BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Evaluasi 2.1.1 Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan” (Yunanda : 2009). Pemahaman mengenai pengertian evaluasi dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Menurut Stufflebeam dalam Lababa (2008), evaluasi adalah “the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives," Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Masih dalam Lababa (2008), Worthen dan Sanders mendefenisikan “evaluasi sebagai usaha mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu”. Tague-Sutclife (1996 : 1-3), mengartikan evaluasi sebagai "a systematic process of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils". Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas.
15 Universitas Sumatera Utara
Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu program. Evaluasi meliputi mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka pengambilan keputusan. Hubungan antara pengukuran dan penilaian saling berkaitan. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran atau kriteria tertentu (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti, mengambil keputusan terhadap sesuatu yang berdasarkan pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Dan penilaian bersifat kualitatif. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto (2009 : 3) bahwa mengukur adalah ,membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (bersifat kuantitatif), menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (bersifat kualitatif), dan evaluasi meliputi kedua langkah tersebut di atas. Pendapat lain mengenai evaluasi disampaikan oleh Arikunto dan Cepi (2008 : 2), bahwa: Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Sedangkan Uzer (2003 : 120), mengatakan bahwa: Evaluasi adalah suatu proses yang ditempuh seseorang untuk memperoleh informasi yang berguna untuk menentukan mana dari dua hal atau lebih yang merupakan alternatif yang diinginkan, karena penentuan atau keputusan semacam ini tidak diambil secara acak, maka alternatif-alternatif itu harus diberi nilai relatif, karenanya pemberian nilai itu harus memerlukan pertimbangan yang rasional berdasarkan informasi untuk proses pengambilan keputusan Menurut Djaali dan Pudji (2008 : 1), evaluasi dapat juga diartikan sebagai “proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi”. Sedangkan Ahmad 16 Universitas Sumatera Utara
(2007 : 133), mengatakan bahwa “evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek,dll.) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian”. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria namun dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru membandingkannya dengan kriteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui proses mengukur baru melakukan proses menilai tetapi dapat pula evaluasi langsung melalui penilaian saja. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Crawford (2000 : 13), mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan beberapa ahli di atas, dapat ditarik benang merah tentang evaluasi yakni evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut. Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. “Efektifitas merupakan perbandingan antara output dan inputnya sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output lewat suatu proses” (Sudharsono dalam Lababa, 2008). Jadi evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2002 : 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.
17 Universitas Sumatera Utara
Menurut Crawford (2000 ; 30), tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah : 1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan. 2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil. 3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan. 4. untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan. Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.
2.1.3 Teknik Evaluasi Untuk membuat sebuah keputusan yang merupakan tujuan akhir dari proses evaluasi diperlukan data yang akurat. Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan teknik dan instrumen yang valid dan reliabel. Secara garis besar evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes (alternative test). Hisyam Zaini, dkk. dalam Qomari (2008 : 8), mengelompokkan tes sebagai berikut: a. Menurut bentuknya; secara umum terdapat dua bentuk tes, yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif adalah bentuk tes yang diskor secara objektif. Disebut objektif karena kebenaran jawaban tes tidak berdasarkan pada penilaian (judgement) dari korektor tes. Tes bentuk ini menyediakan beberapa option untuk dipilih peserta tes, yang setiap butir hanya memiliki satu jawaban benar. Tes subjektif adalah tes yang diskor dengan memasukkan penilaian (judgement) dari korektor tes. Jenis tes ini antara lain: tes esai, lisan. b. Menurut ragamnya; tes esai dapat diklasifikasi menjadi tes esai terbatas (restricted essay), dan tes esai bebas (extended essay). Butir tes objektif menurut ragamnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: tes benar-salah (true-false), tes menjodohkan (matching), dan tes pilihan ganda (multiple choice). Teknik nontes dalam evaluasi banyak macamnya, beberapa di antaranya adalah: angket (questionaire), wawancara (interview), pengamatan (observation), skala bertingkat (rating scale), sosiometri, paper, portofolio, kehadiran (presence), penyajian (presentation), partisipasi (participation), riwayat hidup, dan sebagainya. 2.1.4 Standar Evaluasi Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama (Umar, 2002 : 40), yaitu; 18 Universitas Sumatera Utara
a. Utility (manfaat) Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan. b. Accuracy (akurat) Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi. c. Feasibility(layak) Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak. 2.1.5. Model Evaluasi Ada beberapa model yang dapat dicapai dalam melakukan evaluasi (Umar, 2002 : 41-42), yaitu :
Sistem assessment Yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi suatu sistem. Evaluasi dengan menggunakan model ini dapat menghasilkan informasi mengenai posisi terakhir dari sauatu elemen program yang tengah diselesaikan. Program planning Yaitu evalusi yang membantu pemilihan aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya. Program implementation Yaitu evaluasi yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang telah direncanakan. Program Improvement Yaitu evaluasi orang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisispasi masalahmasalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan. Program Certification Yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai nilai atau manfaat program. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun terdapat beberapa
perbedaan antara model-model evaluasi, tetapi secara umum model-model tersebut memiliki persamaan yaitu mengumpulkan data atau informasi obyek yang dievaluasi sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan. 2.1.6 Pendekatan-pendekatan terhadap Evaluasi Evaluasi
memiliki
tujuan-tujuan
alternatif
dan
tujuan-tujuan
tersebut
mempengaruhi evaluasi suatu program atau kegiatan. Mengenal pandangan-pandangan yang beraneka ragam dan mengetahui bahwa tidak semua evaluator setuju pada pendekatan tersebut dalam melakukan evaluasi suatu program/kegiatan adalah penting. Ada beberapa pendekatan umum dalam melakukan evaluasi yaitu 19 Universitas Sumatera Utara
1. Pendekatan pertama adalah objective-oriented approach.
Fokus pada pendekatan ini hanya tertuju kepada tujuan program/proyek dan seberapa jauh tujuan itu tercapai. Pendekatan ini membutuhkan kontak intensif dengan pelaksana program/proyek yang bersangkutan. 2. Pendekatan kedua adalah pendekatan three-dimensional cube atau Hammond’s
evaluation approach. Pendekatan Hammond melihat dari tiga dimensi yaitu instruction (karateristik pelaksanaan, isi, topik, metode, fasilitas, dan organisasi program/proyek), institution
(karakteristik
individual
peserta,
instruktur,
administrasi
sekolah/kampus/organisasi), dan behavioral objective (tujuan program itu sendiri, sesuai dengan taksonomi Bloom, meliputi tujuan kognitif, afektif dan psikomotor) 3. Pendekatan ketiga adalah management-oriented approach. Fokus dari pendekatan ini adalah sistem (dengan model CIPP: context-inputproses-product). Karena pendekatan ini melihat program/proyek sebagai suatu sistem sehingga jika tujuan program tidak tercapai, bisa dilihat di proses bagian mana yang perlu ditingkatkan. 4. Pendekatan keempat adalah goal-free evaluation. Berbeda dengan tiga pendekatan di atas, pendekatan ini tidak berfokus kepada tujuan atau pelaksanaan program/proyek, melainkan berfokus pada efek sampingnya, bukan kepada apakah tujuan yang diinginkan dari pelaksana program/proyek terlaksana atau tidak. Evaluasi ini biasanya dilaksanakan oleh evaluator eksternal. 5. Pendekatan kelima adalah consumer-oriented approach. Dalam pendekatan ini yang dinilai adalah kegunaan materi seperti software, buku, silabus. Mirip dengan pendekatan kepuasan konsumen di ilmu Pemasaran, pendekatan ini menilai apakah materi yang digunakan sesuai dengan penggunanya, atau apakah diperlukan dan penting untuk program/proyek yang dituju. Selain itu, juga dievaluasi apakah materi yang dievaluasi di-follow-up dan cost effective.
20 Universitas Sumatera Utara
6. Pendekatan keenam adalah expertise-oriented approach. Dalam pendekatan ini, evaluasi dilaksanakan secara formal atau informal, dalam artian jadwal dispesifikasikan atau tidak dispesifikasikan, standar penilaian dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Proses evaluasi bisa dilakukan oleh individu atau kelompok. Pendekatan ini merupakan pendekatan tertua di mana evaluator secara subyektif menilai kegunaan suatu program/proyek, karena itu disebut subjective professional judgement. 7. Pendekatan ketujuh adalah adversary-oriented approach. Dalam pendekatan ini, ada dua pihak evaluator yang masing-masing menunjukkan sisi baik dan buruk, disamping ada juri yang menentukan argumen evaluator mana yang diterima. Untuk melakukan pendekatan ini, evaluator harus tidak memihak, meminimalkan bias individu dan mempertahankan pandangan yang seimbang. 8. Pendekatan terakhir adalah naturalistic & participatory approach. Pelaksana evaluasi dengan pendekatan ini bisa para stakeholder. Hasil dari evaluasi ini beragam, sangat deskriptif dan induktif. Evaluasi ini menggunakan data beragam dari berbagai sumber dan tidak ada standar rencana evaluasi. Kekurangan dari pendekatan evaluasi ini adalah hasilnya tergantung siapa yang menilai (Salehudin, 2009 : 5-7). Berbagai pendekatan untuk mengevaluasi suatu program atau proyek diterapkan untuk mendapatkan keefektifan dan keefisienan program atau proyek tersebut baik secara internal yaitu pihak pengembang atau pengelola, maupun secara eksternal yaitu pengguna. Bentuk-bentuk pendekatan evaluasi yang telah ada harus terus dikembangkan untuk meningkatkan kepuasan pengguna sebagai tujuan utama suatu program dijalankan. 2.7 Evaluasi Situs Evaluasi merupakan bagian penting dari sistem pengendalian mutu pengelolaan. Dalam proses evaluasi terdapat tahap pengukuran dan penilaian. Situs web merupakan suatu aplikasi yang terdapat di dalam teknologi internet. Jadi dapat disimpulkan evaluasi situs web adalah kegiatan pengukuran dan pemberian nilai terhadap sebuah situs web 21 Universitas Sumatera Utara
berdasarkan kriteria atau standar tertentu guna mengetahui mutu/kualitas dari situs web tersebut. Karena isi internet sekarang lebih beragam karena potensi interaksi dengan lebih banyak media tidak hanya dalam bentuk audio dan video, tetapi semua bantuan teknologi komunikasi maka kita harus menggunakan ketrampilan evaluatif kritis tidak hanya pada sumber informasi berupa buku, majalah dan koleksi tercetak lainnya, namun juga pada informasi elektronik yang terdapat pada situs-situs di internet. Melakukan evaluasi terhadap hasil pencarian adalah penting untuk memastikan bahwa informasi yang didapat benar dan berasal dari sumber yang terpercaya. Jika informasi yang digunakan tidak benar, maka informasi yang diolah dan disajikan tidak benar juga dan itu akan membawa kepada masalah penyebaran informasi yang salah. Dan hal ini harus dihindari. Jha (2009) menyatakan bahwa web yang bermutu dapat dinilai dari 5 indikator yang meliputi aspek fungsi (functionality) yang sesuai dengan tujuan, desain (design) yang menarik, isi website (content) yang memenuhi kebutuhan pengunjung, originalitas web (originality) yang menunjukkan produk yang khas sebuah karya yang tidak duplikatif dari web lain, serta profesionalisme dan efektivitas (professionalism & effectiveness). Dari lima persyaratan tersebut, yang menyangkut pengelola adalah perlunya pemenuhan asas profesional. Pengelola perlu memiliki pengetahuan yang terus berkembang melalui proses belajar, pengalaman yang terus dikembangkan dalam proses perbaikan pekerjaan, dan keterampilan dalam pengelolaan teknologi dan informasi. Nilai efektivitas berkenaan dengan pentingnya lembaga pengelola web memiliki rencana pengelolaan dengan target kerja yang terukur, melakukan proses penerapan perencanaan, melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa kegiatan mengarah pada pencapaian target dan melakukan perbaikan berkelanjutan. Management Centre International Limited (MCIL) (2010), berpendapat bahwa yang paling penting web harus memenuhi kesan pertama (first impressions) yang baik, kemudahan navigasi (navigation) , mutu konten (content) , web yang attractor (attractors) atau berpenampilan baik, mudah dicari atau ditemukan orang (findability), menjalin kontak dengan anggota komunitas (making contact), sesuai dengan berbagai sistem teknologi pencarian atau kompatibilitas browser (browser compatability), meningkatkan 22 Universitas Sumatera Utara
pengetahuan tentang pengguna (knowledge of users), memahami tingkat kepuasan pengguna (user satisfaction). Evaluasi sebuah situs juga dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi antar muka situs yaitu jembatan yang mempertemukan pengguna dengan informasi, yang dikenal dengan nama uji ketergunaan atau usability testing. Badre dalam Dewiyana (2008 : 70) memberikan defenisi usability testing atau uji ketergunaan sebagai berikut, “usability testing has traditionally meant testing for efficiency, ease of learning, and the ability to remember how to perform interactive tasks without difficulty or errors”(uji ketergunaan adalah mengukur efisiensi, kemudahan dipelajari, dan kemampuan untuk mengingat bagaimana berinteraksi tanpa kesulitan atau kesalahan) Salah satu teknik mengevaluasi situs menurut Lambert (2003 : 26) ialah: •
•
•
•
•
Who – or which organization – is responsible for this site Pengguna harus mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas website yang sedang dikunjung. Apakah orang atau organisasi yang memang ahli di bidang atau di suatu subjek disiplin ilmu. How accurate is the information likely to be? Menilai keakuratan informasi yang sebelumnya tidak diketahui merupakan hal yang sulit. Namun yang dapat dilakukan ialah dengan memeriksa apakah sumber informasi yang ditampilkan pada website disajikan dengan jelas dan apakah daftar referensinya sama dengan daftar referensi artikel pada jurnal. Why was the site made available? Hal ini sangat penting apakah terdapat bias atau penyimpangan dalam informasi yang disajikan pada situs. Hal ini berhubungan dengan siapa yang memproduksi situs dan apakah mempengaruhi cara penyajian data. How comprehensive is the information? Kita harus mencoba untuk mengukur seberapa luas dan seberapa dalam topik yang dicakup di dalamnya. Apakah situs tersebut menyediakan link ke situs yang lain. How current of the information? Apakah informasi yang terdapat pada situs yang dikunjungi diupdate sacara teratur. Untuk mengetahui kemutakhiran suatu informasi pada suatu website dapat dilihat pada tanggal terakhir informasi tersebut diupdate. Untuk menjawab hal tersebut di atas dapat dilihat melalui menu ‘About’,
“Frequently Asked Questions (FAQS)”, atau “News”. Dalam mengevaluasi sebuah situs dapat dilakukan berdasarkan sudut pandang pengguna/pengunjung web (web surfer), pengelola situs web (web owner), dan 23 Universitas Sumatera Utara
pengembang situs (web developer) yang merupakan rangkuman dari pihak internal dan eksternal sebuh situs. Tujuan akhir evaluasi situs adalah untuk kepuasan pengguna. Dengan terpenuhinya kebutuhan informasi pengguna yang didapat dalam suatu situs tentu mereka akan puas, dan hal ini tentu akan membawa mereka kembali untuk mengunjungi situs tersebut. Dan ini memberi kesan yang baik kepada pengelola situs yang bersangkutan serta menunjukkan bahwa tujuan pengelola untuk membuat situs tersebut telah tercapai. Untuk mengetahui sejauh mana situs web digunakan dalam pemenuhan kebutuhan informasi dapat dilakukan melalui analisis teknik pendekatan yang berpusat pada pengguna yang bertujuan antara lain untuk mengetahui tujuan mereka menggunakan situs, frekwensi kunjungan mereka pada situs, relevansi/keakuratan informasi pada situs, pola pemanfaatan situs, evaluasi situs, dan lain-lain.
2.2 Situs 2.2.1 Defenisi Situs Situs adalah sesuatu yang penting di zaman internet sekarang ini. Begitu pentingnya sebuah situs sehingga banyak organisasi, bisnis, maupun individu memilikinya untuk menunjukkan eksistensi mereka di dunia maya. Ada yang sekedar menjadikan situs sebagai jurnal atau diary, ajang promosi, penyampaian opini, dan ada juga yang memanfaatkannya sebagai media komunikasi lingkungan pertemanan. Website atau World Wide Web adalah salah satu sumber daya internet yang paling cepat berkembang dan populer. Informasi web didistribusikan melalui pendekatan hypertext, yang memungkinkan suatu teks pendekatan menjadi acuan untuk membuka dokumen yang lain. Dengan adanya hypertext ini seseorang dapat memperoleh informasi dengan meloncat dari suatu dokumen ke dokumen yang lain (Kadir : 2003, 4). Pendapat tersebut di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Rasiman (2005 : 9), bahwa dengan fasilitas www ini, host internet dapat dikunjungi dan menyajikan informasi dalam berbagai bentuk seperti teks, gambar, bunyi, musik animasi, dan video, yang penyajian informasinya menggunakan bahasa HTML (Hypertext Markup Language). Dan dapat
24 Universitas Sumatera Utara
diakses dengan menggunakan http (hypertext transmission protocol atau hypertext transfer protocol). Menurut Tharom (2002 : 63), “web adalah arsitektur kerja dalam mengakses dokumen-dokumen yang tersebar pada ribuan mesin di internet”. Situs Web sering pula disingkat dengan situs saja; web site; website; site; web, adalah “kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet” (Wikipedia : 2010) Pengertian lain tentang situs, Sutedjo (2003 : 170), menyatakan bahwa: Layanan web (WWW) adalah merupakan aplikasi internet yang paling diminati, karena tampilannya yang multimedia seperti suara, gambar, video, dan animasi sehingga aplikasi ini menjadi semacam sarana pengetahuan yang interaktif. Yang memang dirancang terdiri dari ribuan halaman atau dokumen yang saling terhubung yang dapat ditampilkan di monitor. Sedangkan menurut Graiftan (2010), bahwa:
World Wide Web sering disingkat sebagai WWW atau web saja, yakni sebuah sistem dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain dipresentasikan dalam bentuk hypertext dan dapat diakses oleh perangkat lunak yang disebut browser. Informasi di web pada umumnya di tulis dalam format HTML. Informasi lainnya disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF, JPEG, PNG), suara (dalam format AU, WAV), dan objek multimedia lainnya (seperti MIDI, Shockwave, Quicktime Movie, 3D World). WWW dijalankan dalam server yang disebut HTTP. Dari uraian di atas jelas bahwa situs web merupakan salah satu aplikasi internet yang terdiri dari ribuan halaman atau dokumen yang saling terhubung dengan bentuk tampilan multimedia seperti gambar, animasi, teks, suara, dan lain sebagainya, yang dapat diakses dengan browser. Walaupun website sudah secara umum dipakai, namun Associated Press Stylebook, Reuters, Microsoft, Academia, dan kamus-kamus, penulisan yang mereka gunakan adalah dengan menggunakan dua kata, yaitu web site. Hal ini karena ¨Web¨ bukanlah terminologi umum, namun merupakan singkatan dari World Wide Web (Wikipedia : 2010) 25 Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Unsur-Unsur Situs Untuk membangun situs diperlukan beberapa unsur agar situs dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Saputro (2007) unsur-unsur yang harus ada dalam situs antara lain: 1. Domain Name Domain name atau biasa disebut nama domain adalah alamat permanen situs di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah situs. Istilah yang umum digunakan adalah URL. Contoh: http://www.adidas.com atau dapat juga tanpa www-Nama domain ada bermacam-macam. Berikut beberapa nama domain yang sering digunakan dan tersedia di internet: •
Generic Domains (gTLDs) Merupakan domain name yang berakhiran dengan .Com .Net .Org .Edu .Mil atau .Gov. Jenis domain ini sering juga disebut top level domain dan domain ini tidak berafiliasi berdasarkan negara, sehingga siapapun dapat mendaftar.
.com : merupakan top level domain yang ditujukan untuk kebutuhan "commercial".
.edu : merupakan domain yang ditujukan untuk kebutuhan dunia pendidikan (education)
•
.gov : merupakan domain untuk pemerintahan (government)
.mil : merupakan domain untuk kebutuhan angkatan bersenjata (military)
.org : domain untuk organisasi atau lembaga non profit (Organization).
Country-Specific Domains (ccTLDs) Yaitu domain yang berkaitan dengan dua huruf ekstensi, dan sering juga disebut second level domain, seperti .id (Indonesia), .au (Australia), .jp (Jepang) dan lain lain. Domain ini dioperasikan dan didaftarkan pada masing-masing negara. Di Indonesia, domain-domain ini berakhiran, .co.id, .ac.id, .go.id, .mil.id, .or.id, dan pada akhir-akhir ini ditambah dengan war.net.id, .mil.id, dan web.id. Penggunaan dari masing-masing akhiran tersebut berbeda, tergantung pada pengguna dan pengunaannya, antara lain:
.co.id : untuk Badan Usaha yang mempunyai badan hukum sah 26 Universitas Sumatera Utara
.ac.id : untuk Lembaga Pendidikan
.go.id : khusus untuk Lembaga Pemerintahan Republik Indonesia
.mil.id : khusus untuk Lembaga Militer Republik Indonesia
.or.id : untuk segala macam organisasi yang tidak termasuk dalam kategori "ac.id", "co.id", "go.id", "mil.id" dan lain-lain.
.war.net.id : untuk industri warung internet di Indonesia
.sch.id : khusus untuk Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan seperti SD, SMP dan atau SMU
.web.id : ditujukan bagi badan usaha, organisasi ataupun perseorangan yang melakukan kegiatannya di World Wide Web.
Nama domain dari tiap-tiap situs di seluruh dunia tidak ada yang sama sehingga tidak ada satupun situs yang akan dijumpai tertukar nama atau tertukar halaman situsnya. Untuk memperoleh nama dilakukan penyewaan domain, biasanya dalam jangka tertentu (tahunan) (Saputro : 2007) 2. Hosting Hosting merupakan ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di situs. Besarnya data yang dapat masuk, tergantung dari besarnya hosting yang disewa/dipunyai Semakin besar hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan pada situs. Besarnya hosting
ditentukan ruangan
harddisk dengan ukuran MB (Mega Byte) atau GB (Giga Byte). Hosting juga dapat diperoleh dengan menyewa. Lama penyewaan hosting ratarata dihitung pertahun. Penyewaan hosting dilakukan melalui perusahaanperusahaan penyewa web hosting yang banyak dijumpai di Indonesia maupun di luar negeri (Pardosi, 2001 : 288) 3. Script/Bahasa Program Script adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam situs pada saat diakses. Jenis script sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya sebuah situs. Semakin banyak ragam script yang digunakan maka akan terlihat situs semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus. Kualitas situs dapat terlihat dengan tanggapan pengunjung serta frekuensi kunjungan. Jenis 27 Universitas Sumatera Utara
jenis script yang banyak dipakai para designer antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java Script, Java applet dan sebagainya. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah HTML sedangkan ASP dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai pengatur dinamis, dan interaktifnya situs. Bahasa program ASP, PHP, JSP atau lainnya bisa dibuat sendiri. Script biasanya digunakan untuk membangun portal berita, artikel, forum diskusi, buku tamu, anggota organisasi, email, mailing list dan sebagainya yang memerlukan update setiap saat (Saputro : 2007). 4. Desain Web Setelah melakukan penyewaan domain dan hosting serta penguasaan script, unsur situs yang paling penting dan utama adalah desain. Desain web sangat menentukan kualitas dan keindahan situs. Desain sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah situs. Untuk membuat situs dapat dilakukan sendiri atau menyewa jasa web designer. Kualitas situs sangat ditentukan oleh kualitas designer. Jasa web designer pada umumnya memerlukan biaya yang tertinggi dari seluruh biaya pembangunan situs. Namun itu semua tergantung pada kualitas web designer (Suyanto, 2007 : 3). 5. Program transfer data ke pusat data. Setelah Website selesai dibuat, maka perlu diletakkan di rumah hosting versi online agar dapat diakses oleh pengguna di seluruh dunia. Untuk itu pengguna akan diberikan akses FTP (File Transfer Protocol ) setelah memesan sebuah web hosting untuk memindahkan file-file website ke pusat data web hosting. Untuk dapat menggunakan FTP diperlukan sebuah program FTP, misalnya WS FTP, Smart FTP, Cute FTP, dan lain lain. Program FTP ini banyak ditemui di internet dengan status penggunaan gratis maupun berbayar (Pardosi, 2001 : 289). 6. Publikasi Keefektifan suatu situs sangat tergantung dari besarnya jumlah pengunjung dan komentar yang masuk. Karena itu perlu mengenalkan situs tersebut kepada masyarakat pengguna, yang dapat dilakukan melalui publikasi atau promosi. Publikasi situs dapat dilakukan dengan cara seperti menyebarkan pamflet, selebaran, baliho dan sebagainya. Namun cara yang paling efektif dan efesien 28 Universitas Sumatera Utara
adalah publikasi langsung di internet melalui search engine (Yahoo, Google, Search Indonesia, dan sebagainya) karena tidak terbatas akan ruang dan waktu. Publikasi melalui search engine ada yang gratis dan membayar. Yang gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk dapat masuk dan dikenali oleh search engine terkenal. Cara publikasi yang efektif adalah dengan membayar, walaupun harus mengeluarkan dana akan tetapi situs cepat masuk ke search engine dan dikenal oleh pengunjung (Saputro : 2007).
2.2.3 Fungsi Situs Agar desain sebuah situs benar-benar sesuai dengan fungsi situs tersebut, sebaiknya seorang desainer web mengetahui beberapa fungsi situs. Secara umum situs mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Fungsi komunikasi Situs yang memiliki fungsi ini pada umumnya adalah situs web dinamis. Beberapa fasilitas yang mempunyai fungsi komunikasi, seperti : web mail, form contact, chating, forum dan lain-lain. b. Fungsi informasi Situs yang memiliki fungsi informasi lebih menekankan pada kualitas bagian kontennya karena tujuan situs adalah menyampaikan isinya. Website yang memiliki fasilitas yang memberikan fungsi informasi seperti: News, Profile company, Library, referensi, dan lain-lain. c. Fungsi Entertainment Beberapa contoh website dengan fungsi ini misalnya web-web yang menyediakan Online Game, Music Online, Online Movie, dan lain-lain. d. Fungsi Transaksi Sebuah website dapat dijadikan sebagai sarana untuk melakukan transaksi bisnis antara lain: Online order, pembayaran menggunakan kartu kredit dan lain-lain. (Suyanto, 2007 : 5) 2.2.4 Kategori Situs Dalam internet terdapat berbagai macam model situs yang gunanya untuk memudahkan dalam identifikasi situs. Menurut Jasmadi (2004 : 3), situs dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu:
29 Universitas Sumatera Utara
1. Kategori website berdasarkan bidang operasionalnya. Website berdasarkan bidang operasionalnya: website bidang pendidikan, website bisnis, website sosial, website entertainmen, website iklan dan lainlain. 2. kategori website berdasarkan bentuknya Ada beberapa macam bentuk website, seperti : 1. Profile 2. Online 3. Reference/library 4. Utility (dictionary, search engine, dan lain-lain) 5. Portal (multi services) 2.2.5 Kriteria-kriteria Situs yang Baik Setiap sesuatu yang diciptakan mempunyai kriteria, dalam hal ini juga situs mempunyai kriteria. Adapun kriteria-kriteria situs yang baik menurut Suyanto (2007 : 6169), dapat dilihat dari: a. Usability Usability merupakan pengalaman pengguna dalam berinteraksi dengan aplikasi atau situs web sampai pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan cepat. Untuk mencapai tingkat usability yang ideal, sebuah situs harus memenuhi 5 syarat berikut: •
Mudah untuk dipelajari. Dengan meletakkan isi yang paling penting pada bagian atas halaman agar pengunjung dapat menemukannya dengan cepat.
•
Efisien dalam penggunaan. Dengan menyediakan link seperlunya saja agar pengunjung dapat mencapai informasi yang diperlukan dengan cepat dan mudah.
•
Mudah untuk diingat. Dengan tidak banyak melakukan perubahan yang mencolok pada situs, khususnya pada navigasi.
•
Tingkat kesalahan rendah. Dengan menghindari link yang tidak berfungsi (broken link) atau halaman masih dalam proses pembuatan (under construction)
•
Kepuasan pengguna. Hal ini wajib diperhatikan karena berhubungan dengan kelangsungan situs web.
Oleh karena itu sebuah website seharusnya mudah
digunakan oleh user. Dalam artian user harus dapat menemukan apa yang mereka cari, mendownloadnya dengan cepat, mengetahui kapan mereka selesai, dan dapat dengan mudah memberitahukan site atau konten yang mereka temukan kepada 30 Universitas Sumatera Utara
user lainnya. Dan ini merupakan promosi bagi situs tersebut. (Suyanto, 2007 : 6162) b. Sistem navigasi (struktur) Aspek navigasi berkaitan dengan cara atau mekanisme perpindahan dari satu situs ke situs yang lain (menu system) di dalam sebuah sistem website. Kemudahan bernavigasi dalam situs web melibatkan sistem navigasi situs web secara keseluruhan dan desain interface situs web tersebut. Navigasi membantu user menemukan jalan yang mudah ketika menjelajahi situs web untuk dapat menemukan apa yang mereka butuhkan dengan cepat. Navigasi dapat ditampilkan dalam berbagai media seperti teks, image atau animasi. Syarat navigasi yang baik: •
Mudah dipelajari
•
Konsisten
•
Memungkinkan feedback
•
Muncul dalam konteks
•
Memberikan alternatif lain
•
Memerlukan perhitungan waktu dan tindakan
•
Menyediakan pesan visual yang jelas
•
Menggunakan label yang jelas dan mudah dipahami
•
Mendukung tujuan dan prilaku user
Beberapa saran untuk membuat navigasi yang baik: •
Rencanakan dengan benar.
•
Kelompokkan link navigasi dan atur seperlunya
•
Membuat tampilan navigasi yang berbeda dari tampilan lainnya.
•
Navigasi yang singkat, tepat dan jelas.
•
Navigasi yang memungkinkan user feedback.
•
Bila diperlukan buatlah breadcrumb untuk memudahkan pengunjung menjelajahi situs dengan cepat dan mengetahui lokasi serta kedalaman kunjungan mereka pada situs.
31 Universitas Sumatera Utara
•
Tidak ada navigasi yang non fungsional (broken link, baik internal maupun eksternal) dan navigasi yang belum ada isinya.
•
Jaga konsistensi. Posisi daerah navigasi harus tetap dan struktur navigasi harus konsisten dengan struktur isi, yang diurutkan berdasarkan logika pengunjung. Seperti penempatan yang sama pada setiap halaman, warna yang sama dan mudah untuk dilihat (Suyanto, 2007 : 62-64).
c. Graphic Design ( Desain Visual) Desain yang baik sekurang-kurangnya memiliki komposisi warna yang baik dan konsisten, layout grafik yang konsisten, teks yang mudah dibaca, penggunaan grafik yang memperkuat isi teks, penggunaan animasi pada tempat yang tepat, isi animasi yang memperkuat isi teks, dan secara keseluruhan membentuk suatu pola yang harmonis. Beberapa saran untuk membuat desain visual yang baik: • Desain visual harus menciptakan kejelasan kegunaan, sesuai dengan tujuan situs, dan
desainnya
harus
mampu
mengomunikasikan,
mendukung
dan
menyempurnakan situs tersebut secara visual. • Berkesan profesional dan orisinal • Keep it clean and simpel. Jaga agar situs web tetap bersih dan sederhana dengan menggunakan grafik secukupnya. • Jaga agar grafik berukuran kecil dan gunakan fasilitas optimize pada program pengolah grafik. • Menggunakan format yang tepat. Seperti format JPEG dan PNG 24 bit digunakan untuk foto, format GIF dan PNG 8 bit digunakan untuk image berwarna sederhana (Suyanto, 2007 : 64). d. Contents Konten atau isi adalah ruh utama sebuah situs, karena itu haruslah menarik, relevan, dan sesuai untuk target audien situs yang dituju. Situs web sebaiknya memiliki arsip dari konten data-data lama. Untuk objektivitas dan ketepatan informasi yang terdapat pada konten, lebih baik bila konten tersebut merupakan hasil kompilasi data dan diperkuat dengan pendapat pihak-pihak 32 Universitas Sumatera Utara
berwenang. Miliki data-data atau penjelasan pendukung. Sertakan juga daftar referensi dari sumber yang berwenang. Bila konten berbentuk multimedia, usahakan berhubungan dengan isi situs web. Streaming bersama isi situs web. Sinkronkan antara audio dan visual. Jika perlu aksesnya dikelompokkan pada halaman tertentu dan diberikan informasi mengenai besar file dan total waktu pemutarannya. Beberapa saran untuk membuat konten yang baik: •
Mengenali audien. Menulis dengan gaya mereka dan sesuaikan dengan isinya.
•
Selalu up-to-date.
•
Menyatakan kebijakan dengan jelas.
•
Kualitas di atas kuantitas.
•
Membuat tulisan pada halaman web agar mudah dan cepat dalam proses scanning (Suyanto, 2007 : 64-66).
e. Compatibility Situs web harus kompatibel dengan berbagai perangkat tampilannya (browser), harus memberikan alternatif bagi browser yang tidak dapat melihat situs tersebut. Beberapa saran untuk meningkatkan kompatibilitas: •
Uji di berbagai browser. Dengan pertimbangan bahwa browser yang dipakai user bisa berbeda, versi berbeda, atau setting berbeda, dan lain-lain.
•
Pastikan situs web bekerja paling tidak di platform PC.
•
Bila memungkinkan, tawarkan pilihan tampilan situs, baik halaman web yang pelan (versi grafis atau animasi) atau cepat (versi HTML).
•
Bila menggunakan plug in, pastikan pengunjung dapat dengan mudah mendownloadnya (Suyanto, 2007 : 66).
f. Loading time Bila sebuah situs web dapat tampil lebih cepat, kemungkinan besar user akan kembali mengunjungi situs tersebut, apalagi bila ditunjang dengan konten dan tampilan yang menarik. Beberapa saran untuk meningkatkan loading time: •
Menguji dalam berbagai kecepatan koneksi. 33 Universitas Sumatera Utara
•
Bila menggunakan grafik, jagalah grafik agar berukuran kecil dan gunakan fasilitas optimize pada program pengolah grafik.
•
Melakukan slicing pada image secara efektif.
•
Menggunakan atribut pada image.
•
Melakukan manajemen tabel yang baik.
•
Menggunakan animasi dan suara seefektif mungkin (Suyanto, 2007:66-68).
g. Functionality Fungsionalitas ini menyangkut beragam fasilitas dan kemudahan yang tersedia di situs web. Seberapa baik sebuah situs web bekerja dari aspek teknologinya, hal ini bisa melibatkan programmer dengan scriptnya, misalnya HTML, (DHTML), PHP, ASP, COLDFUSION, CGI, SSI, dan lain-lain (Suyanto, 2007 : 68). h. Accesibility Halaman web harus dapat digunakan oleh setiap orang, tanpa memandang usia dan keadaan fisiknya. Hambatan infrastruktur juga harus diperhatikan, seperti akses internet yang lambat, spesifikasi komputer, penggunaan browser, dan lain-lain, yang dapat mempengaruhi akses seseorang, termasuk berbagai teknologi baru seperti PDA dan ponsel. Web juga harus dapat diakses melalui teknologi tersebut (Suyanto, 2007 : 68). g. Interactivity Interaktivitas adalah hal-hal yang melibatkan pengguna situs web sebagai user experience dengan situs web itu sendiri. Dasar dari interaktivitas adalah hyperlinks (link) dan mekanisme feed back. Hyperlinks digunakan untuk membawa pengunjung ke sumber berita, topik lebih lanjut, topik terkait, atau lainnya. Seperti link yang berbunyi More info about this, glossary, related links. Untuk mekanisme feed back, contohnya seperti kritik, komentar, pertanyaan, polling/survey. Keuntungan dari adanya mekanisme feedback adalah user dapat memberitahu pengelola bila ada kesalahan pada situs seperti missing link, dead link, atau kesalahan lainnya. User juga dapat memberikan kritik/saran demi kemajuan situs (Suyanto, 2007 : 69).
34 Universitas Sumatera Utara
2.3 Pemanfaatan Situs sebagai Sumber Informasi Untuk mendefenisikan apa yang dimaksud dengan pemanfaatan situs sebagai sumber daya informasi, maka terlebih dahulu didefenisikan arti pemanfaatan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 711), disebutkan bahwa pemanfaatan mengandung arti “proses, cara, perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan tersendiri”. Kemudian telah disebutkan sebelumnya bahwa situs merupakan suatu layanan yang banyak memuat informasi yang dapat membantu pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan situs sebagai sumber daya informasi berarti suatu proses mempergunakan situs sebagai sarana untuk mencari dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan Biasanya informasi yang diperoleh dari hasil penelusuran dapat di download, dicetak/hanya dibaca di monitor. Pada dasarnya pengguna dapat secara bebas memperlakukan informasi yang di dapatnya melalui penelusuran dari internet (Hasugian, 2005 : 14).
2.3.1 Frekuensi Pemanfaatan Situs Setiap pengguna situs memiliki frekuensi kunjungan dalam memanfaatkan fasilitas situs yang berbeda. Hal ini tergantung pada kebutuhan mereka akan informasi dan lainnya, sebab setiap orang memiliki waktu dan kesempatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu frekuensi pemanfaatan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui bagaimana pengguna situs memanfaatkan fasilitas situs. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:322), frekuensi didefenisikan sebagai “kekerapan”. Sedangkan pemanfaatan seperti yang tercantum pada poin 2.3 adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan tersendiri. Dengan merujuk pada kedua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa frekuensi pemanfaatan adalah proses atau cara yang kerap dilakukan secara teratur untuk memanfaatkan sesuatu guna kepentingan tersendiri. Kemudian apabila pengertian tersebut ditempatkan pada ruang lingkup yang lebih spesifik dalam penelitian ini yaitu situs, maka dapat dinyatakan bahwa frekuensi pemanfaatan situs adalah proses atau cara yang kerap dilakukan oleh pengguna dalam menggunakan situs untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Adapun frekuensi pemanfaatan situs biasanya dipengaruhi oleh 35 Universitas Sumatera Utara
ketersediaan dan kelengkapan informasi pada sebuah situs, kebutuhan informasi, waktu dan lain sebagainya.
2.3.2 Tujuan Pemanfaatan Situs Pada umumnya tujuan pengguna menggunakan sebuah situs dapat beragam, selain untuk mendukung studi bagi mahasiswa sebagai pemenuhan tugas kuliah, tugas praktikum dan bahan referensi tergantung ada atau tidaknya kaitan isi situs yang diakses dengan tugas kuliah, tugas praktikum, dan materi perkuliahan, juga dapat digunakan untuk tujuan lainnya seperti refreshing, menambah wawasan, penelitian dan sebagainya.
2.4 Kebutuhan Informasi 2.4.1 Pengertian Kebutuhan Informasi Di zaman yang serba dinamis ini, perubahan dapat terjadi dalam waktu sangat cepat. Informasi menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa informasi kita akan kesulitan menentukan keputusan paling tepat. Rasa keingin tahuan yang besar melatarbelakangi seseorang untuk selalu berusaha menambah pengetahuannya, dengan demikian tanpa disengaja seseorang membutuhkan informasi untuk memenuhi rasa keingintahuan tersebut. Jika rasa keingin tahuan tersebut merupakan sesuatu yang sangat mendesak, maka sesuatu tersebut akan terus dicari sampai mendapatkan informasi yang benar-benar sesuai dengan keinginan seseorang. Karena itu informasi terus diburu sebagai upaya menciptakan solusi. Menurut Belkin dalam Ishak (2006 : 91), kebutuhan informasi adalah: “when a person recognize something wrong in his or her state of knowledge and wishes to resolve the anomaly”, yang berarti “kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi keinginan tersebut.” Pada Wikipedia (2010) dinyatakan bahwa kebutuhan informasi yaitu Information need is an individual or group’s desire to locate and obstain information to satisfy a conscious need.The ‘information’ and ‘need’ in ‘information need’ are inseparable interconnection. Needs and interest call forth information. The objectives of studyinginformation needs are : 1. The explanation of observed phenomena of information use are expressed need; 36 Universitas Sumatera Utara
2. The prediction of instances of information uses; 3. The control and thereby improvement of the utilization of information manipulation of essentials conditions. Artinya kebutuhan informasi adalah keinginan seseorang atau keinginan kelompok untuk mendapatkan dan memperoleh informasi di dalam memenuhi kebutuhan secara sadar atau tidak sadar. ‘Informasi’ dan ‘kebutuhan’ pada kalimat ‘kebutuhan informasi’ adalah hubungan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Kebutuhan dan keinginan menimbulkan informasi. Tujuan mempelajari kebutuhan informasi adalah : 1. Menjelaskan tentang gejala yang diamati mengenai kegunaan informasi atau menjelaskan suatu kebutuhan; 2. Memprediksikan kejadian dari kegunaan informasi; 3. Membatasi dengan memperbaiki peningkatan memanipulasi informasi dari suatu kondisi yang penting. Menurut Taylor dalam Putubuku (2008), ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti: 1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika “need for information not existing in the remembered experience of the inquirer” – atau dengan kata lain ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu. Misalnya, semua orang sebenarnya membutuhkan petunjuk jalan ke sebuah tempat (katakanlah ke Paris, kota yang indah itu!) tetapi tak semua orang menyadari kebutuhan ini sampai pada suatu hari seseorang harus ke kota itu. 2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan “mental-description of an ill-defined area of indecision” atau ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan. Misalnya, ia mulai berpikir, “Apakah saya perlu peta kota Paris?”, atau “Apakah saya perlu visa untuk ke sana?” Biasanya ini muncul karena orang itu mengalami sebuah peristiwa, yakni ketika ia tiba-tiba mendapat tugas untuk pergi ke Paris. 3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain. Misalnya, di saat inilah dia berkunjung ke perpustakaan dan berbicara kepada seorang pustakawan, “Apakah ada buku tentang Paris di sini?”. Perhatikanlah, belum tentu orang ini akan menyampaikan apa sebenarnya yang menyebabkan dia ingin membaca buku tentang Paris. 37 Universitas Sumatera Utara
4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap, kondisi tertentu. Misalnya, boleh jadi dua orang yang sama-sama membutuhkan informasi tentang Paris mengemukakan kebutuhannya dengan dua cara berbeda. Yang satu mungkin langsung berkata, “Saya butuh peta Paris” (karena tahu bahwa dia perlu bertanya lebih spesifik), sementara yang lain mungkin berkata, “Kamu pernah ke Paris, kan?” (karena dia tahu bahwa yang ditanya memang pernah ke Paris). Menurut Krikelas dalam Purnomowati (2008), bahwa kebutuhan informasi adalah pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari informasi. Dalam kehidupan yang sempurna, kebutuhan informasi (information needs) sama dengan keinginan informasi (information wants), namun umumnya ada kendala seperti ketiadaan waktu, kemampuan, biaya, faktor fisik dan faktor individu lainnya, yang menyebabkan tidak semua kebutuhan informasi menjadi keinginan informasi. Jika seseorang sudah yakin bahwa sesuatu informasi benarbenar diinginkan, maka keinginan informasi akan berubah menjadi permintaan informasi (information demands). Selain uraian di atas Belkin dalam Harisanty (2008 : 1), menyatakan “perilaku penemuan informasi dimulai dari adanya kesenjangan antara pengetahuan dan kebutuhan informasi yang diperlukannya dalam diri pencari informasi”. Dan Kuhltau dalam Harisanty (2008:1), juga memberikan pernyataan “dengan munculnya kesenjangan dalam diri seseorang tersebut akhirnya mendorong orang untuk mencari informasi guna mengatasi permasalahan yang dihadapinya”. Dengan menelaah penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi adalah suatu kebutuhan yang muncul setelah seseorang atau sekelompok orang merasa ada kekurangan di dalam dirinya, dalam artian kekurangan akan pengetahuan tentang suatu hal, yang memicu keinginan untuk mencari tahu apa kekurangan tersebut sehingga menghasilkan informasi yang sesuai dengan yang diinginkannya.
2.4.2 Jenis-jenis Kebutuhan Informasi Jenis kebutuhan akan informasi bagi pengguna informasi sangat beragam. Menurut Yusup (1995:10), bahwa jenis-jenis informasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : 38 Universitas Sumatera Utara
1. Informasi lisan, informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak, sulit diukur dan dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahua manusia pada umumnya. 2. Informasi Terekam, informasi ini paling bermanfaat dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik secara peorangan maupun dalam bermasyarakat, berorganisasi, dan bergaul sesama anggota masyarakat pada umumnya, terutama bergaul yang bertujuan mengembangkan diri ke arah yang lebih baik. Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Javerlin (2003:23) memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu: 1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama. 2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks. 3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kebutuhan informasi ada beberapa jenis antara lain yaitu informasi lisan, informasi terekam, informasi yang berkaitan dengan masalah (problem information), informasi yang berkaitan dengan wilayah (domain information), dan informasi sebagai pemecahan masalah (problemsolving information). 39 Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Setiap individu merasa membutuhkan informasi karena adanya faktor-faktor tertentu yang mendorongnya untuk mencari informasi. Seperti yang dikemukakan oleh Pamen dalam Ishak (2006:93) bahwa “faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan dan lingkungan sekitar” Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya seseorang merasa terdorong untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain adalah masalah yang dihadapi di dalam pekerjaan, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan dalam keseharian dan lingkungan tempat tinggal.
2.4.4 Sumber Informasi Dalam kehidupan sehari-hari informasi dapat kita temukan di mana saja, baik di rumah, di tempat ibadah, di sekolah, di perjalanan, di perpustakaan, di internet dan lain sebagainya. Setiap saat dapat tercipta informasi baru yang merupakan masukan dari berbagai sumber seperti ide, pengalaman seseorang, opini individu maupun masyarakat, hasil penelitian dan lain-lain. Dan informasi tersebut memerlukan wadah untuk penyimpanan. Menurut Suwanto dalam Harisanty (2009), menyatakan bahwa “sumber informasi merupakan sarana penyimpanan informasi”. Pendapat ini didukung oleh Soeatminah (1992 : 49) bahwa “sumber informasi yang beraneka ragam bentuk atau wadahnya, perlu diatur dan ditata dengan baik agar mudah dan cepat ditemukan sewaktu-waktu dibutuhkan”. Menurut Setiarso (1997:5-6), sumber-sumber informasi ilmiah dapat dibagi menjadi: a. Manusia Manusia sebagai sumber informasi dapat kita hubungi baik secara lisan maupun tertulis.Untuk mengetahui alamat dan bidang keahlian mereka dapat digunakan biografi, buku telepon, ensiklopedia, direktori, apa dan siapa, dan lain-lain. Kesempatan lain yang lazim digunakan untuk kontak langsung dengan sumber ini ialah pertemuan dalam bentuk ceramah, panel diskusi, konferensi, lokakarya, seminar dan lain-lain. 40 Universitas Sumatera Utara
b. Organisasi Badan atau lembaga penelitian baik pemerintah maupun swasta yang bergerak dalam bidang sejenis marupakan sumber informasi penting termasuk industri dan himpunan profesi. Mereka memiliki kemampuan karena mempunyai fasilitas berupa tenaga peneliti, peralatan atau laboratorium, perpustakaan, dan jasa informasi yang tersedia. c. Literatur Literatur atau publikasi dalam bentuk terbaca maupun mikro merupakan sumber informasi yang cukup majemuk. Literatur dapat dikelompokkan menjadi : • Literatur primer adalah bentuk dokumen yang memuat karangan yang lengkap dan asli. Jenisnya berupa makalah, koleksi karya ilmiah, buku pedoman, buku teks, publikasi resmi, berkala, dan lain-lain. • Literatur sekunder mengacu ke literatur primer disebut juga sebagai sarana dalam penemuan informasi pada literature primer. Jenisnya berupa indeks, bibliografi, abstrak, tinjauan literatur, katalog induk dan lain-lain. 2.4.5 Pengguna Informasi Setiap orang yang membutuhkan informasi disebut pengguna informasi. Pengguna informasi dapat juga dikatakan sebagai orang yang berhubungan dengan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam hubungannya dengan kebutuhan informasi. Menurut Sulistiyo-Basuki dalam Priyanto (2010) bahwa : Pengguna adalah orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut memerlukan dokumen primer atau menghendaki penelusuran bibliografi. Pada sistem yang memiliki pangkalan data elektronik, pengguna adalah orang yang menelusur pangkalan data tersebut. Ada yang menganggap pengguna adalah klien jasa informasi dan juga produsen informasi. Pandangan lain menganggap pengguna sebagai bagian integral dari sistem informasi. Sedangkan Sankarto dan Maman (2008 : 4), menyatakan bahwa: Pengguna informasi adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi. Pengguna informasi dapat menentukan kualitas seperti apa, menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan informasi mereka. Penyedia informasi harus bekerja dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan mereka, dan bekerjasama dengan sumber informasi lain. Adapun karakteristik jenis pengguna informasi menurut Djatin (1996 : 8), adalah: •
Mahasiswa Pada umumnya sering menggunakan buku dari pada majalah yang memberikan penjelasan mengenai topik-topik tertentu. 41 Universitas Sumatera Utara
• • •
• • • •
Mahasiswa pasca sarjana Yang mencari informasi untuk penelitian yang sesuai dengan bidang-bidang mereka. Dokter Tenaga medis yang bekerja di rumah sakit yang memiliki kesibukan dengan kegiatan dan aktivitas lainnya. Dosen dan peneliti Para dosen yang memeerlukan informasi untuk keperluan belajar atau mengajar sedangkan peneliti memerlukan iformasi untuk mengetahui sejauhmana telaah orang untk digunakan dalam menentukan langkah yang akan di ambil selanjutnya Pengamat Mencari informasi mengenai topik-topik yang banyak diminati orang. Bidang-bidang khusus Orang yang mencari informasi mengenai penelitian di masa lalu dengan motivasi atau sasaran belajar seumur hidup Masyarakat umum Untuk menambah pengetahuan dan mencari informasi serta hiburan Industri dan pemasarannya Untuk mengetahui perkembangan teknologi industri. Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pengguna informasi adalah
pihak yang menerima atau menggunakan informasi seperti mahasiswa, mahasiswa pasca sarjana, dosen dan peneliti, pengamat, bidang-bidang khusus, masyarakat umum, industri dan pemasarannya untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
42 Universitas Sumatera Utara