped mass ini juga tidak akan ada rotation moment of inertia. Hal ini terjadi karena pada model ini massa
36 Universitas Sumatera Utara
dianggap menggumpal pada suatu titik yang tidak berdimensi (mass moment of inertia dapat dihitung apabila titik tersebut mempunyai dimensi fisik). Dalam kondisi tersebut terdapat matriks massa dengan diagonal mass of moment inertia sama dengan nol. Pada bangunan gedung bertingkat banyak, konsentrasi beban akan terpusat pada tiap-tiap lantai tingkat bangunan. Dengan demikian untuk setiap tingkat hanya ada satu tingkat massa yang mewakili tingkat yang bersangkutan. Karena hanya terdapat satu derajat kebebasan yang terjadi pada setiap massa / tingkat, maka jumlah derajat kebebasan pada suatu bangunan bertingkat banyak akan ditunjukkan oleh banyaknya tingkat bangunan yang bersangkutan. Pada kondisi tersebut matriks massa hanya akan berisi pada bagian diagonal saja. 2.4.1.2 Model consistent mass matrix Model ini adalah model yang kedua dari kemungkinan permodelan massa struktur. Pada prinsip consistent mass matrix ini, elemen struktur akan berdeformasi menurut bentuk fungsi (shape function) tertentu. Permodelan massa seperti ini akan sangat bermanfaat pada struktur yang distribusi massanya kontinu. Apabila
tiga
derajat
kebebasan
(horizontal,
vertikal
dan
rotasi)
diperhitungkan pada setiap mode maka standar consistent mass matrix akan menghasilkan full-populated consistent matrix artinya suatu matriks yang offdiagonal matriksnya tidak sama dengan nol. Pada model lumped mass tidak akan terjadi ketergantungan antar massa (mass coupling) karena matriks massa adalah diagonal. Apabila tidak demikian maka mass moment of inertia akibat translasi dan rotasi harus diperhitungkan.
37 Universitas Sumatera Utara
Pada bangunan bertingkat banyak yang massanya terkonsentrasi pada tiaptiap tingkat bangunan, maka penggunaan model lumped mass masih cukup akurat. Untuk pembahasan struktur MDOF seterusnya maka model inilah (lumped mass) yang akan dipakai. 2.4.2 Kekakuan Kekakuan adalah salah satu dinamik karakteristik struktur bangunan yang sangat penting disamping massa bangunan. Antara massa dan kekakuan struktur akan mempunyai hubungan yang unik yang umumnya disebut karakteristik diri atau eigenproblem. Hubungan tersebut akan menentukan nilai frekuensi sudut ๐๐, dan
periode getar struktur T. Kedua nilai ini merupakan parameter yang sangat penting dan akan sangat mempengaruhi respon dinamik struktur. Pada prinsip bangunan geser (shear building) balok pada lantai tingkat dianggap tetap horizontal baik sebelum maupun sesudah terjadi pergoyangan. Adanya plat lantai yang menyatu secara kaku dengan balok diharapkan dapat membantu kekakuan balok sehingga anngapan tersebut tidak terlalu kasar. Pada prinsip desain bangunan tahan gempa dikehendaki agar kolom lebih kuat dibandingkan dengan balok, namun demikian rasio tersebut tidak selalu linear dengan kekakuannya. Dengan prinsip shear building maka dimungkinkan pemakaian lumped mass model. Pada prinsip ini, kekakuan setiap kolom dapat dihitung berdasarkan rumus yang telah ada.
38 Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Redaman Redaman merupakan peristiwa pelepasan energi (energy dissipation) oleh suatu struktur akibat adanya berbagai macam sebab. Beberapa penyebab itu antara lain adalah pelepasan energi oleh adanya gerakan antar molekul didalam material, pelepasan energi oleh gesekan alat penyambung maupun sistem dukungan, pelepasan energi oleh adanya gesekan dengan udara dan pada respon inelastik , pelepasan energi juga terjadi akibat adanya sendi plastis. Karena redaman berfungsi melepaskan energi maka hal ini akan mengurangi respon struktur.
2.5 Simpangan (Drift) Akibat Gaya Gempa Simpangan (drift) adalah sebagai perpindahan lateral relatif anatara dua tingkat bangunan yang berdekatan atau dapat dikatakan simpangan mendatar tiaptiap tingkat bangunan (horizontal story to story deflection). Simpangan lateral dari suatu sistem struktur akibat beban gempa adalah angat penting yang dilihat dari tiga pandangan yang berbeda, menurut Farzat Naeim (1989): 1. Kestabilan struktur (structural stability) 2. Kesempurnaan arsitektural (architectural integrity) dan potensi kerusakan bermacam-macam komponen bukan struktur 3. Kenyamanan manusia (human comfort), sewaktu terjadi gempa bumi dan sesudah bangunan mengalami gerakan gempa.
39 Universitas Sumatera Utara
Selain itu juga, Richard n. White (1987) berpendapat bahwa dalam perencanaan bangunan tinggi selalu dipengaruhi oleh pertimbangan lenturan (deflection), bukannya oleh kekuatan (strength). Simpangan antar tingkat dari suatu titik pada suatu lantai harus ditentukan sebagai simpangan horizontal titik itu, relatif terhadap titik yang sesuai pada lantai yang berada dibawahnya. Perbandingan antar simpangan anatar tingkat dan tinggi tingkat yang bersangkutan tidak boleh melebihi 0,005 dengan ketentuan dalam segala hal simpangan tersebut tidak boleh lebih dari 2 cm. Terhadap simpangan antar tingkat telah diadakan pembatasan-pembatasan untuk menjamin agar kenyamanan bagi para penghuni gedung tidak terganggu dan juga untuk mengurangi momenmomen sekunder yang terjadi akibat penyimpangan garis kerja gaya aksial didalam kolom-kolom (yang lebih dikenal dengan P-delta) Berdasarkan UBC 1997 bahwa batasan story drift atau simpangan antar tingkat adalah sebagai berikut: Untuk periode bangunan yang pendek T < 0,7 detik, maka simpangan antar tingkat โโค 0,00251โ atau 2,5 % dari tinggi bangunan. Untuk periode bangunan yang pendek T > 0,7 detik, maka simpangan antar tingkat โ๐๐ โค 0,0021โ atau 2,0 % dari tinggi bangunan.
2.6 Derajat Kebebasan (Degree of Freedom, DOF) Derajat kebebasan (degree of freedom) adalah derajat independensi yang diperlukan untuk menyatakan posisi suatu sistem pada setiap saat. Pada masalah
40 Universitas Sumatera Utara
dinamika, setiap titik atau massa pada umumnya hanya diperhitungkan berpindah tempat dalam satu arah saja yaitu arah horizontal. Karena simpangan yang terjadi hanya terjadi dalam satu bidang atau dua dimensi, maka simpangan suatu massa pada setiap saat hanya mempunyai posisi atau ordinat tertentu baik bertanda negatif atau bertanda positif. Pada kondisi dua dimensi tersebut, simpngan suatu massa pada saat t dapat dinyatakan dalam koordinat tunggal yaitu u(t). Struktur seperti itu dinamakan struktur dengan derajat kebebasan tunggal (SDOF). Dalam model system SDOF atau berderajat kebebasan tunggal, setiap massa m, kekauan k, mekanisme kehilangan atau redaman c, dan gaya luar yang dianggap tertumpu pada elemen fisik tunggal. Struktur yang mempunyai n-derajat kebebasan atau struktur dengan derajat kebebasan banyak disebut multi degree of freedom (MDOF). Akhrnya dapat disimpulkan bahwa jumlah derajat kebebasan adalah jumlah koordinat yang diperlukan untuk menyatakan posisi suatu massa pada saat tertentu.
2.6.1 Persamaan differensial pada struktur SDOF Sistem derajat kebebasan tunggal (SDOF) hanya akan mempunyai satu koordinat yang diperlukan untuk menyatakan posisi massa pada saat tertentu yang ditinjau. Bangunan satu tingkat adalah contoh derajat kebebasan tunggal. Pada gambar 2.1 tampak model matematik untuk SDOF. Tampak bahwa P(t) adalah beban dinamik yaitu beban yang intensitasnya merupakan fungsi dari waktu. Struktur seperti pada gambar 2.1.a kemudian digambar secara ideal seperti tampak pada gambar 2.1.b yaitu gambar yang telah dimodelkan. Notasi m, k, dan c seperti 41 Universitas Sumatera Utara
yang tampak pada gambar berturut-turut adalah massa, kekakuan kolom, dan redaman.
Gambar 2.1 Pemodelan struktur SDOF (sumber: Widodo, 2000)
Apabila beban dinamik P(t) bekerja kearah kanan, maka akan terdapat perlawanan pegas, damper dan gaya redaman seperti gambar 2.1.c. gambar-gambar tersebut umumnya disebut free body diagram. Berdasarkan prinsip keseimbangan dinamik pada free body diagram tersebut, maka dapat diperoleh hubungan, ๐๐(๐ก๐ก) โ ๐๐๐ ๐ โ ๐๐๐ท๐ท = ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ + ๐๐๐ท๐ท + ๐๐๐ ๐ = ๐๐(๐ก๐ก)
(Pers. 2.1)
Dimana:
๐๐๐ท๐ท = ๐๐. ๐ข๐ขฬ ๐๐๐ ๐ = ๐๐. ๐ข๐ข
(Pers. 2.2)
Apabila persamaan (2.1) disubstitusikan ke persamaan (2.2), maka akan
diperoleh: ๐๐๐ข๐ขฬ + ๐๐๐ข๐ขฬ + ๐๐๐๐ = ๐๐(๐ก๐ก)
(Pers. 2.3)
42 Universitas Sumatera Utara
Persamaan (2.3) adalah persamaan differensial gerakan massa suatu struktur SDOF yang memperoleh pembebanan dinamik p(t). Pada problem dinamik, sesuatu yang penting untuk diketahui adalah simpangan horizontal tingkat atau dalam persamaan tersebut adalah u(t).
2.6.2 Persamaan differensial struktur SDOF akibat base motion Beban dinamik yang umum dipakai pada analisis struktur selain beban angin adalah beban gempa. Gempa bumi akan mengakibatkan permukaan tanah menjadi bergetar yang getarannya direkam dalam bentuk akselerogram. Tanah ini bergetar akan menyebabkan semua benda yang berada di atas tanah akan ikut bergetar terutama struktur bangunan. Untuk menyusun persamaan differensial gerakan massa akibat gerakan tanah maka anggapan diatas tetap dipakai, yaitu tanah menyatu secara kaku dengan kolom atau kolom dianggap dijepit pada ujung bawahnya. Pada kondisi tersebut ujung bawah kolom dan tanah dasar bergerak secara bersamaan. Persamaan differensial gerakan massa struktur SDOF akibat gerakan tanah selanjutnya dapat diturunkan dengan mengambil model seperti pada gambar 2.2.
43 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Struktur SDOF akibat base motion
(sumber: Widodo , 2000)
Berdasarkan pada free body diagram seperti gambar diatas maka deformasi total yang terjadi adalah ๐ข๐ข๐ก๐ก (๐ก๐ก) = ๐ข๐ข(๐ก๐ก) + ๐ข๐ขฬ ๐๐ (๐ก๐ก)
(Pers. 2.4)
Dari free body diagram yang mengandung gaya inersia ๐๐1 tampak bahwa
persamaan kesetimbangannya menjadi
๐๐๐ผ๐ผ + ๐๐๐ท๐ท + ๐๐๐๐ = 0
(Pers. 2.5)
๐๐๐ผ๐ผ = ๐๐๐ข๐ข๐ก๐ก
(Pers. 2.6)
Dimana inersia adalah,
Dengan mensubsitusikan pers. (2.2) dan (2.3) ke (2.5) dan (2.4), sehingga diperoleh persamaannya sebagai berikut,
44 Universitas Sumatera Utara
๐๐๐ข๐ขฬ + ๐๐๐ข๐ขฬ + ๐๐๐๐ = โ๐๐๐ข๐ขฬ ๐๐ (๐ก๐ก)
(Pers. 2.7)
Persamaan tersebut disebut persamaan diferensial relatif karena gaya inersia, gaya redam dan gaya pegas ketiga-tiganya timbul akibat adanya simpangan relatif. Ruas kanan pada pers. (2.7) disebut sebagai beban gempa efektif atau beban gerakan tanah efektif. Ruas kanan tersebut seolah menjadi gaya dinamik efektif yang bekerja pada elevasi lantai tingkat. Kemudian gaya luar ini akan disebut sebagai gaya efektif gempa: Peff (t) = โmuฬ g (t)
(Pers. 2.8)
2.6.3 Persamaan differensial struktur MDOF 2.6.3.1 Matriks massa, matriks kekakuan dan matriks redaman Untuk menyatakan persamaan differensial gerakan pada struktur dengan derajat kebebasan banyak maka dipakai anggapan dan pendekatan seperti pada struktur dengan derajat kebebasan tunggal SDOF. Anggapan seperti pada prinsip shear building masih berlaku pada struktur dengan derajat kebebasan banyak (MDOF). Untuk memperoleh persamaan differensial tersebut, maka tetap dipakai prinsip keseimbangan dinamik (dynamic equilibrium) pada suatu massa yang ditinjau. Untuk memperoleh persamaan tersebut maka diambil model struktur MDOF. Struktur bangunan gedung bertingkat 3, akan mempunyai 3 derajat kebebasan. Sering kali jumlah derajat kebebasan dihubungkan secara langsung dengan jumlahnya tingkat. Persamaan differensial gerakan tersebut umumnya 45 Universitas Sumatera Utara
disusun berdasarkan atas goyangan struktur menurut first mode atau mode pertama seperti yang tampak pada garis putus-putus. Masalah mode ini akan dibicarakan lebih lanjut pada pembahasan mendatang. Berdasarkan pada keseimbangan dinamik pada free body diagram. Maka akan diperoleh: ๐๐1 ๐ข๐ขฬ 1 + ๐๐1 ๐ข๐ขฬ 1 + ๐๐1 ๐ข๐ข1 โ ๐๐2 (๐ข๐ขฬ 2 โ ๐ข๐ขฬ 1 ) โ ๐๐1 (๐ข๐ข2 โ ๐ข๐ข1 ) = ๐๐1 (๐ก๐ก)
(Pers. 2.9)
๐๐2 ๐ข๐ขฬ 2 + ๐๐2 (๐ข๐ขฬ 2 โ ๐ข๐ขฬ 1 ) + ๐๐2 (๐ข๐ข2 โ ๐ข๐ข1 ) โ ๐๐3 (๐ข๐ขฬ 3 โ ๐ข๐ขฬ 2 ) โ ๐๐3 (๐ข๐ข3 โ (๐ก๐ก๐ก๐ก2 ) = ๐๐2 (๐ก๐ก) (Pers. 2.10)
๐๐3 ๐ข๐ขฬ 3 + ๐๐3 (๐ข๐ขฬ 3 โ ๐ข๐ขฬ 2 ) + ๐๐3 (๐ข๐ข3 โ ๐ข๐ข2 ) = ๐๐3 (๐ก๐ก)
(Pers.2.11)
Disederhanakan menjadi:
๐๐1 ๐ข๐ขฬ 1 + (๐๐1 + ๐๐2 )๐ข๐ขฬ 1 โ (๐๐2 ๐ข๐ขฬ 2 ) + (๐๐1 + ๐๐2 )๐ข๐ข1 โ ๐๐2 ๐ข๐ข2 = ๐๐1 (๐ก๐ก) (Pers. 2.12)
๐๐2 ๐ข๐ขฬ 2 + (๐๐2 + ๐๐3 )๐ข๐ขฬ 2 โ ๐๐2 ๐ข๐ขฬ 1 โ ๐๐3 ๐ข๐ขฬ 3 + (๐๐2 + ๐๐3 )๐ข๐ข2 โ ๐๐2 ๐ข๐ข1 โ ๐๐3 ๐ข๐ข3 = ๐๐2 (๐ก๐ก) (Pers. 2.13)
๐๐3 ๐ข๐ขฬ 3 + ๐๐3 ๐ข๐ขฬ 3 โ ๐๐3 ฬ๐ข๐ข2 + ๐๐3 ๐ข๐ข3 โ ๐๐3 ๐ข๐ข2 = ๐๐3 (๐ก๐ก)
(Pers. 2.14)
Persamaan-persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut: ๐๐1 ๏ฟฝ0 0
0 ๐๐2 0
0 ๐ข๐ขฬ 1 ๐๐1 + ๐๐2 0 ๏ฟฝ ๏ฟฝ๐ข๐ขฬ 2 ๏ฟฝ + ๏ฟฝ โ๐๐2 0 ๐๐3 ๐ข๐ขฬ 3
โ๐๐2 ๐๐2 + ๐๐3 โ๐๐3
๐๐1 + ๐๐2 ๐ข๐ขฬ 1 0 โ๐๐3 ๏ฟฝ ๏ฟฝ๐ข๐ขฬ 2 ๏ฟฝ + ๏ฟฝ โ๐๐2 ๐๐3 ๐ข๐ขฬ 3 0
โ๐๐2 ๐๐2 + ๐๐3 โ๐๐3
๐ข๐ข1 ๐น๐น1 (๐ก๐ก) 0 โ๐๐3 ๏ฟฝ ๏ฟฝ๐ข๐ข2 ๏ฟฝ = ๏ฟฝ๐น๐น2 (๐ก๐ก)๏ฟฝ ๐๐3 ๐ข๐ข3 ๐น๐น3 (๐ก๐ก)
(Pers. 2.15) Persamaan (2.15) dapat ditulis dalam matriks yang lebih kompleks, [๐๐]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + [๐ถ๐ถ]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + [๐พ๐พ]{๐๐} = {๐๐(๐ก๐ก)}
(Pers. 2.16)
Yang mana [๐๐], [๐ถ๐ถ] ๐๐๐๐๐๐ [๐พ๐พ] berturut-turut adalah matriks massa, matriks
redaman dan matriks kekakuan yang dapat ditulis menjadi, ๐๐1 [๐๐] = ๏ฟฝ 0 0
0 ๐๐2 0
0 ๐๐1 + ๐๐2 0 ๏ฟฝ, [๐ถ๐ถ] = ๏ฟฝ โ๐๐2 ๐๐3 0
โ๐๐2 ๐๐2 + ๐๐3 โ๐๐3
0 ๐๐1 + ๐๐2 โ๐๐3 ๏ฟฝ , [๐พ๐พ] = ๏ฟฝ โ๐๐2 ๐๐3 0
โ๐๐2 ๐๐2 + ๐๐3 โ๐๐3
0 โ๐๐3 ๏ฟฝ ๐๐3
46 Universitas Sumatera Utara
(Pers .2.17) Sedangkan {๐ข๐ขฬ }, {๐ข๐ขฬ }, {๐ข๐ข} ๐๐๐๐๐๐{๐๐(๐ก๐ก)} masing-masing adalah vektor percepatan, vektor kecepatan, vektor simpangan dan vektor beban,
๐ข๐ข1 ๐๐1 (๐ก๐ก) ๐ข๐ขฬ 1 ๐ข๐ขฬ 1 {๐ข๐ขฬ } = ๏ฟฝ๐ข๐ขฬ 2 ๏ฟฝ , {๐ข๐ขฬ } = ๏ฟฝ๐ข๐ขฬ 2 ๏ฟฝ , {๐ข๐ข} = ๏ฟฝ๐ข๐ข2 ๏ฟฝ , ๐๐๐๐๐๐{๐๐(๐ก๐ก)} = ๏ฟฝ๐๐2 (๐ก๐ก)๏ฟฝ ๐ข๐ข3 ๐ข๐ขฬ 3 ๐ข๐ขฬ 3 ๐๐3 (๐ก๐ก)
(Pers .2.18)
Secara visual Chopra (1995) menyajikan keseimbangan antara gaya dinamik, gaya pegas, gaya redam dan gaya inersia seperti pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Keseimbangan Gaya Dinamik dengan ๐๐๐๐ , ๐๐๐ท๐ท , ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ผ๐ผ
(Sumber: Chopra, 1995)
2.6.4 Getaran bebas pada struktur MDOF 2.6.4.1 Nilai karakteristik (eigenproblem) Sebagaimana disebut di atas bahwa walaupun getaran bebas (free vibration system) pada kenyataannya jarang terjadi pada struktur MDOF, tetapi membahas jenis getaran ini akan diperoleh suatu besaran/karakteristik dari struktur yang 47 Universitas Sumatera Utara
bersangkutan yang selanjutnya akan sangat berguna untuk pembahasan-pembahasan respon struktur berikutnya. Besaran-besaran tersebut terutama adalah frekuensi sudut ๐๐, periode getar T, frekuensi alam f dan normal modes. Pada getaran bebas di struktur yang mempunyai derajat kebebasan banyak (MDOF), maka natriks persamaan differensial gerakannya adalah dengan nilai ruas kanan sama dengan nol, [๐๐]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + [๐ถ๐ถ]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + [๐พ๐พ]{๐๐} = 0
(Pers .2.19)
Telah dibahas sebelumnya bahwa frekuensi sudut pada struktur dengan redaman (damped frequency) ๐๐๐๐ nilainya hampir sama dengan frekuensi sudut pada
struktur yang dianggap tanpa redaman ๐๐. Hal ini akan diperoleh apabila nilai damping ratio ๐๐ relatif kecil. Apabila hal ini diadopsi untuk struktur dengan derajat kebebasan banyak, maka untuk nilai C = 0, pers (2.19) akan menjadi, [๐๐]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + [๐พ๐พ]{๐๐} = 0
(Pers .2.20)
Karena pers. (2.19) adalah persamaan differensial pada struktur MDOF yang dianggap tidak mempunyai redaman, maka sebagaimana penyelesaian persamaan differensial yang sejenis pada pembahasan-pembahasan di depan, maka penyelesaian persamaan tersebut diharapkan dalam fungsi harmonik menurut bentuk, ๐๐ฬ = {ฮฆ}๐๐ sinโก (๐๐๐๐)
๐๐ฬ = โ๐๐ {ฮฆ}๐๐ cos(๐๐๐๐)
๐๐ = โ๐๐2 {ฮฆ}๐๐ sinโก (๐๐๐๐)
(Pers .2.21)
48 Universitas Sumatera Utara
Yang mana {ฮฆ}๐๐ adalah suatu koordinat masa pada mode yang ke-i. Substitusi pers.(2.21) kedalam pers. (2.20) selanjutnya akan diperoleh,
โ๐๐2 [๐๐]{ฮฆ}๐๐ sin(๐๐๐๐) + [๐พ๐พ] sin(๐๐๐๐) = 0 {[๐พ๐พ] โ ๐๐2 [๐๐]}{ฮฆ}๐๐ = 0
(Pers .2.22)
Pers. (2.22) adalah suatu persamaan yang sangat penting dan biasa disebut persamaan eigenproblem atau karakteristik problem atau ada juga yang menyebut eigenvalue problem. Pers. (2.22) tersebut adalah persamaan simultan yang harus dicari penyelesaiannya. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk menyelesaikan persamaan simultan tersebut adalah dengan memakai dalil Cramer (1704-1752). Gabriel Cramer adalah salah satu ahli matematika yang berasal dari Swiss. Dalil tersebut menyatakan bahwa penyelesaian persamaan simultan yang homogen akan ada nilainya apabila determinan dari matriks yang merupakan koefisien dari vektor {ฮฆ}๐๐ adalah nol, sehingga,
{[๐พ๐พ] โ ๐๐2 [๐๐]} = 0
(Pers .2.23)
Jumlah mode pada struktur dengan derajat kebebasan banyak biasanya dapat dihubungkan dengan jumlah massa. Mode itu sendiri adalah jenis / pola / ragam getaran / goyangan suatu struktur bangunan. Mode ini hanya merupakan fungsi dari properti dinamik dari struktur yang bersangkutan (dalam hal ini adalah hanya massa dan kekakuan tingkat) dan bebas dari pengaruh waktu dan frekuensi getaran. Dengan adanya hubungan antara jumlah mode dengan jumlah massa struktur, maka bangunan yang mempunyai 5 tingkat misalnya, akan mempunyai 5 derajat kebebasan dan akan mempunyai 5 jenis mode gerakan dan akan mempunyai 5 nilai frekuensi sudut yang
49 Universitas Sumatera Utara
berhubungan langsung dengan jenis/ nomor mode nya. Apabila jumlah derajat kebebasan adalah n, maka akan menghasilkan suatu polinominal pangkat n yang selanjutnya akan menhasilkan ๐๐๐๐2 untuk i = 1,2,3,...n. Selanjutnya, substitusi masing-
masing frekuensi ๐๐๐๐ maka akan diperoleh nilai-nilai ฮฆ1 , ฮฆ2 , โฆ . , ฮฆ๐๐ .
2.6.4.2 Frekuensi sudut (๐๐) dan normal modes Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, didalam menghitung frekuensi sudut untuk struktur yang mempunyai derajat kebebasan banyak (MDOF) diambil suatu anggapan bahwa struktur tersebut dianggap tidak mempunyai redaman atau C = 0. Untuk menghitung dan sekaligus menggambar normal modes maka diambil suatu model struktur seperti pada gambar berikut:
Gambar 2.4 Bangunan 2-DOF dan model matematika (sumber: Widodo, 2000)
Setiap struktur yang dibebani dengan beban dinamik akan mengalami goyangan. Untuk struktur derajat kebebasan banyak, maka struktur yang bersangkutan akan mempunyai banyak ragam/ pola goyangan. Normal modes adalah
50 Universitas Sumatera Utara
suatu istilah yang sering dipakai pada problem dinamika struktur, dan kata tersebut diterjemahkan sebagai ragam/pola goyangan. Kembali pada persoalan inti, suatu persamaan differensial gerakan dapat diperoleh dengan memperhatikan free body diagram seperti pada gambar 2.4.c dan diperoleh, ๐๐1 ๐ข๐ขฬ 1 + ๐๐1 ๐ข๐ข1 โ ๐๐2 (๐ข๐ข2 โ ๐ข๐ข1 ) = 0
๐๐2 ๐ข๐ขฬ 2 + ๐๐2 (๐ข๐ข2 โ ๐ข๐ข1 ) = 0
(Pers. 2.24)
Pers. (2.24) dapat ditulis dalam bentuk yang sederhana yaitu, ๐๐1 ๐ข๐ขฬ 1 + (๐๐1 + ๐๐2 )๐ข๐ข1 โ ๐๐2 ๐ข๐ข2 = 0
(Pers. 2.25)
๐๐2 ๐ข๐ขฬ 2 โ ๐๐2 ๐ข๐ข1 + ๐๐2 ๐ข๐ข2 = 0)
(Pers. 2.26)
Pers. (2.25) dapat ditulis dalam bentuk matriks yaitu,
๏ฟฝ
๐๐1 0
(๐๐ + ๐๐2 ) 0 ๐ข๐ขฬ 1 ๏ฟฝ๏ฟฝ ๏ฟฝ + ๏ฟฝ 1 ๐๐2 ๐ข๐ขฬ 2 โ๐๐2
โ๐๐2 ๐ข๐ข1 0 ๏ฟฝ ๏ฟฝ๐ข๐ข ๏ฟฝ = ๏ฟฝ ๏ฟฝ ๐๐2 0 2
(Pers. 2.27)
Selanjutnya persamaan Eigenproblem atas pers. (2.26) adalah,
๏ฟฝ
(๐๐1 + ๐๐2 ) โ ๐๐2 ๐๐1 โ๐๐2
โ๐๐2 ๐๐ 0 ๏ฟฝ ๏ฟฝ 1๏ฟฝ = ๏ฟฝ ๏ฟฝ 2 0 ๐๐2 โ ๐๐ ๐๐2 ๐๐2
(Pers. 2.28)
Dengan ฮฆ1 adalah suatu nilai / ordinat yang berhubungan dengan massa ke-i pada ragam/pola goyangan massa ke-i. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pers. (2.28) akan ada penyelesaiannya apabila dipenuhi nilai determinan,
๏ฟฝ
(๐๐1 + ๐๐2 ) โ ๐๐2 ๐๐1 โ๐๐2
โ๐๐2 ๏ฟฝ=0 ๐๐2 โ ๐๐2 ๐๐2
(Pers. 2.29)
51 Universitas Sumatera Utara
Apabila pers. (2.29) tersebut diteruskan nilai determinannya adalah, ๐๐1 ๐๐2 ๐๐4 โ {(๐๐1 + ๐๐2 )๐๐2 โ๐๐2 ๐๐1 }๐๐2 + (๐๐1 + ๐๐2 )๐๐2 โ ๐๐2 2 = 0
(Pers. 2.30)
Struktur dianggap tidak mempunyai redaman sehingga periode getar dicari
sebenarnya adalah merupakan undamped free vibration periods. Sebagaimana disampaikan pada pembahasan struktur SDOF bahwa periode getar ini akan sedikit lebih kecil dibanding dengan periode getar yang mana redaman struktur diperhitungkan (ingat ๐๐๐๐ < ๐๐ sehingga ๐๐ < ๐๐๐๐ ). Selain daripada itu nilai-nilai mode shapes juga tidak dipengaruhi oleh waktu, artinya nilai-nilai tersebut akan tetap asal nilai-nilai masssa dan kekakuan tingkatnya tidak berubah. Karena nilai kekakuan tingkat ki tidak berubah-ubah maka mode shapes merupakan nilai untuk struktur yang bersifat elastik, atau hanya struktur yang elastiklah yang mempunyai nilai mode shapes. Juga tampak bahwa nilai mode shapes tidak dipengaruhi oleh frekuensi beban. Dengan demikian apabila disimpulkan bahwa nilai-nilai mode shapes adalah: a. Bebas dari pengaruh redaman, b. Bebas dari pengaruh waktu, c. Bebas dari pengaruh frekuensi beban dan d. Hanya untuk struktur yang elastik.
52 Universitas Sumatera Utara
II.6.5 Getaran bebas pada struktur MDOF II.6.5.1 Modal Analisis (Mode Superposition Methods) Modal Analsis adalah salah satu metode yang dapat dipakai untuk menyelesaikan persamaan diferensial gerakan pada struktur bangunan derajat kebebasan (MDOF). Metode ini dipakai khusus untuk menyelesaikan problem dinamik dengan beberapa syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat itu adalah bahwa respon struktur masih elastik dan struktur mempunyai standar modes shapes. Respon elastik berarti bahwa tegangan bahan belum mencapai tegangan leleh dan implikasinya kekakuan struktur tidak mengalami perubahan selama pembebanan. Disamping itu juga tidak mengalami perubahan selama pembebanan. Disamping itu juga mengalami perubahan massa dan koefisien redaman. Struktur mempunyai standar modes shapes adalah struktur elastik dan struktur yang tidak memperhitungkan interaksi antara tanah dan fondasi struktur. Ini berarti bahwa bangunan dianggap dijepit pada dasarnya. Penyelesaian persamaan diferensial gerakan struktur MDOF dengan cara ini, pertama-tama yang harus dicari adalah nilai-nilai koordinat modes shapes ษธ๐๐๐๐ . Dengan memakai prinsip-prinsip hubungan orthogonal maka
persamaan diferensial coupling atau persamaan diferensial dependent dapat ditransfer menjadi persamaan diferensial yang independent atau persamaan
diferensial uncoupling. Dengan berubahnya sifat persamaan tersebut maka penyelesaian persamaan untuk massa dan mode tertentu akan saling independen terhadap persamaan yang lain. Persamaan diferensial tiap mode yang saling independen akan seperti persamaan diferensial struktur SDOF.
53 Universitas Sumatera Utara
Simpangan struktur total merupakan kontribusi dari respon setiap mode (modal displacement). Simpangan kontribusi setiap mode dapat dihitung dengan melalui integrasi numerik atas persamaan independen seperti disampaikan diatas. Apabila simpangan untuk setisp mode pada massa tertentu sudah diperoleh maka simpangan total massa yang bersangkutan merupakan superposisi atau penjumlahan dari simpangan tiap-tiap mode tersebut. Simpangan massa yang lain dapat dicari dengan cara yang sama.
2.6.5.1.1 Analisis Dinamis dan Respon Sistem Linier 2.6.5.1.1.1 Persamaan Modal untuk Sistem tidak teredam Pesamaan gerak untuk sistem linear MDOF tanpa teredam diturunkan dalam : ๐๐๐ข๐ขฬ + ๐๐๐ข๐ขฬ = ๐๐(๐ก๐ก)
(Pers. 2.31)
Solusi simultan dari persamaan gerak coupled yang telah dijelaskan sebelumnya untuk sistem dua โDOF mengalami gerak harmonik yang tidak efisien untuk sistem DOF yang banyak, juga tidak layak untuk sistem yang baik oleh jenis kekuatan yang lain. Akibatnya, hal ini menguntungkan untuk mengubah persamaan ini ke koordinal modal, seperti yang akan kita liat selanjutnya. Seperti yang telah dijelaskan, perpindahan u dari sistem MDF dapat diperluas dalam hal kontribusi modal. Dengan demikian respon dinamik dari sistem dapat dinyatakan sebagai berikut:
u(t) = โNr=1 ฯr qr (t) = ษธ๐ช๐ช(t)
(Pers. 2.32)
54 Universitas Sumatera Utara
Menggunakan persamaan ini, coupled persamaan (2.1) pada uj(t) dapat diubah menjadi satu set persamaan uncoupled dengan koordinat modal qn(t) yang diketahui. Memasukkan pers.(2.2) kedalam pers.(2.1) memberikan โNr=1 ๐ฆ๐ฆ ฯr qฬ r (t) + โNr=1 ๐ค๐ค ฯr qr (t) = ๐ฉ๐ฉ(t)
Perkalian setiap istilah dalam persamaan ini dengan ฯTn memberikan
โNr=1 ฯTn ๐ฆ๐ฆ ฯr qฬ r (t) + โNr=1 ฯTn ๐ค๐ค ฯr qr (t) = ฯTn ๐ฉ๐ฉ(t)
Karena hubungan orthogonal, semua persyaratan disetiap penjumlahan menjadi hilang, kecuali panjang r = n,maka persamaan ini menjadi: (ฯTn ๐ฆ๐ฆ ฯn ) qฬ n (t) = (ฯTn ๐ค๐ค ฯn )qn (t) = ฯTn ๐ฉ๐ฉ(t)
(Pers. 2.33)
Atau ๐๐n qฬ n (t) + ๐๐ n qn (t) = ๐๐n (t)
(Pers. 2.34)
Dimana: Mn = ฯTn ๐ฆ๐ฆ ฯn
๐๐ n = ฯTn ๐ค๐ค ฯn
(Pers. 2.35)
๐๐n (t) = ฯTn ๐ฉ๐ฉ(t)
Gambar 2.5 Sistem SDOF umum pada mode ke-n alami (sumber: Chopra, 1995)
55 Universitas Sumatera Utara
Persamaan (2.33) dapat ditafsirkan sebagai persamaan yang mengatur respon qn(t) dari sistem SDF ditunjukkan dalam pers.(2.35) dengan massa Mn, kekakuan Kn, dan kekuatan yang menarik ๐๐n (t). Oleh karena itu, Mn disebut massa umum untuk
mode alami n, Kn kekakuan umum untuk mode n, ๐๐n (t) kekuatan umum untuk mode n. Parameter ini hanya tergantung pada mode n. Jadi jika kita hanya mengetahui
mode n, kita bisa menulis persamaan untuk qn dan menyelesaikannya tanpa mengetahui mode lain. Membaginya dengan Mn dan menggunakan pers.(2.33) dapat ditulis kembali menjadi: qฬ n + ฯ2n qn =
P n (t) Mn
)
(Pers. 2.36)
Persamaan (2.33) atau (2.35) mengatur nilai n koordinat modal qn(t), hanya diketahui dari persamaan, dan ada persamaan seperti N, satu untuk setiap mode. Jadi susunan N digabungkan ke persamaan differensial (2.31) dalam perpindahan nodal uj (t) โ
j = 1,2, โฆ , N โ telah berubah ke susunan dari persamaan uncoupled (2.33) dalam koordinat-koordinat modal
qn (t) โ n = 1,2, โฆ , N. Ditulis dalam bentuk matriks
susunan kedua dari persamaan adalah
๐๐๐ช๐ชฬ + ๐๐๐๐ = ๐๐(t)
(Pers. 2.37)
Dimana M adalah matriks diagonal massa modal umum M. K adalah matriks diagonal dari Kekakuan modal umum K , dan P ( t ) adalah vektor kolom pasukan modal umum P.
56 Universitas Sumatera Utara
2.6.5.1.1.2 Persamaan Modal untuk Sistem teredam Ketika redaman disertakan , persamaan gerak untuk sistem MDF adalah ๐ฆ๐ฆ๐ฎ๐ฎฬ + ๐๐๐ฎ๐ฎฬ + ๐ค๐ค๐ค๐ค = ๐ฉ๐ฉ(๐ญ๐ญ) Menggunakan transformsi dari pers.(2.32), dimana
(Pers. 2.38) ฯr adalah mode alami dari
sistem tanpa redaman, persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk koordinat modal.
Berbeda dengan kasus sistem undamped, persamaan modal dapat ditambah melalui persyaratan redaman. Namun, untuk bentuk-bentuk tertentu redaman yang bersifat ideal wajar untuk struktur yang banyak , persamaan menjadi uncoupled, seperti untuk sistem teredam. Kita harus menunjukkan kesalahannya berikutnya . Dengan mensubstitusi persamaan(2.32 ) dalam Pers.(2.28) memberikan N
N
N
r=1
r=1
r=1
๏ฟฝ ๐ฆ๐ฆ ฯr qฬ r (t) + ๏ฟฝ ๐๐ ฯr qฬ r (t) = + ๏ฟฝ ๐ค๐ค ฯr qr (t) = ๐ฉ๐ฉ(t) Mengalikan setiap istilah dalam persamaan ini dengan ฯTn menjadi N
N
N
r=1
r=1
r=1
๏ฟฝ ฯTn ๐ฆ๐ฆ ฯr qฬ r (t) + ๏ฟฝ ฯTn ๐๐ ฯr qฬ r (t) = + ๏ฟฝ ฯTn ๐ค๐ค ฯr qr (t) = ฯTn ๐ฉ๐ฉ(t) Yang dapat ditulis kembali sebagai ๐๐n qฬ n + โNr=1 Cnr qฬ r + K n qn = Pn (t) )
(Pers. 2.39)
Dimana Mn, Kn, dan ๐๐n (t) didefinisikan dalam Pers .( 2.34) dan Cnr = ฯTn ๐๐ ฯr )
(Pers. 2.40)
57 Universitas Sumatera Utara
Persamaan (2.39) ada untuk setiap n = 1 sampai N dan set N persamaan dapat ditulis dalam bentuk matriks : ๐๐๐ช๐ชฬ + ๐๐๐ช๐ชฬ + ๐๐๐๐ = ๐๐(๐ญ๐ญ)
(Pers. 2.41)
Dimana M, K dan P(t) diperlihatkan dalam Pers . (2.36) dan C adalah matriks yang tidak
diagonal
dari
koefisien
Cnr.
persamaan
dalam
koordinat
N
modal qn (t) digabungkan melalui redaman karena Persamaan (2.39) berisi lebih dari satu kecepatan modal .
Persamaan modal akan uncoupled jika sistem memiliki redaman klasik. Untuk sistem seperti ini, Cnr = 0 jika n โ r dan Persamaan (2.39) tereduksi menjadi ๐๐n qฬ n + ๐๐n qฬ n + K n qn = Pn (t)
(Pers. 2.42)
Dimana umum redaman Cn didefinisikan oleh Persamaan sebelumnya. Persamaan ini mengatur respon sistem SDF ditunjukkan dalam gambar II.7 . Membagi Persamaan (2.42) oleh M memberikan qฬ n + 2 ฮพ ฯn qฬ n + ฯ2n qn =
P n (t)
(Pers. 2.43)
Mn
Dimana ฮถ n adalah rasio redaman untuk mode n . Rasio redaman biasanya tidak
dihitung dengan menggunakan Persamaan namun diperkirakan berdasarkan data
eksperimental untuk struktur yang mirip dengan salah satu yang sedang dianalisis. Persamaan
(2.42)
mengatur
n
modal
koordinat
qn (t),
dan
parameter
Mn , K n , Cn dan Pn (t) hanya tergantung pada modus n ฯn , bukan pada mode lainnya. Dengan demikian kita memiliki N persamaan uncoupled seperti Pers. (2.42), satu
58 Universitas Sumatera Utara
untuk setiap mode alami . Singkatnya, himpunan N ditambah persamaan diferensial (2.38) di nodal perpindahan uj (t) telah berubah ke set dari N uncoupled pers.(2.42)
dalam koordinat modal qn (t).
Gambar 2.6 Sistem SDOF umum pada mode ke-n alami (sumber: Chopra, 1995)
2.6.5.1.1.3 Respon Perpidahan
Untuk memberikan kekuatan dinamik eksternal yang didefinisikan oleh p(t), respon dinamik dari sistem MDF
dapat ditentukan dengan
memecahkan persamaan(2.42) atau (2.43) untuk koordinat modal qn (t).
Setiap persamaan modal adalah dalam bentuk yang sama dengan persamaan
gerak untuk sistem SDF . Dengan demikian metode solusi dan hasil yang tersedia untuk sistem SDF dapat disesuaikan untuk mendapatkan solusi qn (t) untuk persamaan modal . Setelah koordinat modal qn (t) telah ditentukan , Persamaan(2.43) menunjukkan bahwa kontribusi mode n dengan perpindahan u (t) adalah ๐ฎ๐ฎn (t) = ฯn qn (t)
(Pers. 2.44)
Dan menggabungkan kontribusi modal ini memberikan perpindahan total:
59 Universitas Sumatera Utara
N
N
n=1
n=1
๐ฎ๐ฎ(t) = ๏ฟฝ ๐ฎ๐ฎn (t) + ๏ฟฝ ฯn qn (t)
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Prosedur ini dikenal sebagai analisis modal klasik atau metode superposisi modus klasik karena individu (uncoupled) persamaan modal yang diselesaikan untuk dan respon modal๐ฎ๐ฎn (t), dan latterare
menentukan koordinat modal qn (t)
dikombinasikan untuk mendapatkan total respon ๐ฎ๐ฎ(t) Lebih tepatnya , metoda yang ini disebut modus metode superposisi perpindahan klasik karena perpindahan modal yang disuperposisikan . Untuk singkatnya kita biasanya merujuk pada prosedur ini sebagai metode analisis modal dibatasi untuk linear systemswith redaman klasik. Linearitas sistem ini implisit i menggunakan prinsip superposisi , Persamaan. (2.32) . Redaman harus dari bentuk klasik untuk mendapatkan persamaan modal yang uncoupled, fitur utama dari analisis modal.
2.6.5.1.1.4 Gaya elemen
Dua prosedur yang tersedia untuk menentukan gaya dalam berbagai elemen balok , kolom , dinding, dll - struktur pada waktu t instan dari perpindahan
u(t)
pada saat yang bersamaan . Dalam modal anakisis ini adalah instruktif untuk menentukan kontribusi
dari
mode
yang individu ke kekuatan elemen. Pada
prosedur pertama, kontribusi mode n ๐ซ๐ซn (t) untuk kekuatan elemen ๐ซ๐ซ(๐ญ๐ญ) ditentukan
dari pemindahan modal un (t) menggunakan sifat kekakuan elemen . Kemudian gaya elemen mempertimbangkan kontribusi dari semua mode adalah N
๐ซ๐ซ(๐ญ๐ญ) = ๏ฟฝ ๐ซ๐ซn (t) n=1
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐) 60 Universitas Sumatera Utara
Pada prosedur kedua , kekuatan statik ekuivalen yang berhubungan dengan respon mode ke-n didefinisikan dengan menghapus subskrip : fn (t) = kun (t). Subsitusikan pers. (2.44) dan menggunakan Persamaan sebelumnya memberikan: ๐๐n (t) = ฯ2n ๐ฆ๐ฆ ฯr qn
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Analisis statis dari struktur mengalami gaya-gaya eksternal pada setiap waktu yang singkat memberikan gaya elemen ๐ซ๐ซn (t). Kemudian gaya total ๐ซ๐ซn (t) diberikan oleh
Pers.(2.46).
2.6.5.1.2 Analisis Gempa pada Sistem Linier 2.6.5.1.2.1 Analisis Modal (Response History Analysis) Pada bagian ini kita mengembangkan prosedur analisis modal untuk menentukan respon struktur terhadap gempa yang disebabkan gerakan tanah uฬ g (t), identik pada
semua titik dukung struktur.
2.6.5.1.2.2 Persamaan gerak Persamaan diferensial yang mengatur respon sistem MDOF gempa yang disebabkan gerakan tanah: ๐ฆ๐ฆ๐ฎ๐ฎฬ + ๐๐๐ฎ๐ฎฬ + ๐ค๐ค๐ค๐ค = ๐ฉ๐ฉeff (t)
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐) 61
Universitas Sumatera Utara
dimana ๐ฉ๐ฉeff (t) = โ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆuฬ g (t)
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Massa dan kekakuan matriks , m dan k , dan vektor pengaruh ฮน ditentukan oleh
metode sebelumnya . Redaman matriks c tidak akan diperlukan dalam analisis modal respon gempa , melainkan rasio redaman modal cukup dan nilai-nilai numerik nya. Prosedur analisis modal yang untuk memecahkan pers.( 2.38) berlaku untuk solusi dari pers.(2.52 ) .
2.6.5.1.2.3 Ekspansi Modal dari Perpindahan dan gaya Perpindahan ๐ฎ๐ฎ sistem N - DOF dapat dinyatakan , seperti dalam persamaan (2.32) ,
sebagai superposisi dari kontribusi modal :
N
u(t) = ๏ฟฝ ฯn qn (t)
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
r=1
Distribusi spasial dari gaya gempa efektif ๐ฉ๐ฉeff (t)adalah didefinisikan oleh ๐ฌ๐ฌ = ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ. Distribusi gaya ini dapat diperluas sebagai penjumlahan inersia distribusi ๐ฌ๐ฌ๐ง๐ง .
N
๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ = ๏ฟฝ ฮn ๐ฆ๐ฆฯn n=1
modal untuk
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Dimana,
ฮn =
Ln Mn
Ln = ฯTn ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐) 62 Universitas Sumatera Utara
Mn = ฯTn ๐ฆ๐ฆฯn
Persamaan ( 2.52) untuk koefisien ฮn dapat diturunkan dengan mengalikan kedua sisi
dari persamaan (2.51) dengan ฯTr dan menggunakan properti mode orthogonal, atau
untuk ๐ฌ๐ฌ = ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ. Kontribusi mode ke-n eksitasi vektor ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ adalah redaman. ๐ฌ๐ฌn = ฮn ๐ฆ๐ฆฯn
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Yang independen tentang bagaimana mode dinormalisasi
2.6.5.1.2.4 Persamaan Modal Persamaan ( 2.43) adalah khusus untuk eksitasi gempa dengan mengganti ๐ฉ๐ฉ( t )
pada persamaan(2.34) oleh ๐ฉ๐ฉeff (t) untuk memperoleh
Solusi
qn (t)
qฬ n + 2ฮถn ฯn qฬ n + ฯ2n qn = โฮn uฬ g (t)
dapat
dengan
mudah
diperoleh
dengan
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐) membandingkan
persamaan(2.54) ke persamaan gerak untuk mode ke-n sistem SDOF , sistem SDOF dengan sifat frekuensi getar alami ๐๐n dan rasio redaman ฮถn โ mode ke-n dari sistem MDOF. dengan ฮถ = ฮถn
,yang mengatur gerakan sistem SDOF ini mengalami
pergerakan tanah uฬ g (t), diulang disini dengan u digantikan oleh Dn
untuk
menekankan hubungannya dengan mode ke-n :
Dฬ n + 2ฮถn ฯn Dฬ n + ฯ2n Dn = โuฬ g (t)
Membandingkan persamaan (2.54) dan (2.55 ) memberikan qn (t) = ฮn Dn (t)
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐) (๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐) 63
Universitas Sumatera Utara
Jadi qn (t) sudah tersedia persamaan (2.27) yang telah diselesaikan untuk Dn (t),,
menggunakan metode numerical time-stepping untuk sistem SDOF .
2.6.5.1.2.5 Modal Response Kontribusi mode ke-n dengan perpindahan ๐ฎ๐ฎ(t) adalah :
un (t) = ฯn qn (t) = ฮn Dn (t)
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Prosedur analisis dua statis telah tersedia untuk menentukan gaya di berbagai
struktur elemen balok , kolom , dinding, dll - dari perpindahan un (t). Pada prosedur
kedua , menggunakan gaya statik ekuivalen , lebih disukai dalam analisis gempa karena memfasilitasi perbandingan prosedur analisis dinamis dengan gaya gempa
ditentukan dalam kode bangunan.pers. (2.49) mendefinisikan gaya statik ekuivalen yang berhubungan dengan respon mode ke-n , dimana
qn (t) diberikan oleh
persamaan (2.47) . Menempatkan persamaan ini bersama-sama dan menggunakan sn mengarah ke
๐๐n (t) = ๐ฌ๐ฌn ๐๐ n (t)
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Dimana , mirip dengan persamaan , ๐๐ n (t) = ฯ2n Dn
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Gaya statik ekuivalen ๐๐n (t) adalah produk dari dua kuantitas : (1) kontribusi mode
ke-n ๐ฌ๐ฌn ke distribusi spasial ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ pada ๐ฉ๐ฉeff (t) , dan (2) respon percepatan pseudo 64 Universitas Sumatera Utara
pada mode ke-n sistem SDOF ke uฬ g (t). kontribusi mode ke-n rn (t) untuk setiap
kuantitas respon r(t) ditentukan oleh analisis statis dari struktur yang mengalami
gaya eksternal ๐๐n (t). Respon statis modal rnst menunjukkan nilai statis r karena gaya eksternal sn , ini bisa positif atau negatif dan tidak tergantung bagaimana mode menjadi
normal
kembali.
Kemudian:
rn (t) = ฮnst An (t)
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Persamaan ( 2.63) juga berlaku untuk respon perpindahan , meskipun turunannya telah termotivasi oleh keinginan untuk menghitung gaya dari perpindahan. Perpindahan statis karena gaya ๐ฌ๐ฌn memenuhi ๐ค๐ค๐ฎ๐ฎst n = ๐ฌ๐ฌn . Mengganti pers.(2.56 )
untuk ๐ฌ๐ฌn dan menggunakan persamaan memberikan โ1 ๐ฎ๐ฎst n = ๐ค๐ค (ฮn ๐ฆ๐ฆฯn ) =
ฮn ฯ ฯ2n n
Mengganti ini pada persamaan memberikan ๐ฎ๐ฎn (t) =
ฮn ฯ A (t) ฯ2n n n
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Yang setara dengan pers. (2.63)
2.6.5.1.2.6 Response Total Menggabungkan kontribusi respon dari semua mode memberikan respon total struktur untuk gerakan tanah . Jadi perpindahan nodal menjadi
65 Universitas Sumatera Utara
N
N
n=1
n=1
u(t) = ๏ฟฝ un (t) = ๏ฟฝ ฮn ฯn Dn (t)
Dimana pada pers. (2.60) telah menggantikan un (t).
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Menggunakan pers. (2.61)
memberikan hasil yang umum berlaku untuk setiap kuantitas respon : N
N
n=1
n=1
r(t) = ๏ฟฝ rn (t) = ๏ฟฝ rnst An (t)
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Kontribusi respon dari beberapa mode yang mungkin tinggi , dalam keadaan yang tepat , ditentukan oleh analisis statis sederhana , bukan analisis dinamis. Untuk sistem SDOF dengan periode yang sangat singkat percepatan pseudo A(t) pada dasarnya identik dengan percepatan tanah uฬ g (t).) Untuk spektrum desain , A =
uฬ go (t) for Tn โค
1
33
detik. Untuk spektrum desain pada mode Nd + 1 sampai N , maka
persamaan (2.66) dapat dinyatakan sebagai
r(t) =
Nd
๏ฟฝ rnst An
n=1
N
(t) โ uฬ g (t) ๏ฟฝr โ ๏ฟฝ rnst ๏ฟฝ st
n=1
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Dimana r st adalah nilai statis r karena gaya eksternal dan N
r st = ๏ฟฝ rnst n=1
Solusi ini dalam dua bagian : istilah pertama adalah respon dinamik mengingat mode Nd pertama dan kedua adalah respon statis dari mode yang lebih tinggi . Persamaan ( 2.67) adalah metode koreksi statis dan dapat diturunkan .
66 Universitas Sumatera Utara
2.6.5.1.2.7 Interpretasi Analisis Modal Pada tahap pertama prosedur ini analisis dinamis, sifat frekuensi getar alami dan mode - struktur dihitung dan vektor ๐ฆ๐ฆฮน distribusi gaya diperluas ke komponen modal
๐ฌ๐ฌn . Sisa dari prosedur analisis secara skematis diperlihatkan pada gambar (II.8) untuk
menekankan konsep dasar . Kontribusi mode ke-n untuk respon dinamik diperoleh dengan mengalikan hasil dua analisis : (1) analisis statis dari struktur dengan gaya yang diterapkan ๐ฌ๐ฌn ,, dan (2) analisis dinamis dari mode ke-n sistem SDOF senang
dengan uuฬ g (t). Sehingga analisis modal memerlukan analisis statis dari struktur
untuk susunan N pada gaya: : ๐ฌ๐ฌn , n = 1,2, โฆ , N, dan analisis dinamik N sistem SDF
berbeda . Menggabungkan respon modal memberikan respon gempa struktur.
67 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Konsep Modal Analysis (sumber: Chopra, 1995)
68 Universitas Sumatera Utara
2.6.5.1.2.8 Analysis of Response to Base Rotation Peff (t) = โmฮนฮธฬg
(๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐. ๐๐๐๐)
Dimana ๐๐ adalah vektor perpindahan statik pada semua DOF untuk base rotation .
2.6.5.1.3 Persamaan Diferensial Independen (Uncoupling) Pada kondisi standar shear building, struktur yang mempunyai n-derajat kebebaan akan mempunyai n-modes atau n-pola ragam goyangan. Pada prinsip ini masingmasing modes akan memberikan kontribusi pada simpangan horisontal tiap-tiap massa seperti ditunjukkan secara visual pada Gambar 2.8 (Clough dan Penzien, 1993). Pada prinsip ini, simpangan massa ke-i atau ๐๐๐๐ dapat diperoleh dengan menjumlahkan pengaruh atau kontribusi tiap-tiap modes. Kontribusi mode ke-j terhadap simpangan horisontal massa ke-i tersebut dinyatakan dalam produk ษธ๐๐๐๐
dengan suatu modal amplitudo ๐๐๐๐ atau seluruh kontribusi tersebut kemudian dinyatakan dalam,
๐๐1 = โ
11 ๐๐1 + โ
12 ๐๐2 + โ
13 ๐๐3 + โฆ . +โ
1๐๐ ๐๐๐๐
๐๐2 = โ
21 ๐๐1 + โ
22 ๐๐2 + โ
23 ๐๐3 + โฆ . +โ
2๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐3 = โ
31 ๐๐1 + โ
32 ๐๐2 + โ
33 ๐๐3 + โฆ . +โ
3๐๐ ๐๐๐๐ (Pers. 2.69)
.................................................................................
๐๐๐๐ = โ
๐๐1 ๐๐1 + โ
๐๐2 ๐๐2 + โ
๐๐3 ๐๐3 + โฆ . +โ
๐๐๐๐ ๐๐๐๐ 69 Universitas Sumatera Utara
Persamaan(2.69) juga dapat ditulis menjadi, ๐๐1 โ
11 โ
12 โ
13 โฆ โ
1๐๐ โก โค ๐๐ โซ โ
21 โ
22 โ
23 โฆ โ
2๐๐ โง โข โฅโช 2 โช [๐๐] = โข โ
31 โ
32 โ
33 โฆ โ
3๐๐ โฅ ๐๐3 โฆ โฆ โฆ โฅโจ โฆ โฌ โขโฆ โช โช โ
โ
โ
โ
๐๐2 ๐๐3 โฆ ๐๐๐๐ โฆ โฉ๐๐๐๐๐๐ โญ โฃ ๐๐1
(Pers.2.70)
Gambar 2.8 Prinsip Metode Superposisi (sumber: Chopra ,1990)
Suku pertama, kedua, ketiga dan seterusnya sampai suku ke-n pada ruas kanan pers. (2.37) di atas adalah kontribusi mode pertama, kedua, ketiga dan seterusnya sampai kontribusi mode ke-n. Sebagai perjanjian, massa struktur MDOF diberi indeks mi dengan i = 1, 2, 3, .... m, sedangkan mode diberi indeks ษธ๐๐ degan j = 1, 2, 3, ....n. Dengan demikian notasi umum mode shape ษธ๐๐๐๐ adalah ordinat mode ke-j untuk massa ke-i.
Pers. (2.70) tersebut dapat ditulis dalam bentuk yang lebih kompak, {๐๐} = [โ
][๐๐]
(Pers. 2.71)
70 Universitas Sumatera Utara
Derivatif pertama dan kedua pers.( 2.71) tersebut adalah, ๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ = [โ
]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ
(Pers. 2.4)
๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ = [โ
]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ
(Pers. 2.72)
Substitusi pers. (2.71) dan pers. (2.72) kedalam pers. (2.69), maka akan diperoleh, [๐๐][โ
]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + [๐ถ๐ถ][โ
]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + [๐พ๐พ][โ
][๐๐] = โ[โ
][1]๐ฆ๐ฆฬ ๐ก๐ก
(Pers. 2.73)
Pers. (2.73) sebetulnya adalah 1-set persamaan simultan dependent nonhomogen. Untuk dapat mentransfer persamaan dependen menjadi persamaan independen, maka pers. (2.73) di premultiply dengan transpose suatu mode {ษธ}๐๐ sehingga diperoleh,
{โ
}๐๐ [๐๐][โ
]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + {โ
}๐๐ [๐ถ๐ถ][โ
]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + {โ
}๐๐ [๐พ๐พ][โ
][๐๐] = โ{โ
}๐๐ [โ
][1]๐ฆ๐ฆฬ ๐ก๐ก
(Pers. 2.74)
Untuk pembahasan awal akan ditinjau pengaruh mode ke-1 saja. Misalnya diambil struktur yang mempunyai 3-derajat kebebasan, maka perkalian suku pertama persamaan (2.74) sebenarnya adalah berbentuk,
{โ
11
โ
21
๐๐1 โ
31 } ๏ฟฝ 0 0
0 ๐๐2 0
0 โ
11 0 ๏ฟฝ ๏ฟฝโ
21 ๐๐3 โ
31
โ
12 โ
22 โ
32
โ
13 ๐๐ฬ1 โ
23 ๏ฟฝ ๏ฟฝ๐๐ฬ2 ๏ฟฝ โ
33 ๐๐ฬ3
(Pers. 2.75)
Menurut suatu pembahasan telah terbukti bahwa hubungan orthogonal akan terbukti apabila i tidak sama dengan j. Dengan demikian untuk mode ke-1 pers. (2.75) akan menjadi,
71 Universitas Sumatera Utara
{โ
11
โ
21
๐๐1 โ
31 } ๏ฟฝ 0 0
0 ๐๐2 0
0 โ
11 0 ๏ฟฝ ๏ฟฝโ
21 ๐๐3 โ
31
โ
12 โ
22 โ
32
โ
13 โ
23 ๏ฟฝ ๐๐ฬ1 โ
33
(Pers. 2.76)
Untuk mode ke-j maka secara umum persamaan (2.76) juga dapat ditulis dengan, {โ
}๐๐๐๐ [๐๐]{โ
}๐๐ ๐๐๐๐ฬ
(Pers. 2.77)
Cara seperti di atas juga berlaku untuk sku ke-2, dan ke-3 pada persamaan (2.72) Dengan demikian setelah diperhatikan hubungan orthogonal pers. (2.74) akan menjadi, {โ
}๐๐๐๐ [๐๐]{โ
}๐๐ ๐๐๐๐ฬ + {โ
}๐๐๐๐ [๐๐]{โ
}๐๐ ๐๐๐๐ฬ + {โ
}๐๐๐๐ [๐๐]{โ
}๐๐ ๐๐๐๐ = โ{โ
}๐๐๐๐ [๐๐]{1}๐ฆ๐ฆฬ ๐ก๐ก (Pers. 2.78) Pers. (2.78) adalah persamaan diferensial yang bebas/independen antara satu dengan yang lain. Persamaan tersebut diperoleh setelah diterapkannyahubungan orthogonal, baik orthogonal untuk matriks massa, matriks redaman dan matriks kekakuan. Sekali lagi bahwa apabila i tidak sama dengan j maka perkalian suku-suku pada pers. (2.74) akan sama dengan nol, kecuali i = j. Dengan demikian untuk nderajat kebebasan dengan n-persamaan diferensial yang dahulunya bersifat coupling sekarang menjadi independent/ uncoupling. Dengan sifat-sifat seperti itu maka penyelesaian persamaan diferensial dapat diselesaikan untuk setiap pengaruh mode. Berdasarkan pers. (2.78) maka dapat didefinisikan suatu generelisasi massa (generalized mass), redaman dan kekakuan sebagai berikut, ๐๐๐๐ โ = {โ
}๐๐๐๐ [๐๐]{โ
}๐๐ 72 Universitas Sumatera Utara
๐ถ๐ถ๐๐ โ = {โ
}๐๐๐๐ [๐ถ๐ถ]{โ
}๐๐
(Pers. 2.79)
๐พ๐พ๐๐ โ = {โ
}๐๐๐๐ [๐พ๐พ]{โ
}๐๐ Misalnya bangunan bertingkat-3, maka orde perkalian matriks pada pers. (2.79) adalah 1x3, 3x3, 3x1 = 1x1. Artinya pers. (2.79) adalah satu persamaan indepeden untuk mode ke-j. Dengan demikian dengan memakai pers. (2.79) maka persamaan (2.78) akan menjadi, ๐๐๐๐ โ ๐๐ฬ ๐๐ + ๐๐๐๐ โ ๐๐๐๐ฬ + ๐๐๐๐ โ ๐๐๐๐ = โ๐๐๐๐ โ ๐ฆ๐ฆฬ ๐ก๐ก
(Pers. 2.80)
dengan, ๐๐๐๐ โ = {โ
}๐๐๐๐ [๐๐]
(Pers. 2.81)
Pada pembahasan sebelumnya diperoleh suatu hubungan bahwa,
๐๐๐๐ =
๐ถ๐ถ๐๐ โ ๐ถ๐ถ๐๐ โ ๐ถ๐ถ๐๐ โ = , ๐๐๐๐๐๐๐๐ = 2๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ถ๐ถ๐๐๐๐ 2 ๐๐๐๐ โ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ โ
๐๐๐๐2 =
๐พ๐พ๐๐ โ
๐๐๐๐ โ
๐๐๐๐๐๐ ฮ๐๐ =
๐๐๐๐ โ
๐๐๐๐ โ
(Pers. 2.82)
Dengan hubungan-hubungan seperti pada pers. (2.82) tersebut, maka pers. (2.80) akan menjadi,
๐๐ฬ ๐๐ + 2 ๐๐๐๐ ๐๐ฬ๐๐ + ๐๐๐๐2 ๐๐๐๐ = โฮ๐๐ ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐
(Pers. 2.83)
dan
73 Universitas Sumatera Utara
ฮ๐๐
=
๐๐๐๐ โ
๐๐๐๐ โ
=
{โ
}๐๐๐๐ [๐๐]
โ๐๐ ๐๐=1 โ
๐๐ ๐๐ ๐๐
= โ๐๐
{โ
}๐๐๐๐ [๐๐]{โ
}๐๐
๐๐=1 โ
๐๐
2
๐๐ ๐๐
(Pers. 2.84)
Pers. (2.84) sering disebut dengan partisipasi setiap mode atau mode participation factor. Selanjutnya pers. (2.83) juga dapat ditulis menjadi, ๐๐ฬ๐๐
ฮ ๐๐
+ 2๐๐๐๐ ๐๐๐๐
๐๐ฬ๐๐
ฮ ๐๐
+ ๐๐๐๐2
๐๐๐๐
ฮ ๐๐
= โ ๐ฆ๐ฆฬ ๐ก๐ก
(Pers. 2.85)
Apabila diambil suatu notasi bahwa,
๐๐ฬ ๐๐ =
๐๐ฬ๐๐
ฮ ๐๐
, ๐๐ฬ ๐๐ =
๐๐ฬ ๐๐ , ๐๐๐๐๐๐ ฮ๐๐
๐๐๐๐ =
๐๐๐๐ ฮ๐๐
(Pers. 2.86)
Maka pers. (2.86) akan menjadi,
๐๐ฬ ๐๐ + 2๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ฬ ๐๐ + ๐๐2๐๐ ๐๐๐๐ = โ ๐ฆ๐ฆฬ ๐ก๐ก
(Pers. 2.87)
Pers. (2.87) adalah persamaan diferensial yang independent karena persamaan tersebut hanya berhubungan dengan tiap-tiap mode. Pers. (2.87)adalah mirip dengan persamaan diferensial SDOF. Nilai partisipasi setiap mode akan dapat
dihitung dengan mudah setelah
koordinat setiap mode ษธ๐๐๐๐ telah diperoleh. Nilai ๐๐ฬ ๐๐ , ๐๐ฬ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ dapat dihitung dengan integrasi secara numerik. Apabila nilai tersebut telah diperoleh maka nilai ๐๐๐๐ dapat dihitung. Dengan demikian simpangan horizontal setiap tingkat akan dapat dihitung.
74 Universitas Sumatera Utara
2.6.5.1.4 Respon Struktur 2.6.5.1.4.1 Upperbound Response Simpangan massa yang dihitung berdasarkan pers. (2.87) adalah simpangan semua massa kontribusi mode ke-i. Simpangan massa sebagai kontribusi mode-mode yang lain dapat dicari dengan cara yang sama. Karena simpangan yang dicari adalah simpangan menurut waktu pembebanan yang ditinjau, maka simpangan setiap massa dan setiap kontribusi mode juga merupakan fungsi dari waktu. Pada setiap simpangan massa dan kontribusi setiap mode tersebut dapat dicari dengan nilai yang maksimum Persoalannya sekarang adalah bagaimana menghitung simpangan suatu massa setelah memperhitungkan kontribusi setiap mode, karena nilai-nilai maksimum kontribusi setiap modetersebut tidak terjadi pada waktu yang bersamaan, misalnya seperti pada Gambar 2.9. Oleh karena itu beberapa usulan berdasarkan kesepakatan para ahli telah disampaikan. Usulan yang pertama adalah simpangan maksimum (upperbound) yaitu bahwa simpangan suatu massa dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai absolut atas kontribusi setiap mode yaitu,
๐๐1 = ๏ฟฝโ
11 ฮ1 ๐๐1,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + ๏ฟฝโ
12 ฮ2 ๐๐2,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + โฆ โฆ โฆ โฆ + ๏ฟฝโ
1๐๐ ฮ๐๐ ๐๐๐๐,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ
๐๐2 = ๏ฟฝโ
21 ฮ1 ๐๐1,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + ๏ฟฝโ
22 ฮ2 ๐๐2,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + โฆ โฆ โฆ โฆ + ๏ฟฝโ
2๐๐ ฮ๐๐ ๐๐๐๐,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ ......................................................
(Pers. 2.88)
๐๐๐๐ = ๏ฟฝโ
๐๐1 ฮ1 ๐๐1,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + ๏ฟฝโ
๐๐2 ฮ2 ๐๐2,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + โฆ โฆ โฆ โฆ + ๏ฟฝโ
๐๐๐๐ ฮ๐๐ ๐๐๐๐,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ 75 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.9 Kontribusi Setiap Mode pada Simpangan Masa ke-3 (sumber: Widodo, 2000)
Suku-suku pada ruas kanan pers. (2.88) pada hakekatnya adalah simpangan hasil kontribusi pada setiap mode. Nilai ๐๐๐๐ ,maks tersebut adalah nilai maksimum absolut (baik positif maupun negatif) yang diperoleh dari seleksi/sorting menurut hasil integrasi secara numerik. Sedangkan nilai partisipasi tiap mode adalah bergantung pada koordinat mode ษธ๐๐๐๐ . Pers. (2.88) juga dapat ditulis menjadi bentuk yang lebih kompak yaitu,
๐๐๐๐ = โ๐๐๐๐=1๏ฟฝโ
๐๐๐๐ ฮ๐๐ ๐๐๐๐ ,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ = โ๐๐๐๐=1๏ฟฝโ
๐๐๐๐ Z๐๐ ๏ฟฝ
(Pers. 2.89)
Prinsip cara menghitung simpangan dengan cara ini kadang-kadang juga disebut the sun of the absolute values.
76 Universitas Sumatera Utara
2.6.5.1.4.2 Reasonable Response Metode atau cara di atas dianggap kurang rasional dengan alasan seperti disebut sebelumnya bahwa nilai-nilai maksimum kontribusi setiap mode tidak terjadi pada waktu yang sama/bersamaan. Oleh karena itu dengan menjumlahkan nilai-nilai kontribusi absolut dapat menghasilkan nilai batas atas (upperbound). Ada cara lain yang oleh para peneliti dianggap lebih rasional , yaitu bahwa respon struktur adalah akar dari jumlah kuadrat setiap mode atau ditulis dalam bentuk, 2
2
2
2
2
2
๐๐1 = ๏ฟฝ๏ฟฝโ
11 ฮ1 ๐๐1,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + ๏ฟฝโ
12 ฮ2 ๐๐2,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + โฆ โฆ โฆ + ๏ฟฝโ
1๐๐ ฮ๐๐ ๐๐๐๐,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ
๐๐2 = ๏ฟฝ๏ฟฝโ
21 ฮ1 ๐๐1,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + ๏ฟฝโ
22 ฮ2 ๐๐2,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + โฆ โฆ โฆ + ๏ฟฝโ
2๐๐ ฮ๐๐ ๐๐๐๐,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ ...................................................... 2
(Pers. 2.90)
2
2
๐๐๐๐ = ๏ฟฝ๏ฟฝโ
๐๐1 ฮ1 ๐๐1,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + ๏ฟฝโ
๐๐2 ฮ2 ๐๐2,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ + โฆ โฆ โฆ + ๏ฟฝโ
๐๐๐๐ ฮ๐๐ ๐๐๐๐,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ Pers. (2.90) juga dapat ditulis dalam bentuk yang lebih kompak yaitu,
๐๐๐๐ = ๏ฟฝโ๐๐๐๐=1 ๏ฟฝ๏ฟฝโ
๐๐๐๐ ฮ๐๐ ๐๐๐๐ ,๐๐๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ๏ฟฝ
2
(Pers. 2.91)
Prinsip seperti tersebut di atas juga disebut The square roots of the sun of the square of the mode contributions atau SRSS method.
77 Universitas Sumatera Utara
2.6.5.1.5 Getaran Bebas Tanpa Redaman Untuk membahas pemakaian modal analisis pada struktur getaran bebas tanpa redaman, maka perlu dikemukakan prinsip-prinsip pokok yang akan dilakukan. Seperti telah disampaikan pada pers. (2.69) bahwa simpangan struktur dapat diperoleh dengan menjumlahkan produk antara koordinat normal modes dengan faktor amplitudo Z untuk setiap mode yang ada. Untuk itu disamping normal modes, faktor amplitudo tersebut harus dicari terlebih dahulu. Prinsip tersebut dapat diyatakan seperti pada pers. (2.70) di atas yaitu, {๐๐} = {โ
}{๐๐}
(Pers. 2.92)
{๐๐} = {โ
}โ๐๐ {๐๐}
(Pers. 2.93)
Dengan demikian maka faktor amplitudo Z adalah,
Dengan {โ
}โ๐๐ adalah nilai invers atas modal matriks dan {๐๐} adalah
vektor simpangan horizontal.
Prinsip pemakaian getaran bebas pada modal analisis ini dapat dilakukan dengan membberikan nilai-nilai simpangan awal yang kemudian dinyatakan dalam vektor simpangan {๐๐} pada pers. (2.93) tersebut. Apabila faktor
amplitudo Z akibat adanya simpangan awal seperti pada pers. (2.93)telah dihitung, maka respons struktur/simpangan struktur dapat diperoleh dengan substitusi kembali persamaan tersebut kedalam pers. (2.91). Secara manual, yang menjadi masalah umumnya adalah bagaimana memperoleh nilai invers atas modal matriks {โ
}โ๐๐ seperti pada pers. (2.93). Nilai 78 Universitas Sumatera Utara
tersebut salah satunya dapat diperoleh dengan memperhatikan generalized mass matrix sebagai berikut: [๐๐โ ] = [ษธ]๐๐ [๐๐][ษธ]
(Pers. 2.94)
Dengan [ษธ] adalah modal matriks.
Dari pers. (2.62) maka akan diperoleh, [ษธ]โ1 = [๐๐โ]โ1 [ษธ]๐๐ [๐๐]
(Pers. 2.95)
Suatu alasan mengapa generalized mass matrix dipakai karena matriks massa adalah matriks digonal sehingga perkalian matriks dapat dilakukan dengan mudah. Generalized mass matrix seperti tersebut pada pers. (2.95) juga merupakan matriks diagonal sehingga nilai invers matriksnya dapat dilakukan dengan mudah. Apabila nilai inverse modal matrix seperti pada pers. (2.95) dapat dihitung.
2.6.5.1.7 Getaran Bebas dengan Redaman (Damped Free Vibration Systems) Untuk menghitung nilai invers modal matriks [ษธ]โ1 , sebetulnya dapat
dipakai cara yang lain yang relatif lebih mudah. Untuk itu pembahasan akan dimulai dari persamaan, ๐๐ = โ
1 ๐๐1 + โ
2 ๐๐2 + โ
3 ๐๐3 + โฆ โฆ + โ
๐๐ ๐๐๐๐
(Pers. 2.96)
Apabila pers. (2.96) dikalikan awal (premultiply) dengan โ
๐๐๐๐ ๐๐ maka,
โ
๐๐๐๐ ๐๐๐๐ = โ
๐๐๐๐ ๐๐โ
1 ๐๐1 + โ
๐๐๐๐ ๐๐โ
2 ๐๐2 + โ
๐๐๐๐ ๐๐โ
3 ๐๐3 + โฆ โฆ + โ
๐๐๐๐ ๐๐โ
๐๐ ๐๐๐๐ (Pers. 2.97) 79 Universitas Sumatera Utara
Pada pembahasan hubungan orthogonal telah diketahui bahwa perkalian pada suku-suku ruas kanan pers. (2.97) akan sama dengan nol kecuali untuk koordinat ษธ yang subskribnya sama. Dengan demikian pers. (2.97) akan menjadi, โ
๐๐๐๐ ๐๐๐๐ = โ
๐๐๐๐ ๐๐ โ
๐๐ ๐๐๐๐ , ๐๐๐๐๐๐๐๐
๐๐๐๐ =
โ
๐๐ ๐๐
โ
๐๐๐๐
๐๐ โ
๐๐
๐๐
(Pers. 2.98)
Dengan logika yang sama juga akan diperoleh hubungan,
๐๐๐๐ฬ =
โ
๐๐ ๐๐
โ
๐๐๐๐
๐๐ โ
๐๐
๐๐ฬ
(Pers. 2.99)
Dengan memperhatikan pers. (2.93) maka vektor modal amplitudo {๐๐}๐๐
dapat diperoleh dengan,
{Z}๐ฃ๐ฃ = {โ
}โ๐๐ {Y}๐ฃ๐ฃ
(Pers. 2.100)
Pers. (2.100) juga berarti bahwa melalui nilai invers modal atriks maka akan dapat diperoleh modal amplitudo, ๐๐๐๐ yaitu modal amplitudo untuk tiap-tiap mode. Selanjutnya dengan memperhatikan pers. (2.98) dan (2.100) maka diperoleh hubungan, [โ
]T [M]
[โ
]T [M][โ
]
= [โ
]โ1
(Pers. 2.101)
Maka untuk struktur MDOF yang mempunyai redaman , modal amplitudo ๐๐๐๐ dapat dihitungg berdasarkan, 80 Universitas Sumatera Utara
๐๐๐๐ = ๐๐ โ๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ๐๐๐๐ (0) cos๏ฟฝ๐๐๐๐ ๐ก๐ก๏ฟฝ +
๐๐ฬ๐๐ (0) ๐๐ ๐๐ .๐๐
๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๏ฟฝ๐๐๐๐ ๐ก๐ก๏ฟฝ๏ฟฝ
(Pers. 2.102)
Langkah yang pertama adalah menghitung modal amplitudo awal ๐๐๐๐ (0)
dan modal kecepatan awal ๐๐๐๐ (0).
2.6.5.2 Persamaan differrensial pada integrasi numerik Seperti yang telah dibahas pada bab 1, pada struktur bangunan derajat kebebasan banyak (multi degree of freedom/ MDOF) umumnya mempunyai persamaan differensial gerakan sebanyak derajat kebebasan yang ada. Persamaan differensial gerakan pada struktur MDOF akibat beban dinamik dapat ditulis dalam bentuk matriks yang kompak yaitu, [๐๐]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + [๐ถ๐ถ]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + [๐พ๐พ]{๐๐} = ๐๐(๐ก๐ก)
(Pers. 2.103)
Dengan [๐๐], [๐ถ๐ถ], ๐๐๐๐๐๐ [๐พ๐พ] berturut-turut adalah matriks massa, matriks redaman
dan matriks kekakuan, ๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ, ๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ, ๐๐๐๐๐๐ {๐๐} berturut-turut adalah vektor percepatan, vektor kecepatan dan vektor simpangan dan P(t).
Apabila struktur dengan derajat kebebasan banyak tersebut dikenai dengan beban gerakan tanah atau beban gempa bumi maka persamaan differensial gerakan yang ada menjadi, [๐๐]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + [๐ถ๐ถ]๏ฟฝ๐๐ฬ๏ฟฝ + [๐พ๐พ]{๐๐} = โ[๐๐]{1}๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ
(Pers. 2.104)
81 Universitas Sumatera Utara
Baik persamaan 1 dan 2 sebetulnya terdiri atas beberapa/banyak persamaan yang saling terkait antara persamaan itu disebut coupled equations atau dependent equations.
2.6.5.2.1 Penyelesaian Persamaan Differensial Gerakan Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa respon yang paling penting didalam persoalan analisis dinamik struktur (baik SDOF maupun MDOF) adalah simpangan horizontal tingkat. Dengan diketahuinya simpangan horizontal tingkat, maka gaya geser tingkat dan momen guling struktur dapat dihitung. Pendekatan yang dipakai pada penyelesaian persamaan diferensial suatu permasalahan yang sudah kompleks adalah pendekatan numerik tahap demi tahap (step-by step). Selain jenis beban, durasi beban, step integrasi โ๐ก๐ก maka jumlah derajat
kebebasan akan bertambah volume pekerjaan. Kombinasi dari durasi beban yang panjang, step integrasi yang kecil dn derajat kebebasan yang banyak akan menuntut memori komputer yang cukup besar. Banyaknya massa/derajat kebebasan juga akan
berakibat pada munculnya banyak pola/ragam goyangan/mode shapes sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Terdapat beberapa cara yang dapat dipakai untuk menyelesaikan persamaan diferensial gerakan yang kesemuanya memunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
82 Universitas Sumatera Utara
2.6.5.2.2 Metode Time-stepping Tujuannya adalah untuk memecahkan numerik sistem persamaan diferensial yang mengatur respon sistem MDOF: ๐๐๐ข๐ขฬ + ๐๐๐ข๐ขฬ + ๐๐๐ ๐ (๐ข๐ข, ๐ข๐ข)ฬ = ๐๐(๐ก๐ก)
๐๐๐๐๐๐๐๐. (๐๐. ๐๐๐๐๐๐)
๐ข๐ข = ๐ข๐ข(0) ๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐ขฬ = ๐ข๐ขฬ (0)
๐๐๐๐๐๐๐๐. (๐๐. ๐๐๐๐๐๐)
Dengan kondisi awal
Pada ๐ก๐ก = 0 . Solusi ini akan memberikan perpindahan vektor ๐ข๐ข(๐ก๐ก) sebagai fungsi waktu .
Skala waktu dibagi menjadi serangkaian langkah-langkah waktu , biasanya durasi konstan โ๐ก๐ก . Eksitasi didefinisikan pada diskrit waktu singkat ๐ก๐ก๐๐ = ๐๐ โ๐ก๐ก , pada
saat itu , menunjukkan sebagai waktu ๐๐ , vektor eksitasi๐๐๐๐ โก ๐๐(๐ก๐ก๐๐ ). Respon akan
ditentukan pada waktu singkat yang sama dan dilambangkan dengan ๐ข๐ข๐๐ โก ๐ข๐ข(๐ก๐ก๐๐ ),
๐ข๐ขฬ ๐๐ โก ๐ข๐ขฬ (๐ก๐ก๐๐ ), ๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐ขฬ ๐๐ โก ๐ข๐ขฬ (๐ก๐ก๐๐ ).
Dimulai dengan respon yang dikenal dari sistem pada waktu ๐๐ yang memenuhi pers(2.105) pada waktu ๐๐:
๐๐๐ข๐ขฬ ๐๐ + ๐๐๐ข๐ขฬ ๐๐ + (๐๐๐ ๐ )๐๐ = ๐๐๐๐
๐๐๐๐๐๐๐๐. (๐๐. ๐๐๐๐๐๐)
Metode Time-stepping memungkinkan kita untuk melangkah ke depan untuk menentukan respon ๐ข๐ข๐๐+1 , ๐ข๐ขฬ ๐๐+1 , ๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐ขฬ ๐๐+1 dari sistem pada waktu ๐๐ + 1 yang memenuhi pers. (2.105) pada saat ๐๐ + 1 :
๐๐๐ข๐ขฬ ๐๐+1 + ๐๐๐ข๐ขฬ ๐๐+1 + (๐๐๐ ๐ )๐๐+1 = ๐๐๐๐+1
๐๐๐๐๐๐๐๐. (๐๐. ๐๐๐๐๐๐)
83 Universitas Sumatera Utara
Bila diterapkan berturut-turut dengan ๐๐ = 0,1,2,3 , . . ., prosedur Time-
stepping memberikan respon yang diinginkan sama sekali instants waktu ๐๐ = 0,1,2,3 , . . .. Kondisi awal yang diketahui pada saat ๐๐ = 0 , memberikan informasi
yang diperlukan untuk memulai prosedur.
Prosedur numerik memerlukan tiga persamaan matriks untuk menentukan tiga vektor diketahui ๐ข๐ข๐๐+1 , ๐ข๐ขฬ ๐๐+1 , ๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐ขฬ ๐๐+1 . Dua persamaan ini berasal dari salah satu persamaan
yang berbeda hingga untuk kecepatan dan vektor percepatan atau dari asumsi tentang bagaimana respon bervariasi selama langkah waktu . Yang ketiga adalah pers.(2.73)pada waktu singkat yang dipilih . Jika waktu saat ini ๐๐ , metode integrasi
dikatakan waktu menjadi metode eksplisit . Jika waktu ๐๐ + 1 pada akhir langkah waktu yang digunakan , metode ini dikenal sebagai metode implisit .
Untuk prosedur numerik menjadi berguna , itu harus (1) konvergen ke solusi yang tepat saat โ๐ก๐ก menurun , (2) stabil di hadapan round- off error numerik , dan (3)
akurat . Kriteria stabilitas yang ditampilkan tidak menjadi ketat dalam analisis respon sistem SDOF karena โ๐ก๐ก harus jauh lebih kecil dari batas stabilitas untuk memastikan
akurasi yang memadai dalam hasil numerik . Stabilitas metode numerik adalah pertimbangan penting , namun, dalam analisis sistem MDOF , seperti akan kita lihat dalam bab ini . Secara khusus, prosedur kondisional stabil dapat digunakan secara efektif untuk analisis respon linear sistem MDOF besar, tetapi prosedur tanpa syarat stabil umumnya diperlukan untuk analisis respon nonlinier dari sistem tersebut. Dalam bagian berikut kita menyajikan beberapa metode numerik untuk setiap jenis analisis respon .
84 Universitas Sumatera Utara
2.6.5.2.3 Analisis sistem linear dengan redaman nonclassical diferensial ๐๐ .... yang harus diselesaikan untuk perpindahan modal u , khusus untuk sistem linear , yang
๐ฆ๐ฆ๐ฎ๐ฎฬ + ๐๐๐ฎ๐ฎฬ + ๐ค๐ค๐ค๐ค = ๐ฉ๐ฉ(t) sistem ini
๐๐๐๐๐๐๐๐. (๐๐. ๐๐๐๐๐๐)
memiliki beberapa DOF , mungkin tepat untuk memecahkan
persamaan ini dalam bentuknya yang sekarang . Untuk sistem yang besar biasanya menguntungkan untuk mengubah pers.(2.105) untuk satu set yang lebih kecil dari persamaan dengan menjelaskan perpindahan dalam beberapa hal pertama getar alami mode ๐๐๐๐ dari sistem tidak teredam atau set sesuai vektor Ritz . Pada bagian ini kita
menggunakan transformasi modal , perluasan konsep untuk menggunakan vektor transformasi Ritz sangatlah mudah.
Penurunan besar dalam jumlah persamaan mungkin jika perpindahan nodal dari sistem dapat didekati dengan kombinasi linear dari mode alami beberapa : ๐ฝ๐ฝ
๐๐(๐ก๐ก) โ ๏ฟฝ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ (๐ก๐ก) = ๐ฝ๐ฝ๐๐(๐ก๐ก) ๐๐=1
๐๐๐๐๐๐๐๐. (๐๐. ๐๐๐๐๐๐)
Menggunakan transformasi ini , seperti yang ditunjukkan pada pers.(2.109) menjadi
dimana ๐ด๐ด = ๐ฝ๐ฝ T ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ
๐๐๐ช๐ชฬ + ๐๐๐ช๐ชฬ + ๐๐๐๐ = ๐๐(t) ๐๐ = ๐ฝ๐ฝ T ๐๐ ๐ฝ๐ฝ
๐๐ = ๐ฝ๐ฝ T ๐ค๐ค๐ค๐ค
๐๐๐๐๐๐๐๐. (๐๐. ๐๐๐๐๐๐) ๐๐(t) = ๐ฝ๐ฝ T ๐ฉ๐ฉ(t)
๐๐๐๐๐๐๐๐. (๐๐. ๐๐๐๐๐๐) 85
Universitas Sumatera Utara
Pers.(2.111) adalah sistem persamaan ๐ฝ๐ฝ pada ๐๐๐๐ (๐ก๐ก), diketahui (๐ก๐ก) , dan jika ๐ฝ๐ฝ jauh
lebih kecil dari ๐๐ , mungkin menguntungkan untuk menyelesaikannya numerik pers.(2.109)Penghematan komputasi yang dihasilkan dapat lebih dari kompensasi untuk upaya komputasi tambahan yang diperlukan untuk menentukan mode ๐ฝ๐ฝ
pertama.
๐ฝ๐ฝ pada persamaan(2.111) mungkin digabungkan atau uncoupled tergantung
pada bentuk matriks redaman . uncoupled untuk sistem dengan redaman klasik , dan masing-masing dengan redaman nonclassical, ๐ถ๐ถ bukan matriks diagonal dan persamaan yang digabungkan . Dalam bagia ini metode numerik disajikan untuk
memecahkan persamaan yang digabungkan tersebut untuk dapat diperpanjang ke susunan pengurangan menggunakan vektor Ritz . Metode numerik pada kondisi stabil dapat digunakan untuk memecahkan pers.(2.111) , yaitu, kita tidak perlu bersikeras pada prosedur tanpa syarat stabil .pada time-step ฮ๐ก๐ก harus dipilih sehingga ฮ๐ก๐ก/๐๐๐๐ cukup kecil untuk memastikan solusi yang akurat untuk setiap mode disertakan , ๐๐ = 1,2, โฆ ., ๐ฝ๐ฝ; ๐๐๐๐ adalah periode alami
dari mode ke- n dari sistem tidak teredam . Pilihan untuk ฮ๐ก๐ก akan ditentukan oleh periode mode ke- ๐ฝ๐ฝ karena memiliki periode terpendek , dengan demikian ฮ๐ก๐ก/๐๐๐ฝ๐ฝ
harus kecil , katakanlah les dari 0,1 . Pilihan ini menyiratkan bahwa ฮ๐ก๐ก < 0,1 ๐๐๐ฝ๐ฝ , untuk semua mode rendah disertakan . ฮ๐ก๐ก dipilih untuk memenuhi kebutuhan akurasi
, mengatakan ฮ๐ก๐ก < 0,1 ๐๐๐ฝ๐ฝ , jelas akan memenuhi kebutuhan stabilitas . Sebagai
contoh, ฮ๐ก๐ก = 0,1 ๐๐๐ฝ๐ฝ jauh lebih kecil dari batas stabilitas ๐๐๐ฝ๐ฝ /๐๐ dan0,551 ๐๐๐ฝ๐ฝ untuk metode beda pusat dan metode percepatan linier , masing-masing.
86 Universitas Sumatera Utara
Solusi langsung dari pers.(2.109) tanpa mengubah ke koordinat modal- mungkin lebih baik untuk sistem dengan beberapa DOFs atau untuk sistem dan Eksitasi di mana sebagian besar mode kontribusi yang signifikan terhadap respon , karena dalam situasi ini ada sedikit yang bisa diperoleh dengan transformasi modal . Metode numerik yang disajikan selanjutnya dapat segera beradaptasi dengan solusi langsung seperti selama waktu langkah โ๐ก๐ก dipilih untuk memenuhi persyaratan stabilitas relatif terhadap
๐๐๐๐
periode
alami
terpendek
dari
sistem
tidak
teredam
.
Dua prosedur kondisional stabil disajikan berikutnya untuk analisis respon linear sistem MDOF . Ini adalah metode beda pusat dan metode Newmark. 2.6.5.2.4 Metode ๐ท๐ท- Newmark
Metode ๐ฝ๐ฝ- Newmark dapat dipakai untuk keperluan integrasi persamaan
diferensial coupled struktur MDOF secara langsung. Metode ๐ฝ๐ฝ-Newmark yang dimaksud misalnya adalah metode yang berdasar pada incremential method.
Sebagaimana dibahas pada Sub-bab tersebut bahwa untuk struktur yang berperilaku linier inelastik maupun non-linier inelastik , maka perlu dikembangkan model integrasi yang dapat mensimulasikan perubahan kekakuan menurut fungsi dari waktu. Pada metode ๐ฝ๐ฝ-Newmark, persamaan diferensial yang berlaku pada interval
yang ditinjau adalah,
๐๐โ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + ๐๐โ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + ๐๐โ๐ฆ๐ฆ = โ๐๐๐๐
(Pers. 2.113)
87 Universitas Sumatera Utara
Apabila beban dinamik yang dipakai adalah beban gempa maka untuk struktur MDOF tersebut adalah, [๐๐]โ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + [๐ถ๐ถ]โ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + [๐พ๐พ]โ๐ฆ๐ฆ = [๐๐]โ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐,๐๐
(Pers. 2.114)
Perlu diingat bahwa metode ๐ฝ๐ฝ-Newmark memakai perjanjian notasi untuk
perubahan simpangan โ๐ฆ๐ฆ, perubahan kecepatan โ๐ฆ๐ฆฬ dan perubahan percepatan โ๐ฆ๐ฆฬ adalah,
โ๐ฆ๐ฆ๐๐ = ๐ฆ๐ฆ๐๐+1 โ ๐ฆ๐ฆ๐๐ , โ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ = ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐+1 , โ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ = ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐+1
(Pers. 2.115)
Sedangkan perubahan intensitas pembebanan pada interval yang ditinjau adalah, โ๐๐๐๐ = โ๐๐๐๐+1 โ ๐๐๐๐
(Pers. 2.116)
Untuk struktur MDOF akibat beban gempa bumi, maka โ๐๐๐๐ = {๐๐}๏ฟฝ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐,๐๐+1 โ ๐ฆ๐ฆ๐๐,๐๐ ๏ฟฝ
(Pers. 2.117)
Untuk memulai integrasi numerik , persamaannya adalah โ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ =
1 2 (โ๐ก๐ก) ๐ฝ๐ฝ
โ๐ฆ๐ฆ๐๐ โ
1 ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ (โ๐ก๐ก) ๐ฝ๐ฝ
โ
1
2๐ฝ๐ฝ
๐ฆ๐ฆฬ ๐๐
(Pers. 2.118)
Yang mana โ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ adalah perubahan percepatan pada langkah ke-i. Sedangkan
perubahan kecepatan pada langkah yang sama โ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ adalah, โ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ =
1
๐ฝ๐ฝ (โ๐ก๐ก)
๐พ๐พ
โ๐ฆ๐ฆ๐๐ โ ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ โ (โ๐ก๐ก) ๏ฟฝ1 โ ๐ฝ๐ฝ
๐พ๐พ
2๐ฝ๐ฝ
๏ฟฝ ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐
(Pers. 2.119)
Kemudian perubahan simpangan dapat dicari dengan persamaan,
88 Universitas Sumatera Utara
โ๐ฆ๐ฆ๐๐ =
๐๐๏ฟฝ๐๐ ๐๐๏ฟฝ
(Pers. 2.120)
Dimana, ๐๐๏ฟฝ = ๏ฟฝ๐๐ +
๐พ๐พ๐พ๐พ
๐ฝ๐ฝ โ๐ก๐ก
+
๐๐
๐ฝ๐ฝ (โ๐ก๐ก)2
๏ฟฝ
(Pers. 2.121)
โ๐๐ฬ ๐๐ = (๐๐๐๐+1 โ ๐๐๐๐ ) + ๐๐๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ + ๐๐๐ฆ๐ฆฬ ๐๐
(Pers. 2.122)
Untuk struktur MDOF akibat beban gempa bumi, maka pers. (2.122) menjadi, โ๐๐ฬ ๐๐ = {๐๐}๏ฟฝ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐,๐๐+1 โ ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐,๐๐ ๏ฟฝ + ๐๐๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ + ๐๐๐ฆ๐ฆฬ ๐๐
(Pers. 2.123)
Nilai a dan b pada pers. (2.122) tersebut adalah, ๐๐ = ๏ฟฝ
1
๐ฝ๐ฝ โ๐ก๐ก
๐พ๐พ
๐๐ + ๐๐๏ฟฝ , ๐๐ = ๏ฟฝ ๐ฝ๐ฝ
1
2๐ฝ๐ฝ
๐๐ + โ๐ก๐ก ๏ฟฝ
๐พ๐พ
2๐ฝ๐ฝ
โ 1๏ฟฝ ๐๐๏ฟฝ
(Pers. 2.124)
Selanjutnya simpangan, kecepatan dan percepatan pada akhir interval adalah, ๐ฆ๐ฆ๐๐+1 = ๐ฆ๐ฆ๐๐ + โ๐ฆ๐ฆ๐๐
๐ฆ๐ฆฬ ๐๐+1 = ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + โ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐
(Pers. 2.125)
๐ฆ๐ฆฬ ๐๐+1 = ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + โ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ
2.6.5.2.3 Metode Wilson-๐ฝ๐ฝ Humar
(1990)
mengatakan
bahwa
metode
ini
merupakan
pengembangan dari metode aselerasi linier. Selanjutnya, Chopra (1995) 89 Universitas Sumatera Utara
mengatakan bahwa metode ini juga pengembangan pada integrasi yang bersifat conditionally stable (supaya stabil/tidak terjadi amplifikasi kesalahan diperlukan suatu persyaratan) yang dikembangkan sedemikian rupa sehingga bersifat unconditionally stable (tidak terjadi amplifikasi kesalahan selama pembebanan). Metode ini mempunyai asumsi bahwa aselerasi berubah secara linier selama ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ = ๐๐(โ๐ก๐ก) adalah โ๐ก๐ก adalah integrasi dan ๐๐ > 1. Sesuai dengan namanya metode ini dikembangkan oleh E.L Wilson.
Metode ini hampir sama dengan metode ๐ฝ๐ฝ-Newmark yaitu
pendekatan incremental. Metode ini cocok dipakai pada struktur yang mempunyai perilaku tidak linier. Hubungan linier hanya terbatas pada tiap-
tiap interval pembebanan yang ditinjau, sedangkan secara keseluruhan belum tentu bersifat linier. Metode Wilson-๐๐ ini diturunkan berdasar pada prinsip akselerasi linier pada Gambar 2.11. Sejenis dengan formulasi incremental seperti pada metode ๐ฝ๐ฝ-
Newmark, maka pada metode ini adalah,
๐๐ ๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + ๐๐ ๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + ๐๐ ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ = ๐ฟ๐ฟ๐๐๐๐
(Pers. 2.126)
Apabila beban dinamik yang dipakai adalah beban gempa maka untuk struktur MDOF pada pers. (2.126) tersebut adalah, [๐๐]๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + [๐ถ๐ถ]๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + [๐พ๐พ]๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ = [๐๐]๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐,๐๐
(Pers. 2.127)
90 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.10 Prinsip Integrasi Wilson-๐๐ (Sumber: Widodo, 2000)
Perubahan percepatan pada interval ke โi adalah, ๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ =
6
๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ 2
๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆ๐๐ โ
Perubahan kecepatan adalah, ๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ =
3
๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ
6
๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ
๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ โ 3๐ฆ๐ฆฬ ๐๐
๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆ๐๐ โ 3๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ โ
๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ 2
(Pers. 2.128)
๐ฆ๐ฆฬ ๐๐
(Pers. 2.129)
Formulasi ini adalah formulasi icremental seperti pada metode ๐ฝ๐ฝ-
Newmark. Selanjutnya Perubahan simpangan dapat dihitung dengan,
๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆ๐๐ =
dengan catatan,
๐๐๏ฟฝ = ๏ฟฝ
6๐๐
(๐๐ ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ )2
dan,
๐ฟ๐ฟ๐๐ ๐๐ ๐๐๏ฟฝ
+
(Pers. 2.130)
3๐๐
๐๐ ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ
+ ๐๐๏ฟฝ
(Pers. 2.131)
๐ฟ๐ฟ๐๐๐๐ = ๐๐ โ๐๐๐๐ + ๐๐ ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ + ๐๐ ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ 6๐๐
๐๐ = ๏ฟฝ(๐๐
๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ )
+ 3๐๐๏ฟฝ , ๐๐ = ๏ฟฝ3๐๐ +
(Pers. 2.132)
(๐๐ ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ ) 2
๐๐๏ฟฝ
(Pers. 2.133)
91 Universitas Sumatera Utara
Untuk menjalankan integrasi tersebut diatas, maka perlu dihitung ๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ menurut persamaan (2.128) dan ๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐ menurut persamaan (2.129). Selanjutnya,
๐ฆ๐ฆ๐๐+1 = ๐ฆ๐ฆ๐๐ + ๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆ๐๐
๐ฆ๐ฆฬ ๐๐+1 = ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + ๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆฬ ๐๐
(Pers. 2.134)
๐ฆ๐ฆฬ ๐๐+1 = ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ + ๐ฟ๐ฟ๐ฆ๐ฆ๐๐ฬ
Proses integrasi dilanjutkan
dengan cara yang sama seperti pada
langkah-langkah diatas.
92 Universitas Sumatera Utara