BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Mata Pelajaran IPS di SMP a. Pengertian Mata Pelajaran IPS Mata pelajaran IPS merupakanakan mata pelajaran terpadu karena IPS merupakanakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi. Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik atau tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang di masyarakat. Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Sapriya (2011: 19) menjelaskan bahwa istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “social studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di Australia dan Amerika Serikat, sedangkan menurut Muhammad Numan Somantri (2004: 44) pendidikan IPS di sekolah merupakan suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, piskologi, filsafat, ideologi negara dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan piskologis untuk tujuan pendidikan.
8
9
Adanya mata pelajaran IPS di semua jenjang pendidikan menandai bahwa IPS sangat penting untuk dipelajari. Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat yang dinamis sehingga dengan mempelajari IPS siswa menjadi tahu tentang kondisi sosial dan dapat menghadapi tantangan berat dalam kehidupan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Berdasrkan pendapat para ahli pelajaran IPS tersebut,
mengenai pengertian mata
maka dapat
disimpulkan bahwa mata
pelajaran IPS adalah mata pelajaran perpaduan antara ilmu-ilmu sosial diantaranya sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi. Adanya keterpaduan mata pelajaran IPS
maka
dapat meningkatkan
keterampilan siswa untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. b. Tujuan Mata Pelajaran IPS Mata pelajaran IPS memberikan siswa pengetahuan tentang kehidupan di masyarakat dan lingkungannya serta permasalahanpermasalahan yang terjadi di dalamnya. Permasalahan-permasalahan yang terjadi antara lain masalah budaya, ekonomi, dan politik. Siswa diberi mata pelajaran seperti ini karena mata pelajaran IPS mempunyai tujuan. Menurut Sapriya (2011: 12), tujuan pendidikan
10
IPS ialah untuk mempersiapkan para siswa sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and value) yang dapat digun sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Menurut Supardi (2011: 186-187), tujuan mata pelajaran IPS adalah: 1) Memberikan pengetahuan untuk menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik, sadar sebagai mahluk ciptaan Tuhan, sadar hak dan kewajibannya sebagai warga bangsa, bersifat demokratis dan bertanggung jawab, memiliki identitas dan kebanggaan nasional; 2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inkuiri untuk dapat memahami, mengidentifikasi, menganalisis, dan kemudian memiliki keterampilan sosial untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah sosial; 3) Melatih belajar mandiri, di samping berlatih untuk membangun kebersamaan, melalui program-program pembelajaran yang lebih kreatif inovatif; 4) Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan, dan keterampilan sosial; 5) Pembelajaran IPS juga diharapkan dapat melatih siswa untuk menghayati nilai-nilai hidup yang baik dan terpuji termasuk moral, kejujuran, keadilan, dan lain-lain sehingga memiliki akhlak mulia; 6) Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan tujuan pembelajaran IPS yang di kemukakan oleh Sapriya dan Supardi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan mata pelajaran IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, tidak hanya mempersiapkan siswa menjadi warga yang baik saja melainkan dengan mata pelajaran IPS siswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Adanya tujuan IPS tersebut maka mata
11
pelajaran IPS dapat digun sebagai bekal kemampuan siswa untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial. 2. Motivasi Belajar IPS a. Pengertian Motivasi Belajar IPS Banyak orang menyebut kata “motif” untuk menunjuk mengapa seseorang berbuat sesuatu, misalnya apa motif seseorang melakukan kecurangan saat ujian, apa motif siswa untuk belajar, dan lain sebaginya. Menurut Sardiman (2010: 102), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan belajar dapat tercapai, sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 80), motivasi belajar adalah kekuatan mental berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Motivasi dapat juga diartikan sebagai dorongan mental untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan pekerjaan yang diinginkan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Setiap siswa memiliki motivasi
belajar yang berbeda-beda.
Ada siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dan ada juga yang memiliki motivasi yang rendah. Menurut Sardiman (2010:83), untuk mengetahui kekuatan motivasi belajarsiswa, dapat dilihat dari beberapa ciri sebagai berikut: 1) Tekun menghadapi tugas; 2)Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa); 3) Menunjukan minat terhadap
12
bermacam-macam masalah; 4)Lebih senang bekerja mandiri; 5) Cepat bosan pada tugas – tugas rutin; 6) Dapat mempertahankan pendapatnya; 7) Tidak mudah melepas hal yang diyakini itu; 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Ciri-ciri motivasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran di kelas. Guru dapat mengetahui bagaimana tingkat motivasi belajar IPS siswa selama di kelas dengan melihat ciri-ciri tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakanakan daya penggerak yang ada di dalam diri siswa. Daya pengerak ini dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa sehingga, tujuan dari motif siswa untuk belajar dapat tercapai. Sedangkan motivasi belajar IPS merupakan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk mempelajari materi-materi IPS sehingga tujuan dari belajar IPS dapat tercapai. Adapun untuk megukur motivasi belajar IPS dapat dilihat dari ciri-ciri motiviasi belajar yang meliputi tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah termasuk permasalahanpermasalahan yang terdapat pada materi pembelajaran, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepas hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
13
b. Fungsi Motivasi Belajar IPS Motivasi belajar penting baik bagi siswa maupun guru dan juga bagi proses belajar dan pembalajaran itu sendiri. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 85), pentingnya motivasi belajar bagi siswa antara lain: 1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir; 2)Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya; 3) Mengarahkan kegiatan belajar; 4) Membesarkan semangat belajar; 5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya ada waktu istirahat dan bermain) yang bersinambungan; individu dilatih untuk menggun kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil. Adapun menurut Ngalim Purwanto(2007: 73), fungsi motivasi yaitu
meggerakkan
kemauannya
untuk
seseorang melakukan
agar
timbul
sesuatu,
keinginan
dan
mengarahkan
atau
menyalurkan tingkah laku, dan untuk menjaga dan menopang tingkah laku. Selain itu motivasi dapat juga berfungsi sebagai pendorong usaha dalam meningkatkan prestasi. Berdasarkan fungsi motivasi yang dikemukakan Dimyati, Mudjiono, dan Sardiman maka dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi belajar IPS juga memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai pendorong siswa untuk lebih semangat dalam belajar sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar yang lebih baik. Bukan hanya motivasi belajar yang tinggi saja yang menghasilkan hasil belajar
14
IPS yang baik melainkan intensitas motivasi belajar IPS seorang siswa juga sangat menentukan pencapaian hasil belajar yang baik. c. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar IPS Motivasi merupakanakan salah satu hal yang penting dimiliki siswa dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa motivasi belajar kegiatan pembelajaran tidak berjalan dengan baik karena siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru. Setiap siswa mempunyai tingkat motivasi yang berbeda-beda, ada siswa yang mempunyai motivasi tinggi ada pula siswa yang motivasinya rendah. Agar semua siswa mendapatkan hasil yang optimal saat belajar maka guru harus meningkatkan motivasi belajar siswa. Menurut Sardiman (2010: 92-95) ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya: 1) Memberi angka Angka yang dimaksudkan adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil belajar siswa. 2) Hadiah Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan. 3) Saingan atau kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digun sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa.
15
4) Ego-involvement Menumbuhkan
kesadaran
kepada
siswa
agar
merasa
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang penting. 5) Memberi ulangan Ulangan merupakanakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi siswa agar giat belajar. 6) Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan,
mendorong siswa untuk lebih giat belajar di
kemudian hari. 7) Pujian Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi yang baik. 8) Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi yang baik dan efektif.
16
9) Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. 10) Minat Minat
adalah
kecenderungan
yang
menetap
untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. 11) Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Adapun menurut Ngalim Purwanto (2007: 81) menumbuhkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mengatur dan menyediakan situasi-situasi baik dilingkungan keluarga maupun di sekolah yang memungkinkan timbulnya persaingan atau kompetisi yang sehat antara
siswa,
membagkitkan
self-competition
dengan
jalan
menimbulkan perasaan puas terhadap prestasi yang telah mereka capai, dan membiasakan siswa untuk mendiskusikan cita-cita mereka. Tunjukkan kepada siswa dengan contoh-contoh yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat bahwa dapat tercapai atau tidaknya suatu tujuan sangat bergantung pada motivasi apa yang mendorongnya untuk mencapai maksud atau tujuan itu. Menumbuhkan motivasi belajar juga dapat dilakukan dengan cara menerapkan
model-model
pembelajaran.
Salah
satu
model
pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ialah
17
model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi, hal ini diperkuat dengan pendapat Bobbi DePorter (2010:13)
yang
menuliskan bahwa salah satu kelebihan model quantum learning ialah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Banyak cara yang dapat dilakukan guru IPS untuk meningkatkan motivasi belajar IPS siswa agar kegiatan pembelajaran dapat memperoleh
hasil
yang
maksimal.
Berdasarkan
cara-cara
menumbuhkan motivasi belajar tersebut dapat disimpulkan cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain memberikan nilai pada setiap tugas maupun aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan, memberi hadiah kepada siswa yang berprestasi, saingan atau kompetisi, ego-involvmen, memberi ulangan, menyampaikan setiap hasil penilaian yang dilakukan oleh guru, memberi pujian, memberi hukuman, hasrat untuk belajar, minat, tujuan yang diakui dan dengan penerapan model quantum learning dengan metode simulasi dalam pembelajaran IPS. Cara-cara tersebut juga dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar IPS. 3. Hakikat Hasil Belajar IPS Hasil merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh individu setelah individu tersebut melakukan suatu proses pekerjaan. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat istilah yang disebut dengan hasil belajar. Menurut Nana Sudjana (2006: 3) hasil belajar adalah kemampuankemampuan dan perubahan tingkah laku yang dimiliki siswa setelah
18
menerima pengalaman belajar. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 15), sedangkan menurut Purwanto (2009: 43) hasil belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri siswa dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif (intelektual), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik (bertindak). Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (2006: 22), sebagai berikut: (1) Ranah kognitif meliputi enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; (2) Ranah afektif berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu, penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi; (3) Ranah psikomotorik berkaitan dengan hasil belajar ketrampilan serta kemampuan bertindak. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di anatara ketiga ranah tersebut, ranah kognitif paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Pendapat lain diungkapkan oleh Oemar Hamalik (2009: 159), yang menyat bahwa hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar menunjukan adanya perubahan tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa tersebut
19
menunjukkan kemampuan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran, khususnya pelajaran IPS. Berdasarkan pengertian hasil belajar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah adalah penilaian akhir dari proses belajar yang diperoleh siswa, sedangkan hasil belajar IPS merupakan kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah siswa menerima pelajaran IPS. Dalam penelitian ini,
pengukuran
hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes materi IPS kelas VIII pada SK 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia, dengan KD 7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya. Tes dilakukan pada sebelum tindakan dan sesudah siklus satu, dan dua. Tes diberhentikan ketika hasil belajar telah mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75. 4. Model Pembelajaran Quantum Learning a. Pegertian Model Pembelajaran Quantum Learning Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan pembelajaran agar siswa dapat mudah memahami materi yang disampaikan salah satunya ialah model pembelajaran quantum learning. Kata quantum memiliki arti sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya (DePorter, 2009: 5). Sugiyono (2010: 71-72), berpendapat bahwa model quantum learning merupakanakan suatu ramuan atau rakitan dari berbagai
20
teori atau pandangan pisikologi kognitif dan pemrograman neurologi atau neurolinguistik yang jauh sebelumnya sudah ada. Menurut Suyatno (2009: 41) model quantum learning adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar dengan menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif pembelajaran, dan keterlibatan aktif siswa dan guru, sedangkan menurut DePorter & Mike Hernacki (2010: 14), model pembelajaran quantum learning adalah perubahan pembelajaran yang meriah, dengan segala nuansanya, dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran quantum learning adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang terdapat dalam proses belajar dengan
cara meghilangkan hambatan-hambatan yang dapat
menghalangi proses belajar. Hambatan-hambatan tersebut dapat dihilangkan dengan cara mendengarkan musik, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif pembelajaran, dan keterlibatan aktif siswa dan guru.
21
b. Langkah-Langkah
Perencanaan
Pembelajaran
Quantum
Learning Menurut Sugiyono (2010: 84), dalam melakukan pembelajaran quantum
learning
memiliki
enam
langkah
perencanaan
pembelajaran yang tercermin dalam istilah TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Ray), yaitu: 1. Tumbuhkan Tumbuhkan minat belajar siswa dengan memuaskan rasa ingin tahu siswa. Menumbuhkan minat belajar dapat dilakukan guru dengan cara memberikan apersepsi yang dapat menarik perhatian siswa seperti penyajian gambar atau media yang menarik, penyajian peta konsep, puisi, cerita menarik atau lucu, dan memberikan isu-isu mutakhir. Tujuan dari tumbuhkan yaitu memberi kebermaknaan yang cepat dan mudah dipahami siswa. 2. Alami Unsur manfaatnya
ini
memberi
dapat
pengalaman
meningkatkan
kepada
kemauan
siswa siswa
dan untuk
mempelajari materi yang disampaikan oleh guru. Pengalaman dapat mencipt ikatan emosional dengan pengalaman maka dapat mencipt peluang untuk pemberian makna (penanaman), degan pengalaman maka dapat membangun keingintahuan siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk memberikan pengalaman yaitu dengan memberikan simulasi.
22
3. Namai Namai dibangun di atas pengetahuan dan keingintahuan siswa. Namai adalah kegiatan guru untuk mengajarkan materi pembelajaran, setelah guru mengajarkan materi kepada siswa baru siswa diajak untuk menamai (menyingkat materi dengan singkatan-singkatan yang mudah diingat siswa). 4. Demonstrasikan Demonstrasi dapat diartikan sebagai pemberian kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman atau penguasaan mereka terhadap materi yang telah dipelajari. Kesempatan mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari siswa dapat membuat pengetahuan siswa lebih melekat dalam memori siswa. 5. Ulangi Ulangi adalah kegiatan untuk mengulangi materi yang telah disampaikan oleh guru dengan cara memberikan pertanyaanpertanyaan dan tes, hal ini bertujuan untuk megukur seberapa besar penguasaan materi siswa terkait materi yang telah disampaikan oleh guru. 6. Rayakan Perayaan dilakukan untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan siswa dalam belajar. Perayaan dapat dilakukan
23
guru dengan cara memberi pujian, bernyanyi bersama, dan memberikan hadiah berupa tepuk tangan. Quantum
learning
merupakanakan
cara-cara
untuk
memudahkan proses belajar melalui pemaduan unsur seni serta pencapaian-pencapaian yang terarah. Penggunaan model quantum learning dapat menghubungkan keistimewaan dalam belajar sehingga dapat menuju rencana pembelajaran yang meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Model pembelajaran quantum learning memberikan cara-cara baru
untuk
meningkatkan
proses
pembelajaran
melalui
perkembangan hubungan, pengubahan belajar, dan penyampaian kurikulum. Quantum learning juga memiliki petunjuk bagaimana cara untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menarik, sehingga membuat siswa lebih antusias dan senang dalam mengikuti pelajaran. c. Motode-Metode Pembelajaran Quantum Learning DePorter (2010: 15) berpendapat bahwa ada banyak pembelajaran quantum learning yang telah diujikan terhadap siswa dan jenis-jenis ini
terus bertambah seiring dilakukan banyak penelitian terhadap
Quantum Learning. Jenis-jenis tersebut meliputi: 1) Metode mencontoh 2) Metode permainan 3) Metode simulasi
24
4) Metode simbol Dalam penelitian ini tidak semua jenis metode quantum learning diterapkan. Jenis model pembelajaran quantum learning yang diterapkan ialah metode simulasi karena dengan diterapkan metode pembelajaran simulasi siswa
mendapatkan kesempatan untuk
berperan (berperilaku) selayaknya peran-peran yang ada di dalam masyarakat seperti pedagang, tokoh masyarakat, pejabat, dan pahlawan. Adanya kesempatan siswa untuk memerankan peran-peran tersebut dapat memberikan pengalaman sebagai bekal siswa untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Selain memberikan pengalaman pada siswa. Metode simulasi juga membantu
siswa
terlibat
aktif
selama
proses
pembelajaran.
Peningkatan motivasi belajar yang ada dalam diri siswa pada akhirnya berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. 5. Metode Pembelajaran Simulasi a.
Pengertian Metode Pembelajaran Simulasi Seorang guru dituntut untuk bisa menggun berbagai metode guna menunjang kegiatan pembelajaran. Banyak sekali metode yang bisa digunakan. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran ialah metode simulasi. Menurut Abdul Gofur (2012: 91), metode simulasi adalah kegiatan belajar di mana siswa ditugasi untuk memerankan atau menerapkan perilaku tokoh-tokoh dalam suatu situasi atau kejadian yang senyatanya, contohnya dalam
25
pembelajaran IPS siswa mengadakan simulasi persidangan masalah angkatan kerja dan ketenaga kerjaan di daerah Temanggung, siswa diminta menirukan dengan sunguh-sunguh peran para tokoh yang akan disimulasikan seperti peran siswa yang menjadi bupati di daerah Temanggung
harus
benar-benar
mengambil
keputusan
untuk
menyelesaikan masalah tersebut selayaknya tugas bupati. Menurut Joyce (2009: 434), metode pembelajaran simulasi adalah suatu kegiatan belajar di mana siswa memainkan peran sebagai orang yang berpartisipasi aktif dalam mewujudkan cita-cita dalam kehidupan, sedangkan menurut Wina Sanjaya (2010: 159) metode simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan menggun situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Metode simulasi dapat digun sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada obyek yang sebenarnya. Bagianbagian dalam dunia nyata disederhan dan disajikan dalam sebuah bentuk yang dapat diformat di dalam ruang kelas. Metode simulasi ini dilakukan dalam rangka untuk memperkir kondisi serealistis mungkin sehingga konsep yang dipelajari dan solusi yang dikembangkan dapat benar-benar dipraktikkan dalam dunia nyata. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran simulasi adalah kegiatan belajar di mana siswa diberi tugas untuk memerankan perilaku tokoh masyarakat, pahlawan, dan
26
pejabat dalam suatu situasi atau kejadian yang senyatanya. Dalam pembelajaran menggun metode simulasi ini siswa dituntut untuk berperan serta dalam melakukan segala kegitan simulasi. b. Langkah-Langkah Metode Simulasi Metode simulasi merupakanakan terobosan atau inovasi dalam dunia pendidikan. Adapun menurut Wina Sanjaya (2010: 161-162) langkah-langkah metode pembelajaran simulasi sebagai berikut: 1) Persiapan simulasi a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak di capai dalam pembelajaran. b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang disimulasikan. c) Guru menentukan pemain yang terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeranan, serta waktu yang disedi. d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi. 2) Pelaksanaan simulasi a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian. c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
27
d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat siswa banyak yang bertanya. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan. 3) Penutup a) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun mteri cerita yang disimpulkan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi. b) Merumuskan kesimpulan c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi Seperti halnya model pembelajaran quantum learning lainnya metode simulasi juga memiliki kelebihan di dalamnya, menurut Wina Sanjaya (2010: 160) kelebihan metode pembelajaran simulasi sebagai berikut: 1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. 2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan. 3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
28
4) Memperkaya
pengetahuan,
sikap,
dan
keterampilan
yang
diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis. 5) Simulasi dapat meningkatkan gairah (motivasi belajar) siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Joyce (2009: 438) ada kelebihan metode pembelajaran simulasi yaitu: 1) Dengan mengun model pembelajaran simulasi pembelajaran dapat dibuat menjadi tidak rumit daripada yang ada pada dunia nyata. 2) Simulasi dapat meningkatkan keahlian siswa untuk mengambil keputusan dan Simulasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 3) Simulasi memudahkan siswa mempelajari umpan balik yang dikembangkan oleh siswa itu sendiri. Berdasarkan kelebihan metode pembelajaran simulasi tersebut maka peneliti setuju dengan pendapat Wina Sanjaya yang meliputi 1) simulasi dapat dijadikan sebagai bekal menghadapi kehidupan yang sebenarnya; 2) simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa; 3) simulasi dapat menumbuhkan keberanian dan kepercayaan siswa; 4) Simulasi memudahkan siswa mempelajari umpan balik yang dikembangkan oleh siswa itu sendiri; 5) simulasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena dengan penerapan metode simulasi siswa diberi kesempatan untuk menerapkan perilaku tokoh-tokoh
29
dalam situasi atau kejadian yang senyatanya terjadi dalam kehidupan di masyarakat. Tidak
hanya
memiliki
kelebihan
saja
namun
metode
pembelajaran simulasi juga memiliki kelemahan, menurut Wina Sanjaya (2010: 160) kelemahan metode pembelajaran simulasi sebagai berikut: a) Pengalaman yang diperoleh dalam simulasi tidak selau tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. b) Pengelolaan yang kurang baik, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan. c) Faktor piskologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi. B. Kajian Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Pratami Nur Wijayanti (2011) yang meneliti
tentang
Penerapan
Metode
Quantum
Learning
untuk
Meningkatkan Partisipasi, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi di SMA N 1 Ngaglik. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah (1) terjadi peningkatan dalam penerapan pembelajaran ekonomi dengan mengun metode quantum learning oleh guru ekonomi SMA N 1 Ngaglik yaitu dari 67 (siklus I) menjadi 97 pada siklus ke II (2) metode quantum learning meningkatkan partisipasi siswa yaitu dari 64,9%
30
(siklus I) menjadi 79,2% pada siklus II (3) metode quantum learning meningkatkan motivasi belajar siswa dari 86,71% (Siklus I) menjadi 100% pada siklus ke II dan (4) metode quantum learning meningkatkan prestasi belajar siswa, dimana nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran ekonomi dari 87,71 (siklus I) menjadi 92,14 (siklus II). Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni samasama menggun model quantum learning, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel yang diteliti yaitu motivasi dan hasil belajar siswa dengan Partisipasi, Motivasi, dan Prestasi Belajar . 2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Febriani (2011) yang meneliti tentang Implementasi Metode Simulasi dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA N 1 Kalasan. Hasil dari penelitian tersebut adalah (1) implementasi metode pembelajaran simulasi dapat meningkatkan keaktifan belajar ekonomi siswa. (2) hasil belajar juga megalami kenaikan. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 48,39%, naik pada siklus II menjadi 100%. Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni sama-sama menggun metode simulasi, sedangkan perbedaannya variabel yang
diteliti yaitu motivasi dan hasil belajar siswa dengan
keaktifan dan hasil belajar. C. Kerangka Pikir Motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN I Jumo terhadap pelajaran IPS masih rendah, terlihat dari hasil belajar mereka yang masih belum memenuhi
31
KKM sejumlah 51,5%. Hasil belajar yang belum memenuhi KKM di pengaruhi oleh motivasi belajar siswa yang masih rendah dan cara guru dalam mengemas materi yang diajarkan masih belum mengun metode yang bervariasi. Melihat situasi yang seperti itu, peneliti mencari pemecahan masalah melalui penerapan model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan model pembelajaran l quantum learning dengan metode simulasi. Menggun model quantum learning dengan metode simulasi siswa
lebih
mudah dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Penerapan model quantum learning dengan metode simulasi dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Motivasi dan hasil belajar IPS di kelas VIII SMPN 1 Jumo Temanggung masih rendah
Penggunaan model quantum learning dengan metode simulasi dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 1 Jumo
Motivasi dan hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran IPS dibandingkan dengan sebelum tind Gambar 1. Kerangka Pikir
32
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka pikir, maka hipotesis tindakan yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: Penerapan model quantum learning dengan metode simulasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMPN 1 Jumo Temanggung.