BAB II KERANGKA TEORI 2.1
Strategi
2.1.1
Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari kata strategos dalam bahasa yunani merupakan gabungan dari stratus dan ego. Menurut K. Stephanie K. Marrus (Umar, 2001), pengertian strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Maka dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan usaha untuk mencapai tujuan dengan melihat dan memadukan lingkungan eksternal dan internal sehingga menghasilkan rencana, keputusan dan tindakan yang tepat. Suatu strategi mempunyai dasar untuk mencapai sasaran yang dituju. Pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Seperti telah dikemukakan oleh para ahli dalam buku mereka masing – masing. Definisi strategi yang pertama dikemukakan oleh Chandler (Rangkuti, 2009) Disebutkan bahwa “ Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya”. Menurut Jatmiko (2003) Strategi dideskripsikan sebagai suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan – tujuannya, sesuai dengan peluang – peluang dan ancaman – ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumberdaya dan kemampuan internal organisasi. Selanjutnya menurut Jauch dan Glueck (1998) Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan
8 Universitas Sumatera Utara
terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Dan menurut David (1998) Strategi merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang, Dari beberapa pendapat mengenai definisi strategi di atas maka dapat dikatakan bahwa strategi merupakan rencana – rencana yang dibuat oleh perusahaan untuk mencapai tujuan – tujuan yang diinginkan yaitu agar mampu mengikuti perubahan lingkungan yang terjadi dan memiliki keunggulan kompetitif. Suatu perusahaan untuk mempertahankan dan sekaligus meningkatkan usahanya dengan cara merencanakan strategi – strategi yang mantap dan terarah di mana perusahaan harus mampu memanfaatkan peluang usahanya dengan sebaikbaiknya. 2.1.2
Konsep strategi Strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan Solihin
(2012). Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategi, strategi tidak hanya didefinisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam konsep manajemen strategi mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri yang
diharapkan
akan
menjamin
terpeliharanya
keunggulan
kompetitif
perusahaannya. Pemahaman akan konsep strategi itu, sangatlah mennetukan dalam menyusun strategi dan implementasi strategi yang telah dirancang.
9 Universitas Sumatera Utara
2.1.3
Strategi Bisnis Strategi bisnis juga dikenal sebagai strategi bersaing, strategi bisnis
berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa yang dilayani perusahaan David Hunger dan Thomas L. Wheellen (2003). Strategi bisnis (business strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu Solihin (2012). Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungisional karena strategi ini berorientasi pada fungsi–fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan. 2.1.4
Tipe Strategi Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis
yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. David (2006) menyatakan ada 12 tipe strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokan dalam empat bagian, yaitu: 1. Strategi Integrasi Integrasi kedepan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. Strategi ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol
atas
distributor, pemasok dan pesaing.
10 Universitas Sumatera Utara
a) Integrasi ke depan ialah memperoleh atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor organisasi sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing dalam industri sedang bertumbuh, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengelola bisnis baru, keunggulan produk stabil sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang besar. b) Strategi ke belakang Strategi ke belakang ialah strategi yang merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini terutama tepat bila perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. c) Strategi horizontal Strategi horizontal yaitu strategi yang merujuk pada strategi mencari kepemilikan atau kendali besar atas perusahaan pesaing. Hal ini dilakukan jika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik dalam bidang atau wilayah tertentu, organisasi bersaing dalam industri yang sedang tumbuh, meningkatkan skala ekonomis memberikan keunggulan bersaing yang besar, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang berbakat yang diperlukan untuk perluasan perusahaan, pesaing ragu-ragu karena tidak memiliki kemampuan manajerial. 2. Strategi intensif Kelompok strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif
11 Universitas Sumatera Utara
perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu: a. Penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada dipasar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini banyak digunakan sendiri atau dengan kombinasi strategi lain. b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru. c. Pengembangan produk, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada untuk mengembangkan produk atau jasa yang baru. 3. Strategi Diverisifikasi Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus), horizontal, dan konglomerat. a. Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru tetapi berkaitan secara signifikan akan memperkuat penjualan produk yang sudah ada. b. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan pendapatan. c. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan. Strategi ini tepat untuk dilakukan jika penjualan dan laba menurun.
12 Universitas Sumatera Utara
4. Strategi Defensif Strategi Defensif adalah strategi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis strategi ini adalah sebagai berikut: a. Retrechment
(penciutan),
yaitu
mengubah
pengelompokan
lewat
penghematan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. b. Divestasi, yaitu menjual suatu devisi atau bagian dari suatu organisasi. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan gagal menghasilkan perbaikan yang diperlukan. c. Likuidasi, yaitu menjual semua aset perusahaan tersebut. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan divestasi, dan tidak ada yang berhasil. 2.1.5
Manfaat Strategi Menurut greenly dalam David (2002:19) bahwa manajemen strategi
menawarkan manfaat antara lain: a. Memungkinkan mengenali, menetapkan prioritas, dan memanfaatkan berbagai peluang b. Menyediakan pandangan objektif mengenai masalah manajemen c. Menjadi
kerangka
kerja
untuk
memperbaiki
koordinasi
dan
pengendalian aktivitas d. Meminimalkan pengaruh kondisi dan perubahan yang merugikan e. Memungkinkan keputusan utama yang lebih baik mendukung sasaran yang telah ditetapkan
13 Universitas Sumatera Utara
f. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk mengenali peluang g. Memungkinkan sumber daya yang lebih kecil dan waktu lebih sedikit dicurahkan untuk mengoreksi kesalahan atau keputusan. h. Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staff 2.1.6
Perumusan Strategi Menurut Henry Mintzberg, Joseph Lampel, James Brian Quinn, dan
Sumantra Ghoshal (2003) dalam buku The Strategy Process, menyajikan lima definisi strategi yaitu : A. Strategi Sebagai Rencana Strategi adalah rencana, semacam sadar dimaksudkan yang meliputi tindakan (pedoman yang ditetapkan) untuk menangani situasi. Dengan definisi ini, strategi memiliki dua karakteristik penting, yaitu mereka dibuat sebelum tindakan yang menerapkan, dan mereka dikembangkan secara sadar dan sengaja. Sebagai rencana, strategi berkaitan dengan bagaimana pemimpin mencoba untuk menetapkan arah untuk organisasi, untuk mengatur mereka pada tindakan yang telah ditentukan. Dalam mempelajari strategi sebagai rencana, kita harus entah bagaimana masuk ke dalam pikiran strategi, untuk mencari tahu apa yang benarbenar dimaksudkan. B. Strategi Sebagai Taktik Sebagai taktik, strategi membawa kita ke dalam wilayah persaingan langsung, dimana ancaman dan berbagai manuver lain bekerja untuk mendapatkan keuntungan. Tempat ini proses pembentukan strategi dalam pengaturan yang
14 Universitas Sumatera Utara
paling dinamis, dengan gerakan memprovokasi dan sterusnya. Namun ironisnya, strategi itu sendiri adalah sebuah konsep yang berakar tidak dalam perubahan tetapi dalam stabilitas dalam mengatur rencana dan pola didirikan. C. Strategi Sebagai Pola Tetapi jika strategi dapat dimaksudkan (apakah sebagai rencana umum atau khusus ploys), tapi mereka juga dapat terwujud. Dengan kata lain, menentukan setrategi sebagai rencanan ini tidak cukup; kita juga perlu definisi yang meliputi perilaku yang dihasilkan. Dengan demikian, definisi ketiga diusulkan strategi adalah pola-khususnya, pola dalam aliran tindakan (Minzberg dan Waters, 1985 dalam Mintzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal:2003). Menurut definisi ini, strategi adalah konsistensi dalam perilaku, apakah atau tidak dimaksudkan. Dengan demikian, definisi strategi sebagai rencana dan pola dapat cukup independen satu sama lain. Strategi sebagai pola juga memperkenalkan gagasan tentang konvergensi, pencapaian konsistensi
dalam
perilaku organisasi.
Menyadari strategi dimaksudkan, mendorong kita untuk mempertimbangkan gagasan bahwa strategi dapat muncul serta sengaja dikenakan. D. Strategi Sebagai Posisi Definisi keempat adalah strategi sebagai posisi secara khusus, cara untuk menemukan
sebuah
organisasi,
diteori
organisasi
suka
menyebutnya
“lingkungan”. Dengan definisi ini, strategi menjadi mediasi antara organisasi dan lingkungan dalam konteks internal dan eksternal. Definisi strategi sebagai posisi dapat kompatibel dengan baik atau semua dari yang sebelumnya, posisi dapat
15 Universitas Sumatera Utara
dicentang dan bercita-cita untuk memikirkan rencana (taktik) dapat dicapai, mungkin bahkan melalui pola perilaku. Sebagai posisi, strategi ini mendorong kita untuk melihat organisasi dalam lingkungan kompetitif mereka, bagaimana mereka menemukan posisi merek dan melindungi
merek
untuk
memenuhi
persaingan,
menghindarinya
atau
menumbangkannya. Hal ini memungkinkan kita untuk beroikir organisasi secara ekologis, sebagai organism dalam ceruk yang berjuang untuk bertahan hidup di dunia permusuhan dan ketidakpastian serta simbiosis E. Strategi Sebagai perspektif Sementara definisi keempat strategi terlihat keluar, mencari untuk menemukan organisasi dalam lingkungan eksternal, dan turun ke posisi kelima terlihat di dalam organisasi, memang dalam kepala strategi kolektif, tetapi sampai dengan pandangan yang lebih luas. Di sini, strategi adalah perspektif, bukan hanya terdiri dari posisi pilihan, tetapi cara yang tertanam memahami dunia. Definisi kelima ini menunjukan bahwa semua konsep strategi memiliki satu implikasi penting, yaitu bahwa semua strategi adalah abstraksi yang hanya ada d pikiran pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk diingat bahwa tidak ada yang pernah melihat atau menyentuh strategi, setiap strategi adlaha sebuah penemuan, khayalan dari imajinasi seseorang, apakah dirumuskna sebagai niat untuk mengatur perilaku itu berlangsung atau dimpulkan sebagai pola untuk menggambarkan perilaku yang telah terjadi Sebagai perspektif, strategi menimbulkan pertanyaan menarik tentang niat dan perilaku dalam konteks kolektfif. Jika kita medefinisikan organisasi sebagai
16 Universitas Sumatera Utara
tindakan kolektif dalam mengejar misi umum, kemudian strategi sebagai perpekttif memunculkan masalah bagaimana menyebar niat melalui sekelompok orang untuk menjadi bersama sebagai norma-norma dan nilai-nilai dan bagaimana pola perilaku menjadi sangat tertanam dalam kelompok. Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Strategi yang dirumuskan bersifat lebih spesifik tergantung kegiatan fungisional manajemen Freddy Rangkuti (1997) Perencanaan strategi merupakan bagian dari manajemen strategi. Manajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategi antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan di masa datang. Jadi perencanaan strategi lebih terfokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan jangka panjang Husein Umar (2001). Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi suatu usaha, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, dan memilih strategi tertentu untuk digunakan David (2004) Tujuan dilakukan perumusan strategi adalah mengurangi resiko, untuk bertahan, dan atau berkembang untuk memperoleh profit. kegiatan dalam perumusan strategi adalah mengembangkan visi dan misi bisnis, mengenali
17 Universitas Sumatera Utara
peluang-ancaman, menetapkan kekuatan-kelemahan internal menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan menetapkan strategi Harisudin, (2009) Langkah-langkah dalam perumusan strategi dapat diuraikan sebagai berikut: Menurut jatmiko (2003) Pada dasarnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan empat (4) jenis strategi yaitu : 1. Strategi pertumbuhan atau Ekspansi Perusahaan harus tumbuh untuk memuaskan pemiliknya. Pertumbuhan suatu perusahaan merupakan hasil dari variabel – variabel produk atau jasa yang dihasilkan,
Kondisi
lingkungan
eksternalnya,
kemampuan
dan
skill
manajemennya. Pertumbuhan menjamin kelangsungan organisasi dalam jangka panjang, atau dengan kata lain perusahaan / organisasi harus tumbuh jika ingin survive. Terdapat beberapa jenis strategi yang dikategorikan dalam strategi pertumbuhan, yaitu : a. Pertumbuhan Konsentrasi Strategi konsentrasi disebut juga strategi penetrasi pasar yang fokus pada bisnis produk/jasa tunggal, atau sejumlah kecil produk/jasa yang sangat berkaitan. Strategi konsentrasi merupakan strategi untuk meningkatkan penggunaan produk-produk yang telah ada di dalam pasar yang ada. Terdapat tiga pendekatan dasar untuk menerapkan strategi konsentrasi, yaitu :
18 Universitas Sumatera Utara
1. Pengembangan pasar (Market Development) Pengembangan pasar adalah memperluas pasar dari bisnis produk/jasa semula atau produk yang sudah ada. Pengembangan pasar dapat dilakukan dengan memperluas bagian pasar dari pasar semula, memperluas wilayah pasar, atau memasuki segmen pasar baru. 2. Pengembangan produk (Produk Development) Pengembangan produk adalah memilih produk/jasa dasar menambahkan produk/jasa yang sangat berkaitan yang dapat dijual pada pasar semula, atau dengan kata lain mengembangkan produk – produk baru untuk melayani yang sudah ada. 3. Integrasi Horizontal (Horizontal integration) Integrasi horizontal terjadi apabila suatu organisasi perusahaan menambah satu atau lebih bisnisnya yang memproduksi produk/jasa yang sejenis dioperasikan pada pasar produk yang sama. b. Strategi Integrasi Vertikal Integrasi vertikal terjadi apabila suatu bisnis atau perusahaan bergerak ke wilayah yang melayani pasokan bahan baku atau mendekatkan produk ke arah pelanggan. Apabila suatu bisnis bergerak ke arah bidang yang melayani pasokan bahan baku, maka disebut integrasi vertikal kebelakang dan sebaliknya, bila suatu bisnis bergerak ke arah yang melayani pelanggan atau pemakai akhir suatu produk maka disebut integrasi vertikal ke depan. c. Strategi diversifikasi
19 Universitas Sumatera Utara
Diversifikasi terjadi apabila suatu organisasi bergerak ke arah bidang usaha yang menghasilkan produk yang secara jelas berbeda dari jenis semula. 2. Strategi Stabilitas Strategi Stabilitas berarti organisasi tetap melanjutkan pekerjaan atau aktivitas yang sama dengan sebelumnya. Asumsi strategi stabilitas adalah bahwa lingkungan eksternal tidak akan mengalami perubahan yang signifikan pada jangka pendek. Kunci keberhasilan strategi stabilitas adalah pada sistem monitoring lingkungan eksternal dan pengalaman manajemen dalam menentukan waktu yang tepat untuk merespon perubahan kondisi pasar. 3. Strategi Penciutan Strategi penciutan (Retrenchment) disebut juga strategi bertahan (Defensive), atau strategi penyehatan. Perusahaan yang menerapkan strategi merasa bahwa strateginya tidak sesuai dengan sasaran atau misi dasarnya. Sehingga perusahaan merasa perlu mengurangi skala operasinya.Adapun jenis – jenis strategi penciutan adalah : a. Cutback dan Turnaround Cutback dan Turnaround adalah strategi penyehatan perusahaan yang bertujuan mengeliminasi kerugian dan memotong biaya – biaya tetap, atau memotong biaya – biaya operasi, atau mengurangi ukuran operasi perusahaan agar beroperasi lebih efisien. b. Divestasi (Divestment)
20 Universitas Sumatera Utara
Divestment adalah strategi penyehatan atau penciutan perusahaan yang bertujuan mengeliminasi kerugian dan memotong biaya – biaya tetap yang ditanggung perusahaan dengan caran menjual sebagian aset atau kekayaan yang dimiliki organisasi perusahaan. c. Likuidasi (Liquidation) Likuidasi adalah strategi penciutan atau penyehatan perusahaan dengan menjual seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Terdapat dua jenis likuidasi, yaitu liquidation by choice yaitu likuidasi yang dilakukan karena memang pilihan yang diambil oleh pihak perusahaan dan liquidation by force yaitu likuidasi yang dilakukan karena memang kondisi keuangan perusahaan sudah tidak sehat dan sangat buruk. d. Kebangkrutan (Bankcruptcy) Suatu perusahaan dikatakan bangkrut jika pemilik perusahaan tidak dapat lagi menjalankan usahanya. 4. Strategi kombinasi Strategi kombinasi digunakan apabila suatu korperasi organisasi perusahaan dalam waktu bersamaan menerapkan strategi yang berbeda untuk setiap unit bisnis strategi yang berbeda. B. Strategi Bisnis Strategi bisnis merupakan strategi yang pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi pesaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industry atau segmen pasar tertentu (Solihin, 2012). Menurut Rangkuti (2009 : 7) strategi bisnis juga disebut strategi bisnis secara
21 Universitas Sumatera Utara
fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegaiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau strategi operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi – strategi yang berhubungan dengan keuangan. C. Manajemen Strategi Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk
merumuskan, mengimplementasikan,
dan
mengevaluasi
keputusan
fungisional yang membuat organisasi mampu mencapai objektifnya (Fred R. David 2002) Fokus manajemen strategis terletak pada memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu perumusan strategi, implementasi strategi,
dan
evaluasi
strategi.
Pertama,
perumusan
strategi
termasuk
pengembangan produk, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. Kedua, implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan obyek tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi, dan menghubungkan konpensasi karyawan dengan prestasi
22 Universitas Sumatera Utara
organisasi. Ketiga, evluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah : (1) Meninjau faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi (2) Mengukur prestasi (3) Mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan di masa depan. Keberhasilan selalu menciptakan masalah baru dan berbeda (David, 2002 : 5) 2.2
Analisis SWOT Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu,
analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategi untuk menemukan kesesuaian strategi antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahankelemahan internal Hunger and Wheleen (2003). Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi (strategi planner) harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT Rangkuti, (2006:19)
23 Universitas Sumatera Utara
a. Analisis Situasi Eksternal Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada diluar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan lingkungan sosial Hunger and Wheleen (2003) Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan tren perekonomian, sosial dan budaya, politik dan pemerintahan, konsumen dan pemasok, tingkat teknologi dan
persaingan yang dapat menguntungkan atau
merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan. Peluang dan ancaman sebagian besar di luar kendali suatu organisasi. Perusahaan harus merumuskan strategi untuk memanfaatkan peluang-peluang eksternal dan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman ekstenal David (2002). Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman perusahaan sampai kepala pangkalnya. Kemudian memastikan pengaruh eksternal dapat disalurkan melalui arah yang positif dan dapat memberikan konribusi optimal kepada perusahaan Harisudin, (2009) b. Analisis Situasi Internal Kekuatan dan kelemahan internal adalah segala kegiatan dalam kendali organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau buruk. Kekuatan dan kelemahan
tersebut
ada
dalam
kegiatan
manajemen,
pemasaran,
24 Universitas Sumatera Utara
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen di setiap perusahaan. Setiap organisasi berusaha menerapkan strategi yang menonjolkan kekuatan internal dan berusaha menghapuskan kelemahan internal David (2004). Lingkungan internal
terdiri
dari
variabel-variabel
(kekuatan dan
kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut merupakan bentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi Hunger and Wheleen, (2003) Tujuan akhir dilakukannya analisis internal adalah terumuskannya faktorfaktor strategi kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor internal yang perlu dianalisis adalah manajemen internal, baruan pemasaran, produksi, keuangan, penelitian dan pengembangan (litbang) Harisudin, (2009). 2.2.1
Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi Manajemen menganalisis baik lingkungan internal maupun eksternal
sampai tingkat tertentu untuk menentukan tingkat kompetensi yang akan memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan dari peluang–peluang yang baru berkembang. Menurut Rangkuti (2009) analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Dari hasil analisis
25 Universitas Sumatera Utara
SWOT ini, akan membantu perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan dapat menjadi acuan untuk menentukan strategi apa yang tepat untuk diaplikasikan untuk mengembangkan usaha tersebut a. Kekuatan Kekuatan merupakan sumberdaya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan
pesaingnya
dalam
memenuhi
kebutuhan
pelanggan
yang
dilayaninya. Kekuatan muncul dari sumberdaya dan kompetensi yang tersedia bagi perusahaan. b. Kelemahan Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumberdaya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif. c. Peluang Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Tren utama merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi atas segmentasi pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan dalam kondisi persaingan, perubahan teknologi, dan membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan. d. Ancaman Ancaman merupakan situasi yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan. Masuknya pesaing baru,
26 Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatkan kekuatan tawar menawar dari pembeli atau pemasok utama, perubahan teknologi dan direvisinya atau pembaharuan peraturan dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan suatu perusahaan. Menurut kotler (2002), kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal lingkungan organisasi harus dievaluasi secara periodik yang tujuannya untuk mengenali kemampuan dan keahlian dalam memanfaatkan peluang terbesar yang menguntungkan perusahaan dan memiliki strategi dalam menghadapi ancaman pesaing dan meminimalkan ancaman lainnya. 2.3 Pengembangan Produk Pengembangan produk terdiri dari dua suku kata yaitu pengembangan dan produk. Purwadarminta, (2005 : 538) mendefinisikan bahwa, “ Pengembangan sebagai suatu proses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu menjadi lebih baik, maju sempurna dan berguna”. Jadi pengembangan merupakan suatu proses atau aktivitas untuk memajukan yang ditata sedemikian rupa dengan memajukan atau memelihara
yang
sudah
ada
agar
menjadi
menarik
dan
lebih
berkembang.Sementara itu pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan. (Kotler, 2001 dalam Ridwan 2012 : 48). Dari definisi pengembangan dan produk di atas, Kotler (1997:273) memberikan pengertian pengembangan produk seperti berikut :
27 Universitas Sumatera Utara
Pengembangan produk merupakan pengembangan dari produk yang sudah ada atau menciptakan produk yang sama sekali baru melalui riset dan penelitian yang dilakukan oleh para manajer pemasaran maupun melalui departemen penelitian dan pengembangan. Sedangkan menurut Yoeti (1996:53) pengembangan suatu produk pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan dan menambah jenis produk yang dihasilkan ataupun yang akan dipasarkan. 2.4
Definisi Obyek Wisata Menurut Chafid Fandeli (2000) dalam skripsi Nining Yuningsih (2005),
Obyek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Sedangkan obyek wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. 2.3.1
Jenis Obyek Wisata Penggolongan jenis obyek wisata akan terlihat dari ciri-ciri khas yang
ditonjolkan oleh tiap-tiap obyek wisata. Menurut Mappi (2001) Obyek wisata dikelompokan ke dalam tiga jenis, yaitu :
28 Universitas Sumatera Utara
a. Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai, gunung (berapi) danau, sungai fauna (langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam dam lain-lain. b. Objek wisata budaya, misalnya : Upacara kelahiran, tari-tari (tradisional), music (tradisional), pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun ke sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain tenun (tradisional) tekstil lokal, pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal, museum dan lain-lain. c. Objek wisata buatan, misalnya : sarana dan fasilitas olahraga, permainan
layangan,
hiburan
(lawak
atau
akrobatik
sulap),
ketangkasan (naik kuda), taman rekreasi, taman nasional, pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain. Dalam membangun objek wisata tersebut harus memperhatikan keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat, sosial budaya daerah setempat, nilai-nilai agama, adat istiadat, lingkungan hidup, dan objek wisata itu sendiri. Pembangunan objek wisata dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh pemerintah, badan usaha maupun perseorangan dengan melibatkan dan bekerjasama pihak-pihak yang terkait. 2.4 Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar atau landasan dalam pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam sebuah penelitian. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan terhadap hal-hal yang
29 Universitas Sumatera Utara
menjadi objek permasalahan dan disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan. Strategi pengembangan disusun atas dasar analisa lingkungan serta visi, misi dan tujuan organisasi/perusahaan. Taman wisata yang akan dianalisa pada penelitian ini adalah Taman Wisata M ora
Indah
Faria
dengan menggunakan beberapa dimensi strategi yang dikemukakan oleh Minzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal dalam buku The Strategy Process yaitu Tujuan, Kebijakan dan Program untuk lebih memperjelas kerangka berpikir ini, akan penulis sajikan dalam bentuk gambar ini dibawah ini. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Dimensi Strategi
Tujuan
Strategi
Kebijakan dan
Pengembangan
Program
Minzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal (2003)
30 Universitas Sumatera Utara
2.5
Penelitian Terdahulu Fajrin Mappa (2012) dengan penelitian “ Strategi Pengembangan Pantai
Tamarunang Sebagai Objek Wisata Pantai di Kabupaten Jeneponto ’’. Penelitian ini menggunakan alat analisis Matriks SWOT. Penelitian ini menghasilkan alternatif strategi yaitu : (1) Atraksi Wisata, kawasan pantai ini diperuntukan untuk aktivitas wisata dengan tidak mengabaikan kelestarian lingkungannya. Kegiatan wisata atau atraksi yang ditawarkan sebagai daya tarik objek wisata di Pantai Tamamrunang yaknik bermain / olahraga, menikmati keindahan panorama alam ( sunset ), berjemur, wisata kuliner dan menikmati wisata budaya dan wisata atraksi di air seperti jet ski dan memancing.(2) Sarana fasilitas penunjang wisata, ketersediaan sarana fasilitas penunjang seperti resort, resto dan gazebo telah menjadi pemicu untuk pengembangan sarana fasilitas penunjang wisata di pantai Tamarunang. Dalam penentuan tata letak fasilitas sarana pada kawasan pantai Tamarunang, hal – hal yang mendasari peletakan bangunan antara lain adalah aspek estetika, view bangunan, arah pergerakan angin, arah datangnya sinar matahari aksesbilitas, sirkulasi, kebisingan dan garis sempadan pantai.Prasarana fasilitas penunjang wisata, Potensi prasarana fasilitas penunjang wisata di pantai Tamarunang dengan arahan konsep pengembangan prasarana yakni pengembangan pada aksesbilitas, sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, lahan parkir, jaringan air bersih, telekomunikasi dan jaringan listrik. Harbi D Girsang (2013) dengan penelitian “ Analisis Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Sipiso – piso ’’ . Penelitian ini
31 Universitas Sumatera Utara
menggunakan alat analisis matriks SWOT. Penelitian ini menghasilkan alternatif strategi yaitu : (1) Perbaikan sarana dan prasarana serta pengelolah yang ramah dapat menciptakan peningkatan volume kunjungan wisata yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar objek wisata air terjun sipiso – piso. (2) Banyaknya objek wisata yang berada di sekitar objek wisata sipiso – piso ( Brastagi, Kabanjahe, Merek, Tongging, Silalahi ) dapat ditawarkan sebagai paket wisata yang menarik kepada masyarakat baik lokal maupun manca negara untuk meningkatkan volume kunjungan. (3) Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai serta letaknya yang strategis, membuat wisatawan nyaman sehingga meningkatkan volume kunjungan wisatawan ke objek wisata air terjun sipiso – piso. Ian Asriandy (2016) dengan penelitian “ Strategi pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissapu di Kabupaten Bantaeng ’’. Penelitian ini menggunakan alat analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan alternatif strategi yaitu : (1) terkait dengan dimensi – dimensi strategi yakni ; tujuan, kebijakan dan program yang dilakukan Dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten Bantaeng termasuk ke dalam strategi sebagai rencana, karena kita dapat melihat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang mencoba untuk menetapkan arah organisasi menjadi lebih baik dengan berbagai perencanaan yang disusun secara matang dan segala tujuan, kebijakan dan program yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang dikembangkan secara sadar dan sengaja. ( 2 ) Pengembangan
yang dilakukan terfokus pada
satu titik agar kiranya
pengembangan yang dilakukan akan terlihat hasilnya. Melibatkan semua elemen –
32 Universitas Sumatera Utara
elemen yang terkait dengan pengembangan yang akan dilakukan sehingga pengembangan tersebut dapat kita lakukan dengan membuahkan hasil yang diharapkan bersama. Mengindentifikasi secara menyeluruh terhadap obyek yang akan dikembangkan agar dapat menyusun segala perencanaan dengan sebaik– baiknya. Melakukan pelatihan–pelatihan baik pemandu wisata, pelaku wisata dan pengelolah wisata. Koordinasi yang terus dilakukan kepada pemerintah dan warga sekitar kawasan obyek wisata. Rendi Redona (2015) dengan penelitian “ Strategi Pengembangan Produk Kawasan Wisata Gunung Tidar ’’. Penelitian menggunakan alat analisis deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif, analisis IFAS–EFAS dan analisis matriks SWOT. Penelitian ini menghasilkan alternative strategi yaitu : (1) adapun daya tarik pariwisata spiritual di Kawasan Wisata Gunung Tidar terdiri sebagai berikut ; Produk Wisata Spiritual berbasis alam, mencakup area ring 1, ring 2 dan ring 3, produk Wisata spiritual berbasis spiritual. (2) kondisi lingkungan internal berupa faktor–faktor kekuatan (strength) terkait dengan pengembangan produk kawasan wisata spiritual gunung tidar yaitu meliputi kriteria tempat masih layak menjadi tujuan wisata spiritual, mayoritas wisatawan merasa sangat leluasa melakukan wisata spiritual berbasis alam dan wisata spiritual berbasis laku spiritual baik religi maupun spiritual, merupakan daya tarik wisata spiritual bagi wisatawan yang memiliki segmen motivasi agama maupun spiritual jawa, budaya maupun pencarian jati diri. (3) Strategi pertahankan dan pelihara. Grand Strategy yang sesuai pada posisi kuadran ini adalah strategi pengembangan produk dan pemasaran. Sedangkan alternatif pengembangan produk kawasan wisata Gunung
33 Universitas Sumatera Utara
Tidar adalah sebagai berikut : Strategi SO (strength opportunity) : program pengembangan
produk
tambahan
(Visitor
Service/Hospitality)
meliputi,
pengembangan kegiatan untuk mempertahankan kualitas produk inti di kawasan mikro area ring 1, ring 2 Gunung Tidar, Pengadaan TouristInformation Center (TIC) melalui pembangunan museum budaya dan spiritual di Kawasan Mezzo wisata spiritual Gunung Tidar. Strategi WO (Weakness Oppoturnity) : Program pengembangan pemasaran produk Inti dan promosi produk tambahan yang meliputi opsi pemasaran kawasan wisata Gunung Tidar, Promosi Produk layanan melalui peningkatan daya tarik usaha makan dan minum. Strategi ST (Strength Threat) : Program pengembangan kawasan pariwisata spiritual berkelanjutan yang meliputi, peningkatan kualitas lingkungan mezzo dan mikro kawasan pariwisata spiritual Gunung Tidar, peningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat mezzo pariwisata spiritual Gunung Tidar, peningkatan nilai situs cagar budaya fisik dan non fisik mezzo dan mikro pariwisata spiritual Gunung Tidar, pengembangan ekonomi kreatif masyarakat Magersari. Strategi WT (Weakness Threat) : Program pengembangan Kelembagaan dan SDM (Destinantion Management Organization) meliputi pembentukan Local Working Group Destinasi Kawasan Mezzo wisata spiritual Gunung Tidar dan program peningkatan kualitas SDM dan Budaya.
34 Universitas Sumatera Utara