BAB II LANDASAN TEORI
Beberapa teori yang dijadikan landasan pengerjaan tugas akhir akan dibahas pada bab ini. Definisi dan konsep yang diperoleh dari sumber literatur akan digunakan untuk memberikan penjelasan dengan detil dan faktual.
2.1 Konsep Diet Sub-bab ini menjelaskan mengenai konsep diet yang akan digunakan sebagai acuan dari Tugas Akhir ini. Konsep yang akan dipaparkan terdiri dari definisi diet itu sendiri serta jenis diet yang akan digunakan sebagai acuan dalam Tugas Akhir ini. 2.1.1 Definisi Diet Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) [PUS08], kata Diet diartikan sebagai sebuah perencanaan atau pengaturan pola makan yang secara mengkhusus ditujukan untuk menunjang kesehatan seseorang. KBBI juga menyatakan bahwa pelaksanaan diet biasanya dilakukan atas petunjuk dokter. Dengan demikian, orientasi Diet tidak hanya tertuju pada penurunan berat badan semata, namun juga mempertimbangkan segi kesehatan pelakunya. Dalam prakteknya, petunjuk dokter dapat diperoleh dari ahli diet atau ahli gizi yang dapat dibilang cukup untuk membantu seseorang untuk menjalankan program dietnya. 2.1.2 Aktivitas Pelatihan Diet Selain diet, tentunya terdapat istilah Ahli Diet, atau dalam bahasa Inggris disebut juga dengan dietician. Menurut Caro Los, salah seorang ahli diet yang pada 2008 bekerja di perusahaan konsultan kesehatan De Arbodienst, ahli diet adalah seseorang yang memiliki spesialisasi dalam hal nutrisi dan tingkah laku seseorang dalam kaitannya dengan penyakit dan kesehatan [LOS08]. Tugas seorang ahli diet adalah untuk membuat perencanaan diet dan menyediakan panduan bagi para kliennya untuk mencapai perubahan tingkah laku (behavior) demi kondisi kesehatan yang lebih baik, inilah yang disebut dengan Aktivitas Pelatihan Diet.
II-1
II-2 Beliau menambahkan, aktivitas pelatihan yang dijalankan dapat berbeda-beda, bergantung pada ahli diet dan kebijakan organisasi tempat ahli diet bekerja. Namun satu hal yang umum adalah, dalam pelatihan diet, beberapa hal di bawah ini akan selalu diperhatikan: 1. Data kesehatan klien, seperti berat badan, tinggi badan, kadar lemak, kadar air, tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah. 2. Kebiasaan klien, seperti rutinitas keseharian (berangkat ke kantor, pulang ke rumah, dan bepergian), olahraga, dan beban kerja yang dihadapi. 3. Riwayat kesehatan klien, berkaitan dengan penyakit berat yang pernah diidap. Setidaknya ketiga hal tersebut akan menjadi dasar bagi seorang ahli diet dalam merencanakan pola diet khusus untuk kliennya. 2.1.3 Diet Berdasarkan Ciri dan Bentuk Tubuh (Genotype Diet) Dari sekian macam Diet yang ada pada saat ini, salah satu di antaranya adalah Diet Berdasarkan Ciri dan Bentuk Tubuh atau biasa juga disebut dengan Diet Genotip (Genotype Diet). Diet ini diusulkan oleh Dr. Peter J D’Adamo pada tahun 2007 [GEN08]. Beliau melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan faktor genetis dan nutrisi seseorang yang mempengaruhi pola makan dan aktvitas keseharian. Diet ini juga beperan sebagai obat tubuh, penyeimbang stres, atau pelancar saluran pencernaan bagi para pelakunya. 2.1.3.1 Genotip dan Jenis-jenisnya Dalam [NAT08], genotip didefinisikan sebagai identitas genetik dari suatu individu yang tidak ditunjukkan dalam suatu karakteristik luar. Dari pengertian tersebut, Genotip merupakan hasil proses bertahan hidup yang tidak dipengaruhi dan tidak dapat diidentifikasi melalui ras, suku bangsa, ataupun warna kulit, melainkan sesuatu yang dipengaruhi lingkungan pada saat suatu individu itu berada di dalam kandungan, serta lingkungan dimana dia lahir dan hidup.
Adapun dalam [DAD08], J. D’Adamo menyatakan bahwa secara keseluruhan, terdapat enam jenis Genotip yang membedakan tiap manusia: 1. Genotip Pemburu (Hunter) merupakan individu yang bersifat reaktif, merespon ancaman yang ada secara cepat dan kuat.
II-3 2. Genotip Pengumpul (Gatherer) adalah individu yang mampu bertahan hidup dalam kondisi kelaparan (jumlah makanan yang minim). Jenis ini memiliki tujuan untuk menahan kalori sebaik mungkin di dalam tubuhny. 3. Genotip Guru (Teacher) yang bersifat lebih toleran terhadap beberapa macam bakteri dan kuman. Namun tidak jarang juga mereka pada akhirnya menerima unsur-unsur penyebab penyakit yang seharusnya ditolak. 4. Genotip Penjelajah (Explorer) memiliki sifat yang unik dan berbeda dengan yang lain. Orang kidal atau yang tidak simetris bagian tubuh kiri dan kanannya adalah contoh dari jenis ini. 5. Genotip Prajurit (Warrior) adalah individu yang mampu bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. 6. Genotip Pengembara (Nomad) yang cukup toleran terhadap perubahan kondisi lingkungan sekitarnya. Namun individu ini selektif dalam menyaring kuman dan bakteri yang menyerang.
Suatu individu akan memiliki sebagian sifat dari beberapa jenis genotip. Hanya salah satu di antaranya yang memiliki nilai kedekatan paling tinggi. Genotip untuk seseorang juga tidak akan sama dalam jangka waktu yang lama. Hal ini berkaitan dengan sifat genotip yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. 2.1.3.2 Mekanisme Penentuan Genotip Menurut [DAD08], Kalkulator Genotip merupakan sebuah mekanisme yang membantu seseorang mengidentifikasi genotipnya melalui beberapa pengukuran fisik seperti bentuk rangka, panjang torso tubuh, dan bentuk sidik jari yang akan dicocokkan dengan suatu tabel referensi.
Berikut adalah langkah-langkah penentuan Genotip menurut [DAD08]: 1. Menentukan jenis Kalkulator Genotip yang digunakan: a. Kalkulator Tingkat Dasar bagi mereka yang belum mengetahui golongan darahnya sendiri. b. Kalkulator Tingkat Menengah bagi mereka yang telah mengetahui golongan darahnya sendiri. c. Kalkulator Tingkat Lanjut bagi mereka yang mengetahui golongan darah, jenis Rhesus darah, serta status Sekretor mereka.
II-4 2. Melakukan pengukuran sesuai dengan Kalkulator Genotip yang dipilih: a. Untuk Kalkulator Genotip tingkat dasar memerlukan data ukuran panjang kaki dan Torso badan. b. Untuk Kalkulator Genotip tingkat menengah memerlukan data pada kalkulator dasar beserta data jenis golongan darah. c. Untuk Kalkulator Genotip tingkat lanjut memerlukan data pada kalkulator menengah disertai dengan data jenis Rhesus darah, dan status Sekretor tubuh. 3. Melakukan uji kekuatan Genotip melalui beberapa pertanyaan yang telah dirumuskan Dr. J. D’Adamo. 4. Mencocokkan hasil pengukuran dengan tabel referensi genotip, serta menambahkan nilai kekuatan untuk tiap jenis genotip yang teridentifikasi. 5. Mendapatkan nilai kekuatan dari masing-masing jenis genotip yang berpotensi. Jenis genotip dengan nilai kekuatan paling tinggi adalah genotip dominan dari seseorang tersebut.
2.2 Rekayasa Aplikasi Web dengan UML Bagian ini akan menjelaskan mengenai definisi Aplikasi Web dan UML. Kemudian akan dijelaskan mengenai konsep UML dalam pengembangan Aplikasi Web. 2.2.1 Konsep Aplikasi Web (Web Application) Menurut [THO01],
Aplikasi Web adalah sebuah mekanisme
baru untuk
mengembangkan model penggunaan web yang relatif bersifat statis, yaitu hanya berupa penanganan request-response. Pengembangan yang dimaksud dapat berupa penyimpanan status dari pengguna website dan pengidentifikasian pengguna yang sedang mengakses (mekanisme keanggotaan). Untuk selanjutnya, aplikasi web dapat melakukan aktivitas yang lebih kompleks untuk menunjukkan sifatnya yang dinamis.
Dalam [NGU01] disebutkan bahwa aplikasi web tersusun atas 2 komponen utama, yaitu komponen yang terdapat di sisi client, dan komponen yang terdapat di sisi server. Komponen di sisi server, dapat berupa web server, database, dan application server. Sedangkan web browser termasuk ke dalam komponen di sisi client. Kedua komponen utama ini akan dihubungkan dengan sebuah jaringan agar dapat saling berkomunikasi. Gambar II-1 menunjukkan skema sederhana dari aplikasi web.
II-5
Gambar II-1 Unsur-unsur Aplikasi Web
Web server dapat melayani pengguna aplikasi web yang ingin mengakses database melalui konten web dengan keberadaan application server di dalamnya. Setelah pengguna aplikasi web mengirimkan request melalui web browser, server akan mengelola request dengan mengeksekusi proses bisnis atau algoritma tertentu, dan melakukan pengambilan data dari database jika diperlukan. Selanjutnya, dokumen halaman web akan dikembalikan kepada client untuk ditampilkan di web browser. 2.2.2 UML dalam Web Application Engineering Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa grafik yang terdiri dari simbol, icon, dan bentuk lainnya yang digunakan untuk merepresentasikan konsep yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi berorientasi objek [BEN02]. Konsep UML yang biasa digunakan sedikit mengalami penyesuaian pada pengembangan aplikasi web. Komponen tambahan diperlukan untuk mendefinisikan sebuah web. Komponen tambahan tersebut adalah Web Application Extension (WAE).. 2.2.3 Penerapan Web Application Engineering Perancangan aplikasi web terdiri dari beberapa tahap: 1. Software requirements Requirements terbagi menjadi dua, functional dan non-functional [SCH05]. Functional requirements berupa statement yang mencerminkan fitur-fitur dari suatu aplikasi. Non-functional requirements akan mencerminkan unsur-unsur non-teknis dari aplikasi, seperti kekuatan, tingkat keamanan, atau kehandalan.
II-6 2. Model Use Case Use Case Model adalah metode pemodelan untuk menggambarkan aksi-aksi yang dapat dilakukan oleh suatu aplikasi berkaitan dengan keberadaan peran aktor atau pengguna aplikasi. Sebuah aplikasi tersusun dari beberapa use case, dan sebuah use case memiliki beberapa functional requirement. Untuk setiap use case perlu didefinisikan skenario proses yang terjadi. Skenario akan menceritakan aksi dari pengguna aplikasi dan respon dari sistem.
3. Model User Experience User Experience (UX) adalah rupa dari tampilan suatu aplikasi [CON02]. UX mendefinisikan halaman halaman yang menyusun suatu aplikasi web. Model UX merupakan salah satu komponen WAE UML.
Terdapat 3 buah komponen utama dalam UX [CON02]: a. Screen, yaitu layar utama aplikasi yang terdiri dari sekumpulan konten statis, konten dinamis, atau menu-menu pilihan. b. Screen Compartment, yaitu bagian penyusun suatu screen, seperti header, footer, banner, dan main menu. c. Form, yang bertindak sebagai formulir online yang akan dikirimkan menuju server untuk diolah lebih lanjut.
Sebuah Participant diagram digunakan untuk menunjukkan hubungan antar screen, screen compartment, serta form dalam aplikasi web. Sebuah storyboard digunakan untuk menunjukkan urutan tampilnya screen sesuai dengan skenario yang ada.
4. Model Perancangan Terdapat beberapa aktivitas utama untuk membuat model perancangan: a. Mendefinisikan Logical View Logical view adalah pemodelan yang menunjukkan kelas-kelas halaman yang dibutuhkan dalam tiap use case serta hubungan di antaranya. Logical view terdiri dari 3 jenis kelas halaman: • Server Page yang menunjukkan halaman web dinamis.
II-7 • Client Page yang menunjukkan halaman web berformat HTML • HTML Form sebagai halaman yang bertujuan mengambil data pengguna aplikasi web melalui form yang tersaji online.
b. Mendefinisikan Component View Component View adalah pemodelan yang mendefinisikan nama-nama file fisik yang akan merealisasikan model logical view yang telah dibuat. Beberapa jenis komponen harus ditentukan dalam model ini: • Static Page, yaitu sebuah file halaman web yang tidak memerlukan eksekusi apapun di sisi server. Static Page merealisasikan client page. • Dynamic Page, adalah file halaman web yang mengandung mekanisme pengerjaan suatu algoritma tertentu di server. Dynamic page dapat merealisasikan satu server page atau beberapa client page. • Physical Root, yang menunjukkan hierarki tempat dimana file fisik dapat diakses.
c. Memetakan model desain dengan model UX Untuk konsistensi perancangan, diperlukan pemetaan component view dengan model UX. Akan ditunjukkan file-file yang merealisasikan model UX tertentu.
Logical view dan component view merupakan komponen WAE UML.