BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Fisiologi Fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah
ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mendefinisikan fisiologi sebagai cabang biologi yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan, atau sel) (http://id.wikipedia.org/wiki/Fisiologi). Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau seluruhnya pada sel manusia (Sritomo, 1993). Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi normal dari suatu organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ hingga tingkat organisme itu sendiri. Adapun fungsi yang dipelajari adalah fungsi kerja yang meliputi fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup (Sritomo, 1993). Bekerja adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu barang atau jasa yang bermanfaat dan digunakan bagi orang lain, yang mungkin segera terkesan adalah aspek sosial dari bekerja dalam pengertian sempit yaitu karya persembahan seseorang kepada orang lain. Namun jika diteliti lebih dalam tersirat makna lain yaitu bahwa berkarya untuk orang lain seseorang akan mendapatkan penghargaan atas hasil karyanya itu. Penghargaan dari orang lain inilah yang antara lain dicari juga oleh seseorang dan penghargaan ini bukan saja dalam bentuk materi tetapi juga dalam bentuk pengakuan, pujian, penghormatan, dan lain-lain.
BII-1
BII-2
2.2
Pengertian Kerja Menurut Sutalaksana (2006), bekerja adalah suatu kegiatan manusia
merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi dalam kaitannya dengan kerja manusia sebagai dalam hal ini ditunjukan untuk mengevaluasi dan merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan agar dapat memberikan peningkatan efektivitas dan efesiensi selain juga kenyamanan ataupun keamanan bagi manusia sebagai pekerjanya. Salah satu tolak ukur (selain waktu) yang diaplikasikan untuk mengevaluasi apakah tata cara sudah dirancang baik atau belum adalah dengan mengukur penggunaan energi kerja yang harus dilakukan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Berat ringannya kerja yang dilakukan oleh seorang pekerja akan dapat ditentukan oleh gejala-gejala perubahan yang tampak dapat diukur lewat pengukuran anggota tubuh/fisik manusia antara lain: 1. Laju detak jantung. 2. Tekanan darah. 3. Temperatur badan. 4. Konsumsi oksigen yang dihirup. 5. Kandungan kimiawi dalam tubuh Sumber: http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf
2.3
Kelelahan Kerja Definisi umum dari kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi
pada saraf dan otot manusia sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi atau kedua-duanya dari performansi optimum seorang operator. Salah satu definisi dari kelelahan kerja adalah:
BII-3
1.
Levy (1990) mengutarakan bahwa kelelahan kerja masih merupakan misteri dunia kedokteran modern, penuh kekaburan dalam sebab musababnya serta pencegahannyapun belum terungkap secara jelas.
2.
Rizeddin (2000): kelelahan menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang ditandai oleh sensasi lelah, motivasi menurun, aktivitas menurun.
3.
Keadaan yang ditandai oleh adanya perasaan kelelahan kerja dan penurunan kesiagaan.
4.
Keadaan pada saraf sentral sistimik akibat aktivitas yang berkepanjangan dan secara fundamental dikontrol oleh sistim aktivasi dan sistim ihibisi batang otak.
5.
Merupakan fanomena komples yang disebabkan oleh faktor biologi pada proses kerja dan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
6.
Merupakan kriteria lengkap tidak hanya menyangkut kelelahan fisik dan psikis tetapi lebih banyak kaitannya dengan adanya penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi, dan penurunan produktivitas kerja.
7.
Adalah respon total terhadap stres psikososial yang dialami dalam satu periode waktu tertentu dan cenderung menurunkan motivasi dan prestasi kerja (http://batikyogya.wordpress.com/2008/09/09/kelelahan-kerja/). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan dalam
bekerja. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan, adalah sebagai berikut: 1. Penentuan dan lamanya waktu kerja. 2. Penentuan dan lamanya waktu istirahat. 3. Sikap mental pekerja. 4. Besarnya beban tetap. 5. Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap. 6. Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan. 7. Lingkungan fisik kerja. 8. Kecapaian kerja. 9. Jenis dan kebiasaan olahraga atau latihan.
BII-4
10. Jenis kelamin. 11. Umur. 12. Sikap kerja Sumber: http://batikyogya.wordpress.com/2008/09/09/kelelahan-kerja/
2.4
Pengukuran Kerja Dengan Metode Fisiologi Dalam suatu kerja fisik, manusia akan menghasilkan perubahan dalam
konsumsi oksigen, heart Rate, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh. Kerja fisik ini dikelompokkan oleh Davis dan Miller: 1. Kerja total seluruh tubuh, yang menngunakan sebagian besar otot biasanya melibatkan dua per tiga atau tiga seperempat otot tubuh. 2. Kerja otot yang membutuhkan energi Expenditure karena otot yang digunakan lebih sedikit. 3. Kerja otot statis, otot digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi tanpa kerja membutuhkan kontraksi sebagian otot. Tiffin mengemukakan kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja, yaitu: Kriteria Faali, kriteria kejiwaan dan kriteria hasil kerja (http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf). Kriteria Faali meliputi: Kecepatan denyut jantung, konsumsi Oksigen, Tekanan darah, Tingkat penguapan, Temperatur tubuh, komposisi kimiawi dalam darah dan air seni. Kriteria ini digunakan untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh (http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf). Kriteria Kejiwaan meliputi: pengujian tingkat kejiwaan pekerja, seperti tingkat kejenuhan, emosi, motivasi, sikap dan lain-lain. Kriteria kejiwaan digunakan untuk mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama bekerja. Kriteria Hasil Kerja meliputi: hasil kerja yang diperoleh dari pekerja. Kriteria ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari seluruh kondisi kerja dengan cara melihat hasil kerja yang diperoleh dari pekerja tersebut. Sumber: http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf
BII-5
2.5
Kerja Fisik dan Mental Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia
sebagai sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga ‘manual operation’ dimana performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia yang berfungsi sebagai sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja. Kerja fisik juga dapat dikonotasikan dengan kerja berat atau kerja kasar karena kegiatan tersebut memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja berlangsung. Dalam kerja fisik konsumsi energi merupakan faktor utama yang dijadikan tolak ukur penentu berat / ringannya suatu pekerjaan. Secara garis besar, kegiatan-kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja mental. Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antar satu dengan lainnya. Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui: 1. Konsumsi oksigen. 2. Denyut jantung. 3. Peredaran udara dalam paru-paru. 4. Temperatur tubuh. 5. Konsentrasi asam laktat dalam darah. 6. Komposisi kimia dalam darah dan air seni. 7. Tingkat penguapan. 8. Faktor lainnya Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara yang tidak langsung, yaitu dengan cara pengukuran, pengukuran tersebut meliputi: 1. Kecepatan denyut jantung. 2. Konsumsi Oksigen
BII-6
Sedangkan kerja mental merupakan kerja yang melibatkan proses berpikir dari otak kita. Pekerjaan ini akan mengakibatkan kelelahan mental bila kerja tersebut dalam kondisi yang lama, bukan diakibatkan oleh aktivitas fisik secara langsung melainkan akibat kerja otak kita. Kecepatan denyut jantung memiliki hubungan yang sangat erat dengan aktivitas faal lainnya.
Kecepatan Denyut Jantung
1. Tekanan Darah
2. Aliran Darah 3. Komposisi Kimia dalam Darah 4. Temperatur Tubuh 5. Tingkat Penguapan 6. Jumlah udara yang dikeluarkan
Hubungan
oleh paru-paru hubungan Gambar 2.1 Hubungan Kecepatan Denyut Jantung dengan Aktivitas Faal
Penentuan waktu istirahat atau recovery adalah: Berdasarkan konsumsi energi dari konversi kecepatan denyut jantung.
R=
T(K S) K 1,5
Keterangan: R = Waktu istirahat (menit). T = Waktu total kerja. K = Energi yang dikeluarkan dalam bekerja (kkal/menit). S = Konstanta. Untuk penentuan S diberikan pendekatan seperti ditunjukkan oleh tabel detak jantung. Berikut ini adalah tabel penentuan S pada detak jantung
BII-7
Tabel 2.1 Detak Jantung
Tingkat Pekerjaan Undully Heavy Very Heavy Heavy Moderate Light Very Light
Energy Expenditure
Detak Jantung
Konsumsi Energi
Kkal / menit
Detak / menit
Liter / menit
>175 150 – 175 125 – 150 100 – 125 60 – 100 < 60
>2.5 2.0 – 2.5 1.5 –2.0 1.0 – 1.5 0.5 – 1.0 < 0.5
>12.5 10.0 – 12.5 7.5 – 10.0 5.0 – 7.5 2.5 – 5.0 < 2.5
Kkal / 8jam >6000 4800 – 6000 3600 – 4800 2400 – 3600 1200 – 2400 < 1200
Sumber: http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf Denyut jantung tentu sangat mempengaruhi hasil kerja, semakin cepat recovery tentu akan menambah kinerja operator. Ada beberapa definisi Muller tentang kerja denyut jantung (1962) adalah sebagai berikut: 1. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) adalah rata-rata denyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai. 2. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut jantung selama seseorang bekerja. 4. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut jantung selama bekerja dan selama istirahat. 5. Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost or recovery cost) adalah jumlah aljabar denyut jantung saat suatu pekerjaan selesai dikerjakan sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya. 6. Denyut total (total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan sampai denyut berada pada kondisi istirahat (resting level). Sumber: http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf