106
BAB IH METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap gambaran tentang pengaruh lingkungan eksternal (persaingan) dan internal (organisasi belajar) terhadap proses transformasi kompetensi intelektual individu dosen perguruan tinggi menjadi modal intelektual organisasi. Sasaran penelitian ialah dosen tetap (biasa) empat universitas swasta yang ada di Bandung dipilih berdasarkan kriteria sampel. Sebagai alat pengumpul data digunakan kuesioner yang dilengkapi dengan studi dokumentasi. Sedangkan metode yang digunakan ialah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Best (1982 : 168), penelitian deskriptif ingin menjawab pertanyaan melalui analisis terhadap hubungan antara variabel. Faktor-faktor apakah yang secara sistematis berhubungan dengan kejadian, kondisi, atau bentuk-bentuk tingkah laku tertentu. Studi deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada. Penelitian deskriptif sering juga disebut penelitian non-eksperimen, berkenaan dengan hubungan antara berbagai variabel, menguji hipotesis, dan mengembangkan generalisasi, prinsip atau teori-teori yang memiliki validitas universal. Berdasarkan atas teori-teori yang digunakan serta anggapan dasar yang menjadi titik tolak penelitian dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, peneliti berusaha untuk memecahkan masalah-masalah penelitian yang dihadapinya dengan menggunakan instrumen-instrumen yang dianggap sesuai dan layak untuk mengumpulkan data. Karena teori adalah informasi ilmiah yang abstrak sifatnya, belum tentu teori yang ada dapat langsung digunakan dalam penelitian yang ingin dilakukan oleh peneliti. Melalui deduksi
107 logika teori yang abstrak tadi diterjemahkan menjadi hipotesis, yakni informasi ilmiah yang lebih spesifik dan lebih sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Singarimbun (1995 : 26), hipotesis memberikan informasi tentang variabelvariabel penelitian serta hubungannya. Untuk mengumpulkan informasi yang cocok dengan variabel-variabel tadi, serangkaian kontrol metodologis harus dilakukan oleh peneliti. Pertama, peneliti harus melakukan interpretasi tentang konsep-konsep yang dipakai dalam penelitian, konstruknya, serta variabel yang dirumuskan dari konsep tersebut Peneliti perlu menentukan apakah variabel yang digunakannya itu tepat buat konsep yang ditelitinya dan apakah instrumen penelitiannya mengukur secara lengkap konstruk dari konsep tersebut. Interpretasi yang tepat atas konsep dan konstruk ini amat penting artinya dalam penelitian pendidikan, karena kebanyakan konsep yang diteliti dalam penelitian ini bersifat abstrak. Dari langkah-langkah yang diuraikan tersebut di atas, peneliti memperoleh informasi yang relevan bagi penelitiannya. Informasi ini merupakan data yang kemudian diolah dengan menggunakan metode pengolahan data yang sesuai. Data yang diperoleh dan banyak itu disederhanakan untuk memudahkan membuat kesimpulan-kesimpulan. Dalam proses ini digunakanlah statistik, karena salah satu fungsi statistik adalah suatu alat untuk menyederhanakan data. Atas dasar data yang telah disederhanakan ini, kemudian dibuat generalisasi, atau kesimpulan-kesimpulan umum yang didasarkan atas fakta-fakta empiris tentang sampel penelitian. Penelitian ini tidak hanya sekedar memperoleh gambaran tentang sampel yang diteliti, tetapi juga ingin melihat lebih jauh bagaimana pengaruh variabel yang satu terhadap veriabel yang lainnya. Oleh karena itu dalam usaha untuk lebih memahami variabelvariabel yang diteliti, informasi kualitatif perlu ditambahkan pada data kuantitatif, dengan
108 demikian diharapkan gambaran yang lebih jelas tentang variabel-varibel yang diteliti akan diperoleh. B. Tahapan Proses Penelitian Suatu penelitian merupakan rangkaian proses yang kompleks dan terkait secara sistematik antara tahap yang satu dengan tahap yang lain. Tiap tahapan merupakan bagian yang menentukan langkah-langkah selanjutnya sehingga harus dilalui secara kritis, cermat, dan hati-hati. Teori-teori yang sudah ada merupakan pijakan untuk melakukan penelitian dan menjadi dasar bagi setiap langkah dalam proses penelitian yang dilakukan. Sedangkan metodologi penelitian mencakup tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian, dimulai dari latar belakang masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya selain dapat menjadi dasar pijakan penelitian juga dapat dikembangkan dan merupakan dasar dari suatu proses belajar terhadap permasalahan yang ada yang dihadapi oleh peneliti. Demikianlah halnya hasil penelitian ini dimungkinkan untuk dapat dikembangkan lebih lanjut dengan tujuan dan sudut pandang yang berbeda sehingga dapat melengkapi kesimpulan penelitian yang telah ditetapkan. Tahapan proses penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. Penyajian dalam bentuk diagram alir dimaksudkan untuk memudahkan memahami alur pikiran dan logika serta memberikan petunjuk yang jelas bagi pihak lain jika menginginkan mendalami, memperbaiki, dan mereplikasi penelitian ini.
169 STUDI PENDAHULUAN
p w M belakangi WÄ. . i \v;. MASALAH
i
'l
IDENTIFIKASI VAKiAliliL HHNtLIIlAN
r
ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA
1f Gambar 3.1. Tahapan proses penelitian.
Studi pendahuluan merupakan langkah awal penelitian dalam membentuk landasan dan kerangka berpikir proses penelitian yang dikembangkan. Dengan studi pendahuluan ini diharapkan memperoleh berbagai masukan tentang permasalahan yang diteliti, teori-teori yang berkaitan, penelitian sejenis yang pernah dilakukan, dan masukan lain dari berbagai sumber yang relevan. Studi ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca literatur, laporan hasil penelitian yang sudah dilakukan, diskusi, serta pengamatan terhadap kondisi dan fenomena yang terlihat di lapangan. Perumusan masalah merupakan suatu usaha untuk memformalisasikan fenomena yang dihadapi secara sistematis dan terarah berdasarkan teori-teori yang ada. Perumusan masalah yang baik akan sangat menentukan efektivitas dan efisiensi jalannya suatu penelitian dan mengarahkan peneliti pada fokus masalah yang diteliti. Perumusan masalah juga berguna bagi pembaca dalam memahami apa yang diteliti dan hasil penelitian yang diharapkan. Langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah penetapan tujuan penelitian, karena tujuan penelitian merupakan landasan untuk menentukan arah penelitian selanjutnya dan memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan dilaksanakannya suatu penelitian ialah untuk memecahkan suatu permasalahan, menemukan suatu model, atau teori tertentu. Dalam kaitan ini penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh lingkungan eksternal (persaingan) dan internal (organisasi belajar) terhadap proses transformasi kompetensi intelektual dosen perguruan tinggi swasta menjadi modal intelektual organisasi. Untuk memulai penelitian ini, sebelumnya telah dilakukan studi mengenai dasar teori yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam penelitian. Pada tahap ini teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang sudah dikembangkan sebelumnya dimanfaatkan sebagai
landasan atau kerangka berpikir bagi penelitian yang dilakukan. Dengar berpikir tersebut peneliti akan memiliki dasar yang kuat. Tinjauan te berguna di dalam penentuan variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian. Di samping itu tinjauan teoretis ini berguna untuk mengontrol langkah-langkah penelitian secara keseluruhan. Uraian yang termuat dalam Bab II merupakan seluruh tinjauan teoretis yang diperlukan dalam menjawab permasalahan penelitian. Teori yang dipelajari dalam penelitian ini mencakup teori tentang persaingan, organisasi belajar, teori belajar, kompetensi intelektual individu, modal intelektual organisasi, dan analisis multivariat. Diulas pula hubungan dan kedudukan masalah penelitian dengan administrasi pendidikan yang merupakan ijmu dasar yang menjadi landasan penelitian ini. C. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi (West, 1982 : 82). Variabel bebas (independen! variable) ialah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan di dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Sedangkan variabel tergantung {dependerá variable) ialah kondisi atau karakteristik yang berubah, atau muncul, atau yang tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, atau mengganti variabel bebas. Identifikasi variabel penelitian merupakan tahapan untuk menentukan variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian. Identifikasi ini didasarkan atas konsep teoretik serta hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
a. Kompetensi Intelektual Individu (kode KI) Dalam penelitian ini, kompetensi intelektual individu yang dimiliki oleh dosen bertindak sebagai variabel intervening, yang memberi pengaruh pada modal intelektual organisasi sebagai variabel dependen, dan dipengaruhi oleh variabel independen organisasi belajar dan persaingan. Kompetensi intelektual individu ialah karakter, sikap dan perilaku atau kemauan dan kemampuan intelektual individu yang relatif bersifat stabil ketika menghadapi permasalahan di tempat kerja, yang terbentuk dari sinergi antara watak, konsep diri, motivasi internal, serta kapasitas pengetahuan dan ketrampilan (Spencer & Spcncer 1993). Variabel penelitian kompetensi intelektual individu ini diturunkan dari landasan konsep yang dikembangkan oleh Spencer & Spencer (1993) dan Hidayat (1999) dan memiliki 6 (enam) variabel manifes (variabel yang dapat diteliti langsung), yaitu l) kemampuan berprestasi dan keahlian profesional (kode KIP), 2) kemampuan untuk membantu orang lain (kode KIB), 3) kemampuan untuk mempengaruhi orang lain (kode KIR), 4) kemampuan manajerial (kode K1M), 5) kemampuan keahlian (cognitive) ( kode KIK), dan 6) kematangan individu (penguasaan emosional) (kode KJE ). 1) Kemampuan berprestasi dan keahlian profesional (KfP) Kemampuan berprestasi dan keahlian profesional ialah kemampuan dan kepedulian untuk bekeija dengan baik atau berusaha bekerja dengan baik di atas standar sebagai dosen yang menjalankan tridharma perguruan tinggi. Kemampuan ini dilakukan dengan berusaha untuk memperbaiki hasil-hasil yang pernah diperolehnya, berorientasi pada hasil, bersaing dengan yang lain, atau berusaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dimensi kemampuan berprestasi meliputi:
i 13'
a) Berorientasi pada mutu dan ketepatan, yaitu kemampuan untuk mendorong belajar terus menerus guna meningkatkan keahlian dan profesionalitas, atau bekeija lebih dari yang dibutuhkan. b) Mencari informasi, yaitu usaha atau kemampuan dan ketrampilan untuk mencari, mengumpulkan, dan menggunakan informasi yang relevan guna meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan. 2) Kemampuan untuk membantu orang lain (KIB) Kemampuan untuk membantu orang lain yaitu kemampuan untuk membantu dan melayani kebutuhan atau harapan pelanggan/orang lain. Kemampuan ini diusahakan dengan sikap empati yaitu kemampuan dan kemauan untuk mendengarkan dan memahami pemikiran, perasaan, dan kebutuhan orang lain. Dimensi kemampuan untuk membantu orang lain ini ialah: a) Empati, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, yaitu kemampuan untuk mendengar, memahami pemikiran yang tidak diucapkan, perasaan, dan perhatian terhadap orang lain. b) Berorientasi pada kepuasan pelanggan, yaitu keinginan untuk membantu atau melayani orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. 3) Kemampuan mempengaruhi orang lain (KIR) Kemampuan mempengaruhi orang lain ialah kemampuan untuk membujuk, meyakinkan, dan mempengaruhi atau memberikan kesan baik pada orang lain. Dimensi kemampuan ini meliputi: a) Kemampuan atau keinginan untuk meyakinkan, mempengaruhi, dan memberikan kesan kepada orang lain agar memberikan dukungan kepada dirinya.
114 b) Membangun hubungan kerja, yaitu kemampuan untuk membangun atau mempertahankan hubungan yang akrab dengan orang yang di masa yang akan datang bermanfaat dalam mencapai tujuan. 4) Kemampuan manajerial (KIM) Kemampuan manajerial ialah kemampuan dan kemauan untuk membimbing, nengatur, mengarahkan, memimpin, dan bekerja sama dalam tim yang harus dimiliki oteh dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar, baik dalam kelas maupun kegiatan di uar kelas. Dimensi kompetensi ini meliputi: a) Kemampuan untuk mengarahkan orang lain yaitu kemampuan membawa orang lain (mahasiswa) kepada kemauan yang diinginkan, dengan memberitahunya, memintanya, dan mempengaruhinya. b) Kemampuan dan kemauan untuk melakukan keijasama tim dan bekeija secara kooperatif (dengan dosen lain) sebagai bagian dari suatu tim dan bekerjasama. c) Kemampuan dan kemauan untuk memimpin, yaitu kemampuan untuk membawa seluruh anggota organisasi pada suatu visi dan memberikan motivasi kepada anggota organisasi (mahasiswa) untuk mencapai tujuan organisasi. 5). Kemampuan kognitif (KIK) Kemampuan kognitif yaitu kemampuan untuk menguasai pengetahuan yang ekplisit yang
berguna
dalam
melaksanakan
tridharma
perguruan
tinggi,
berupa
keahlian/ketrampilan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan serta upaya untuk terus mengembangkan diri agar tetap profesional dalam menggunakan dan mengajarkan pengetahuan dan ketrampilan kepada orang lain. Dimensi kemampuan kognitif dalam penelitian ini meliputi:
13'
i
a) Kemampuan berpikir analitis, yaitu kemampuan untuk memahami situasi atau permasalahan dengan cara menguraikan menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau tahap demi tahap berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. b) Kemampuan berpikir konsep, yaitu kemampuan memahami situasi atau permasalahan dengan cara memandangnya sebagai satu kesatuan, mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi keterkaitan antara masalah yang tidak terstruktur, atau kemampuan mengidentifikasi masalah mendasar dalam situasi yang kompleks. c) Keahlian profesional, yaitu kemampuan menguasai pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan juga kemampuan memotivasi mengembangkan diri dan menyebarkan pengetahuannya kepada orang lain. 6). Kematangan pribadi (KTE) Kematangan pribadi (emosional) berkaitan dengan hubungannya dengan orang lain dan pekerjaan. Kompetensi ini mengontrol keefektifan kinerja individu jika berhubungan dengan kesulitan dan tekanan lingkungan yang mendesak. Dimensi kematangan pribadi meliputi: a) Penguasaan diri, yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi diri sehingga mampu bersikap positif, khususnya karena menghadapi tekanan lingkungan. b) Percaya diri, yaitu kepercayaan pribadi terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan tugas. Di dalamnya termasuk keyakinan atas kemampuannya menghadapi tekanan dari luar, menentukan keputusan, dan menghadapi kegagalan. c) Komitmen pada organisasi, yaitu kemampuan dan kemauan individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan kebutuhan dan tujuan organisasi.
13'
i
b. Modal Intelektual Organisasi (kode MI) Sebagai variabel bergantung (dependen!) yaitu modal intelektual organisasi. Modal intelektual adalah pengetahuan dan ketranpilan yang dimiliki oleh seseorang atau organisasi, yang dapat digunakan untuk kemajuan dan keunggulan kompetitif. Dimensi modal inelektual ini ditetapkan berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Stewart (1997), Quinn (1998), dan Ifartanto (1998). Variabel modal intelektual memiliki tiga variabel manifes, yaitu 1) perilaku belajar dan berinovasi (kode MIB), yang meliputi; perilaku belajar, berinovasi, berprestasi, dan berkomunikasi, 2) modal struktural dan teknologi (kode MIS), yang meliputi: tahu peta pengetahuan dan keahlian anggota organisasi, mampu belajar dan pengalaman kesalahan, memahami karakteristik (profil) pesaing dan pelanggan, pengakuan atas kompetensi intelektualnya, pengakuan atas keunggulan produk, dan memenuhi kualitas pelayanan prima, dan 3) cepat tanggap (kode MIT), yang meliputi: tanggap terhadap keluhan pelanggan, memahami keluhan pelanggan, dan segera menyelesaikan setiap keluhan pelanggan. 1) Belajar dan berinovasi (MIB) Belajar dan berinovasi ialah modal intelektual organisasi yang terbentuk dari adanya semangat sebagian besar anggota organisasi untuk menawarkan ide, usul, nasihat, serta semangat untuk menguasai pengetahuan dan ketrampilan baru. Memiliki semangat dan kemampuan untuk terus belajar dan berinovasi. Dimensi belajar dan berinovasi meliputi: a) Semangat belajar: yaitu kemampuan dan kemauan untuk terus menerus meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan profesionalnya guna meningkatkan mutu pendidikan.
I ¡7 b) Semangat berinovasi: yaitu kemampuan dan kemampuan para dosen untuk berinovasi guna meningkatkan mutu proses belajar mengajar. c) Berkomunikasi: melakukan dialog untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta untuk meningkatkan visi bersama. d) Berprestasi: yaitu kemampuan dan kemauan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada lainnya. 2) Modal struktural dan teknologi (MIS) Modal struktural dan teknologi ialah modal intelektual organisasi yang terbentuk dari adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki para dosen yang mampu memberikan Kemudahan untuk diakses dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Dimensi modal struktural dan teknologi meliputi: a) tahu peta pengetahuan dan keahlian anggota organisasi, yaitu suatu kemampuan dan kemauan untuk mengetahui pengetahuan yang dimiliki anggota organisasi. b) mampu belajar dari pengalaman kesalahan, c) memahami profil pesaing dan pelanggan, d) pengakuan atas kompetensi intelektualnya, c) pengakuan atas keunggulan produk, 3) Cepat tanggap (MIT) Cepat tanggap ialah kemauan dan kemampuan untuk segera menanggapi dan menyelesaikan keluhan dan masalah yang timbul berdasarkan analisis dan konsep yang mendasar. Dimensi cepat tanggap meliputi: a) Kemampuan dan kemauan untuk segera menanggapi keluhan dari pelanggan. b) Kemampuan dan kemauan untuk segera menyelesaikan masalah yang timbul dengan menggunakan analisis dan konsep yang mendasar.
13'
i
Organisasi Belajar Menjadi organisasi belajar merupakan syarat utama baui suatu organisasi agar tetap imbuh dan berkembang di dunia yang selalu berubah dan kompleks. Organisasi belajar ilah organisasi yang secara terus menerus meningkatkan pengetahuan dan etrampilannya guna mengadaptasi perubahan-perubahan yang terjadi pada ingkungan organisasi (Senge, 1990). Organisasi belajar merupakan organisasi yang angat adaptif dan responsif terhadap lingkungannya baik lingkungan internal maupun ksternal. Dalam organisasi belajar, potensi individu yang dimiliki oleh anggota organisasi idak ada artinya dalam meningkatkan kualitas organisasi apabila media tempat mereka umbun tidak mampu menjadi habitat yang baik bagi tumbuhkembangnya potensi mereka. Dalam penelitian ini, organisasi belajar merupakan variabel independen, diturunkan dari andasan konseptual yang dikembangkan oleh Senge (1990), memiliki lima variabel manifes, yaitu 1) penguasaan pribadi (personal maxtery, kode PM), 2) model mental {mental model, kode MM), 3) berbagi visi (shared vision, kode SV), 4) berpikir sistemik (.system thinking, kode ST), dan 5) pembelajaran tim {team learning, kode TL). 1) Penguasaan pribadi (personal masteiy - PM) Penguasaan pribadi merupakan norma seluruh anggota organisasi yang secara terus menerus memperluas dan memperdalam pengetahuan dan ketrampilan masing-masing, memfokuskan seluruh usaha untuk mempertajam visi pribadi, mengembangkan kesabaran dan ketekunan serta mampu melihat realita secara obyektif. Dimensi penguasaan pribadi meliputi: a) Pemahaman personal, pemahaman yang mendalam tentang visi pribadi dan kesesuaiannya dengan visi organisasi.
119
b) Pemahaman intelektual: pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki untuk kepentingan organisasi. c) Pemahaman sosial : pemahaman yang mendalam pada permasalahan orang lain dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi. 2) Model mental mental model - MM) Model mental ialah disiplin untuk mengenali, memahami, menguji dan meningkatkan nilai-nilai yang diyakini, sebagai landasan untuk terjadinya proses transformasi pengetahuan dari kompetensi individu menjadi pembelajaran tim. Dimensi model mental meliputi: a) Prinsip dan nilai-nilai: seluruh anggota organisasi mengetahui dan memiliki prinsip dan nilai-nilai yang disepakati bersama. b) Mengkaji ulang kebiasaan: mengkaji ulang nilai-nilai bersama yang ada untuk diselaraskan dengan kondisi lingkungan. c) Memperkuat kebersamaan: anggota organisasi selalu berusaha untuk memelihara dan memperkuat kebersamaan. 3) Berbagi visi (shared vision ~ SV) Berbagi visi yailu disiplin seluruh anggota organisasi untuk menumbuhkan kesamaan pandangan tentang visi organisasi, meningkatkan komitmen pada pencapaian visi organisasi. Dimensi disiplin ini meliputi: a) Membangun komitmen untuk kepentingan organisasi. b) Menyesuaikan visi pribadi dengan visi organisasi. c) Berkontribusi aktif meningkatkan relevansi visi organisasi dengan kebutuhan masyarakat.
120
4) Berpikir sistem {system (hinking - ST) Berpikir sistem ialah disiplin seluruh anggota organisasi untuk berpikir dan bertindak secara sistemik dengan menimbang berbagai permasalahan terkait secara menyeluruh dan terintegrasi. Dimensi disiplin ini meliputi: b) Memahami hubungan dan keterkaitan di antara struktur eksternal (pekerjaan, keluarga, dan karir). c) Memahami hubungan dan keterkaitan di antara struktur internal (keyakinan dan nilai). d) Berusaha membangun kehidupan organisasi yang sesuai dengan lingkungan. e) Secara komprehensif membangun kemampuan berpikir dan bertindak secara sistemik. 5) Pembelajaran tim (leam learning - TL) Pembelajaran tim ialah disiplin seluruh anggota organisasi untuk mampu dan mau berdialog dan bekerja sama. secara sinergik. Pembelajaran tim dimulai dengan dialog atau berpikir bersama, sehingga dapat terbentuk pendalaman yang makin kaya yang tidak mungkin terbentuk secara individual. Dimensi disiplin pembelajaran tim meliputi: a) Membangun semangat dialog untuk memperluas pengetahuan dan ketrampilan. b) Membangun kerja sama untuk menambah pengetahuan baik untuk kepentingan individu maupun organisasi. c) Memperoleh manfaat dari adanya perbedaan pendapat dalam kelompok. d) Memberdayakan anggota organisasi untuk meningkatkan partisipasi dalam dialog.
d. Persaingan (kode Pers) Persaingan merupakan variabel independen. Variabel ini diteliti mengenai pengaruhnya terhadap proses transformasi kompetensi intelektual individu menjadi modal intelektual organisasi. Persaingan adalah usaha organisasi (universitas swasta) dalam menghadapi lingkungan eksternal organisasi untuk mempertahankan dan mengembangkan dirinya meiebihi organisasi lain. Variabel persaingan diturunkan dari landasan konsep yang dikembangkan oleh Porter (1980) dan Ibrahim (1997) memiliki empat variabel manifes yaitu 1) persaingan dalam harga atau biaya pendidikan (kode PB), yaitu persaingan akibat dari biaya yang harus dikeluarkan oleh calon mahasiswa memasuki PTS, 2) persaingan dalam kualitas atau mutu pelayanan (kode MP), yaitu usaha pelayanan yang bermutu yang ditunjukkan oleh lembaga pendidikan terhadap kebutuhan mahasiswa, 3) persaingan dalam mutu dosen (kode MD), mutu fasilitas (kode MF), dan mutu lulusan (kode ML), yaitu usaha lembaga pendidikan (PTS) untuk memiliki dosen yang bermutu, fasilitas bermutu, dan lulusan bermutu, dan 4) persaingan dalam promosi (kode PP), yaitu usaha-usaha yang dilakukan oleh PTS mempromosikan dirinya untuk menarik calon mahasiswa sebanyak-banyaknya dalam bersaing dengan lembaga pendidikan yang lain. 1) Persaingan dalam harga atau biaya pendidikan (PB) Persaingan dalam harga atau biaya pendidikan ialah persaingan yang dihadapi dan diusahakan oleh PTS berkaitan dengan jumlah biaya dan cara pembayarannya untuk mennjaring jumlah mahasiswa yang cukup, baik kualitatif maupun kuantitatif. Dimensi persaingan dalam harga atau biaya ialah: a) Jumlah biaya pendidikan, yaitu besar-kecilnya biaya pendidikan yang harus dibayar oleh mahasiswa.
2
b)" Sistem pembayaran biaya pendidikan, yaitu cara pembayaran biaya pendidikan apakah harus dibayar sekaligus atau dapat diangsur. 2) Persaingan dalam pelayanan proses belajar mengajar (MP) Persaingan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar ialah usaha dosen untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang baik dan bermutu serta pelayanan yang diberikan oleh lembaga pendidikan terhadap kepentingan mahasiswa dalam melaksanakan belajar dan menerima perkuliahan. Dimensi-dimensi persaingan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar ialah: a) Peraturan-peraturan perkuliahan, ialah peraturan-peraturan yang berkailan dengan pelaksanaan perkulihan yang meliputi jadwal, cuti akademik, ujian-ujian, dan ruang perkuliahan. b) Sistem informasi akademik, ialah sistem informasi yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar yang harus diketahui oleh baik dosen maupun mahasiswa. c) Program studi, ialah tersedianya program studi dan kurikulum yang menarik bagi calon mahasiswa. 3) Persaingan dalam promosi (PP) Persaingan dalam promosi ialah usaha-usaha yang dilakukan oleh PTS untuk menarik calon mahasiswa dengan melakukan promosi. Dimensi persaingan dalam promosi ialah. a) Tingkat frekuensi, ialah tingkat atau kadar promosi yang dilakukan oleh PTS dalam usaha untuk menarik calon mahasiswa dan stakeholder lainnya. b) Jenis promosi, ialah jenis promosi yang dilakukan dan digunakan untuk menarik calon mahasiswa dan stakeholder lainnya. 4) Persaingan dalam mutu (MD, MF, dan ML)
Persaingan dalam mutu ialah usaha PTS untuk menarik calc^t f m ^ k ^ . ^ « ^ « Vy , i " stakeholder lainnya dengan meningkatkan mutu pendidikan menujfr j^a^epuasan >!
_
pelanggan. Dimensi persaingan pada mutu meliputi: a) Mutu dosen (MD), ialah mutu yang harus dimiliki oleh dosen, seperti pengetahuan dan ketrampilan, guna melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik. b) Mutu fasilitas (MF), ialah mutu sarana dan prasarana pendidikan yang harus dimiliki oleh PTS agar proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. c) Mutu lulusan (ML), ialah mutu yang harus dimiliki oleh lulusan agar dapat dengan mudah diserap oleh lapangan kerja. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan dugaan awal atau sementara terhadap masalah yang diteliti yang selanjutnya diuji kebenarannya berdasarkan hasil pengolahan data. Hipotesis ini dimaksudkan untuk mempeijelas hubungan antara variabel bebas dan variabel bergantung dan disusun berdasarkan model penelitian yang telah diterangkan sebelumnya Keberhasilan sualu organisasi (PTS) dalam menjaga keberadaannya dan perkembangannya sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi itu dalam memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan serta potensi insani yang dimiliki oleh anggota organisasi secara optimal dan berkelanjutan. Potensi insani yang dimiliki oleh anggota organisasi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan kinerja atau perubahan guna meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan anggota organisasi. Oleh karena itu, dosen sebagai salah satu unsur insani dalam lingkup PTS, kompetensi intelektual individu-nya harus selalu
i
dikembangkan dan ditingkatkan oleh seluruh anggota organisasi agar dapat menjadi modal intelektual organisasi yang nantinya akan memberikan nilai tambah bagi organisasi. Modal intelektual organisasi sebagai suatu kekayaan yang dimiliki organisasi dalam rangka memenangkan persaingan, tidak akan muncul begitu saja tanpa adanya suatu proses tertentu yang berkelanjutan. Adanya kompetensi intelektual individu yang dimiliki oich masing-masing anggota organisasi, walaupun hai ini penting dan perlu, tidak dapat langsung membentuk modal intelektual organisasi karena masih melekat dalam din para anggota organisasi. Kompetensi ini baru memiliki makna apabila terdapat suatu kondisi yang mcmpcrlancar proses transformasi dari kompetensi intelektual individu menjadi i.iodai intelektual organisasi. Proses ini memerlukan adanya suatu media yang menjadi habitat subur atau kondisi teijadinya transformasi. Media ini ialah lingkungan organisasi yang belajar. Tanpa media ini para anggota organisasi tidak dapat memanfaatkan kompetensi intelektualnya untuk kepentingan organisasi sehingga tidak akan terbentuk modal intelektual organisasi. Melalui media lingkungan organisasi yang belajar yang kondusif yang di dalamnya terdapat disiplin belajar yang baik, para anggota organisasi dengan kompetensi intelektual individunya dapat memanfaatkan kemampuan dan ketrampilan mereka untuk kepentingan kemajuan organisasi. Kompetensi yang mereka miliki dapat diarahkan sesuai dengan kepentingan organisasi sehingga menjadi modal intelektual organisasi. Sejalan dengan itu, dalam hipotesis juga akan ditunjukkan apakah lingkungan eksternal organisasi yaitu persaingan dan organisasi belajar, keduanya sebagai variabel independen, dapat mempengaruhi proses transformasi kompetensi intelektual individu menjadi modal intelektual organisasi. Sesuai dengan gambaran di atas. rumusan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut.
25
Hipotesis 1: H : Kompetensi intelektual individu dosen tidak memberi pengaruh pada modal 0
intelektual organisasi. H : Kompetensi intelektual individu dosen memberi pengaruh pada modal intelektual a
organisasi. Hipotesis statistik: Ho: p j = 0 4
Ha: p j * 0 4
Hipotesis 2: Ho: Organisasi belajar tidak memberi pengaruh yang signifikan pada kompetensi intelektual individu dosen dalam proses pembentukan modal intelektual organisasi. H,: Organisasi belajar memberi pengaruh yang signifikan pada kompetensi intelektual individu dosen dalam proses pembentukan modal intelektual organisasi. Hipotesis statistik: H : pm-0 (1
H : p i*0 a
3
Hipotesis 3: H«: Persaingan tidak memberi pengaruh vang signifikan pada kompetensi intelektual individu dosen dalam proses pembentukan modal intelektual organisasi. Ha: Persaingan memberi pengaruh yang signifikan pada kompetensi intelektual individu dosen dalam proses pembentukan modal intelektual organisasi. Hipotesis statistik H,: (h: =0
126
H: p *O a
J2
Hipotesis 4: H : Pengaruh organisasi belajar dan persaingan terhadap kompetensi intelektual dosen c
untuk semua kelompok jabatan akademik dosen adalah sama. H : Pengaruh organisasi belajar dan persaingan tehadap kompetensi intelektual dosen a
untuk semua kelompok jabatan akademik adalah tidak sama. Hipotesis statistik: Ho: 0 ( ) = P(l) a
H : P (a)* P (U a
Hipotesis S: H,>: Pengaruh organisasi belajar dan persaingan terhadap kompetensi intelektual dosen untuk semua kelompok tingkat pendidikan dosen adalah sama. H,: Pengaruh organisasi belajar dan persaingan terhadap kompetensi intelektual dosen untuk semua kelompok tingkat pendidikan dosen adalah tidak sama. H>:
P ( s i ) = P(S2>
H,: p (s, ) Hipotesis 6: H„: Pengarih organisasi belajar dan persaingan terhadap kompetensi intelektual dosen untuk semua kelompok masa kerja dosen adalah sama. Ha: Pengaruh organisasi belajar dan persaingan terhadap kompetensi intelektual dosen untuk semua kelompok masa kerja dosen, adalah tidak sama. Hipotesis statistik: H„: Jl 5 = P>5 £
K,:
P, * p, 5
5
111 Hipotesis 7: H<,: Masing-masing disiplin organisasi belajar memberikan pengaruh yang sama terhadap kompetensi intelektual dosen. H : Masing-masing disiplin organisasi belajar memberikan pengaruh yang tidak sama a
terhadap kompetensi intelektual dosen. Hipotesis statistik: Ho:
Pi = p« (n = 2,3,4,5)
^
ßi * ß (n = ,2,3,4,5) n
E. Pengembangan Model Penelitian Model penelitian dimaksudkan untuk menggambarkan dengan ringkas dan jelas keterkaitan antara variabel-variabel yang diuji dalam penelitian. Penelitian ini menguji hubungan pengarah antara variabel-variabel laten organisasi belajar dan persaingan sebagai variabel independen, kompetensi intelektual individu sebagai variabel intemening, dan modal intelektual organisasi sebagai variabel dependen. Hubungan antara variabelvariabel tersebut dapat digambarkan Seperti pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Hubungan antara variabel laten dan manifes Masing-masing variabel laten tersebut memiliki model konstruk seperti dapat iilihat pada gambar 3.3 sampai dengan gaiftbar 3.10.
129 a. Model pengukuran variabel kompetensi intelektual individu
Gambar 3.3. Model Konstruk variabel laten Kompetensi Intelektual Individu (KI) dengan variabel manifes KJP, KIB, KIK, KIR, KIM, dan KJJ5 Tabel 3.1. Model Persamaan Struktural Variabel Kompetensi Intelektual Individu («wvfi
pertaayaan • •• •• s • , KIP I KIP2 KfP3 = KIP4 = KIBI • KIB2 KIB4 = KIM2 KIM3 KIM4 KIK1 = KIK2 = KIK3 = KDC4 KEK8 = KIK9 = KIK10 KIKI1 KIK 13 :
: :
:
Saf^^ïSSiSK^.KIP- { KIB I DI'KIP D2-KIP D3-K1P D4-KIP DS'KJB D6*KIB D7*KIB
-r;:'-" s^MMès^sm
KIR" f KIM | KIK- |. K I E ^ ) -i f e • ••
••• • • .
.• :• " ••
:
• • Kesà" j T": lahan 'ft. vw'T-t + el + c2 1
+ e3
Dll'KIM D12*KIM D13*KIM
D14*KIK D15*KIK DI6*KIK DI7*KIK D18* KIK D19*K1K D20*K1K D21*KIK D22*KIK
+ e4 + e5 + e6 + e7 + ell + el2 + el3 + el4 + el5 + el6 + el7 + e!8 + el9 + e20 +e21
+e22
130 Item-1 pertanyaan .. KÍE1 = KÍE2 = KIE3 = K1B5 =
•
:• . . . . . .
KIP i"
KIP =
KIB
KIB =
VañabdManífes KIR
K.IR =
KIM
KIM =
KIK
- KIR • D23*KIE D24*KfE D25'KiE D26*KIE
KIK =
K1E
Variabel Laten :
B1*K1 B2*KI B3*KI B4*KI B5*KI B6*KI
- Kesa lahan C + e23 + c24 + e25 4 e26 + e27 + e28 + c29 + e30 + e3l + e32
b. Model pengukuran variabel modal intelektual organisasi
Gambar 3.4. Model Konstruk variabel laten Modal Intelektual Organisasi (Ml) dengan variabel manifes MIB, MIS, dan MIT
^ ^ M. * W f t •i i t f & k ¿gi Tabel 3.2. Model persamaan struktural variabel Modal Intelektual ( W ^ g S ^ . Itera ".'.pertanyaan i;
•••-.-•vTT MIB : WIB! = d i 'Min M1B2 = D2*MI8 MDB3 = D3*MIB MTB4 = D4*MIB MIB5 = D5*MIB MIB6 = D6*M!B
MIB7 = MIB8 = MIB9 = MIB10 = MIB11 = MIB12 = MIB13 = MISIMIS2= MIS3 MIS4 = NfiS5 = MIS6 = MISS = MIS10 = MISI I = MISI2 MIS15 = MIS16 = NUT I = MIT2 = M1T3 = MIT4 = MIT5 =
D7*MIB D8'MB D9*MIB DIO'MIB Dll'MIB D12*MIB D13*MIB
•'• ' MIS
¿.Variabel en
v
MI
MIT
D14*M1S D15*MIS D16*MIS D17*MIS DIS'MIS D19*MIS D20*M1S D21*MIS
+ e2L
D22*MfS
D23*M1S D24*MIS D25*MIS
MIB =
D26*M1T D27*MIT D28'MIT D29*MfT D30*MIT
MIS =
c. Model pengukuran variabel personal mastery PM
wfe
+ el + e2 + e3 + e4 + e5 + e6 + e7 + e8 + e9 + elO + el 1 + el2 + el3 + eI4 + el5 + eI6 + e!7 + eI8 + el9 + e20
MIT =
PM2 PM i PM4 PM5 PM6 I'M 8
+ e22 + e23 -¡-e24 + e25
+ e26
+ e27
+ e28
Bt'MIB B2*MIS B3*MIT
d M
—
Gambar 3.5. Model konstruk variabel laten personal mastery
+ e29 + e30
+e31 +e33
+e32
132 Tabel 3.3. Model persamaan struktural variabel Personal Mastery "r ;
ftem Pertanyaan _ PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM8
DI *PM D2*PM D3*PM D4*PM D5*PM D6*PM
+ cl +t e2 + e4 + e5
+ e6
d. Model pengukuran variabel mental model MMl MM2 MM} MM4 MM5 MM6
4 .
t 7
CÄ
^ cLO
m
t ! :
Gambar 3.6. Model konstruk variabel laten mental model l abel 3.4. Model persamaan struktural variabel Mental Model VanSÜlSIPP MM 1 MM2 MM3 MM4 MMS MM6
D7»MM D8*MM D9*MM D10*MM DI 1*MM D12*MM
Kesalahan i '- • -
+ e7 + e8 + e9 + elO + el 1 + e!2
S'
e. Model pengukuran variabel shared vision
Gambar 3.7. Model konstruk variabel laten Shared Vision
Tabel 3.5. Model persamaan struktural variabel Shared Vision :
i^ReM Pertanyaan
Variabel Laten
V- Kesalahan :
SV
SVl SV2 SV3 SV4 SV5 SV6
e
DI3*SV D14*SV D)5*SV DI 6*SV D17»SV D18*SV
+ eI3 -i-cM + e!6 e!7 f el8 ¿
f. Model pengukuran variabel system thinking sn ST: ST3 ST-I SIS ST6
4 r?(l I c?? M
Gambar 3.8. Model konstruk variabel laten system thinking Tabel 3.6. Model persamaan struktural variabel system thinking . Kesalahan
Variabel Laten
e
MM D!9*ST D20*ST D21*ST D22*ST D23*ST D24*ST
ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6
+ el9 ( e20 + e2¡ + e22 + e23 + e24
g. Model pengukuran variabel team learning TL
<525 —
-ni TI 2 TI A TL5
v!
«
c2Í
4 c27
Gambar 3.5. Model konstruk variabel laten personal mastery
134 Tabel 3.7. Mode! persamaan struktural variabel team learning ;Variabel Laten
' - ^HSftlJSÄ^:;-"-- .v; Item Pertanyaan TL i TL2 TL4 TL5
:..:. Kesaiahaii . c + c-25 -i e26 -t e27 + e28
D25*TL 1)26 *T L D27*TL D28*TL
h. Model pengukuran variabel persaingan äi—-^
PB
MPI MP2 j d MT3 MP5
MP
PP
PI13 PB3 PB4
_
^
PP1 PP4 PPS
MD! ^-EIL MD2 MD? 4 rl 4 MIM MD5 t!5 Mf-'l
MF
MF2 MFT MF4
1
^ c\7
Gambar 3.10. Model Konstruk variabel laten Persaingan (Pers) dengan variabel manifes PB, MP, PP, MD, MF dan ML Tabel 3.8. Model persamaan struktural variabel persaingan
135 ltem> Variabel Manifes :: •--: :•'.w**• r w a » $•.->•-* i-<e:.X:' *••••. ' Feroityaaij •'.i^z V ariabei : -' - - .. • PR : f : M P PP 1 MD 1 MPI = D4*MP MP2 = D5*MP MP3 = DG*MP MP5 = D7*MP PPI = D8*PP PP4 = D9*PP PP5 = DIO'PP MD1 = D11 *PM MD2 = D12* PM MD3 = D13*PM MD4 = D14*PM MD5 = DI 5* PM MF1 = MF2 = MF3 = MF4 = PML1 = PML2 = PML3 = PML4 = PB = MP = PP = PM = v
1
v
V. JLatea 1 '^Mtrif: •: Pers
f - " ••- s-.-.! ,. CvKvr H^,-;
MF
lu'
-
D16*PM DI7*PM D18*PM D19*PM
MF =
D20*PM D22*PM D23*PM D24*PM
Mi.=
1
K esa . lahan
p' • •
+ e4 + e5 + e6 + e7 + e8 + e9 + elO + €ll + e!2 + el3 + el4 + e!5 + e!6 + el7 + el8 + el9
+ e20
BI*P B2*P B3*P B4*P B5*P B6*P
+ e21 + e22 +e23 +e24 +e25 +e26 +€27 +e28 +e29
F. Alat dan Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini digunakan kuesioner (angket) sebagai alat pengumpulan data. Tujuan pokok penggunaan kuesioner menurut Singarimbun (1995) adalah: (a) memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, dan (b) memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin. Proses penyusunan kuesioner penelitian dimulai dengan membuat definisi setiap varibel beserta dimensi-dimensinya, diikuti dengan penyusunan tabel penjabaran konsep teori ke dalam konsep-konsep empiris, analisis, dan operasional (Lampiran 1 ). Dari tabel tersebut dikembangkan menjadi kisi-kisi instrumen (Lampiran II ). Berdasarkan atas penjabaran konsep dan kisi-kisi instrumen disusunlah item-item pertanyaan/pernyataan yang akan digunakan untuk mengumpulkan data hasil
36 pengukuran (lampiran IH). Kedua tabel tersebut di atas digunakan sebagai pegangan/pedoman yang sangat membantu supaya tetap sejalan dengan tujuan pengukuran dan tidak keluar dari batasan penelitian yang sudah ditetapkan. Tabel 3.9. Variabel taten, Variabel Manifes, dan Jumlah Item m. i
2.
antt-m •' Variatwf 1 (UWUMf J^Kl iVtf• • ,••"• "1 Modal Intelektual Organisasi (Variabel Dependen)
Ia. Kemampuan belajar dan berinovasi (MIB) b. Kemampuan memahami modal struktural (MIS) c. Tanggap atas keluhan pelanggan (MIT)
Nomor Itcni • I - 13
13
14-29
16
30-35
_6 35
2a. Pengetahuan dan Keahlian Profesional (KIP) b. Kemampuan membantu (KIB) c. Kemampuan kognitif (KIK) d. Kemampuan mempengaruhi (KIR) c. Kemampuan manajerial (KIM) f Penguasaan emosional (K1E)
36-40
5
41-44 45-55 56-61 62-66 67-71
4 11 6 5 5 36
Organisasi belajar
3a. Personal Mastery (PM) b. Mental Model (MM) c. Shared Vision (SV) d. Syslem Thinking (ST) e. Team Lcarning (TL)
72-79 80-85 86-91 92-97 9 8 - 102
8 6 6 6 5 31
Persaingan
4a. Persaingan dalam Biaya Pendidikan (PB) b. Persaingan dalam Mutu Pelayanan (MP) c. Persaingan dalam Promosi (PP) d. Persaingan dalam Mutu Dosen (MD) e. Persaingan dalam Mutu Fasilitas (MF) f Persaingan dalam Mutu Lulusan (ML)
103 - 106
4
107-112
6
113-116 117 - 122
4 6
123 - 126
4
(Variabel Independen)
4.
Variabel Manifes
Kompetensi Intelektual Individu Dosen
(Variabel Intervening)
3
v -
(Variabel Independen)
127-131
.
5 29
Kuesioner yang baik mengandung pertanyaan-pertanyaan yang langsung berkaitan dengan hipotesis dan tujuan penelitian serta mudah dimengerti dan tidak menimbulkan pengertian ganda yang dapat membingungkan responden sewaktu menjawabnya. Terdapat
37 beberapa asumsi yang harus diperhatikan dalam menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, yaitu: (a) subyek atau responden dianggap orang yang paling mengerti tentang dirinya dan organisasinya, (b) segala sesuatu yang dinyatakan responden kepada peneliti (berupa jawaban yang diberikan dalam kuesioner) merupakan cerminan pendapat mereka yang sesungguhnya tanpa ada maksud-maksud tertentu, dan (c) interpretasi responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Menurut Singarimbun (1995), berdasarkan atas keleluasaan responden dalam memberikan jawaban, kuesioner dapat digolongkan ke dalam empat kategori, yaitu kuesioner yang menggunakan (l) pertanyaan terbuka, (2) pertanyaan tertutup, (3) kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup, dan (4) pertanyaan semi terbuka. Dalam kuesioner ini digunakan metode sel/ assessment berupa pertanyaan/pernyataan tertutup, yaitu responden diminta untuk memilih jawaban atas pertanyaan dalam bentuk suatu pernyataan mengenai kompetensi intelektual individu dosen, modal intelektual organisasi, persaingan, dan organisasi belajar berdasarkan atas keadaan yang dirasakannya. Jenis pertanyaan tertutup bertujuan agar jawaban yang terkumpul dapat diolah secara kuantitatif. Keunggulan penggunaan kuesioner tertutup adalah responden memerlukan waktu yang lebih singkat untuk mengisi kuesioner, data dapat diolah secara kuantitatif, dan peluang kuesioner dikembalikan lebih besar. Walaupun bentuk pertanyaan tertutup akan memudahkan responden untuk memberikan jawaban, namun terdapat beberapa kelemahan, antara lain: (I') alternatif jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan telah ditentukan dengan pasti, sehingga responden tidak dapat menentukan jawabannya sendiri dengan cara lain; (2) tidak dapat diketahui apakah pilihan alternatif jawaban menggambarkan keadaan yang sebenarnya; (3) sulit
138 dihindari adanya pengaruh atau keinginan tertentu responden dalam pengisian kuesioner. Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan itu diberikan alternatif yang cukup banyaknya hingga responden lebih leluasa untuk memilihnya. Selain itu kepada responden dimohonkan untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur. Menurut Kaplan dan Saccuzzo (1993), ada dua jenis format item alat ukur; a. Format Dikotomus, yaitu pertanyaan/pernyataan yang memberikan dua pilihan jawaban bagi responden, misalnya jenis kelamin atau status perkawinan. Format ini baik digunakan pada fenomena yang terbagi dalam dua pilihan. b. Format Polikotoraus, yaitu format pertanyaan/pernyataan yang memberikan alternatif lebih dari dua pilihan. Format ini paling banyak digunakan, mudah untuk diolah, dan tingkat ketelitiannya lebih baik daripada format dikotomus. Format polikotomus dapat berbentuk (I) Format Likert, di mana responden diminta untuk menunjukkan derajat kesetujuan/ketidaksetujuannya terhadap pernyataan/ pertanyaan tertentu dengan pilihan jawaban seperti sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. (2) Skala Kategori, di mana pertanyaan/pernyataan dinyatakan dengan menggunakan titik skala penilaian. Dalam penelitian ini format jenis polikotomus yang digunakan, baik format Likert maupun skala kategori. Banyaknya jumlah item dalam alat ukur tidak dapat ditentukan secara umum. Secara teoretis jumlah item dalam suatu alat ukur bergantung pada jumlah variabel-variabel yang hendak diukur. Setidaknya ada satu item pertanyaan/pernyataan yang mewakili setiap variabel yang hendak diukur, sehingga jumlah minimum item pertanyaan dalam alat ukur sama dengan jumlah variabel-variabel yang akan diukur.
G. Analisis Data Statistik Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat bergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut (Singarimbun, 1995 : 122). Data penelitian yang telah dikumpulkan dengan susah payah dan dengan biaya yang cukup tinggi tidak akan ada artinya jika alat pengukur yang digunakan untuk mengumpulkan data itu tidak memiliki kualitas yang tinggi. Oleh karena itu, sebelum digunakan, aiat ukur yang dipakai untuk memperoleh data penelitian itu perlu diujicobakan lebih dulu dan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik. a. Analisis item Analisis item dilakukan untuk mengetahui kualitas item-item kuesioner yang digunakan. Ada beberapa prinsip untuk mendapatkan item yang berkualitas, prinsip-prinsip itu ialah: 1) alat ukur harus memenuhi iheorically sounds, yaitu memenuhi kaidah teori, 2) secara empirik teruji kualitasnya dan dapat disempurnakan melalui analisis data empiris. Salah satu cara untuk menganalisis item suatu alat ukur ialah dengan melihat daya pembeda item {item discriminallity% yaitu konsistensi antara skor item dengan skor keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan, dengan persamaan Pearson sebagai berikut: n(£ XY) - (E XE Y) V [(n Z X - (S X) (nX Y - (S Y) )] 2
2
2
2
di mana: r = korelasi,
Y = skor total dikurangi skor item tersebut,
X = skor setiap item,
n = ukuran sampel
t "
140
\ Kegunaan analisis item adalah mengidentifikasi, membuang, atau memperbaiki item
pertanyaan yang memiliki koefisien korelasi negatif atau koefisien yang mendekati nilai nol. Untuk itu perlu ditentukan angka terkecil yang dapat dianggp cukup tinggi sebagai indikator adanya konsistensi antara skor item dan skor keseluruhan. Menurut Kaplan dan Saccuzzo (1993), item yang baik adalah item yang memiliki nilai koefisien korelasi antara 0,30 - 0,70. Sedangkan menurut Azwar (1995) menetapkan harga koefisien korelasi untuk suatu penelitian psikologi minimal sama dengan 0,3. Ini berarti semua item yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 disisihkan atau diperbaiki dan item-item yang dimasukkan dalam alat tes adalah item-item yang memiliki korelasi di atas 0,30. Item yang dipilih juga dapat ditentukan berdasarkan besarnya korelasi item mengikuti kriteria Guilford (1956) dengan ketentuan sebagai berikut Koefisien Korelasi Tingkat Korelasi Tabel 3.10. Kriteria Tingkat Korelasi Item Menurut Guilford Kurang dari 0,20 Tidak ada korelasi Korelasi rendah 0,20- <0,40 Korelasi sedang 0,40- <0,70 Korelasi tinggi 0,70 - < 0,90 Korelasi tinggi sekali 0,90- <1,00 Korelasi sempurna 1,00 Dalam penelitian ini item yang diambil ialah item yang memiliki koefisien korelasi positif dan di atas nilai r kritis tabel.
h. Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1995 : 140). Artinya, bila alat ukur dipakai
dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang d konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Pengertian bahwa instrumen reliabel, yang dimaksudkan ialah bahwa data yang diperoleh dari hasil pengukuran instrumen itu dapat dipercaya, bukan semata-mata instrumennya. Jadi, ungkapan yang menyatakan bahwa instrumen harus reliabel sebenarnya mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang dapat dipercaya. Reliabilitas adalah konsistensi pengukuran. Mengukur konsistensi suatu fenomena sosial seperti sikap, opini, dan persepsi merupakan hal yang sulit dicapai, karena manusia sebagai subyek pengukuran psikologis merupakan sumber ketidakkonsistenan yang potensial. Oleh karena itu dalam pengukuran gejala sosial, selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran (measurement crror). Setiap hasil pengukuran sosial selalu merupakan gabungan antara hasil pengukuran sesungguhnya (true score) ditambah dengan kesalahan pengukuran. Secara empiris, tinggi rendahnya realibilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoretis besarnya koefisien reliabilitas ini berkisar antara 0,00 - 1,00, tetapi pada kenyataannya koefisien 1,00 tidak pernah tercapai dalam pengukuran. Di samping itu, walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas koefisien yang bertanda negatif tidak memiliki arti, karena interpretasi realibilitas selalu mengacu kepada koefisien yang positif. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas (Bollen, 1989:20): i.
Teknik pengukuran ulang (,test-retest reiiabiiity) Metode ini dilakukan dengan cara mengukur suatu fenomena pada dua periode yang berbeda, dan kemudian menghitung korelasi kedua pengukuran tersebut.
142 Teknik ini lebih tepat digunakan untuk mengevaluasi reliabilitas fenomena individu yang dipercaya tidak berubah karena waktu Kelemahan dari metode ini ialah adanya yang disebut memory effccf, yaitu efek yang terjadi karena subyek yang diukur masih ingat dengan jawaban mereka terhadap pengukuran pertama. Berdasarkan hal di atas, interval waktu di antara pengukuran pertama dan kedua harus cukup jauh. Teknik paralel (paraUcl form reUability) Metode ini dilakukan dengan membandingkan dua buah alat ukur yang ekivalen, yang dikonstruksi berdasarkan teori atau konsep yang sama pada waktu yang sama tetapi mengukur item-item yang berbeda. Skor hasil pengukuran bentuk pertama kemudian dikorelasikan dengan skor hasil pengukuran bentuk kedua. Keuntungan dari teknik paralel ialah tidak ada efek ingatan (memory effect). Konsistensi internal (huerrtal cnmisiency) Kebanyakan alat ukur yang digunakan hanya mempunyai satu bentuk, sehingga nilai estimasi reliabilitas harus dievaluasi dari alat ukur tunggal ini. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sumber-sumber variansi dari suatu alat ukur yang tunggal, salah satunya ialah dengan mengevaluasi konsistensi internal, yaitu dengan membagi pengukuran tersebut ke dalam komponenkomponen dengan cara sebagai berikut a) Split-half method Ini dilakukan dengan membagi hasil pengukuran menjadi dua bagian yang sama besar. Pembagiannya dapat dilakukan dengan cara acak, dibagi dua menurut kelompok item awal dan akhir, atau dengan membaginya menurut ganjil-genap. Metode pembagian ganjil-genap lebih disarankan dibandingkan dengan pembagian menurut awal-akhir, terutama jika item-item
143
disajikan dengan tingkat kesukaran yang makin tinggi. Penghitungan rcliabilitas dengan menggunakan metode ini dilakukan dengan cara menghitung korelasi di antara kedua bagian tersebut, kemudian hasilnya dikoreksi dengan menggunakan koreksi Spearman Brown sebagai berikut; 2r R—— I+r di mana: R = koefisien reliabilitas split-half r = koefisien korelasi antara skor bagian pertama dan kedua. Cara split-half lebih disarankan karena lebih murah dan lebih mudah diperoleh. Persyaratan dari metode split-half bahwa pengukuran itu harus paralel, dan varian dari kedua pengukuran itu harus sama. b) Alpha Cronbach. Apabila varian dari kedua bagian alat ukur itu tidak sama, faktor koreksinya disarankan menggunakan koefisien Alpha (a) yang diberikan oleh Cronbach sebagai berikut: R=a
N N-1
{1
ssr S
)
2
Di mana: a = koefisien reliabilitas Alpha Cronbach S = varian skor keseluruhan Si = varian masing-masing item N - jumlah sampel 2
2
Keuntungan dari penggunaan alpha Cronbach bahwa pengukuran tidak harus paralel dan efek ingatan tidak ada (Bollen, 1989: 216).
144
. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan apakah suatu instrumen betul-betul lengukur sesuatu yang ingin diukur. Atau dengan kata lain suatu instrumen dikatakan alid jika instrumen tersebut mengukur sesuatu yang hendak diukur. Jika instrumen yang iipakai untuk mengukur yang ingin diukur itu memiliki validitas yang tinggi, maka data ang diperoleh dari hasil pengukuran itu mempunyai validitas yang tinggi pula. Ada beberapa jenis validitas, di antaranya ialah validitas isi {content va/jdity), /aliditas konstruk (construct validity), dan chterion validity (Bollen, 1989). Validitas isi Validitas isi suatu alat ukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat ukur tersebut mewakili semua aspek materi (domain konsep) yang akan diukur. Jika isi alat ukur tersebut hanya mengandung sebagian dari aspek materi yang akan diukur, maka dapat dipastikan validitas yang diperoleh tidak akan tinggi. Untuk mengetahui domain konsep diperlukan definisi teoretikal yang menjelaskan arti dari suatu konsep. Definisi teoretikal harus memberi kejelasan tentang dimensi suatu konsep. Setiap dimensi konsep harus memiliki satu atau lebih pengukuran. Menentukan validitas isi dari suatu alat ukur memerlukan logika yang baik, keirampilan intuitif, dan ketekunan. Validitas konstruk Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep. Validitas konstruk adalah metode pengujian validitas yang digunakan untuk melihat hubungan antara hasil pengukuran suatu alat ukur dengan konsep teoretik yang melatarbelakanginya. Suatu instrumen memiliki validitas konstruk yang tinggi jika instrumen tersebut betul-betul mengukur kerangka konsep yang ingin diukur. Kerangka konsep ini dapat dicari dengan mempelajari definisi konsep yang akan diukur yang terdapat dalam literatur. Jika definisi konsep ini tidak
145 diperoleh, maka peneliti harus mendefinisikan konsep-konsep itu dengan bantuan para pakar. Cohen (198E) menetapkan beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk membuktikan bahwa suatu alat ukur mempunyai validitas konstruk. Salah satunya ialah analisis faktor. Analisis faktor dirancang untuk mengidentifikasi variabel-variabel spesifik yang diduga mempengaruhi atau menjelaskan performansi alat ukur. Dengan kata lain, analisis faktor merupakan salah satu teknik yang dapat menentukan structural equation modelling. Terdapat dua jenis analisis faktor. 1) Analisis faktor eksploratori. yaitu analisis yang dilakukan pada faktor-faktor suatu model yang belum diketahui struktur atau teori dasar yang melandasinya. Dengan analisis faktor eksploratori ini dapat ditentukan hubungan yang mungkin dari suatu bentuk model yang umum, mengidentifikasikan struktur faktor-faktor dalam model, dan memperkirakan hubungan antar faktor dalam model icrscbut, melalui data empirik yang diperoleh. Analisis faktor eksploratori biasa digunakan untuk membantu menentukan/membangun model berdasarkan data empirik. Perangkat lunak yang biasa digunakan untuk mengolah data empirik mi ialah SPSS (Staiiticai Package for Social Science). 2) Analisis faktor konfirmatori, yaitu analisis untuk mengkonfirmasikan secara empirik struktur model yang dibangun berdasarkan konsep teori tertentu. Analisis faktor ini digunakan untuk mengetahui seberapa baik data empirik sesuai dengan model yang diuji. Beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan untuk analisis faktor konfirmatori ialah LISREL (Linear Structural Relationship) dari Jöreskog dan Sörbon (1989) atau Arnos dari James L. Arbukle(1997).
146
Criierum relateci vahdity, yailu sualu validitas yang berkaitan dengan kriteria yang telah ditentukan. Ada dua tipe validitas jenis ini, yaitu: 1) Concurrent vahdity, yang menunjukkan hubungn antara hasil pengukuran dalam keadaan yang sebenarnya. 2) Prédictive vulidity, yang menunjukkan kemampuan alat ukur untuk memprediksi keadaan yang akan datang. Dari ketiga jenis validitas yang disebutkan di atas, yang diuji ialah validitas konstruk. Untuk menguji validitas tersebut penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Mendefinisikan secara operasional konsep-konsep yang diukur tentang kompetensi intelektual individu, organisasi belajar, persaingan, dan modal intelektual organisasi. Hasil pendefinisian konsep-konsep itu didiskusikan dengan para ahli dan pakar, dalam hal ini ialah para dosen pembimbing. Dari hasil pendefinisian konsep-konsep kemudian disusunlah tabel penjabaran konsep teori ke dalam konsep-konsep empirik, analitis, dan operasional dan kisi-kisi instrumen (Lampiran I dan II). 2) Dari kisi-kisi instrumen disusunlah instrumen dalam bentuk pernyataan yang berisi 5 (lima) pilihan, instrumen yang telah disusun pada akhir Februari 2004 diujicobakan kepada 20 orang dosen Universitas Widyatama yang tidak ikut menjadi sampel penelitian. 3) Data yang diperoleh dari hasil uji coba diolah dengan memberi skor hasil jawaban responden berdasarkan atas pembobotan masing-masing soal, kemudian dibuat tabulasi data.
147 H. Pengumpulan dan Pengolahan data I. Ujicoba Alat Ukur Penelitian Alat ukur yang akan digunakan untuk mengumpulkan data harus memiliki persyaratan validitas dan reliabilitas. Oleh karena itu, sebelum alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data, alat ukur tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur tersebut mampu mengukur sesuatu yang ingin diukur. Sedangkan suatu alat ukur dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap alat ukur yang diajukan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Sebagai alat untuk mengumpulkan data digunakan kuesioner yang disusun menurut urutan di bawah ini. a. Kata Pengantar, menjelaskan latar belakang penelitian dan garis besar tujuan penelitian. b. Kuesioner Bagian I yang berisi isian atas identitas responden, c. Petunjuk pengisian kuesioner Bagian 1IA. d. Kuesioner Bagian TTA tentang Kompetensi Intelektual Dosen, berisi pernyataanpernyataan tentang kondisi kompetensi intelektual individu responden pada saat ini yang harus dijawab dengan memilih satu dari lima alternatif jawaban. Kuesioner Bagian HA dalam bentuk skala kategori. e. Petunjuk kuesioner Bagian IIB. Kuesioner Bagian 1IB dalam bentuk skala Likert. f. Kuesioner Bagian HB1 tentang Modal Intelektual Organisasi, berisi pernyataanpernyataan tentang modal intelektual organisasi tempat responden bekerja yang harus dijawab dengan memilih satu dari lima alternatif jawaban. g. Kuesioner Bagian IIB2 tentang Organisasi belajar berisi pernyataan-pernyataan tentang disiplin organisasi belajar di tempat responden bekeija sebagai dosen.
48 h. Kuesioner Bagian IIB3 tentang persaingan, berisi pernyataan-pernyataan tentang persepsi responden terhadap usaha-usaha yang ditempuh oleh PTS tempat responden bekerja dalam menghadapi persaingan yang terjadi. Kuesioner Bagian HA menggunakan skala kategori dengan skor penilaian antara l sampai dengan 5 yang dikombinasikan dengan metode fenomenal (pernyataan). Keuntungan dari format penulisan seperti ini ialah dapat memuat pilihan item pernyataan yang memadai dalam waktu yang relatif singkat, karena responden tidak harus menulis jawaban dari setiap item. Kuesioner pilihan bagian 1LB1, IIB2, dan 11B3 menggunakan skala Likcrt. Pil i ha n skala Lilccrt terdiri atas: SS dengan nilai 5, artinya pernyataan atau keadaan tersebut sangat setuju, sangat sesuai, atau sangat sering terjadi. S dengan nilai 4, artinya pernyataan atau keadaan tersebut setuju, sesuai, atau sering terjadi. N dengan nilai 3, artinya pernyataan atau keadaan tersebut antara setuju dan tidak setuju, antara sesuai dan tidak sesuai, antara sering terjadi dan kadang-kadang, atau netral. TS dengan nilai 2, artinya pernyataan atau keadaan tersebut tidak setuju, tidak sesuai, atau kadang-kadang teijadi. STS dengan nilai 1, artinya pernyataan atau keadaan tersebut sangat tidak setuju, «angat tidak sesuai, atau tidak sama sekali terjadi. Pertanyaan dalam kuesioner terbagi menjadi dua, yaitu pertanyaan dengan nada positif dan pertanyaan dengan nada negatif. Pengolahan data dilakukan setelah jawaban dari pertanyaan negatif dikonversikan dengan nilai kebalikannya
149 Untuk mengetahui apakah butir-butir instrumen yang telah dibuai yanc digunakan untuk mengumpulkan data itu valid dan reliabel atau tidak, alat ukur diujicobakan kepada 20 orang doser. Fakultas Teknik Universitas Widyatama. Penyebaran instrumen (kuesioner) pada ujieoba dilakukan pada tanggal 25 - 2 - 2004. Perkiraan bahwa kuesioner akan kembali pada tanggai 3 Maret 2004 (seminggu setelah penyebaran) ternyata tidak dapat dipenuhi, dan baru pada tanggal 8 Maret 2004 semua (20) instrumen dapat kembali. Langkah selanjutnya dalam penghitungan validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut; a. Memberikan skor pada item-item berdasarkan atas ketentuan-ketentuan yang telah dibuat yaitu: j a W a b a i i Saugat Setuju (SS) dibel"! skor 5, Setuju (S) 4, Netral (N/ =
=
3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Untuk pernyataan yang negatif pemberian skor dibaiik, yaitu: Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) - 2, Netral (N) = 3, Tidak Setuju (TS) - 4, Sangat Tidak Setuju (STS) - 5. b. Membuat tabulasi data. Tabulasi data dibuat mxn, m menyatakan item kuesioner, sedangkan n menyatakan kasus atau responden. c. Menganalisis data menghitung validitas alat ukur. Validitas alat ukur dihitung dengan analisis butir soal. Hal ini dilakukan dengan mencari nilai korelasi (r) antara skor butir soal sebagai nilai X dengan skor total sebagai nilai Y dengan menggunakan rumus Pearson (korelasi Product-Moment) rw
—
•
NIXY - (SX) ( EY)
< (NS X - (IX) ) (N £Y - ( S Y) ) 2
di mana
2
2
2
r y = nilai korelasi antara skor item dan skor total X = skor item Y skor total item X
=
150 Dalam uraian sebelumnya telah disebutkan bahwa menurut Kapfan dan Saccuso(1993) dalam penelitian sosial item dengan nilai r = 0,3 masih dapat digunakan sebagai alat ukur. Namun, dalam penelitian ir.i, agar diperoleh item yang benar-benar valid, nilai r yang diperoleh dari hasil perhitungan di atas dikonsultasikan dengan nilai r tabel produet-moment. Jika nilai r hitung positif dan sama atau iebih besar daripada nilai r tabel, item soal itu valid. Nilai r tabel untuk kepercayaan 95 % dengan N = 2 adalah 0,444, dengan demikian item soal dengan nilai r > 0,444 adalah valid. Item soal yang tidak valid dibuang, sedangkan yang valid dihitung rehabilitasnya. Perhitungan validitas i lem soal dengan menggunakan perangkai lunak SPSS ver. 11 terdapat pada Lampiran V. Tabel 3.11. Koefisien Korelasi Skor Item Pernyataan Terhadap Skor Total Variabel Kompetensi Intelektual Individu i Variabel 1 Laten 1 1 j Kompetensi Inteiektuai individu
Variabel Manifes Berprestasi dan Beiajar
Kemampuan Membantu Orang Lain Kemampuan Kognitif
s
Koefisien Korelasi Item thd Total 0.533 0.532 0.460 0.633 0.28! 0.701 0.665 0.330 0.563 0.823 0.550 0.629 0.681 0.029 0.365 0.174 0.547 0.551 U.641 0 660 UAho rv <XH
i Kode Item KIP1 KIP2 K!P3 K 11*4 K!P5 KÍB1 KIB2 KÍB3 KIB4 KIK1 riirA IUIÚÍ Vir'J IVUW KK4 KIK5 KDC6 KIK7 K1K8 KIK9 KiKiO KiKJ i I/MIVU IL" 1 l'I L' 1 1 i
Keterangan Valid "valid Valid w-1: T OiiUJ Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid »v fanu -1- 4 Valid Valid VMIIU Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid "valid T;J_I. t luap. vaiiui: j » (uib
1
i
Variabel Laten
Vanabd Manifes
Kode Item
Kemampuan mempengai ulii uiaii^ J4XJJI Kemampuan Manajerial
KIR1 KiR2 KIR3 KIR4 KIM I KIM2 K1M3 KIM4 KIM5 KIE1 KIE2 KJH3 KIE4 KE5
Kematangan Emosional i
Koefisien Korelasi Kern thd Total 0.471 Ö.3i5 0.456 0.450 0.306 0.593 0.560 0.596 0.403 0.683 0.469 0.685 0.230 0.529
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran V)
Keterangan Valid Tidak Vaiia A'aiid Valid Tidsk Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Tabe! 3.12. Koefisien Korelasi Skor ltem Pernyataan Terhadap Skor Totai Variabel Modal intelektual Organisasi Variabel Laten
Variabel Manifes
Kode Item
Modal Intelektual Organisasi
Be!a;2T dan Berinovasi
M3B1 MIB2 Mffi3 MIB4 MIB5 MÏB6 M1B7 MIB8 MIB9 MIB10 MIBI1 MIB12 MEB13 MISI M1S2 MI S3 M!S4 Ml S 5 MIS6 MIS7 MIS8 MIS9 MIS10 MIS11 MIS12 MIS 13 MIS14 MIS 15 MIS 16
Modal Struktural
.. .
i
.
Koefisien Korelasi Item ih d Total 0.647 0.575 0.520 0.739 0.792 0.730 0.683 0.655 0.783 0.695 0.724 0.793 0.664 0.671 0.645 0.621 0.719 0.841 0.754 Ö.202 . 0. 496 0367 0.506 0.551 0.627 0.310 0.411 0.652 0.695
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid V'aiid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid
Variabel Laten
Variabel Manifes
Kode Item
Cepat Tanggap
MIT) MIT2 MIT3 MIT4 M IT5 MIT6
Koefisien Korelasi Item thd Total 0.583 0.760 0.466 0.748 0.673 0.128
Sumber: Hasi pengolahan data (Lampiran V)
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Tabel 3,13. Koefisien Korelasi Skor item Pernyataan Terhadap Skor Total Variabel Organisasi belajar Variabel Laten
Variabel Manifes
Organisasi Belajar
Personal Mastery
Mental Model
Shared Vision
System Thinking
Tram Learning
Kode item
I j PMI PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM7 PMS MM t MM2 MM3 MM4 MM5 MM6 SV1 SV2 SV3 SV4 SV5 SV6 ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 TL1 TL2 TL3 TL4 TL5
Koefisien Korelasi Item thd Total 0.331 0.738 0.626 0.623 0,624 0.664 0.417 0.630 0.724 0.700 0.789 0.755 0.647 0.689 0.787 0.823 0.827 0.734 0651 0.604 0.630 0.806 0.635 0.728 0.792 0.654 0.788 0.748 0.394 0.748 |' [ 0.674 .
Sumber: Hasi Pengolahan Data (Lampiran V).
Keterangan
Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Tabel 3.14. Koefisien Korelasi Skor Item Pernyataan Terhadap Skor Total Variabel Persaingan
153
Variabel Laten
Variabel
Persaingan
Persaingan dalam Biaya Pendidikan
Manifes
Persaingan dalam Muai Pelayanan Persaingan dalam Promosi
Persaingan dalam Mutu Dosen Persaingan dalam Mutu Fasilitas Persaingan dalam Mutu Lulusan
Kode i Item PBI PB2 PB3 PB4 MPI MP2 MP3 MP4 MP5 MP6 PPI PP2 PP3 PP4 PP5
MDi
MD2 MD3 MD4 MD5 MF1 MF2 MF3 MF4 MLI ML2 ML3 ML4 ML5
Koefisien
Keterangan
0.333 0713 0.550 0.461 0.474 0.695 0.623 04J6 0.772 0.351 0.494 -0 209 0.211 0.538 0.447 0.769 0 701 0.588 0.735 0.878 0.596 0.570 0,684 0.635 0.479 0.534 0.664 0.542 0.417
Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Koreiasi Hem thd Total
Sumber: Hasil Pengolahan Data (Lampiran V) Dari hasil analisis alat ukur di atas menunjukkan bahwa pada variabel laten Kompetensi Intelektual Individu yang tidak valid ialah item-item KIP5, KIB3, KIK5, K1K6, K1K7, KIK 12, KIRI, K1M1, K1M5, dan K1E4 (10 item), variabel laten Modal Intelektual Organisasi yang tidak valid ialah item-item MIS7, MID9, MIS 13, MIS 14, dan MIT6 (5 item), variabel laten Organisasi belajar yang tidak valid ialah item-item PMI, PM7, dan TL3 (3 item), dan variabel Persaingan yang tidak valid ialah item-item PBi, MP4, MP6, PP2, PP3 dan ML5 (6 item). item-item yang tidak valid itu dikarenakan mungkin cara menuliskan pernyataan item itu tidak dipahami oleh
154 responden, atau responden memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap item-item itu, walaupun sebelum diujicobakan, item-item pernyataan itu telah ditelaah isinya oleh beberapa kawan peneliti. Item yang tidak valid ini sebenarnya masih dapat diperbaiki dan kemudian diujicobakan lagi, namun dalam penelitian ini item-item yang tidak valid dibuang. Sedangkan item yang valid menunjukkan bahwa item memiliki kesesuaian yang baik sebagai alat ukur untuk mengukur sesuatu yang ingin diukur. Makin tinggi koefiesien korelasi, makin baik kualitas item itu sebagai alat ukur. Dengan demikian, dari seluruh item sebanyak 131, yang tidak valid 24, item yang valid 107. Dari item yang valid ini dihitung reliabilitasnya. Menghitung reliabilitas. Item soal yang valid kemudian dihitung reliabilitasnya dengan menggunakan rumus alpha Cronbach r
k
. = (
k-1
di mana: rg k Zcb" <j t
2
) (]
o,
) 2
= reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan/soal = jumlah varian butir = varian total
Nilai rii yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai r tabel productmoment. Jika nilai r^ positif dan sama atau lebih besar daripada nilai r tabel, instrumen tersebut reliabel. Untuk kepercayaan 95 % dengan N - 20, r tabel ialah 0,444. ini berarti butir soal dengan r > 0,444 adalah reliabel. Perhitungan reliabilitas variabel manifes dengan menggunakan perangkat lunak SPSS ver. 11 terdapat pada Lampiran VI. Tabel 3.15. Koefisien Reliabilitas Variabel Manifes Variabel Laten
Variabel Manifes
j Kode | Item
Kemampuan J KIB Membantu j Orang Lain j
Koefisien j Keterangan Reliabilitas | 0,7649
j
Reliabel
1 -
Variabel j Laten j
Modal Intelektual Organisasi
f i j i j j | 1 ) j iii ! ii i
•
Organisasi Belajar
Persaingan
Variabel Manifes
Kemampuan Membantu Orang Lain Kemampuan Kognitif Kemampuan mem pcriganjhi orang lain Kematangan Emosional
Kode Item
Koefisien Keliabilitas
Keterangan .
0,7649
Reliabel
KIK
0,S59<î
R.cüabd
i'in ruk
0,6149
Reliabel
Kit
0,5882
Reliabel
KIB
Kematangan Emosional Belajar dan Berinovasi Modal Struktural
KIE
0,5882
Reliabel
M IB
0,9327
Reliabel
MIS
0,8893
Reliabel
Cepat Tanggap
MÎT PM
0,8160 0,7967
Reliabel Reliabel
MM
0,S766
Reliabel
SV
0,8645
Reliabel
ST
0,8797
Reliabel
TL
0.8276
Reliabel
PB
0,6280
Reliabel
MP
0,7369
Reliabel
PP
0,7283
Reliabel
MD
0,8285
Reliabel
MF
0,8251
Reliabel
ML
0,8776
Reliabel
Personof Mastery Mental Model Shared Vision System Thinkhtg team Learning
Persaingan dalam Biaya Pendidikan Persaingan dalam Mutu Pelayanan Persaingan dalam Promosi Persaingan dalam Mutu Dosen Persaingan dalam Mutu Fasilitas Persaingan dalam Mutu Lulusan
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran VI)
156 Dari Tabel 3.15 dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas varibei manifes ialah antara 0,5882 sampai dengan 0,9327. Semuanya berada di atas nilai kritis r tabel (0,444). Ini menunjukkan bahwa semua item variabel manifes reliabel. Ini berarti bahwa jika kuesioner disebar ulang, jawaban responden akan tetap menghasilkan pengukuran yang konsisten. Hasil pengukuran reliabilits untuk variabel kematangan emosional menghasilkan a Cronbach = 0,5882, terkecil di antara variabel yang lain. Hal ini teqadi mungkin ada sedikit keraguan responden untuk menjawab pertanyaan tersebut yang berkaitan dengan sikap emosional (pengendalian diri) responden. Langkah selanjutnya ialah menyusun kuesioner baru yang terdiri atas item-item yang valid dan reliabel. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dengan kisi-kisi seperti pada Tabel 3.16. Tabel 3.16. Kisi-kisi Kuesioner Penelitian 1 No. i 1
1
Variabel Laten Kompetensi Intelektual Individu
2
Modal Intelektual Organisasi
3
Organisasi belajar
4
Persaingan
|
Variabel Manifes Berprestasi dan Belajar Kemampuan Membantu Orang lain Kemampuan Kognitif Kemampuan Mempengaruhi Orang Lain Kemampuan manajerial Kematangan Emosional Belajar dan Berinovasi Modal struktural Cepat Tanggap Personal Mastery Mental Model Shared Vision System Thinking Team Leamtng Persaingan dalam Biaya Pendidikan Persaingan dalam Mutu Pelayanan Persaingan dalam Promosi Persaingan dalam Mutu Dosen Persaingan dalam Mutu Fasilitas
Jumlah Pernyataan 4 3 9 3 3 4 13 12 S 6 6 6 6 4 i ) 4 3 5 4
157 j No. i I 1
Variabel Laten
Variabd Manifes Persaingan dalam Mutu Lulusan
Jumlah | Pcmvaiaan i 4 ! j
2. Pengumpulan Data Sampel Penelitian Yang menjadi obyek penelitian ini adalah dosen-dosen perguruan tinggi swasta yang ada di kota Bandung. Jumlah PTS yang ada di kota Bandung sebanyak 96 buah, berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik. Jumlah Universitas sebanyak 12 buah. Yang menjadi responden dalam penelitan ini ialah dosen-dosen tetap yang mengajar di empat universitas swasta yang terkemuka di kota Bandung. Kriteria bahwa suatu universitas itu terkemuka ialah jumlah program studi yang telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional dengan peringkat akreditasi A terbanyak. Berdasarkan atas kriteria ini dipilih sebagai sampel ialah Universitas Pasundan, Universitas Widyatama, Universitas Kristen Maranatha, dan Universitas Katholik Parahyangan. Salah satu dari keempat Universitas tersebut (Universitas Widyatama) selain memiliki peringkat dalam akreditasi BAN, juga memiliki sertifikat ISO 9001-2000. Populasi dosen yang terdapat di masing-masing universitas di atas cukup besar, karena itu berkaitan dengan waktu dan dana yang tersedia, masing-masing universitas diambil sampelnya saja yang memenuhi syarat penelitian, yaitu 60 dosen tetap dari masing-masing universitas yang memiliki pengalaman mengajar di universitas yang bersangkutan minimal tiga tahun. Cara pemilihan sampel semacam ini didasarkan pada asumsi bahwa responden memiliki pengalaman, pengetahuan, dan pemahaman yang cukup baik tentang organisasi (PTS) tempat mereka mengajar, dengan demikian diharapkan mereka dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner dengan mudah dan tidak ragu-ragu.
158 Sebagai responden dari masing-masing universitas dipilih dosen-dosen dari Fakultas Teknik dan Fakultas Ekonomi. Pemilihan dosen dari dua fakultas ini sebagai responden didasarkan oleh dua alasan. (1) Karena jumlah dan jenis fakultas yang ada di keempat universitas itu beragam, maka agar tidak banyak variansinya dipilihlah dua fakultas yang dimiliki oleh masing-masing universitas. Dengan dua fakultas yang sama diasumsikan bahwa persepsi responden terhadap pertanyaan yang diajukan tidak banyak berbeda. (2) Dengan memilih dosen-dosen dari fakultas ekonomi dan fakultas teknik diasumsikan persepsi responden terhadap manajemen perubahan yang menjadi fokus penelitian ini juga tidak banyak berbeda. Secara kebetulan, hanya dua fakultas itu yang sama-sama ada di keempat universitas sasaran penelitian. Pengumpulan data dimulai pada tanggal 22 Maret 2004. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 220 eksemplar, disebar kepada 4 buah universitas, yaitu Universias pasundan 60 eksemplar, Universitas Wtdyalama 60 eksemplar. Universitas Kristen Maranatha 50 eksemplar, dan Universitas Katholik Parahyangan 50 eksemplar. Penulis berharap bahwa dari jumlah 220 eksemplar kuesioner yang disebar pada tanggal 22 Maret 2004, pada akhir bulan April 2004 sudah dapat kembali semua. Namun, pada kenyataannya sampat dengan pertengahan bulan Mei 2004 yang terkumpul kembali sebanyak 174 dengan rincian seperti pada Tabel 3.17 Banyaknya kuesioner yang tidak kembali disebabkan di antaranya karena sebagian besar responden sibuk, karena pada waktu itu adalah masanya Ujian Tengah Semester, dan alasan yang kedua ialah item pertanyaannya cukup banyak yaitu 107 item, hingga banyak dosen yang tidak memiliki waktu untuk mengisinya.
159 Tabel 3.17. Jumlah Responden Berdasarkan Universitas V. »wuw? W ( W 'l".*' I""?.* » W" l) • " .• uwy•. .. "'Wiiáyatamaí • ---r. »«»i (A)™". Fakultas Ekonomi 30 32 Fakultas Teknik 20 28 Jumlah 58 52
¿i. nurPon-' ara 15 18 33
19 12 31
i^WíM'i' * ; v Y j^l'j
w
96 78 174
3. Pengolahan Data a. Persiapan Data Mentah Persiapan data mentah adalah proses tabulasi data yang diperoleh dari jawaban responden ke dalam bentuk matriks data mentah yang memiliki format m * n, di mana m menyatakan jumlah pertanyaan dan n menyatakan jumlah responden. Data mentah yang dimaksud berupa skala kategori dan skala Likert, di mana jawaban responden berada dalam interval skor antara l sampai dengan 5. Beberapa pernyataan dalam kuesioner ini dinyatakan dalam bentuk negatif. Jawaban atas pernyataan negatif tersebut diberikan nilai kebalikannya dari nilai pernyataan positif. Tabel 3.18. Skor Jawaban Responden atas Kuesioner dalam Bentuk Positif dan Negatif Skor/Nilai Jawaban Responden Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 1 5 Sangat Sesuai/Setuju (SS) 4 2 Sesuai/Setuju (S) 3 3 Netral (N) 4 2 Tidak Sesuai/Setuju (TS) 1 5 Sangat Tidak Sesuai7Setuju (STS)
160 b. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kompetensi Intelektual Individu. Kuesioner tentang Kompetensi Intelektual Individu disusun dalam bentuk skala kategori. Terhadap kuesioner dalam bentuk pernyataan ini responden diminta untuk memilih pernyataan yang sesuai dengan rasa kompetensinya pada saat itu berdasarkan atas kemampuan dan kemauan yang mereka rasakan atau berdasarkan kebiasaan sehari-hari. Tabel 3.19. Skor Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Kompetensi Intelektual Individu Kelompok Dosen Universitas ; Variabel Laten
Kode Item
1 Berprestasi dan Belajar
KIPl KIP2 K1P3 K3P4 KZB1 KIB2 KIB4
Ra ta- i Std. rais Deviasi 3.3448 1.11688 4.1207 0.91915 4.2759 0.87445 4.3448 0.90905 4.2069 1.05562 3.8276 0.84059 4.0000 0.85840
KJLK1 KIK2 KTK3 KIK4 K3K8 KIK9 KIK 10 KIK11 KIKI3 KIRI KIR3 KIR4
4.4655 3.9310 3.8793 3.7586 4.1724 2.7931 4.3103 3.5000 3.9655 3.9138 4.1034 4.1034
0.90254 1.07380 0.91915 0.9789 r 0.97581 1.28088 0.90237 1.44186 1.00813 0-S0097 0.9856S 0.98568
4.4038 4.1731 4.0769 3.8077 4.3462 2.9038 4.2885 3.9808 3.9231 4.0577 4.0000 4.Î923
KTM2 KIM3 KIM4
3.7241 3.6207 4.5345
0.93270 1.02303 0.82111
KIE1 KIF.2 KIE3 KIES
4.2586 2.9138 3.9828 3.9138 ! 3.9218
0.84936 0.92309 1.10010 0.82259
i (KSP)
Kemampu ; an Membantu 0rang Lain (KIB) i Kemampu an Kognitif (KIK)
Kemampu an Mempengaruhi Orang Lain (KIR) Kemampu an Manajerial (KIM) Kematang an Emosional OCIE) Mean
ÎUdiv.^lTaiiraa i Std. Ratarata Deviasi 3.4231 1.09089 4.1923 0.47198 4.4423 0.66902 4.3077 0.75507 4.3269 0.92294 1.1346 0.90811 4.3269 0.67798
Univ. M a r a n a t h a Ratarata 3.5455 3.8788 3.9697 4.1818 4 4848 3.9091 4.0909
Std. Deviasi 0.79415 1.05349 0.72822 0.76S7I 0 75503 0.63066 0.72300
illParaS] RaUra ta 3.8387 4.1935 4.3226 3.8710 4.5484 4.1935 4.2258
Std. Deviasi 1.00322 0.90992 0.65254 0.92166 0.67521 0.87252 0.92050
0.79852 0.83363 0.88220 0.7(505 0.68269 1.01479 0.66676 0.95979 0.78830 0.80229 0.84017 0.86406
4.5758 3.S485 4.0606 3.7576 3.9394 3.1212 4.1515 3.7576 3.9394 3.8385 3.9091 3.8485
0.56071 1.14895 0.93339 0.66287 0.86384 0.92728 0.56575 1.17341 0.49620 0.79535 0.67840 0.66714
4.6452 3.8065 3.8387 3.5484 4.2581 2.9355 4.2581 3.7419 3.8387 4.1290 4.1613 3.9355
0.60819 0.98045 1.00322 0.62390 0.77321 0.99785 0.85509 1.15377 1.06761 0.67042 0.77875 0.92864
4.0962 3.9615 4.4808
0.82271 0.81557 0.75382
3.9091 3.7576 4.5758
0.87905 1.17341 0.61392
3.9677 3.7097 4.3548
0.94812 0.82436 0.70938
4.0577 3.1346 4.0577 3.9808 4,0414
0.57440 0.86385 0.37253 0 69987
4.0000 3.0000 3.9697 4.1212 3,9289
0.93541 0.82916 0.91S04 0.81997
4.0323 3.1290 3.9355 4.0323 3,9789
0.83602 1.02443 1.03071 0.65746
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran VIII)
161 Tabel 3.19. menyajikan data statistik dari 6 buah variabel laten Berprestasi dan Belajar (KIP), Kemampuan Membantu Orang Lain (K1B), Kemampuan Kognitif (KIK), Kemampuan Mempengaruhi Orang Lain (KIR), Kemampuan Manajerial (KIM), dan Kematangan Emosional (K1E) dari variabel Kompetensi Intelektual Individu (Kl) untuk kelompok Universitas. Tabel 3.20. Skor Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Kompetensi Intelektual Individu Kelompok Dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik Variabel Laten
Kode Item
Berprestasi dan Belajar (KIP)
K1P1 KIP2
Kemampuan Membantu Orang Lain (KIB) Kemampuan Kognitif (KIK)
Kemampuan Mempengaruhi Orang Lain (KIR) Kemampuan Manajerial (KIM) Kematangan Emosional (KIE) Mean
S
i
»
Rata-rata
ElKiHiiiliil
Standar
Rata-rata
M M M P Standar Deviasi 1.00291 0.92546 0.77893 0.82148 0.87068 0.76599 0.75118
KIB4
3.5104 4.2188 4.3958 4.3021 4.4479 3.9167 4.1667
Deviasi 1.07600 0.86088 0.73240 0.87202 0.92759 0.89050 0.84189
KIK1 KJK2 KIK3 K1K4 KIK8 KIK9 KIK 10 KIKIt KIKI3 KIRI KIR3 KIR4
4.5833 4.0104 3.9687 3.8021 4.2396 3.0833 4.3333 3.5625 4.0104 4.0417 4.1771 3.9688
0.65961 0.92332 0.96740 0.80289 0.79133 1.13941 0.76319 1.32833 0.99995 0.79361 0.79465 0.93418
4.3974 3.9103 3.9615 3.6538 4.1410 2.7051 4.1795 3.9487 3.8205 3.9103 3.8846 4.1538
0.87297 1.10707 0.87449 0.77000 0.90775 0.99491 0.76860 1.03067 0.67888 0.75912 0.89705 0.82300
KIM2 KIM3 K1M4 KIE1 KIO KIE3 KJE5
4.0208 3.7292 4.6042 4.2083 2.9688 4.0208 4.0833 4,0144
0.91742 0.91167 0.60662 0.79361 1.02035 1.03598 0.74927
3.7821 3.8077 4.3590 3.9872 3.1282 3.9615 3.8846 3,9137
0.86261 1.03268 0.86751 0.78117 0.74483 0,91796 0.75560
KIP3
KIP4
K1BI
KJB2
Sumber Hasil pengolahan data (Lampiran VIII)
3.4744 3.9744 4.1282 4.1154 4.2436 4.1026 4.1410
Tabel 3.20. menyajikan data statistik dari 6 buah variabel laten Berprestasi dan Belajar (KIP), Kemampuan Membantu Orang Lain (KIB), Kemampuan Kognitif (KIK), Kemampuan Mempengaruhi Orang Lain (KIR), Kemampuan Manajerial (KIM), dan
162
Kematangan Emosional (KIE) dari variabel Kompetensi Intelektual Individu (KI) untuk kelompok Fakultas. Variabel Modal Intelektual Organisasi. Kuesioner tentang Modal Intelektual Organisasi disusun dalam bentuk skala Likert. Terhadap kuesioner dalam bentuk pernyataan ini responden diminta untuk memilih pernyataan yang sesuai dengan persepsinya terhadap kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh anggota organisasi tempat mereka bekerja saat itu.
Tabel 3.21. Skor Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Modal Intelektual Organisasi Kelompok Dosen Universitas Variabel Laten
Kode Item
Belajar dan Rerinowl u i v vasi (MIB)
MIB1 MJB2 MIBJ MIB4 MIB5 MIB6 MIB7 MIB8 MIB9 MÍB10 MIB11 MIB12 MIB 13 MISI MIS2 MIS3 WIS4 MIS5 MIS6 MISS MIS10 MIS11 MISI 2 MIS IS Ml SI 6 MIT1 MIT2 M1T3 MIT4 MITS
Modal Struktural (MIS)
Cepat Tanggap (MIT) Mean
j
Univ. Mafnnatha
' i " '^"^.«gg
Ratarata 3.9655 4.0345 3.5000 3.7931 3.5690 3.1552 4.0517 3.9828 3.9655 3.9138 3.7414 4.0000 3.9655 3.5172 4.1207 3.6724 3.7931 3.9483 3.9138 3.8793 3.6897 3.5517 3.3103 3.8276 3.8966 3.7931 3.7759 3.7759 3.8966 3.7931 3,7931
Std. Deviasi 1.02539 0.70001 0.99560 0.93205 0.88083 1.13635 0.75909 1.01724 0.89767 0.84364 1.25041 0.87860 0.93594 1.07998 0.85998 1.11431 0.87376 0.63308 0.80097 0.95656 0.73046 0.93981 1.11145 0.84059 0.69306 1.07211 0.93739 0.95593 0.76525 0.78937
Ratarata 4.0385 3.9608 3.5577 3.7500 3.5192 3.8077 4.0000 4.1538 4.0000 3.4231 3.7692 3.7692 3.7595 3.0769 4.0769 3.2115 3.7500 3.8269 3.5000 3.7115 3.6154 3.2308 3.3077 3.6346 3.3269 3.9038 3.4423 3.6923 3.5962 3.3462 3,6603
Std. Deviasi 0.76598 0.80417 1.01775 0.92620 0.89641 1.01050 0.81650 1.01720 0.79212 1.09089 0.94174 0.83114 0.95664 1.20206 0.85969 1.14338 0.83725 0.85683 0.87447 0.77552 0.88901 0.85441 1.00075 0.74172 0.70631 0.79852 0.97846 0.75507 0.89134 1.10053
Sumber Hasil pengolahan data (Lampiran VIII).
Ratarata 3.6061 3.6667 3.3030 3.3939 3.0909 3.2727 3.8182 4.2424 3.4848 3.1818 3.1212 2.9091 3.2424 3.0606 3.9394 3.0606 3.2727 3.6061 3.0909 3.3636 3.6364 3.0606 3.2424 3.6970 3.4242 3.6364 3.2121 3.2727 3.4242 3.3333 3.3889
Std. Deviasi 1.02894 0.77728 0.80951 0.89928 1.01130 1.09752 0.80834 0.50189 1.00378 1.37964 1.26880 1.10010 t.00095 1.11634 0.78817 1.22320 0.97701 0.74747 0.80482 1.11294 0.89506 0.89928 1.00095 0.98377 0.75126 0.78335 0.73983 1.12563 0.86712 0.95743
....
Ratarata 4.0645 4.0968 3.5000 3.3871 3.2258 3.5484 3.9355 4.1290 3.5484 34516 3.5484 3.5484 3.5806 3.1613 4.1290 3.6452 3.5161 3.7097 3.5484 3.7742 4.4516 3.3871 3.2581 4.451$ 3.8710 3.9677 3.3226 3.5806 3.8387 3.7419 3.6973
A.wV.y»
'»• V' •"
Std. Deviasi 0.85383 0.83086 0.86103 0.95490 0.99028 0.99461 0.92864 1.02443 0.96051 0.92516 0.96051 0.99461 0.84751 1.09839 0.84624 0.91464 0.99569 0.82436 0.85005 1.08657 0.S6796 0.95490 1.06357 0.67521 0.80589 0.79515 0.90874 0.76482 0.73470 0.92979
Tabel 3.21. menyajikan data statistik dari 3 buah variabel laten Belajar dan Berinovasi (MIB), Modal Struktural (MIS), dan Cepat Tanggap (MIT) dari variabel Modal Intelektual Organisasi (MI) untuk kelompok Dosen Universitas Tabel 3.22. Skor Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Modal intelektual Organisasi Kelompok Dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik Variabel Laten
Kode Item
Belajar dan Berinovasi (MIB)
MEBI MIB2 MIB3 MIB4 MIB5 MIB6 MIB7 MIB8 MLB9 MllilO MIBH M1BI2 MIBI3 MIS! MIS2 MIS3 M1S4 MIS5 MIS6 MISS M ES 10 MISH MIS 12 MIS1S MISI6 MITI MIT2 MIT3 MIT4 Mr 15
Modal Struktural (MIS)
Cepat Tanggap (MIT) Mean
'Ekonomi T*'* Fftknfras Teknik Rata-rata Standar Rata-rata Standar Deviasi Deviasi 3.9479 0.88698 3.9103 0.98279 3.9479 0.79960 0.74629 3.9615 3.4421 0.98624 3.5128 0.87895 3.6146 0.94446 3.6667 0.93513 3.4167 0.99119 3.3846 0.88612 3.4167 1.14861 3.4744 1.02848 4.0417 0.79361 3.8974 0.84653 4.1042 0.99978 4.1154 0.86761 3.8021 0.90169 0.95425 3.8077 3.5729 1.13089 3.5256 1.01578 1.19630 3.4792 3.7179 1.04319 3.6250 0.98675 1.01897 3.6410 0.97866 3.6771 0.94900 3.7308 3.2708 1.16510 3.1795 1.10187 4.1458 0.91168 0.78108 4.0000 3.4167 1.14861 1.12164 3.4103 0.94125 0.90902 3.6282 3.6250 0.72179 3.8077 3.8021 0.80289 3.5521 0.89289 0.86067 3.5769 0.91329 3 8021 1.03743 3.5897 0.83325 3.7308 3.8542 0.86299 0.97243 3.2917 0.85446 3.3718 3.2396 1.14932 0.89482 3.3462 0.88547 3.7564 3.9479 0.82551 0.74428 3.5897 3.6875 0.81282 0.84742 0.93277 3.7821 3.8438 0.88556 0.95764 3.3077 3.6250 0.94970 0.88159 3.5256 3.7083 0.80758 3.6282 3.7708 0.85198 3.5513 0.93486 3.5729 0.99202 3,6747 3,6376 'y'. -Ï-J-L-
'
••
/.v.
Sumber Hasil pengolahan data (Lampiran VIII).
Tabel 3.22. menyajikan data statistik dari 3 buah variabel manifes Belajar dan Berinovasi (MIB), Modal Struktural (MIS), dan Cepat Tanggap (MIT) dari variabel Modal Intelektual Organisasi (MI) untuk kelompok Dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik.
164
Variabel Organisasi belajar Kuesioner tentang Organisasi belajar disusun dalam bentuk skala Likert. Terhadap kuesioner dalam bentuk penyataan ini responden diminta untuk memilih pernyataan yang sesuai dengan persepsinya tentang disiplin belajar yang terjadi dan dirasakan dalam organisasi tempat mereka bekerja pada saat itu. Tabel 3.23. Skor Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Organisasi belajar Kelompok Dosen Universitas Variabel Laten
Kode Item
Personal Mastery v(PM)J
PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM8 MM1 MM2 MM3 MM4 MM5 MM6 SVI SV2 SV3 SV4 SV5 SV6 ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 TL1 TL2 TL4 TL5
Lw
Mental Model fMM) Shared Vision fSV) W *) System Thinking iSTJ W / 1
Team Leaming{ TL1w Mean 1
Ratarata 4.0662 3.9655 4.1034 4.0000 3.8103 4.0345 3.7759 3.8793 3.9310 3.7931 4.0172 3.7069 3.4655 3.4828 3.5062 3.7759 3.8966 3 5655 3.1379 3.5172 3.7931 3.5517 3.6034 3.9655 3.8793 3.8966 3.8103 3.6207 3,7876
sSSsH«£<>:^ Std Deviasi 0.82259 0.87791 0.87238 0.97333 0.90722 0.85769 0.99195 0.83014 0.72213 0.83264 0.86838 1.12404 1.14272 1.09611 1.12444 0.83861 0.76525 0.74846 1.17650 0.99545 1.00453 1.01173 0.99012 0.70001 0.91915 0.87238 0.80474 1.08946 rcnrr rr^nrr.......
U n h $ W dyatama Ratarata 4.0769 3,8654 3 9423 3.9808 3.9423 3.9808 3.8846 3.8846 3.7115 3.9615 3.8462 3.7500 3.6538 3.6538 3.7115 3.7115 3.6923 38269 3.7306 3.6731 3.8462 3.7865 3.8846 3.9038 4.0192 3.9808 3.9038 3.7308 3,8452
Std. Deviasi 0.58899 0.7S283 0.77746 0.91802 0.87253 0.57702 0.70444 0.67603 0 63667 0.55876 0.72449 0.86035 0.94733 0.96781 0.87080 0.72319 0.67267 0.83363 0.9312.7 0.94394 0.69690 0.87080 0.83205 0.63430 0.75382 0.72735 0.63430 0.71717
Univ. Mafaiiatfaa i § l l ¡ l ¡ B l ^ l i l i l í i¡8$l¡Él Std. RataRataStd. rata Deviasi rata Deviasi 4.0606 0.49620 4.1613 0.73470 4.0000 0.75000 4.0323 0.70635 4.1515 0.75503 4.1290 Q.99136 4.2727 0.67420 4.2581 0.99892 4.0303 1.04537 4.2258 0.80456 4.2424 0.61392 3.6710 0.76341 3.5455 0.79415 4.1290 0.80589 3.4545 0.97118 3.8387 0.96943 3.2727 0.83937 3.8065 0.74919 3.1515 0.97215 3.6774 0.90874 32121 1 02340 3.7742 0.71692 3.0606 1.17099 3.6129 1.02233 3.0606 1.19738 3.8387 0.93441 3.5152 0.97215 3.8065 0.94585 3.3333 1.10868 3.7419 0.85509 2.9394 0.99810 3.5806 0.95827 3.3333 0.85391 3.8065 0.90992 3 7273 0.71 SOS 3.8387 0.86011 3.1318 1.01411 3.5484 0.72290 3.2424 1.14647 3.7097 0.82436 3.4848 0.93946 3.9355 0.62905 3.3030 0.91804 3.5161 0.96163 3.0303 0.95147 3.8065 0.83344 3.5758 0.75126 3.9032 0.78972 3.3939 1.08799 3.9032 0.74632 3.5152 0.61853 3.7419 0.81518 3.3939 0.60927 3.6129 0.95490 3.0303 0.91804 3.7097 0.90161 3,8333 3,4727 •
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran VIII). Tabel 3.23. menyajikan data statistik dari 5 buah variabel laten Personal Mastery (PM),
Mental Model (MM), Shared Vision (SV). System Thinking (ST), dan Team Learning (TL) dari variabel Organisasi belajar (LE) untuk kelompok dosen Universitas.
-s
•t
Tabel 3.24. Skor Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Oi^n^lt&B&rajar Kelompok Dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Tckmk^JST^^/ Variabel Manifcs
Kode Item
Persona] Mastery (PM)
PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM8 MM1 MM2 MM3 MM4 MM5 MM6 SV1 SV2 SV3 SV4 SV5 SV6 ST1 ST2 SB ST4 ST5 ST6
Mental Model (MM) Shared Vision (SV) System Thinking (ST) Team Learning (TL) Mean
TLI TL2 TL4 TL5
: Fakultas Ekonomi - , Rala-rata Stan-dar Deviasi 0.61550 4.1771 0.76749 4.0208 0.80677 4.0417 0.88351 4.0938 •4.0104 0.88846 0.67765 4.0625 0.87302 3.7812 0.76254 3.8021 0.70958 3.7083 0.76060 3.7708 0.76663 3.7917 1.04373 3.5729 1.05501 3.4479 1.01302 3.5729 1.02512 3.5417 3.6146 0.86292 0.83351 3.7500 3.8854 0.84442 1.06987 3.3854 0.98135 3.5729 0.90751 3.6979 0.95053 3.5417 0.96649 3.6146 0.70056 3.8125 0.67635 3.8958 0.74428 3.8125 0.74663 3.7292 0.98319 3.5417 3.7580
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran VIII)
Rata-rata 3.9744 3.8846 4.1154 4.0897 3.9103 3.9872 3.9103 3:7821 3.7308 3.6282 3.7436 3.5897 3.5897 3.6154 3.6795 3.5000 3.6923 3.8077 3.4103 3.5385 3.8590 3.6026 3.6154 3.9103 3.7821 3.8205 3.7051 3.5513 3,7485
iSteKttlK '" Stan-dar Deviasi 0.75549 0.83714 0.88245 0.95599 0.94231 0.78117 0.84031 0.98887 0.81660 0.92735 0.99917 1.09824 1.12164 1.00945 0.98684 0.96362 0.77807 0.75692 0.98608 0.98945 0.78499 0.95808 0.95660 0.74181 0.92086 0.84889 0.80758 0.93486
Tabel 3.24. menyajikan data statistik dari 5 buah variabel laten Pertoml Mastery, Mental Model, Shared Vision, System Thinking, dan Team Learning dari variabel laten Organisasi belajar untuk kelompok dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. Variabel Persaingan Kuesioner tentang Persaingan disusun dalam bentuk skala Likert. Terhadap kuesioner dalam bentuk penyataan ini responden diminta untuk memilih pernyataan yang sesuai
166 icngan persepsinya tentang usaha-usaha PTS tempat mereka bekerja dalam menghadapi persaingan yang ada pada saat itu. l abel 3.25. Skor Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Persaingan Kelompok Dosen Universitas Variabel
Laten
Persaingan dalam Biaya Pendi-dikan (PB) Persaingan dalam Mutu Pelayanan (MP) Persaingan dalam Promosi (PP) Persaingan dalam Mutu Dosen (MD) Persaingan dalam Mutu Fasilitas (MF) Persaingan dalam Mutu Lulusan (ML) Mean
Kode Item
"
|||pg||||ll|
Ssí&iíîW-iHiâ&iï:!
Rata- Standar rata Deviasi 3.6970 0.88335 3.0606 1.05887 4.1515 0.83371
• rata«] Ratarata 3.6129 3.4194 4.0645
Std. Deviasi 1.05443 1.02548 0.81386
0.99072 0.95664 1.20644 1.03119 0.93431 i .07038 1.14024
3.2727 3.3030 3.9697 2.8788 2.8788 2.9697 4.0000
0.57406 1.18545 0.95147 0.85723 0.85723 1.13150 0.55902
3.6452 3.4839 4.3871 3.3871 2.4839 2.8065 3.4839
0.83859 0.85131 0.71542 0.84370 1.06053 1.32714 0.67680
1.14684 0.60260 0.77552 1.16170 1.03684 0.82454 0.93934 0.81926 0.86035 0.98461 0.76991 0.81372 0.88817
3.5152 2.9394 3.5758 3.3030 3.8182 3.5152 3.2424 4.3030 3.6970 3.5152 3.1818 3.6061 3.3939 3,4690
1.20211 1.02894 1.00095 1.01504 1.01411 1.17583 1.09059 0.63663 1.04537 0.66714 0.76871 0.60927 0.65857
4.6452 3.8387 4.0323 3.3871 4.0000 4.1613 3.4194 4 0000 4.0000 4.2581 3.8710 3.9032 3.8387 3,7447
0.48637 0.89803 0.75206 1.08558 0.85635 0.82044 0.99244 0.73030 0.81650 0.77321 0.80589 0.83086 0.73470
PB2 PB3 PB4
Ratarata 3.7414 3.9655 3.0517
Std. Deviasi 1.10120 0.95450 1.09900
Ratarata 3.5577 3.6731 3.5577
Std. Deviasi 0.93753 0.90144 0.89472
MPI MP2 MP3 MP5 PPI PP4 PPS
3.4483 3.6552 4.1034 3.5345 3.1034 3.4138 3.9138
0.92095 1.00091 0.69306 0.84221 1.05448 1.13334 0.94190
2.8654 2.7885 3.2692 3.2692 2.9038 2.ÔÔ4Ô 3.3846
MD1 MD2 MD3 MD4 MD5 MF1 MR MF3 MF4 MLI ML2 ML3 ML4
3.9310 3.5000 4.0862 3.4138 3.9310 3.6207 3.5172 3.7069 3.4310 3,4138 3 7241 3.7241 3.5345 3,6289
0.98874 1.08012 0.92309 1.13994 0.87534 0.97022 0.62804 0.81668 0.84005 0.77311 0.66999 0.61539 0.65469
3.3077 3.9038 3.7885 3.4423 3.4423 3.7885 3.5000 3.7308 3.7500 3.3269 3.2692 3.3462 3.2632 3,3921
Sumber, Hasil pengolahan data (Lampiran Vm)
•'rV:-'J
:;;
» £WWS«
Tabel 3.25. menyajikan data statistik dari 6 buah variabel laten Persaingan dalam Biaya 'endidikan (PB), Persaingan dalam Mutu Pelayanan (MP), Persaingan dalam Promosi PP), Persaingan dalam Mutu Dosen (MD), Persaingan dalam Mutu Fasilitas (MF), dan 'ersaingan dalam Mutu Lulusan (ML) dari variabel Persaingan (Pers) untuk kelompok losen Universitas.
167 Tabel 3.26. Skor Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Persaingan Kelompok Dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik Variabel Manifes
Kode Item
Persaingan dalam Biaya Pendidikan (PB) Persaingan dalam Mutu Pelayanan (MP) Persaingan dalam Promosi (PP) Persaingan dalam Mutu Dosen (MD)
PB2 PB3 PB4 MPI MP2 MP3 MP5 PP1 PP4 PP5 MDI MD2 MD3 MD4 MD5 MF1 MF2 MF3 <M F4 MLI ML2 ML3 MU
Persaingan dalam Mutu Fasilitas (MF) Persaingan dalam Mutu Lulusan (ML) Mean
Rata-rata 3.7500 3.6979 3.6562 3.4271 33333 4.1250 3.2292 2.7396 3.0938 3.9479 4.0208 3.7083 3.8438 3.2083 3.8750 3.7708 3.4583 3.8750 3.6667 3.5042 3.6458 3.6771 3.4583 3,5985
Fftknltffs Teknik - . . Rala-rata Standar Standar Deviasi Deviasi 1.04103 3.5256 0.96245 1.11337 3.4744 0.94166 1.04127 1.03444 3.5128 0.92842 3.0897 0.87953 1.04987 3.2564 1.06293 1.20086 3.5769 0.74339 3.3846 0.91497 0.945S7 0.93200 3.0385 1.04876 1.22202 2.9872 1.12463 3.3718 1.10617 0.67074 3.5256 1.22447 0.97310 0.97488 3.4359 0.97243 3.9615 0.84427 0.92142 0.98177 1.16905 3.6282 1.04231 3.6538 0.89736 0.95764 3.6923 0.96768 0.81415 3.4231 0.95053 0.88245 3.8846 0.72909 0.84506 3.6795 0.93659 0.90802 3.4872 0.86425 0.68047 3.3462 0 84578 0.81619 3.5513 0.67270 0.73403 3.5128 0.79361 ¡ 3.4783J
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran VIIÍ) Tabel 3.26 menyajikan data statistik dari 6 buah variabel laten Persaingan dalam Biaya Pendidikan, Persaingan dalam Mutu Pelayanan, Persaingan dalam Promosi, Persaingan dalam Mutu Dosen, Persaingan dalam Mutu Fasilitas, dan Persaingan dalam Mutu Lulusan dari variabel Persaingan untuk kelompok dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. c. Analisis Faktor Analisis faktor, terdiri atas perhitungan nilai determinan, koefisien korelasi item pertanyaan, perhitungan nilai koefisien Keiser-Meyer-Olkin (KMO), dan Barttlet's Test of Sphericity. Keiser (1974) menetapkan kategori penilaian KMO sebagai berikut
168 Tabel 3.27. Kategori ukuran Keiser-Meyer-Olkin (KMO) > 0,90 0,80 + 0,70 + 0,60-i 0,50 + <0,50
Kateaori Baik Sekali Baik Agak Baik Cukup Kurang Tdak Dapat Diterima
Salah satu syarat untuk dapat dilakukan analisis faktor ialah besarnya nilai determinan dari masing-masing variabel. Nilai determinan yang makin mendekati nol makin menunjukkan bahwa korelasi di antara variabel manifes makin tinggi. Tabel 3.28 adalah daftar nilai determinan matriks korelasi untuk setiap variabel. Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai determinan tersebut cukup kecil, yang menunjukkan bahwa korelasi di antara variabel manifes pembentuk variabel latennya cukup besar, sehingga analisis faktor dapat digunakan. Tabel 3.28. Daftar Determinan Masing-masing Variabel Nomor | Variabel ' - v. '."• - . : Determinan I ! Kompetensi lntelekual Individu j l,005H-03 2,079K-08 2 | Modal intelektual Organisasi 3,886E-09 3 j Organisasi belajar l,397E-04 4 i Persaingan Sumber; Hasil pengolahan data (Lampiran IX) Syarat lain dapat digunakannya analisis faktor ialah adanya validitas data yang ditunjukkan oleh nilai Keiser-Meyer-Olkirt (KMO) serta nilai Barlett '.v Tesi o/Sphercily (BTS) dan nilai signifikansi untuk setiap variabel laten. Makin besar nilai KMO, makin sesuai tingkat pengambilan sampel. Sedangkan makin besar BTS dan makin kecil nilai signifikannya, menunjukkan bahwa matriks korelasi variabel-variabel manifes bukan matriks identitas Tabel 3.29 menunjukkan ketiga nilai tersebut di alas.
i 69
Tabel 3.29. Nilai KMO, BTS, dan Signifikansi Nomor 1 2 i j
Variabel Kompetensi Intelektual Individu Modal Intelektual Organisasi Organisasi belajar
KMO BTS Signifikansi (minimal 0.50) 1128,546 0,000 0,789 0,911
2850,859
0,000
0,893
3134,056
0,000
4 Persaingan 0,818 Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran IX)
1460,111
0,000
Dari Tabel 3.29 dapat dilihat bahwa nilai KMO cukup besar, sedangkan nilai BTS-nya cukup tinggi, dan nilai signifikannya sangat kecil sama dengan 0,000. Ini berarti bahwa matriks korelasi variabel-variabel manifes bukan matriks identitas, oleh karena itu analisis faktor dapat dilakukan. d. Bobot Faktor Kriteria untuk menentukan apakah suatu variabel manifes secara nyata dapat mewakili suatu variabel laten dapat dilihat bobot faktornya {loading jactor). Secara praktek, bobot faktor minimal adalah sekitar 0,3, sedangkan bobot faktor yang dianggap sesuai ialah sekitar 0,5 (Hair, 1992 ). Namun secara staristika tingkat signifikansi bobot faktor ini berkaitan dengan jumlah sampel (responden) dan tingkat kepercayaan yang digunakan Tabel 3.30 adalah signifikansi bobot faktor berdasarkan jumlah sampel yang disusun menurut Hair (1992). Tabel 330. Bobot Faktor dan Ukuran Sampel Bobot Faktor 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50
Jumlah Sampel agar Signifikan 1 350 i 250 ! 200 ! 150 i 120
170 Bobot Faktor • 0.55 0.60 0.65 0.70 0.75
Jumlah:Sampei agar Signifikan 100 85 70 60 50
Berdasarkan tabel di atas, karena jumlah responden dalam penelitian ini ialah 174 orang, bobot faktor yang digunakan dan dianggap signifikan minimal 0,45. Dalam penelitian ini bobot faktor yang dapat diterima ialah minimum 0,3. Tabel 3.31 sampai dengan Table 3.34 menunjukkan hasil analisis faktor untuk variabel-variabel yang diteliti dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. 11. Tabel 3.31. Hasil Analisis Faktor Variabel Kompetensi Intelektual Individu Kode Item Pertanyaan KfPl K1P2 KJP3 KIP4 KIB1 KIB2 KIB4 KIK1 KIK2 KJK3 KIK4 KJK8 KIK9 KIK10 KIK U KDC13 KIRI KIR3 KIR4 KJM2 K IMI KIM4 KIE1 K! 1-2 KIE3 KIE5
Variabel taten KIP 0.267 0.389 0.555 0.439
KIB
0.502 0.315 0.389
KIK
0.504 0.425 0.300 0595 0.641 0.378 0.560 0.368 0.276
Sumber: Hasil pengola lan data (Lampiran IX)
KIR
K1M
j i i i t ii ttj i ! j I i i
K1E
!
0.466 0.412 0.326
;
0.301 0.343 0.593
0.552 5.669E-02 0.487 0.325
K1E 5 memiliki pengaruh yang signifikan ( di atas 0,3 bagi penelitian srajal^^jgfl^ito variabel laten Kompetensi Intelektual Individu, kecuali variabel K1P1, K1K13, dan KIE2. Semakin tinggi bobot faktornya, semakin tinggi puia pengaruh variabel manifes terhadap terbentuknya variabel laten. Hasil pengolahan data dengan SPSS. 11 tentang bobot faktor Variabel Modal Intelektual Organisasi adalah sebagai berikut. Tabel 3.32. Hasil Analisis Faktor Variabel Modal Intelektual Organisasi Kode Item Pertanyaan MIB1 MEB2 MIB3 MÏB4 MIB5 MIB 6 MIB7 MIB 8 M1S9
Mimo
MIBlt MIB 12 MIB (3 MISI MIS2 MI S3 MIS4 MISS MIS6 MIS8 MIS 10 MISI i MIS 12 M1S15 MIS 16 MIT I MIT2 MIT3 MIT4 MIT 5
Variabel Manifes MIB 0.694 0.655 0.484 0.673
MIS
MIT
0.668
0.380 0.698 0.483 0.652 0.507 0.495 0.743 0.743
0.512 0.548 0.573 0.756 0.769 0.575 0.649 0.332 0.451 0.140 0.440 0.556
Sumber: Hasil pengolahan data (Lmpiran IX)
0.588 0.635 0.614 0.644 0.679
>
172
Dari Tabel 3.32 dapat dilihat bahwa setiap variabel manifes dari MIBI sampai dengan y
MIT5 memiliki pengaruh yang signifikan (di atas 0,3 bagi penelitian sosial) terhadap variabel laten Modal Intelektual Organisasi, kecuali variabel item MIS 12. Hal ini menunjukkan bahwa vanabel-varibei yang dinyatakan dalam item itu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terbentuknya variabel laten. Tabel 3.33. Hasil Analisis Faktor Variabel Organisasi Belajar Kode Item Pertanyaan PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM8 MM! MM2 MM3 MM4 MM5 MM6 SV! SV2 SV3 SV4 SV5 SV6 ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 TL1 TL2 TL4 TL5
Variabel Laten PM 0.523 0.260 0.379 0.344 0.444 0.339
MM
0.690 0.760 0.638 0.676 0.717 0.712
SV
0756 0.594 0 696 0.696 0.683 0.610
Sumber: Hasil Pengolahan data (Lmpiran IX)
ST
0.532 0.612 0.640 0.539 0.716 0.6.39
TL
0.684 0.725 0.712 0.706
Dari Tabel 3.33 dapat dilihat bahwa setiap variabel manifes dari PM2 sampai dengan TL5 memiliki pengaruh yang signifikan (di atas 0,3 bagi penelitian sosial) terhadap variabel laten Personal Mastery, Mental Model, Shared Vision, System Thinking, dan Team
173
Learning kecuali variabel PM3. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang y
dinyatakan dalam item itu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terbentuknya variabel laten. 'l abel 334. Hasil Analisis Faktor Variabel Persaingan Kode Item Pertanyaan PB2 PB3 PB4 MPI MP2 MP3 MP5 PPI PP2 PP5 MD1 MD2 MD3 MD4 MD5 MFI MF2 MF3 Mr-"4 MLI NÍL2 MU ML4
Variabel Laten PB 0.553 0.269 9.309 E-fl2
MP
PP i 1 1i ! I I Í j 0.349 i 0.309 ! 0.279
0.626 0.566 0.519 0.546
-
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran IX)
MD
0.524 0.369 0.413 0.429 0.639
MF
0.587 0.444 0.473 0.390
ML
0.709 0.607 0.723 0.657
Dari Tabel 3.34 dapat dilihat bahwa setiap variabel manifes dari PB2 sampai dengan ML4 memiliki pengaruh yang signifikan (di atas 0,3 bagi penelitian sosial) terhadap variabel laten Persaingan, kecuali variabel item PB3, PB4, dan PP5. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-varibel yang dinyatakan dalam item itu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terbentuknya variabel laten.
174 e. Validasi Konstruk Model konstruk penelitian yang sudah disusun sebelumnya perlu diuji validitasnya dengan menggunakan software Lisrel 8.30. Koefisien model persamaan struktual yang diperoleh merupakan koefisien validitas konstruk variabel yang diukur (Joreskog dan Sorbom, 1993). Hasil pengukuran model persamaan structural adalah sebagai berikut.
I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
¿f
No;-
Tabel 3.35. Hasil Pengukuran Model Persamaan Struktural Variabel Kompetensi Intelektual Individu (KI) Persamaan Stitiktural : VanaaS Simpang Nilai t Baku - kekalahan
:'
.
r
.
-
, ^L>. r. ", :: "
KIP1 = 0.31*KIP KIP2 = 0.39*KIP KIP3 = 0.42*KJP K1P4 = 0.42*KIP KDC1 =0,37*KJK KIK2 = 0,44*KQf KDC3 = 0,26*KIK KDC4 =0,47*KIK KBC8 = 05S*KHC KIK9 = 0,42 *KJK KIK 10 = 0,46 *KIK KIK H =0,41 »KIK KIK 13 = 0,26*KDC KIRI = 0,45 *KIR KIR3 = 0,41 *KIR KJR4 = 0,39*KIR KJM2 = 0.28 *KIM KIM3 = 0,33 *KIM KIM4 = 0.86*KIM KIE1 = 0,49 *KIE K3E2 = 0,036*KIE KIE3 = 0,53 *KIE KIE5 - 0,25 *KIE KIP - 0,90*KI KIK = 0,95*KI KIR = 079*KI KIM = 0,95*KI KIE = 0,90*KI
.
.: - "W
0.99 0,67 0,38 0,55 0.44 0,83 0,79 0,40 0.38 1,00 0.38 1,30 0,72 0,41 0,56 0,59 0.73 0,82 0,34 0,39 0.83 0,68 0.50 0,18 0.097 0.383 0.0.91 0,18
0.089 0,19 0,37 0,24 0.24 0,19 0,076 0,35 0.47 0.15 0.36 o.n 0.088 0,33 0,23 0,20 0.099 0.11 0.40 0,38 0,0015 0,29 o.u 0,82 0.90 0,62 0.91 0,82
Sumber. Hasil pengolahan data (Lampiran X)
-
0,13 0,14 0,14 -
0,10 0.084 0,089 0.10 0.10 0,087 0,11 0.081 -
0,096 0,095 -
0,12 0,14 -
0,080 0,100 0,070 0,27 0,16 0,14 0,26 0,12
2,9 S 3,24 3,08 -
4,32 3.04 5,27 5.67 3.96 5,29 3,59 3,2.1 -
4.25 4,06 -
2,80 3.50 _
0,44 5.36 3.61 3,41 6.40 5,80 3,67 7,27
Untuk statistik kebaikan suai (goodness of fit) dari variabel laten Kompetensi Intelektual Individu dapat dilihat pada Tabel 3.36.
: F.
:
:
M i
175
Tabel 3J6. Statistik Kebaikan Suai Kompetensi Intelektual Individu Goodness of Fit Statistic Degrees of Freedom Minimum Fit Function Chi-Squarc Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0,05) Goodness of Fit Statistic Good of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFl) Sumber; Hasil pengolahan data (Lampiran X)
225 448,90 0,077 0,00 0,81 0,77
Path diagram model pengukuran Kompetensi Intelektual Individu dapat dilihat pada Lampiran X. Tabel 3.37. TTasil Pengukuran Model Persamaan Struktural Variabel
Modal Intelektual Organisasi (MI)
j Noir "^^Persämaan Struktural [4m :v: • • • : • - . v;... .,•. i I MIB1 = 0,66 *MIB 1 2 MIB2 = 0,51 *M1B ! 3 MIB3 = 0.51 *MIB 4 MIB4 = 0,71*M1B 5 MIB5 = 0,68*MIB 6 MIB6 = 0.51*M1B 7 MIB7 - 0,60*MIB 8 MIB8 = 0,48*M1B 9 MIB9 = 0,66*MIB 10 MIB10 = 0,48*M!B 11 MÎB11 = 0,59 *MIB 12 MIB12 = 0,77*MIB 13 MIB13 = 0,74*MIB 14 M1S1 = 0,64*M|S IS MIS2 = 0,46* MIS 16 MIS3 = 0,66*M!S 17 MIS4 = 0,72*MIS 18 MIS5 = 0,59*MlS 19 MIS6 =0,52*MIS 20 MIS8 = 0,65*MIS MIS 10 = 0,33 *MIS 22 MISI! — 0.47*MtS 23 MIS12 = 0,084*MIS 24 MIS15 = 0,46*MIS 25 MIS16 = 0,45*MIS 26 M m = o . 4 8 * M t r 27 MIT2 = 0.73 *MIT 28 MIT3 — 0,6r*MlT :
:
2
1
:
v
:
M B U - f o i.îvéiânipôià«" •w / j j m , f •.
Varans? 0,43 0,34 0,67 0,39 0,43 0,94 0,30 0,65 0,41 0.95 0,94 0.42 0,39 0,90 0,50 0,85 0,34 0,25 0,50 0.53 0,61 0,63 1.05 0,54 0,40 0,56 0,34 0,47
:
0,51 0,44 0,28 0560 0,52 0,22 0.55 0,26 0,51 0,19 0,27 0,58 0,58 0,31 0.30 0.34 0.60 0,58 0,35 0,45 0,15 0.26 0.023 0,28 0.33 0,29 0.61 0,45
-
0.062 0,077 0,075 0,075 0.087 0,065 0,075 0,073 0,086 0,090 0,079 0,077 -
0,079 0,1? 0,098 0,081 0,084 0,098 0,074 0,084 0,084 0.080 0,073 -
0,11 0;096
-
8,32 6,70 9,43 9,06 5,88 9,34 6,46 9,03 5,54 6,54 9,63 9,62 -
5,86 6,10 7,33 7,25 6,16 6,70 4,43 5.52 1,88 5,67 6,07 -
6,93 6,36
-
176
No. 29 30 31 32 33
Persamaan Struktural. . . . Variansi kesahhan 0,25 MIT4 = 0,67*M IT 0,36 MIT5 = 0,76*MIT 0,29 MfB = 0,84*MI -0,025 MIS = 1.01 "MI Mil = 0,85 *Ml 0,27
R " (100) 0,62 0,63 0.71 1,02 0,73 ¿
Sumber: Hasif pengolahan data (Lampiran X)
j Simpang 1 Baku 0,1! i 0,065 ; 0,09.1 ! 0,13 : o,! 3
Nilai t (1.96) 6,96 11,83 8,99 7.53 6.6S
Kesimpulan; •
J. Tabel 3.38. Statistik Kebaikan Suai Modal Intelektual Organisasi Goodness of Fit Statistic Degrees of Freedom Minimum Fit Function Chi-Square Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0,05) Good of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Sumber: Hasil Pengolahan data (Lampiran X)
402 1029,54 0,11 0,00 0.68 0,63
Path diagram model pengukuran variabel Modal Intelektual Organisasi dapat dilihat ?ada Lampiran X. Tabel 3.39. Hasil Pengukuran Model Persamaan Struktural Variabel Personal Mastery (PM) .No. i 2
.>
4 5 6
Persamaan Smiktural PM2 = 0,39*PM PM3 = 0,33*PM PM4 = 0,65 *PM PM5 = 0.62*PM PM6 = 0,55 *PM PM8 = 0,46* PM
... Variansi ' ¡ kesalaha n 0,32 0,53 0,29 0,46 0,53 0,31
'O.00> 0,33 0,17 0,60 0.45 0,36 0,40
Sumber Hasil pengolahan data (Lampiran X)
Simpang Baku 0,053 0,065 0,061 0,069 0,070 0,055
Kesimpulan j " Nilai t (1.96) i 7.40 j 5,03 10.64 f 8.92 ! I 7.79 j 8.32 1 !
Untuk statistik kebaikan suai (goodness of fit) dari variabel laten Persona! Mastery dapat dilihat pada Tabel 3.39. H. Tabel 3.40. Statistik Kebaikan Suai Variabel Personal Mastery Goodness of Fit Statistic Degrees of Freedom ] Minimum Fit Function Chi-Square 1 Root Mean Square Error of Approximation j (RMSEA) ' i
9 35,38 0.13
177 P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0,05) Good of Fit Index (GF1) Adjusted Goodness of Fit Index (AGF1) Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran X)
0,0022 0,94 0,85
1 ; !
Path diagram modei pengukuran variabel Personal Mastery dapat dilihat pada Lampiran X
Tabel 3.41. Hasil P e n g u k u r a n Model Persamaan Struktural Variabel Mental Model (MM) ! f i j i ! 1 !
No. - i : ; : : ^Persamaan iStruktura! :
t 2 -> 4 s 6
MM1 = 0.65 *MM MM2 = 0.73*MM MM3 = 0,S6*MM MM4 = 0,64*MM MM5 = 0,64*MM MM6 - 0,70*MM
Variansi, kesalahan 0,31 0.23 0.27 0,30 0,37 0.66
R* (i 00) 0,56 0.70 0.54 0.58 0,53 0.42
Simpang Baku 0,05 S 0,057 0,052 0,057 0,061 0.076
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran X)
Nifait -i Kesimpulan; (1.96) 11,23 12,88 10,67 11,31 10,60 9.11
Untuk statistik kebaikan suai {goodness o/fa) dari variabel laten Mental Model dapat dilihat pada Tabel 3.42 Tabel 3.42. Statistik Kebaikan Suai Mental Model Goodness of Fit Statistic Degrees of Freedom Minimum Fit Function Chi-Square Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0,05) Good of Fit Ir.dex (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran X)
9 47,61 0,16 0,00 0,91 0,80
Path diagram model pengukuran variabel Mental Model dapat dilihat pada Impiran X. II. Tabel 3.43. Hasil Pengukuran Model Persamaan Struktural Variabel Shared Vision (SV) Í No. : ; . Persamaan Sînikuiral ;
i 1 ! 2 1 3 Í 4 5
SV1 SV2 SV3 SV4 SV5
=0.92*SV = 0,75*SV = 0.82 »SV =0.65*SV = 0,58*SV
:
Variant kesalahan 0,41 0,51 0,50 0,48 0.39
•R* (1.00). 0.67 0,53 0.57 0,46 0.46
j Simpang 1 Baku S 0.074 0,072 ! 0,074 j 0,067 ¡ 0.060
- Nilai t y ..Kesimpulan <1:96) 12,41 10,43 11,07 9,58 9,56
178 No. •
. ... . . . . . . v
...... ..
6
Variansi kesalahan 0,44
Persamaan Struktural SV6 = 0,53*SV
R ' : Simpang 1 Nilait Baku ! (1,96) (100) 0,40 0,062 i 8,67
Kesimpulan .
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran X)
Untuk statistik kebaikan suai (goodness of fit) dari variabel laten Shared l'is ion dapat dilihat pada Tabel 3,44. L
Tabel 3.44. Statistik Kebaikan Suai Shared Vision Goodness of Fit Statistic Degrees of Freedom Minimum Fit Function Chi-Square Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) P-Vaiue for Test of Close Fit (RMSEA < 0,05) Good of Fit index (GFI) Adjusted Goodness of Fit index (AGF1) Sumber Hasil pengolahan data (Lampiran X)
9 99,58 0,27 0,00 0,81 0,56
Path diagram model pengukuran variabel Shared Vision dapat dilihat pada Lampiran X. Tabel 3.45. Hasil Pengukuran Model Persamaan Struktural Variabel System Thinking (ST) I! No. :• ••' 1 1 1 2 | 3 i 4 i 5 i ^
„ Persamaan Struktural ST1 = 0,73'ST ST2 - 0,78* ST ST1 =0.51*.ST ST4 0.72*ST ST5 = 0,74"ST ST6 = 0,47*ST
| | j |
fcesSaiii 0,54 0,37 0,46 0,40 0,36 0,30
Sumber: Hasil pengolahan data(LampirnX)
-Nilai. t ; . 0,49 0,62 0,36 0,56 0,60 0,43
0,073 0,067 0,063 0,066 0,065 0,052
'tim:
9,95 11,68 8,18 10,91 11,41 9.06
Untuk statistik kebaikan suai (goodness of fit) dari variabel laten System Thinking dapat dilihat pada Tabel 3.46. Tabel 3.46. Statistik Kebaikan Suai Variabel System Thinking Goodness of Fit Statistic Degrees of Freedom Minimum Fit Function Chi-Square Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
9 67,39 0,20
179
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0,05) Good of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran X)
0,00 0,88 0,72
j i
Path diagram model pengukuran System Thinking dapat dilihat pada Lampiran X. Tabel 3.47. Hasil Pengukuran Model Persamaan Struktural Team Learning No. 1 2 3 4
. Persamaan Struktural TL1 = 0,49* TL TL2 = 0,62'TL T U - 0 , 6 1 "TL TL5 = 0,73 *TL
Variansi kesalahan 0,57 0,23 0,22 0,38
R' (LOO) 0,30 0.62 0,62 0.58
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran X)
Simpang Baku 0,069. 0,055 0,054 0.067
j Nilai t (t,96) j 7,13 j 11,23 ! 11,26 j 10,78
Kesimpulan
Untuk statistik kebaikan suai (govdne.ss o/fit) dari variabel laten Team Learnmg dapat dilihat pada Tabel 3.48. Tabel 3.48. Statistik Kebaikan Suai Team Learning Goodness of Fit Statistic Degrees of Freedom Minimum Fit Function Chi-Square Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0,05) Good of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Sumber Hasil pengolahan data (Lampiran X)
2 0,87 0,0 0.74 1,00 0,99
Path diagram model pengukuran Team Learnmg dapat dilihat pada Lampiran X. Tabel 3.49. Hasil Pengukuran Model Persamaan Struktural Variabel Persaingan Persamaan Stryktùràl §1111 l ' PB2 = 0,58*PB 2 PB3 = 0.33*PB 3 PB4 = 0,071*PB 4 MPI = 0,56*MP 5 MP2 = 0,60'MP 6 MP3 = 0,53 W 7 MP5 =0.53*MP 8 PP1 = 0,54* PP 9 PP4 - 0,78'PP 10 PP5 = 0,45*PP n MD1 = 0.63 *MD
• kcsalâlmii: 0,33 0,68 0,94 0.10 0.0046 1.08 0,53 0.37 0.76 0.32 0,75 0,27 0,59 0.32 0,71 0,29 0.77 0.44 0,68 0.23 0.85 0.32
Simpang : ¿i»' • ¿ y i w t ^ ^
y--'.. ': ,
-
0,091 0.087 -
-
3.61 0.81 -
0.095 0,089 0.083
6,36 5,95 6.36
0.18 0,11
4,34 3,97
-
-
.'••''
180 i No. i t
.";";";
:
Persamaan Struktural
M!)2 = 0,42*MI) MD3 = 0,40 *MD M 1)4 = 0,52 *M D MD5 = 0,69* MD MF 1 =0,69*MIMF2 = 0,57*MF i i MF3 = 0,40* M K MF4 - 0,46*MF i 1 MLI = 0,66* M L = 0,57*ML i! 2 221 ML2 ML3 = 0,57*ML i 23 ML4 = 0,58* ML i i ! ! i
12 13 14 15 16 _ 17 18 19 20
Variansi kesalahan 0.77 0,62 0,97 0,46 0,45 0,50 0,50 0,59 0,35 0,31 0,22 0,25
R
2
"li;oo) 0,19 0,21 0,22 0,51 0,51 0,37 0,25 0,27 0.55 0,51 0,59 0,58
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran X)
-Simpang, Baku 0,092 0,084
0,11 0,1 l -
0,084 0.073 0,082 -
0.064 0,061 0.063
Nilai t
0,96)
Kesimpulan
4,56 4,76 4,86 6,45 -
6,46 5,48 5,63 -
8,78 9,45 9,34
Tabel 3.50. Statistik Kebaikan Suai Variabel Persaingan Goodness of Fit Statistic 224 Degrees of Freedom 575,60 Minimum Fit Function Chi-Square Goodness of Fit Statistic 0,11 Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0,05) L 0,77 Good of Fit Index (GFI) 0,74 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Sumber Hasil pengolahan data (Lampiran X) Path diagram model pengukuran variabel Persaingan dapat dilihat pada Lampiran X. f. Perhitungan Kualitas Organisasi Belajar Dalam penelitian ini juga ingin diketahui seberapa tingkat kualitas organisasi belajar di masing-masing universitas. Menurut Senge (1990), makin erat hubungan antara disiplin dalam organisasi belajar, makin baik kondisi lingkungan belajar dalam organisasi itu. Tingkat kualitas organisasi belajar dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antar disiplin dalam organisasi belajar dari masing-masing universitas. Makin tinggi nilai koefisien korelasi antar disiplin organisasi belajar makin baik kualitasnya, atau dengan kata lain, makin tinggi nilai koefisien korelasi antar disiplin makin kondusif lingkungan belajar
dalam organisasi itu. Tahap-tahap dalam perhitungan skor kualitas lingkuhgtfl^bctejat itii ij -
••
adalah sebagai berikut.
'-v. r. »;.'
v
i//
y
1) Menghitung rata-rata skor masing-msing disiplin belajar di tiap universitas. 2) Menghitung korelasi antar masing-masing disiplin belajar di setiap universitas, kecuali korelasi antara disiplin belajar Personal Mastery dan Teum Leuming, karena dalam mode! penelitian tidak ada keterkaitan langsung di antara keduanya. Perhitungan korelasi ini menggunakan SPSS 11,00 dengan menggunakan metode Pearson two-tailed. Dari perhitungan korelasi ini diperoleh 9 nilai korelasi untuk masing-masing universitas. Hasil perhitungan korelasi antar disiplin untuk tiap-tiap kelompok adalah sebagai berikut. Tabel 3.51. Nilai Korelasi antar Disiplin dalam Organisasi belajar Disiplin ' "llnív. - . Univ. UniV.. morPásundari. Widvatama Maranatha 1 PM-MM 0,495** 0,421** 0,846** 2 PM-SV 0.473** 0,449** 0,867** 3 PM-ST 0,423** 0,318* 0,727** 4 MM-SV 0,787** 0,770** 0,874** 5 MM-ST 0,706** 0,647** 0,642** 6 MM-TL 0,848** 0,858** 0,776** 7 SV-ST 0,754** 0,843** 0,699** 0,687** 8 SV-TL 0,775** 0,815** 0,616** 9 ST-TL 0,746** 0,752** Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran XI) S 1 -
• • i¿"'w; '-'j - " Fafc."'. Parahyangáh . Ekón 0,343 0,389** J),385* 0,447** 0,266 0,363** 0,717** 0,763** 0,360* 0,623** 0,690** 0,818** 0,810** 0,595** 0,642** 0,771** 0,647** 0,733**
Fak.. Telen 0,622** 0,605** 0,485** 0,795** 0,551** 0,770** 0,620**^ 0,683** 0,638**
** Korelasi signifikan pada 0,01 (dua ekor) * Korelasi signifikan pada 0,05 (dua ekor) g. Uji Asumsi Untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dilakukan perhitungan multiregresi linier. Dalam perhitungan ini beberapa asumsi dilakukan yaitu: (1) data harus berdistribusi normal, (2) hubungannya
182 harus linier, (3) tidak terdapat multikolinieritas, dan (4) tidak terdapat heleroskedisilas, dan (5) tidak terdapat outher. Asumsi-asumsi tersebut di atas perlu diuji kebenarannya. AJat untuk mengujinya ialah perangkat lunak SPSS ver. ) 1.0 1) Uji normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang telah diperoleh itu berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas penting agar data yang diperoleh dapat diolah dengan menggunakan teknik statistik parametrik. Untuk uji normalitas ini digunakan perangkat lunak SPSS ver. H. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran XIII.
a) Variabel Kompetensi Intelektual individu Dari hasil uji P-P Plot untuk variabel Kompetensi Intelektual Individu (KI) diperoleh bahwa distribusi skor menyebar mendekati garis normal. Pada pengujian lebih lanjut mengenai penyebaran skor, diperoleh bahwa skor menyebar pada bagian alas dan bawah garis normal. Lebih visual lagi, keadaan distribusi variabel Kompetensi intelektual Individu dapat dilihat pada kurva normal yang terdapat pada Lampiran XIII. b) Variabel Modal Intelektual Organisasi Dari hasil uji P-P Plot variabel Modai Intelektual Organisasi (MI), diperoleh bahwa distribusi skor menyebar mendekati garis normal. Pada pengujian lebih lanjut mengenai penyebaran skor, diperoleh bahwa skor menyebar pada bagian atas dan bawah garis normal. Lebih visual lagi, keadaan distribusi variabel Modal Intelektual Organisasi dapat dilihat pada kurva normal yang terdapat pada Lampiran XIII. c) Variabel Organisasi Belajar Dari hasil uji P-P Plot variabel organisasi belajar (LE), diperoleh bahwa distribusi skor menyebar mendekati garis normal. Pada pengujian lebih lanjut mengenai penyebaran skor,
183 diperoleh bahwa skor menyebar pada bagian atas dan bawah garis normal, i-ebih visual lagi, keadaan distribusi variabel organisasi belajar dapat dilihat pada kurva normal yang terdapat pada Lampiran XIII. d) Variabel Persaingan (Pers) Dari hasil uji P-P Plot variabel Persaingan (Pers), diperoleh bahwa distribusi skor menyebar mendekati garis normal. Pada pengujian lebih lanjut mengenai penyebaran skor, diperoleh bahwa skor menyebar pada bagian atas dan bawah garis normal. Lebih visual lagi, keadaan distribusi variabel Persaingan dapat dilihat pada kurva norma! yang terdapat pada Lampiran XIII. Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan mencan skewness dan Standard error of skewness serta kurtosis dan Standard error of kurtosis (Santoso, 2001). Jika rasio antara skewness dan Standard error of skewness serta rasio antara kurtosis dan Standard error of kurtosis > -2 dan < +2, data berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan yang terdapat pada Lampiran XIV diperoleh hal-hal sebagai berikut. Tabe! 3.52. Skewness, Standard Error of Skewness, Kurtosis, Standard Error of Kurtosis Data Variabel Kl, MI, LE, dan Pers. 1 v::;. ' . :• • K! SgSigeßi^ oJISP Skewness -0,371 0,110 0,203 0,184 0,184 Std. Error of Skewness 0,184 0,184 0,537 Kurtosis 0,137 -0,007 -0,063 0,366 0,366 0,366 Std Error of Kurtosis 0,366 Ratio Skweness dan . ..^5-2,016^:.. Std. Error of Skewness Ratio Kurtosis dan Std. o.;- x-—>J ig|!||KSä|||i| Erl lllplp Error of Kurtosis Sumber Hasil pengolahan data (Lampiran IV ) Dari hasil perhitungan tersebut di atas hanya ratio antara skewness dan std error of skewness dari variabel FCI yang memperoleh nilai di bawah -2, itupun masih sangat
'•S^-IM
184 mendekati -2. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan seluruh dala penelitian berdistribusi normal. 2) Uji linieritas Uji linieritas dapat dilakukan dengan membuat scatiarpht nilai residu dengan nilai prediksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS ver. 11. Terjadi linieritas jika titik plot menyebar di sekitar nilai 0. Dari Lampiran XIII dapat dilihat bahwa hasil scatterplot untuk Universitas Pasundan, Widyatama, Maranatha, dan Parahvangan menunjukkan bahwa titik-titik tersebar di sekitar nilai 0. Dengan demikian hubungan antara variabel independen dan dependen adalah linier. 3) Uji multikoiinieritas Model multircgresi linier yang baik seharusnya tidak terjadi multikoiinieritas, artinya terjadinya korelasi antara varibel independen. Untuk menguji adanya multikoiinieritas digunakan perangkat lunak SPSS ver 11, yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance lnflation Faktor) dan nilai Tolerance. Tolerance = 1/V1F. Tidak terjadi multikoiinieritas jika nilai VIF mendekati nilai 1. Namun, adanya multikoiinieritas dapat diterima jika nilai VIF tidak lebih dari 5. Dari Lampiran XIII dapat dilihat bahwa nilai VEF untuk masing-masing univeritas < 5, berarti metode multiregresi linier dapat digunakan untuk estimasi modal intelektual organisasi dari variabel independen organisasi belajar dan persaingan melalui variabel intervening kompetensi intelektual individu. 4) Uji Ifctcroskcdastisitas
185 Dalam suatu model regresi seharusnya tidak terdapat heteroskedastisitas, yaitu terjadinya ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians tetap disebut homoskedastisitas. Untuk menguji terdapatnya heteroskedastisitas digunakan program SPSS ver. 11. Jika titik-titik yang terdapat dalam grafik yang diplot menunjukkan pola tertentu yang teratur, terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 dalam grafik pada sumbu Y, tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil yang diperoleh dalam Lampiran XIII menunjukan tidak teijadinva heteroskedastisitas. 5) Uji outlier Adanya outlier, yaitu nilai data yang menyimpang sangat jauh dari rata-ratanya, dapat diketahui dengan menghitung z-score untuk masing-masing score data. Z-score dihitung dengan rumus: 7. =
Xj-x
S Di mana: X - nilai data ke j x = rata-rata data S = standar deviasi }
Contoh perhitungan: KI, o =3,48572 KI = 3,64835 20
Z = w
x = 3,4732 S = 0,42303
Z =
3,48572 - 3,4732 = 0,0296 0,42303 3,64835-3,4732
20
= 0,4140
0,42303 Jika data berdistribusi normal dan tingkat kepercayaan 95 %, tingkat signifikansi adalah 5 %. Jika memakai dua sisi batas kritis ada pada 2,5 %. Pada tabel z,
186 perhitungan satu sisi batas kritis ada pada luas kurva (50 % - 2,5 %) ~ 47,5 %. Untuk luas ini di dapat nilai kritis 1,96. Dengan demikian, nilai z > 1,96 dan < -1,96 merupakan ouilier. Dari Lampiran XII dapat dilihat untuk variabel Kl terdapat 9 ouilier, untuk Mi terdapat 10 ouilier, untuk LE terdapat 9 ouilier, dan untuk Pers terdapat 10 ouilier. Jumlah-jumlah itu relatif kecil dibandingkan dengan data yang masing-masing betjumlah 174. Oleh karena itu dapat dikatakan adanya ouilier masih dalam batas penerimaan. h. Perhitungan Multiregresi Linier Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan teknik statistik regresi berganda linier. Analisis regresi berganda linier adalah teknik statistik yang umum digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (DHlon dan Goldstcin, 1984). Analisis multiregresi linier bertujuan untuk mencari koefisien kemiringan regresi (koefisien p). Koefisien kemiringan regresi merupakan interpretasi hubungan yang terjadi atau pengaruh besarnya variabel independen terhadap variabel dependen. Metode regresi berganda linier yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode eliminasi ke belakang (baekward elimination). Metode ini dilakukan dengan mula-mula semua variabel dimasukkan ke dalam persamaan regresi untuk kemudian dihitung signifikansi variabel-variabel tersebut dalam persamaan regresi. Selanjutnya, variabel yang tidak signifikan dikeluarkan dari model, dimulai dari variabel yang paling tidak signifikan. Proses ini berlangsung sampai tidak ada lagi variabel yang dapat dikeluarkan dari model. Metode eliminasi ke belakang ini dipilih karena:
187 a. Dengan cara ini semua variabel yang signifikan dapat semakin besar probabilitasnya untuk tetap dipertahankan dalam model, b. Kontaminasi oleh masuknya variabel yang tidak mempengaruhi variabel dependen dapat dikurangi. Kriteria yang digunakan dalam proses ini adalah P,,,,. > 0,10. Nilai P menunjukkan lull
batas maksimum probabilitas suatu variabel independen dinilai tidak mempunyai pengaruh pada variabel dependen. Nilai 0,10 digunakan sebagai kriteria pengeluaran variabel karena dalam penelitian sosial banyak faktor yang sulit dikendalikan. Langkah-langkah perhitungan multiregresi linier untuk model struktur Kompetensi Intelektual Individu (KI) menjadi Modal Intelektual Organisasi (MI) dengan pengaruh variabel independen Organisasi Belajar (LE) dan Persaingan (Pers) adalah sebagai berikut 1). Mengubah data yang berbentuk ordinal menjadi data interval dengan menggunakan program successive interval (Lampiran XII). 2). Menghitung nilai rata-rata variabel independen (LE), dan (Pers), dan variabel intervening (KI) untuk masing-masing kelompok. 3). Menghitung nilai rata-rata variabel dependen (MI) untuk masing-masing kelompok. Hasil perhitungan multiregresi linier untuk model struktural ini untuk masing-masing kelompok universitas dan fakultas adalah sebagai berikut. A.
Tabel 3.53. Hasil Perhitungan Multiregresi Linier untuk Kelompok Universitas Pasundan s . .•Nomor 1
..-Adjusted Var. :•:.. R ;-•. Indipcndcn Constant 0,021 0,038 KI R
MI
•
2
3
Kot£ B 2,591 0.257
Beta . (koef. Std) ( c m n i i l ^ S ) 4,173 0,194 1.483 -
188 Nomor
. Var. Dependen
R
Adjusted R
2
Ml
0,591
0,576
3a
KI
0.106
0,073
3b
KI
0.Ô90
0,074
3
2
Var. Indipenden Constant
Koef. B 0.504
LE Pers Coiistanl LE Pers Constant LE
t',415 0.489 2.6! 2 0,144 0.143 2.864 0,219
t value Beta (koef. Std) (min. +1,96) 1,443 -
0,431 0.4! 7 0,197 0,161 0,301
3,837 3,715 6,686 1,188 0.971 9,151 2,359
Korelasi antara LE dan Pers: 0,641 Sumber Hasil pengolahan data (Lampiran XIII) Keterangan: Ml = Modal Intelektual Organisasi K1 = Kompetensi Intelektual Individu LE ~ Organisasi Belajar Pers = Persaingan 1. Variabel yang dimasukkan Ki dengan MI 2. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan MI 3a. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan KI 3b. Variabel yang dimasukkan LE dengan KI B.
Tabel 3.54. Hasil Perhitungan Multiregresi Linier untuk Kelompok Universitas Widyatama Nomor
Var. Dependen . R
2
j Adjusted j R " 1
l
Ml
0.159
2
MI
u.oy^ j Au,o/y i
3a
KI
0,172
3b
KI
0.144
0.143
0,138 0.127
. Indtpendrei Constant
lÉÎ&éE .
iäßtkÖ- 'i0,799
KI Constant LE Pers Constant LE Pers
0,730 0,482 0,670 0,206 2,630 0,136 0,124
Constant LE
2,851 0,195
Korelasi antara LE dan Pers: 0,569 Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran XIII)
{koef. Std) -
0,399 -
0,714 0,183 -
0,266 0,201 -
0,380
t value (mîâ± 1,96) 0,963 3,079 1,537 7,402 1,897 9,355 1,679 1,269 12.826 2,903
Keterangan: 1. Variabel yang dimasukkan KI dengan Mi 2. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan MI 3a. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan Kl 3b. Variabel yang dimasukkan LE dengan KI Variabel yang dikeluarkan Pers C.
Tabel 3,55, Hasil Perhitungan Multiregresi Linier untuk Kelompok Universitas Kristen Maranatha
Nomor
Var. Dcoendcn
1
Ml
0,452
0,434
2a
Mt
0,721
0,703
2b
MI
0,7! 3
0,704
KI
0,602
0,575
KI
0,595
0,582
3b
Adjusted R? -
Var. Koe£ Indipenden ;.':d::i: B Constant 1,139 :
KI Constant LE Pers Constant LE Constant LF. Pers
0,664 0,617 0,726 | 0.128 I 0,824 j 0,782 0,805 0.673 0,116
Constant LE
0.993 0,724
Beta .
(koef. S t d ) -
tvalue.. (min. £ 1 , 9 6 ) . 2,568 5,054 1,683 6,771 0,946 2,813 8,771 1,817 5,187 0,710
0,672 0,784 0,110 0,844 -
0.717 0,098
2,821 6,751
-
0,771
Korelasi antara LE dan Pers: 0,553 Sumber Hasil pengolahan data (Lampiran XIII) Keterangan: L Variabel yang dimasukkan KI dengan Ml 2. Variabel yang dimasukkan, LE, Pers dengan MI 2b. Variabel yang dimasukkan Le dengan MI 3a. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan KI 3b. Variabel yang dimasukkan LE dengan KI D. Tabel 336. Hasil Perhitungan Multiregresi Linier untuk Kelompok Universitas Katholik Parahyangan Var/. ,- rt¡S- . • Nomor D e p ^ e i i J :
1
!
MI
: ^
0,170
••
0,142
Var,;-. Indipewien: Constant KI
Koef. B J'-n 1,236 0.594
Beta :' (koef. Std) -
0,413
tvalue ' (min. ±i;96) 1,467 2,439
190 Nomor
Var... Dependen
R
2
Mi
0,763
0,746
3a
KI
0,221
0,166
3b
KI
0,206
0,178
2
Adjusted R*
Korelasi antara LE dan Pers: 0,749
Var. .. . . Koef. Lndipeiidejt B 0,234 Constant 0,519 LE 0,440 Pers 2.768 Constant 0.382 LE -0.155 Pers 2,539 Constant 0.291 LE
Beta (koef. Std) -
0,560 0,371 -
0,594 -0,188 -
0,453
t vaiue, .• (min, ± \ M ) 0,648 4,037 2,672 6,083 2,361 -0,747 7,613 2,2740
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran XIII) Keterangan: 1. Variabel yang dimasukkan K1 dengan MI 2. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan MI 3a. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan KI 3b. Variabel yang dimasukkan LE dengan Ki E.
Tabel 3.57. Hasil Perhitungan Multiregresi Linier untuk Kelompok £ (Fakultas Ekonomi)
'Nomor 1
Adjusted.:
Var. Dependen
0,124
Ml
0,233
2
Ml
0.675
3a
KI
0,157
0,138
3b
KI
0,144
0,135
0,668
Var " •:/ : Koef. M f f d i f e r o M p ••: ji Constant 1,759 KI Constant LE Pers Constant LE Pers Constant LE
0,458 0,767 0,635 0.179 2,392 0,203 0,130 2,601 0,272
Korelasi antara LE dan Pers: 0,654 Sumber: Hasil Pengolahan data (Lampiran XIII) Keterangan: 1. Variabel yang dimasukkan Ki dengan Ml 2. Variabel yang dimasukkan LE dan Pers dengan MI 3a. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan KI 3b. Variabel yang dimasukkan LE dengan KI
Beta
f^MMpijf'; -
0,365 -
0,707 0,161 -
0,284 0,147 -
0,380
tvalue 4,193 3,800 3,492 9,049 2.055 8,482 2,254 1,164 11,945 3,981
191
F.
Tabel 3.58. Hasil Perhitungan Multiregresi Linier untuk Kelompok F (Fakultas Teknik)
Nomor
Var. Dependen
!
MI
0,209
0,19S
2
MI
0,660
0,651
3a
KI
0,344
0',327
3b
KI
0,328
0,319
Adjusted R 1
Var. Iftdipenden Constant
Koef. B 1,129
Beta (koef.Std)
t value (min. ±1,96) 2,170
KI Constant LE Pers Constant LE Pers Constant LE
0,661
Ö~457 ~
4,475 '
Korelasi antara LE dan Pers: 0,552 Sumber. Hasil pengolahan data (Lampiran XIII)
0,163 0,616 0,372 1,917 0,350 0,125 2.120 0,411
0.567 7,332 3,954 7,073 4.33S 1,390 9 222 6,084
0,592 0,319 -
0,486 0,156 -
0,572
Keterangan: ]. Variabel yang dimasukkan KJ dengan MI 2. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan MI 3a. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan KI 3b. Variabel yang dimasukkan LE, dengan KI G.
Tabel 3.59. Hasil Perhitungan Multiregresi Linier Seluruh Responden " -KótCr-r) " B é t á q j T .; t valué Ji-'Var.-' " Adjusted' "'R "
ilííepeiKJeB''
1
I
MI
0,166
0,161
2
MI
0,664
0,660
KI
0,225
0.216
j
Korelasi antara LE dan Pers: 0,599
-IndipendenConstant KI Constant LE Pers Constant LE Pers
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran XIII) Keterangan: 1. Variabel yang dimasukkan KI dengan MI 2. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan MI 3. Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan KI
'B-: .'. : ' 1,491
0546 0,506 0,609 0,280 2,215 0,261 0,127
(knrf] -
•
0,407 -
0,644 0,245 -
0,370 0,149
•
(min. £1,96) 4,567 5,846 2.9 i 9 11,620 . 4,425 11,289 4,401 1,771
192
Dalam penelitian ini digunakan juga 3 (liga) variabel kontrol, yaitu Jabatan Akademik Responden, Tingkat Pendidikan Responden, dan Lama Pengalaman Keija Responden. Masing-masing variabel kontrol ini dibagi menjadi dua subvanabel kontrol, yaitu untuk Jabatan Akademik Asisten Ahli ke bawah dan Lektor ke atas, untuk Tingkat Pendidikan Si/Setingkat Si dan S2/'Setingkat S2 kc atas, dan untuk Pengalaman Kerja 5 (lima) tahun ke bawah dan di atas lima tahun. Hasil multiregresi linier berdasarkan atas kelompok variabel kontrol ini ditunjukkan pada Tabel 3.60. Tabel 3,60, Hasil Perhitungan Multiregresi Linier untuk Kelompok Responden Berdasarkan Atas Jabatan Akademik, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman Kerja a. LE dan Pers terhadap KI Var, Kaiegor. 'O^cndeR 1 Asisten KI Ahli Ke Bawah 2 Lektor Ke Atas.
KI
»J • 0,232 0,226 0.245 0,216
3 SI /Setingkat Si ke Bawah 4 S2/SetingKat S2 Ke Atas 5 5 Tahun Ke Bawah
KI
0,260 0,256
Beia Aiijifsted \ : : . . i • Koef. . value . •'. r)2 "•:lridfpchden :-j C--.- • .. (koef.Sfcf) Onto; 2bt;S6) • Constant 2,342 10,807 0,217 3,282 LE 0,398 0,255 S.030E-02 0.113 0.933 Pers 2.442 Constant 12,966 0,218 0,304 LE 0.475 5,342 1,834 Constant 4,471 0.224 0.301 0.7.79 LC 3.276 0.221 0.J9Q Pers 1.645 Constant 8,725 2.348 0,205 LE 0.465 0,370 4,458 2,274 Constant 7,093 0,228 0,286 2,177 LE 0,428 0,511 7,645 E-02 Pers 0.100 2,357 8,586 Constant 0,240 0,338 4,059 LE 0,505 2,182 8,781 Constant 0,202 0,360 0,259 3,801 LE 0,160 1,690 0,142 Pers :
-
-
-
-
-
-
-
KI
0,215
KI
0,266
0,236
0,253
0,238
Constant LE Pere Constant Pers
j j j i i 1i i
2,064 0.129 0,293 2.132 0,397
-
0.175 0,371 -
0,503
6,534 0,944 1,995 6,936 4,116
j*:-. Var. i Kategori ; Dependen 6 Di Atas 5 KI Tahun
Adjusted
" R " ' . R* 2
1
0,200
0,186
0,195
0,18S
Var. Iudipenden Constant LE Pers Constant k L_ r
Sumber hasil pengolahan dala (Lampiran XÍÍÍ)
Koef. : . Beta :.•:,: ; t value B (koef. Std) (mîn. ±1,96) 9,198 2,351 4,176 0,400 ÔX8Ô 7,167I .-02 0,845 0,081 12,948 2,493 ;
-
0,309
0,441
5,387
b. LE, dan Pers terhadap MI ; • ••• Var»Kategori" Dependen I Asisten MI Ahli Ke Bawah 2 Lektor Ke Ml Atas
3 SI/Setingkat SI ke Bawah 4 S2ySetingKat S2 Ke Atas 5 5 Tahun Ke Bawah 6 Di Atas 5 Tahun
R'
.•••Adjusted
0,704
0.698
0,611
0,600 *
Ml
0,766
0,756
MI
0.628
0.622
MI
Nil
0,637
0,623
0.633
0,626
0.663
0.657
Var. . Indipenden Constant LE Pers
Kcsf •. B. 0,543 1,88 0.681
BetE . ...,t.yahi£ : (fcoef. Std) (rafe. ±1,96) 2,684 9,407 0,709 0,177 2,344 -
Constant LE Pers Constant LP. Pers
0,294 0,544 0,416 0,495 0,516 0,385
0,561 0,367
Constant LE Pers
0,512 0,627 0,256
0,656 0,217
Constant LE Pers Constant LE Constam LE Pers
0.664 0.716 0.106 0,770 0,790 0.4SO 0,580 0,324
Sumber hasil pengolahan data (Lampiran XIII)
-
0,592 0,309 -
-
-
0.721 0.100 -
0,796 -
0,634 0,280
0,894 7,128 3,723 1,993 5,076 3,320 2,256 10,082 3,328 2.214 5.512 0.762 2,905 9.2 «S af 10,200 4,503
Keterangan: 1. Kelompok responden yang memiliki Jabatan Akademik Asisten Ahli ke Bawah Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan MI 2. Kelompok responden yang memiliki Jabatan Akademik Lektor ke Atas Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan Ml 3. Kelompok responden yang memiliki Pendidikan S1 ke Bawah Variabel yang dimasukkan LF, Pers dengan MI 4. Kelompok responden yang memiliki Pendidikan S2 ke Atas Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan MI 5. Kelompok responden yang memiliki Pengalaman Kerja 5 tahun ke Bawah
!V4
Variabel yang dimasukkan LE, Pers dengan Ml Variabel yang dihilangkan Pers 6. Kelompok responden yang memiliki Pengalaman Kerja di atas 5 tahun Variabel yang dimasukkan LF., Pers dengan Ml Hasil perhitungan muliiregresi linier yang dimuai dalam l abel 3.52 hingga l abel 3.59 menunjukkan bahwa variabel moderator LF. (Organisasi belajar) terhadap variabei KI (Kompetensi intelektual Individu) maupun terhadap variabel dependen MI (Modal Intelektual Organisasi) memberikan pengaruh yang tinggi dibandingkan dengan variabel yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh nilai {3 untuk LE. Nilai adjvsted R tertinggi diperoleh 2
kelompok dosen S l/Setingkat SI (0,756). Hal ini disebabkan karena pengaruh (p) Pers yang tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Nila adjusted R terendah diperoleh 2
kelompok Lektor ke atas (0,600). Dalam variabel Organisasi belajar terdapat Uma variabel disiplin organisasi belajar yaitu: Persowd Mastery (PM), Mental Model (MM), Shared Vision (SV), System Thmkmg (ST), dan Team Learning (TL). Untuk mengetahui mana di antara disiplin organisasi belajar itu yang memberikan pengaruh yang lebih besar, dilakukan perhitungan multircgrcsi linier terhadap variabei intervening KI dan variabei dependen Mi. Hasil perhitungan multiregresi linier tersebut terdapat pada Tabel 3.61. Tabel 3.61. Hasil Perhitungan Multiregresi Linier Variabel Independen Organisasi belajar (PM, MM, SV, ST, TL) terhadap Variabel Intervening (KI) dan Variabel Dependen (MI) lllpswil
...'
Nomor •iDeeSsiiil 1
KI
0,271
0,245
v •.-'•••:; Beta -••" • • .•-.lvalue- i. v.-JidiupiSCiwSB r 3?.%: T ^i-y.i t K o e L v b t a j
:.. Nomor
•i-Smmm
Dependen
• r
2
Adjusted R z
2
KI
0,270
0,249
3
Kl
0,269
0,252
4
K!
0,268
0,256
j}
iVU
0,67 i
0,659
MI
6
7
MI
0,669
0.665
0,660
0.657
Var. ... Iiidipenden Constant PM MM SV ST Constant PM MM ST Constant PM MM Constant I'M MM SV ST TL Constant PM MM SV TL Constant PM MM SV
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran XIII)
Koef. . B 2,109 0.213 0.114 -3.68R-02 3.S41E-02 2.117 0.210 9.R47F.-02 2.392E-02 2,139 0,213 0,110 0,536 0,138 0.174 0.193 c T" rt/, l'.jucn-Oz 6,772E-02 0,581 0,138 0,164 0,225 8,939E-02 0,576 0,148 0,216 0,250
Keterangan: PM MM SV ST TL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
- Personal Masterv = Mental Model = Sharcd Vision = System Thinking = Team f.earning
Variabel yang dimasukkan PM, MM, SV, ST, TL dengan KI Variabel yang dimasukkan PM, MM, SV, ST dengan Kl Variabel yang dimasukkan PM, MM, ST dengan KI Variabel yang dimasukkan PM, MM dengan KI Variabel yang dimasukkan PM, MM, SV, ST, TL dengan MI Variabel yang dimasukkan PM, MM, SV, TL dengan MI Variabel yang dimasukkan PM, MM, SV dengan Ml
t value Beta .. (koef Std)' (min. +1.96) 10,548 07323 "" 3.999 0J97 t,827 -0.061 -0.466 0,065 0,656 10,655 3.981 0.319 0,171 1,861 0,041 0,483 11,082 0,323 4,078 0,192 2,352 — 2,954 0,156 2,846 0,225 2,623 2,704 0.240 0,067 0,935 0,09! 1,063 3,315 0,156 2,836 0,213 2,512 3,589 0,2S0 1,507 0,120 3,277 0,168 3,082 0,279 0,3! 1 4,126 -
-
-
-
I w, Dari Tabel 3.61 dapat dilihat bahwa pengaruh disiplin organisasi belajar (PM. MM. SV, ST, TL) terhadap kompetensi intelektual individu (KJ) yang terbesar diberikan oleh variabel Persona', Kiustery (PM) dengan koefisien p sebesar 0,323. Sedangkan pengaruh disiplin organisasi belajar terhadap modal intsiektuai organisasi (Mi) yang terbesar diberikan oleh variabel shared vision dengan koefisien [J sebesar 0,311. Ini menunjukkan bahwa Shared Vision merupakan variabel yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap modal intelektual organisasi. i. Analisis Jaiur Untuk mengetahui pengaruh variabel independen (eksogen) terhadap variabel dependen (endogen) dilakukan dengan menggunakan analisis jalur. Perangkat lunak yang digunakan ialah Lisrel 8,30. Dengan analisis jalur dapat diketahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Pengaruh total adalah jumlah pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Hasil perhitungan analisis jalur dengan menggunakan Lisrel 8,30 ialah pengaruh total dan pengaruh tidak langsung. Dengan demikian, pengaruh langsungnya dapat dihitung dengan mengurangi pengaruh totai dengan penganih tidak langsung (Duncan, 1975). Hasil perhitungan analis jalur berdasarkan atas model pada gambar 1.3 A/B adalah sebagai berikut. Tabel 3.62. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Univeistas/ Fakultas I'asundan
Variabel .. Dependen ; Kompetensi Intelektual (Yj) odal Intelektual
(Y ) 4
Wtdvatama
Kompetensi Intelektual (Y*)
Variabel ..:. •angsung Independen LE (Xi) 0,20 Pers (Xi) 0,16 0,44 LE(X,) Pers (X ) 0,42 tComp. Int. (Y ) -0,06 2
3
LE (X,) Pers (X,)
0.27
Idsk langsung Melalu« Y, -
-0.01 -0,01 -
-
r,
-
Total 0,20 0,16
0,43* 0,42*
-0,06 0,27 0.20
197
| Universitas/ j Fakultas
! i
i
Variabel Dependen odal intelektual (V ) 4
........
i j Maranatha I•j
Kompetensi intelektual (Y,) !odal Intelektual
Variabel Independen l.r-(X,) Pers (X;)
; /
LE (X.) Pers (X?) Komp. Int. (Y,) Komoetensi LE fXi) Parahyanuan Intelektual (Yj) Pers (X ) odal Intelektual LE(X,) Pers (X ) (Y4) Komp. Int. (Y ) Kompetensi EKOnomi Intelektual (Y ) Pers (X ) odal Intelektual LH (X,)
2
2
3
3
2
2
3
2
3
2
3
^angsung 0,70 0.16 A1n
0,75
0 11
0,04 0.58 -0,18 0,53 0,38 0,08 0,29 0.14
u,.r. »/»1>
0,15 n rtj; 0,59 0.40 0.59 0,33 -0,02 0.37 0,15 0,64 0,23 0.03
Sumber: Hasil Pengolahan Analisis Jalur (Lampiran XIV) * Signifikan pada tingkat kepercayaan 95 %. Persamaan jalur berdasarkan atas tabel tersebut di atas ialah: 1. Kelompok Dosen Universitas Pasundan: Yi = 0,20Xi + 0,16X + e 2
Y = 0,43*Xi + 0,42*X -0,06Y + e 4
;
3
2. Kelompok Dosen Universitas Widyatama: Y - 0,27X, - 0,20X2 + e 3
Y = 0,72*Xi + 0,18X2 + 0,08 Y? + e 4
3. Kelompok Dosen Universitas Kristen Maranatha: Yy = 0,72*X, +0,10X + e 2
Y = 0,78*Xi + 0J1X + 0,04 Y-, + e 4
2
idak Langsung Melalui Y1 0,02 0.02
Total 0,72* 0.18 U.U3
0.72* -
V11. VAJ i 0.00 -
0.04
-0.01 -
-
0,01 n t\\t *
0.00
-0.0 i -
-
0,00 0,0 i
A u, 1nrA Cl v, • +
«J.!! 0 04 0.5S* -0,18 0.57* 0.37* 0.08 0,2V" 0.14 0.7Ü* ru, 1 u n n>
0.49* 0.15 0.59* 0,32* -0,02 0.37* 0.15 0,640.24* 0.03
4. Kelompok Dosen Universitas Katholik Parahyangan: Y j = 0,58*Xi-0,18X2 ^ e Y = 0,57*Xj + 0,37 *X + 0,08 Y.i + e 4
2
5. Kelompok Dosen Fakultas Ekonomi: Y = 0,29*X + 0,14X2 + c 3
t
Y = 0,70*X-, + 0,16X2 + 0,05 Y? i e 4
6. Kelompok Dosen Fakultas Teknik: Y = 0,49*X; + 0,15X2 + e 3
Y* = 0,59*X; + 0,32*X - 0,02Y3 + e 2
7. Seluruh Responden: Y = 0,37*Xi + 0,15X2-^ e 3
Y - 0,64*X| + 0,24 *Xi + 0,03 Y + e 4
* Signifikan pada 0,05.
;
"íi'. U;.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGOLAHAN DATA Dalam bab ini akan disajikan pembahasan hasil pengolahan data yang diperai« Bab III. Pembahasan hasil pengolahan data yang terdapat dalam Bab Ml terbagi dalam beberapa bagian, pertama ialah pembahasan hasil perhitungan statistik deskriptif, kedua pembahasan hasil perhitungan analisis faktor, ketiga pembahasan hasil perhitungan validitas konstruk, keempat pembahasan hasil perhitungan skor kualitas organisasi belajar, dan kelima pembahasan hasil perhitungan analisis jalur antara variabel independen dan variabel dependen. A. Pembahasan Hasil Perhitungan Analisis Statistik Deskriptif 1. Variabel Kompetensi Intelektual Individu Dari Tabel 3.19 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata jawaban responden Universitas Pasundan dari nilai minimum = 1 dan maksimum = 5 ialah 3,9218 (78,44 %). Dengan kategori 100% -90 % sangat baik, 89 % - 75 % baik, 74 % - 60 % sedang, dan 60 % kurang, 78,44 % termasuk daiam kategori baik, namun belum maksimal. Nilai rata-rata terendah diperoleh variabel KDC9 (2,7931 = 55,86 %), yaitu pernyataan tentang metode pembelajaran yang dikuasai. Ini menunjukkan bahwa di universitas tersebut sebagian besar dosen fakultas ekonomi dan teknik menguasai beberapa metode pembelajaran, namun tidak semuanya dikuasai. Hal ini terjadi karena mungkin para dosen merasa tidak perlu menguasai semua metode pembelajaran, yang penting mereka dapat menguasai beberapa metode pembelajaran dan melaksanakannya. Untuk meningkatkan kompetensinya perlu kepada para dosen mempelajari beberapa metode pembelajaran yang lain dan menguasainya. Sedangkan nilai rata-rata tertinggi pada Universitas Pasundan ialah variabel
• JF • KIM4 (4,5345 90,69 %), yaitu kesediaan untuk menjadi pimpinan kelompok. Ini berarti para dosen ekonomi dan teknik di universitas tersebut pada umumnya siap menerima jika ditunjuk menjadi pimpinan kelompok. Memimpin kelompok adalah salah satu kemampuan manajerial yang bagi sebagian besar dosen bukanlah hal yang sulit karena telah biasa memimpin di kelas. Selain itu, ditunjuk sebagai pemimpin merupakan penghargaan dan mungkin juga mendapat imbalan. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel KIK U (1,44186), yaitu pernyataan tentang penguasaan terhadap metode-metode penelitian. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya dosen ekonomi dan teknik kelompok Univcrsils Pasundan memiliki persepsi yang sangat beragam terhadap kemampuan menguasai metode penelitian. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka memiliki pengalaman yang tidak sama, sebagian telah biasa melakukan penelitian, sedangkan sebagian yang lain tidak. Sedangkan nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel KIRI (0.80097), yaitu pernyataan tentang tanggapan rekan sekerja terhadap ide-ide yang disampaikan. Ini menunjukkan bahwa kelompok dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Pasundan pada umumnya memiliki tanggapan yang hampir sama terhadap ide-ide yang disampaikan oleh rekan kerjanya, yaitu memberikan perhatian yang cukup terhadap ide-ide rekan kerjanya. Pada Universitas Widyatama, nilai rata-rata jawaban 4,0414 (80,83 %), suatu nilai yang termasuk kategori baik. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada variabel KIM4 (4,4808 = 89,62 %) yang sama keadaannya dengan Universitas Pasundan. Sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel KIK9 (2,9038 = 58,08). Keadaan inipun sama dengan Universitas Pasundan. Untuk meningkatkan kompetensi para dosen diperlakukan sama dengan para dosen di Universitas Pasundan.
201
Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel KIP1 (1,09089), yaitu pernyataan tentang bahan kuliah yang diajarkan. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya dosen fakultas ekonomi dan teknik kelompok Universiats Widyaama memiliki persepsi yang sangat beragam terhadap penguasaan bahan kuliah yang diajarkan. Hal ini mungkin karena mereka memiliki persepsi yang berbeda terhadap penguasaan bahan kuliah yang diajarkan. Sebagian merasa perlu menguasai melebihi yang dibutuhkan, sebagian merasa perlu menguasai seluruhnya, sedangkan sebagian lain merasa perlu menguasai secukupnya saja. Nilai rata-rata yang diperoleh untuk variabel K1P1 ialah 3,4231 (68,46 %), termasuk dalam kategori sedang. Semestinya, untuk menghadapi persaingan, para dosen harus menguasai bahan kuliah lebih daripada yang dibutuhkan. Sedangkan nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel KIP2 (0,47198), yaitu pernyataan tentang memperdalam dan memperluas pengetahuan. Ini menunjukkan bahwa para dosen kelompok Universitas Widyatama pada umumnya memiliki persepsi yang sama terhadap pentingnya memperdalam dan memperluas pengetahuan dan ketrampilan. Suatu hal yang wajar bagi dosen perguruan tinggi untuk selalu menambah pengetahuan dan ketrampilan. Pada Universitas Kristen Maranatha, nilai rata-rata jawaban 3,9289 (78,58 %), suatu nilai yang termasuk kategori baik. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada variabel KIK1 (4,5758 = 91,52 %), yaitu pernyataan tentang menjaga profesi sebagai dosen yang baik dan bermutu, dan KIM4 (4,5758 = 91,52 %), yaitu pernyatan tentang kesediaan untuk menjadi pimpinan kelompok. Ini berarti bahwa para dosen di Universitas K. Maranaha pada umumnya selalu menjaga profesinya sebagai dosen yang baik dan bermutu serta siap untuk diberi tugas memimpin kelompok. Hal ini terjadi mungkin para dosen kelompok ini berpendapat bahwa menjaga profesi sebagai dosen yang baik dan bermutu merupakan
kewajiban tiap dosen. Nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel KIK9 (3,1212 = 62,42 %) yang keadaannya sama dengan universitas Pasundan dan Wdyaama. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel KIK 11 dan KIM3 (1,17341), yaitu pernyataan tentang penguasaan terhadap metode penelitian dan mengarahkan karyawan yang merugikan organisasi. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya dosen kelompok Universitas K Maranatha memiliki persepsi yang sangat beragam terhadap mengarahkan karyawan yang merugikan organisasi dan penguasaan terhadap metode penelitian. Ha! ini mungkin disebabkan karena sebagian dosen merasa bahwa mengarahkan karyawan yang merugikan organisasi merupakan kewajibannya, sebagian lain merasa bahwa mengarahkan karyawan bukanlah menjadi tanggung jawabnya. Nilai rata-rata yang diperoleh variabel ini ialah 3,7576 (75,15 %), termasuk kategori baik hampir sedang. Seharusnya para dosen memiliki kompetensi manajerial dengan menunjukan tanggung jawabnya mengarahkan karyawan yang merugikan organisasi. Mengenai penguasaan terhadap metode penelitian, uraiannya seperti pada kelompok dosen Universitas Widyatama. Sedangkan nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel KIK 13 (0,49620), yaitu pernyataan tentang penyampaikan pikiran atau gagasan secara simbolis. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya para dosen kelompok Universitas K. Maranatha memiliki persepsi yang hampir sama terhadap tanggapan rekan kerjanya mengenai gagasan-gagasan yang mereka ajukan. Hal ini mungkin karena untuk menanggapi atau menilai gagasan seseorang biasanya para dosen tidak mau menanggapinya secara berlebihan dan juga tidak mengacuhkan, jadi biasa-biasa saja. Pada Universitas Katholik Parahvangan, nilai rata-rata jawaban 3,9789 (79,58 %), suatu nilai yang termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada
203 variabel KIK1 (4,6452 = 92,90 %) sualu keadaan yang sama dengan Universitas Maranatha, sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel K1K9 (2,9355 = 58,71 %). Keadaan ini sama dengan pada Universitas Pasundan, Widyatama, dan Maranatha. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel K1K11 (1,17341), yaitu pernyataan tentang penguasaan terhadap metode penelitian. Seperti halnya pada kelompok dosen pada Universitas Pasundan, ini menunjukkan bahwa para dosen Universitas K. Parahyangan pada umumnya memiliki persepsi yang sangat beragam terhadap kemampuan menguasai metode penelitian. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka memiliki pengalaman yang tidak sama, sebagian telah biasa melakukan penelitian, sedangkan sebagian yang lain tidak. Sedangkan nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel KIK1 (0,60819), yaitu pernyataan tentang menjaga profesi sebagai dosen yang baik dan bermutu. Ini menunjukkan bahwa para dosen Universitas K. Parahyangan pada umumnya memiliki persepsi yang sama yaitu menjaga profesi yang baik dan bermutu, suatu hal yang harus dilakukan sebagai dosen. Ditinjau secara keseluruhan, Kompetensi Intelektual Individu dosen fakultas ekonomi dan teknik dari seluruh universitas termasuk dalam kategori baik. Mengenai variabel yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi dari keempat universitas itu hampir sama, yaitu variabel KIM4 untuk Universitas Pasundan, Widyatama, dan Maranaha dan variabel KIK l untuk Universitas Maranatha dan Parahyangan. Sedangkan variabel yang memperoleh nilai rata-rata terendah untuk keempat universitas tersebut sama, yaitu K1K9. Ini menunjukkan bahwa para dosen fakultas ekonomi dan teknik di empat universitas yang menjadi responden penelitian memiliki persepsi yang sama atau hampir sama terhadap ketiga variabel tersebut.
204 Dari Tabel 3.20 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata jawaban responden kelompok dosen Fakultas Ekonomi atas variabel Kompetensi Intelektual Individu ialah 4,0144 (80,29 %) suatu nilai yang termasuk kategori baik. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh variabel K1M4 (4,6042 = 92,04 %), yaitu pernyataan tentang kesediaan untuk menjadi pimpinan kelompok. Ini berarti pada umumnya dosen Fakultas Ekonomi siap untuk ditunjuk menjadi pemimpin kelompok. Sedangkan nilai rata-rata terendah diperoleh variabel KIE2 (2,9688 = 59,38 %), yaitu pernyataan tentang kesediaan memberikan kuliah lebih dari normal untuk mencapai sasaran mutu PTS. Ini berarti, pada umumnya dosen Fakultas Ekonomi kurang siap untuk melaksanakan pekerjaan melebihi beban kerjanya. Hal ini terjadi karena mungkin dosen kelompok fakultas ekonomi swasta pada umumnya juga memberi kuliah di perguruan tinggi lain, jadi waktu yang mereka miliki sangat terbatas, atau mungkin mereka bersedia memberikan kuliah lebih dari normal asalkan mendapat imbalan yang sesuai. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel KIK11 (1,32833), yaitu pernyataan tentang penguasaan terhadap metode penelitian. Ini menunjukkan bahwa para dosen kelompok fakultas ekonomi memiliki pernyataan yang beragam terhadap penguasaan pada metoda penelitian. Hal ini terjadi mungkin karena mereka memiliki pengalaman keija yang tidak sama. Beberapa di antaranya mungkin lelah biasa melakukan penelitian, sedangkan yang lainnya mungkin jarang atau tidak pernah melakukan penelitian. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel KIM4 (0,60662), yaitu pernyataan tentang kesediaan untuk menjadi pimpinan kelompok, ini menunjukkan bahwa pada umumnya para dosen kelompok fakultas ekonomi siap untuk menjadi pemimpin kelompok. Hal ini terjadi mungkin karena mereka ingin menunjukkan kemampuannya atau kualitasnya untuk menjadi pemimpin, atau menjadi pemimpin adalah
205
penghargaan alas diri mereka. Segi lain, mungkin mereka berharap bahwa dengan menjadi pemimpin akan mendapat imbalan jasa. Untuk kelompok Fakultas Teknik, nilai rata-rata jawaban atas variabel Kompetensi Intelektual Individu ialah 3,9137 (78,27) termasuk dalam kategori baik. Nilai-rata-rata tertinggi diperoleh variabel K1K1 (4,3974 = 87,95 %) yaitu pernyataan tentang menjaga profesi dengan baik dan bermutu. Ini berarti bahwa para dosen kelompok Fakultas Teknik merasa selalu menjaga profesinya sebagai dosen yang baik dan bermutu. Sedangkan nilai rata-rata terendah diperoleh variabel KIK9 (2,7051 = 54,10 %), yang berarti para kelompok dosen teknik pada umumnya menguasai beberapa mciodc pembelajaran, namun tidak semuanya dikuasai. Hal ini terjadi mungkin mereka merasa bahwa tidak perlu menguasai semua metode pembelajaran, dan mereka mungkin sudah merasa puas dengan beberpa metode pembelajaran yang mereka kuasai. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel KIK2 (1,10707), yaitu pernyataan tentang metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Ini menunjukkan bahwa para dosen kelompok fakultas teknik pada umumnya memiliki pernyataan yang beragam tentang metode proses belajar mengajar. Hal ini dimungkinkan, sekali lagi, karena pengalaman di antara mereka tidak sama. Ada yang mempunyai pengalaman mengajar sudah lama dan memiliki penguasaan metode mengajar yang lebih banyak dan beragam dibandingkan dengan mereka yang pengalaman mengajarnya belum banyak. Ditinjau secara keseluruhan, dari dua kelompok dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik, variabel yang memiliki nilai rata-rata tertinggi dan terendah tidak sama. Keadaan ini menunjukkan adanya perbedaan persepsi atas Kompetensi Intelektual Individu antara dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. Hal ini teijadi mungkin karena latar
206 belakang bidang studi yang berbeda atau mungkin karena lingkungan mereka yang berbeda. Nilai rata-rata variabel Kompetensi Intelektual Individu yang diperoleh seluruh kelompok Fakultas ialah 3,9641 atau sama dengan 79,28 %. Nilai ini termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh Fakultas Ekonomi (4,0144 - 80,29 %), berarti kelompok dosen Fakultas Ekonomi memiliki kompetensi intelektual individu lebih baik dibandingkan dengan kelompok dosen fakultas lain. 2. Variabel Modal Intelektual Organisasi. Kuesioner tentang Modal Intelektual Organisasi disusun dalam bentuk skala Likert. Terhadap kuesioner dalam bentuk pernyataan ini responden diminta untuk memilih pernyataan yang sesuai dengan persepsinya terhadap kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh anggota organisasi tempat mereka bekeija saat itu. Dari Tabel 3.21 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata jawaban responden Universitas Pasundan dari nilai minimum - 1 dan maksimuum = 5 ialah 3,7931 (75,86 %), suatu nilai yang termasuk kategori baik mendekati sedang. Nilai rata-rata terkecil terdapat pada variabel MIB6 (3,1552 - 63,10 %), yaitu pernyataan tentang keengganan dosen untuk melakukan inovasi dalam proses belajar mengajar karena sudah cocok dengan metode yang digunakan. Ini menunjukkan bahwa para dosen di universitas tersebut sedikit enggan melakukan inovasi dalam proses belajar mengajar. Hal ini terjadi mungkin karena mereka merasa tidak perlu melakukan inovasi dan proses belajar mengajar dan merasa sudah cocok dengan metode yang digunakan. Atau mungkin mereka tidak memahami bahwa inovasi dalam proses belajar mengajar itu perlu untuk meningkatkan kualitas pengajarannya. Dalam usaha peningkatan modal intelektualnya para dosen perlu disadarkan bahwa inovasi
.*
207
proses belajar mengajar itu perlu dan perlu diusahakan uniuk meningkatkan mutu pengajaran. Sedangkan nilai rata-rata tertinggi diperoleh varibel MIS2 (4,1204 = 82,41 %), yaitu pernyataan tentang banyaknya dosen yang mempunyai keahlian tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan organisasi. Ini berarti bahwa para dosen fakultas ekonomi dan teknik di Universitas Pasundan pada umumnya berpersepsi bahwa dosen di universitas tersebut memiliki keahlian-keahlian tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan organisasi PTS. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel M1B11 (1,25041), yaitu pernyataan tentang tidak teijadinya komunikasi yang akrab di antara para dosen untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan. Ini menunjukkan bahwa persepsi para dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Pasundan terhadap komunikasi yang akrab antara para dosen sangat beragam. Hal ini mungkin karena sebagian para dosen merasa bahwa komunikasi yang akrab itu sangat perlu untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan, sedangkan sebagian dosen yang lain merasa kurang perlu, atau karena sebagian para dosen memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan akrab, sedangkan yang lainnya tidak. Nilai rata-rata untuk variabel ini ialah 3,7414 (74,83 %) termasuk kategori sedang. Seharusnya untuk membangun modal inetelektual organisasi yang baik nilai ini harus ringgi. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel MIS5 (0,63308), yaitu pernyataan tentang kemampuan para dosen belajar dari kesalahan-kesalahan yang (alu. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar para dosen fakultas ekonomi dan teknik kelompok Universitas Psundan merasa bahwa kesalahan yang lalu merupakan pelajaran yang baik untuk membangun masa depan. Para dosen ingin berusaha agar tidak mengulangi kesalahan yang telah diperbuat. Kondisi ini perlu terus dipertahankan.
Pada kelompok dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas'y/fe^jim^ mMi^atarata jawaban responden variabel Modal intelektual Organisasi Nilai ini termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada variabel MIB8 (4,1538 = 83,08 %), yaitu pernyataan tentang perlunya dosen meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar. Ini berani bahwa pada umumnya para dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Widyatama merasa masih perlu meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya dalam proses belajar mengajar. Hal ini teijadi mungkin karena mereka merasa bahwa ilmu yang mereka miliki tentang proses belajar mengajar itu kurang dan mungkin tidak pernah memperolehnya dalam pengalaman pendidikannya. Sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel MISI (3.0769 = 61,54 %), yaitu pernyataan tentang kurang pengetahuan PTS terhadap kemampuan dan keahlian para dosen-dosennya, ini berarti bahwa Universitas Widyatama kurang memiliki pengetahuan atas kemampuan dan ketrampilan para dosen-dosennya. Untuk meningkatkan Modal Intelektual Organisasi dan memanfaatkan modal ini untuk keperluan organisasi, organisasi perlu disadarkan untuk memiliki pengetahuan yang cukup atas pengetahuan dan kemampuan para dosen-dosennya. Dengan pengetahuan ini, organisasi dapat menentukan lagkah apa yang harus diambil dalam menghadapi persaingan. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel MISI (1,20206), yaitu pernyataan tentang PTS yang kurang mengetahui kemampuan para dosen-dosennya. Ini berarti bahwa jawaban dosen terhadap pernyataan itu sangat beragam. Hal ini mungkin karena para dosen kurang memahami pernyataan itu hingga tanggapannya beragam, atau jika mereka memahami pernyataan itu mungkin memang persepsi mereka terhadap pernyataan itu beragam. Nilai rata-rata untuk variabel ini ialah 3,0769 (61,54 %), termasuk dalam kategori sedang. Berarti, walaupun beragam, jawaban responden terhadap variabel
-
'
209
ini menyalakan bahwa organisasi kurang mengetahui kemampuan para dosen-dosennya. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel MIS 16 (0,70631), yaitu pernyataan tentang kualitas lulusan PTS yang diharapkan masyarakat. Ini menunjukkan bahwa para dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Widyatama pada umumnya mempunyai persepsi yang hampir sama terhadap kualitas lulusan PTS-nya. Hal ini terjadi mungkin karena mereka merasa yakin atas kualitas lulusan hasil didikannya sesuai kemampuan yang telah mereka berikan. Pada Universitas Kristen Maranatha, rata-rata jawaban responden terhadap variabel Modal Intelektual Organisasi ialah 3,3889 (67,78 %), suatu nilai yang termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada variabel M1B8 (4,2424 = 84,85 %), sama seperti pada Universitas Widyatama Sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel MIBI2 (2,9091 = 58,18 %), yaitu pernyataan tentang adanya dialog antara para dosen untuk menyamakan visi. Ini berarti bahwa di antara para dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Maranatha kurang melakukan dialog untuk menyamakan visinya. Hal ini terjadi mungkin karena para dosen kelompok Universitas Maranatha merasa bahwa menyamakan visi dan berdialog itu kurang penting, padahal untuk memiliki modal intelektual organisasi yang tinggi para anggota organisasi harus memiliki visi yang sama, dan itu dapat dilakukan dengan melakukan dialog. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel MD310 (1,37964), yaitu pernyataan tentang PTS yang menyediakan dosen dan karyawan untuk mengikuti pendidikan. Ini menunjukkan bahwa persepsi para dosen kelompok Universitas Maranatha sangat beragam mengenai pernyataan ini. Nilai rata-rata unutk variabel ini ialah 3,1818 (63,67 %), termasuk dalam kategori sedang. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka kurang memahami maksud dari pernyataan itu, atau mungkin ditempat mereka bekerja
210
kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan tambahan u'dak diberikan oleh PTSnya. Memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan lanjutan perlu diberikan secara merata, baik kepada para karyawan maupun tenaga dosen, karena dengan pelatihan dan pendidikan tambahan itu diharapkan akan menambah pengetahuan dan kemampuan mereka, dengan demikian modal intelektual mereka juga akan meningkat. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel MIB8 (0,50189), yaitu pernyataan tentang perlu tidaknya para dosen meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya para dosen kelompok Universitas Maranatha memiliki persepsi yang hampir sama tentang peningkatan kemampuan dan ketrampilan. Hal ini karena mereka merasa bahwa peningkatkan kemampuan dan ketrampilan merupakan keharusan bagi para dosen. Pada Universitas Katholik Parahyangan, nilai rata-rata jawaban responden ialah 3,6973 (73,95 %), suatu nilai yang termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada variabel MIS 10 dan MIS 15 (4,4516 = 89.03 %)_ yaitu pernyataan tentang banyak perusahaan dan institusi lain yang menggunakan lulusan PTS karena mengakui keunggulannya, dan pengakuan atas kredibilitas tinggi oleh pemerintah dan masyarakat. Ini berarti bahwa para dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas K. Parahyangan pada umumnya memiliki persepsi bahwa lulusan Universitas K. Parahyangan banyak digunakan oleh institusi lain karena keunggulannya. Sejalan dengan itu para dosen Universitas Parahyangan pada umumnya juga memiliki persepsi bahwa Universitas Parahyangan memiliki kredibilitas tinggi di mata instansi pemerintah maupun swasta. Sikap ini merupakan hal yang penting bagi para dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas D, karena dengan kredibilitas yang dianggapnya baik, para dosen akan berusaha untuk mempertahankannya dengan bekerja lebih baik lagi. Nilai rata-rata terendah terdapat pada
variabel MIB5 (3,2258 - 64,52 %), yaitu pernyataan tentang banyak dosen yang menghasilkan ide-ide inovasi baru dalam proses belajar mengajar. Ini berarti para dosen di Universitas Parahyangan pada umumnya kurang menghasilkan ide-ide inovasi dalam proses belajar mengajar. Hal ini terjadi mungkin mereka telah merasa puas atas proses belajar mengajar yang telah mereka lakukan didasarkan atas hasil lulusan yang memuaskan. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel MISI (1,09839), yaitu pernyataan tentang P I S kurang mengetahui kemampuan dan keahlian para dosennya. Analisis yang sama diberikan seperti pada kelompok dosen Universitas Widyatama. Nilai rata-rata untuk variabel ini ialah 3,1613 (63,23 %), masuk dalam kategori sedar.g. Nilai standar deviasi terendah terdapat pada variabel MIS 10 (0,56796), yaitu pernyataan tentang perusahaan dan institusi lain yang menggunakan lulusan PTS-nya. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya para dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Parahyangan memiliki persepsi yang hampir sama terhadap perusahaan dan institusi lain yang menggunakan para lulusan PTS-nya. Mereka mengetahui bahwa banyak lulusan dari PTS-nya yang digunakan oleh perusahaan dan institusi lain. Ditinjau secara keseluruhan, dari seluruh universitas yang diteliti, variabel yang memiliki nilai rata-rata tertinggi dan terendah sangat beragam, tidak seperti pada variabel Kompetensi Intelektual Individu. Walaupun hanya sedikit variabel yang memiliki nilai rata-rata di atas 4.00, namun nilai rata-rata secara keseluruhan berada pada tingkat sedang mendekati tinggi. Nilai rata-rata variabel Modal Intelektual Organisasi yang diperoleh seluruh kelompok dosen universitas ialah 3,6349 atau sama dengan 72,70 %. Nilai ini termasuk dalam kategori sedang. Ini menunjukkan bahwa kompetensi intelektual yang telah dimiliki oleh
212 individu dosen belum semuanya ditransformasikan menjadi modal intelektual organisasi. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelompok dosen Universitas Pasundan (3,9931 = 79,86 %), berarti kelompok dosen Universitas Pasundan memiliki modal intelektual organisasi lebih bark dibandingkan dengan universitas lain. Tabel 3.22. menyajikan data statistik dari 3 buah variabel manifes Belajar dan Berinovasi, Modal Struktural, dan Cepat Tanggap dari variabel Modal Intelektual Organisasi untuk kelompok Dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. Dari tabel 3.22 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata jawaban responden kelompok dosen Fakultas Ekonomi dari nilai minimum = 1 dan maksimum - 5 ialah 3,6747 (73,49 %), sualu nilai yang termasuk kategori sedang. Nilai rata-rata terendah ialah untuk variabel MIS 12 (3,2396 = 64,79 %), yaitu pernyataan tentang PTS tidak dapat memenuhi semua harapan masyarakat berkaitan dengan kualitas lulusannya. Ini menunjukkan bahwa tempat dosen kelompok Fakultas EkgnQmi bekerja pada umumnya kurang memenuhi harapan masyarakat berkaitan dengan kualitas lulus?n. Hal ini terjadi mungkin mereka merasa kurang puas atas mutu lulusan fakultas ekonomi tempat mereka bekerja. Sedangkan nilai rata-rata tertinggi pada kelompok dosen Fakultas Ekonomi ialah variabel M1S2 (4,1458 = 82,92 %), yaitu pernyataan tentang banyak dosen yang mempunyai keahlian tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan organisasi. Ini berarti pada umumnya para dosen Fakultas Ekonomi mempunyai persepsi bahwa di tempat mereka bekerja banyak dosen yang memiliki keahlian tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan organisasi. Kondisi ini mestinya dapat dimanfaatkan oleh PTS yang bersangkutan untuk meningkatkan pemilikan atas modal intelektual organisasinya. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel MIB11 (1,19630), yaitu penyataan tentang adanya komunikasi yang akrap dan hangat antara para dosen. Ini berarti
213
jawaban dosen terhadap pernyataan itu sangat beragam. Hal ini mungkin karena sebagian dari mereka merasa bahwa melakukan komunikasi dengan akrap dan hangat itu penting untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan, sedangkan sebagian yang lain merasa tidak penting, atau karena tiada kesempatan dan waktu untuk melakukan hal itu. Nilai ratarata untuk variabel ini ialah 3,4792 (69,58 %), termasuk dalam kategori sedang. PTS perlu mengusahakan agar selalu teijadi komunikasi yang akrap antara para dosen dengan mengadakan kegiatan-kegiatan diskusi bersama, baik dalam rangka meningktkan kemampuan dan ketrampilan dosen, atau mningkatkan kesamaan visi. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel MIS 16 (0,74428), yaitu pernyataan tentang kualitas lulusan PTS yang diharapkan masyarakat. Analisis mengenai hal ini sama dengan yang diberikan pada kelompok dosen Universitas B. Pada kelompok dosen Fakultas Teknik nilai rata-rata jawaban responden ialah 3,6376, (72,75 %), suatu nilai yang termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada variabel M1B8 (4,1154 = 82,31 %), yaitu pernyataan tentang perlunya meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar. Ini berarti bahwa pada umumnya para dosen pada kelompok Fakultas Teknik masih merasa perlu untuk meningkatkan kemampuan dan kctrampilannya dalam proses belajar mengajar. Sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel MISI (3,1795 = 63,59 %), yaitu pernyataan tentang pengetahuan PTS terhadap kemampuan dan keahlian para dosendosennya. ini berarti bahwa PTS tempat kelompok dosen Fakultas Teknik bekerja kurang mengetahui kemampuan dan keahlian para dosen-dosennya. Hal ini terjadi.mungkin karena PTS tempat kelompok dosen fakultas teknik bekeija kurang memperhatikan tentang kemampuan dan keahlian para dosen-dosennya. Kondisi ini perlu diperbaiki, karena
214 dengan pengelabuan alas kemampuan para dosen-dosennya PTS dapat melakukan program-program pengembangan untuk kemajuan organisasinya. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel MIS3 (1,12164), yaitu pernyataan tentang keyakinan PTS atas kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh para dosennya. Ini berarti bahwa jawaban para dosen kelompok Fakultas Teknik terhadap pernyataan ini sangat beragam. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan persepsi mereka terhadap keyakinan PTS atas pengetahuan yang dimiliki oleh para dosennya, atau mungkin karena PTS belum menerapkan standar pengetahuan yang harus dimiliki oleh para dosennya. Nilai rata-rata untuk variabel ini ialah 3,4103 (68,21 %), termasuk dalam kategori sedang. PTS perlu mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki para dosendosennya, agar dengan pengetahuan itu dapat dibuat program-program yang dapat mendukung kemajuan PTS-nya. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel MIS5 (0,72179), yaitu pernyataan tentang kelompok dosen mampu belajar dari kesalahan yang lalu. Analisis tentang ini sama dengan yang diberikan pada kelompok dosen Universitas Pasundan. Ditinjau secara keseluruhan, dari dua kelompok dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik, variabel yang memiliki nilai rata-rata tertinggi dan terendah tidak sama. Keadaan ini menunjukkan adanya perbedaan persepsi atas Modal Intelektual Organisasi antara dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. Hal ini terjadi mungkin karena perbedaan latar pendidikan dan lingkungan tempat mereka bekerja. Nilai rata-rata variabel Modal Intelektual Organisasi yang diperoleh seluruh kelompok dosen fakultas ialah 3,6562 atau sama dengan 73,12 %. Nilai ini termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelompok dosen Fakultas Ekonomi (3,6747),
215 berarti kelompok dosen Fakultas Ekonomi memiliki modal intelektual organisasi lebih baik dibandingkan dengan kelompok dosen fakultas lain. 3. Variabel Organisasi belajar Kuesioner tentang Organisasi belajar disusun dalam bentuk skala Likert. Terhadap kuesioner dalam bentuk penyataan ini responden diminta untuk memilih pernyataan yang sesuai dengan persepsinya tentang disiplin belajar yang terjadi dan dirasakan dalam organisasi tempat mereka bekerja pada saat itu. Tabel 3.23 menyajikan data statistik dari 5 buah variabel laten Personal Mastery, Mental Model, Shared Vision, System Thinking, dan Team Learning dari variabel Organisasi belajar untuk kelompok dosen Universitas. Dari Tabel 3.23 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata jawaban responden kelompok dosen Universitas Pasundan dari nilai minimum = 1 dan maksimum = 5 ialah 3.7876 (75,75 %), suatu nilai termasuk dalam kategori baik mendekati sedang. Nilai rata-rata terendah ialah variabel ST1 (3,1379 = 62,76 %), yaitu pernyataan tentang anggota kelompok dosen kurang memahami dengan baik hubungan keterkaitan antara karir dan kehidupan keluarga. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya para dosen di universitas tersebut kurang memahami hubungan yang layak antara karir dan kehidupan keluarga. Hal ini terjadi mungkin karena para dosen kelompok ini merasa tidak menganggap hubungan antara karir dengan keluarga itu penting. Dalam berpikir sistem, para dosen perlu memahami hubungan antara masing-masing komponen yang ada kaitannya dengan organisasi. Dengan pemahaman ini diharapkan para dosen dapat meningkatkan disiplin berpikir sistem. Sedangkan nilai rata-rata tertinggi diperoleh variabel PM4 (4,1034 = 82,07 %), yaitu pernyataan tentang kepedulian atas kesulitan yang dihadapi oleh rekan kerja. Ini berarti bahwa pada umumnya para dosen fakultas ekonomi
dan teknik Universitas Pasundan memiliki kepedulian yang baik terhadap kesulitankesulitan yang dihadapi oleh rekan keijanya. Sikap ini sangat penting dalam organisasi belajar yang ditunjukkan oleh sikap dalam kelompok agar teijadi pebelajaran tim. Nilai standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel ST j (1,17650), yaitu pernyataan tentang pemahaman terhadap hubungan dan keterkaitan yang layak terhadap karir dan keluarga. Ini menunjukkan bahwa jawaban para dosen terhadap pernyataan itu sangat beragam. Hal ini mungkin para dosen kurang memahami pernyataan tersebut hingga menghasilkan jawaban yang berbeda-beda, atau mungkin karena persepsi mereka terhadap hubungan dan keterkaitan yang layak antara karir dan keluarga memang berbeda. Nilai rata-rata untuk variabel ini ialah 3,1379 (62,76 %), masuk dalam kategori sedang, hampir kurang. Nilai standar deviasi terendah terdapat pada variabel MM3 (0,72213), yaitu pernyataan tentang mengkaji ulang kebiasaan yang berlaku untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya kelompok dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Pasundan memiliki persepsi yang hampir sama terhadap pengkajian ulang kebiasaan untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Hal ini disebabkan karena mereka merasa bahwa mengkaji ulang untuk menyesuaikan dengan keadaan itu adalah penting. Pada kelompok dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Widyatama nilai ratarata jawaban responden terhadap variabel Organisasi belajar ialah 3,8452 (76,90 %), suatu nilai yang termasuk kategori baik. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada variabel PM2 (4,0769 - 81,54 %), yaitu pernyataan tentang pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki dapat didedikasikan untuk kemajuan organisasi. Ini berarti bahwa pada umumnya para dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Widyatama merasa pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya dapat didedikasikan untuk kemajuan organisasi. Sedangkan
nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel SV1 (3,6538 - 73, tentang kelompok dosen lebih mementingkan kepentingan pribadi ua n paya ^epemm^fl /j organisasi, dan SV2, yaitu pernyataan tentang kelompok dosen tidak merasa perlu menyesuaikan visi pribadi dengan visi organisasi. Ini berarti bahwa kelompok dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Widyaama pada umumnya lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan kelompok, dan merasa kurang perlu menyesuaikan visi pribadi dengan visi organisasi. Hal ini terjadi mungkin para dosen kelompok ini merasa bahwa kepentingan pribadi dan visi pribadi perlu mendapat perhatian lebih dulu sebelum memperhatikan kepentingan kelompok dan visi kelompok. Untuk meningkatkan lingkungan belajar yang baik, perlu diusahakan program-program kerjasama antar para dosen yang memberikan nuansa bahwa kepentingan kelompok harus seimbang dengan kepentingan pribadi. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel SV2 (0,96781), yaitu pernyataan tentang perlunya menyesuaikan visi pribadi dengan visi organisasi. Ini menunjukkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan ini beragam, namun walaupun nilai ini tertinggi tapi relatif kecil jika dibandingkan dengan variabel tertinggi lainnya karena nilainya di bawah 1,000. Jadi keragamannya kecil. Hal ini disebabkan karena sebagian para dosen merasa perlu menyesuaikan visi pribadi dengan visi organisasi, sedangkan yang lain merasa bahwa visi pribadi dengan visi organisasi itu tidak harus sama atau mungkin tidak tahu bahwa itu harus sama. Jawaban ini konsisten dengan jawaban pada nilai rata-rata terendah terhadap sikap pribadi kelompok ini. Nilai rata-rata yang diperoleh variabel ini ialah 3,6538 (73,08 %) termasuk dalam kategori sedang. Nilai ratarata standar deviasi terendah terdapat pada variabel MM4 (0,55876), yaitu pernyataan tentang melakukan dialog untuk mewujudkan kesamaan pemahaman dan persepsi. Ini
menunjukkan bahwa para dosen kelompok Universitas Widyatama pada umumnya memiliki persepsi yang sama tentang berdialog untuk mewujudkan kesamaan pemahaman dan persepsi kelompok. Hal ini disebabkan karena para dosen merasa perlu mewujudkan kesamaan pemahaman dan persepsi kelompok, dan karena itu perlu dilakukan dialog. Pada kelompok dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Kristen Maranatha, rata-rata nilai jawaban responden ialah 3,4727 (69,45 %), suatu nilai yang termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada variabel PM5 (4,2727 = 85,45 %), yaitu pernyataan tentang perlunya harus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tempat kerja. Ini berarti bahwa para dosen fakultas ekonomi dan teknik kelompok Universitas K. Maranatha merasa perlu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa dosen kelompok ini sadar bahwa untuk tidak ketinggalan dalam kemajuan perlu belajar dari perubahan lingkungan. Sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel SV4 (2,9394 = 58,79 %), yaitu pernyataan tentang kelompok dosen aktif berkontribusi dalam meningkatkan relevansi visi organisasi dengan kebutuhan masyarakat Ini berarti bahwa kelompok dosen Universitas K- Maranatha merasa kurang aktif berkontribusi dalam meningkatkan relevansi visi organisasi dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini teijadi mungkin kelompok dosen ini merasa bahwa meningkatkan relevansi visi organisasi dengan kebutuhan masyarakat bukanlah menjadi tanggung jawabnya, atau menganggapnya kurang peria Jawaban ini kurang konsisten jika dibandingkan dengan jawaban rata-rata tertinggi yang mereka merasa perlu belajar dari perubahan lingkungan (masyarakat). Nilai standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel SV1 (1,19738), yaitu pernyataan tentang kepentingan pribadi dan kepentingan organisasi. Ini menunjukkan bahwa para dosen memiliki persepsi yang tidak sama atas konsep kepentingan pribadi dan kepentingan
219 organisasi. Yang diharapkan peneliti, para dosen lebih mementingkan organisasi daripada pribadi. Perbedaan persepsi ini mungkin karena sebagian para dosen menganggap bahwa kepentingan organisasi adalah yang diutamakan, sedangkan sebagian dosen lain menganggap bahwa kepentingan pribadi tidak kalah pentingnya. Nilai standar deviasi terendah terdapat pada variabel PM2 (0,49620), yaitu penyataan tentang pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki dapat didedikasikan untuk kepentingan organisasi. Ini menunjukkan bahwa para dosen kelompok Universitas K. Maranatha pada umumnya memiliki persepsi yang hampir sama atas pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh para dosen dapat didedikasikan untuk kepentingan organisasi. Hal ini disebabkan karena mungkin mereka menganggap bahwa pengetahuan dan ketrampilan para dosen dapat digunakan untuk kepentingan organissi. Pada kelompok dosen Universitas Katholik Parahyangan nilai rata-rata jawaban responden terhadap variabel Organisasi belajar ialah 3,8334 (76,67 %), suatu nilai yang termasuk kategori baik mendekati sedang. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada variabel PM5 (4,2581 = 85,16 %), sama dengan yang ditunjukkan oleh kelompok dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Maranatha. Sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel ST4 (3,5161 = 70,32 %), yaitu pernyataan tentang kemampuan kelompok dosen dalam merealisasikan proses perubahan yang dihadapinya secara tuntas. Ini berarti bahwa kelompok dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas K. Parahyangan merasa kurang mampu merealisasikan perubahan yang dihadapinya secara tuntas. Hal ini terjadi mungkin karena para dosen kelompok universitas ini merasa bahwa perubahan yang terjadi di lingkungan itu sangat cepat dan beraneka ragam, hingga merasa kurang mampu menghadapinya dengan tuntas.
220
Nilai rala-rala standar deviasi tertinggi icrdapal pada variabel MM6 (1,02233), yailu pernyataan tentang berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk meningkatkan kualitas hubungan keija sama. Ini menunjukkan bahwa persepsi dosen terhadap pernyataan ini beragam. Hal ini disebabkan mungkin karena sebagian dari mereka menganggap perlu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, dan sebagian menganggap berbagi pengetahuan itu tidak sangat perlu dan tidak ada kesempatan untuk berbuat itu, kecuali dalam kelompok-kelompok diskusi yang terbatas. Padahal semangat organisasi belajar, sesuai teori yang diuraikan dalam Bab 11, berbagi pengetahuan dan pengalaman itu adalah sangat penting. Nilai rata-rata untuk variabel ini ialah 3,6129 (72,26 %), termasuk dalam kategori sedang. Nilai standar deviasi terendah terdapat pada variabel ST3 (0,62905), yaitu pernyataan tentang membangun kehidupan organisasi yang lebih sesuai dengan lingkungan pendidikan. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya para dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas K. Parahyangan memiliki persepsi yang hampir sama dalam membangun kehidupan organisasi yang sesuai dengan lingkungan pendidikan. Hal ini mungkin karena mereka merasa bahwa membangun bersama kehidupan organisasi yang sesuai dengan lingkungan adalah merupakan keharusan. Ditinjau secara keseluruhan, dari seluruh universitas yang diteliti, variabel yang memiliki nilai rata-rata tertinggi dan terendah sangat beragam, tidak seperti pada variabel Kompetensi Intelektual Individu. Nilai rata-rata variabel Organisasi belajar yang diperoleh seluruh kelompok dosen universitas ialah 3,7349 atau sama dengan 74,70 %. Nilai ini termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelompok dosen Universitas Widyatama (3,8452 = 76,90 %), berarti kelompok dosen Universitas Widyatama memiliki lingkungan organisasi belajar lebih baik dibandingkan dengan kelompok dosen univci sitas lain.
221 Tabel 3.24 menyajikan data statistik dari 5 buah variabel laten Personal Mastery. Mental Model, Shared Vision, System Thinking, dan Team Lear n i ng dari variabel laten Organisasi belajarr untuk kelompok dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. Dari Tabel 3.24 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata jawaban responden kelompok dosen Fakultas Ekonomi dari nilai minimum = 1 dan maksimum = 5 ialah 3,7580 (75,15%), suatu nilai yang termasuk kategori baik mendekati sedang Nilai rata-rata terendah ialah untuk variabel ST1 (3,3854 = 67,71 %), yaitu pernyataan tentang anggota kelompok dosen kurang memahami dengan baik hubungan keterkaitan antara karir dan kehidupan keluarga. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya para dosen kelompok Fakultas Ekonomi kurang memahami hubungan yang layak antara karir dan kehidupan keluarga. Kondisi ini sama dengan yang ditunjukkan oleh kelompok dosen Universitas Pasundan Sedangkan nilai ratarata tertinggi pada kelompok dosen Fakultas Ekonomi ialah variabel PM2 (4,1771 = 83,54 %), yaitu pernyataan tentang pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki dapat didedikasikan untuk kemajuan organisasi. Ini berarti bahwa pada umumnya para dosen kelompok Fakultas Ekonomi merasa pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya dapat didedikasikan untuk kemajuan organisasi. Keadaan ini seperti yang ditunjukkan oleh kelompok dosen Universitas Widyatama. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel ST I (1,06987), yaitu pernyataan tentang pemahaman dengan baik hubungan dan keterkaitan yang layak- antara karir dan kehidupan keluarga. Analisis mengenai ini sama dengan yang terdapat pada kompok dosen Universitas A. Nilai rata-rata untuk variabel ini ialah 3,3854 (67,71 %), masuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel PM2 (0,61550), yaitu pernyataan tentang pengetahuan dan ketrampilan yang dapat
222 didedikasikan kepada kemajuan organisasi. Analisis uniuk ini sama dengan yang diberikan untuk kelompok dosen Universitas Maanaha. Pada kelompok dosen Fakultas Teknik nilai rata-rata jawaban responden terhadap variabel Organisasi belajar ialah 3,7485 (74,97 %), suatu nilai yang sedang mendekati baik. Nilai rata-rata tertinggi didapat oleh variabel PM4 (4,1154 = 82,31 %), yaitu pernyataan tentang kepedulian atas kesulitan yang dihadapi oleh rekan keija. Ini berarti bahwa pada umumnya para dosen kelompok Fakultas Teknik memiliki kepedulian yang baik terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh rekan keijanya. Sikap ini merupakan sikap yang baik yang perlu dipertahankan agar organisasi belajar pada kelompok dosen ini dapat selalu kondusif untuk perkembangan kualitas dosennya. Sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel ST1 (3,4103 = 68,21 %), yaitu pernyataan tentang anggota kelompok dosen kurang memahami dengan baik hubungan keterkaitan antara karir dan kehidupan keluarga. Ini berarti bahwa para dosen kelompok Fakultas Teknik pada umumnya kurang memahami hubungan yang layak antara karir dan kehidupan keluarga. Kondisi ini seperti yang teijadi pada kelompok dosen fakultas Ekonomi. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel SV1 (1,12164), yaitu pernyataan tentang sikap mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan golongan. Ini menunjukkan bahwa jawaban para responden terhadap pernyataan ini sangat beragam. Analisis jawaban responden tentang ini sama dengan analisis jawaban kelompok dosen Universitas Maranatha. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel ST6 (0,74181), yaitu pernyataan tentang terbiasa merumuskan berbagai alternatif strategi pemecahan permasalahan yang dihadapi. Ini menunjukkan bahwa sebagai n besar dosen kelompok Fakultas Teknik pada umumnya memiliki persepsi yang hampir sama tentang kebiasaan merumuskan berbagai alternatif strategi pemecahan masalah yang
223
dihadapi. Hal ini disebabkan mungkin karena para dosen pada umumnya menganggap bahwa merumuskan berbagai alternatif strategi pemecahan permasalahan yang dihadapi merupakan hal yang perlu untuk dilakukan. Hal ini terjadi mungkin karena para dosen kelompok Fakultas Teknik sering menghadapi pennasalahan yang perlu segera dipecahkan. Nilai rata-rata variabel Organisasi belajar yang diperoleh seluruh kelompok dosen fakultas ialah 3,7533 atau sama dengan 75,07 %. Nilai ini termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelompok dosen Fakultas Ekonomi (3,7580 = 75,16 %), berarti kelompok dosen Fakultas Ekonomi memiliki lingkungan organisasi belajar lebih baik dibandingkan dengan fakultas lain. 4. Variabel Persaingan Kuesioner tentang Persaingan disusun dalam bentuk skala Likert. Terhadap kuesioner dalam bentuk penyataan ni responden diminta untuk memilih pernyataan yang sesuai ;
dengan persepsinya tentang usaha-usaha PTS tempat mereka bekerja dalam menghadapi persaingan yang ada pada saat itu. Tabel 3.25 menyajikan data statistik dari 6 buah variabel laten Persaingan dalam Biaya Pendidikan, Persaingan dalam Mutu Pelayanan, Persaingan dalam Promosi, Persaingan dalam Mutu Dosen, Persaingan dalam Mutu Fasilitas, dan Persaingan dalam Mutu Lulusan dari variabel Persaingan untuk kelompok dosen Universitas. Dari Tabel 3.25 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata jawaban responden kelompok dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Pasundan dari nilai minimum = 1 dan maksimum = 5 ialah 3,6289 (72,58 %), suatu nilai yang termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata terkecil ialah untuk variabel PB4 (3,0517 = 61,03 %), yaitu pernyataan tentang dibukanya PTS baru dengan
224
biaya pendidikan yang lebih murah PTS akan kekurangan mahasiswa. Ini l^rarii bahwa pada umumnya dosen Universitas Pasundan merasa PTS tempat responden bekeija mengalami persaingan akibat dibukanya PTS baru yang biayanya lebih rendah. Kondisi ini perlu mendapat pertimbangan pengelola PTS dalam rangka untuk mendapatkan jumlah mahasiswa yang cukup, apakah harus menurunkan biaya SPP atau sistem pembayaran SPP diubah dengan maksud memberikan keringan dan kemudahan bagi calon mahasiswa. Kadaan di atas sesuai dengan yang telah disampaikan oleh Porter (1980: 6), yaitu ada lima kekuatan dalam persaingan yang harus dihadapi oleh organisasi (bisnis). Salah satu dari kelima kekuatan itu ialah munculnya pesaing baru, yang dalam dunia pendidikan dapat diteijemahkan sebagai munculnya perguruan tinggi baru yang menawarkan produkproduk baru yang lebih menarik. Sedangkan nilai rata-rata tertinggi diperoleh variabel MP3 (4,1034 - 82,07 %), yaitu pernyataan tentang peraturan-peraturan perkuliahan telah dengan jelas diuraikan dalam buku petunjuk akademik. Ini berarti bahwa para dosen Universitas Pasundan pada umumnya merasa PTS tempat mereka bekeija telah memberikan informasi yang baik dan lengkap tentang proses pelayanan perkuliahan. Dalam rangka memenangkan persaingan, kondisi ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel PP4 dan MP4 (1,13994), yaitu pernyataan tentang meminta mahasiswa untuk turut mempromosikan PTS-nya dan dalam meningkatkan mutu dosen PTS kurang memperhatikan perubahan yang teijadi dalam dunia perguruan tinggi. Ini menunjukkan bahwa persepsi dosen terhadap meminta mahasiswa untuk membantu promosi dan kurang memperhatikan perubahan-perubahan yang tetjadi dalam dunia perguruan tinggi dalam meningkatkan mutu dosen, sangat beragam. Hal ini disebabkan mungkin sebagian dosen mengetahu« bahwa untuk
225
mempromosikan PTS juga melibatkan mahasiswa, sedangkan sebagian yang lain dosen tidak merasa tahu dan perlu bahwa untuk promosi mahasiswa juga dilibatkan, serta sebagian dosen memahami bahwa untuk meningkatkan mutu itu perlu memberi perhatian terhadap perubahan lingkungan, sedangkan sebagian dosen yang lain tidak menganggap hal itu perlu Kondisi ini terjadi mungkin karena para dosen kurang mempunyai perhatian terhadap persaingan yang dihadapi oleh PTS. Nilai rata-rata untuk variabel ini ialah 3,4138 (68,28 %), termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel ML3 (0,61539), yaitu pernyataan tentang memberikan bekal ketrampilan yang cukup bagi lulusannya. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya para dosen Universitas Pasundan memiliki pcisepM yang hampir sama tentang bekal yang cukup yang telah diberikan kepada lulusannya. Hal ini dapat terjadi mungkin karena sebagian besar dari mereka merasa telah memberi bekal yang cukup kepada para lulusannya. Pada kelompok dosen Universitas Widyatama, nilai rata-rata jawaban responden terhadap variabel Persaingan ialah 3,3921 (67,84 %}, suatu nilai yang termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh variabel MD2 (3,9038 ~ 78,08 %), yaitu pernyataan tentang keharusan dosen-dosen PTS menguasai paling tidak satu bahasa asing untuk menghadapi persaingan. Ini berarti bahwa untuk menghadapi persaingan para dosen di Universitas Wdyatama merasa perlu paling tidak menguasai satu bahasa asing. Hal ini terjadi mungkin mereka merasa bahwa untuk peningkatan mutu dan pengembangan diri perlu menguasai bahasa asing. Sedangkan nilai rata-rata terendah diperoleh variabel MP2 (2,7885 = 55,77 %), yaitu pernyataan tentang PTS telah menggunakan teknologi informasi yang canggih untuk memudahkan mahasiswa mengetahui program dan jadwal perkuliahan, fni berarti bahwa responden berpendapat di Universitas Widyaama
226 penggunaan teknologi informasi belum begitu baik. Keadaan ini perlu mendapat perhatian, dalam rangka persaingan di Universitas Wdyatama perlu ditingkatkan fasilitas dan penggunaan teknik informasi. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel MD1 (1,14684), yaitu pernyataan tentang perekutan dosen di PTS dilakukan dengan saringan yang ketat. Ini menunjukkan bahwa para dosen di Universitas Widyarama memiliki persepsi yang beragam tentang perekutan dosen di PTS-nya. Hal ini terjadi mungkin karena mereka tidak semua mengetahui apakah merekutan dosen dilakukan dengan ketat atau tidak. Sebagian mereka merasa bahwa perekutan dilakukan dengan ketat, sedangkan sebagian merasa tidak. Hal ini teijadi karena muugkiu pada awalnya pengrekutan dosen tidak dilakukan dengan ketat, baru dalam perkembangannya pengrekuan dosen dilakukan dengan ketat. Nilai rata-rata untuk variabel ini ialah 3,3077 (66,15 %), masuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel MD2 (0,60260), yaitu pernyataan tentang dalam menghadapi persaingan dosen-dosen diharuskan menguasai paling tidak satu bahasa asing. Ini menunjukkan bahwa para dosen fakultas ekonomi dan teknik Universitas Widyaama memiliki persepsi yang hampir sama tentang penguasaan bahasa asing. Hal ini mungkin disebabkan bahwa para dosen merasa penguasaan bahasa asing merupakan hal yang pedu bagi para dosen. Temuan ini sesuai dengan sikap yang seharusnya bagi dosen untuk memiliki kompetensi yang tinggi. Pada kelompok dosen Universitas Kristen Maranaha, nilai rata-rata jawaban responden terhadap variabel Persaingan ialah 3,4690 (69,38 %), suatu nilai yang termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada variabel MF3 (4,3030 = 86,06 %), yaitu pernyataan tentang PTS berusaha membangun sarana dan prasarana pendidikan yang cukup untuk menghadapi persaingan. Ini berarti bahwa para dosen Universitas K.
227 Maranatha merasa PTS tempat mereka bekerja perlu membangun sarana dan prasarana pendidikan yang cukup untuk menghadapi persaingan. Sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel MP5 (2,8788 = 57,58 %), yaitu pernyataan tentang penyediaan kurikulum yang unik dalam rangka memenangkan persaingan, dan PPf, yaitu pernyataan tentang PTS melakukan promosi besar-besaran dalam rangka menjaring mahasiswa baru sebanyak-banyaknya. Ini berarti bahwa untuk memenangkan persaingan para dosen di Universitas K. Maranatha pada umumnya merasa bahwa universitasnya kurang memperhatikan atas pembuatan kurikulum yang unik dan melakukan promosi besarbesaran. Hal ini terjadi mungkin para dosen di universitas ini merasa kurang perlu memiliki kurikulum yang unik dan melakukan promosi besar-besaran. Kondisi ini teijadi mungkin para dosen merasa sudah merasa puas dengan kurikulum yang dimilikinya yang dianggap sudah sesuai dengan keinginan para pelanggannya, dan merasa bahwa tanpa promosi yang besar pun PTS-nya sudah mendapat pendaftar yang cukup. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel MD1 (1,20211), yaitu pernyataan tentang perekutan dosen di PTS dilakukan dengan saringan yang ketat Analisis tentang jawaban responden ini sama dengan yang diberikan pada kelompok dosen Universitas Widyatama Nilai rata-rata untuk variabel ini ialah 3,5152 (70,30 %), termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel PP5 (0,55902), yaitu pernyataan tentang promosi yang dilakukan oleh PTS selain dengan memasang iklan, juga mengadakan pameran, dan roadshow ke sekolah-sekolah. Ini menunjukkan bahwa kelompok dosen Universitas K. Maranatha memiliki persepsi yang hampir sama tentang kegiatan promosi di PTS-nya. Hal ini disebabkan karena mungkin mereka pada umumnya telah mengetahui bahwa promosi tidak hanya dilakukan dengan pemasangan iklan, tetapi juga dengan usaha-usaha lain. Atau, mungkin mereka merasa
'
228
y?. bahwa promosi hendaknya lidak hanya dilakukan dengan iklan saja, lapi juga dengn media i
lain.
/
Pada kelompok dosen Universitas Katholik Parahyangan, nilai rata-rata jawaban responden terhadap variabel Persaingan ialah 3,7447 (74,89 %), suatu nilai yang termasuk kategori sedang mendekati baik. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh variabel MD1 (4,6452 = 92,90 %), yaitu pernyataan tentang perekutan dosen dilakukan dengan saringan yang ketat melalui saringan administrasi, tes tertulis, dan personality test. Ini berarti bahwa untuk menjaga mutu rekrutmen dosen di Universitas K. Parahyangan dilakukan dengan sangat ketat. Sedangkan nilai rata-rata terendah diperoleh variabel PP1 (2,4839 = 49,69 %), yaitu pernyataan tentang PTS melakukan promosi besar-fcesarar. dalam rungka menjaring mahasiswa baru sebanyak-banyaknya. Ini berarti bahwa untuk mendapatkan pendaftar yang banyak para dosen pada umumnya berpendapat kurang perlu dilakukan promosi besar-besaran. Atau mungkin mereka merasa bahwa tanpa promosi yang besarpun sudah banyak calon mahasiswa yang mendaftar. Nilai rata-rata standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel PP4 (1,32714), yaitu pernyataan tentang meminta mahasiswa untuk turut mempromosikan PTS-nya. Analisis tentang jawaban responden ini sama seperti yang diberikan pada kelompok dosen Universitas PasundanA. Nilai rata-rata standar deviasi terendah terdapat pada variabel MD1 (0,48637), yaitu pernyataan tentang perekutan dosen dilakukan dengan saringan yang ketat melalui saringan administrasi, tes tertulis, dan personality test. Ini menunjukkan bahwa para dosen kelompok Univeritas K. Parahyangan memiliki persepsi yang hampir sama tentang proses perekutan dosen. Keadaan ini berbeda dengan pada Universitas Widyatama dan Maranatha, di mana jawaban responden pada Universitas Widyatama dan Maranatha sangat beragam untuk variabel MJD1. Hal ini mungkin karena para dosen
kelompok Universitas Parahyangan pada umumnya merasa bahwa Parahyangan, untuk menjaga mutu, perekutan dosen merupakan hal yang dan ini diketahui dan dirasakan oleh para dosen Universitas Parahyangan.
\v ^JSTi
Ditinjau secara keseluruhan, variabel yang memiliki nilai rata-rata tertinggi dan terendah sangat beragam, tidak seperti pada variabel Kompetensi Intelektual Individu. Nilai rata-rata yang diperoleh masing-masing variabel pada umumnya lebih rendah daripada yang diperoleh variabel Kompetensi Intelektual Individu, Modal Intelektual Organisasi, dan Organisasi belajar. Ini mungkin para dosen perguruan tinggi swasta kurang memperhatikan pentingnya persaingan dalam mengelola PTS. Tabel 3.26 menyajikan data statistik dari 6 buah variabel laten Persaingan dalam Biaya Pendidikan, Persaingan dalam Mutu Pelayanan, Persaingan dalam Promosi, Persaingan dalam Mutu Dosen, Persaingan dalam Mutu Fasilitas, dan Persaingan dalam Mutu Lulusan dari variabel Persaingan untuk kelompok dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. Dari Tabel 3.25 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata jawaban responden kelompok dosen Fakultas Ekonomi dari nilai minimum = I dan maksimum =5 ialah 3,5985 (71,97%), suatu nilai yang termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi ialah untuk variabel MP3 (4,1250 = 82,50 %), yaitu pernyataan tentang peraturan-peraturan perkuliahan telah dengan jelas diuraikan dalam buku petunjuk akademik. Ini menunjukkan bahwa kelompok dosen Fakultas Ekonomi pada umumnya merasa PTS tempat mereka bekeija telah memberikan informasi yang baik tentang proses pelayanan perkuliahan. Sedangkan nilai rata-rata terendah diperoleh variabel PP1 (2,7396 = 54,79 %), yaitu pernyataan tentang PTS melakukan promosi besar-besaran dalam rangka menjaring mahasiswa baru sebanyakbanyaknya. Ini berarti bahwa untuk mendapatkan pendaftar yang banyak kurang perlu dilakukan promosi besar-besaran.
* Nilai standar deviasi tertinggi tedapat pada variabel MD4 (1,16905), yaitu pernyataan tentang perhatian terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan mutu. Analisis untuk jawaban responden tentang ini diberikan sama dengan analisis pada kelompok dosen Universitas Fasundan di atas. Niiai rata-rata untuk variabel ini ialah 3,2083 (64,17 %), termasuk dalam kategori sedang. Nilai standar deviasi terendah terdapat pada variabel PP5 (0,67074), yaitu pernyataan tentang promosi yang dilakukan oleh PTS selain dengan memasang iklan., juga mengadakan pameran, dan roadshow ke sekolah-sekolah. Analisis untuk jawaban responden ini diberikan sama dengan analisis pada kelompok dosen Universitas Maranatha di alas. Pada kelompok dosen Fakultas Teknik, nilai rata-rata jawaban responden terhadap variabel Persaingan ialah 3,4783 (69,57 %), suatu nilai yang termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada variabel MD3 (3,9615 = 79,23 %), yaitu pernyataan tentang untuk menambah ilmu pengetahuan, dosen-dosen PTS tidak hanya membaca buku terbitan baru tetapi juga membaca artikel dalam internet ini berarti para dosen Fakultas Teknik pada umumnya merasa perlu menambah ilmu pengetahuan dengan memperolehnya dari internet. Sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel PP4 (2,9872 = 59,74 %), yaitu pernyataan tentang permintaan terhadap mahasiswa untuk turut mempromosikan PTS guna menghadapi persaingan, ini berarti, para dosen Fakultas Teknik pada umumnya merasa bahwa dalam rangka menghadapi persaingan kurang menggunakan mahasiswa untuk mempromosikan PTS-nya. Hal ini teijadi mungkin para dosen fakultas teknik kurang memperhatikan masalah persaingan yang dihadapi oleh PTS. Nilai standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel PP4 (1,32714), yaitu pernyataan tentang meminta mahasiswa untuk turut mempromosikan PTS-nya. Analisis tentang jawaban responden ini sama seperti yang diberikan pada kelompok dosen Universitas
231 Pasundan. Nilai rata-rata untuk variabel ini ialah 2,9872 (59,74 %), termasuk dalam kategori kurang. Nilai standar deviasi terendah terdapat pada variabel ML4 (0,73403), yaitu pernyataan tentang kemampuan bersaing lulusan PTS dengan lulusan dalam negeri maupun luar negeri. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya para dosen kelompok fakultas Teknik memiliki persepsi yang hampir sama atas kemampuan bersaing para lulusan yang dididiknya. Hal ini terjadi mungkin karena para responden merasa telah memberikan hal terbaik bagi para lulusannya untuk dapat bersaing dengan lulusan lain. Nilai rata-rata variabel Persaingan yang diperoleh seluruh kelompok dosen fakultas ialah 3,5384 atau sama dengan 70,77 %. Nilai ini termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelompok dosen Fakultas Ekonomi (3,5985 ~ 71,97 %), berarti kelompok dosen Fakultas Ekonomi memiliki persepsi terhadap persaingan lebih baik dibandingkan dengan kelompok dosen fakultas lain. Hal ini terjadi diduga karena kelompok dosen fakultas ekonomi lebih memahami dan memperhatikan masalah persaingan dibandingkan dengan kelompok dosen fakultas Teknik. R. Pembahasan Hasil Analisis Faktor Salah satu syarat untuk dapat dilakukan analisis faktor ialah besarnya nilai determinan dari masing-masing variabel. Nilai determinan yang makin mendekati nol makin menunjukkan bahwa korelasi di antara variabel manifes makin tinggi. Dari Tabel 3.27 dapat dilihat bahwa nilai determinan masing-masing variabel cukup kecil mendekati nol, yang menunjukkan bahwa korelasi di antara variabel manifes pembentuk variabel latennya cukup besar, sehingga analisis faktor dapat digunakan. Syarat lain dapat digunakannya analisis faktor ialah adanya validitas data yang ditunjukkan oleh nilai Keiser-Meyer-Olkin (KMO), ukuran ketepatan sampling, serta nilai
232
Harlan 'v Test oj'Sphertcuy (BIS) dan nilai signifikansi untuk setiap variabel laten. Makin besar nilai KMO, makin sesuai tingkat pengambilan sampel. Sedangkan makin besar BTS dan makin kecil nilai signifikannya, menunjukkan bahwa matriks korelasi variabel-variabel manifes bukan matriks identitas. Dari label 3.29 dapat dilihat bahwa nilai KMO cukup besar, jauh di atas 0,5 (Keiscr, 1974), sedangkan nilai BTS-nya cukup besar di atas 1000, dan nilai signifikannya sangat kecil sama dengan 0,000. Ini berarti bahwa matriks korelasi variabel-variabel manifes bukan matriks identitas, oleh karena itu analisis faktor dapat dilakukan. C. Pembahasan Bobot Faktor Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel manifes terhadap variabel latennya dilakukan perhitungan bobot taktor dengan menggunakan alat perangkat lunak SPSS 11. Menurut Hair (1992) bobot faktor minimal ± 0,3, dapat diterima, sedangkan bobot faktor yang dianggap sangat signifikan ialah 0,5. Karena jumlah responden dalam penelitian ini ialah 174 orang, seharusnya bobot faktor yang digunakan dan dianggap signifikan minimal 0,45. Namun dalam penelitian ini bobot faktor yang dapat diterima ialah 0,3. Tabel 3.31 sampai dengan Tabel 3.34 menunjukkan hasil analisis faktor untuk variabel-variabel yang diteliti dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. 11. Tabel 3.31 adalah hasil perhitungan analisis faktor variabel Kompetensi Intelektual Individu. Dari Tabel 3.31 dapat dilihat bahwa setiap variabel manifes dari KIP1 sampai dengan KIE 5 sebagian besar memiliki pengaruh yang dapat diterima (di atas 0,3 bagi penelitian sosial) terhadap variabel laten Kompetensi Intelektual Individu, kecuali variabel KIP1, KIK13, dan KIE2. Semakin tinggi bobot faktornya, semakin tinggi pula pengaruh variabel manifes terhadap terbentuknya variabel laten.
233
Tabel 3.32 adalah hasil perhitungan analisis faktor variabel Modal Intelektual Organisasi. Dari Tabel 3.32 dapat dilihat bahwa setiap variabel manifes dari M1B1 sampai dengan MIT5 memiliki pengaruh yang dapat diterima (di atas 0,3 bagi penelitian sosial) terhadap variabel laten Modal Intelektual Organisasi, kecuali variabel item MIS i 2. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-varibel yang dinyalakan dalam item itu memberikan pengaruh yang dapat diterima terhadap terbentuknya variabel laten. Tabel 3.33 adalah hasil perhitungan analisis faktor variabel Organisasi belajar. Dari Tabel 3.33 dapat dilihat bahwa setiap variabel manifes dari PM2 sampai dengan TL5 memiliki pengaruh yang dapat diterima (di atas 0,3 bagi penelitian sosial) terhadap variabel laten Personal Mastery, Mental Model, Shared Vision. System Thinking, dan Team Learning, kecuali variabel PM3. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-varibel yang dinyatakan dalam item itu memberikan pengaruh yang dapat diterima terhadap terbentuknya variabel laten. Tabel 3.34 adalah hasil perhitungan analisis faktor variabel Persaingan. Dari Tabel 3.34 dapat dilihat bahwa setiap variabel manifes dari PB2 sampai dengan ML4 memiliki pengaruh yang dapat diterima (di atas 0,3 bagi penelitian sosial) terhadap variabel laten Persaingan, kecuali variabel item PB3, PB4, dan PP5. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-varibel yang dinyatakan dalam item itu memberikan pengaruh yang dapat diterima terhadap terbentuknya variabel laten. D. Pembahasan Hasil Analisis Validitas Konstruk Model konstiuk penelitian yang sudah disusun pada Bab III perlu diuji validitasnya dengan menggunakan software Lisrel 8.30. Koefisien model persamaan struktural yang
234 diperoleh merupakan koefisien validitas konstruk variabel yang. diukur (Jörcskog dan Sörbom, 1993). t. Variabel Kompetensi Intelektual individu Tabel 3.35 adalah hasil pengukuran model persamaan struktural variabel Kompetensi Intelektual Individu. Dari tabel dapat dilihat: • Terdapat hanya satu variabel manifes, yaitu KIE2 yang memiliki nilai t (perbandingan antara estimasi dan standar kesalahan, Joreskog dan Sörbom, 1993) lebih kecil daripada 1,96. Hal ini berarti bahwa hampir semua variabel manifes tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel latennya. • Terdapat 6 variabel yang memiliki bobot faktor lebih kecil daripada 0,3, yaitu KJB1, K1K3, KIK 13, KIM2, K1E2, dan K1E5. Ini berarti pengaruh variabelvariabel ini terhadap variabel latennya tidak signifikan, sedangkan variabel lainnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel latennya. • Variabel manifes KIE2 (pernyataan lentany memberi kuliah lebih dari normal untuk mencapai sasaran mutu PTS) memiliki bobot faktor terendah. Oleh karena itu apabila ingin meningkatkan kompetensi intelektual individu dosen perlu diusahakan agar program-program di masa yang akan datang perlu difokuskan pada variabel manifes yang memiliki bobol faktor yang nilainya relatif rendah, yaitu dengan menyadarkan para dosen bahwa untuk mencapai sasaran mutu perlu kesediaannya memberi kuliah lebih dari normal, serta memberikan insentif kepada mereka yang bekerja lebih dari normal. • Bobot faktor paling tinggi dihasilkan oleh variabel manifes K1K8 (pernyataan tentang cara memecahkan permasalahan yang kompleks/berpikir analisis). Hal ini
235 berarti bahwa berpikir analisis merupakan indikator yang paling dominan unluk mewujudkan kompetensi intelektual individu. Uji kebaikan suai (goodness of fit) Menurut Engel et al (2003), ukuran indeks suai ijit indice) ditentukan oleh beberapa kriteria. Untuk suatu model tidak harus semua kriteria itu dipenuhi. Rekomendasi Engel mengenai indeks Goodness of Fit (GOF) antara data yang diperoleh dengan model yang diprediksi, yaitu Chi-square (CS), Goodness of Fit Index (GFI), Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI), Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA), p-value, dan Normed Fit Index (NFI) dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Indeks suai sangat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya spesifikasi model, ukuran sampel yang kecil, normalitas data dan pengaruh metode estimasi. Karena sangat dimungkinkan bahwa model itu sesuai dengan data tetapi beberapa ukuran sesuai mungkin tidak sesuai. Engel et al (2003) merekomendasikan ukuran kebaikan suai antara data dengan model yang digunakan. Tabel 4.1. adalah rekomendasi yang dimaksudkan di atas. Namun Engel menyatakan bahwa kebaikan suai itu sangat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya spesifikasi model, ukuran sampel yang kecil, normalitas data dan pengaruh metode estimasi. Karena itu sangat dimungkinkan bahwa model itu suai dengan data tetapi beberapa ukuran sesuai mungkin tidak suai. Tabel 4.1 Indeks Goodness of Fit ¡¡¡M I 2 3 4 5 6
s-;- ^ .v^it^eaisilret^^;"wmmmmimm Chi-square 0 s* 5 2d f 2df*x 5 3df p-value 0.05 s p 5 1.00 0,01 sp s 0,05 Chi-square/df 2<: X /df £ 3 0 i X /df <: 2 RMSE Os RMSEA < 0.05 0.05 < RMSEA < 0.08 0.95 i NFI s 1.00 0.90 ¿NFI s 0.95 NFI Goodness of Fit Index 0.95 < GFI i 1.00 0.90 < GFI <0.95 2
1
2
1
236 i 7 j AjustedGoodness of Fit j j Index
0.90< AGFI < 1.00 | 0.85 < AGFI < 0.90 | .... .
!
_
!
Hasil uji kebaikan suai disajikan pada Tabel 3.36, menunjukkan bahwa: • Perbandingan nilai chi-sqitare terhadap c/cgrces offrasdom sebesar 2,00. Nilai ini sudah baik karena lebih kecil daripada 3 (Angel, 2003). • RMSEA (0.076) sudah baik, karena lebih kecil daripada 0,08. • P-value (0,00) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,05. • GFI (0,81) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,90. • AGFI (0,77) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,85. Pengolahan data dengan menggunakan Lisret ini diperoleh hasil sebagian sudah baik, sedangkan sebagian kurang baik. Artinya kesesuaian antara model pengukuran dengan data yang ada sudah baik (Angel et al, 2003). Untuk memperbaiki model. Lisrel memberikan usulan modifikasi agar kesesuaian meningkat, yaitu dengan menambahkan error covuriance di antara variabel-variabel manifes atau menambahkan jalur dari variabel manifes yang lain ke variabel laten lain sehingga dapat menurunkan chi-square. Usulan yang diterapkan hanya pada variabel manifes yang memang secara teoretis memiliki hubungan/korelasi satu sama lain dan memiliki penurunan chi-square paling besar. Dari usulan yang ada penambahan error covariance dan penambahan jalur dapat dilakukan di antara variabel-variabel berikut. • KBC9 dan Kffl, karena kedua variabel manifes ini memiliki dimensi yang sama yaitu penguasaan tentang pengetahuan yang diajarkan dan metode pengajaran yang harus dimiliki oleh anggota organisasi.
237 • KIE5 dan K1E2, karena keduanya merupakan variabel manifes dari satu variabel laten yang menyatakan kesediaannya untuk memberikan pengorbanan demi kemajuan organisasi. Dan penambahan jalur: • KIP2 dan KIE. karena kemauan untuk belajar melebihi kebutuhan merupakan bagian dari kompetensi emosional dosen dalam meningkatkan kemampuannya. • KIM3 dan KIR, karena keduanya berkaitan dengan sikap mempengaruhi orang lain.yang harus dilakukan untuk meningkatkan kompetensinya. 2. Variabel Modal Intelektual Organisasi Tabel 3.37 adalah hasil pengukuran model persamaan struktural variabel Modal Intelektual Organisasi. Dari tabel dapat dilihat: • Terdapat satu variabel manifes, yaitu MIS 12 yang memiliki nilai t lebih kecil daripada 1,96. Hal ini berarti bahwa hampir semua variabel manifes tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel latennya. • Hanya satu variabel yang memiliki bobot faktor lebih kecil daripada 0,3, yaitu MISI 2. Ini berarti pengaruh variabel ini terhadap variabel latennya tidak signifikan, sedangkan variabel lainnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel latennya. • Variabel manifes MIS 12 (pernyataan tentang pemenuhan harapan masyarakat berkaitan dengan kualitas lulusan PTS) memiliki bobot faktor terendah. Oleh karena itu apabila ingin meningkatkan modal intelektual organisasi perlu diusahakan agar program-program di masa yang akan datang difokuskan pada variabel manifes yang memiliki bobol faktor \ang nilainya relatif rendah, yaitu
dengan meningkatkan kemampuan para dosennya dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga para lulusannya dapat menjadi harapan masyarakat. • Bobot faktor paling tinggi dihasilkan oleh variabel manifes MIB12 (pcrnyalaan tentang kebiasaan para dosen berdialog untuk menyamakan visi). I Ial ini berarti bahwa berdialog menyamakan visi merupakan indikator yang paling dominan untuk mewujudkan modal intelektual organisasi. Hasil uji kebaikan suai disajikan pada Tabel 3.38, menunjukkan bahwa: • Perbandingan nilai chi-square terhadap degrees of/reedom sebesar 2,56. Nilai ini sudah baik karena lebih kecil daripada 3 (Angel, 2003). • RMSEA (0,11) kurang baik, karena lebih besar daripada 0,08. • P-value (0,00) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,05. • G FI (0,68) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,90. • AGFl (0,63 kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,85. Pengolahan data dengan menggunakan Lisrel ini diperoleh hasil yang kurang baik. Artinya kesesuaian antara model pengukuran dengan data yang ada masih kurang baik. Untuk memperbaiki model. Lisrel memberikan usulan modifikasi agar kesesuaian meningkat, yaitu dengan menambahkan error covariance di antara variabel-variabel manifes atau menambahkan jalur dari variabel manifes yang lain ke variabel laten lain sehingga dapat menurunkan chi-square. Usulan yang diterapkan hanya pada variabel manifes yang memang secara teoretis memiliki hubungan/korelasi satu sama lain dan memiliki penurunan chi-square paling besar. Dari usulan yang ada penambahan error covariance dan penambahan jalur dapat dilakukan di antara variabel-variabel berikut.
239
• MIB5 dan MIB4, karena kedua variabel manifes ini memiliki dimensi yang sama yaitu untuk melakukan perubahan yang inovatif diperlukan menghasilkan ide-ide baru yang inovatif pula. • MIB13 dan MIBI2, karena keduanya merupakan variabel manifes dari satu variabel laten yang menyatakan terbiasa berdialog untuk menyamakan visi juga selalu terjadi diskusi yang hangat berkaitan dengan peningkatan proses belajar mengajar. • MIS.3 dan MISI, karena kedua variabel ini mengandung pernyataan yang sama yaitu mengenai keyakinan mengetahui kemampuan dan keahlian dosen-dosen PTS. • MISI dan MIB10, karena kedua variabel ini menyatakan hal yang saling berkaitan, yaitu karena kurang mengetahui kemampuan para dosen-dosennya, maka menyediakan kesempatan kepada para dosen untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan lebih lanjut. • MISI5 dan MTS10, karena kedua variabel itu saling berkaitan, yaitu PTS memiliki kredibilitas yang tinggi karena banyak perusahaan yang menggunakan lulusan PTS. • MIT5 dan MIT4, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu tentang tanggapan dan penanganan atas keluhan pengguna jasa. Dan penambahan jalur baru: • MIB10 dan MIS, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu variabel manifes MIB10 pernyataan tentang menyediakan kesempatan bagi dosen untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan variabel laten MIS, modal struktural yang meliputi belajar dari pengalaman, memahami -profil pesaing, memenuhi tuntutan kualitas, dan mendapat pengakuan atas keunggulan produk.
240
• MISI 5 dan MIB, karena kedua variabel ini berkaitan, yaitu kredibilitas yang dimiliki oleh PTS berkaitan dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh para dosen dalam berprestasi, berinovasi, dan belajar. • MIT! dan MIS, karena kedua variabel itu berkaitan, yaitu tanggap atas keluhan pelanggan berkaitan dengan modal struktural yang meliputi memahami profil pesaing dan pelanggan, memahami tuntutan kualitas, dan melayani keluhan pelanggan. 3. Variabel Personal Mastery Tabel 3.39 adalah hasil pengukuran model persamaan struktural variabel Personal Mastery. Dari tabel dapat dilihat: • Semua variabel manifes memiliki nilai t lebih besar daripada 1,96. Hal ini berarti bahwa semua variabel manifes tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel latennya. • Semua variabel memiliki bobot faktor di atas 0,3. Ini berani pengaruh semua variabel terhadap variabel latennya signifikan. • Variabel manifes PM3 (pernyataan tentang kontribusi dosen untuk kemajuan organisasi) memiliki bobot faktor terendah. Oleh karena itu apabila ingin meningkatkan keahlian pribadi program-program di masa yang akan datang difokuskan pada variabel manifes yang memiliki bobot faktor yang nilainya relatif rendah, yaitu dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pribadi untuk dikontribusikan pada organisasi. • Bobot faktor paling tinggi dihasilkan oleh variabel manifes PM4 (pernyataan tentang kepedulian terhadap rekan kerja). Hal ini berani bahwa kepedulian
terhadap rekan kerja merupakan indikator yang paling doininan' un$ul0%c%u/tidk&n ,/ -v " . ~ > «» -""v. ' • keahlian pribadi dosen. 1
Hasil uji kebaikan suai disajikan pada Tabel 3.40, menunjukkan bahwa: • Perbandingan nilai chi-square terhadap degrees offreedom sebesar 3,93. Nilai ini kurang baik karena lebih besar daripada 3 (Angel, 2003). • RMSEA (0,13) kurang baik, karena lebih besar daripada 0,08. • P-value (0,0022) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,01. • GFI (0,94) sudah baik, karena lebih besar daripada 0,90. • AGFi (0,85) sudah baik, karena sama dengan 0,85. Pengolahan data dengan menggunakan Lisrel ini diperoleh hasil yang sudah baik. Artinya kesesuaian antara model pengukuran dengan data yang ada sudah baik. Untuk memperbaiki model. Lisrel memberikan usulan modifikasi agar kesesuaian meningkat, yaitu dengan menambahkan error covariance di antara variabel-variabel manifes atau menambahkan jalur dari variabel manifes yang lain ke variabel laten lain sehingga dapat menurunkan chi-sqwre. Usulan yang diterapkan hanya pada variabel manifes yang memang secara teoretis memiliki hubungan/korelasi satu sama lain dan memiliki penurunan chi-sguare paling besar. Dari usulan yang ada penambahan error covariance dapat dilakukan di antara variabel-variabel berikut. • PM3 dan PM2, karena kedua variabel ini saling berkaitan, bahwa ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki dosen selain dapat didedikasikan pada organisasi juga merupakan kontribusi pada organisasi. • PM5 dan PM3, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu adaptasi terhadap perubahan yang terjadi akan meningkatkan pengetahuan seseorang untuk memajukan organisasi.
4. Variabel Mental Model Tabel 3.41 adalah hasil pengukuran model persamaan struktural variabel Mental Model. Dari tabel dapat dilihat: • Semua variabel manifes memiliki nilai t lebih besar daripada 1,96. Hal ini berarti bahwa semua variabel manifes tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel latennya. • Semua variabel memiliki bobot faktor lebih besar daripada 0,5. Ini berarti pengaruh semua variabel manifes terhadap variabel latennya signifikan. • Variabel manifes MM3 (pernyataan tentang mengaji ulang kebiasaan-kebiasaan yang berlaku) memiliki bobot faktor terendah. Oleh karena itu apabila ingin meningkatkan model mental dosen perlu diusahakan agar program-program di masa yang akan datang difokuskan pada variabel manifes yang memiliki bobot faktor rendah, yaitu dengan meningkatkan penyesuaian terhadap kondisi yang ada dan selalu mengevaluasi kebiasaan-kebiasaan keija yang berlaku. • Bobot faktor paling tinggi dihasilkan oleh variabel manifes MM2 (pernyataan tentang kerja yang didasari atas keterbukaan yang dijunjung bersama). Hal ini berarti bahwa keterbukaan atas sesama rekan keija merupakan indikator yang paling dominan untuk mewujudkan model mental pribadi masing-masing. Hasil uji kebaikan suai disajikan pada Tabel 3.42, menunjukkan bahwa: • Perbandingan nilai chi~square terhadap degrees of freedom sebesar 5,29. Nilai ini kurang baik karena lebih besar daripada 3 (Angel, 2003). • RMSEA (0,16) kurang baik, karena lebih besar daripada 0,08. • P-value (0,00) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,05. • GFI (0,91) sudah baik, karena lebih besar daripada 0,90.
243 • AGFl (0,80) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,85. Pengolahan data dengan menggunakan Lisrel ini diperoleh hasil yang sudah baik. Artinya kesesuaian antara model pengukuran dengan data yang ada sudah baik. Untuk memperbaiki model. Lisrel memberikan usulan modifikasi agar kesesuaian meningkat, yaitu dengan menambahkan
error
covariance di antara variabel-variabel manifes atau
mnambahkan jalur dari variabel manifes yang lain ke variabel laten lain sehingga dapat menurunkan chi-sguare. Usulan yang diterapkan hanya pada variabel manifes yang memang secara teoretis memiliki hubungan/korelasi satu sama lain dan memiliki penurunan chi-square paling besar. Dari usulan yang ada penambahan error covariance dapat dilakukan di antara variabel-variabel berikut. • MM2 dan MM1, karena kedua variabel ini berkaitan, yaitu kelompok dosen berpikir dan bertindak atas dasar nilai-nilai, prinsip dan norma yang disepakati bersama termasuk keterbukaan. • MM4 dan MM1, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu untuk dapat bekeija dan berpikir atas dasar nilai-nilai bersama perlu dilakukan dialog untuk mencapai nilai-nilai keija. • MM5 dan MM4, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu untuk memelihara dan memperkuat kebersamaan perlu dilakukan dialog untuk mencapai nilai-nilai ketja. 5. Variabel Shared Vision Tabel 3.43 adalah hasil pengukuran model persamaan struktural variabel Shared Vision. Dari tabel dapat dilihat:
244
• Semua vanabel manifes memiliki nilai t lebih besar daripada 1,96. Hal ini berarti bahwa semua variabel manifes tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel latennya. • Semua variabel memiliki bobot faktor lebih besar daripada 0,5. Ini berarti pengaruh semua variabel manifes terhadap variabel latennya signifikan. • Variabel manifes SV6 (pernyataan tentang penghargaan aspirasi dari dosen yang lain) memiliki bobot faktor terendah. Oleh karena itu apabila ingin meningkatkan pemilikan visi bersama diusahakan agar program-program di masa yang akan datang difokuskan pada variabel manifes yang memiliki bobot faktor yang nilainya rendah, yaitu dengan menyadarkan para dosen bahwa menghargai aspirasi orang lain merupakan bagian penting dalam membentuk berbagi visi. • Bobot faktor paling tinggi dihasilkan oleh variabel manifes SV1 (pernyataan tentang kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan pribadi). Hal ini berarti bahwa mementingkan organisasi merupakan indikator yang paling dominan untuk mewujudkan berbagi visi bersama. Hasil uji kebaikan suai disajikan pada Tabel 3.44, menunjukkan bahwa: • Perbandingan nilai chi-square terhadap degrees of freedom sebesar 11,06. Nilai ini kurang baik karena lebih besar daripada 3 (Angel, 2003). • RMSEA (0,27) kurang baik, karena lebih besar daripada 0,08. • P-value (0,00) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,01. • GFI (0,81) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,90 • AGFI (0,56) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,85. Pengolahan data dengan menggunakan Lisrel ini diperoleh hasil yang kurang baik. Artinya kesesuaian antara model pengukuran dengan data yang ada masih kurang baik.
245 Untuk memperbaiki model. Lisrel memberikan usulan modifikasi agar kesesuaian meningkat, yaitu dengan menambahkan error covariance di antara variabel-variabel manifes atau menambahkan jalur dari variabel manifes yang lain ke variabel laten lain sehingga dapat menurunkan chi-square. Usulan yang diterapkan hanya pada variabel manifes yang memang secara teoretis memiliki hubungan/korelasi satu sama lain dan memiliki penurunan chi-square paling besar. Dari usulan yang ada penambahan error covariance dan penambahan jalur dapat dilakukan di antara variabel-variabel berikut. • SV5 dan SV4, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu untuk memiliki komitmen yang tinggi terhadap visi organisasi perlu aktif berkontribusi dalam meningkatkan relevansi visi organisasi dengan kebutuhan masyarakat. • SV6 dan SV1, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu menghargai aspirasi dosen lain berarti lebih mementingkan organisasi dibandingkan mementingkan diri sendiri. • SV6 dan SV5, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu menghargai aspirasi dosen lain berarti memiliki komitmen yang tinggi terhadap visi organisasi. 6. Variabel System Tfiinking Tabel 3.45 adalah hasil pengukuran model persamaan struktural variabel System Thinking. Dari tabel dapat dilihat: • Semua variabel manifes memiliki nilai t lebih besar daripada 1,96. Hal ini berarti bahwa semua variabel manifes tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel latennya. • Semua variabel memiliki bobot faktor lebih besar daripada 0,40. Ini berarti pengaruh semua variabel manifes terhadap variabel latennya signifikan.
246 • Variabel manifes ST6 (pernyataan tentang kebiasaan merumuskan berbagai alternatif srategi pemecahan masalah) memiliki bobot faktor terendah. Oleh karena itu apabila ingin meningkatkan berpikir sistem perlu diusahakan agar programprogram di masa yang akan datang difokuskan pada variabel manifes yang memiliki bobot faktor yang nilainya rendah, yaitu dengan memberikan pelatihan penyusunan strategi untuk memecahkan masalah. • Bobot faktor paling tinggi dihasilkan oleh variabel manifes ST2 (pernyataan tentang memahami hubungan dan keterkaitan antara nilai-nilai dan keyakinan dalam organisasi). Hal ini berarti bahwa memahami hubungan dan keterkaitan antara nilai-nilai dan keyakinan dalam organisasi merupakan indikator yang paling dominan untuk mewujudkan berpikir sistem. Hasil uji kebaikan suai disajikan pada Tabel 3.46, menunjukkan bahwa: • Perbandingan nilai chi-square terhadap degrees of freedom sebesar 7,49. Nilai ini kurang baik karena lebih besar daripada 3 (Angel, 2003). • RMSEA (0,20) kurang baik, karena lebih besar daripada 0,08. • P-value (0,00) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,01. • GFI (0,88) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,90 • AGFI (0,72) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,85. Pengolahan data dengan menggunakan Lisrel ini diperoleh hasil yang kurang baik. Artinya kesesuaian antara model pengukuran dengan data yang ada masih kurang baik. Untuk memperbaiki model. Lisrel memberikan usulan modifikasi agar kesesuaian meningkat, yaitu dengan menambahkan error covariunce di antara variabel-variabel manifes atau menambahkan jalur dari variabel manifes yang lain ke variabel laten lain sehingga dapat menurunkan chi-square. Usulan yang diterapkan hanya pada variabel
247
manifes yang memang secara leoretis memiliki hubungan/korelasi satu sama lain dan memiliki penurunan chi-square paling besar. Dari usulan yang ada penambahan error covariance dan penambahan jalur dapat dilakukan di antara variabel-variabel berikut. • ST2 dan ST I, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu hubungan dan keterkaitan antara karir dan keluarga dan kehidupan organisasi tidak dapat dipisahkan. • ST6 dan ST4, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu merumuskan strategi pemecahan permasalahan berkaitan erat dengan merealisasikan proses perubahan dngan tuntas. 7. Variabel Team Learning Tabel 3.47 adalah hasil pengukuran model persamaan struktural variabel Team learning. Dari tabel dapat dilihat: • Semua variabel manifes memiliki nilai t lebih besar daripada 1,96. Hai ini berarti bahwa semua variabel manifes tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel latennya. • Semua variabel memiliki bobot faktor lebih besar daripada 0,40. ini berarti pengaruh semua variabel manifes terhadap variabel latennya signifikan. • Variabel manifes TL1 (pernyataan tentang terbiasa bekerja dalam suasana akrap dan hangat) memiliki bobot faktor terendah. Oleh karena itu apabila ingin meningkatkan belajaran tim perlu diusahakan agar program-program di masa yang akan datang difokuskan pada variabel manifes yang memiliki bobot faktor yang nilainya rendah, yaitu dengan memberikan pelatihan bekerja sama yang akrab dalam tim.
i
?
1
248 • Bobot faktor paling tinggi dihasilkan oleh vanabel manifes TL5 (pernyataan tentang mendorong dosen lain untuk aktif berpartisipasi dalam dialog). Ha! ini berarti bahwa mendorong dosen lain untuk berpartisipasi aktif dalam dialog indikator yang paling dominan untuk mewujudkan pembelajaran tim. Hasil uji kebaikan suai disajikan pada Tabel 3.48, menunjukkan bahwa: • Perbandingan nilai chi-square terhadap degrees of freedom sebesar 0,44. Nilai ini sudah baik karena lebih kecil daripada 3 (Angel, 2003). • RMSEA (0,00) sudah baik, karena lebih kecil danpada 0,08. • P-value (0,74) sudah baik, karena lebih besar daripada 0,05. • GFi (1,00) sudah baik, karena lebih besar daripada 0,90 • AGFi (0,99) sudah baik, karena lebih besar daripada 0,85. Pengolahan data dengan menggunakan Lisrel ini diperoleh hasil yang baik. Artinya kesesuaian antara model pengukuran dengan data yang ada sudah baik. Oleh karena itu Lisrel tidak memberikan usulan perbaikan. 8. Variabel Persaingan Tabel 3.49 adalah hasil pengukuran model persamaan struktural variabel Persaingan. Dari tabel dapat dilihat: • Terdapat satu variabel manifes PB4 yang memiliki nilai t lebih kecil daripada 1,96. Hal ini berarti bahwa variabel manifes tersebut memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel latennya, sedangkan variabel lainnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel latennya. • Hanya ada satu variabel PB4 yang memiliki bobot faktor lebih kecil daripada 0,3, sedangkan lainnya memiliki bobot faktor lebih besar daripada 0,30, Ini berarti t
I
hampir semua variabel manifes memiliki pengaruh yang s i gni fi n J \ «gE^g?* variabel latennya. • Variabel manifes PB4 (pernyataan tentang dibukanya PTS baru yang biayanya lebih murah menyebabkan PTS kekurangan mahasiswa) memiliki bobot faktor terendah. Oleh karena itu apabila ingin meningkatkan kemampuan bersaing diusahakan agar program-program di masa yang akan datang difokuskan pada variabel manifes yang memiliki bobot faktor yang nilainya rendah, yaitu dengan mempertimbangkan mengurangi biaya pendidikan atau dengan membuat sistem pembayaran yang meringankan calon mahasiswa. • Bobot faktor paling tinggi dihasilkan oleh variabel manifes PP4 (pernyataan tentang meminta mahasiswa untuk turut mempromosikan PTS). Hal ini berarti bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam promosi untuk memperoleh pendaftar baru merupakan indikator yang paling dominan untuk memenangkan persaingan. Hasil uji kebaikan suai disajikan pada Tabel 3.50, menunjukkan bahwa: • Perbandingan nilai chi-square terhadap degrees of freedom sebesar 2,57. Nilai ini sudah baik karena lebih kecil daripada 3 (Angel, 2003). • RMSEA (0,099) kurang baik, karena lebih besar daripada 0,08. • P-value (0,00) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,01. • GFi (0,77) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,90 • AGFI (0,74) kurang baik, karena lebih kecil daripada 0,85. Pengolahan data dengan menggunakan Lisrel ini diperoleh hasil yang kurang baik. Artinya kesesuaian antara model pengukuran dengan data yang ada masih kurang baik. Untuk memperbaiki model. Lisrel memberikan usulan modifikasi agar kesesuaian meningkat, yaitu dengan menambahkan error covariance di antara variabel-variabel
250
manifes atau mnambahkan jalur dari variabel manifes yang lain kc variabel laten lain sehingga dapat menurunkan chi-square. Usulan yang diterapkan hanya pada variabel yang memang secara teoretis memiliki hubungan/korelasi satu sama lain dan memiliki penurunan chi-square paling besar. Dari usulan yang ada penambahan error covariance dan penambahan jalur dapat dilakukan di antara variabel-variabel berikut. • MD3 dan MD2, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu hubungan dan keterkaitan antara memperoleh informasi dari internet dan penguasaan bahasa asing. Untuk dapat memperoleh informasi dari internet diperlukan penguasaan bahasa Inggris. • ML2 dan PP1, karena kedua variabel ini saling berkaitan, yaitu lulusan yang menduduki jabatan yang tinggi dapat digunakan sebagai bahan promosi secara besar-besaran. Dan penambahan jalur: • MT.2 dan PP. karena lulusan yang menduduki jabatan tinggi di pemerintahan dan di perusahaan dapat menjadi bahan promosi yang baik. • ML3 dan PP, karena lulusan yang siap terjun ke masyarakat juga dapat digunakan sebagai bahan promosi yang baik. £. Pembahasan Kualitas Organisasi belajar Dalam penelitian ini ingin diketahui bagaimana kondisi organisasi belajar yang mencerminkan lingkugan belajar pada tiap kelompok dosen Universitas yang diteliti. Lingkungan organisasi belajar yang baik akan ditunjukkan oleh tingginya nilai korelasi antara disiplin belajar (Senge, 1992). Makin tinggi nilai korelasi antar disiplin organisasi
251 belajar, makin baik lingkungan belajarnya. Tabel 3.50 menyajikan nilai korelasi anlar disiplin dalam organisasi belajar untuk masing-masing kelompok universitas dan fakultas. Dari Tabel 3.51 dapat dilihat: • Universitas Pasundan Korelasi antara disiplin dalam organisasi belajar memberikan nilai di atas 0,50, kecuali korelasi antara PM-MM (0,495), PM-SV (0,473), dan PM-ST (0,423). Semuanya signifikan pada tingkat kepercayaan 99 %. Ini berarti bahwa hubungan antara masing-masing disiplin cukup baik dan saling mendukung, kecuali hubungan antara penguasaan pribadi {persona! mastery) dengan model mental, berbagi visi (shared vision), dan berpikir sistem (system thinking) dukungannya kurang kuat. Koefisien korelasi antara PM-MM lebih rendah daripada 0,5 memberikan arti bahwa penguasaan pribadi yang diharapkan menjadi modal pembentuk model mental individu anggota organisasi teijadi dengan lemah di Universitas Pasundan. Kebalikannya, model mental yang diharapkan menjadi landasan berpikir anggota organisasi dalam penguasaan pribadi teriadi dengan lemah dilingkungan dosen di Universitas Pasundan. Koefisien korelasi antara PM-SV lebih rendah daripada 0,5 memberikan arti bahwa penguasaan pribadi kurang memberikan pengaruh pada pengembangan berbagi visi. Padahal, untuk mengembangkan visi (organisasi) bersama diperlukan penguasaan pribadi yang dapat mendukung perkembangan tersebut Untuk meningkatkan hubungan ini, visi pribadi harus dikomplementasikan dengan visi organisasi.
252 Korelasi antara PM-ST lebih rendah daripada 0,5 memberikan arti bahwa penguasaan pribadi kurang memberikan pengaruh terhadap sikap anggota organisasi untuk berpikir secara sistemik, memahami hubungan dan keterkaitan antara seluruh permasalahan, baik internal (nilai, keyakinan, dan sikap) maupun eksternal (keluarga, pekerjaan, dan karir) dan mampu merealisasikan secara tuntas. Sebaliknya, kemampuan berpikir dan bertindak secara sistemik belum mampu mempengaruhi penguasaan pribadi seseorang. Universitas Widyatama Korelasi antara disiplin dalam lingkungan belajar semua memberikan nilai di atas 0,50, kecuali korelasi antara PM-MM (0,421), PM-SV (0,449), dan PM-ST (0,318). Delapan diantaranya signifikan pada tingkat kepercayaan 99 %, dan satu signifikan pada tingkat kepercayaan 95 %. Kondisi di Universitas Widyatama hampir sama dengan kondisi di Universitas Pasundan. Universitas Kristen Maranatha Korelasi antara disiplin dalam organisasi belajar memberikan nilai di atas 0,50, dan semuanya signifikan pada tingkat kepercayaan 99 %. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi organisasi belajar atau lingkungan belajar di Universitas Maranatha relatif lebih baik daripada di Universitas Pasundan dan Widyatama. Universitas Katholik Parahyanao Ada dua korelasi antara disiplin dalam organisasi belajar yang tidak signifikan (PM-MM) dan (PM-ST), ada satu korelasi yang signifikan pada kepercayaan 95 % (PM-SV), sisanya signifikan pada kepercayaan 99 % dan dengan korelasi di atas 0,5. ini berarti bahwa hubungan antara masing-masing disiplin tidak semuanya memberikan dukungan yang cukup terhadap satu dengan yang lainnya. Untuk
meningkatkan kondisi organisasi belajar pada Universitas hubungan antara PM-MM, PM-SV, dan PM-ST ditingkatkan. • Kelompok Dosen Fakultas Ekonomi Ada tiga korelasi antara disiplin dalam organisasi belajar yang memberikan nilai di bawah 0,50, yaitu PM-MM (0,389), PM-SV (0,447), dan PM-ST (0,363). Semua korelasi signifikan pada tingkat kepercayaan 99 %. Ini berarti bahwa hubungan antara masing-masing disiplin cukup baik, walaupun belum optimal. Kondisi ini seperti yang terdapat pada Universitas Pasundan. Analisis terhadap kondisi pada kelompok Fakultas Ekonomi sama dengan yang diberikan pada Universitas Pasundan terhadap korelasi antara PM-MM, PM-SV, dan PM-ST. • Kelompok Dosen Fakultas Teknik Korelasi antara disiplin dalam lingkungan belajar semua memberikan nilai di atas 0,50, dan semua signifikan pada tingkat kepercayaan 99 %. Ini berarti bahwa hubungan antara masing-masing disiplin cukup baik. dan saling mendukung. Kondisi ini seperti yang terdapat pada Universitas Maranatha. F. Pembahasan Hasil Perhitungan Analisis Jalur Untuk mengetahui pengaruh variabel independen (eksogen) terhadap variabel dependen (endogen) dilakukan perhitungan analisis jalur dengan menggunakan perangkat lunak Lisrel 8,30 (Bachrudin dan Tobing, 2003). Dalam mengevaluasi pengaruh dari setiap variabel dibedakan menjadi kategori hubungan yang lemah, sedang, kuat dan sangat kuat.
254 Tabel 4.2. Kategori Pengaruh /Hubungan Antara Variabel Koefisien Jalur Distandarkan 0,01-0,09 0,10-0,29 0,30-0,49 0,50 - lebih
Sifat Pengaruh Lemah Sedang Kuat Sangat Kuat
Hasil-hasil yang diperoleh analisis jalur seperti yang terdapat pada Tabel 3.62. 1. Kelompok Dosen Universitas Pasundan Pengaruh total organisasi belajar (Xt) terhadap kompetensi intelektual individu (Y ), sedang (0,20), dan terhadap modal intelektual organisasi (¥4), kuat (0,42). Hipotesis 3
Ho 2 ditolak. Sedangkan pengaruh persaingan (Xz) terhadap kompetensi intelektual individu (Y3) sedang (0,16), dan terhadap modal intelektual organisasi (Y4) kuat (0,41). Hipotesis Ho 3 ditolak. Pengaruh kompetensi intelektual individu (Y3) terhadap modal intelektual organisasi (Y4) lemah (-0,06), tidak signifikan dan negatif. Hipotesis Ho 1 diterima Hal ini seperti telah diprediksikan bahwa kompetensi intelektual individu tidak langsung dapat mempengaruhi modal intelektual organisasi jika tanpa ada lingkungan yang kondusif. 2, Kelompok Dosen Universitas Widyatama Pengaruh total organisasi belajar (Xi) terhadap kompetensi intelektual individu (Y3), sedang (0,27), dan terhadap modal intelektual organisasi (Y4), sangat kuat (0,72). Hipotesis Ho 2 ditolak Sedangkan pengaruh persaingan (X ) terhadap kompetensi 2
intelektual individu (Y ) sedang (0,20) dan terhadap modal intelektual organisasi (Y+) 3
sedang (0,18). Hipotesis Ho 3 ditolak. Pengaruh kompetensi intelektual individu (Y ) 3
terhadap modal intelektual organisasi (Y ) lemah (0,08) dan tidak signifikan. Hipotesis Ho 4
1 diterima. Hal ini sesuai dengan prediksi bahwa kompetensi intelektual individu tidak langsung dapat mempengaruhi modal intelektual organisasi jika tanpa ada lingkungan yang kondusif. 3. Kelompok Dosen Universitas Kristen Maranatha Pengaruh total organisasi belajar (Xi) terhadap kompetensi intelektual individu (Y ), sangat kuat (0,72), dan terhadap modal intelektual organisasi (Y ), juga sangat kuat 3
4
(0,78). Hipotesis Ho 2 ditolak. Sedangkan pengaruh persaingan (X ) terhadap kompetensi 2
intelektual individu (Y ) sedang (0,10) dan tidak signifikan, hipotesis Ho 3, diterima, dan 3
terhadap modal intelektual organisasi (Y ) juga sedang (0,11) dan tidak signifikan. 4
Hipotesis Ho 3 diterima. Pengaruh kompetensi intelektual individu (Y ) terhadap modal 3
intelektual organisasi (Y«) lemah (0,04) dan tidak signifikan. Hipotesis Ho 1 diterima. Hal ini seperti telah diprediksikan bahwa kompetensi intelektual individu tidak langsung dapat mempengaruhi modal intelektual organisasi jika tanpa ada lingkungan yang kondusif. 4. Kelompok Dosen Universitas Katholik Parahyangan Pengaruh total organisasi belajar (Xj) terhadap kompetensi intelektual individu (Y ), sangat kuat (0,58), dan terhadap modal intelektual organisasi (Y ), juga sangat kuat 3
4
(0,57). Sedangkan pengaruh persaingan (X ) terhadap kompetensi intelektual individu (Y ) 2
3
sedang (-0,18), dan terhadap modal inetlektual organisasi (Y ) juga kuat (0,37). Pengaruh 4
kompetensi intelektual individu (Y ) terhadap modal intelektual organisasi (Y ) lemah 3
4
(0,08) dan tidak signifikan. Hal ini seperti telah diprediksikan bahwa kompetensi
256 intelektual individu tidak langsung dapat mempengaruhi modal intelektual organisasi jika tanpa ada lingkungan yang kondusif. 5. Kelompok Dosen Fakultas Ekonomi Pengaruh total organisasi belajar (X ) terhadap kompetensi intelektual individu f
(Y ), sedang (0,29), dan terhadap modal intelektual organisasi (Y ), sangat kuat (0,70). 3
4
Hipotesis Ho 2 ditolak. Sedangkan pengaruh persaingan (X ) terhadap kompetensi 2
intelektual individu (Y ) lemah (0,14) dan tidak signifikan, dan terhadap modal intelektual 3
organisasi (Y*) juga lemah (0,16) dan tidak signifikan. Hipotesis Ho 3 diterima. Pengaruh kompetensi intelektual individu (Y ) terhadap modal intelektual organisasi (Y ) lemah 3
4
(0,05) dan tidak signifikan. Hipotesis Ho 1 diterima. Hal ini seperti telah diprediksikan bahwa kompetensi intelektual individu tidak langsung dapat mempengaruhi modal intelektual organisasi jika tanpa ada lingkungan yang kondusif. 6. Kelompok Dosen Fakultas Teknik Pengarah total organisasi belajar (Xi) terhadap kompetensi intelektual individu (Yj\ kuat (0,49, dan terhadap modal intelektual organisasi (Y ), juga sangat kuat (0,59). 4
Hipotesis Ho 2, ditolak. Sedangkan pengaruh persaingan (X2) terhadap kompetensi intelektual individu (Yj), sedang (0,15), dan terhadap modal intelektual organisasi (Y ) 4
juga kuat (0,32). Hipotesis Ho 3, ditolak. Pengaruh kompetensi intelektual individu (Y3) terhadap modal intelektual organisasi (Y4) lemah (-0,02) dan tidak signifikan. Hipotesis Ho 1, diterima. Hal ini seperti telah diprediksikan bahwa kompetensi intelektual individu tidak langsung dapat mempengaruhi modal intelektual organisasi jika tanpa ada lingkungan yang kondusif.
257 7. Kelompok Dosen Seluruh Responden Pengaruh total organisasi belajar (Xj) terhadap kompetensi intelektual individu (Y ), kuat (0,37), dan terhadap modal intelektual organisasi (Y ), sangat kuat (0,64). 3
4
Hipotesis Ho 2, ditolak. Sedangkan pengaruh persaingan (Xi) terhadap kompetensi intelektual individu (Y ) sedang (0,15) dan tidak signifikan, dan terhadap modal intelektual 3
organisasi (Y ) juga sedang (0,24). Hipotesis Ho 3, ditolak. Pengaruh kompetensi 4
intelektual individu (Y ) terhadap modal intelektual organisasi (Y ) lemah (0,03) dan tidak 3
4
signifikan- Hipotesis Ho 1, diterima. Hal ini seperti telah diprediksikan bahwa kompetensi intelektual individu tidak langsung dapat mempengaruhi modal intelektual organisasi jika tanpa ada lingkungan yang kondusif. G. Pengaruh Variabel Kontrol Tabel 3.60a menyajikan hasil perhitungan multiregresi linier untuk kelompok responden berdasarkan atas Jabatan Akademik, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman Keija. Dari tabel dapat dilihat nilai adjusted R dari hasil regresi antara variabel 2
independen organisasi belajar (LE) dan persaingan (Pers) terhadap variabel kompetensi intelektual individu (KI) kelompok Asisten Ahli ke bawah (100 responden) = 0,217, sedangkan untuk kelompok Lektor ke atas (74 responden) - 0,224. Ditinjau dari pengaruh variabel indipenden organisasi belajar dan persaingan terhadap variabel kompetensi intelektual individu kelompok dosen Asisten Ahli, nilai koefisien P untuk LE - 0,398, sedangkan untuk Pers = 0,113, dan untuk kelompok dosen Lektor ke atas LE = 0,379, dan Pers = 0,190. Hal ini menunjukkan bahwa jabatan akademik yang dimiliki oleh dosen memberikan pengaruh berbeda terhadap pembentukan kompetensi intelektual individu menjadi modal intelektual organisasi. Namun, dengan uji beda terhadap keduanya,
258 hasilnya menunjukkan bahwa perbedaan ini tidak signifikan. Dengan demikian, hipotesis Ho 4: Pengaruh organisasi belajar dan persaingan terhadap kompetensi intelektual individu untuk semua kelompok tingkat pendidikan adalah sama terbukti, hipotesis Ho 4 diterima. Berdasarkan atas tingkat pendidikan responden, dari tabel dapat dilihat nilai adjusted R kelompok SI/Setingkat SI (50 responden) = 0,228, sedangkan untuk kelompok S2 ke 2
atas (124 responden) = 0,202. Ditinjau dari pengaruh variabel indipenden organisasi belajar dan persaingan terhadap variabel kompetensi intelektual individu kelompok dosen SI/Setingkat SI, nilai koefisien (5 untuk LE = 0,428, sedangkan untuk Pers = 0,100, dan untuk kelompok dosen S2 ke atas LE = 0,360, dan Pers = 0,160. Ini berarti bahwa tingkat hubungan variabel independen dengan variabel dependen pada kelompok dosen dengan tingkat pendidikan S l/Setingkat SI berbeda daripada kelompok dosen dengan tingkat pendidikan S2 ke atas. Namun, dengan uji beda terhadap keduanya, hasilnya menunjukkan bahwa perbedaan ini tidak signifikan. Dengan demikian, hipotesis Ho 5: pengaruh organisasi belajar dan persaingan terhadap kompetensi intelektual individu untuk semua kelompok tingkat pendidikan adalah sama terbukti, hipotesis Ho 5, diterima. Berdasarkan atas pengalaman kerja responden, dari tabel dapat dilihat nilai adjusted R
2
kelompok dosen yang memiliki masa keija 5 tahun ke bawah (52 responden) - 0,236, sedangkan untuk kelompok dosen yang memiliki masa kerja lebih dari lima tahun (responden 122) - 0,186. Ditinjau dari pengaruh variabel indipenden organisasi belajar dan persaingan terhadap variabel kompetensi intelektual individu kelompok dosen dengan masa kerja 5 tahun ke bawah, nilai koefisien p untuk LE = 0,175, sedangkan untuk Pers = 0,371, dan untuk kelompok dosen inasa keija di atas 5 tahun LE = 0,400, dan Pers = 0,081. Ini berarti bahwa tingkat hubungan variabel independen dengan variabel dependen pada kelompok dosen dengan masa ketja di atas 5 tahun berbeda daripada kelompok dosen
259 dengan masa keija 5 tahun ke bawah. Dengan uji beda diperoleh bahwa perbedaan ini signifikan. Ini menunjukkan bahwa masa kerja yang dimiliki oleh dosen memberikan pengaruh berbeda terhadap pembentukan kompetensi intelektual individu. Hal ini teijadi karena diduga kelompok dosen yang memiliki pengalaman keija lebih daripada lima tahun memiliki kompetensi lebih dibandingkan dengan kelompok dosen yang memiliki pengalaman kerja lima tahun ke bawah. Dengan demikian, hipotesis Ho 6: Pengaruh organisasi belajar dan persaingan terhadap kompetensi intelektual dosen untuk semua kelompok masa keija adalah sama tidak terbukti, hipotesis Ho 6 ditolak. 8. Pengaruh Masing-masing Disiplin Organisasi Belajar Tabel 3.61 menyajikan hasil perhitungan multiregresi linier variabel independen organisasi belajar (PM, MM, SV, ST, TL), terhadap kompetensi intelektual individu (KI) dan modal intelektual organisasi (MI). Dari tabel dapat dilihat bahwa jika disiplin organisasi belajar dimasukkan dalam model persamaan regresi terhadap KI secara \
bersamaan (model persamaan 1, 2, 3, dan 4), nilai koefisien (5 untuk masing-masing disiplin tidak sama Demikian halnya, jika disiplin organisasi belajar diregresikan terhadap modal intelektual organisasi (model persamaan 5, 6, dan 7), nilai koefisien p untuk masing-masing disiplin tidak sama. Ini menunjukkan bahwa hipotesis Ho 7: Masingmasing disiplin organisasi belajar memberikan pengaruh yang sama terhadap kompetensi intelektual individu tidak terbukti, hipotesis Ho 7 ditolak Menurut Senge (1990), ciri-ciri dari suatu organisasi belajar ialah adanya lima disiplin yang membentuk suatu tatanan organisasi yang berhasil. Organisasi yang tidak memiliki salah satu dari kelima disiplin tersebut atau yang kineija disiplinnya rendah, akan mengalami kesulitan untuk berfungsi secara maksimal. Kelima disiplin ini menjadi
26
indikator adanya habitat yang kondusif untuk terjadinya proses transformasi pengetahuan dari kompetensi intelektual individu menjadi modal intelektual organisasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengaruh masing-masing disiplin terhadap kompetensi intelektual individu tidak sama. Regresi terhadap kompetensi intelektual individu, nilai koefisien P yang terbesar diberikan oleh disiplin personal mastery (PM = 0,323), sedangkan regresi dengan modal intelektual organisasi (MI), nilai koefisien f3 terbesar diberikan oleh shared vision (S V = 0,311). Pada regresi terhadap KI, ada tiga variabel disiplin yang dikeluarkan dari persamaan regresi karen tidak signifikan, yaitu TL, ST, dan SV, sedang regresi terhadap MI ada dua variabel yang dikeluarkan dari persamaan regresi, yaitu TL dan ST. Dengan demikian persamaan regresi yang diperoleh ialah: 1.
KI = 2,139 + 0,323PM + 0,I92MM + c
2.
MI = 0,576 + 0,168PM t 0,279MM t 0,311 SV > e
Dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa pada persamaan 1, jika personal mastery
naik satu unit, kompetensi intelektual individu akan naik 0,323 unit. Selain itu
personal mastery memiliki peranan yang dominan terhadap peningkatan kompetensi intelektual individu. Demikian halnya pada persamaan 2, jika shared vision naik satu unit, modal intelektual organisasi akan naik 0,311 unit. Dalam persamaan 2 ini, shared vision memiliki peranan yang dominan terhadap peningkatan modal intelektual organisasi.
Bab ini membahas hasil-hasil penelitian dikaitkan dengan konsep dan teon SertS^fefistf penelitian yang relevan yang telah dibahas dalam Bab II. Dari tujuan penelitian yang ditetapkan, yaitu ingin mengetahui dan mendiskripkan seberapa signifikan pengaruh organisasi belajar dan persaingan sebagai variabel indipenden terhadap kompetensi intelektual dosen menjadi modal intelektual organisasi, perlu dibahas temuan yang diperoleh dan kaitannya dengan konsep dan teori yang mendasarinya. A. Analisis Statistik Deskriptif 1. Variabel Kompetensi Intelektual Dosen Nilai rata-rata variabel Kompetensi Intelektual Individu yang diperoleh seluruh kelompok dosen universitas ialah 3,9678 atau sama dengan 79,36 %. Dengan kategori 100% -90 % sangat baik, 89 % - 75 % baik, 74 % - 60 % sedang, dan < 60 % kurang, nilai 79,36 % termasuk dalam kategori baik. Kategori ini belum optimal, karena itu periu ditingkatkan. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelompok dosen Universitas Widyatama (4,0414 = 80,83%), berarti kelompok dosen Universitas Widyatama memiliki kompetensi intelektual individu lebih baik dibandingkan dengan kelompok dosen universitas lain. Nilai kompetensi intelektual individu ini merupakan modal pokok bagi organisasi untuk meningkatkan memampuannya berkembang guna menghadapi lingkungan yang selalu berubah. Spencer & Spencer (1993) membagi kompetensi menjadi enam kelompok, salah satunya ialah berprestasi dan bertindak yang di dalamnya mengandung indikator berusaha bekeija dengan baik di atas standar. Dengan demikian temuan bahwa skor rata-rata
262 kompetensi intelektual individu sebesar 79,36 % masih kurang mendukung untuk dapat digunakan sebagai modal menghadapi persaingan^ terutama skor terendah yang diperoleh sekelompok dosen universitas dalam penguasaan beberapa metode pengajaran (rata-rata 2,9384 = 58,77 %). Hal ini menunjukkan bahwa kopetensi mereka terhadap indikator ini kurang. Sejalan dengan itu, Makmun (1996) menyatakan bahwa seorang yang kompeten di antaranya ialah (1) mengetahui perangkat pengetahuan tentang seluk-beluk yang menjadi bidang tugasnya, dan (2) mengetahui perangkat ketrampilan tentang cara bagaimana dan dengan apa harus melakukan tugas pekerjaannya, dengan demikian temuan ini menunjukkan bahwa responden memiliki kompetensi yang rendah terhadap indikator penguasaan metode pengajaran. Sebagai dosen, penguasaan atas metode pengajaran adalah sangat penting, karena metode pengajaran merupakan "pisau" sebagai alat untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kompetensi intelektual mereka, penguasaan atas metode pengajaran harus ditingkatkan. 2. Variabel Modal Intelektual Organisasi Seperti yang disebutkan dalam Bab II, Stewart (1998) menyatakan bahwa modal intelektual adalah pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki seseorang atau organisasi yang dapat digunakan untuk kemajuan dan keunggulan kompetitif, yang berarti bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh organisasi dapat digunakan untuk menghadapi persaingan. Sejalan dengan itu, Hartanto (1998) dan Hidayat (1999) menyatakan bahwa modal intelektual dapat terbentuk jika dalam organisasi terdapat proses berbagi kompetensi intelektual yang efektif. Sehubungan dengan itu, nilai rata-rata
263 modal intelektual yang hanya dalam kategori sedang (72,70 %), tentunya kurang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan. Nilai rata-rata yang sedang ini disebabkan oleh keengganan anggota organisasi untuk melakukan inovasi (3,1552 = 63,10 %), kurangnya dialog untuk menyamakan visi organisasi dan berbagi pengetahuan (2,9041 = 58,08 %), tiadanya inovasi dan ide-ide baru (3,2258 = 64,52 %), dan kurangnya pengetahuan atas kemampuan yang dimiliki oleh anggota organisasi (3,0769 = 61,54 %). Untuk meningkatkan modal intelektual organisasi, kekurangan-kekurangan yang ada perlu diperbaiki dengan cara organisasi harus terus-menerus belajar dan menjadi organisasi belajar. Nilai rata-rata variabel Modal Intelektual Organisasi yang diperoleh seluruh kelompok dosen universitas ialah 3,6349 atau sama dengan 72,70 %. Nilai ini termasuk dalam kategori sedang. Ini menunjukkan bahwa kompetensi intelektual yang telah dimiliki oleh individu dosen belum semuanya ditransformasikan menjadi modal intelektual organisasi. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelompok dosen Universitas Pasundan (3,9931 = 79,86 %), berarti kelompok dosen Universitas Pasundan memiliki modal intelektual organisasi lebih baik dibandingkan dengan universitas lain. Modal intelektual organisasi merupakan modal (kekuatan) yang harus dimiliki suatu organisasi dalam mengembangkan dirinya dan untuk menghadapi perubahan lingkungan organisasi (Stewait, 1997, Quinn, 1998, Hartanto, 1998,). Oleh karena itu, untuk dapat memenangkan persaingan dan berkembang, organisasi harus memiliki modal intelektual yang kuat.
264 3. Variabel Organisasi Belajar Nilai rata-rata variabel Organisasi Belajar yang diperoleh seluruh kelompok dosen universitas ialah 3,7349 atau sama dengan 74,70 %. Nilai ini termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang ditunjukkan oleh adanya organisasi belajar kondisinya hanya sedang saja. Nilai yang sedang ini jelas kurang memberikan pengaruh terhadap kompetensi intelektual individu untuk menjadi modal intelektial organisasi sebagai modal yang penting untuk menghadapi persaingan (Hartanto, 1995). Nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelompok dosen Universitas Widyatama (3,8452 = 76,90 %), berarti kelompok dosen Universitas Widyatama memiliki lingkungan organisasi belajar lebih baik dibandingkan dengan kelompok dosen universitas lain. Secara garis besar, pendapat yang disampaikan oleh Robbin (2001), Marquardt (1996), Hartanto (1995), dan Senge (1990) tentang organisasi belajar ialah (1) adatif terhadap lingkungan luar, (2) secara terus-menerus memperbesar kapasitasnya untuk berubah atau mengadaptasi perubahan, (3) berkembang secara kolektif dan juga individual, dan (4) menggunakan hasil belajar untuk mencapai hasil yang lebih baik, menunjukkan bahwa sikap-sikap semacam itu harus dimiliki oleh individu dan kelompok dalam organisasi yang sedang belajar. Namun, temuan penelitian menunjukkan bahwa keterkaitan antara karir dan keluarga bernilai kurang (3,1379 = 62,76 %), yang berarti berfikir sistemnya, yang termasuk dalam disiplin system thinking, kurang berjalan dengan baik Adanya anggota yang masih mementingkan diri sendiri dibandingkan dengan kepentingan kelompok (3,6538 = 73,08 %), kurangnya kontribusi meningkatkan relevansi visi organisasi dengan kepentingan masyarakat (2,9394 = 58,79 %), keduanya
265 termasuk dalam disiplin shared vision, dan kurangnya kemampuan dalam merealisasikan proses perubahan yang dihadapi, termasuk dalam disiplin system thmking, (3,5161 = 70,32 %), berarti akan mempengaruhi kondisi lingkungan belajar tersebut. Inilah yang menyebabkan secara keseluruhan lingkungan belajar pada semua universitas yang diteliti tidak mendapat nilai yang maksimum, hanya sedang (74,70 %). Organisasi belajar merupakan lingkungan belajar yang baik bagi organisasi untuk mendorong terbentuknya modal intelektual organisasi dari kompetensi yang dimiliki oleh anggota organisasi (Senge, 1993, Marquardt, 1996, Hartanto, 1998). Oleh karena itu, lingkungan belajar yang kondusif (tinggi) akan sangat penting untuk dapat mentransformasikan kompetensi intelektual individu menjadi modai ineieiektual organisasi. 4. Variabel Persaingan Menurut Porter (1980), ada lima kekuatan dalam persaingan yang harus dihadapi oleh organisasi (bisnis). Kelima kekuatan itu ialah: munculnya pesaing baru, ancaman terhadap produk dan layanan baru, kekuatan menawar (bargaining power) pembeli, kekuatan menawar pemasok, dan persaingan dengan pesaing yang telah ada. Dalam dunia pendidikan, lima kekuatan dalam persaingan itu dapat diterjemahkan sebagai: (a) munculnya perguruan tinggi baru, termasuk perguruan tinggi asing, (b) dibukanya jurusan atau program studi baru oleh perguruan tinggi lain yang lebih menarik, (c) teijadinya perubahan dan peningkatan kebutuhan dari masyarakat pengguna lulusan perguruan tinggi, (d) teijadinya perubahan dan peningkatan kebutuhan dari para calon mahasiswa/orang tua mahasiswa atas jenis dan layanan pendidikan yang dikehendaki,
266 dan (e) ancaman persaingan dari perguruan tinggi yang sudah ada. Pesaing-pesaing ini perlu dihadapi dengan usaha peningkatan mutu PTS, yaitu mutu layanan, mutu dosen, mutu fasilitas, mutu lulusan dan pembiayaan yang tidak terlalu mahal dan promosi. Jika usaha-usaha ini baik, PTS diharapkan dapat memenangkan persaingan. Namun, nilai ratarata yang diperoleh variabel persaingan ini hanya dalam kategori sedang (71,17 %), berarti kekuatan bersaingnya masih perlu ditingkatkan. Dari temuan yang diperoleh menunjukkan bahwa kurangnya kemampuan bersaing ini disebabkan oleh biaya pendidikan yang kurang bersaing (3,0517 = 61,03 %), mutu pelayanan yang kurang (2,7885 = 55,77 %, kurikulum yang kurang menarik (2,8788 - 57,58 %), dan promosi yang kurang (2,4839 = 49,68 %). Nilai rata-rata variabel Persaingan yang diperoleh seluruh kelompok dosen universitas ialah 3,5587 atau sama dengan 71,17 %. Nilai ini termasuk dalam kategori sedang. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelompok dosen Universitas Parahyangan (3,7447 = 74,89 %), berarti kelompok dosen Universitas Parahyangan memiliki persepsi mengenai persaingan lebih baik dibandingkan dengan kelompok dosen universitas lain. B. Kualitas Organisasi Belajar Senge (1990) dan Hidayat (1999) menyatakan bahwa hubungan yang erat antar disiplin dalam organisasi belajar menunjukkan bahwa kondisi organisasi belajar pada organisasi itu baik. Hubungan yang erat ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi yang tinggi dan positif. Ditinjau secara keseluruhan, dengan melihat hasil korelasi antara disiplin dalam organisasi belajar kondisi lingkungn belajar di masing-masing Universitas yang diteliti tidak sama Ada yang kondisinya baik seperti yang ditunjukkan oleh
267 kelompok dosen Universitas Kristen Maranatha (r > 0,5, positif dan signifikan), ada yang kondisinya kurang baik seperti yang ditunjukkan oleh kelompok dosen Universitas Katholik Parahyangan (r ada yang < 0,5 dan tidak signifikan). Namun, secara keseluruhan di masing-masing universitas yang diteliti sudah ada organisasi belajar, walaupun belum maksimal, terutama pada Universitas Katholik Parahyangan yang terdapat dua hubungan antar disiplin yang tidak signifikan. Hasil temuan ini dibandingkan dengan hasil penelitian yang relevan menunjukkan bahwa: penelitian Dudi Arisandi, kualitas lingkungan belajar secara keseluruhan relatif belum memuaskan, sesuai dengan hasil temuan penelitian ini. Nilai rata-rata dari kualitas lingkungan belajar hanyalah 0.756 dari nilai maksimum I. C. Hasil Multiregresi Linier dan Analisis Jalur i. Pengaruh variabel independen organisasi belajar dan persaingan terhadap variabel kompetensi intelektual individu dan variabel dependen modal intlektual organisasi pada kelompok dosen Universitas Pasondan, Universitas Widyatama, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Katholik Parahyangan, dan kelompok dosen fakultas Ekonomi dan fakultas Teknik Nonaka dalam tulisannya yang berjudul 'The Knowledge-Creating Company
iH
(1998), menyatakan bahwa jika suatu organisasi ingin berhasil perlu mentransformasikan pengetahuan tacit menjadi pengetahuan eksplisit Pengetahuan tacit adalah pengetahuan yang dimiliki oleh personal organisasi, sedangkan pengetahuan eksplisit ialah pengetahuan yang dapat dimiliki oleh seluruh anggota organisasi. Senge (1996), Hartanto (1998), dan Hidayat (1999) menyatakan bahwa untuk mentransformasikan potensi (pengetahuan) individu perlu adanya lingkungan belajar yang kondusif, dan menurut Senge, lingkungan belajar ini dalam bentuk organisasi belajar.
268 Temuan penelitian yang diuraikan pada Bab IV menunjukkan bahwa kompetensi intelektual individu memberikan pengaruh yang lemah dan tidak signifikan pada modal intelektual organisasi (Universitas Pasundan, Widyatama, Maranatha, dan Parahyangan). Temuan ini sesuai dengan pernyataan tersebut di atas, yaitu jika tidak ada lingkungan belajar yang kondusif, pengaruhnya lemah. Mengenai lingkungan belajar dalam bentuk organisasi belajar, temuan penelitian menunjukkan bahwa organisasi belajar sebagai variabel independen memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kompetensi intelektual individu dan modal intelektual organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien jalur yang positif dan signifikan. Dengan demikian, temuan penelitian ini sesuai dengan pernyataan tersebut di atas. Namun, temuan penelitian ini tidak sesuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Golfina Septrika, belum terbukti secara signifikan adanya pengaruh lingkungan belajar yang kondusif terhadap proses transformasi potensi etikal individu menjadi modal kredibilitas organisasi/kelompok, dan penelitian Nurhayati Surbakti, belum terbukti secara signifikan adanya pengaruh lingkungan belajar yang kondisif terhadap proses transformasi potensi sosial individu menjadi modal sosial kelompok. Kedua penelitian di atas dilakukan pada beberapa perusahaan. Temuan ini juga sesuai dengan yang diajukan oleh Stewart (1997), Quinn (1998), Hartanto (1998), dan Hidayat (1999), bahwa kompetensi intelektual individu merupakan modal pokok dalam pembentukan modal intelektual organisasi, namun hal ini dapat terjadi jika ada lingkungan organisasi belajar yang kondusif. Atau sebaliknya, lingkungan organisasi belajar yang kondusif tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan jika
269 kompetensi intelektual individu yang dimiliki oleh anggota organisasi itu tidak cukup baik. Mengenai variabel independen persaingan yang diharapkan dapat menjadi pendorong organisasi untuk lebih meningkatkan pengetahuannya dalam bentuk modal intelektual, seperti yang dikemukan oleh Porter (1980) dan Ibrahim (1997), hal ini terbukti pada kelompok dosen di Universitas Pasundan, dan Universitas Parahyangan, tetapi di Universitas Widyatama dan Universitas Maranatha pengaruhnya tidak signifikan. Hal ini teijadi mungkin di universitas tersebut para dosen fakultas ekonomi dan teknik kurang memberikan kepeduliannya terhadap persaingan yang dihadapi oleh PTS-nya. Hasil analisis jalur kelompok dosen Fakultas Ekonomi menunjukkan: pengarah kompetensi intelektual individu terhadap modal intelektual organisasi lemah (p = 0,05) 43
dan tidak signifikan. Pengaruh total variabel independen organisasi belajar terhadap kompetensi intelektual individu, sedang (p3 = 0,29), dan terhadap modal intelektual t
organisasi, sangat kuat (p4i = 0,70), dan signifikan. Pengaruh total variabel independen persaingan terhadap kompetensi intelektual individu, lemah (P32 = 0,14) dan tidak signifikan, dan terhadap modal intelektual organisasi, lemah (p« = 0,16) dan tidak signifikan. Temuan ini seperti yang terdapat pada kelompok dosen Universitas Maranatha. Hasil analisis jalur kelompok dosen Fakultas Teknik menunjukkan: pengaruh total kompetensi intelektual individu terhadap modal intelektual organisasi, lemah (p<3 = 0,02) dan tidak signifikan. Pengaruh total variabel independen organisasi belajar terhadap kompetensi intelektual individu, sangat kuat (p3i = 0,49), dan signifikan, dan terhadap modal intelektual organisasi, sangat kuat (p i = 0,59), dan signifikan. Pengaruh variabel 4
270 independen persaingan terhadap kompetensi intelektual individu, sedang (p
52
0,15)
tidak signifikan, dan terhadap modal intelektual organisasi, juga kuat (p<>2 = 0,32). Ditinjau secara keseluruhan, pengaruh organisasi belajar baik terhadap kompetensi intelektual individu maupun terhadap moda! intelektual organisasi memberikan memberikan pengaruh yang kuat untuk tiap-tiap kelompok dosen Universitas. Untuk seluruh responden, pengaruh total variabel organisasi belajar, kuat terhadap kompetensi intelektual individu (p = 0,37) dan sangat kuat terhadap modal intelektual organisasi 3]
(P4i = 0,64). Sebaliknya pengaruh total variabel persaingan, lemah terhadap kompetensi intelektual individu (pr, - 0,15) dan tidak signifikan, dan sedang terhadap modal 2
intelektual organisasi (0,24). Pengaruh tertinggi organisasi pembelaijar terhadap kompetensi intelektual indiwdu dan terhadap modal intelektual organisasi diberikan pada kelompok dosen Universitas Maranatha Keadaan ini sejalan dengan nilai koefisien korelasi antar disiplin organisasi belajar kelompok dosen Universitas Maranatha. Hal ini menunjukkan bahwa proses transformasi variabel kompetensi intelektual individu menjadi modal intelektual organisasi relatif lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang lain. 2. Pengaruh variabel kontrol jabatan akademik, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja Hasil perhitungan multiregresi linier terhadap kelompok yang memiliki jabatan akademik yang berbeda, menghasilkan nilai koefisien adjusted R berbeda. Untuk kelompok jabatan akademik asisten ahli ke bawah adjusted R = 0,217, untuk kelompok 2
lektor ke atas adjusted R = 0,224. Namun hasil uji beda menunjukkan bahwa perbedaan 2
ini tidak signifikan.
Hasil perhitungan multiregresi linier terhadap kelompok yang mcm| pendidikan yang berbeda, menghasilkan nilai koefisien adjusted R* ber kelompok tingkat pendidikan S l/Setingkat SI ke bawah adjusted R = 0,2287~un?uT :
kelompok S2/Setingkat S2 ke atas adjusted R = 0,202. Namun hasil uji beda 2
menunjukkan bahwa perbedaan ini tidak signifikan. Hasil perhitungan multiregresi linier terhadap kelompok yang memiliki pengalaman keija yang berbeda, menghasilkan nilai koefisien adjusted R berbeda. Untuk 2
kelompok dengan masa keija 5 tahun ke bawah adjusted R = 0,236, untuk kelompok 2
dengan masa keija di atas lima tahun adjusted R = 0,186. Dengan uji beda menunjukkan 2
perbedan ini signifikan. Secara keseluruhan, masing-masing kelompok menghasilkan nilai adjusted R yang 2
berbeda, berarti keeratan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen untuk masing-masing kelompok itu juga berbeda. Namun berbedaan ini tidak signifikan, kecuali untuk kelompok dosen yang berbeda masa keijanya. 3. Pengaruh masing-masing disiplin dalam organisasi belajar (PM, MM, SV, ST, dan TL) terhadap variabel kompetensi intelektual individu (KI) dan variabel modal intelektual organisasi (Ml) Hasil multiregresi linier menunjukkan bahwa masing-masing disiplin organisasi belajar memberikan pengaruh (nilai koefisien P) yang tidak sama. Yang terkuat ialah variabel personal mastery (nilai koefisien 3 = 0,323) terhadap kompetensi intelektual individu dan skared vision (nilai koefisien P = 0,311) terhadap modal intelektual organisasi. Sedangkan hasil multiregresi linier seluruh variabel disiplin organisasi belajar terhadap komptensi intelektual individu menunjukkan bahwa hanya pengaruh disiplin
272 Personal Mastery dan Mental Model yang signifikan, dan lcrhadap modal intelektual organisasi ialah disiplin Personal Mastery, Mental Mode! dan Shared Vision yang signifikan, lainnya tidak signifikan. Menurut Senge (1990), ciri-ciri dari suatu organisasi belajar ialah adanya lima disiplin yang membentuk suatu tatanan organisasi yang berhasil. Organisasi yang tidak memiliki salah satu dari kelima disiplin tersebut atau yang kinerja disiplinnya rendah, akan mengalami kesulitan untuk berfungsi secara maksimal. Kelima disiplin ini menjadi indikator adanya habitat yang kondusif untuk tetjadinya proses transformasi pengetahuan dari kompetensi intelektual individu menjadi modal intelektual organisasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengaruh masing-masing disiplin dengan kompetensi intelektual individu tidak sama.