7
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.
Proses Produksi Proses produksi dapat di definisikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna dapat berupa benda atau tangible material seperti mobil, pakaian, radio, obat, motor, dan sebagainya, namun juga dapat berupa jasa ( intangable material ) sepeti informasi, pelayanan, programer komputer, jasa dokter, pilot pesawat, dosen dan sebagainya. Dari definisi diatas, dapat dilihat bahwa proses produksi pada hakekatnya adalah proses pengubahan ( transformasi ) dari bahan atau komponen ( input ) menjadi produk lain yang mempunyai nilai lebih tinggi atau dalam proses terjadi penambahan nilai, seperti ditunjukkan dalam gambar berikut ini :
[Type text]
8
Input
Proses Transformasi
Output
Mesin
Proses produksi dengan
Barang
Bahan/ komponen
menggunakan berbagai
Jasa
Energi
macam fasilitas
Produk sampingan
Disain
produksi
Sisa – siasa Proses
Gambar 2.1 Proses Produksi Pabrik Dalam gambar 2.1 memperhatikan bahwa setelah semua unsur input dibutuhkan tersedia, maka proses produksi dapat dimulai yang meliputi proses pembuatan dalam unit – unit perakitan dengan prosedur yang benar dan dikontrol untuk mendapatkan kesesuaian dengan desain yang telah ditetapkan. Proses produksi akan berakhir ketika produk yang dihasilkan dilakukan dengan pengepakan untuk siap dikirimkan ke konsumen. Dengan demikian dalam proses produksi terjadi berbagai macam proses, yaitu ( 1 ) proses pembuatan ( 2 ) proses perakitan, ( 3 ) proses pengujian, ( 4 ) proses pengepakan.
2.2.
Perkembangan Teknologi Proses Produksi Proses produksi yang terjadi dalam berbagai macam pabrik saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sebagai akibat kemajuan yang dicapai dibidang teknologi dan komputer. Perubahan pada teknologi proses ini akan berakibat langsung pada desain produk sebagai salah satu unsur input yang akan masuk dalam proses produksi, karena harus menyesuaikan dengan karakteristik serta prosedur yang dimiliki oleh proses produksi dalam membuat produk.
[Type text]
9
Faktor – faktor pendorong kemajuan dibidang teknologi proses produksi akhir – akhir ini terutama disebabkan oleh tiga faktor penting,yaitu : 1) Usaha untuk meningkatkan kualitas, terutama didorong oleh permintaan produk yang lebih baik. Beberapa usaha untuk mencapai hai ini antara lain -
Memperbaiki konstruksi mesin hingga mampu menghasilkan kualitas produk yang diinginkan.
-
Pengembangan dan penyempurnaan proses produksi yang baru
2) Usaha untuk meningkatkan produktifitas, terutama didorong oleh permintaan untuk menghasilkan produk dengan harga lebih bersaing. Beberapa usaha untuk mencapai hal ini antara lain : -
Mengusahakan cara produksi yang lebih cepat.
-
Peningkatan waktu pemakaian mesin dengan meningkatkan otomatisasi pada proses produksi.
3) Usaha untuk meningkatkan fleksibilitas, terutama didorong oleh berbagai hal seperti : -
Umur produk yang semakin pendek.
-
Makin banyaknya variasi produk sejenis yang karena perbedaan selera konsumen.
-
Makin sedikitnya jumlah komponen yang dibuat sehingga tidak lagi ekonomis. Menghadapi
perkembangan teknologi proses produksi, manajer
dituntut untuk memiliki dan menentukan bentuk teknologi proses yang [Type text]
10
akan digunakan termasuk mekanisasi dan otomatisasi adalah upaya berkelanjutan
untuk
meningkatkan
mekanisme
pekerjaan,
dengan
mengganti aktivitas manusia dengan aktivitas mesin. Penggunaan otomatisasi memerlukan pertimbangan yang serius mengenai akibatnya yang timbul terutama dengan pekerja dalam pabrik, karena otomatisasi akan meningkatkan keubutuhan tenaga kerja operator yang memerlukan pendidikan terampil. Industri – industri yang mengolah atau menghasilkan produk dengan
variasi
rendah lebih banyak
menghasilkan produk berbagai jenis melaksanakan otomatisasi unit – unit produksi, mulai dari penerimaan bahan baku hingga produk siap dikirim ke konsumen. 2.3.
Manajemen Kualitas (Quality Management/QM) Manajemen kualitas di definisikan sebagai sebuah filosofi atau sebuah pendekatan yang dipakai oleh manajemen untuk menyusun sekumpulan prinsip, dimana satu sama lain saling mendukung dan masingmasing bagian didukung dengan seperangkat teknik dan implementasi. Manajemen kualitas modern didasari oleh tiga prinsip dasar : 1.
Fokus pada pelanggan
2.
Partisipasi dan kerja sama semua individu di dalam perusahaan
3.
Fokus pada proses yang didukung oleh perbaikan dan pembelajaran secara terus menerus
[Type text]
11
2.3.1. Prinsip Manajemen Kualitas Prinsip - prinsip ini merupakan landasan filosofi six sigma, dan walaupun terdengar sederhana, amat berbeda dengan praktik manajemen tradisi lama. Dahulu, perusahaan jarang berusaha memahami tuntutan pelanggan eksternal, apalagi pelanggan internal 2.4.
Pengertian Kualitas Kualitas dari produk ( barang / jasa ) merupakan faktor dasar kepuasan konsumen dalam menentukan produk yang akan dibeli atau dipakai. Sehingga kualitas dari produk merupakan faktor kunci bagi keberhasilan perusahaan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas biasa disebut sebagai 9M, meliputi : Market ( pasar ), Money ( uang ), Management ( manajemen ), Man ( manusia ),
motivation (
motivasi ), Material ( bahan ), Machine and Machanization ( mesin dan mekanisasi ), Modern Information Methods ( metode informasi modern ), Mounting Product Requirements ( persyaratan proses produksi ) ( Feigenbaum, AV, 1992 ). Kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia. Banyak pakar dan organisai yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandang masing-masing. Peningkatan kualitas merupakan fokus dari penelitian ini. Oleh karena itu kata kualitas perlu dipahami dan didefinisikan terlebih dahulu ( Gasvers, V, 2001 ). Banyak pakar di bidang kualitas yang
[Type text]
12
mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Beberapa diantaranya yang paling terkenal adalah yang dikembangkan oleh 3 pakar kualitas tingkat internasional, yaitu W. Edwards Deming, Philip B Crosby dan Joseph M. Juran. Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, dari definisi-definisi terdapat beberapa kebersamaan yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut ( Tjiptono, F & Diana, A 2001 ) : a.
Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
b.
Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
c.
Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah ( misalnya apa yang diungkap kurang berkualitas pada masa yang akan datang ). Atau bisa disimpulkan bahwa “ kualitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses,dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan ( Tjiptono, F & Diana, A , 2001 ). Goetsch Davis, 1994 membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupannya yaitu: “ Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan ”.
[Type text]
13
2.4.1. Perspektif Terhadap Kualitas David Garvin, 1994 mengidentifikasi adanya lima alternative perspektif kualitas yang biasa digunakan: 1.
Transcedental Approach Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit di definisikan dan dioperasionalkan maupun di ukur. Perspektif ini umumnya di terapkan dalam karya seni seperti seni music, seni tari, seni drama dan seni rupa. Definisi seperti ini sangat sulit untuk di jadikan sebagai dasar perencanaan dalam manajemen kualitas.
2. Product -Based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dimiliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi individual. 3. User-Based Approach Kualitas dalam pendekatan ini di dasarkan pada pemikiran bahwa kualitastergantung pada orang yang memandangnya dan produk yang palingmemuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera (fitness for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. 4.
Manufacturing-Based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supplybased atau dari sudut pandang produsen yang mendefinisikan
[Type text]
14
kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratannya (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang menentukan kualitasa dalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan dan bukan konsumenyang menggunakanya. 5.
Value-Based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”.Oleh karena itu kualitas dalam pandangan ini bersifat relative, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai.
2.4.2. Definisi Kualitas Feigenbaum mengatakan
dalam
bahwa
bukunya
kualitas
“Total
adalah
Quality
keseluruhan
Control” gabungan
karakteristik produk, mulai dari pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk tersebut memenuhi harapan-harapan konsumen. Jadi performansi merupakan ukuran kualitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas yang muncul dari suatu produk merupakan kompromi dari sekelompok karakteristik-karakteristik
yang diinginkan
konsumen
yang
berhasil ditangkap dan diterjemahkan oleh produsen. Konsumen merupakan elevator kualitas karena pada akhirnya konsumen yang memutuskan suatu kualitas, bukan insinyur,
[Type text]
15
pemasaran,
atau
manajemen.Mereka
memilih
dengan
kemampuannya, produk mana yang memenuhi persyaratan. Konsumen yang puas merupakan definisi praktis dari kualitas tinggi.Pencapaian dan pemeliharaan tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas produk, merupakan faktor yang menentukan kesehatan, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memuaskan konsumen, produk harus tiba dalam jumlah, waktu, tempat dan memberikan fungsi yang tepat untuk suatu periode waktu dan harga yang sesuai. Jadi sasaran kebutuhannya ialah kualitas yang membangun keseimbangan yang tepat antara biaya produk dan nilai yang diterima oleh konsumen. 2.4.3. Dimensi Kualitas Secara umum, dimensi kualitas menurutGarvin (dalam Gazperz, 1997:3) sebagaimana ditulis oleh M. N. Nasution (2005: 4-5) dan Douglas C. Montgomery (2001:2) dalam bukunya,mengidentifikasikan delapan dimensi kualitas yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitasbarang, yaitu sebagai berikut 1.
Performa ( performance) Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakankarakteristik
utama
yang
pelanggan ketika ingin membelisuatu produk.
[Type text]
dipertimbangkan
16
2.
Keistimewaan ( features) Merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi
dasar, berkaitan
dengan
pilihan-pilihan
dan
pengembangannya. 3.
Keandalan (reliability) Berkaitan
dengan
kemungkinan
suatu
produk
melaksanakan fungsinyasecara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu. 4.
Konformasi (conformance) Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.
5.
Daya tahan (durability) Merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.
6.
Kemampuan Pelayanan (serviceability) Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan/ kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.
7.
Estetika (esthetics) Merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan individual.
[Type text]
17
8.
Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) Bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk tersebut.
2.4.4. Pengendalian Kualitas Pengendalian adalah suatu proses pendelegasian tanggung jawab dan wewenang untuk suatu aktivitas manajemen,dalam menopang usaha-usaha atau sarana dalam rangka menjamin hasilhasil yang memuaskan. Pengertian kualitas juga banyak diberikan oleh orang yang ahli dalam bidang manajemen mutu terpadu, diantaranya : 1. Menurut Philip B. Crosby ( 1976 ) Kualitas adalah comformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan pencegahan, yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik (acceptable quality level). 2. Menurut Deming ( 1982 ) Kualitas merupakan kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa
[Type text]
18
yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan. 3.
Menurut A. V. Feigenbaum (1983) Feigenbaum mengatakan bahwa kualitas adalah keseluruhan gabungan
karakteristik
produk,
mulai
dari
pemasaran,
rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk tersebut
memenuhi
harapan-harapan
konsumen.
Jadi
performansi merupakan ukuran kualitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas yang muncul dari suatu produk merupakan kompromi dari sekelompok
karakteristik-karakteristik
yang
diinginkan
konsumen yang berhasil ditangkap dan diterjemahkan oleh produsen. 1. Menurut Scherkenbach (1991) Kualitas ditentukan oleh pelanggan, dimana pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut. 2. Menurut Elliot (1993) Kualitas merupakan sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat, dikatakan sesuai dengan tujuan. Saat ini oleh banyak perusahaan, mutu diartikan sebagai penyesuaian sepenuhnya terhadap kebutuhan pelanggan. Karena
[Type text]
19
mutu adalah sesuatu yang sifatnya dapat terus berubah maka diperlukan suatu proses perbaikan mutu yang berkesinambungan. Salah satu konsep manajemen mutu yang mengutamakan pemenuhan keinginan atau kebutuhan pelanggan melalui perbaikan mutu yang berkesinambungan serta melibatkan seluruh sumber daya yang ada diperusahaan adalah kaizen.
2.5
Kaizen 2.5.1. Pengertian Kaizen Kaizen merupakan istilah dalam bahasa jepang terhadap konsep Continous Incremental Improvement. Kai
berarti
perubahan dan Zen berarti baik. Kaizen berarti penyempurnaan yang berkesinambungan yang melibatkan setiap orang. Pendekatan ini hanya dapat berhasil dengan baik apabila dengan disertai dengan sumber daya manusia yang tepat. Faktor manusia merupakan dimensi yang terpenting dalam perbaiakan kualitas dan produktivitas. 2.5.2. Tujuan Utama Kaizen Tujuan utama Kaizen adalah peningkatan terus menerus dalam kualitas, biaya dan delivery atau yang dekenal dengan Quality – Cost – Delivery ( QCD ). Quality yang dimaksud bukan hanya kualitas dari produk yang dihasilkan, tapi juga kualitas dari proses yang menghasilkan produk atau jasa. Cost berbicara mengenai biaya secara keseluruhan, mulai dari design, produk, [Type text]
20
produksi, penjualan dan pelayanannya. Delivery berarti memenuhi permintaan sesuai dengan waktu dan jumlah yang diinginkan. Bila ketiga hal ini menyatu maka terjadilah yang disebut kepuasan pelanggan. 2.5.3 Konsep Dasar Kaizen Semangat kaizen yang tinggi dalam perusahaan jepang telah membuat mereka maju pesat dan unggul dalam kualitas. Kaizen pada dasarnya merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang bertujuan untuk melaksanakan perbaikan secara terus-menerus. Semangat kaizen berlandaskan pada pandangan berikut ( Gasvers,V , 2001 ) : 1. Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan esok harus lebih baik daripada hari ini 2. Tidak boleh ada satu hari pun yang lewat tanpa perbaikan/ peningkatan 3. Masalah yang timbul merupakan suatu kesempatan untuk melaksanakan perbaikan / peningkatan 4. Menghargai adanya perbaikan/peningkatan meskipun kecil 5. Perbaikan/peningkatan tidak harus memerlukan investasi yang besar. 2.5.4.
Metode Kaizen Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya merupakan keseluruhan kumpulan aktivitas, dimana berusaha mencapai
[Type text]
21
kondisi “fitness for use “ tidak peduli dimana aktivitas tersebut akan dilaksanakan yaitu mulai pada saat produk dirancang, diproses, sampai selesai dan didistribusikan kekonsumen. Kegiatan pengendalian kualitas antara lain akan meliputi aktivitas-aktivitas perencanaan kualitas pada saat merancang ( desain ) produk dan proses pembuatannya. Pengendalian dalam penggunaan segala sumber material yang dipakai dalam proses produksi ( incoming material control ), analisa tindakan koreksi dalam kaitannya dengan cacat-cacat yang dijumpai pada produk yang dihasilkan. Parameter yang menentukan suatu produk harus mampu memenuhi kosep “ fitnes for use “ ada dua macam yaitu parameter kualitas desain ( quality of design ) dan parameter kualitas kesesuaian ( quality of conformance ) ( Wign josoebroto, S , 2003 ). Keberhasilan perusahaan-perusahaan jepang dalam perbaikan kualitas dan reduksi biaya terus-menerus yang membuat mereka unggul dipasar global merupakan akibat dari penerapa filosofi kaizen ( perbaikan terus-menerus) pada perusahaan ( Yulianto Nur Saputro, Dwi. 205 ). 2.5.5. Gemba Kaizen Gemba berarti tempat kerja ( work place / shop floor ). Kaizen berarti perbaikan teris menerus. Jadi gemba kaizen berarti peningkatan terus menerus di tempat kerja.
[Type text]
22
Ada tiga prinsip dasar didalam melakukan Gemba Kaizen yaiu : 1. Housekeeping 2. Muda Elimination 3. Standarization 2.5.6. “ 5 S “ Prinsip Dasar Housekeeping Salah satu prinsip dasar dalam penerapan “ Kaizen “ adalah housekeeping yang berarti penataan workplace dengan menjaga kebersihan dan kerapihan. Gerakan 5-S memperoleh namanya dari inisial kata jepang yang dimulai dari huruf S : Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke, sebagai bagian dari manajemen visual suatu program menyeluruh. Petunjuk
mengulangi
langkah-langkah
itu
seringkali
dipasang detempat kerja guna melatih karyawan untuk dapat mematuhi peraturan yang diterapkan perusahaan ( Masaaki Imai, 1997 ). 1. Seiri ( Pemilahan ) Seiri berarti memilih dan mengelompokkan barang-barang sesuai dengan jenis dan fungsinya,sehingga jelas mana yang tidak diperlukan.Situasinyayaitu semua barang dan bahan berantakan disuatu area bercampur baur tidak menentu sehngga tidak jelas mana yang penting, diperlukan dan tidak diperlukan.
[Type text]
23
2. Seiton ( Penataan ) Seiton berarti menyusun dan meletakkan bahan dan barang sesuai dengan tempatnya agar mudah ditemukan kembali atau dijangkau bila diperlukan 3. Seiso ( Kebersihan ) Seiso
berarti
membersihkan
semua
fasilitas
dan
lingkungan kerja dari kotoran serta membuang sampah pada tempatnya. 4. Seiketsu ( Pemeliharaan ) Seiketsu berarti memelihara semua barang atau peralatan, pakaian, tempat kerja dan material lainnya tetap dalam kondisi bersih dan tertata rapih. 5. Shitsuke ( Pembiasaan ) Shitsuke berarti membentuk sikap untuk memenuhi aturan –aturan dan disiplin mengenai kebersihan dan kerapihan peralatan dan tempat kerja
2.6.
Seven Tools Seven Tools atau tujuh alat pemecahan masalah merupakan alat yang membantu proses pemecahan masalah. Tujuh alat ini biasanya digunakan beriring dengan delapan langkah ( 8 Step ), Fungsinya adalah untuk memperjelas hal – hal yang diuraikan pada delapan langkah dalam bentuk diagram – diagram.
[Type text]
24
Tujuh alat pemecah masalah tersebut adalah : 1.
Lembar Pengumpukan Data / Check Sheet Digunakan untuk mempermudah pengumpulan data, dimana seluruh data dari masing – masing bagian dikumpulkan dalam bentuk laporan, kemudian mengkoreksi data yang berhubungan dengan masalah yang akan diatasi.
2.
Stratifikasi ( Penggolongan ) Digunakan untuk menguraikan persoalan menjadi golongan sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur – unsur tunggal dalam persoalan, seperti : -
Jenis cacat / kerusakan
-
Penyebab kerusakan
-
Lokasi kerusakan
-
Material dari pembuatan, unit kerja, operator, waktu, dan sebagainya.
3.
Diagram Pareto Merupakan diagram yang terdiri dari grafik balok dan grafik garis yang menggambarkan perbandingan masing – masing jenis masalah terhadap keseluruhan. Grafik ini dapat digunakan untuk mempersempit daerah masalah, karena selalu ada sumber masalah yang dominan, menggambarkan jenis persoalan sebelum dan sesudah perbaikan.
[Type text]
25
4.
Diagram Sebab Akibat Biasa disebut dengan tulang ikan ( Fish Bond Diagram ) yaitu diagram yang menunjukan faktor – faktor yang menjadi sebab dari suatu akibat. Berguna untuk menemukan faktor yang berpengaruh, sember – sumber permasalahan dan faktor penyebab dari suatu masalah.
5.
Histogram Digunakan
untuk
memudahkan
mengetahui
distribusi
frekwensi atau data yang ada untuk melihat persoalan. Diagram ini menunjukan harga rata – rata dan derajat penyebaran sehingga kita jadi lebih mudah dalam melihat jenis data yang punya frekwensi tertinggi maupun terendah. Selain distribusi frekwensi bisa juga digunakan untuk menunjukan distribusi intensitas, produktifitas, distribusi nilai dan lain – lain. 6.
Diagram Pencar Suatu diagram yang menggambarkan korelasi dari suatu penyebab yang berkesinambungan terhadap penyebab lain atau terhadap akibat / karakteristik mutu, digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi dari suatu penyebab terhadap penyebab lain.
7.
Grafik ( Control Chart ) Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk gambar, kelebihannya adalah : -
[Type text]
Data lebih cepat, mudah, jelas dan menarik untuk dilihat
26
-
Korelasi dengan data yang lalu dapat dipaparkan sekaligus sebagai perbandingan
-
Perbandingan dengan data lain yang berhubungan dapat terlihat jelas.
Jenis grafik terdiri dari 3 macam, yaitu : -
Grafik Garis ( Line Graph )
-
Grafik balok ( Bar Graph )
-
Grafik Lingkaran ( Cyrcle Graph ) Control Chart merupakan grafik garis penentuan batas
maksimum
dan
minimum
yang
merupakan
batas
daerah
pengendalian, mempermudah mengamati perubahan data dari waktu ke waktu dan melihat penyimpangan. 2.6.1. Delapan Langkah Pemecahan Masalah Delapan
langkah
pemecahan
masalah
ini
mengikuti
penjabaran siklus PDCA ( Plan – Do – Check – Action ). Siklus ini merupakan aspek yang penting dalam kegiatan Quality Control Cyrcle. Adapun kedelapan langkah tersebut adalah : 1. Menemukan Persoalan Langkah pertama ini mengambil tema sesuai dengan prioritas masalah yang ada dan akan dipecahkan. Teknik pengendalian mutu yang dipakai dalam langkah ini adalah : grafik, diagram pareto,
[Type text]
27
dan histogram. 2. Menemukan sebab persoalan Dilakukan dengan cara mendaftarkan semua sebab yang mungkin dengan teknik sumbang saran ( brainstorming ). Teknik ini merupakan cara yang efektif untuk memunculkan ide kreatif dari setiap anggota untuk berpartisipasi. 3. Mencari Faktor Yang Paling Berpengaruh Menganalisa sebab – sebab yang telah ditemukan, meneliti dan menguji sebab – sebab tersebut dan menemukan prioritas utama untuk dipecahkan. Alat yang digunakan adalah diagram pencar. 4. Merencanakan Langkah Yang Tepat Langkah ini dapat dilakukan dengan cara : - Memikirkan segala cara penanggulangan yang mungkin -
Mempelajari dan memilih cara penanggulangan yang paling efektif terhadap penyebab utama. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan – pertanyaan sebagai barikut :
[Type text]
Why
: Mengapa perlu penanggulangan
What
: Apa tujuan penanggulangan
Where
: Dimana penanggulangan dilaksanakan
Who
: Siapa yang melaksanakan
How
: Bagaimana pelaksanaan
28
-
Siapkan rencana pelaksanaannya dan informasikan ke personil yang terkait
5. Melaksanakan Rencana Pelaksanaan
penanggulangan
harus
sesuai
rencana
penanggulangan, dan pembagian tugas harus secara adil sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing – masing anggota. 6. Memeriksa Hasil Pada tahap ini langkah yang dilakukan meliputi : -
Membandingkan hasil dengan rencana
-
Mengetahui penyimpangan – penyimpangan yang terjadi dengan menggunakan alat diagram batang atau diagram grafik.
7. Mencegah Timbulnya Permasalahan Yang Sama Untuk mencegah timbulnya masalah yang sama, setiap hasil yang telah dicapai haruslah dibuat standarisasi, tujuannya antara lain untuk menurunkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam produksi. 8. Memperhatikan Persoalan Yang Masih ada Maksudnya adalah melihat kembali persoalan yang belum terselesaikan atau masalah yang lain dan kemudian mulai kembali dari langkah 1 sampai 8, begitu seterusnya sampai semua masalah selesai.
[Type text]
29
[Type text]