BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Wirausaha 2.1.1.1 Pengertian Wirausaha Wirausaha adalah kemampuan kreatif, dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru ada dan berbeda melalui kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang menuju sukses. Menurut Suryana (2008; 2), kreatifitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangkap, memecahkan masalah, dan menemukan peluang. Definisi Kasmir (2006; 17-18) tentang Wirausaha adalah menciptakan sesuatu yang diperlukan suatu kreatifitas dan jiwa inovatif yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreatifitas dan jiwa inovatif tentu berfikir untuk mencari atau menciptakan peluang yang baru dan lebih baik dari sebelumnya. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus menerus untuk menentukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, kemudian dengan kreatifitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberi kontribusi bagi masyarakat banyak.
9
10
Wirausaha bila ditinjau dari etimologi berasal dari kata ”wira” dan ”usaha” yang berarti berkemauan keras. Jadi seorang wirausaha dapat diartikan sebagai berikut: seorang yang berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup. Dengan demikian seorang wirausaha dapat di deskripsikan seorang yang mempunyai latar atribut: a.
Wawasan komersial dan kesadaran akan pasar.
b.
Kemampuan untuk bekerja secara tekun dan mandiri.
c.
Pikiran yang inovatif dan kreatif.
d.
Kemampuan untuk memanajemen dan mengarahkan perubahan.
e.
Kapasitas mengorganisasi dan keterampilan analitik.
f.
Stamina daya tahan.
g.
Kemampuan untuk bergaul yang baik dengan orang dari segala tingkatan.
Lambing dan Kuehl (2000:14) dalam bukunya menyebutkan pendapat dari Jeffrey A. Timmons, seorang professor kewirausahaan yang memberikan definisi sebagai berikut: Entrepreneurship is a human, creative act that builds something of value from practically nothing. It is the pursiut of opportunity regardless of the resources, or lack of resources, at hand. It requires a vision and the passion and commitment to lead others in the pursiut of that vision. It also requires a willingness to take calculated risks. Wirausaha adalah orang yang pertama kali melakukan atau mengembangkan suatu usaha. Di indonesia, wirausaha tidak hanya diasosiasikan dengan pendiri atau pemilik secara sendiri, tetapi pada kenyataannya banyak usaha wirausaha yang berdiri secara keluarga atau meneruskan usaha keluarga yang sudah ada.
11
Ebert dan Griffin dalam bukunya Business Essentials (2000:155) memberikan definisi wirausaha : “Entrepreneur is a businessperson who accepts both the risks and the opportunities involved in creating and operating a new business venture”. Menurut Scarborough dan Zimmerer (2006:5) mendefinisikan wirausaha sebagai berikut : An Entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purchase of achieving profit and growth by identifiying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities.
Wirausaha
harus
mampu
mengambil
resiko
dengan
mengadakan
pembaharuan, mampu melihat ke depan dengan mengambil pelajaran berdasarkan pengalaman sebelumnya dan kemampuan menerima, memanfaatkan realitas di sekelilingnya serta mampu mengkoordinasikan kekuatan modal, teknologi dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan secara harmonis. Menurut Meredith (2006:5) pengertian wirausaha adalah : Orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses atau dengan kata lain wirausaha adalah individu yang berorientasi kepada tindakan dan termotivasi tinggi dalam mengambil resiko serta dalam mengejar tujuannya. Seorang wirausaha harus jeli dalam melihat peluang yang menguntungkan dan ia harus memahami potensi yang ada didalam dirinya sendiri untuk mengumpulkan sumber-sumber daya yang ada di dalam dirinya dan tergerak mengambil potensi didalam diri orang lain dengan jalan memotivasi dan mengambil resiko-resiko dalam mengejar tujuannya, meskipun didalam proses ini
12
akan banyak hambatan yang datang dari dalam diri sendiri maupun dari pihak luar. Seorang wirausaha harus dapat mencapai dan menemukan peluang-peluang bisnis yang ada, mengevaluasi peluang dimana yang paling menguntungkan dan selalu yakin bahwa sukses pasti dapat diraih. Sebagai seorang
pengusaha,
wirausaha harus menjadi pribadi yang menjadi pelopor dan pelaksana didalam bisnisnya Wirausaha memiliki kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan peluang untuk memulai usaha atau mengembangkan usahanya, pemikiran atau ide setelah menemukan peluang dapat bersumber dari berbagai hal, yaitu ide yang diperoleh dari pengalaman bekerja sebelumnya, mengubah pekerjaan sementara menjadi sebuah bisnis, ide dari anggota keluarga, serta riset yang sistematik. Wirausaha yang berhasil biasanya memacu pada sebuah mimpi, kemudian memikirkan sebuah rencana yang matang untuk merealisasikan mimpi tersebut, yang merupakan pikiran jauh kedepan dan dipadukan dengan kerja keras, nilainilai yang benar, kemampuan mengelola uang, waktu dan barang-barang dengan baik, kemampuan untuk menilai sifat-sifat seseorang, menghormati orang lain, gaya hidup yang sederhana, terus-menerus mengusahakan perbaikan, bersedia belajar dari orang lain, memperhatikan secara rinci atau tidak ceroboh, bertanggung jawab atas kehidupan seseorang,
keseimbangan didalam semua
aspek kehidupan dan menikmati pekerjaan. Menurut Tarmudji Tarsis (2006; 4), untuk menjadi seorang wirausaha harus melalui proses cara bertahap yaitu dari eksplorasi, konsolidasi, pembaharuan dan
13
individualisasi, walaupun jalur dan lingkungan yang mungkin tidak sama. Tahaptahap tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : a. Tahap eksplorasi (penjelajahan). b. Tahap konsolidasi. c. Tahap pembaharuan. d. Tahap individualisasi. Peranan wirausaha adalah untuk meresapi aktifitas usaha dengan semangat kewirausahaan dan mengubah semangat itu menjadi energi untuk terjun ke dalam pembaharuan-pembaharuan.
2.1.1.2 Ciri dan Karakteristik Wirausaha Menurut Steinhoff dan Burgess (Siagian dan Asfahani, 2005: 351), menyatakan pada lima hal yang merupakan ciri-ciri wirausaha yaitu : a. Memiliki kemampuan
mengidentifikasi suatu pencapaian sasaran (goal) atau
kejelian (vision) dalam bisnis. b. Kemampuan dalam mengambil resiko keuangan dan waktu. c.
Memiliki
kemampuan
dibidang
perencanaan,
pengorganisasian
dan
pelaksanaannya. d. Bekerja keras dan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mau dan mampu mecapai keberhasilan. e. Mampu menjalin hubungan baik dengan para karyawan, pemasok dan banker. Sementara itu, dalam buku Siagian dan Asfahani (2005: 284) dinyatakan pendapat dari beberapa ahli tentang ciri wirausaha yaitu sebagai berikut :
14
a. Cakap dalam berbagai fungsi bisnis b. Memiliki pendirian dan keyakinan yang kuat c. Berorientasi pada hasil (goal) d. Inovatif dan idealis e. Tingkat kemandirian yang tinggi f. Semangat kerja tinggi g. Bergaya sebagai boss Menurut Yuyun Sasmita (Siagian dan Asfahani, 2005: 284), mengutip dari Caston (2002) menyatakan bahwa seorang pokok wirausaha ditandai atau didasarkan apabila ia memiliki : a. Self knowledge (pemahaman diri) b. Imagination (kemampuan untuk berkhayal) c. Practical knowledge (kemampuan mengaplikasi) d. Analitycal ability (kemampuan menganalisa) e. Search skill (kemampuan menelaah) f. Foresight (kemampuan memandang kedepan) g. Computation skill (kemampuan berhitung) h. Comunication skill (kemampuan berkomunikasi) i. Organizational skill (kemampuan berorganisasi)
Kontribusi yang unik dari usaha kecil dibandingkan dengan usaha besar lainnya (Megginson, Byrd dan Megginson 2000 :12) yaitu ;
15
a. Mendorong inovasi dan flexibilitas b. Memelihara hubungan yang erat dengan pelanggan c. Menjaga persaingan dengan perusahaan yang lebih besar d. Karyawan diberikan banyak kesempatan untuk belajar e. Menciptakan lapangan pekerjaan yang baru f. Memberikan kepuasan dalam bekerja kepada karyawan Siagian manambahkan pula dari tentang ciri-ciri wirausaha dari Mc. Clelland, yaitu : a. Menyukai pengambilan resiko yang moderat b. Energik c. Bertanggung jawab d. Mengutamakan uang sebagai alat ukur keberhasilan e. Mampu mengantisipasi masa yang akan datang dan memiliki organizational skill yang baik. Beberapa persyaratan dasar sebagai wirausaha handal menurut Siagian dan Asfahani (2005:14), yaitu: a.
Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri yang tinggi untuk berusaha mencari penghasilan dan keuntungan melalui perusahaan
b.
Mau
dan
mampu
menguntungkan, memanfaatkannya.
mancari
serta
dan
melakukan
menangkap apa
saja
peluang yang
usaha perlu
yang untuk
16
c.
Mau dan mampu berkomuniksi, tawar manawar dan musyawarah dengan berbagai pihak, yang besar pengaruhnya terhadap kemajuan usaha, khususnya langganan.
d.
Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa, serta mencoba cara yang lebih cepat dan efisien
e.
Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat dan disiplin.
f.
Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaan, serta lugas dan tangguh.
g.
Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain, melakukan perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.
h.
Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Karakteristik pemilik usaha kecil yang berhasil menurut Megginson, Byrd dan Megginson (2000 : 29) adalah : a. Mengharapkan kebebasan b. Mempunyai kepekaan pada inisiatif c. Termotivasi dari diri sendiri atau dari keluarga d. Bertindak cepat dan mengambil keputusan yang kongkrit e. Dapat bereaksi dengan cepat f. Mendedikasikan diri pada usahanya
17
g. Memasuki usaha pada setiap kesempatan. Ciri-ciri dan cara wirausaha yang tangguh menurut Siagian dan Asfahani (2005: 6), adalah : a. Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan dan dalam mengantisipasi masalah. b. Selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan c. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan, pengusaha, serta meningkatkan kemampuan
dengan sistem pengendalian
internal d. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan, terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja, serta pemupukan permodalan. Justin G. Longenecker, Moore dan Petty dalam bukunya Small Business Management
an
Entrepreneurial
Emphasis
(2004:
11)
mengemukakan
karakteristik dari seorang wirausaha yaitu : 1. Need for achievement (keinginan untuk maju) 2. Willingness to take risks (berani untuk mengambil resiko) 3. Self confidence (percaya diri) 4. A need to seek refuge (kebutuhan akan tempat perlindungan) Menurut Schumpeter (Mutis 2005: 19) menyatakan bahwa entrepreneur memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1. Selalu memiliki prakarsa otoritas
18
2. Melihat kemasa depan 3. Mempunyai kebebasan mental 4. Mempunyai intuisi yang kuat 5. Mempunyai jiwa kepemimpinan 6. Pemberontak sosial (social deviance) Meredith mengemukakan secara sistematis ada enam ciri-ciri yang dapat memberikan sebuah profil dari seorang wirausaha, Meredith (2006: 5) yaitu : Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Wirausaha Ciri –ciri Percaya diri
Orientasi tugas dan hasil
Pengambil resiko Kepemimpinan
Keorisinilan
Orientasi ke masa depan
Watak Wirausaha Keyakinan Optimisme Ketidaktergantungan Individualitas Kebutuhan akan prestasi Berorientasi laba Ketekunan dan ketabahan Tekad kerja keras Mempunyai dorongan kuat Energetik dan inisiatif Kemampuan mengambil resiko Suka pada tantangan Berlaku seperti pemimpin Dapat bergaul dengan orang lain Menanggapi saran dan kritik Inovatif dan kreatif Fleksibel Punya banyak sumber Serba bisa, mengetahui banyak Pandangan ke depan Perseptif
19
2.1.1.3 Prinsip-Prinsip Wirausaha Persaingan yang sangat ketat menyebabkan manusia secara pribadi berubaha untuk mencukupi kebutuhannya dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk dapat berwirausaha secara berhasil perlu sekali untuk diperhatikan prinsipprinsip dibawah ini: Seorang entrepreneur atau pengusaha dalam menjalankan segala bentuk bisnis dan usahanya segalanya mengarah pada sebuah kesuksesan. Diluar setrategi pemasaran dan sebagainya, seorang entrepreneur yang ingin memasuki gerbang kesuksesan harus memiliki beberapa pripsip yang menunjang kesuksesan (Kasmir, 2004; 34).. Berikut adalah prinsip-prinsip menuju wirausaha yang sukses : 1.
Berani Mengambil Resiko Dalam hidup ini selalu ada risiko yang harus kita hadapi baik risiko kecil maupun risiko besar. Setiap tindakan apapun yang kita lakukan mengandung risiko-krisiko tertentu bahkan untuk aktifitas sesederhana sekalipun. Saat kita berjalan kaki ada risiko jatuh terpeleset karena menginjak kulit pisang, atau risiko tertabrak mobil. Begitupula ketika mengendarai mobil, sekalipun dengan kecepatan pelan bisa saja kita menabrak orang atau sepeda motor yang mendadak lewat atau berhenti di depan kita atau mungkin saja kita ditabrak mobil lainnya dari belakang. Resiko selalu menghadang langkah kita dan datangnya bisa darimana saja. Faktor resiko ini secara nyata dapat kita lihat pada olahraga maut seperti balap mobil. Setiap detik seorang pembalap mobil menghadapi resiko-resiko
20
kecelakaan karena saling senggolan, ban pecah, rem blong, tergelincir, kerusakan mesin, dan sebagainya yang bisa berakibat baik cacat fisik atau kematian. Profesi-profesi tertentu juga mempunyai risiko yang tinggi seperti pilot, penambang batubara atau teknisi pengeboran lepas pantai. Demikian pula dengan penusaha yang setiap saat menghadapai sejumlah resiko. Namun sikap pengusaha terhadap resiko berbeda dengan seorang pejalan kaki atau pengendara mobil. Pejalan kaki atau sopir mobil tidak melihat dirinya sebagai seorang pengambil resiko (risk taker). Mereka tidak memposisikan diri untuk mengambil risiko dan mereka sangat tidak senang bila terjadi kecelakaan yang menimpa diri mereka. Mantan juara balap mobil dunia, Jackie Stewart, sama sekali tidak senang untuk mengambil risiko dan bahkan ia membencinya. Pengusaha menyadari sepenuhnya bahwa dirinya seorang pengambil resiko dan menyenanginya. Ini sangat berbeda dengan sikap seorang penjudi. Bagi penjudi resiko itu lebih diartikan sebagai menang dan kalah. Setiap kali menang dia akan terus melipatkan jumlah taruhannya dan dia tidak mengetahui pada saat kapan dia berhenti karena judi hanyalah permainan dan sama sekali tidak ada unsur perencanaan dan perhitungan-perhitungan didalamnya. Dalam kenyataannya tidak ada seorang pun yang sukses karena judi. Seorang pegusaha menilai resiko itu sebagai untung dan rugi. Dia menyadari betul bahwa apa pun yang ia lakukan selalu ada resikonya. Dia memandang risiko sebagai pesona hidupnya dan tidak takut untuk
21
menghadapi tantangan dari resiko yang diambilnya. Ini berkaitan erat dengan keberaniannya dalam mengambil keputusan. Namun berbeda dengan orang lain, pengusaha-pengusaha memiliki persiapan-persiapan yang matang sebelum mengambil resiko. Dia sudah memiliki pengetahuan yang kuat dan matang untuk mengukur sejauh mana dan seberapa besar resiko yang akan dihadapinya. Setiap keputusan untuk melakukan suatu tindakan usaha selalu didasarkan pada perbandingan antara resiko dan keuntungan serta meminimalisasikan kerugiannya. Sejak awal dia mampu membuat perkiraan-perkiraan resiko yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Resiko yang dihadapi pengusaha sangatlah beragam dan bisa muncul dalam berbagai tahap usaha mulai dari tahapan perintisan usaha, membangun usaha sampai mengembangkan usaha. Ada resiko yang berkaitan dengan modal yang ditanam, ada resiko apakah pasar atau pelanggan mau menerima produk atau jasa, ada resiko apakah harganya bersaing dengan produk atau jasa lain, ada resiko persaingan dengan pengusaha lain, ada resiko apakah proses produksinya efisien dan efektif, ada risiko sumber daya manusianya dibajak (hijack) oleh orang lain. Pengusaha juga menghadapi resiko-resiko lain yang diluar perhitungannya seperti resiko resiko lainnya yang di luar perhitungannya seperti resiko perubahan iklim politik, krisis moneter yang berakibat pada tingginya tingkat suku bunga bank, perubahan Undangundang, dan lainnya.
22
Untuk menambah wawasan dan pengalaman, pengusaha tidak segan atau malu untuk belajar dari pengusaha lainnya yang lebih berpengalaman dan telah meraih suatu sukses. Dia berusaha keras untuk memperbanyak relasirelasi usahanya dan bergaul dengan lingkungan yang sukses. Mengangkat seorang direktur yang ternyata korupsi, mengambil suatu proyek yang ternyata rugi, atau program marketing yang tidak tepat, dapat diantisipasi sebagai hasil belajar dari pengalaman pengalaman tadi. Sikap pengusaha tidak harus takut menghadapi persoalan persoalan yang pernah terjadi dan dia selalu mengambil hikmah atau manfaat dari resiko kegagalan tersebut.
Dia mempelajari dimana letak kesalahan atau
kegagalannya sehingga tidak terjatuh pada lubang yang sama. Pengusaha tidak menghindari risiko karena dengan sikap ini berarti dia tidak berbuat apa-apa. Pengusaha juga tidak lari dari risiko karena hanya akan melahirkan risiko-risiko lainnya yang lebih berat.
2.
Mempunyai Kepercayaan Diri yang Kuat Apa yang melandasi seseorang untuk berani mengambil resiko, berambisi, melakukan pekerjaan yang lebih berat, menghadapi ujian sekolah, menantang juara dunia, dan sebagainya? Pastilah orang itu mempunyai kepercayaan diri yang kuat. Dia percaya dan yakin bahwa apa yang dia lakukan itu akan berhasil sesuai dengan harapannya. Bahkan dengan kepercayaan diri yang kuat, seperti kata orang bijak, kita bisa memindahkan gunung.
23
Orang-orang yang sukses pada dasarnya memiliki rasa percaya diri yang kuat. Thomas Edison, penemu bola lampu listrik, meskipun gagal dalam ratusan kali eksperimennya dan bahkan laboratorium hampir ludes terbakar api, tetap percaya bahwa percobaannya akan berhasil dan terbukti sehingga milyaran penduduk dunia saat ini merasakan manfaat dari kesuksesannya. Para ahli di NASA percaya bahwa ruang angkasa bisa dipelajari sehingga menghantarkan Neil Armstrong sebagai orang pertama yang mendarat di bulan. Percaya diri, keyakinan kuat, atau optimisme memang merupakan dimensi psikologis manusia yang sukar dimengerti. Namun ia bukan sesuatu yang ajaib atau mistik sehingga mustahil dipelajari atau dikembangkan. Setiap orang punya kepercayaan diri, namun tidak semua orang mampu memupuknya. Tidak percaya diri, tidak yakin, berpikir negatif, mencari kambing hitam adalah manifestasi atau ciri-ciri orang yang tidak punya kepercayan diri. Sebaliknya orang yang percaya diri akan tampak dari sikap dan perilakunya. Misalnya dia tetap menjaga kontak mata saat bicara dengan orang lain, berjalan lebih cepat dari rata-rata orang, mengkomunikasikan idenya secara cepat, teratur dan lancar, tidak meremehkan pendapat orang lain dan lainnya. Sikap orang yang percaya diri tetap optimis terhadap sesuatu yang sedang dikerjakannya dan mampu memvisualisasikan arah dan tujuannya dengan jelas.
24
Percaya diri merupakan salah satu ciri atau karakteristik utama dari pribadi pengusaha yang sukses. Hampir semua pengusaha mempunyai kepercayaan diri yang kuat dikarenakan begitu besarnya tantangan yang mereka hadapi dan begitu kompleksnya masalah yang harus mereka selesaikan. Pengusaha yang sukses adalah pribadi yang sukses dengan kepercayaan diri yang kuat. Kepercayaan diri pengusaha bisa tumbuh karena naluri alamiah atau faktor genetis yang dimilikinya sejak lahir namun pada umumnya yang utama karena proses yang dia bentuk secara sadar berdasarkan pengalaman– pengalaman hidupnya. Setiap saat dia berusaha untuk membangun dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Pegusaha sukses percaya bahwa usaha yang dilakukannya merupakan keputusan yang tepat sehingga dia berani mewujudkannya secara nyata dan berhasil.
3.
Mempunyai Etos Kerja yang Baik Setiap orang memiliki etos kerja yang berbeda sesuai dengan latar belakang pribadinya, nilai-nilai agama yang dianutnya, kondisi lingkungan dan alamnya, dan masyarakat sekitarnya. Etos kerja juga merupakan ciri yang membedakan satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain. Para sosiolog mendefinisikan etos sebagai sekumpulan ciri-ciri budaya, dengan mana suatu kelompok membedakan dirinya dan menunjukkan jati dirinya yang berbeda dengan kelompok-kelompok lain. Dalam pengertian lain etos adalah sikap dasar seseorang atau kelompok orang dalam melakukan
25
kegiatan tertentu. Dengan demikian maka etos kerja merupakan sikap dasar seseorang dalam bekerja. Manusia sebagai mahluk ekonomi mempunyai beragam kebutuhan baik yang bersifat materi maupun non materi. Kebutuhan materi misalnya kebutuhan akan makanan (pangan), pakaian (sandang), rumah (papan), kebutuhan biolgis, dan lainnya. Kebutuhan non materi seperti kebutuhan terhadap pendidikan, rasa aman, aktualisasi diri, prestasi, kekuasaan dan lainnya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan inilah manusia bekerja. Sejak zaman pra sejarah hingga zaman modern ini bekerja telah menjadi bagian hidup umat manusia. Nilai-niali agama apapun mengaruskan umatnya untuk giat bekerja. Manusia zaman dulu bekerja dengan mengandalkan kekuatan fisik tubuhnya dan peralatan trasdisional yang sangat sederhana seperti batu, tulang, dan lainnya. Kemudian dengan pengembangan akal pikiran dan kebudayaan manusia bekerja sejara lebih maju dengan menggunakan kekuata fisik, akal pikiran, dan teknologi yang lebih modern. Meskipun sudah menjadi bagian hidup namun sikap seorang dalam bekerja tidak lah sama. Berbeda etos kerja ini mempengaruhi banyak hal seperti yang telah disebut diatas. Etos kerja orang dari pegunungan akan berbeda dari pesisir laut, etos kerja petani berbeda dengan pegawai negeri, etos kerja orang jawa berbeda dengan orang batak. Demikian pula etos kerja masyarakat Indonesia berbeda dengan etos kerja masyarakat jepang, masyarakat Cina, atau masyarakat Amerika.
26
Etos kerja ini merupakan ciri lain yang menonjol pada pribadi pengusaha dan setiap pengusaha memiliki etos kerja yang berbeda-beda. Namun jika dibandingkan dengan individu lain, perbedaan etos kerja pengusaha lebih banyak dipengaruhi oleh faktor yang bersumber pada pribadi pengusaha itu sendiri. Artinya etos kerja pengusaha terbentuk karena proses pengembangan potensi diri. Pengusaha yang sukses senantiasa meningkatkan potensi-potensi diri sehingga etos kerjanya pun makin tinggi. Etos kerja diawali pada pembentukan keteladanan dimana disadari atau tidak hampir setiap sikap dan prilaku pengusaha menjadi sorotan atau secara luas. Setiap orang mempunyai penilaian-penilaian tertentu yang mungkin sama atau perbeda terhadap gerak gerik pengusaha. Penilaian tersebut bisa saja positif atau negatif. Pengusaha yang memberikan senyum sambil mengucapkan selamat pagi setiap datang ke kantor akan dinilai karyawannya sebagai pimpinan atau bos yang ramah dan penuh perhatian. Namun karyawan-karyawan akan menilainya sebagai pimpinan yang sombong dan kaku manakala pengusaha tidak menjawab sapaan mereka. Dalam lingkungan sosial yang lebih luas pengusaha seperti halnya artis, pejabat, dan orang-orang penting lainnya merupakam figur publik yang kehidupan pribadinya tidak pernah luput dari sorotan masyarakat maupun pers. Opini yang terbentuk dimasyarakat sangat ditentukan oleh sikap dan prilaku pengusaha dalam kehidupan sehari-hari. Pengusaha yang selalu menolak proposal sumbangan dari panti asuhan atau karang taruna misalnya akan dinilai masyarakat sebagai pengusaha yang tidak memiliki tangung
27
jawab sosial, sebaliknya masyarakat akan memuji pengusaha yang menyumbang pakaian atau beras bagi anak-anak yatim, mendanai pembangunan masjid atau sarana-sarana sosial. Sikap dan perilaku positif pengusaha sudah tentu akan dinilai secara positif oleh orang lain. Demikian pula dengan kondisi sebaliknya. Pengusaha yang sukses memahami betul hal ini dan menyadari bahwa orang lain akan meneladani perilakunya. Orang seringkali menirukan disiplin diri dan kebiasaan-kebiasaan kerja seorang pengusaha baik itu yang positif maupun negatif. Jika ia disiplin terhadap waktu maka para manajer dan stafnya juga akan menghargai waktu, misalnya datang kerja lebih pagi, mengadakan rapat secara efisien, tidak berlama-lama ketika menelpon, menepati janji, dan lainnya. Namun kalau pengusaha itu berpakaian tidak rapi, gemar ngobrol waktu kerja, seringkali membatalkan rapat, atau makan siang berlama-lama, maka bawahannya pun akan meniru kebiasaan buruk tersebut. Oleh karenanya pengusaha selalu mengembangkan etos kerja yang berdasarkan pada karakter positif pribadinya. Jika mengacu pada pendapat Aristoteles maka pengusaha yang sukses terus membangun etos yang terdiri dari pikiran yang baik(good sense) moral yang baik (good moral character ) dan niat yang baik (good will). Sifat keteladanan seorang pengusaha tumbuh karena adanya karakter pribadi yang konsisten pada niali-nilai positif. Baik dalam menjalankan usaha maupun dalam kehidupan sosial dia memegang teguh etika dan moral seperti jujur, adil, sopan, bermoral, dan setiakawan. Karakter dan watak seperti ini
28
akan meningkatkan kredibilitas pengusaha di mata karyawan maupun masyarakat luas. Semakin tinggi kredibilitas pengusaha semakin dipercaya dan dijadikan teladan oleh banyak orang. Faktor keteladanan lainnya mungkin dipengaruhi oleh kharisma yang dimiliki pengusaha. Sulit untuk mengartikan kharisma namun seorang pengusaha yang kharismatik mempunyai suatu sifat yang luas biasa sehingga mampu menarik dan mempengaruhi orang lain. Banyak orang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya seperti orang yang mempunyai kharisma tinggi yang dikaguminya. Citra diri pengusaha juga termasuk faktor yang diperhatikan dan ditiru orang lain. Citra diri ini misalnya cara dia dalam berdandan, pemilihan warna dan corak baju yang dipakai, caranya bergerak gaya bicara, dan ekspresi wajah. Namun demikian pengusaha yang sukses akan mengembangkan citra yang sesuai dengan pribadinya yang percaya diri, semangat tinggi, dan ramah. Dan sebaliknya bukan berusaha membentuk citra yang memanipulasi pribadinya sehingga dia kehilangan identitas pribadi yang sebenarnya. Dengan demikian keteladanan merupakan dimensi penting dalam etos kerja seorang pengusaha. Dalam segala hal pengusaha yang sukses haruslah menjaga sikap, perkataan, dan perilakunya karena setiap saat orang lain mengawasi atau menirunya. Pengusaha sekali dia melakukan tindakan negatif maka akan mengurangi atau menghilangkan kredibilitasnya. Dan semakin banyak orang yang akan menjadikannya sebagai teladan bila dia konsisten dengan sikap dan perilaku yang baik dan positif.
29
4.
Mempunyai Kekuatan Fisik dan Mental Kuat Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia dikaruniai dua dimensi yaitu dimensi jasmani dan dimensi rohani. Dimensi jasmani adalah keseluruhan aspek fisik dan biologisnya seperti mata, telinga, tangan, kaki, otot, urat, tulang, jantung, dan sebagainya. Dimensi rohani mencakup keseluruhan aspek manusia sebagai makhluk yang berakal, bertindak, berbahasa, dan belajar. Dimensi rohani juga mencakup nilai-nilai spiritual yaitu keimanan. Setiap orang senantiasa berusaha untuk mencari keseimbangan antara dimensi jasmani dan dimensi rohani. Pepatah latin mengatakan men sana incopore sano atau didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat ketidak seimbangan dalam satu unsur saja dalam dimensi tersebut mengakibatkan ketidakstabilan orang. Misalnya orang yang sedang sakit gigi akan merasakan seluruh tubuhnya sakit dan marah terhadap orang lain. Kalau tangan kita dicubit maka sakitnya terasa keseluruh tubuh dan kita berusaha membalas cubitan itu. Demikian pula kalau kita sedang pusing atau stres maka makanpun tidak mau. Oleh karenanya orang berusaha keras untuk menjaga kesehatan jiwa dan raganya. Untuk menjaga kesehatan raga dilakukan dengan memenuhi kebutuhan kalori dan olahraga sedangkan untuk menjaga kesehatan jiwa banyak cara ditempuh misalnya dengan rekreasi, mengikuti kegiatan agama, membaca buku, dan lainnya.
30
Bagi pengusaha kesehatan dan kekuatan fisik dan mental merupakan syarat utama dalam melakukan kegiatan usahanya. Dibandingkan dengan orang-orang kebanyakan, pengusaha termasuk orang yang memiliki daya tahan fisik dan mental yang kuat. Aktivitas sehari-hari pengusaha baik dilingkungan keluarga, lingkungan perusahaan, lingkungan sosial yang demikian padat dan kompleks menuntut stamina fisik dan mental yang prima. Menyadari bahwa kesehatan itu tidak dapat dinilai harganya maka pengusaha yang sukses senantiasa mengatur gaya hidup sehatnya. Dia berusaha keras untuk menjaga vitalitas dan stamina dirinya supaya tetap sehat dan kuat baik yang mencakup fisik, mental, emosi dan spiritual. Dia tidak hanya secara rutin melakukan medical check up, tapi juga mengmbangkan aspek mental, emosi dan spiritual. Untuk menjaga kesehatan fisik, pengusaha biasanya mempunyai pola hidup fisik yang teratur yaitu : a.
Menjaga konsumsi dan menu makanan dengan memperhatikan aspek kecukupan gizi dan kalori serta makan sayur-sayuran dan buah-buahan.
b.
Selalu mengontrol berat badan
c.
Mengkonsumsi vitamin secara tidak berlebihan
d.
Menghindari minuman keras berakohol
e.
Tidak merokok
f.
Menjaga kebugaran tubuh dengan olah raga yang teratur Untuk menjaga kesehatan mentalnya, pengusaha berupaya Untuk
mempertahankan keseimbangan mentalnya dengan memahami secara obektif
31
kelebihan dan kekurangan dirinya. Umumnya untuk menghindari stres ini pengusaha melakukan beberapa langkah seperti berikut : a.
Menghindari kelelahan yang parah dengan istirahat dan mengurangi beban kerja
b.
Tidur nyenyak secukupnya
c.
Membuat perencanaan dan analisis pekerjaan
d.
Membaca buku ringan
Sedangkan untuk menjaga kesehatan emosionalnya,pengusaha berusaha untuk membina hubungan emosional dengan orang lain. Sikap dan perilaku emosional cenderung dikurangi sehingga pengusaha menjadi pribadi yang menyenangkan dan mudah diajak kerjasama, tidak cepat tersinggung dan tidak egois atau mau menang sendiri. Dan yang juga penting pengusaha tidak mengabaikan aspek spiritual. Melalui kegiatan-kegiatan seperti meditasi akan memperkaya dimensi spiritual yaitu kekuatan batin, keteguhan, keyakinan dan optimisme.
2.1.1.4 Fungsi Wirausaha Fungsi pokok yang lazim dipakai wirausaha adalah mencari dan menciptakan cara yang baru, terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input, serta mengolahnya menjadi barang dan jasa yang menarik dan memasarkan barang dan jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan sekaligus memperoleh keuntungan mengenali lingkungan dalam rangka mencari dan menciptakan peluang usaha
32
serta untuk mengendalikan lingkungan kearah yang menguntungkan bagi perusahaan. Di tinjau dari sudut kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, lazimnya wirausaha yang baik di anggap dan di akui sebagai pionir-pionir yang mengembangkan usaha, menciptakan lapangan kerja, penghasilan barang dan jasa yang lebih baik dan lebih bermanfaat serta menakukan pengembangan dan akumulasi sumber daya manusia, sumber daya modal, dan sarana teknologi, jadi dapat disimpulkan bahwa wirausaha yang baik adalah orang yang berjuang dan beribadah untuk meningkatkan sekaligus memperkuat bangsa dan Negara. (Tohard, 2005; 19) Fungsi dan peran wirausaha dapat di lihat melalui dua pendekatan, yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide organisasi, dan sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang baru, dan lain-lain. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu Negara. (Kasmir, 2004; 4) Wirausaha mempunyai dua fungsi, kedua fungsi tersebut adalah fungsi makro dan fungsi mikro.
33
1.
Fungsi Makro Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Di amerika serikat, eropa barat, dan negara-negara di asia, kewirausahaan menjadi kekuatan ekonomi negara tertentu, sehingga negara-negara itu menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Hasilhasil dari penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa yang berskala global, yang merupakan hasil dari proses dinamis wirausaha yang dinamis. Bahkan para wirausahalah yang berhasil menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Peranan wirausaha melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi, karena ; a. Usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar. b. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada, dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal, dan meningkatkan sumber daya manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh. c. Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan, karena jumlahnya tersebar baik di perkotaan maupun di pedesaan.
34
2.
Fungsi Mikro Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbedauntuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya menurut Marzuki Usman (1977) secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner). a. Innovator Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan ; 1. Produk baru (the new product) 2. Teknologi baru (the new technologi) 3. Ide-ide baru (the new image) 4. Organisasi usaha baru (the new organization) b. Planner Wirausaha berperan dalam merancang ; 1. Perencanaan usaha (corporate plan) 2. Strategi perusahaan (corporate strategy) 3. Ide-ide dalam perusahaan (corporate image) 4. Organisasi perusahaan (corporate organi-zation)
3. Kewirausahaan Dalam Konteks Global Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka sekarang ini, banyak tantangan yang harus dihadapi.
35
Setiap negara dan bangsa harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber dayanya, negara-negara yang unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan. Sebaliknya negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber dayanya akan kalah dalam persaingan dan tidak akan banyak kemajuan yang dicapainya. Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara yang dapat memberdayakan sumber daya ekonominya dan dapat memberdayakan sumber daya manusianya secara nyata. Sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila sumber daya manusia memiliki keterampilan kreatif dan inovatif.
2.1.2 Strategi Wirausaha Jika manajemen wirausaha menyangkut llingkungan internal perusahaan maka strategi wirausaha menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan aktifitas perusahaan dengan lingkungan eksternal, dimana perusahaan harus bersaing dengan menggunakan keputusan-keputusan strategis. Dalam melakukan strategi wirausaha biasanya salah satu strategi dari empat strategi sebagai berikut: 1. Berada dipasar dengan produk dan jasa baru, strategi ini sering dipilih oleh wirausaha, meskipun paling beresiko. Karena dengan melihat strategi ini apabila sukses maka selanjutnya mempertahankan posisi kepemimpinan pasar (market leader).
36
2. Posisikan produk dan jasa baru pada relung pasar (niche market) yang tidak terlayani, strategi ini menyangkut pengembangan keterampilan untuk menggapai peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang berada dipasar pertama. Yang sering terjadi adalah banyak peniru (imitator) memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pembeli, dan perlu adanya pemindahan daya saingnya ke segmen pasar lain dengan mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang. 3. Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan. 4. Mengubah karakteristik produk, pasar atau industri, perubahan karakteristik produk, pasar atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya. Strategi ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara berikut: a. Menciptakan manfaat. b. Meningkatkan nilai inovasi. c. Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonommi pelanggan. d. Menyajikan apa yang dianggap bernilai oleh pelanggan. (Kasmir, 2004; 58).
Dalam kaitan lain berkenaan dengan pengelolaan perusahaan, seorang wirausaha tidak lepas dari berbagai tindakan yang berdasarkan pada pemikiranpemikiran yang relevan. Dengan satu tindakan yang tepat berarti dapat dikatakan telah menjawab satu tantangan atau lebih yang berisi pemikiran yang cemerlang.
37
Dimana wirausaha adalah pengusaha yang mampu melihat peluang mencari dana dan sumber daya lain yang diperlukan untuk mengarap peluang tersebut. Setelah dianalisis lebih lanjut. Peter Ducker (2004; 19) memformulasikan ciri-ciri khusus seorang wirausaha adalah sebagai berikut : 1.
Bekerja keras.
2.
Potimistis.
3.
Berupaya menghasilkan satu cara yang terbaik.
4.
Dorongan untuk dapat berprestasi.
5.
Mampu mengorganisasikan.
6.
Bertanggung jawab.
7.
Orientasi pada uang.
8.
Orientasi pada imbalan.
9.
Memperhatikan pada kualitas.
Sedangkan menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:67), mengemukakan delapan karakteristik kewirausahaan sebagai berikut : 1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggungjawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggungjawab akan selalu mawas diri. 2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi. 3. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
38
4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu
menghendaki umpan balik
dengan segera. 5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan yang jauh ke depan. 7. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah. 8. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.
2.1.3 Strategi Bisnis Sebuah strategi bisnis biasanya
adalah sebuah dokumen yang jelasnya
mengartikulasikan arah bisnis yang akan mengejar dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Dalam rencana bisnis standar, hasil strategi bisnis dari tujuan dibentuk. Untuk mendukung misi lain dari bisnis. Sedikit sekali bisnis yang hanya memiliki satu tujuan. Sebagian besar unit bisnis memiliki bauran tujuan yang mencapai laba, pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa pasar, pembatasan risiko, inovasi, reputasi dan sebagainya (Kotler, 2002, 91). Di dalam menghadapi persaingan antar perusahaan, kebanyakan perusahaan memiliki strategi bisnis dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain (Kotler; 2005; 111):
39
1. Kepemimpinan Harga Rendah Dengan menjaga harga yang rendah perusahaan selalu mampu bersaing dengan perusahaan homogen. dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistim pengisian kembali persediaannya. 2. Diferensiasi Produk Perusahaan terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, disisi lain, perusahaan juga tetap mempertahankan kualitas produknya. 3. Berfokus Pada Peluang Pasar Perusahaan menggunakan sistem informasi pelanggan yang berbeda dengan yang lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barangbarangnya dengan cara terjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan diadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat, perbandingan antara produk perusahaan yang satu dengan produk-produk pesaing lainnya. 4. Menguatkan Keakraban Pelanggan Dan Pemasok Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadap jadwal produksi dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu umumnya perusahaan juga melakukan tanya jawab kepada para konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh Disisi lain, perusahaan juga melakukan strategi bisnis melalui pola promosi, baik melalui media ceak atau elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi memegang peran penting dalam perusahaan.
40
2.1.4. Pemasok Supplier adalah pihak-pihak yang berkepentingan, lebih relevan terhadap keberhasilan
manufaktur/produsen
perusahaan mengandalkan
dibandingkan
bisnis
lainnya,
semua
tingkat produk dan jasa dari bisnis lain untuk
mendukung kemampuan mereka untuk melayani pelanggan mereka. Supplier secara intensif mendukung proses manufacturing; bentuk kualitas mereka dari kualitas produk akhir yang menjual bisnis ke pelanggan mereka, harga supplier akan berpengaruh terhadap biaya manufacturing produk.
Dan supplier harus
mampu mengantisipasi para pesaing berusaha meniru, menduplikasi atau mengalahkan saingan diberbagai variable diferensiasi yang menghasilkan keuntungan yang kompetitif (Fred R. David, 2010, p.279). Disisi lain, perusahaan harus menentukan atau memutuskan apakah untuk mengadopsi secara adversarial atau mengakomodasi pendirian melalui supplier. Hubungan perusahaan dengan supplier sama seperti hubungannya dengan karyawan. Karyawan dapat dengan mudah
terlihat seperti supplier dalam
hubungannya dengan tenaga kerja, keahlian dan sumber daya manusia lain. Kualitas karyawan akan meningkatkan profitabilitas karyawan. Konsekuensi yang sama bagi supplier adalah baik. Karyawan dan supplier harus dibayar cukup untuk memastikan input kualitas bagi perusahaan, tetapi ini lebih tertuju pada pemborosan asset perusahaan. Kualitas personal dimana karyawan dan persahabatan
dengan supplier selalu ditempatkan dalam bisnis, tetapi bukan
merupakan pengeluaran terhadap pertimbangan harga.
41
Dalam kaitan lain, pengelolaan hubungan pembeli-pemasok merupakan pusat keberhasilan rantai manajemen pasokan di perusahaan. Secara khusus, hubungan strategis dengan pemasok kritis harus dipahami dalam
rangka
untuk
memaksimalkan penciptaan nilai dalam rantai pasokan. Penelitian telah menunjukkan bahwa keberhasilan pengelolaan hubungan ini memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan.
Dimensi seperti kepercayaan dan
komitmen yang ditunjukkan untuk memainkan peran penting dalam hubungan strategis yang memiliki nilai tinggi, di mana investasi spesifik yang tinggi, dan pemerintahan kontrak saja pada untuk tidak memadai. Dalam hubungan tersebut, adalah penting bahwa pihak baik merasa bahwa mereka mendapatkan nilai dari hubungan jika itu adalah untuk melanjutkan dan hubungan harus dianggap sebagai kesuksesan. No. 1.
2.
3.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama Tahun Judul Peneliti Mike Wright 2012 Entrepreneurship dan Ileana and Growth Stigliani Dr. Joao 2002 Corporate Ferreira Entrepreneurship: a Strategic and Structural Perspective
Dmaithan Al 2010 Majali dan Zulkhairi Md Dahlin
Diagnosing The Gap in IT – Business Strategic Alignment : A Qualitative Analysis Among Public Shareholding Firms in Jordan
Hasil Pembahasan Membahas tentang strategi wirausaha. Membahas tentang fungsi wirausaha dalam perusahaan dilihat dari sudut pandang perspektif structural dan strategik. Membahas tentang strategi bisnis yang mampu memberikan keuntungan kompetitif secara berkelanjutan bagi perusahaan.
42
4.
Mark dkk
Hart, 2012
5.
Izaidin Abdul 2011 Majid, Nor Azah Abdul Azis dan Filda Rahmiati
Entrepreneurial Profil of the UK in the Light of the Global Entrepreneurship and Development Index The Success Factor of Food Small Medium Entrepreneurship Under The One District Programme: A Case on Food Manufacturing Entrepreneurship in Melaka
Membahas tentang profil wirausaha dalam indeks pengembangan dan kewirausahaan global. Membahas tentang strategi bisnis dalam kaitannya dengan wirausaha manufacturing.
2.2 Kerangka Pemikiran Seorang wirausaha dalam menjalankan bisnisnya biasanya menggunakan strategi, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Berada dipasar dengan produk dan jasa baru, strategi ini sering dipilih oleh wirausaha, meskipun paling beresiko. Karena dengan melihat strategi ini apabila sukses maka selanjutnya mempertahankan posisi kepemimpinan pasar (market leader). 2. Posisikan produk dan jasa baru pada relung pasar (niche market) yang tidak terlayani, strategi ini menyangkut pengembangan keterampilan untuk menggapai peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang berada dipasar pertama. Yang sering terjadi adalah banyak peniru (imitator) memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pembeli, dan perlu adanya pemindahan daya saingnya ke segmen pasar lain
43
dengan mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang. 3. Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan. 4. Mengubah karakteristik produk, pasar atau industri, perubahan karakteristik produk, pasar atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya. Strategi ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara berikut: a. Menciptakan manfaat. b. Meningkatkan nilai inovasi. c. Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonommi pelanggan. d. Menyajikan apa yang dianggap bernilai oleh pelanggan. (Kasmir, 2004; 58). Seorang wirausaha tidak lepas dari berbagai tindakan yang berdasarkan pada pemikiran-pemikiran yang relevan. Dengan satu tindakan yang tepat berarti dapat dikatakan telah menjawab satu tantangan atau lebih yang berisi pemikiran yang cemerlang. Di samping itu, seorang wirausahawan Strategi bisnis menjadi hal yang mutlak dilakukan oleh setiap perusahaan dalam menjalankan usaha. Tiap perusahaan memiliki strategi bisnis yang berbeda, tergantung bagaimana manajemen menghadapi permasalahan yang dihadapi berkenaan dengan dengan kondisi pasar saat ini.
44
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahaan, kebanyakan perusahaan memiliki strategi-strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain (Kotler; 2005; 111): 1. Kepemimpinan Harga Rendah Dengan menjaga harga yang rendah perusahaan selalu mampu bersaing dengan perusahaan homogen. dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistim pengisian kembali persediaannya. 2. Diferensiasi Produk Perusahaan terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, disisi lain, perusahaan juga tetap mempertahankan kualitas produknya. 3. Berfokus Pada Peluang Pasar Perusahaan menggunakan sistem informasi pelanggan yang berbeda dengan yang lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barangbarangnya dengan cara terjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan diadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat, perbandingan antara produk perusahaan yang satu dengan produk-produk pesaing lainnya. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat penelitian sebagai berikut :
digambarkan
desain
45
Strategi wirausaha (X1)
Fungsi Wirausaha (X2)
Profil Wirausaha (X3)
Gambar 2.1. Desain Penelitian
Strategi Bisnis (Y)