BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Kebutuhan Informasi Siswa 2.1.1 Pengertian Kebutuhan Informasi Istilah kebutuhan informasi didefinisikan oleh Krikelas dalam Harissanti (2007:3) dengan “pengakuan mengenai adanya ketidakpastian”. Kata informasi dikaitkan dengan kata kebutuhan karena menegaskan sebuah kebutuhan dasar yang mirip dengan kebutuhan dasar manusia lainnya, yang oleh para psikolog dibedakan dalam tiga kategori yaitu kebutuhan fisiologis, afektif dan kognitif (Rohde dalam Harissanty, 2007:3). Dikaitkan dengan lingkungan yang menyebabkan timbulnya kebutuhan, ada beberapa kebutuhan yang dikemukakan oleh Katz, Gurevitch dan Haas dalam Yusuf (2009:338) sebagai berikut : 1. “Kebutuhan kognitif, kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannnya. 2. Kebutuhan afektif, kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional. 3. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs), kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individu. 4. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs), kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain. 5. Kebutuhan berkhayal (escapist needs), kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion)”. Kebutuhan yang dihadapi orang tidak akan berkurang sepanjang hidupnya, begitu juga masalah-masalah yang menyertainya karena pada dasarnya yang disebut masalah adalah kebutuhan yang menduduki prioritas tinggi. Terjadinya kebutuhan jika terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara yang seharusnya dengan kondisi nyata sekarang. Sebenarnya timbulnya suatu kebutuhan itu juga dari adanya informasi yang datang menerpa orang yang bersangkutan (Saepudin, 2009:1).
Universitas Sumatera Utara
Menurut
Wilson
sebagaimana
dikutip
oleh
Yulianah
(2009:10),
munculnya kebutuhan informasi dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi yang berkaitan kebutuhan fisiologi, afektif maupun kognitif terkait dengan peran seseorang dalam pekerjaan atau kegiatan dan tingkat kompetensi seseorang sebagaimana diharapkan oleh lingkungannya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Atherton dalam Yulianah (2009:10), bahwa kebutuhan informasi seseorang tergantung pada pekerjaan, tujuan menggunakan informasi, usia, kecakapan, kedudukan profesional. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi seseorang didorong oleh keadaan dalam diri seseorang dan perannya dalam lingkungannya. Dimana seseorang menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki masih kurang sehingga ada keinginan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Informasi tersebut dapat digunakan untuk menambah pengetahuan mengenai lingkungan masyarakat, tugas-tugas pribadi sesuai dengan pekerjaan, pendidikan, hiburan dan untuk pengambilan keputusan. Belkin dalam Ishak (2006:91) menyatakan bahwa kebutuhan informasi terjadi
ketika
seseorang
menyadari
adanya
kekurangan
dalam
tingkat
pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menganggap bahwa pengetahuan yang ia miliki saat itu sangat kurang dari yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan suatu masalah. Kebutuhan informasi seseorang terjadi karena adanya kesenjangan antara pengetahuan yang ia miliki dimana seseorang merasa bahwa informasi yang ia miliki masih kurang atau tidak memadai untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya. Ketika seseorang menyadari bahwa apa yang diketahuinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan informasinya, maka timbul keinginan untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Wilson dalam Harissanty (2007:5) mengemukakan bahwa kebutuhan informasi manusia terbagi kedalam tiga konteks yaitu : kebutuhan terkait dengan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan seseorang (person’s environment), peran sosial yang disandang (social roles), dan karakteristik personal (personal characteristics). Kebutuhan terkait dengan lingkungan seseorang dapat menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang lingkungannya misalnya informasi tentang lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, peristiwa-peristiwa terkini dan kebijakan pemerintah. Kebutuhan terkait dengan peran sosial yaitu mengenai peran seseorang dalam lingkungan masyarakat misalnya sebagai pelajar membutuhkan informasi tentang pelajaran atau tugastugas di sekolah dan kebutuhan pemahaman baru tentang materi pelajaran di sekolah. Kebutuhan terkait dengan karakteristik personal yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan, gaya hidup dan kebutuhan untuk mendapatkan hiburan (Harissanty, 2007:5). Sehingga dapat dinyatakan bahwa kebutuhan informasi seorang siswa yang utama adalah informasi yang bermanfaat bagi kehidupannya baik pada saat sekarang maupun yang akan datang. Informasi tersebut berhubungan dengan tugas-tugas akademik pelajar yang sedang dalam proses bersekolah (belajar). Selain itu seorang pelajar juga membutuhkan informasi tentang lingkungan sekitar, pengembangan pribadi dan informasi hiburan. Dengan demikian perpustakaan sekolah dituntut untuk memenuhi ketiga jenis kebutuhan informasi siswa tersebut dengan menyediakan koleksi yang berhubungan dengan kebutuhan informasi siswa.
2.1.2 Jenis Kebutuhan Informasi Kebutuhan informasi seseorang selalu berubah seiring dengan waktu dan memiliki jenis kebutuhan informasi yang berbeda. Menurut Guha dalam Saepudin (2009:1) ada empat jenis kebutuhan terhadap informasi yaitu : 1. “Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. 2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang diperlukan sehari-hari yang sifatnya spesifik dan cepat. 3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna akan informasi yang mendalam, spesifik dan lengkap. 4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi yang cepat, ringkas tetapi juga lengkap”.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Saepudin tersebut terdapat empat jenis kebutuhan informasi dimana pengguna informasi membutuhkan informasi yang bersifat mutakhir, spesifik, cepat, ringkas dan lengkap. Sedangkan menurut Devadason sebagaimana dikutip oleh Ishak (2006:92) menyatakan bahwa jenis kebutuhan informasi tergantung pada kegiatan kerja, disiplin ilmu/bidang pekerjaan/minat, fasilitas yang tersedia, kedudukan atau jabatan seseorang, motivasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk menemukan ide baru dan kebutuhan mencari kebenaran. Sesuai dengan pendapat di atas dapat dikemukakan jenis kebutuhan informasi siswa antara lain kebutuhan sesuai dengan pekerjaan yakni sebagai pelajar, kebutuhan sesuai dengan minat siswa, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk menemukan ide baru dan kebutuhan untuk mencari kebenaran.
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Menurut Sulistyo-Basuki sebagaimana dikutip oleh Saepudin (2009:1) kebutuhan informasi ditentukan oleh : 1. “Kisaran informasi yang tersedia 2. Penggunaan informasi yang akan digunakan 3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masingmasing pemakai 4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada 5. Konsekuensi penggunaan informasi”. Sementara menurut Nicholas dalam Ishak (2006:93) faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai adalah : 1. “Jenis pekerjaan 2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi yang meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan 3. Waktu 4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi) 5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi”.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan pernyataan yang dikutip oleh Sepudin dan Ishak mengenai faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah ketersediaan informasi, kegunaan dari informasi, lingkungan, motivasi seseorang dalam mencari informasi, jenis pekerjaan, waktu, kemudahan dalam mengakses informasi dan sarana yang digunakan untuk mencari informasi. Wilson dalam Ishak (2006:93-94) menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu : 1. “Kebutuhan individu (person) Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis (psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan kebutuhan kognitif (cognitive needs). 2. Peran sosial (social role) Peran soaial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja (performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu. 3. Lingkungan (environment) Faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial budaya (socio-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment) dan lingkungan fisik (physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu, sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi”.
Terdapat tiga tingkatan faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi yaitu faktor kebutuhan individu yang meliputi kebutuhan psikologis, afektif dan kognitif. Kebutuhan psikologis yaitu kebutuhan tentang psikologi seseorang, kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan seseorang akan informasi yang dapat menambah pengetahuannya tentang lingkungannya, kebutuhan afektif yaitu kebutuhan seseorang akan informasi yang ringan dan menyenangkan misalnya dengan menonton TV. Faktor peran sosial meliputi peran kerja dan tingkat kinerja dan faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja, lingkungan sosial budaya, lingkungan politik ekonomi dan lingkungan fisik.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Karakteristik Kebutuhan Informasi Menurut Leckie et.al sebagaimana diuraikan oleh Ishak (2006:94) kebutuhan informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi, yaitu : 1. Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan atau usia. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak kebutuhan informasinya. 2. Konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal atau eksternal. Kebutuhan khusus misalnya kebutuhan tentang pekerjaan seseorang atau kebutuhan seorang siswa tentang pelajaran dan tugastugas sekolah. 3. Frekuensi, misalnya apakah kebutuhan informasi itu berulang atau baru. Pengguna informasi tentunya akan memilih informasi yang terbaru daripada informasi lama dan berulang. 4. Kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat diramalkan atau tidak terduga. Jika kebutuhan informasi seseorang muncul dengan tiba-tiba atau tidak terduga, misalnya terjadi ketika seseorang mencari informasi tentang pelajaran sekolah dan tiba-tiba muncul dalam benaknya untuk mencari informasi lain yang berhubungan dengan pelajaran tersebut, maka orang tersebut akan mencari dan menemukan informasi tersebut. 5. Kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat urgensinya. Apabila informasi yang dibutuhkan sangat penting maka orang yang membutuhkan informasi tersebut akan berusaha mencari dan menemukan informasi tersebut. 6. Kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit untuk dipecahkan.
Sedangkan menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006:94-95) ada sebelas karakteristik kebutuhan informasi yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi tersebut, yaitu : 1. “Pokok masalah (subject)
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi (function) 3. Sifat (nature) 4. Tingkat intelektual (intellectual level) 5. Titik pandang (viewpoint) 6. Kuantitas (quantity) 7. Kualitas (quality) 8. Batas waktu informasi (date) 9. Kecepatan pengiriman (speed of delivery) 10. Tempat asal publikasi (place) 11. Pemrosesan dan pengemasan (processing and packaging)”. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tentang kesebelas karakteristik kebutuhan informasi, dapat diuraikan sebagai berikut antara lain : Pokok masalah artinya apa yang menjadi pokok masalah dalam suatu informasi. Fungsi yaitu apa fungsi informasi bagi penggunanya. Sifat informasi artinya apakah suatu informasi berubah pada waktu/ periode tertentu. Tingkat intelektual maksudnya suatu informasi harus mengandung pengetahuan yang dapat menambah kecerdasan penggunanya. Titik pandang maksudnya bahwa setiap orang memiliki titik pandang yang berbeda-beda mengenai suatu informasi. Kuantitas maksudnya dalam memenuhi kebutuhan informasinya setiap orang membutuhkan informasi dengan jumlah yang berbeda-beda. Kualitas yaitu menggambarkan kualitas isi informasi dan relevansinya dengan kebutuhan informasi pengguna. Batas waktu informasi maksudnya apakah informasi yang disediakan merupakan informasi terbaru atau sudah usang. Kecepatan pengiriman berkaitan dengan kecepatan penyampaian informasi kepada pengguna, hal ini perlu diperhatikan karena pengiriman informasi yang lambat akan mengakibatkan keusangan informasi sehingga tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Tempat asal publikasi juga penting bagi pengguna karena berhubungan dengan bahasa yang digunakan dan kepercayaan pengguna terhadap isi informasi. Pemrosesan dan pengemasan berkaitan dengan penyajian informasi dan tampilan fisik suatu informasi.
2.1.5 Sumber Informasi Sumber informasi merupakan media yang digunakan untuk mendapatkan informasi, seperti : manusia, media (cetak, elektronik, buku/ naskah) dan lembaga informasi (perpustakaan).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Krikelas dan Arsland dalam Astuti (2008:11) menyatakan bahwa sumber informasi terbagi menjadi kebutuhan informasi internal dan kebutuhan informasi eksternal. Sumber informasi internal diantaranya catatan pribadi dan hasil pengamatan, sedangkan sumber informasi eksternal merupakan sumber informasi yang didapatkan melalui sumber informasi langsung. Sedangkan menurut Bouzza dan Evan dalam Astuti (2008:11) menyatakan bahwa sumber informasi terdiri dari sumber informasi formal dan informal. Yang termasuk sumber informasi formal adalah buku, majalah, koran, internet, TV dan radio. Sedangkan yang termasuk sumber informasi informal adalah dosen, rekan seprofesi dan teman. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber informasi dapat diperoleh melalui informasi internal dan eksternal atau informasi formal dan informal. Cara untuk memperoleh informasi tersebut diantaranya dengan cara seperti yang diuraikan oleh Hartono (1986:10) yaitu : mengunjungi perpustakaan untuk mendapatkan dokumen atau informasi yang diperlukan, meminta bantuan dari pusat pelayanan informasi dan menanyakan kepada kolega atau teman.
2.1.6 Pengguna Informasi Pengguna informasi adalah “pihak yang menerima atau menggunakan informasi” (Sankarto dan Permana, 2008:4). Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pengguna informasi perpustakaan sekolah adalah semua pengguna potensial perpustakaan sekolah yaitu siswa, guru dan staf pegawai yang ada di sekolah tertentu. Menurut Yusuf (2009:330) pengguna informasi perpustakaan dibagi menjadi dua bagian yaitu : pengguna yang belum sempat dilayani di perpustakaan disebut dengan pengguna potensial (potential users) dan pengguna yang sudah datang ke perpustakaan dan sudah memanfaatkan jasa layanan perpustakaan disebut dengan pengguna aktual (actual users). Pengguna potensial adalah orang yang sebenarnya membutuhkan pelayanan
dari
perpustakaan
sampai
kepada
mereka
di
rumah-rumah
Universitas Sumatera Utara
kediamannya. Pengguna potensial ini seperti orang yang cacat fisik dan mental, orang yang sudah berusia lanjut, dan juga orang yang sehat secara fisik dan mental tetapi belum mempunyai kesempatan untuk datang ke perpustakaan disebabkan karena kesibukan dalam pekerjaannya dan jauh dari pusat sumber informasi (Yusuf, 2009:330). Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa SMA merupakan pengguna aktual karena dapat diasumsikan kalau mereka sudah pernah datang ke perpustakaan dan sudah memanfaatkan jasa perpustakaan sekolahnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa mereka tidak pernah datang ke perpustakaan dan tidak pernah memanfaatkan jasa perpustakaan sebagi sumber informasinya karena alasan tertentu.
2.2. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Sekolah memiliki peranan penting dalam mendukung proses belajar bagi siswa. Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah. Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memiliki sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan siswa. Dengan adanya perpustakaan sekolah, siswa dapat terlibat langsung dalam proses belajar dimana siswa dapat belajar mandiri dengan menggunakan koleksi perpustakaan.
2.2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan. Menurut Samosir (2003) Perpustakaan Sekolah adalah : “Semua perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan. Perpustakaan Sekolah merupakan bagian terpadu dari sekolah yang bertugas mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan memelihara bahan pustaka untuk dipergunakan oleh guru dan siswa untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah”. Perpustakaan Sekolah adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan Sekolah dapat diartikan sebagai tempat kumpulan
Universitas Sumatera Utara
buku-buku atau tempat buku dihimpun dan diorganisasikan sebagi media belajar siswa. Perpustakaan Sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran (Darmono, 2004:2). Keberadaan Perpustakaan Sekolah saat ini menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Diharapkan Perpustakaan Sekolah dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu Perpustakaan Sekolah perlu dikembangkan sehingga dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi warga sekolah.
2.2.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah Menurut Yusuf (2005:3) tujuan Perpustakaan Sekolah adalah : 1. “Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa 2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan 3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum 5. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa 6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya”. Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk mendorong dan menumbuhkembangkan semangat dan kebiasaan membaca bagi siswa. Tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan menyediakan sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa baik yang mendukung proses belajar di sekolah maupun yang bersifat hiburan yang bermutu dan kreatif yang dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mereka.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Perpustakaan Sekolah dalam Buku Perpustakaan Sekolah sebagaimana diuraikan Samosir (2003) adalah : a. Tujuan Umum “Perpustakaan Sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama-sama dengan kelengkapankelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas Pembangunan Nasional yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945”. b. Tujuan Khusus Perpustakaan Sekolah diselengarakan untuk : 1. “Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan 2. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi 3. Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna 4. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri 5. Memupuk minat dan bakat 6. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif 7. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri”. Pendapat di atas menyatakan bahwa tujuan perpustakaaan di bagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum lebih mengarah kepada agama, sikap dan kebangsaan atau nasionalisme yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, meningkatkan budi pekerti dan meningkatkan semangat cinta tanah air. Sedangkan tujuan khusus lebih mengarah kepada pendidikan siswa dimana tujuan tersebut adalah mengembangkan minat, kemampuan dan mendidik siswa dalam memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah Soeatminah
dalam
Samosir
(2003)
menyatakan
bahwa
Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai sarana yang dapat : 1. “Meningkatkan kemampuan berpikir dan menanamkan kebiasaan belajar sendiri sesuai dengan bakat dan perkembangannya 2. Menanamkan pengetahuan yang terpadu sebagai gabungan dari mata pelajaran sesuai denga kurikulum sekolah 3. Menaikkan prestasi keilmuan melalui bahan bacaan.” Menurut Yusuf (2005:4-6) fungsi Perpustakaan Sekolah adalah : 1. “Fungsi edukatif, maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada di Perpustakaan Sekolah terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar. 2. Fungsi informatif, berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan para siswa dan guru. 3. Fungsi rekreasi, dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi dan sebagainya yang dapat menghibur pembacanya disaat yang memungkinkan. 4. Fungsi riset atau penelitian, maksudnya koleksi perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana”. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah memiliki fungsi sebagai sumber kegiatan belajar mengajar, membantu siswa untuk memperluas pengetahuan tentang setiap bidang studi dan membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir, belajar mandiri. Fungsi lain dari perpustakaan sekolah adalah menyediakan koleksi yang sesuai dengan kurikulum sekolah sehingga mendorong prestasi siswa, juga sebagai pusat rekreasi dengan menyediakan bacaan yang bersifat menghibur .
2.3 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan 2.3.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah Koleksi Perpustakaan Sekolah adalah “sejumlah bahan atau sumber– sumber informasi, baik berupa buku ataupun bukan buku yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan” (Yusuf, 2005:9).
Universitas Sumatera Utara
Koleksi perpustakaan sekolah adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran. (Standar Nasional Indonesia, 7329: 2009). Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan sekolah adalah semua bahan atau sumber-sumber informasi yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemu kembali dan didayagunakan baik berupa buku maupun bukan buku yang berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa khususnya dalam proses belajar mengajar di sekolah yang bersangkutan.
2.3.2 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah Setiap siswa di sekolah memiliki bakat, kebutuhan, perhatian dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Perpustakaan Sekolah harus dapat menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut Yusuf (2005:9) Koleksi Perpustakaan Sekolah dapat dikelompokkan menjadi : A. Koleksi Buku Buku adalah terbitan yang membahas informasi tertentu disajikan secara tertulis sedikitnya setebal 64 halaman tidak termasuk halaman sampul, diterbitkan oleh penerbit atau lembaga tertentu serta ada yang bertanggung jawab terhadap isi yang dikandungnya (Darmono, 2001:52). Menurut Yusuf (2005:9-20) koleksi buku terbagi menjadi buku fiksi dan non fiksi. a. Buku Non Fiksi Buku-buku yang bersifat non fiksi maksudnya buku yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan budaya sekitar kita. Yang tergolong kedalam buku-buku non fiksi adalah : 1. “Buku-Buku Teks Utama atau Buku Pelajaran Buku teks adalah buku tentang satu bidang ilmu tertentu yang ditulis berdasarkan sistematika dan organisasi tertentu sehingga memudahkan proses pembelajarannya baik oleh guru maupun murid. Buku-buku teks meliputi buku pegangan guru dan murid yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku-buku teks berisi materi pelajaran untuk pegangan guru dan murid dalam
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan proses belajar mengajar. Buku teks harus sesuai dengan pedoman kurikulum terbaru. 2. Buku-Buku Teks Pelengkap Buku-buku teks pelengkap adalah buku-buku yang materinya bersifat melengkapi isi buku-buku teks utama. Materi buku teks pelengkap ini tetap didasarkan pada kurikulum yang berlaku di sekolah. Buku jenis ini diterbitkan oleh berbagai penerbit swasta dan disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Buku-Buku Rujukan Buku-buku rujukan adalah buku-buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung bagi pembacanya. Buku-buku rujukan meliputi : a. Kamus Kamus adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaannya dalam kalimat dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata tersebut. b. Ensiklopedia Ensiklopedia adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari istilah tersebut. c. Almanak Almanak adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam keterangan antara lain data statistik, ramalan cuaca dan berbagai peristiwa penting lainnya di suatu saat dan tempat tertentu termasuk bidang ilmu pengetahuan dalam jangka waktu tertentu. d. Buku tahunan Buku tahunan adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terakhir. Pada umumnya buku tahunan berisi masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat. e. Buku petunjuk Buku petunjuk biasanya berisi petunjuk praktis dalam melakukan sesuatu. f. Terbitan Pemerintah Terbitan pemerintah adalah suatu terbitan yang dicetak atas biaya dan tanggung jawab pemerintah g. Direktori Buku ini berisi petunjuk bagaimana cara mudah untuk menemukan alamat seseorang, nomor telepon dan keterangan lain tentang seseorang atau badan yang didaftarnya. Daftar alamat ini disusun berdasarkan urutan abjad nama orang atau badan. h. Bibliografi Bibliografi adalah daftar buku-buku yang ada di suatu tempat yang disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang, judul, subjek atau keterangan lain tentang buku.
Universitas Sumatera Utara
i. Indeks dan abstrak Indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu dan disertai keterangan yang menunjukkan tempat istilah tersebut berada. Abstrak adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasanya bersifat ilmiah. j. Sumber geografi Sumber geografi sangat diperlukan oleh perpustakaan. Jenis koleksi ini berisi informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, bahan tambang, hutan, hasil pertanian daerah tertentu, laut, hasil laut, gunung, gurun, curah hujan untuk daerah tertentu. Bentuk sumber geografi pada umumnya adalah atlas, globe, peta”. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa koleksi non fiksi merupakan koleksi yang penting digunakan oleh siswa untuk mendukung kegiatan belajar. Koleksi non fiksi meliputi buku-buku teks utama atau buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum sebagai buku pegangan bagi siswa dan guru. Buku teks pelengkap sebagai bahan tambahan yang mendukung isi informasi buku teks utama dan buku rujukan yang dapat digunakan untuk mencari informasi penting atau istilah-istilah dengan menggunakan buku rujukan seperti kamus, ensiklopedi. Ketiga jenis koleksi tersebut yaitu buku-buku teks utama atau buku pelajaran, buku-buku teks pelengkap dan buku-buku rujukan merupakan komponen utama yang diperlukan dan dipergunakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah.
b. Buku Fiksi Kelompok buku-buku fiksi adalah buku-buku yang di tulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan (Yusuf, 2005:18). Buku-buku fiksi biasanya dalam bentuk cerita atau sering dikaitkan dengan novel. Buku-buku jenis fiksi serta buku
bergambar
dapat
merangsang
rasa
ingin
tahu
dan dapat
mengembangkan imajinasi anak didik. Buku-buku ini memuat cerita-cerita tentang kehidupan maupun kegiatan-kegiatan selama imajinatif dan berfungsi sebagai bacaan hiburan.
Universitas Sumatera Utara
B. Koleksi Bahan Bukan Buku 1. “Terbitan berkala ( majalah dan surat kabar )
2.
3.
4.
5.
6.
Terbitan berkala biasanya memuat beberapa artikel atau tulisan dari beberapa pengarang serta berbagai berita dan keterangan lain yang dianggap penting dengan kala terbit secara teratur. Yang tergolong terbitan berkala adalah surat kabar, majalah dan buletin. Pamflet Pamflet merupakan bahan cetakan yang terdiri dari beberapa lembar namun tidak dijilid dan berisi tentang berbagai masalah yang masih hangat atau mutakhir. Brosur Brosur atau selebaran adalah bentuk karya cetak yang biasanya memuat berita atau keterangan yang perlu diketahui oleh masyarakat mengenai keadaan atau kondisi orang atau badan yang menerbitkan selebaran tersebut. Guntingan surat kabar Guntingan surat kabar atau disebut juga kliping dibuat dari guntingan berita atau tulisan dan artikel dalam surat kabar atau majalah yang dianggap penting ditempelkan pada selembar kertas kemudian dijilid. Gambar atau lukisan Gambar atau lukisan adalah bentuk karya seni seseorang yang perlu dihargai keberadaannya. Misalnya hasil karya seni siswa yang biasanya diletakkan di perpustakaan sekolah. Globe Globe atau bola dunia perlu disediakan di perpustakaan sekolah untuk mempersiapkan dan menyediakan informasi bagi para siswa yang menginginkan informasi tentang dunia secara mini”.
Koleksi bahan bukan buku juga perlu untuk dikoleksi perpustakaan sekolah karena pelajar SMA juga membutuhkan bahan bacaan yang berisi berita seperti surat kabar dan majalah. Selain itu mereka juga membutuhkan informasi tentang suatu lembaga atau organisasi seperti yang dimuat di brosur dan bahan lain seperti globe yang dapat digunakan sebagai alat peraga dalam belajar.
C. Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audiovisual) Bahan pandang dengar juga merupakan koleksi perpustakaan. Koleksi bahan pandang dengar adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik bukan bahan hasil dari cetakan dari kertas. Bahan pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga (Darmono, 2001:55).
Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenis koleksi bahan audiovisual diantaranya film suara, kaset video, tape recorder, slide suara, piringan hitam, CD, VCD, DVD. Koleksi bahan audiovisual ini juga penting dalam proses belajar. Bahan audiovisual dapat digunakan sebagai alat peraga dimana dengan melihat dan mendengar informasi yang disajikan dalam koleksi tersebut akan memudahkan para siswa untuk memahami isi informasi yang disampaikan melalui media audiovisual tersebut. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah perlu memperhatikan keberadaan koleksi bahan audiovisual sehingga perpustakaan akan menjadi semakin diminati siswa.
2.3.3 Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah Jumlah koleksi Perpustakaan Sekolah dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Koleksi Dasar Koleksi dasar sebagai koleksi permulaan yang harus dapat dibina perpustakaan dalam jangka waktu 5 tahun adalah 10 judul per setiap siswa. Koleksi minimal suatu Perpustakaan Sekolah adalah 20 judul per setiap siswa. b. Pengembangan Koleksi Apabila koleksi dasar suatu Perpustakaan Sekolah telah tercapai, maka untuk menjaga agar kondisinya selalu seimbang dengan adanya kerusakan dan kehilangan, perlu diadakan : - Pemeliharaan koleksi setiap tahun sebanyak 10 % dari koleksi yang sudah ada. - Penambahan koleksi sebanyak 10 % dari koleksi yang sudah ada (Samosir,
2003:7).
Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa Perpustakaan harus memiliki koleksi dasar dengan perincian 10 judul per siswa dan koleksi minimal 20 judul per siswa. Selain itu, Perpustakaan Sekolah juga harus mengadakan pemeliharaan dan penambahan koleksi sebanyak 10% dari jumlah koleksi yang sudah ada. Dengan demikian Perpustakaan Sekolah akan maju dan bermanfaat
Universitas Sumatera Utara
bagi siswa baik untuk memnuhi kebutuhan kegiatan belajar maupun memenuhi kebutuhan informasi lain yang berkaitan.
Universitas Sumatera Utara