BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Usaha Kecil dan Menengah Batasan klasifikasi usaha Kecil dan Menengah (UKM) penting untuk diketahui agar bantuan, fasilitas maupun program yang akan diberikan oleh pemerintah atau lembaga lainnnya dapat tepat sasaran. Beberapa lembaga mendefinisikan kriteria usaha kecil dan menengah tersebut sebagai berikut (Tanjung, 2008). 1) Kriteria Usaha Kecil dan Menengah Menurut Worl Bank. Menurut Worl Bank usaha kecil dan menengah dikelompkkan menjadi tiga kelompok. (1) Medium Enterprise, dengan kriteria: a) jumlah karyawan maksimal 300 orang, b) pendapatan setahun hingga $ 15 juta, c) jumlah asset hingga sejumlah $ 15 juta. (2) Small Enterprise, dengan kriteria: a) jumlah karyawan maksimal 30 orang, b) pendapatan setahun hingga $ 3 juta, c) jumlah asset hingga sejumlah $ 3 juta. (3) Micro Enterprise, dengan kriteria: a) jumlah karyawan maksimal 10 orang, b) pendapatan setahun hingga $ 10 ribu,

14

c) jumlah asset hingga sejumlah $ 100 ribu. 2) Biro Pusat Statistik (BPS) mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu : (1) industri rumah tangga dengan pekrja 1- 4 orang, (2) industri kecil dengan pekerja 5- 19 orang, (3) industri menengah dengan pekerja 20- 99 orang atau lebih. Dalam Undang- Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memuat pengertian dan batasan mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah. Uraian mengenai pengertian dan batasan tersebut dapat dilihat di bawah ini. 1) Usaha Mikro (1) Definisi Usaha Mikro Definisi usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenui kriteria usaha mikro, yaitu: a) memiliki kekayaan bersih paling banyak RP 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

15

(2) Ciri- ciri Usaha Mikro Ditinjau berdasarkan aspek permodalan, usaha mikro berbeda dengan usaha kecil maupun usaha menengah. Adapun ciri- ciri usaha mikro menurut Tanjung (2008) adalah: a) jenis barang/ komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu- waktu dapat berganti, b) tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu- waktu dapat pindah tempat, c) belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha, d) sumber daya manusia (pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai), e) tingkat pendidikan rata- rata relatif sangat rendah, f) umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank, g) umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Meskipun demikian, usaha mikro memiliki kelebihan sebagai berikut : a) perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuan menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang, b) tidak sensitif terhadap suku bunga, c) tetap berkembang walaupun dalam situasi krisis ekonomi dan moneter,

16

d) pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat. 2) Usaha Kecil (1) Definisi Usaha kecil Definisi usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria usaha kecil yaitu: a) memiliki kekayaan lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). (2) Ciri- ciri Usaha Kecil Ciri- ciri usaha kecil menurut Tanjung (2008), antara lain: a) jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tidak gampang berubah, b) lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap dan tidak berpindah- pindah,

17

c) pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha, d) sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP, e) sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha, f) sebagian sudah akses ke pasar perbankan dalam hal keperluan modal, g) sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha yang baik seperti business planning. Selanjutnya dikemukakan bahwa karakteristik dari usaha kecil pada umumnya adalah: a) dikelola oleh pemiliknya, b) modal terbatas, c) jumlah tenaga kerja terbatas, d) berbasis keluarga atau rumah tangga, e) lemah dalam pembukuan, f) manajemen usaha sangat tergantung pada pemilik. 3) Usaha Menengah (1) Definisi Usaha Menengah Definisi usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

18

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih dan hasil penjualan setiap tahunnya, yaitu sebagai berikut. a) Memiliki kekayaan lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). (2) Ciri- ciri Usaha Menengah Secara umum ciri- ciri Usaha Menengah menurut Tanjung (2008) meliputi: a) umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara yang lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi, b) telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan, c) telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dan lain sebagainya,

19

d) sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dan lain- lain, e) sudah memiliki akses terhadap sumber- sumber pendanaan perbankan, f) umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik. Secara umum pengertian UKM adalah usaha yang memproduksi barang dan jasa yang menggunakan bahan baku utama berbasis pada pendayagunaan sumber daya alam, bakat dan karya seni tradisional dari daerah setempat. Adapun ciri- ciri UKM meliputi: 1) bahan baku mudah diperoleh, 2) menggunakan teknologi sederhana sehingga mudah dilakukan alih teknologi, 3) ketrampilan dasar umumnya sudah dimiliki secara turun temurun, 4) bersifat padat karya atau menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, 5) peluang pasar cukup luas, sebagian besar produknya terserap di pasar lokal/ domestik dan tidak tertutup sebagian lainnya berpotensi diekspor, 6) beberapa komoditi tertentu memiliki ciri khas terkait dengan karya seni budaya daerah setempat, 7) melibatkan masyarakat ekonomi lemah setempat, 8) secara ekonomis menguntungkan. Untuk kriteria UKM yang penulis gunakan adalah yang berdasarkan Biro Pusat Statistik yaitu pengklasifikasian industri berdasarkan jumlah tenaga kerja.

20

2.1.2 Peran UKM Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia Berdasarkan hasil penelitian Bapedda Provinsi Bali, kebijakan ekonomi kedepan harus didesain kearah penguatan UKM, sehingga mampu menekan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan. Pemerintah perlu melakukan promosi besar untuk mengarahkan masyarakat bahwa wiraswasta mempunyai kedudukan sama dengan menjadi Pegawai Negeri, memberikan pelatihan pemasaran, bagaimana UKM bisa mengakses pasar internasional. UKM dapat dikatakan sebagai “tulang punggung” perekonomian Indonesia, program ini dapat meningkatkan dan mengembangkan dunia usaha terutama usaha kecil dan menengah. Krisis ekonomi yang memporak- porandakan perekonomian nasional tahun 1997 yang lalu membangkitkan kesadaran pentingnya peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai “tulang punggung” perekonomian Indonesia (Anonym, 2006:13). Peranan UKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. Dimasa kini dan masa depan peran UKM tentu makin penting. Beberapa argumen yang menjadikan mengapa keberadaan UKM sangat penting bagi Negara Indonesia adalah: (1) pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi; (2) ketimpangan pendapatan masyarakat yang cukup besar, demikian juga ketimpangan pembangunan antara desa- kota; (3) bahan baku industri yang diimpor masih relatif besar, UKM diharapkan mampu memproduksi barang-

21

barang substitusi impor; (4) di masa depan UKM diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan ekspor (Sulistyastuti,2004:152). Peranan UKM patut diakui untuk menyediakan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi maupun pemerataan pendapatan serta motor penggerak ekspor non migas. Pembangunan UKM yang progresif dimungkinkan karena berbagai faktor, yaitu: 1) sebagian besar UKM mengandalkan bahan baku lokal untuk membangun usahanya, 2) tidak memerlukan sumber daya terlatih, 3) perkembangan teknologi yang bersifat spesifik lokasi akan membantu meningkatkan efisiensi daya saing, 4) fluktuasi nilai tukar Dolar Amerika terhadap Rupiah tidak mempengaruhi proses produksi karena bahan baku lokal. Dengan adanya pembangunan UKM yang progresif diharapkan UKM sangat berperan di dalam perekonomian Indonesia yang didasarkan atas realitas, antara lain: 1) UKM merupakan sektor ekonomi yang telah terbukti tangguh dan penyangga terakhir dan menyelamatkan perekonomian Indonesia dari kebangkrutan, 2) sektor UKM sangat kuat di dalam menghadapi dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan yang belum pulih, 3) jenis usaha yang tidak berbadan hukum ini akan menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi regional maupun nasional.

22

2.1.3 Pendapatan Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi atas pengorbanannya dalam produksi. Masing- masing faktor produksi seperti tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah/gaji, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, serta keahlian termasuk para enterprenuer akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba (Sukirno,2004). BPS Provinsi Bali (2008;4-5), mengukur pendapatan masyarakat bukanlah pekerjaan mudah, oleh karena itu BPS melakukan perhitungan pendapatan dengan menggunakan pengeluaran atau konsumsi masyarakat. Hal ini disadari oleh paragdima bahwa apabila pendapatan mengalami kenaikan maka akan diikuti oleh berbagai kebutuhan yang semakin banyak sehingga menuntut pengeluaran yang semakin tinggi pula. Menurut Sunuharyo

(1982), dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja,

pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan tenaga kerja (labour income),sedangkan pendapatan dari selain tenaga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non labour income). Dalam kenyataannya membedakan antara pendapatan tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah selalu mudah dilakukan. Sedangkan konsep perhitungan pendapatan menurut Putong (2000:13) dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:

23

1) Pendekatan produksi (production approach), yaitu dengan menghitung seluruh nilai tambah produksi barang atau jasa yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu. 2) Pendekatan pendapatan (income approach), yaitu dengan menghitung seluruh nilai balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi dalam kurun waktu tertentu. 3) Pendekatan

pengeluaran

(expenditures

approach),

yaitu

dengan

menghitung seluruh pengeluaran dalam kurun waktu tertentu. Pendapatan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan ekonomi masyarakat yang sering digunakan dalam melihat keberhasilan suatu proses pembangunan. Dalam penelitian ini yang digunakan dalam sebagai tolak ukur pendapatan jumlah omset penjualan UKM tersebut sebelum dan setelah terdaftar sebagai anggota E-Commerce. 2.1.4 Kesempatan Kerja Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesepatan kerja, dengan demikian dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, ketrampilan dan bakatnya masing- masing. Kesempatan kerja (demand

24

for labour) adalah suatu keadaan yang menggambarkan atau ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para pencari kerja), dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Sementara itu, angkatan kerja (labour force) didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari pekerjaan yang produktif. Bisa juga disebut sumber daya manusia. Banyak sedikitnya angkatan kerja tergantung komposisi jumlah penduduknya. Kenaikan jumlah penduduk terutama termasuk golongan usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan akan mampu memacu meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Menurut Todaro (2000;300-301), secara umum kenaikkan produktivitas kerja merupakan suatu yang sangat diinginkan. Namun lebih dari itu, yang sebenarnya didambakan adalah kenaikkan hasil atau output per unit dari seluruh sumber daya. Tingkat produktivitas dari tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui beberapa mekanisme, beberapa diantaranya bersifat positif bagi peningkatan produktivitas. 2.1.5 Program E-Commerce Di era globalisasi, teknologi informasi berperan sangat penting. Dengan menguasai teknologi dan informasi, kita memiliki modal yang cukup untuk menjadi pemenang dalam persaingan global. Di era globalisasi, tidak menguasai teknologi informasi identik dengan buta huruf. Teknologi informasi telah merambah disetiap sisi kehidupan manusia. Mulai dari data kependudukan,

25

pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri sampai hiburan. Keberadaan teknlogi informasi ini tentunya memberikan banyak peluang bagi yang bisa memanfaatkannya. Di bidang perdagangan pemanfaatan teknologi informasi lebih dikenal dengan istilah electronic commerce atau E-Commerce. Aplikasi E-Commerce antara lain melalui home page internet, electronic publishing and advertising, again ectronic retailing, electronic custumer channels, Electronic Data Interchage (EDI), networked data warehousing and mining, loosely- coupled business process networks dan contoh- contoh lainnya dalam dunia bisnis. ECommerce telah memberikan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan tata sosial dan ekonomi masyarakat. E-Commerce telah menjadi bagian yang penting dari sektor bisnis karena dengan adanya E-Commerce ini, biaya operasional bisa dikurangi agar bisa bersaing dan berjuang dengan semakin banyaknya permintaan yang mengharuskan pelayanan lebih cepat dan akurat. E-Commerce dapat memberikan berbagai keuntungan seperti tumbuhnya bisnis- bisnis baru, meningkatnya jaringan atau jangkauan pemasaran, rendahnya biaya operasional, berkurangnya rantai birokrasi dan masih banyak keuntungan lainnya. Selain keuntungan bagi pihak produsen, pihak pembeli atau konsumen pun ikut merasakan dampak adanya E-Commerce antara lain menurunkan harga jual produk, meningkatkan daya kompetisi jual, meningkatkan produktivitas pembeli, manajemen informasi yang lebih baik, mengurangi biaya dan waktu pengadaan barang atau jasa serta kendali inventori barang yang lebih baik.

26

Begitu banyaknya manfaat yang diberikan oleh teknologi informasi atau E-Commerce bagi usaha terutama dalam promosi dan perluasan jangkauan pemasaran, namun tidak sepenuhnya disadari oleh masyarakat pengusaha kita. Bagi sebagian kalangan, teknologi informasi masih merupakan barang baru, terkesan mahal, rumit dan memerlukan tingkat pengetahuan yang tinggi. Pemikiran ini ada terutama pada pengusaha kecil dan menengah. Karakteristik pengusaha kecil dan menengah terkadang memang hanya berorientasi pada produksi dan pemenuhan jangka pendek, bukan pada permintaan pasar terutama yang berhubungan dengan pangsa pasar yang lebih luas. Informasi tentang manajemen usaha yang lebih baik, teknik- teknik produksi yang lebih tepat guna serta peluang- peluang perluasan pangsa pasar yang dapat diperoleh melalui internet dan media teknologi informasi lain terkadang luput dari perhatian mereka. Apabila pemahaman ini dibiarkan, masyarakat pengusaha kita akan semakin tertinggal. Di Kota Denpasar sendiri, perkembangan unit usaha industri dan dagang didominasi oleh usaha kecil dan menengah. Pada tahun 2005 tercatat jumlah industri kecil dan menegah sebanyak 2.753 unit usaha dan usaha dagang kecil dan menengah sebanyak 15.860 unit usaha (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar). Produk- produk unggulan yang dimiliki Kota Denpasar antara lain. 1) Tekstil dan produk tekstil dengan jenis komoditi seperti pakaian, tenun ikat, sarung, batik, dll.

27

2) Kerajinan kayu dengan produksi berbagai jenis patung tradisional, antic primitive, kipas kayu, dll. 3) Kerajinan batok kelapa dengan produksi dinner set, meja, kursi, dulang, dll. 4) Furniture dan komponen rumah jadi dengan beragam desain. 5) Kerajinan perak dengan produksi berjenis- jenis aksesoris perak dan perlengkapan upacara. 6) Kerajinan anyaman bambu berupa kap lampu, tempat kue, dll. 7) Kerajinan dari logam antara lain pande besi, gong, mesin, alat rumah tangga dan pertanian, ornamen dari logam, dll. 8) Kerajinan keramik/ tera kota/ gerabah. 9) Dupa, aroma terapi, lulur tradisional dan produk spa lainnya. Produk-produk unggulan tersebut diproduksi oleh pengusaha kecil dan menengah Kota Denpasar dan kesemuanya memiliki prospek ekspor yang menjanjikan. Berbagai upaya promosi perdagangan konvensional telah ditempuh baik melalui fasilitas Pemerintah Kota Denpasar, maupun secara swadaya oleh masingmasing pengusaha. Promosi yang dilakukan atara lain pembuatan brosur, VCD company commodity profil, keikutsetraan dalam event- event pameran bertaraf lokal sampai internasional mulai dari Pameran Produk Ekspor, Jakarta trade Expo, BIG & BIH Thailand dan lain sebagainya. Namun masih sedikit promosi yang dilakukan dengan menggunakan media teknologi informasi. Padahal jangkauan promosi perdangangan yang diberikan sangat luas dan informasi yang dapat diperoleh didalamnya sangat beragam. Demikian juga pengusaha di Kota

28

Denpasar hanya beberapa saja yang memiliki home page sendiri untuk mempromosikan produk maupun profil usaha guna memperluas pangsa pasar. Kondisi inilah yang mendasari Pemerintah Kota Denpasar berusaha merubah pola pikir pengusaha kecil dan menengah agar menggunakan media teknologi informasi melalui internet untuk mempromosikan usaha dan produknya sekaligus memperoleh informasi pengembangan usaha. Program inovasi yang diambil oleh Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah membangun Aplikasi Sistem Informasi Perindustrian dan Perdagangan

Berbasis

Web

dan

GIS

dengan

alamat

portal

www.balidenpasartranding.com. Di dalam penetapan program inovasi yaitu pembuatan program Aplikasi Sistem informasi Perindustrian dan Perdagangan berbasis WEB dan GIS dengan alamat portal www.balidenpasartranding.com atau lebih dikenal dengan ECommerce Kota Denpasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar berpijak pada Rencana Strategis (Renstra) 2006 s/d 2010 dimana program ini bertujuan untuk mewujudkan UKM Indag yang mampu memanfaatkan IT sebagai sarana promosi dan transaksi pemasaran. Hal ini diperkuat dengan penetapan sasaran yaitu berkembangnya perdagangan maya produk UKM dan meningkatnya kesadaran UKM untuk berpromosi. Indikator sasaran ini adalah presentase pertambahan jumlah UKM undag yang memiliki website. Dalam penetapan strategi, kebijakan yang diambil dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Arah kebijakan Umum (AKU) yaitu meningkatkan fasilitas prasarana distrbusi dan sarana penunjang perdagangan melalui

29

pengembangan jaringan informasi produksi (RPJMD /AKU : Bab 30.VI.76). Program yang diambil diantaranya pelatihan penggunaan IT pada UKM Indag dan pembuatan website sektor indag. Guna merealisasikan hal- hal yang diamanatkan dalam Rencana Strategik 2006 s/d 2010, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar menggandeng banyak pihak. Salah satu pihak yang berperan dalam kerjasama pembentukan website E-Commerce Kota Denpasar adalah salah satu sekolah tinggi ilmu manajemen informatika dan teknik komputer yang merupakan perguruan tinggi yang mengkhususkan diri pada pengembangan teknologi informai termasuk didalamnya pemanfaatan media teknologi informasi (internet) sebagai sarana perdagangan (E-Commerce). Pelibatan pihak universitas sejalan dengan kebijakan tiga pilar pembangunan sektor industri dan dagang yaitu kerjasama antara Pemerintah, lembaga pendidikan dan sektor swasta. Pihak pemerintah berperan sebagai regulator, fasiliitator, inisiator program dan controller. Pihak universitas berperan sebagai wadah lahirnya metode, sistem dan teknik- teknik baru yang akan dikembangkan, pengkaji program- program yang akan dilaksanakan dan evaluator dampak program terhadap kehidupan masyarakat. Sedangkan sektor swasta berperan sebagai penggerak pembangunan. Sektor swastalah yang akan memanfaatkan faslitas yang disiapkan, metode dan teknik yang ada untuk dipergunakan dalam berusaha dan secara general berimbas pada pertumbuhan ekonomi.

30

Langkah

kerjasama

dengan

pihak

universitas

dimulai

dengan

ditandatangganinya Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota Denpasar dengan pihak universitas pada tanggal 18 September 2006 dengan Nomor 188.45/06/HK/2006. Dalam perjanjian ini kedua belah pihak telah setuju dan sepakat untuk bekerjasama dalam rangka peningkatan kompetisi dan kualitas pengrajin Kota Denpasar melalui pembuatan sistem informasi perindustrian dan perdagangan berbasis web dan geografis Kota Denpasar. Tugas dan tanggung jawab masing- masing pihak baik Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (pihak pertama) maupun Universitas (pihak kedua) diatur sebagai berikut : 1) Pihak Pertama merencanakan dan mengendalikan pelaksanaan pembuatan sistem informasi perindustrian dan perdagangan berbasis web dan geografis Kota Denpasar agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 2) Pihak Kedua bertugas menyediakan tenaga/tim pelaksana untuk melaksanakan

pembuatan

dan

penerapan

sistem

informasi

perindustrian dan perdagangan berbasis web dan geografis Kota Denpasar agar sesuai dengan yang telah direncanakan dan memelihara kontinuitas pelaksanaan sistem teknologi informasi tersebut, serta berkewajiban memberikan pelatihan penggunaan/ penerapan teknologi informasi bagi para pengusaha/ pengrajin beserta penyiapan pemberian bantuan perangkat keras dibeberapa sentra usaha secara bertahap yang diawali untuk 4 sentra di empat kecamatan.

31

Kesepakatan perjanjian kerjasama ini bertujuan untuk: 1) Meningkatkan

kualitas

perencanaan

pengembangan

industri

dan

perdagangan. 2) Memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat tentang profil pengusaha (pengrajin), produk industri, komoditi perdagangan, lokasi industri, lokasi perdagangan dan profil perusahaan di Kota Denpasar. 3) Memperluas jangkauan pemasaran (akses pasar) produk industri (kerajinan) dan komoditi perdagangan yang ada di Kota Denpasar melalui teknologi internet. 4) Mempermudah pencarian informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan tersedianya fasilitas “searching” berdasarkan lokasi industri maupun lokasi perdagangan. 5) Meningkatkan supplier management. 6) Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan). 7) Mengembangkan transaksi perdagangan menuju E-Commerce. 8) Meningkatkan kemampuan para pengusaha/ pengrajin melalui pemberian pelatihan penggunaan/ penerapan teknologi informatika. Kesepakatan bersama ini meliputi beberapa kegiatan dalam upaya pembuatan sistem teknologi informasi perindustrian dan perdagangan berbasis Web dan Geografis Kota Denpasar untuk membantu para pengusaha dalam penyiapan dan penerapan teknologi informasi dengan menampilkan data (profil)

32

perusahaan yang dapat diakses oleh masyarakat luas termasuk masyarakat manca Negara, yang meliputi : 1) pembangunan sistem informasi, 2) pengembangan sistem informasi, 3) pemeliharaan sistem informasi. Langkah- langkah pengembangan sistem informasi yang dilakukan E-Commerce Kota Denpasar selalu menyajikan informasi yang aktual antara lain: 1) pengembangan profil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, 2) pengelolaan profil perusahaan, 3) pengolahan transaksi pemesanan, 4) pengembangan peta digital untuk lokasi pengrajin maupun produk, 5) pengolahan laporan yang diperlukan. Secara umum tujuan pembentukan web site E-Commerce ini antara lain: 1) sebagai sarana promosi bagi profil usaha dan produk unggulan yang dimiliki Kota Denpasar, 2) memperluas pangsa pasar produk- produk unggulan Kota Denpasar, 3) memperkenalkan kepada masyarakat khususnya para pengusaha kecil dan menengah pentingnya penguasaan teknologi informasi bagi kemajuan usahanya, 4) mendidik masyarakat khususnya pengusaha kecil dan menengah untuk kritis dan tanggap terhadap informasi- informasi di dunia usaha melalui internet yang dapat menunjang kemajuan usaha.

33

Kegiatan- kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pembuatan E-Commerce Kota Denpasar diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Penyiapan Sarana dan Prasarana Kegiatan penyiapan sarana dan prasarana pembuatan web site ECommerce dimulai dari tahun anggaran perubahan 2006 dengan pengadaan perangkat keras berupa 2 buah laptop, 3 buah PC, 1 buah server, 1 buah printer scanner dan GPS. Perangkat keras ini ditempatkan di ruangan khusus di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar yang dijadikan sebagai tempat berlatih bagi pengrajin yang akan memanfaatkan internet untuk mempromosikan produk dan usahanya, maupun untuk mencari informasi pengembangan usaha. Perangkat GPS merupakan alat khusus yang dapat menandai lokasi pengrajin Kota Denpasar pada titik koordinat tertentu pada peta digital. 2) Entry Data Pengrajin dan Produk Unggulan Entry data kedalam web site dilakukan dengan sistem jemput bola atau survey lapangan. Petugas Dinas Perindag beserta mahasiswa melakukan kunjungan ke pengusaha- pengusaha untuk memperoleh data tentang profil perusahaan dan foto produk yang akan ditampilkan dalam web site. Disamping pengambilan data, kunjungan juga dimaksudkan untuk mensosialisasikan

program

Pemerintah

Kota

Denpasar

ini

agar

memperoleh dukungan dari segenap pengusaha. Pada masa uji coba yang dilakukan mulai bulan Februari 2007, pengrajin yang terhimpun berjumlah 37 pengrajin dan kini telah berkembang menjadi 263 pengrajin. Untuk

34

memudahkan bagi pengrajin yang ingin menampilkan produk dan profil usahanya di web E-Commerce, selain menempatkan fasilitas internet gratis di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sarana ini juga disediakan di setiap kecamatan. Komputer E-Commerce yang terdapat di setiap kecamatan ditempatkan oleh pihak Perguruan Tinggi. Selain itu, pihak Perguruan Tinggi juga menempatkan petugasnya baik di Dinas Perindag maupun kecamatan untuk membantu pengrajin dalam memanfaatkan sarana IT. 3) Pelatihan Penggunaan Teknologi Informasi Bekerjasama dengan perguruan Tinggi yang membidangi teknologi informasi, Universitas Udayana dan Sanggar Telematika PT. Telkom pemerintah Kota Denpasar menyelenggarakan pelatihan- pelatihan baik yang sifatnya teknis maupun motivasi agar pengusaha kecil dan menengah bersemangat dalam mempelajari dan mendalami perkembangan teknologi informasi (internet). Pelatihan- pelatihan dimaksud telah dimulai sejak tahun 2006 dengan mengambil tempat baik di Kantor Disperindag, Universitas Udayana, Kampus STIKOM Bali, Sanggar Telematika PT. Telkom maupun kantor- kantor camat. Dari pelatihan- pelatihan ini diharapkan para pengrajin dapat memperbaharui sendiri data maupun produk yang dipromosikan pada web site sekaligus mengecek pemesanan atau melakukan kontak dengan dagang lainnya dengan para buyers di dalam maupun luar negeri.

35

4) Pengembangan Dana Pemeliharaan Jaringan Untuk menyajikan data yang terbaru sekaligus pengembangan informasi yang telah ada, setiap tahun anggaran selalu dilaksanakan kegiatan pengembangan maupun pemeliharaan jaringan, meliputi: (1) Tahun anggaran induk 2007 dilakukan kegiatan pengembangan sistem informasi perindustrian dan perdagangan berupa penambahan data dan aplikasi bagi pengrajin. Dengan penambahan aplikasi ini, pengrajin yang menjadi anggota memiliki akun tersendiri dimana pengrajin dapat mengolah data produksi dan pemasaran menjadi grafik, serta fiturfitur lain. Informasi atas perdagangan Negara tetangga, list potential buyers dan data jalan dalam aplikasi GIS juga dikembangkan pada tahun anggaran ini. (2) Tahun anggaran induk 2008 dilakukan kegiatan pembuatan web subdomain produk spa yaitu www.spa.balidenpasartranding.com. Web ini

merupakan

pengkhususan

dari

web

E-Commerce

yang

menampilkan profil Asosiasi Pengusaha Produk Spa (APPROSPA) Kota Denpasar. Selain itu pada anggaran perubahan perubahan fasilitas dalam web E-Commerce dilengkapi dengan penambahan fasilitas pencarian (searching), informasi produk dan data perdagangan serta informasi user/buyers on line. (3) Guna mempercepat akses masyarakat terhadap webside E-Commerce, maka mulai tahun anggaran induk 2008, jaringan yang digunakan untuk menampilkan web www.balidenpasartranding.com ke internet

36

adalah melalui system co location dari Indosat M2. Hal ini dimaksudkan untuk mempelancar akses masyarakat terhadap web www.balidenpasartranding.com. Sebelumnya, server yang digunakan untuk menyimpan data diletakkan di Kantor Dinas Disperindag Kota Denpasar dengan memanfaatkan jaringan internet yang disediakan oleh KPDE Kom Kota Denpasar. Disamping untuk mempelancar akses ke server yang menjadi pusat data, pemindahan server ke kantor Indosat M2 dengan fasilas co location juga dimaksudkan untuk mempermudah perawatan serta mencegah kerusakan akibat mati listrik dan mengurangi kepadatan trafik internet yang dipergunakan di kantor. 5) Kegiatan Penunjang Lainnya Sebuah web side yang sudah jadi, belum akan memberikan manfaat maksimal terutama untuk promosi bagi pemiliknya (pengrajin yang menjadi anggota). Web site tersebut haruslah dipromosikan sehingga khalayak banyak menyadari keberadaan dan mulai mengakses untuk memperoleh informasi yang diinginkan terutama info produk unggulan dan profil pengusaha Kota Denpasar. Untuk menunjang keberadaan web site www.balidenpasartranding.com tersebut, Pemerintah Kota Denpasar senantiasa melakukan promosi- promosi dalam setiap kesempatan yang ada. Kegiatan- kegiatan yang dilakukan antara lain, pencetakan bahan promosi berupa brosur, banner, spanduk, VCD dan publikasi di Radio maupun televisi. Pameran yang dijadikan ajang promosi antara lain ICT Expo Batam, Pameran Produk Ekspor,

37

Reinventing Government di Jakarta serta event lain yang sifatnya incidental. Hal lain yang dilakukan yaitu menghimbau kepada pengusaha se-Kota Denpasar terutama pengrajin yang tergabung dalam web site E-Commerce untuk senantiasa mencantumkan web site www.balidenpasartranding.com baik dalam kartu nama, kemasan, kertas surat maupun media lain yang digunakan dalam usaha. Dengan demikian seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan web site ini memiliki kewajiban untuk mempromosikan dan memajukan web site yang sudah ada. 2.1.6 Sasaran dan Tujuan Program E-Commerce Pemerintah Kota Denpasar menyadari program E-Commerce sebagai salah satu pelatihan bagaimana mengantisipasi meningkatnya kompetisi e-booming, khusunya untuk bisnis kecil dan menengah di Kota Denpasar. Program ECommerce Kota Denpasar (www.balidenpasartranding.com) mulai dilaksanakan pada tahun anggaran 2006. Secara umum tujuan pembentukan web site ini antara lain. 1. Sebagai sarana promosi bagi profil usaha dan produk unggulan yang dimiliki Kota Denpasar. 2. Memperluas pangsa pasar produk- produk unggulan Kota Denpasar. 3.

Memperkenalkan kepada masyarakat khususnya para pengusaha kecil dan menengah pentingnya penguasaan teknologi informasi bagi kemajuan usahanya.

38

Menurut Abdoel Fattah (2008:391), mendidik masyarakat khususnya pengusaha kecil dan menengah untuk kritis dan tanggap terhadap informasiinformasi di dunia melalui internet yang dapat menunjang kemajuan usaha. Pemberdayaan usaha kecil dan menengah di arahkan kepada pencapaian sasaran menghilangkan

kemiskinan,

mewujudkan

kemandirian

masyarakat

yang

mampumenjamin keberlangsungan pembangunan berkelanjutan dengan secara terus menerus dengan daya yang ada yang semakin bertambah kuat serta tidak bergantung kepada pihak lain, tetapi memiliki kepercayaan diri untuk melangsungkan hidup dan perkembangannya. Pada akhirnya diharapkan akan dicapai kesejahteraan rakyat yang dilandasi oleh fondasi ekonomi yang kuat. 2.1.7 Dampak Program Dampak program merupakan akibat dan pengaruh kepada masyarakat yang berdampak terhadap pendapatan masyarakat (Biro Analisis Pelaksanaan Program BKKBN Pusat, 1986:10). Subagyo (2000:23) menyebutkan dua dampak utama dan bantuan dana (kredit mikro) yakni peningkatan pendapatan dan penciptaan peluang usaha atau kerja. Dalam penelitian ini untuk mengetahui dampak program E-Commerce terhadap usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah dengan melihat ada atau tidaknya dampak program terhadap tingkat pendapatan dan kesempatan kerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Denpasar.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 1. Edy Putra (2009) dalam skripsi yang berjudul “Efektifitas Program Pemberian Bantuan Dana Bergulir pada UKM di Kabupaten Badung”

39

menyimpulkan dari ketiga variabel tersebut, baik variabel input, proses dan output, maka kesimpulan yang di dapat mengatakan bahwa Program Bantuan Dana Bergulir pada UKM di Kabupaten Badung adalah kurang efektif yaitu dengan nilai pencapaian sasaran sebesar 68,91%. 2. Ni Komang Sepiantini (2010) dalam skripsi yang berjudul “Efektivitas program Bantuan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Peningkaan Pendapatan dan Kesempatan Kerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Desa/Kelurahan

Dalung

Kecamatan

Kuta

Utara”

menyimpulkan

efektivitas pada penelitian tesebut diukur dan dilihat pada tiga variabel, yaitu vaiabel input, proses dan output. Variabel input menunjukkan bahwa program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terdapat pendapatan dan kesempata kerja UKM di Desa/Kelurahan Dalung Kecamatan Kuta Utara dikatakan efektif aitu sebesar 91,9%, namun dilihat dari variabel proses, pogram bantuan Kredit Usaha Rakya (KUR) kepada UKM di desa/Kelurahan Daung Kecamatan Kuta Utara dikatakan kurang efektif yaitu sebesar 60,44%, begitu pula dengan variabel output, program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UKM di Desa/kelurahan Dalung Kecamatan Kuta Utara dikatakan cukup efektif yaitu sebesar 86,66%. Ketiga variabel tersebut, baik variabel input, proses, dan output, maka kesimpulan yang di dapat bahwa program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Desa/Kelurahan Dalung Kecamatan

40

Kuta Utara kurang efektif, yaitu dengan nilai pencapaian sasaran sebesar 78,5%. Namun program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdampak positif terhadap pendapatan dan kesempatan kerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di desa/Kelurahan Dalung Kecamatan Kuta Utara. 3. Kadek Dwi Erika (2010), dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal, tenaga kerja dan Suku Bunga Terhadap Nilai Produksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) di Daerah Wisata Kuta” variabel yang digunakan meliputi modal, tenaga kerja, dan nilai produksi UKM di Daerah Wisata Kuta. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda dengan tingkat kesalahan 5%. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa modal, tenaga kerja, dan suku bunga secara simultan berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap nilai produksi UKM di daerah wisata Kuta sebesar 71,8% dan sisanya sebesar 28,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. 4. Nyoman Sri Mega Suartini (2008) dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Modal dan Tenaga kerja Terhadap Volume Produksi Pada UKM Kota Denpasar (Studi Kasus penerimaan Kredit Tanpa Agunan)” berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian secara simultan pada taraf nyata 5%, menunjukkan bahwa penggunaan modal dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifkan terhadap volume produksi pada UKM. Hal ini terbukti dari nilai F-hitung (2,256)> F- Tabel (4,17).

41

Besarnya pengaruh kedua variabel terhadap volume produksi ditunjukkan dengan R-Square= 0,495 yang berarti bahwa volume produksi dipengaruhi oleh penggunaan modal dan tenaga kerja sebesar 49,5% dan sisanya sebesar 50,5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model, seperti tingkat pendidikan tenaga kerja, umur tenaga kerja, curahan jam kerja, upah tenaga kerja, harga pokok, musim, teknologi yang digunakan dalam proses produksi dan daya beli konsumen. Dan dari hasil pengolahan data secara parsial berpengaruh signifikan terhadap volume produksi. Hal ini dibuktikan dari nilai t-hitung masing- masing variabel bebas lebih besar dari nilai t-tabel, dimana variabel t-hitung (3,849)> ttabel (2,056), sedangkan untuk variabel tenaga kerja t- hitung (2,744) > ttabel (2,056). Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan dalam penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada obyek penelitian yang sama-sama mengangkat tentang efektivitas/ ketepatan sasaran suatu program yang mendukung pertumbuhan UKM. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada program bantuan, lokasi penelitian dan variabel yang digunakan.

2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan dan landasan teori di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

42

H1 : program E-Commerce (Electronic Commerce) berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Denpasar. H2 : program E-Commerce (Electronic Commerce) berdampak positif terhadap peningkatan kesempatan kerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Denpasar.

43