BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Pada jurnal pertama yang berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Radio Komunitas Kampus” oleh Trisnani selaku peneliti bidang kepakaran komunikasi dan media BPPI wilayah V Surabaya. Kehadiran radio kampus komunitas yang berlikasi di kampus sebagai salah satu bukti dari pada wujud kepedulian masyarakat dilingkungan kampus dalam ikut serta melakukan pengabdiannya dan sebagai salah satu alternative dalam upaya pemerataan informasi bagi masyarakat, baik bidang sosial politik dan pendidikan pada lingkup terbatas (komunitas) nya. Dalam undang-undang No 32 Tahun 2002 tentang penyiaran tercantum pasal 13 dalam ayat (2) terdapat empat jasa penyiaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) antara lain: lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas, lembaga penyiaran berlangganan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, untuk memberikan jawaban atas gambaran mengenai keberadaan radio komunitas kampus. Tekniknya melakukan secara penelusuran data dokumentasi (data sekunder) yaitu mempelajari berbagai jenis dokumentasi yang relevan. Wawancara dilakukan terhadap para dosen yang terlibat langsung dalam aktifitas rakom kampus, jumlah informan ditentukan sebanyak 15 orang, serta lokasinya dilakukan diperguruan tinggi yang memiliki radio komunitas kamous antara lain:
11 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
Universitas Pembangunan Nasional di Surabaya, Sekolah Tinggi ilmu Komunikasi di Surabaya, Universitas Tujuh Belas Agustus di Surabaya. Kesimpulan dari penelitian ini, fungsi radio kampus pertama adalah berfungsi sebagai edukatif Ilmiah, yaitu sebesar 45 persen. Sedangkan fungsi informasi 30 persen. Hiburan (infotainment) 25 persen. Eksistensi keberadaan radio masih banyak dipengaruhi oleh pendanaan, pendanaan sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup radio komunitas kampus. Karena itu, Direktur Indonesia Media Law and Police (IMLPC) Hinca I.P. Panjaitan menyarankan agar radio kampus menjadi unit kegiatan mahasiswa (UKM). Radio komunitas kampus atau mahasiswa diharapkan memang harus membuktikan sebagai penyiaran yang
berada dilingkungan institusi
pendidikan serta radio komunitas kampus sebagai sarana interaktif bagi mahasiswa. Pada jurnal kedua yang berjudul “Persepsi penonton televisi terhadap tayangan reka ulang peristiwa kriminal”. Oleh didik hariyanto selaku dosen ilmu komunikasi fisip umsida, jalan. Mojopahit no 666 b sidoarjo, telp 0318945444, fax 031-8949333, email
[email protected]. Berita dalam televise merupakan program utama. Selama 24 jam hamper semua channelchannel televisi mencurahkan perhatiannya terhadap peristiwa-peristiwa penting dan menarik yang terjadi. Berita adalah segment programming yang diwajibkan oleh setiap stasiun televisi. Televisi merupakan media informasi berita yang dominant dan sumber daya yang besar dicurahkan untuk itu. Setiap pesan komunikasi akan mendapatkan persepsi yang beibeda dari
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
khalayak atau komunikan, banyak faktor yang akan mempengaruhinya. Begitu juga dengan tayangan reka ulang peristiwa kriminal di televisi, seperti derap hukum di sctv, jejak kasus di indosiar, fakta di antv dan sidik di tpi. Reka ulang atau rekonstruksi sebuah peristiwa criminal sebenarnya hanya sebagai salah satu cara polisi untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dari sebuah kasus kriminal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perkembangan ilmu komunikasi dalam kajian analisis reception berkaitan dengan persepsi masyarakat kota sidoarjo tentang tayangan televisi reka ulang peristiwa kriminal.metode ini menggunakan pendekatan fenomenologi karena berupaya membiarkan realitas mengungkapkan dirinya sendiri secara alami, studi fenomenologi bertujuan untuk menggali kesadaran terdalam para subjek mengenai suatu peristiwa seperti fenomena kejahatan dalam masyarakat. Hasil penelitiannya, peneliti mengklasifikasikan pertanyaan-pertanyaan kedalam tema-tema atau unit-unit makna dalam persepsi yang sama, serta menyisihkan pertanyaan yang tumpang tindih. Maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah proses sangat dipengaruhi oleh kognisi individu, sedangkan kognisi individu, sedangkan kognisi individu terorganisasi secara selektif. Stimulus yang diterima individu akan diinterpretasi berbeda-beda tergantung dari sudut pandang individu. Dengan demikian, persepsi juga adalah proses mengorganisasikan informasi yang tersedia, menempatkan rincian
yang
diketahui
dalam
skema
organisasional
tertentu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang
14
memungkinkan individu memperoleh makna lebih umum. Persepsi lebih bersifat dugaan belum tentu tataran pendapat. Persamaan antara jurnal pertama dan kedua ini sama-sama membahas tentang persepsi dalam penelitiannya. Perbedaan dengan penelitian pada jurnal pertama menggunakan metode kualitatif, dan pada jurnal ini tidak ditemukan definisi-definisi tentang persepsi dan tidak tercantum adanya landasan teori. Hanya tercantum pengertian media dan sejarahnya. Sedangkan pada jurnal kedua ini menggunakan metode fenomenologi Serta perbedaan dengan penelitian saat ini yang menggunakan metode penelitian kualitatif tentang persepsi pelanggan majalah bahasa jawa panjebar semangat di surabaya. Penelitian ini untuk pelanggan yang masih setia dan fanatik serta para penggan yang masih baru bergabung. Maka dari itu peneliti ingin menggali lebih dalam tentang pengetahuan para pembaca dalam memahami majalah bahasa jawa panjebar semangat ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Majalah Sebagai Media komunikasi Massa Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang komunikasi tidak hanya dilakukan dengan tatap muka (fase to face communication), tetapi manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Yang dimaksud komunikasi massa menurut Jalaludin Rahmat adalah komunikasi mall. Media massa yakni surat kabar, majalah, radio, televisi dan film (Rahmat 2004:189). Komunikasi massa diartikan, sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang terbesar, keterangan, dan anonym melalui media cetak atau elektronik, sehingga dapat menimbulkan efek kognitif, efek afektif, dan konatif dengan umpan balik tertunda. Media merupakan lokasi atau (forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan dan symbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, metode, gaya hidup dan norma. Blake & Havland yang memungkinkan disampaikan pesan pada khalayak yang dituju. Empat tanda pokok dari komunikasi massa menurut Elizabeth Noelle Newman dalam ( Rahmat,2004 :189 ) adalah :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
1) Bersifat tidak langsung, artinya melalui media teknis. 2) Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi ( para komunikator dan komunikasi ). 3) Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonym. 4) Mempunyai publik yang secara geografis terbesar. Media massa merupakan institusi sosial baru, yang berkaitan dengan produksi dan distribusi pengetahuan dalam pengertian luas. Media massa adalah
hal
esensial
dalam
komunikasi
massa.
Kemudian
media
memungkinkan khalayak yang berbeda wilayah mengetahui kejadian yang sama secara bersamaan. Sedangkan karakteristik komunikasi yang lainnya adalah umpan baliknya, biasanya tertunda atau komunikasi massa berlangsung satu arah. Selain itu pesan yang disebarluaskan Hell. Media massa bersifat umum dan mengenai kepentingan umum bukan perseorangan atau kelompok. (Rahmat, 2002 : 22-23) Bentuk-bentuk komunikasi massa adalah dua yaitu komunikasi media massa cetak atau pers meliputi surat kabar dan majalah serta komunikasi media massa elektronik yang meliputi radio, televisi, film dan lain-lain. Salah satu bentuk dari media massa khususnya media cetak, maka perlu sekali bagi majalah untuk memperhatikan keheterogenan pembaca dan untuk menarik perhatian pembacanya yang merupakan cirri dari komunikasi massa, majalah sebagai media komunikasi massa cetak merupakan bahan bacaan, sebagai
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
bahan bacaan harus memenuhi suatu fungsi untuk member jawaban kepada rasa ingin tahu pembacanya. Sebagai terbitan berkala, majalah selain sebagai penyampaian dan penafsiran pesan juga sebagai ajang diskusi berkelanjutan. Majalah didefinisikan sebagai suatu penerbitan berkala yang menyajikan liputan jurnalistik dan artikel yang berisi informasi dan opini yang membentuk berbagai aspek kehidupan. Majalah lazimnya berjilid, sampul depannya berilustrasi foto, gambaran atau lukisan, tetapi dapat pula berisi daftar isi atau artikel utama (Iskandar, 1990:42). Sehingga untuk menarik perhatian pembaca tentunya segala sesuatu harus dikemas secara baik dan menarik, termasuk majalah bahasa jawa Panjebar Semangat tidak hanya tergantung pada bentuknya saja, akan tetapi juga pada kemasan isinya. Dalam hal materi isi, penggunaan bahasanya menggunakan bahasa jawa (Ngoko). Menurut Kurniawan Junaedi dalam ensiklopedia pers Indonesia, definisi majalah adalah penerbitan pers yang memuat bermacam-macam tulisan yang dihiasi ilustrasi maupun foto-foto. Dari segi ini dibagi dua jenis, yaitu: 1. Majalah umum : majalah yang memuat karangan-karangan politik, kebudayaan, fiksi, karangan pengetahuan umum, karangan yang menghibur, gambar-gambar, olah raga, film, seni dan lain-lain. 2. Majalah Khusus : ijin yang hanya memuat karangan-karangan mengenai bidang-bidang khusus, seperti majalah wanita, majalah keluarga, majalah humor, kecantikan, bahasa jawa, dan lain-lain.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
2.2.2. Media Cetak Media cetak merupakan media yang tertua dalam sejarah peradaban manusia. Media cetak yang sering disebut juga dengan pers, yang memenuhi kritera sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Beberapa karakteristik dari media cetak yang masuk ke dalam kategori media massa cetak dikemukakan oleh Sumadiria (2004:111-112), yaitu mempunyai sifat-sifat berikut : a. Periodisitas, bahwa media cetak memiliki jadwal terbit yang pasti atau bersifat periodik. Oleh sebab itu, kita mengenal istilah harian, mingguan, bulanan, atau triwulanan. b. Publisitas, bahwa media tersebut bisa diakses siapa pun karena memang ditujukan untuk semua orang dari berbagai lapisan masyarakat. c. Aktualitas, bahwa isi media massa sangat menekankan aspek aktualitas informasinya. Karena informasi yang tidak aktual atau biasa disebut informasi basi tidak menarik dan tidak dibutuhkan khalayak media. d. Universalitas, berkaitan dengan keragaman isi media cetak. Isi berita di media cetak, misalnya news (pemberitaan), views (opini) dan iklan. e. Objektivitas, berkaitan dengan isi media yang bersifat objektif atau sesuai dengan kenyataan. (http://www.ut.ac.id/html/suplemen/skom4315/1c1.htm )6/6/13 Media cetak yang bersifat komersial, misalnya surat kabar harian, tabloid, majalah berita atau hiburan yang terbitnya secara berkala mingguan dan bulanan, tersebar luas dan dibaca oleh masyarakat umum.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
a. Kelebihan media berita (newsmedia): Harga murah, berita menyeluruh, lengkap dan dapat menyebar secara cepat efektif, jangkauannya luas mencakup para pembaca yang tersebar di berbagai tempat dalam waktu yang bersamaan. b. Kelemahan : komunikasi searah, umur atau jangka waktu berlakunya relatif pendek (short life span). ( Ruslan,2005,188-189) 2.2.3.Panjebar Semangat Panjebar Semangat diterbitkan oleh perusahaan penerbit PT. Pancaran Semangat Jaya dengan izin SIUPP no. 051/SK/Menpen/SIUPP/C.1/1985 Tanggal 19 November 1985. Adapun nama pimpinan Panjebar Semangat Kustono Djatmiko. Serta kantor Redaksi majalah jawa ini bertempat di JL GNI no 2 Bubutan Surabaya, 60174, (031-5342499). Fax : 031 5344233, PO Box : 1256-60001. Bentuk penerbitan panjebar semangat berupa majalah dengan ukuran 27 x 21 Cm dengan periode terbit mingguan bertiras 26.325 eksemplar. Harga langganan panjebar semangat tahun 2013 untuk pulau jawa Rp 38.000; per bulan dengan eceran Rp. 9.500, sedangkan untuk luar jawa Rp. 40.000; per bulan dengan eceran Rp. 10.000,-. Penyebaran majalah panjebar semangat hampir merata di seluruh tanah air. Sampai tahun 2013 Berdasarkan data dari kantor redaksi adalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
sebagai berikut : Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Bara, Jawa Tengah, Di Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Irian Jaya. Khalayak pembaca panjebar semangat terdiri dari berbagai kalangan. Dengan meluasnya majalah bahasa jawa panjebar semangat ini mempunyai motto khusus yang membuat banyak pihak yang tertarik dan ingin berlangganan. Panjebar semangat juga mempunyai motto yang sangat bijak. Menurut Dr Soetomo, motto tersebut mempunyai tujuan menghilangkan feodalisme dengan harapan agar masyarakat desa ikut berbicara masalah yang sedang dibicarakan tanpa adanya keraguan motto tersebut berbunyi : “Sura Dira Djajaningrat Lebur Dening Pangastuti”, artinya
bahwa segala kekuatan
negatif yang ada di dalam masyarakat, bisa ditaklukkan dengan lemah lembut dan penuh sopan santun, merendah dan bijaksana. Sebagai majalah yang lahir di massa penjajahan, panjebar semangat senantiasa berusaha untuk tetap konsisten pada misi yang telah digariskan sejak terbit pertama yaitu menyebarkan semangat. Dimasa penjajahan Belada, Panjebar Semangat selalu menyebarkan semangat pergerakan kebangsaan. Kemudian pada revolusi fisik tetap pula menyebarkan semangat perjuangan kemerdekaan, sedangkan di zaman kemerdekaan panjebar semangat tidak berhenti dan tetap menyebarkan semangat, yaitu semangat membangun dan mengisi kemerdekaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
2.2.4. Persepsi Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana,2001:167). Persepsi merupakan inti komunikasi karena jika persepsi tidak akurat, maka komunikasi menjadi tidak efektif. Persepsi, menurut Marhaeni Fajar (2009:150-151), adalah persepsi terjadi di dalam benak individu yang mempersepsi, bukan di dalam objek dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka apa yang mudah bagi kita, boleh jadi tidak mudah bagi orang lain, atau apa yang jelas bagi orang lain mungkin terasa membinggungkan bagi kita. Persepsi adalah pengalaman, untuk mengartikan makna dari seseorang, objek atau peristiwa, kita harus memiliki dasar/basis untuk melakukan interprestasi. Dasar ini biasanya kita temukan pada pengalaman masa lalu kita dengan orang, objek atau peristiwa tersebut, atau dengan halhal yang menyerupainya. Tanpa landasan pengalaman sebagai perbandingan tidak mungkin untuk memprestasikan suatu makna, sebab ini akan membawa kita kepada suatu kebingungan. Persepsi setiap orang juga berbeda-beda sesuai dengan makna yang dia berikan kepada “sesuatu”, kepada seseorang atau kepada peristiwa. Dan juga bahwa semua manusia tidak dapat mengelak persepsi yang mempengaruhi komunikasi. (Alo Liliweri,2011:153)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis. Dan manusia sendiri sering disebut persepsi sosial, meskipun kadang-kadang manusia disebut juga objek. Akan tetapi untuk memahami persepsi sosial secara utuh, terlebih dulu kita akan membahas persepsi terhadap lingkungan fisik. Berikut ini perbedaan persespi fisik dengan persepsi lingkungan sosial yaitu : a) Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan nonverbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan. b) Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan, dan sebagainya). c) Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain, objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat daripada persepsi terhadap objek. Dalam mempersepsi lingkungan fisik, kita terkadang melakukan kekeliruan.Indra kita terkadang menipu kita.Itulah yang disebut “ilusi”. Serta persepsi sosial adalah proses mengakap arti objek-objek sosial dan kejadiankajadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Kadang manusia manusia bersifat emosiaonal, sehingga penilaian terhadap mereka mengandung risiko. (Mulyana,2004 : 171-175)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
2.2.5.Hal-Hal Yang Mempengaruhi Persepsi Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas disekelilingnya, berikut ini beberapa prinsip-prinsip penting mengenai persepsi sosial yang menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi sosial : 1. Persepsi berdasarkan pengalaman Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi meraka mengenai realitas (sosial) yang telah dipelajari sebelumnya. Persepsi manusia terhadap sekelilingnya. Seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman (pembelajaran) masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa. Ketiadaan pengalaman dahulu dalam menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau pengalaman yang mirip. Hal tersebut membuat seseorang terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu, sehingga seseorang sering gagal mempersepsi perbedaan yang sama dalam suatu objek lain. Manusia cenderung memperlakukan objek tersebut seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut. 2. Persepsi bersifat selektif Jika setiap saat seseorang disebut dengan jutaan rangsangan indrawi dan diharuskan menafsirkan rangsangan tersebut semuanya, pastilah orang tersebut tidak mampu melakukannya, sebab adanya keterbatasan kemampuan
indrawi setiap orang dalam menangkap rangsangan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
disekitarnya. Faktor utama yang mempengaruhi selektifitas adalah atensi, dimana atensi ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: A. Faktor Internal seperti : a. Faktor biologis yaituseperti lapar, haus dan sebagainya. b. Faktor fisologis yaitu: Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. Antara lain seperti bentuk fisik yang tampak ( tinggi, pendek, gemuk, sakit, sehat, lelah, cacat fisik. c. Faktor sosial yaitu seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, status sosial, penmgalaman masa lalu, dan kebiasaan. d. Faktor psikologi seperti kemauan, keinginan, motivasi, emosi dan harapan. B. Faktor eksternal adalah atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, kontras, kebaruan, dan perulangan. 3. Persepsi bersifat dugaan Langkah ini dianggap perlu karena seseorang tidak mungkin memperoleh rincian yang jelas melalui indera kelimanya. Proses ini memungkinkan seseorang menafsirkan sesuatu (objek) dengan makna yang lebih lengkap
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
dari sudut pandang manapun. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan informasi yang diperoleh melalui alat-alat indera yang dimiliki manusia, menyebabkan terjadinya ruang kosong, sehingga perlu menciptakan persepsi yang bersifat dugaan dengan agar dapat menyediakan informasi yang lengkap bagi ruang kosong tersebut. 4. Persepsi bersifat evaluative. Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen objektif, setiap orang perlu melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan kepentingan ketika melakukan persepsi. Sebelum melakukan interpretasi pesan, seseorang harus melakukan evaluasi pesan berdasarkan pengaman terdahulu untuk mencocok apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi bersifat pribadi dan subjektif. 5. Persepsi bersifat kontekstual Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan salah satu pengaruh paling kuat. Dalam mengorganisasikan suatu objek, seseorang biasanya meletakkannya dalam suatu konteks tertentu dengan prinsipprinsip : a. Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelengkapan. b. Kecenderungan seseorang dalam mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian berdasarkan latar belakangnya. (Mulyana,2001: 175-194)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
2.2.6. Proses Terjadinya Persepsi Menurut Alex Sobur (2003:449), proses hingga terjadinya persepsi adalah sebagai berikut : a. Terjadinya Stimuli Alat Indera (Sensory Stimulation) Pada tahap pertama, alat-alat indera kita akan dirangsang. Setiap individu pasti memiliki kemampuan penginderaan untuk merasakan stimulus (rangsangan), walau kadang tidak selalu digunakan. b. Stimulasi Terhadap Alat Indera Diatur Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indera diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip Proksimitas (proximity) atau kemiripan, sedangkan prinsip lain adalah kelengkapan (closure) atau kita mempersiapkan gambar atau pesan yang lengkap. Apa yang kita persepsikan, juga kita tata kedalam suatu pola yang bermakna bagi kita, pola ini belum tentu benar atau salah dari segi obyektif tertentu. c. Stimulasi Alat Indera Ditafsirkan-Dievaluasi Langkah ketiga adalah penafsiran dan evaluasi yang tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan, keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada diri kita. Karena walaupun kita semua sama-sama menerima sebuah pesan,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
cara masing-masing orang menafsirkan-mengevaluasikannya adalah tidak sama. 2.2.7. Proses Persepsi Dalam proses persepsi terdapat tiga komponen, yaitu : a. Seleksi Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. b. Interpretasi Yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman masa lalu, motivasi dan lain-lain. Interpretasi juga bergabung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya. c. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Tahap terakhir dari konsep perseptual ialah bertindak sehubungan dengan apa yang telah dipersepsi. Lingkaran persepsi belum sempurna sebelum menimbulkan suatu tindakan. Tindakan itu bisa tersembunyi dan bisa pula terbuka. Tindakan tersembunyi bisa berupa pembentukan pendapat atau sikap, sedangkan tindakan yang terbuka berupa tindakan nyata sehubungan dengan persepsi itu. (Alex sobur, 2003:464)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. (Alex sobur,2003:447) 2.2.8. Pelanggan Dalam penelitian ini peneliti memilih pelanggan sebagai informan penelitian, dan pengertian pelanggan sendiri adalah orang yang membeli (menggunkan) barang (suratkabar) secara tetap. (http://www.artikata.com./arti-369780-pelanggan) 1/6/13
Pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada performa kita atau perusahaan manajemen. Maine dkk (Dalam Nasition, 2004:101) memberikan beberapa definisi tentang pelanggan yaitu:
1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang tergantung padanya 2. Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada apa keinginannya 3. Tidak ada seorangpun yang pernah menang beradu argumentasi dengan pelanggan 4. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dihapuskan
Nasution (2004:102) pada dasarnya, dikenal tiga jenis golongan pelanggan dalam system kualitas modern, yaitu:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
1. Pelanggan Internal adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki pengaruh pada performansi pekerjaan (atau perusahaan) kita 2. Pelanggan Antara adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk 3. Pelanggan Eksternal adalah pembeli atau pemakai akhir produk, yang sering disebut dengan pelanggan nyata. Pelanggan eksternal merupakan orang yang membayar untuk mengguneken produk yang dihasilkan
(http://ribuanpengunjung.wordpress.com/2009/12/28/definisi-pelanggan-danjenis-pelanggan/) 1/6/13
2.2.9. Persepsi Dan Budaya Faktor – faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan. Agama, ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor – faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas. Dengan demikian persepsi itu terkait oleh budaya (culture – bound) (Mulyana,2003:196). LarryA.Samovar dan Richard E. Porter (dalam Mulyana,2003:197) mengemukakan 6 unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi kita berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni : 1. Kepercayaan (beliefs), nilai (values), sikap (attitude) 2. Pandangan dunia (world view)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
3. Organisasi sosial (social organization) 4. Tabiat manusia (human nature) 5. Orientasi kegiatan (activity orientation) 6. Persepsi tentang diri dan orang lain (perseption of self and other) Meskipun keenam unsur tersebut dapat dibahas sendiri-sendiri, pada dasarnya unsur-unsur tersebut saling berkaitan. Kita dapat mengalami peristiwa yang sama dan sepakat dengan apa yang kita lihat secara fisik, namun sering berbeda dalam memaknai peristiwa atau objek yang kita lihat. banyaknya stimulus yang bersaing menarik perhatian pada waktu yang sama mengakibatkan kita hanya menerima informasi yang berkaitan dengan pengalaman hidup dan pengetahuan kita, dan salah satunya ditentukan oleh faktor budaya. Selain itu, budaya dapat mempengaruhi proses persepsi, karena seperti sebelumnya dijelaskan bahwa persepsi itu bersifat selektif. 2.3. Teori Atribusi Atribusi
adalah
proses
menyimpulkan
motif,
maksud,
dan
karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak (Buron dan Byrne 1979:56) dalam Rakhmat (2002:93). Teori atribusi dikemukakan untuk mengembangkan penjelasan mengenai cara-cara kita menilai seseorang secara berlainan, bergantung pada makna apa yang kita kaitkan pada perilaku tertentu. Pada dasarnya teori itu mengemukakan bahwa apabila kita mengamati perilaku individu, kita berusaha menentukan apakah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
perilaku tersebut.disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. Meski demikian, penentuan tersebut sebagaian besar bergantung pada tiga kaktor, yaitu : a. Keunikan b. Consensus c. Konsistensin (Robbin,2008:171-172) Oleh sebab itu diharapkan ada perilaku individu yang mendominasi setelah membaca majalah panjebar semangat yang di dasarkan dari motif individu tersebut ketika membaca yang menunjukan sikap bahwa ia memperoleh keuntungan dengan membaca majalah panjebar semangat. Hal itu terkait dengan teori atribusi yang di bedakan menjadi 2 yaitu Atribusi Kausalitas dan atribusi kejujuran. Menurut Fritz heider dalam buku psikologi umum mengatakan bahwa bila kita mengamati perilaku sosial, pertama-tama kita menentukan dahulu apa yang menyebabkannya seperti faktor situasional atau personal yang dalam teori atribusi lazim disebut kausalitas eksternal dan internal. (Jones dan Nisbett, 1972)
menurut Harold Kelley (1972-1973)
menyimpulkan kausalitas internal atau ekternal dengan memperhatikan tiga hal yaitu : 1. Konsensus (apakah orang itu bertindak sama seperti penanggap) 2. Konsistensi (apakah penanggap bertindak yang sama pada situasi lain)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
3. Kekhasan (apakah orang itu bertindak yang sama pada situasi lain atau hanya situasi ini saja) Sedangkan atribusi kejujuran menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne (1979:70-71) dalam buku psikologi umum mengatakan bahwa atribusi kejujuran adalah sejauh mana pernyataan orang itu menyimpang dari pendapat yang popular dan diterima orang serta sejauh mana orang itu memperoleh
keuntungan
dari
kita
dengan
pernyataannya
itu.
(Rakhmat.2009:93-95) 2.4. Kerangka Berfikir Dalam penelitian ini, peneliti memilih penelitian tentang majalah Panjebar Semangat yang menggunakan bahasa jawa dan keberadaannya majalah ini sudah berumur 80 Tahun.Oleh karena itu peneliti memilih pelanggan karena bisa memberikan ulaskan yang jelas dan mendalam tentang majalah bahasa jawa panjebar semangat ini. Peneliti berusaha mengetahui persepsi pelanggan dalam memberikan interpretasi terhadap majalah bahasa jawa panjebar semangat yang di Surabaya, khususnya berkaitan dengan pengetahuan pelanggan yang memang lebih mengenal dan membaca setiap minggunya. Peneliti berusaha mengetahui hal tersebut diatas melalui persepsi seseorang
terhadap
objek
yang
disebabkan
karena
kondisi
yang
mempengaruhi pandangan pelanggan dan latar belakang pengetahuan (frame of reference). untuk lebih jelasnya di bawah ini :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33
KEBERADAAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT DI SURABAYA
PELANGGAN
PERSEPSI
Gambar 2.4.. Bagan Kerangka Berfikir Penelitian Persepsi Pelanggan Majalah Bahasa Jawa “ Panjebar Semangat” di Surabaya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk
menjelaskan
fenomena
dengan
sedalam-dalamnya
melalui
pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang dikumpulkan sudah mendalam dan bias menjelaskan fenomena yang diteliti, lainnya, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan mendalam (kualitas) data bukannya (kuantitas) data (Kriyantono,2006:58) Terdapat
beberapa
factor
pertimbangan
dalam
menggunakan
deskriptif kualitatif, yaitu pertama metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, kedua metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, ketiga metode deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong,2002:33) Menurut Rakhmat (2004:24) penelitian Deskriptif ditujukan untuk beberapa hal diantaranya adalah :
34 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
1. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku. 2. Membuat perbandingan atau evaluasi. 3. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Dalam penelitian ini,
peneliti
akan
melakukan
sebuah
studi
deskriptif
untuk
menggambarkan persepsi pelanggan majalah bahasa jawa “panjebar semangat” di Surabaya.
3.2. Majalah Panjebar Semangat Majalah (Bahasa inggris: Magazine, periodical, glossies atau serials.) adalah penerbitan yang dicetak menggunakan tinta pada kertas, diterbitkan berkala, misalnya mingguan, dwimingguan, atau bulanan. Majalah berisi bermacam-macam artikel dalam subjek yang bervariasi, yang ditujukan kepada masyarakat umum dan di tulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Biasanya, majalah didanai oleh iklan, harga penjualan, biaya berlangganan yang dibayar diawal, atau ketiganya. (http://id.m.wikipedia.orang/wiki/majalah) 8/6/13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
Majalah panjebar
Semangat
adalah
penerbitan yang
dicetak
menggunakan tinta pada kertas yang diterbitkan mingguan. Majalah ini dalam penyampaian pesannya kepada masyarakat umum ditulis dengan gaya bahasa daerah yaitu bahasa jawa. hal ini yang menjadi keunikan dari majalah yang hampir 80 Tahun eksis di dunia media massa. 3.3. Persepsi Berdasarkan fenomena keberadaan majalah bahasa jawa Panjebar Semangat yang masih eksis di masa modern ini, dan juga majalah ini hampir berumur 80 Tahun. Oleh sebab itu peneliti memilih pelanggan untuk bias memberikan persepsi tentang majalah tersebut dengan jelas dan rinci, sebab persepsi merupakan rangkaian proses yang dilakukan seseorang guna memperoleh gambaran mengenai sesuatu melalui pemilihan, pengolahan, hingga pengartian informasi mengenai suatu yang diinginkan tersebut. Persepsi yang dibangun mengenai majalah bahasa jawa panjebar semangat adalah berdasarkan pembaca majalah tersebut yang sudah tercantum sebagai pelanggan setia. Persepsi ini juga didapatkan melalui penelitian mengenai pengetahuan dan perhatian para pembaca terhadap majalah bahasa jawa “panjebar semangat”. Selain itu juga dilihat dari keinginan dan motivasi sendiri bagi pelanggan untuk tetap melestarikan budaya jawa melewati media majalah bahasa jawa panjebar semangat ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
3.4. Kriteria Pada penelitian ini, yang menjadi informan atau subjek penelitian yaitu pelanggan setia yang khusus berada di Surabaya. Informan yang akan diteliti adalah pelanggan setia yang statusnya pelanggan baru dan juga pelanggan lama. Penentuan informan akan dilakukan dengan teknik Snowball yaitu dengan cara menentukan seorang terlebih dahulu, atau informan kunci. Lalu meminta sejumlah informan lain yang mereka kenal, yang dapat menjadi informan berikutnya. melalui informasi-informasi tersebut, kita menemukan informan lebih banyak lagi. Pengumpulan data akan dilakukan berdasarkan jawaban yang diberikan oleh pelanggan yang berada di Surabaya sebagai informan utama key informan. Dalam penelitian ini, informan yang akan diteliti dipilih berdasarkan beberapa kriteria, yaitu : 1. Pelanggan terlama (Di atas 10 Tahun) dan Pelanggan baru (Dibawah 5 Tahun) 2. Laki-laki dan Perempuan 3. Berumur 30-60 Tahun. 4. Bertempat tinggal di Surabaya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
3.5.Teknik Pengumpulan Data Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan : 1. Wawancara Merupakan percakapan antara periset – seseorang yang berharap mendapatkan informasi, dan informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu obyek (Berger, dalam Kriyanto,2007:96). Wawancara yang dilakukan adalah indepth interview atau
wawancara
mendalam,
yaitu
mendapatkan
informan,
yaitu
mendapatkan informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap mengenai topik yang
diteliti
(Bungin,2001:110)
wawancara
merupakan
metode
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara yang lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi yang tinggi dan intensif. Selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali) dengan informan (orang yang ingin periset ketahui atau pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali). (Kriyantono, 2007:96). Wawancara biasanya juga disebut Tanya jawab dengan maksud memperoleh data untuk keperluan tertentu, Tanya jawab itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (peneliti) yakni orang yang memberikan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
pertanyaan-pertanyaan. Serta yang di wawancarai adalah narasumber (pelanggan) yakni orang yang memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan tersebut. Adapun tujuan wawancara adalah menggalih informasi tertentu dari narasumber. Agar tujuan itu tercapai, kegiatan wawancara harus dilakukan berdasarkan tahap-tahap wawancara. 2. Observasi Merupakan kegiatan yang setiap saat kita lakukan. Dengan perlengkapan panca indranya kita miliki sering mengamati obyek-obyek yang ada disekitar kita. Kegiatan observasi ini merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk memahami lingkungan. Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa meditor, sesuatu obyek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan obyek tersebut. (Kriyantono,2007:106 ) Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”
3.6.Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Melalui pendekatan metodelogi ini akan dapat menjangkau secara komperhensif dengan tanpa mengurangi akurasi metodelogi yang diinginkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
Pada tahap awal analisis data penelitian dilakukan bersamaan dengan proses pengambilan data. Analisis data penelitian berupa proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan dan dokumen yang telah terkumpul. Data kemudian direduksi, karena pada saat proses pengambilan data tersebut tidak langsung terdapat proses analisis. Sedangkan interpretasi data bertujuan untuk memberikan makna terhadap hasil analisis data yang dilakukan serta mencari implikasinya terhadap teori yang sudah dilakukan untuk menafsirkan hasil analisis. Neong Muhadjir menyatakan bahwa analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya
sebagai
temuan
bagi
orang
lain.
Definisi-definisi lain tentang analisis data, adalah sebagai berikut:
a. Analisis data merupakan upaya memilah dan memilih data yang
mempunyai makna, penting dan dapat digunakan untuk dipelajari, kemudian disampaikan pada orang lain. b. Analisis data ialah suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahanbahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. c.
“Menganalisis data bias diartikan mengelompokkan data membuat suatu urutan serta menyingkat data sehingga mudah untuk dibaca”.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
d. Analisis data terkait secara sistematik terhadap apa dapat kamu lihat,
dengar, dan kamu baca sehingga dapat membuat pengertian dari apa yang kamu
pelajari.
(http://www.jim-zam.com/model-model-teknik-analisis-
data-penelitian-kualitatif/) 1/6/13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Majalah Penjebar Semangat. Majalah berbahasa jawa panjebar semangat terbit pertama kali pada hari sabtu tanggal 2 september 1933 di Surabaya. Di republik ini ialah bromartani tanggal 29 maret 1855 kelahiran panjebar semangat tidak bisa di pisahkan dengan Dr. Soetomo, pendiri organisasi pergerakan Boedi Oetomo. Sebagai salah satu tokoh pergerakan yang mencita-citakan Indonesia merdeka, Soetomo mencoba membangun pencerahan pemikiran kepada masyarakat lapisan menengah ke bawah tentang pentingnya hidup bebas terlepas dari segala bentuk penindasan. Surat kabar dengan medium bahasa jawa dipilih Soetomo sebagai alat perjuangan.
Dengan
media
tersebut
Soetomo
mencurahkan
pemikiran-
pemikirannya tentang Indonesia merdeka. Soetomo tahu benar, sebuah pesan akan efektif bila masyarakat mengerti isinya. Pesan-pesan perjuangan Soetomo menembus masyarakat hingga ke pelosok pedesaan yang kala itu kebanyakan hanya mengerti bahasa jawa sebagai bahasa keseharian. Dalam perkembangan selanjutnya, panjebar semangat ikut terlibat dalam pergulatan sejarah persuratkabaran republic ini, termasuk menghadapi kerasnya tembok kekuasaan. Saat bala tentara jepang menguasai Indonesia tahun 1942,
42 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
panjebar semangat dibredel lantaran dianggap membahayakan. Setelah Indonesia merdeka, panjebar semangat juga turut dalam suasana pasang surut hubungan pemerintah dengan pers, baik di era orde lama maupun orde baru. Kebijakan redaksinal panjebar semangat tercermin dari nama yang di pilih untuk majalah ini. dipilihnya nama panjebar semangat mempunyai makna dan latar belakang tertentu. “kata-kata bahasa jawa yang sesuai artinya dengan “Semangat”
adalah nyawa atau sukma. Tetapi yang dimaksud dengan kata
semangat di sini bukanlah sukma atau nyawa, melainkan inti atau jiwa raga kita, pikirkan atau angan-angan kita. ada dua macam semangat, yaitu semangat yang baik dan yang buruk. Semangat yang dimaksudkan disini adalah semangat yang membangkitkan kesadaran dan yang bisa melahirkan bangunnya bangsa kita, mengabdi kepada kebenaran, tunduk pada kesucian serta menyerah pada keadilan. Semangat yang membangun persatuan, yang memiliki petunjuk-petunjuk seperti itulah yang akan kita sebar dan tanamkan di dalam sanubari bangsa kita supaya akhirnya dapat membangun masyarakatyang sehat, yang tenteram dan yang bermanfaat bagi bangsa dan nusa kita ini. oleh karena panjebar semangat ditujukan pada kaum yang belum mengerti bahasa Indonesia, yaitu Kalangan bangsa kita kaum kromo, maka isi surat kabar disesuaikan, tidak hanya karangankarangan menyebarkann saja, tetapi juga diatur agar isinya betul-betul berguna”. Sebagai majalah yang lahir di masa penjajahan, panjebar semangat senantiasa berusaha untuk tetap konsisten pada misi yang telah digariskan sejak terbit pertama yaitu menyebarkan semangat. Di masa penjajahan belanda, panjebar semangat selalu menyebarkan semangat pergerakan kebangsaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
Kemudian pada revolusi fisik tetap pula menyebarkan semangat perjuangan kemerdekaan, sedang di zaman kemerdekaan, panjebar semangat tidak berhenti dan tetap menyebarkan semangat, yaitu semangat membangun dan mengisi kemerdekaan. Dalam mengemban misi itu panjebar semangat memiliki politik keredaksian yang digunakan sebagai acuan untuk merealisasikan misi dan visi yang diemban. Realisasi misi dan visi inilah yang disebut sebagai politik pers berbahasa jawa. 4.1.2. Gambaran Umum Majalah Panjebar Semangat Panjebar semangat adalah majalah mingguan berbahasa jawa yang terbit di Surabaya. Majalah ini pertama kali terbit pada 2 September 1933. Panjebar Semangat didirikan oleh Dr.Soetomo, tokoh pendiri Budi Utomo, sebagai salah satu media yang digunakan untuk perjuangan kemerdekaan indonesia. (www.wikipedia.org/wiki/Panjebar_Semangat) 2/7/13 Hidup matinya koran dan majalah saat itu sangat tergantung pada posisinya, apakah sebagai pendukung atau penentang pemerintah kolonial. Pada zaman itu surat kabar ataupun majalah kebanyakan sebagai alat politik, meskipun masih ditemui satu dua media massa yang netral. Dalam kondisi seperti ini panjebar semangat tetap eksis walaupun negara tidak stabil. Strategi yang dipilih majalah ini ialah menampilkan berita-berita yang berhubungan dengan masalah sosial budaya. Bahkan ada yang mengatakan panjebar semangat media dakwah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
Peran panjebar semangat dikala masa penjajahan sangat besar dalam sejarah perjuangan bangsa untuk mewujudkan kemerdekaan. Karenanya majalah ini selalu dibatasi pemerintah belanda dengan mengeluarkan peraturan yang membatasi pergerakan nasional. Antara lain peraturan yang membatasi adanya pertemuan. Tapi kejayaan itu tak berlangsung lama karena kondisi sosial ekonomi kebanyakan masyarakat saat itu sangat tidak menentu. Dampaknya, bisnis penerbitan pers ikut lesu. Ditambah lagi adanya persaingan antara partai politik yang sangat kuat sehingga surat kabar cukup hati-hati dalam menyajikan pemberitaan. Tapi karena imam soepardi bukan seorang politikus sehingga ia dapat membaca kondisi sosial masyarakat. Imam soepardi mengambil kebijakan bahwa pemberitaan panjebar semangat bersifat umum dan tidak berpihak kepada kekuatan politik manapun. Oplah panjebar semangat saat demokrasi terpimpin merosot tajam dibandingkan pada era sebelumnya. Pukulan telak terjadi ketika pemimpin umum panjebar semangat, Imam Soepardi meninggal dunia. Sepeninggal imam soepardi, oplah Panjebar Semangat yang mencapai 80.000 eksemplar turun tajam hingga 16.000 eksemplar. Namun sekarang majalah panjebar semangat masih eksis hampir 80 tahun ini, dan juga mempunyai oplah yang stabil dan juga mempunyai harga yang terjangkau hingga sekarang yang serba mahal. Tetapi majalah ini sendiri memiliki ciri khas yang menggunakan bahasa jawa.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
Bentuk penerbitan panjebar semangat berupa majalah dengan ukuran 27 x 21 Cm dengan periode terbit mingguan bertiras 26,325 eksemplar. Harga langganan panjebar semangat tahun 2013 untuk pulau jawa Rp 38.000; per bulan dengan eceran Rp 9.500 sedangkan untuk luar jawa Rp 40.000; per bulan dengan eceran Rp 10.000; 4.1.3. Identitas Informan Dalam penelitian ini yang dijadikan informan adalah pelanggan majalah panjebar semangat di Surabaya yang terdaftar sebagai pelanggan lama dan pelanggan baru dalam penelitian ini. karena pelanggan tersebut dapat memberikan ulasan yang lebih mendalam tentang majalah panjebar semangat. Dan dapat dibedakan dari persepsi pelanggan baru dan lama dalam memberikan jawaban dari setiap pertanyaan. Berikut ini adalah data mengenai profil para informan: 1.
Bapak Sigit, berusia 57 Tahun, berstatus sebagai pegawai swasta perusahaan Antangin di Surabaya, aktivitas sigit setiap harinya adalah pada pagi hari pukul 08.00 berangkat kerja dan langsung masuk ruangan meeting bersama rekan staf yang bertugas setiap pagi sebelum memulai pekerjaan masing-masing. Bapak sigit ini terkenal tegas dan disiplin dalam mengemban tugasnya dan memang beliau ini terkenal pendiam.
2.
Ibu Lilis, berusia 50 Tahun, beliau berstatus sebagai kepala Sekolah dan juga Guru di sekolah dasar sawunggaling 7-388 Surabaya. Aktivitas sehari-harinya juga mengajar sebagai guru mata pelajaran matematika, bu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
lies ini terkenal sebagai orang yang sabar dalam menghadapi anak didiknya dan selalu bijaksana dalam mengambil setiap keputusan. 3.
Bapak R sarjono, berusia 54 tahun, beliau berstatus sebagai pegawai swasta Staff ekspedisi. Aktivitas setiap harinya berangkat ke kantor dan langsung melihat barang yang harus di cek. Dan pak sarjono ini menyukai kedisiplinan agar dalam pekerjaan selalu bisa berjalan dengan baik dan tepat waktu.
4.
Ibu Lydia, berusia 35 Tahun, berstatus sebagai ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang anak. Aktivitas sehari-harinya bangun pagi untuk mengurus anaknya sekolah dan menjalankan statusnya sebagai ibu rumah tangga. Serta ibu lydia ini memiliki kesibukan lain yaitu mempunyai katering makanan yang baru saja di rintisnya. Ibu lydia ini memang sosok ibu yang rajin dan cekatan dalam mengurus rumah tangganya, Dan selalu bersikap tegas dalam menghadapi anak-anaknya yang memang cukup aktif. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa para informan memiliki
latar belakang demografis (usia dan latar belakang pekerjaan) yang berbeda. Penentuan informan dilakukan secara acak, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih bervariasi. Selain itu, dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda akan memiliki perbedaan pula dalam hal pemikiran, cara pandang, dan pengetahuan antara informan satu dengan informan yang lain. Dengan demikian peneliti dapat memperoleh informasi mengenai persepsi pelanggan majalah panjebar semangat. Setiap informan dalam penelitian kualitatif
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
dianggap sebagai individu yang unik sehingga data didapatkan dari informan tidak dianggap mewakili pendapat umum secara keseluruhan. 4.2. Penyajian Data Pada bab ini akan disajikan uraian temuan-temuan yang diperoleh dari pengumpulan data penelitian. Penelitian dilakukan selama kurang lebih 4 bulan di Surabaya. Data diperoleh dengan melakukan observasi dan depth interview yang dilakukan terhadap pelanggan majalah panjebar semangat yang mengenal majalah berbahasa jawa ini. wawancara dilakukan untuk menggali informasi sebanyakbanyaknya dari informan, dan observasi dilakukan untuk mengamati perilaku dan perkembangan dari situasi yang diteliti itu sendiri. Data yang diperoleh tersebut akan disajikan secara deskriptif dan dianalisis dengan kualitatif sehingga diperoleh gambaran, jawaban serta kesimpulan dari pokok permasalahn yang diangkat. 4.2.1. Analisis Data Pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil wawancara peneliti dengan informan terkait dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti, diantaranya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49
4.2.2. Hasil Wawancara 4.2.2.1.Deskripsi Persepsi Pelanggan Secara Umum Terhadap Majalah Bahasa Jawa Panjebar Semangat Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil wawancara mendalam peneliti dengan beberapa informan terkait dengan pertanyaan umum seputar majalah bahasa jawa panjebar semangat. Diantaranya mengenai persepsi pelanggan yang ada di surabaya. Umumnya para informan yang berlangganan majalah bahasa jawa panjebar semangat dan mengetahui kekurangan ataupun kelebihan pada majalah berbahasa jawa ini. Berikut adaloah kutipan hasil wawancara tersebut : A. Mengapa memilih berlangganan di majalah Panjebar Semangat Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan informan yang memilih berlangganan di majalah panjebar semangat : “Yang pertama saya memang sejak kecil kenalnya Panjebar Semangat, yang kedua saya tertarik dengan motto nya yang suro diro jaya ningrat lebur ding panggastuti saya tertarik dengan kalimat itu, yang artinya keberanian, kejayaan, kakayaan itu akan hancur lebur dengan kebijaksanaan dan kasih sayang. Jadi dasar saya untuk mencintai majalah bahasa jawa Panjebar Semangat ini”.
Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat diketahui bahwa informan pertama yaitu bapak Sigit (57) tahun, berstatus pegawai perusahaan antangin di surabaya, yang memang aktifitasnya itu padat dan memang butuh hiburan atau kebutuhan batin dan memang pada dasarnya orang tua informan ini lebih dulu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
50
berlangganan dan memang terlahir di solo dan budaya jawa dikota tersebut lumayan melekat dan masih menjadi keharusan untuk mengetahui budaya jawa. Informasi yang berbeda juga di sampaikan oleh informan kedua yang memilih berlangganan majalah bahasa jawa panjebar semangat ini : “Ya..., menurut saya, saya pernah membaca jayabaya tapi kok lebih tertarik ke panjebar semangat yah...., rasanya lebih mudah dimengerti walaupun sama-sama majalah berbahasa jawa.”
Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat diketahui bahwa informan kedua yaitu ibu lies, (50) tahun, berstatus sebagai kepala sekolah dan juga guru sekolah dasar di surabaya. Aktivitasnya sebagai guru matematika yang sabar dan telaten dalam mengajarkan materi kepada murid didiknya. Menurut ibu lies ini lebih menyukai dan memilih berlangganan majalah panjebar semangat ini karena bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami dan dimengerti. Karena mudah dimengerti dan akan mudah juga untuk di aplikasikan kedalam kehidupan sosial yang memang ada dalam isi majalah ini yang bersifat mendidik dan unsurnya menyebarluasakan informasi. Informasi yang berbeda juga di sampaikan oleh informan ketiga yang memilih berlangganan majalah bahasa jawa panjebar semangat ini : “emm..., mengapa kok kita tetap eksis berlangganan majalah panjebar semangat. Disisi lain di media-media lain kita bisa mencari informasi lewat media tv, media internet, lewat media koran dan media lainnya. Tapi untuk majalah bahasa jawa panjebar semangat termasuk majalah yang unik. Di satu sisi dia mempertahankan budaya-budaya jawa, kalau lainnya mungkin saya tidak bisa menemukan itu.”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
51
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat diketahui bahwa pak sarjono, (54) tahun, berstatus sebagai pegawai swasta di ekspedisi. Yang sehari-harinya berkutat di pekerjaannya yang sangat padat tetapi tetap ingin mengetahui perkembangan dan isi majalah panjebar semangat setiap minggunya. Untuk itu pak sarjono ini memilih berlangganan karena memang ingin ikut tetap nguri-nguri kebudayaan jawa yang harus tetap dilestarikan Informasi yang berbeda juga di sampaikan oleh informan keempat yang memilih berlangganan majalah bahasa jawa anjebar semangat ini : “Karena pertama kali yang saya tau ya majalah panjebar semangat itu yang berbahasa jawa.” Berdasarkan kutipan di atas maka diketahui bahwa ibu lydia (35) tahun, berstatus sebagai ibu rumah tangga yang seharinya mengurus anak dan suami. Di sisi lain mempunyai kegiatan lain yang memang menjadi hobinya memasak membuka katering untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Dan dalam kehidupan ibu lydia ini memilih berlangganan majalah bahasa jawa panjebar semangat karena memang kenalnya hanya majalah ini karena bahasa nya yang menggunakan bahasa jawa. Hal ini tersebut menunjukan bahwa narasumber wawancara menjelaskan secara jelas kenapa memilih berlangganan majalah bahasa jawa panjebar semangat sesuai cerita yang memang menjadi alasan berlangganan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
52
B. Rubrik-Rubrik Yang Paling Disukai Oleh Para Pelanggan Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan informan mengenai rubrik yang paling digemari oleh para pelanggan dalam majalah panjebar semangat: “Banyak yah seperti misalnya yang berbau lelucon seperti opo tumon sangat menggelitik jadi untuk sekedar hiburan itu bagus sekali. Masih ada juga alaming lelembut itu juga bagus lalu cerita yang berbau sejarah itu saya suka sekali apalagi dengan beberapa kali munculnya tokoh-tokoh pewayangan ini sebenarnya ini sangat bagus untuk dibaca kalangan muda sekarang dan untuk di mengerti.”
Berdasarkan kutipan wawancara di atas dengan informan pertama yaitu bapak sigit. Bapak sigit mengungkapkan bahwa dirinya lebih mengunyai rubrikrubrik yang terkesan lucu dan nmenggelitik serta cerita yang berbau sejarah. Karena itu sebagai hiburan setiap minggunya dalam membaca majalah. Dalam pemilihan rubrik yang disukai pasti mempunyai pengaruh dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini hasil wawancara dari informan kedua tentang rubrik-rubrik yang paling disukai dalam majalah panjebar semangat: “Yang saya sukai itu gempilan sejarah, disitu saya bisa mendaatkan informasi berkaitan sejarah yang semestinya perlu kita ketahui.”
Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa informan kedua yaitu ibu lies ini lebih menyukai gempilan sejarah yang memang cerita-cerita tentang budaya jawa secara nyata.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
53
Berikut ini hasil wawancara dari informan ketiga tentang rubrik-rubrik yang paling disukai dalam majalah panjebar semangat : “Kalau rubrik-rubrik yang lain atau rubrik yang saya sukai mungkin alaming lelembut, itu yang paling sering pertama saya baca. Untuk yang lain-lainnya mungkin sudah ada di media-media lain ada. Tapi khusus untuk majalah ini, itu kelihatannya yang paling khas dari majalah panjebar semangat.”
Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa informan ketiga ini yaitu bapak sarjono lebih condong menyukai rubrik yang berbau misteri “alaming lelembut” pada majalah panjebar semangat. Berdasarkan hasil wawancara dari informan keempat tentang rubrik-rubrik yang paling disukai dalam majalah panjebar semangat : “Yang paling saya sukai rubrik cerita rakyat ataupun cerita sambung karena saya tau sedikit banyak itu tentang sejarah-sejarah jaman dahulu.”
Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa informan keempat yaitu ibu lydia sangat menyukai cerita sambung yang selalu di tunggu-tunggu cerita berikutnya di setiap minggunya. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pertama, kedua, ketiga dan keempat ini dapat disimpulkan bahwa keseluruhan pelanggan yang ada di surabaya khususnya memiliki rubrik yang selalu ditunggu-tunggu dan tak ingin ketinggalan di setiap minggunya. Dalam majalah panjebar semangat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
54
C. Keberadaan Majalah Panjebar Semangat Di Zaman Sekarang Dimata Pelanggan Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan pelanggan tentang keberadaan majalah panjebar semangat yang masih eksis hingga di Zaman sekarang : “Justru ini suatu peluang karna ketika banyak majalah yang berbau sok kekerasan dan bla bla bla dan kira-kira sungguh tidak pas untuk budaya saat ini justru panjebar semangat ini muncul mestinya harus lebih berani lagi untuk di eksploitasi sehingga untuk kaum muda ini semakin mengerti seperti apa sebenarnya budaya jawa itu sungguh-sungguh adin luhung, luhur sehingga namanya moral, namanya hura-hura sering diambil oleh anak muda generasi sekarang ini tidak akan terjadi dari ajaran pertama sudah muncul bahwa kekerasan itu akan hilang dengan adanya kasih sayang.”
Kutipan di atas berdasarkan hasil wawancara dengan informan pertama bapak sigit, justru sangat bangga dengan majalah bahasa jawa ini yang masih eksis hingga sekarang. Karena dijaman sekarang budaya jawa sudah mulai luntur. Karena penerus bangsapun seperti contohnya anak muda sekarang lebih condong menyukai hal hal baru seperti masuknya budaya lain di indonesia. Dengan bertahannya majalah ini anak muda mau belajar tentang kebudayaan jawa yang tidak kala bagus oleh budaya lain. “Memang majalah panjebar semangat benar-benar memikirkan persaingan, karena memang banyak sekali majalah-majalah yang bagus-bagus juga yang menawarkan berkaitan dengan informasi masa kini. Tetapi saya yakin untuk orang-orang yang menghargai kebudayaan jawa akan tetap teguh istilahnya itu memegang panjebar semangat harus benar-benar berani berinovasi supaya bisa bersiang dengan majalah-majalah lain.”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
55
Berdasarkam kutipan di atas dapat diketahui bahwa informan kedua bu lies yang memberikan pandangan berbeda. Sangat menghargai bertahannya majalah bahasa jawa ini dan satu penghargaan bagi budaya jawa masih menjadi budaya yang memang harus dipertahankan di masa saat ini. “Itu termasuk unik ya, dalam artian semua informasi yang saya dapat tapi untuk majalah yang satu ini saya sulit untuk meninggalkannya jadi kelihatannya unik karena bahasanya jawa tradisional.”
Bahwa informan ketiga pak sarjono sangat menjunjung tinggi budaya jawa dan sangat unik sekali majalah bahasa jawa bisa mampu bersaing hingga saat ini. “Menurut saya bagus, karena dijaman sekarang masih banyak yang belum mengenal. Dari situ dengan adanya majalah panjebar semangat ini agar lebih di kenal luas di masyarakat.”
Bahwa informan keempat ibu lydia ini sangat setuju dengan bertahannya majalah bahasa jawa panjebar semangat ini, untuk lebih menolong budaya jawa agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Pandangan yang disampaikan oleh pelanggan di atas ini sama-sama setuju dan bangga dengan majalah bahasa jawa ini ytang memang perlu di acungin jempol masih mampu bersaing di masa sekarang dan tetap menjunjung tinggi nilai budaya jawa dalam majalah panjebar semangat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
56
D. Saran Yang ingin Disampaikan Pelanggan Untuk Perkembangan dan Kemajuan Majalah Panjebar Semangat Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan pelanggan mengenai saran yang diberikan untuk kemajuan dan perkembangan majalah panjebar semangat: “Yang pertama itu tentunya majalah panjebar semangat harus lebih berani untuk tampil beda baik untuk perbaikan covernya, kertasnya dan sebagainya. Lalu yang keduanya isinya lebih pas lagi khususnya berkaitan dengan sejarah yang tentang pewayangan, pahlawan dan majalah Panjebar Semangat terbitnya itu di surabaya yang di motori oleh Dr. Soetomo. Nah dikota pahlawan ini justru panjebar semangat ini eksis sejak tahun 1933 tidakn salah sampai sekarang kan alangkah baiknya panjebar semangat lebih mengedepankan tentang kepahlawanan yang ada di surabaya maupun di daerah lain. Lalu hyang keduanya itu ya mesti harus berani bersaing ya dan sering kali muncul, tampil misalnya ada pameran gitu. Syukur-syukur kalau di perpustakaan itu disediakan majalah panjebar semangat seperti di kelurahan, sekolahan, RT RW juga bagus untuk di masukin panjebar semangat. Antara lain begitu.”
Berdasarkan hasil kutipan wawancara di atas maka dapat di ketahui bahwa informan pertama pak sigit ini ingin majalah panjebar semangat ini lebih meluas dan makin berani bersaing lebih ketat lagi jika ingin lebih dikenal secara meluas. ”Saya tetap berharap didalam inovasi majalah panjebar semangat tetap mengutamakan adi luhungnya budaya jawa. Jadi tetap menjaga kesopanan atau jangan sampai menghilangkan citra budaya jawa itu sendiri di dalam isi maupun penampilan yang disuguhkan oleh majalah panjebar semangat.”
Berdasarkan hasil kutipan wawancara di atas maka saran yang diberikan oleh informan kedua ibu lies ini lebih menekankan pada selalu dan tetap menjunjung tinggi nilai budaya dan nilai kesopanan. Serta lebih berani berinovasi dalam berkarya sehingga yang disuguhkan ini tidak monoton dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
57
selalu mempunyai sesuatu yang baru dalam majalah bahasa jawab panjebar semangat ini. “Mungkin yah..., saya ingin sarankan untuk majalah panjebar semangat kan harganya yah tergantunga dari isi kantong masing-masing, tapi bagi saya harga segitu 9.500 yah itu sudah termasuk murah jadi kalau emm... minat baca itu tinggi untuk penerbitnya bisa leluasa dalam hal untuk mempercantik ataupun lebih eksisnya majalah panjebar semangat kan dia punya cara ya yang dengan harga sekian dia sudah termasuk baguslah. Untuk saat ini majalah yang saya baca kalau orang lihat kurang menarik dalam arti kurang baguslah, tapi saya cari memang isi ataupun bobot dari majalah tersebut. Dan majalah panjebar semangat sendiri terlihat sangat berjuang untuk tetap eksis.
Berdasarkan hasil kutipan wawancara informan ke tiga pak sarjono ini mempunyai saran untuk majalah panjebar semangat ini agar selalu mempunyai pembahasan yang berbobot dan bernilai tinggi dari situ juga minat baca bisa nmeningkat. “Kalau menurut saya kertasnya aja yang dibikin bagusan dikit, kalau lainnya siih sudah oke.”
Berdasarkan hasil wawancara dari informan ke empat ini sangat sederhana sekali, karena inti dari majalah ini adalah tentang kertas yang memang selalu menjadi unsur saran agar bisa diganti dengan kertas yang lebih bagusan itu juga sangat penting untuk menunjang pelanggan dalam membacanya. Berdasarkan rangkuman dari semua informan tentang keberadaannya majalah bahasa jawa ini yang masih eksis di era sekarang. Semuanya memiliki saran-saran yang membangun untuk perkembangan majalah panjebar semangat di masa depan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
58
E. Persepsi Pelanggan Secara Keseluruhan Tentang Majalah Panjebar Semangat. Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan pelanggan mengenai persepsi secara keseluruhan tentang majalah bahasa jawa panjebar semangat: “Desain memang sangat sederhana tapi, mulai dari tampilannya bagus dan memang mempunyai arti tersendiri tampilan itu. Kalau soal bagusnya ya pasti sudah kalah dengan majalah lain dengan harga segitu kita bisa bilang apa”. “Jika berbicara tentang isinya, kalau ngomong soal isi saya suka dari awal hingga akhir karena isinya tidak pernah berubah. Intinya dari tidak pernah berubah itu ada banyak manfaat yang kita ambil disitu dari jaman dahulu hingga sekarang juga mengutarakan hati nurani rakyat bisa tampil disitu”. “jika berbicara tentang rubrik, kalau soal yang lain seperti rubrik itu sampai sekarang masih banyak yang saya ingat. Seperti opo tumon yang menggelitik itu pasti, lalu ada cerita sejarah yang bagus untuk anak-anak muda dan mereka juga akan mengerti. Disisi lain juga manampilkan kepahlawanan negara itu bagaimana”.
Berdasarkan kutipan wawancara dengan pelanggan yang pertama bernama bapak sigit Yang berstatus pelanggan lama. Yang mampu menguraikan secara detail tentang kondisi majalah bahasa jawa panjebar semangat. “Desain majalah bahasa jawa panjebar semangat harusnya bisa dipikirkan untuk lebih menarik karena di jaman yang sudah seperti ini panjebar semangat itu termasuk majalah yang lembar perlembarnya itu memakai kertas yang tidak mengkilat, jadi sebenernya sih kurang menarik kalau dibandingkan dengan majalah-majalah yang sudah top sekarang”. “Isinya, kalau isinya itu saya seneng yaitu orang jawa yang merasa dengan majalah panjebar ada itu bisa terjaga dengan didilamnya ada bermacammacam yang membuat majalah panjebar semangat variatif didalamnya menampilkan kebudayaan jawa. Karena didalamnya itu ada geguritan, cerita pendeknya juga gempilan sejarah itu sangat bagus”. “Rubrik, memang dipakai dirubrik-rubrik itu seperti yang saya sampaikan macam-macam ada yang saya sukai ada juga yang kurang saya sukai, tapi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
59
karena kita itu bahwa majalah panjebar semangat itu maunya itu menfasilitasi banyak orang mungkin saya sendiri disini tidak suka salah satunya rubrik yang berbau misteri.”
Berdasarkan kutipan wawancara dengan pelanggan kedua yang bernama ibu lies yang berstatus pelanggan baru. Yang sudah bisa memberikan persepsi secara pandangan pribadi yang sesuai dengan kenyataan yang benar. “Desain saya rasaa sangat sederhana tapi, memang melambangkan majalah panjebar semangat itu orang-orang bisa mengatakan itu tempo jowo. Jadi desainnya itu persis tempo jadikan merahnya itu tidak pernah hilang.” “ kalau saya pribadi isi itu termasuk ada ke khususan tersendiri jadi kalau media-media lain itu gimana gitu. Tapi untuk majalah panjebar semangat ini itu sepertinya adem. Karena disini juga menggali budaya serta menjadi sejarah.” “ Kalau saya memang sukanya alaming lelembut, cerita sejarah yang dulu kita memang pernah belajar tapi dengan adanya ulasan-ulasan di majalah panjebar semangat adalah tentang sejarah agar kita bisa menginggat kemabali.pada akhirnya kita menerangkan untuk anak-anak kita memang ada manfaatnya belajar sejarah.” Berdasarkan kutipan wawancara dengan pelanggan ketiga yang bernama sarjono yang berstatus menjadi pelanggan lama. “Kalau persepsi saya tentang desainnya sudah bagus, tapi kalau kertasnya di bikin agak tebalan lagi. Jadi lebih bisa bagus lagi.” “Tentang rubrik sendiri, alaming lelembut, karena cara penyajian cerita itu sangat menghibur dan memang saya butuh hiburan yang bagus.” “Dari sisi isinya itu sendiri tetap bagus dan sangat bisa dijadikan teman akrab setiap minggu sekali.” Berdasarkan kutipan wawancara dengan pelanggan keempat yang bernama ibu lydia wuri handayani yang berstatus menjadi pelanggan baru.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
60
4.3. Pembahasan Secara umum persepsi diartikan sebagai suatu proses dimana individu menyadari akan aspek lingkunganya. Persepsi akan timbuln karena adanya rangsangan dari luar. Rangsangan tersebut akan diseleksi dan diorganisir oleh setiap diri individu dengan caranya sendiri berdasarkan pengalamannya. Oleh karena itu persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Persepsi bersifat subjektif dan tidak dapat menjadi cermin realitas yang terjadi di masyarakat. Pola – pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas (sosial) yang telah dipelajari sebelumnya. Menurut Gudy Kunst dan Kim dalam Mulyana (2001:158) bahwa persepsi manusia terhadap seseorang objek atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal – hal itu berdasarkan pengalaman dan pembelajaran masa lalu mereka berkaitan dengan orang. Objek satu kejadian yang serupa. Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek yang jelas akan membuat seseorang akan menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau penagalaman yang mirip. Hal tersebut membuat seseorang terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu, sehingga seseorang sering gagal mempersepsi perbedaan yang sama dalam suatu objek lain yang mirip . manusia cenderung memperlakukan objek tersebut seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut. Persepsi pelanggan tentang majalah bahasa jawa panjebar semangat secara keseluruhan ini sudah banyak memberikan jawaban yang positif untuk majalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
61
ini. Persepsi yang diungkapkan oleh informan pertama ini lebih memang mengakui bahwa tampilan majalah ini kurang menarik, tetapi yang terpenting dalam sebuah majalah adalah isinya yang berbobot dan mendidik itu yang lebih penting. Namun informan kedua memiliki tanggapan yang lain, seperti ingin ada tambahan mengenai rubrik yang banyak diminati seperti rubrik memasak. Karena masakan jawa juga penting di lestarikan dan dipelajari, karena ini juga bisa dikatakan untuk proses membudayakan budaya jawa lewat memasak adalah kegiatan sehari-hari yang selalu di kerjakan. Namun persepsi yang diberikan oleh informan ketiga, lebih terasa jelas bahwa memang majalah bahasa jawa panjebar semangat ini harus lebih d lestarikan dan pantas masuk muri di indonesia. Karena umur yang hampir memasukin 80 tahun ini memang sebuah perjalanan mempertahankan budaya jawa lewat media cetak ini terbukti bahwa masih mampu bersaing di era sekarang. Yang memang persaingannya lebih ketat dan secara jelas lebih majalah yang memakai bahasa indonesia ini lebih mendominasi pasar. Karena majalah bahasa jawa sudah jarang yang menggunakannya. Tetapi majalah bahasa jawa ini tidak kalah dalam konteks isinya karna yang memang mempunyai ciri khas tersendiri dan memang rubrik-rubrik yang disuguhkan unik. Namun informan ke empat memberikan sedikit penjelasan agar majalah panjebar semangat ini tetap melestarikan budaya jawa lewati media cetak ini karena masih banyak anak muda yang belum mengenal atau mengetahui tentang budaya jawa yang masih dilestarikan lewat majalah ini. Dan tidak lupa juga mencantumkan tentang proses pengiriman atau servis yang sudah diberikan. Rata-rata pelanggan yang berada di
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
62
surabaya ini jarang mendapati keterlambatan pengiriman majalah. Semua pelanggan memaklumi jika ada keterlambatan sekali maupun dua kali, karena itu manusiawi. Dengan demikian, persepsi yang diberikan oleh pelanggan ini sesuai dengan teori atribusi. Teori atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat perilakunya yang tampak. ada 2 macam teori atribusi ini yaitu kausalitas dan kejujuran. Oleh sebab itu persepsi pelanggan ini termasuk teori atribusi kejujuran dalam menyampaikan informasi kepada peneliti secara jujur dan jelas.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Persepsi yang diberikan oleh para informan yang didapatkan dengan cara wawancara ini memang lebih memudahkan untuk mendapatkan jawaban yang secara rinci, karena informan itu sendiri adalah pelanggan. Karena pelanggan yang lebih bisa mengenal luar dalam majalah bahasa jawa panjebar semangat. Persepsi pelanggan terhadap majalah bahasa jawa panjebar semangat ini sangat positif, dari berbagai pendapat dan saran yang diberikan selalu mengandung unsur yang bermaksud untuk membangun dan perkembangan majalah dimasa datang.
Berpikir positif adalah proses memilih emosi positif dan menerapkannya pada persepsi dan keyakinan. Tujuan berpikir positif adalah untuk menciptakan cara pandang yang diterjemahkan ke dalam kenyataan atau realitas yang baru atau realitas yang lebih baik. (http://suksesitubebas.com/2013/01/28/apa-itu-berpikirpositif/) 10/07/13
Unsur-unsur positif yang diberikan pelanggan kepada majalah bahasa jawa Panjebar Semangat di surabaya ini, selalu menjunjung tinggi nilai budaya jawa agar tidak luntur dengan cara membaca majalah panjebar semangat ini. Dan tetap ingin majalah ini eksis di masa-masa yang tidak mudah untuk bertahan, karena persaingan ketat dengan media-media lain. Dan selalu menginginkan agar majalah
63 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
64
panjebar semangat ini melakukan inovasi dan lebih berani bersaing lagi dengan kondisi yang ketat sekarang. Karena media-media lain mempunyai ciri khas masing-masing. Maka gambaran persepsi dalam setiap pelanggan itu sama positif tetapi memiliki porsi yang berbeda dalam memberikan jawaban dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Dari pelanggan yang pertama bernama pak sigit ini lebih mengarah kepada positif yang lebih cenderung untuk menjaga majalah panjebar semangat ini agar tetap eksis. Karena memang sulit di pungkiri bahwa dalam setiap ada perubahan pasti yang lamapun lebih mudah tertinggal dan tergursur. Pelanggan ini sudah tercatat sebagai pelanggan lama dan memang sudah mengenal. Pelanggan kedua yang bernama ibu lies ini lebih mengarah pada positif yang ingin adanya perubahan yang berarti dalam majalah panjebar semangat ini. agar bisa menjadi berkualitas. Meskipun pelanggan ini yang masih tercatat sebagai pelanggan baru sudah menginginkan perubahan yang berarti. Pelanggan ketiga ini yang bernama pak sarjono ini lebih mengarah pada positif yang selalu menjunjung tinggi dan rasa sebagai orang jawa yang ini terus menggali budaya. Serta pelanggan yang keempat ini yang bernama ibu Lydia wuri memang memberikan persepsi yang positif, tetapi tidak bisa memberikan penjelas yang lengkap. Yang memang tercatat pelanggan baru.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
65
5.2. Saran Dari hasil yang diperoleh atas penelitian ini, penelitian memberikan saran bagi beberapa pihak, yaitu sebagai berikut : 1. Bagi Pelanggan Lama Pelanggan lama atau lebih dikenal dengan pelanggan yang fanatik terhadap majalah ini karena unsur budaya jawa. Agar budaya ini tidak hilang ditelan masa begitu saja, pelanggan lama ini harus tepat selalu nguri-nguri dalam membantu pelestarian budaya jawa agar tetap bisa diturunkan kepada anak dan cucunya kelak. 2. Bagi Pelanggan Baru Pelanggan baru ini berlangganan berumur dibawah 10 tahun oleh sebab itu untuk lebih memahami budaya jawa agar lebih memahami isi dari majalah bahasa jawa ini sebagai salah satu sarana untuk melestarikan. Karena pelanggan baru rentan dan mudah berpaling karena banyak penawaran menarik dari media-media lain. Diharapkan selalu bisa setia untuk berlangganan karena dengan adanya orang lain tau bisa lebih mudah untuk memperkenalkannya di khalayak lainnya. 3. Bagi Majalah Panjebar Semangat Penting bagi pihak para pengurus majalah ini untuk memperhatikan kebutuhan semua pelanggan dan selalu menjaga kepercayaan dan diberikan oleh pelanggan. Selalu membuka pintu besar bagi pelanggan yang ingin memberikan kritik dan saran untuk kemajuan majalah bahasa jawa Panjebar Semangat. Oleh sebab itu diharapkan redaksi majalah panjebar semangat tetap
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
66
mempertahankan rubrik yang banyak diminati jika ada saran penambahan rubrik bisa di pertimbangkan lagi. Karena kebutuhan pelanggan ingin dipenuhi dengan cara memberi saran dan kritik yang membangun. Bahwa majalah ini harus lebih berani maju lagi jika ingin lebih banyak dikenal oleh masyarakat secara keseluruhan. Dan perkembangan majalah ini sendiri tergantung kualitas isinya yang tetap mendukung para pelanggan agar tetap setia dan bertahan. Dan juga harus lebih berani berinovasi dalam bentuk kualitas kertas yang agak tebalan dan berwarna mungkin bisa meningkatkan para pembaca karena itu menjadi faktor penting serta isinya lebih berani tampil bervariasi agar setiap minggunya bisa memberikan suatu komentar dengan perubahan yang dilakukan. Bersaing secara ketat dengan media lain itu cara awal agar tidak mudah tergeser oleh media lain. Karena setiap perubahan itu sangat pengaruh besar.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU : Denis McQuail 1987, Teori Komunikasi Massa suatu pengantar, Jakarta, Erlangga. Deddy Mulyana 2003, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Bandung,Rosdakarya. Marhaeni Fajar 2009, Ilmu Komunikasi Teori & Praktik, Yogyakarta, Graha Ilmu. Rachmat Kriyantono 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana. Alex Sobur 2003, Psikologi Umum, Bandung, Pustaka Setia. Burhan Bungin 2006, Sosiologi Komunikasi, Jakarta, Prenada Media Group. Alo Liliweri 2011, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Jakarta, Prenada Media Group.
Lexy J Moleong 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya. Gibson James L 1989, Organisasi dan Management Perilaku, Jakarta, Erlangga
Jurnal Ilmiah SCRIPTURA, Vol 1, No.2, Juli 2007, ISSN : 1978-385X, Oleh Universitas Kristen Petra Surabaya, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi. Jurnal ilmiah KALAMSIASI, Vol 2 no 2, September 2009, ISSN 1412-7695.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
NON BUKU : http://id.m.wikipedia.org/wiki/majalah http://www.pengertiandefinisi.com/2012/01/pengertian-persepsi.html http://www.ut.ac.id/html/suplemen/skom4315/1c1.htm http://www.artikata.com./arti-369780-pelanggan http://www.jim-zam.com/model-model-teknik-analisis-data-penelitian-kualitatif/ http://ribuanpengunjung.wordpress.com/2009/12/28/definisi-pelanggan-dan-jenispelanggan/ http://www.wikipedia.org/wiki/Panjebar_Semangat http://suksesitubebas.com/2013/01/28/apa-itu-berpikir-positif/
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.