BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). RKPD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah tahunan yang memuat program dan arah kegiatan prioritas tahunan pemerintah provinsi. Provinsi Kalimantan Utara sebagai provinsi yang relatif masih
baru
yang
merupakan
pemekaran
dari
Provinsi
Kalimantan Timur (UU No. 20 Tahun 2012), membutuhkan suatu pedoman pembangunan. Pedoman pembangunan tersebut memuat seluruh aspek pembangunan yang dituangkan dalam visi, misi dan arah kebijakan. Dengan semakin cepatnya dan besarnya pengaruh dari pasar global terhadap perkembangan daerah, maka pedoman pembangunan Provinsi Kalimantan Utara diharapkan dapat mengakomodasi rencana pembangunan tahunan. Seperti yang diamanatkan dalam UU No. 25 Tahun 2004 dan UU No. 17 Tahun 2007, pedoman yang dimaksud adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016. Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara pada Tahun 2016 memasuki tahun ketiga masa transisi DOB. Ada banyak tantangan yang sudah dilewati, tapi ada juga harapan yang belum tercapai, terkait kondisi sosial, ekonomi, budaya, infrastruktur serta layanan publik yang lainnya. Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang selanjutnya disebut RKP Daerah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah dengan tahunan. Sebagaimana substansi keberadaannya, dokumen RKP Daerah menjadi suatu kerangka strategis yang menjadi arah terhadap
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
1
setiap upaya, keputusan dan tindakan pembangunan dalam periode jangka pendek. Dalam hal ini Pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Utara belum memiliki dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
maka
RKPD
ini
masih
mengacu
pada
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 dengan arah kebijakan umum RPJMN Tahun 2015-2019 pada upaya, (a). Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inkusif dan berkelanjutan, (b). Meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan, (c).Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan, (d).Peningkatan kualitas lingkungan hidup, mitigasi bencana alam dan perubahan iklim, (e).Penyiapan landasan pembangunan yang kokoh, (f).Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, (g).Mengembangkan dan Memeratakan Pembangunan Daerah Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 dengan Visi Pembangunan yaitu “ INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR”. Dalam mewujudkan visi pembangunan tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional, yaitu : 1.
Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila;
2.
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
3.
Mewujudkan masyarakat yang demokratis berlandaskan hukum;
4.
Mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bersatu;
5.
Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;
6.
Mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
2
7.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional;
8.
Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,
Pemerintah
juga
memperhatikan
komitmen
yang
dibangun
bersama dengan 189 negara anggota Perserikatan BangsaBangsa lainnya untuk mewujudkan Millenium Development Goals (MDGs), yang terdiri : 1.
Menghilangkan angka kemiskinan absolut dan kelaparan;
2.
Memberlakukan pendidikan dasar yang universal;
3.
Mengembangkan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan;
4.
Menurunkan angka kematian anak;
5.
Memperbaiki kesehatan maternal;
6.
Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya;
7.
Menjamin kesinambungan lingkungan hidup;
8.
Membangun kemitraan global untuk pembangunan. Momentum suksesi kepemimpinan di Provinsi Kalimantan
Utara
dimaksud
secara
periodisasi
bersamaan
dengan
berakhirnya periode pemerintahan transisi DOB Kalimantan Utara. Hal ini mengisyaratkan bahwa perlunya disusun kembali skenario masa depan yang dituangkan ke dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Kalimantan
Utara
periode
2016
–
2021
sebagai
perwujudan janji politik Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih dengan tetap berpedoman pada RPJMN periode 2014 – 2019. Momentum inilah yang akan menjadi ruh dari penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 sebagai tahun terakhir menuju kemandirian Provinsi
Kalimantan
Utara
untuk
menyongsong
tahapan
selanjutnya. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
3
Penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara tahun 2016 diupayakan sinergis dan sinkron dengan kebijakan pemerintah melalui 4 (empat) pilar pembangunan, yaitu pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment, mendukung aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi, meningkatkan keterkaitan antar sektor dan antar wilayah, serta memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan
guna
mewujudkan
pembangunan
berkelanjutan. RKPD Provinsi Kalimantan Utara tahun 2016 menjadi landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2016 dan sebagai dasar penyusunan Rancangan APBD Provinsi Kalimantan Utara Tahun Anggaran 2016. Disamping itu juga menjadi
pedoman
penyusunan
RKPD
Tahun
2016
bagi
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Utara. Alur penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
4
PENYUSUNAN RANCANGAN RKPD PROVINSI
PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI
MUSRENBANG RKPD PROVINSI
PERUMUSAN RANCANGAN AKHIR RKPD PROVINSI
PENETAPAN RKPD PROVINSI
Hasil Musrenbangnas RKP/RKP Penelaahan Pokok-pokok pikiran DPRD provinsi
Penelaahan Terhadap RPJMN Pengolahan data dan informasi
Evaluasi Rancangan Awal RKP Nasional.
Analisis Gambaran Umum Kondisi daerah provinsi
Perumusan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah beserta pagu indikatif
Perumusan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah provinsi
Penyelarasan Penyajian Ranc Akhir RKPD
Konsultasi Konsultasirancangan rancangan akhir akhirRKPD RKPDProvinsi Provinsi kekeMendagri Mendagri
dokumen RKPD provinsi tahun berjalan
Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik
Penyelarasan Rencana program dan prioritas daerah beserta Pagu Indikatif
Perumusan hasil Musrenbang RKPD Provinsi
sesuai
Perumusan program prioritas beserta pagu indikatif
Sinkronisasi hasIl Musrenbang RKPD Provinsi Penetapan PerKDH ttg RKPD Provinsi
Verifikasi tidak
RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI ·∙ pendahuluan; ·∙ evaluasi Hasil pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan; ·∙ rancangan kerangka ekonomi daerah Dan kebijakan keuangan daerah; ·∙ prioritas dan sasaran pembangunan daerah; ·∙ rencana program dan kegiatan prioritas
Evaluasi dokumen RKPD provinsi tahun lalu
Pelaksanaan Musrenbang RKPD Provinsi
Integrasi Renja SKPD
Evaluasi kinerja tahun lalu
RPJMD provinsi
Persetujuan rancangan akhir RKPD Provinsi oleh Gubernur
Evaluasi Musrenbang Nas. RKP
Penyelarasan Penyajian Ranc RKPD
Perumusan permasalahan Pembangunan Daerah provinsi
Analisis Ekonomi dan Keuangan Daerah provinsi
Persiapan Penyusunan RKPD Provinsi
Persiapan Musrenbang RKPD
Rancangan Akhir RKPD Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang RKPD Provinsi
Surat Edaran KDH (perihal penyampaian rancangan awal RKPD sebagai bahan penyusunan rancangan renja-SKPD) ·∙ agenda penyusunan RKPD, ·∙ agenda forum SKPD, ·∙ agenda musrenbang RKPD, ·∙ batas waktu penyampaian rancangan renja-SKPD kepada Bappeda
Rancangan Renja-SKPD provinsi
Rancangan RKPD Provinsi ·∙ pendahuluan; ·∙ evaluasi hasil Pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan; ·∙ rancangan kerangka ekonomi daerah Dan kebijakan keuangan daerah; ·∙ prioritas dan sasaran pembangunan daerah; ·∙ rencana program dan kegiatan prioritas daerah.
Penyusunan Rancangan Renja SKPD Provinsi
·∙ pendahuluan; ·∙ Analisis dan evaluasi ; ·∙ Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja RPJMD; ·∙ Rencana kerangka ekonomi daerah dan arah kebijakan keuangan daerah; ·∙ Prioritas dan sasaran pembangunan daerah
PerKDH ttg RKPD Provinsi Rancangan Akhir RKPD ·∙ pendahuluan; ·∙ analisis dan evaluasi; ·∙ evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capain kinerja RPJMD; ·∙ rencana kerangka ekonomi daerah dan arah kebijakan keuangan daerah; ·∙ prioritas dan sasaran pembangunan Daerah ·∙ rencana program dan kegiatan prioritas daerah
Penyusunan KUA dan PPAS
Kesepakatan KesepakatanKUA KUAdan dan PPAS PPASantara antaraKDH KDHdan dan DPRD DPRD
Gambar 1.1. Diagram Alur Penyusunan RKPD Tahun 2016
1.2. Dasar Hukum Penyusunan Dasar hukum penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 adalah : 1.
Undang-Undang
Nomor
28
Tahun
1999
tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi
dan
Nepotisme
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
5
Penyusunan Penyusunan RAPBD RAPBD
3.
Undang-Undang
Nomor
Perbendaharaan
Negara
1
Tahun
(Lembaran
2004
tentang
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5.
Undang-Undang Pemerintahan
Nomor Daerah
32
Tahun
(Lembaran
2004
Negara
tentang Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6.
Undang-Undang
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438); 7.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
6
9.
Undang-Undang Pembentukan
Nomor
Provinsi
20
Tahun
Kalimantan
2012
Utara
Tentang
Tanggal
16
Nopember 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5362); 10.
Undang-Undang Pemerintahan
Nomor
Daerah
23
Tahun
(Lembaran
2014
tentang
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Pemerintahan
Nomor Daerah
23
Tahun
(Lembaran
2014
Negara
tentang Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 11.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
7
15.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan
Pemerintahan
antara
Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 16.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
17.
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4697);
18.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Evaluasi
Tata
Cara
Pelaksanaan
Penyusunan, Rencana
Pengendalian
Pembangunan
dan
Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698); 19.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
20.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
8
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209); 21.
Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20152019;
22.
Peraturan Presiden No. 60 Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016
23.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 24.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang
Pengendalian,
Tahapan, dan
Evaluasi
Tatacara
Penyusunan,
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517). 25.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 470).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
9
1.3. Hubungan Antar Dokumen Dokumen RKPD Provinsi Kalimantan Utara sementara ini masih
mengacu
mengusahakan
dari
untuk
RPJMN tetap
Tahun
selaras
2015-2019
dengan
tujuan
dan RPJP
Pemerintah Pusat Tahun 2005-2025 yang telah memasuki tahap ke III, mengingat hingga Tahun 2015 Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara belum memiliki RPJMD. 1.4. Kaidah Pelaksanaan 1. RKPD Tahun 2016 merupakan rencana kerja pemerintah daerah selama satu tahun dengan mendasarkan potensi yang tersedia, prioritas, target, dan capaian yang telah ditetapkan. 2. Berdasarkan pasal 285 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, perubahan RKPD dapat dilakukan apabila hasil evaluasi pelaksanaan dalam tahun berjalan menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan, meliputi: a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah; b. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan; c. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang - undangan; d. Pergeseran pagu kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
10
1.5. Sistematika Dokumen RKPD RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Pada
bagian
ini
memuat
tentang
latar
belakang
penyusunan dokumen RKPD, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen RKPD, serta maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD Provinsi
Kalimantan
Utara
Tahun
2016.
(1)Latar
Belakang Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD Tahun
2016
dalam
periode
dokumen
RPJMD,
keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD,
Renstra
SKPD,
Renja
SKPD
serta
tindak
lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD. (2) Dasar Hukum
Penyusunan
tentang
dasar
penyusunan
Memberikan
hukum
RKPD,
yang
baik
yang
uraian
ringkas
digunakan
dalam
berskala
nasional,
maupun local. (3) Hubungan Antar Dokumen bagian ini menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya.
(4) Sistematika
Dokumen RKPD Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen
RKPD
serta
garis
besar
isi
setiap
bab
didalamnya. (5) Maksud dan Tujuan Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RKPD dan sasaran
penyusunan
dokumen
RKPD
Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2015. BAB II Evaluasi hasil pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan
Bagian ini menjelaskan tahapan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD
tahun
lalu,
selain
itu
juga
memperhatikan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
11
dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi,
pencapaian
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan, dan permasalahan pembangunan daerah di Provinsi Kalimantan Utara.
(1) Gambaran Umum
Kondisi Daerah Bagian ini menjelaskan dan menyajikan gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi
dan
demografi
serta
indikator
kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah. 2.1.1.
Aspek Geografi dan Demografi
2.1.2.
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.3.
Aspek Pelayanan Umum
2.1.4.
Aspek Daya Saing Daerah
(2) Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2014
Mengemukakan hasil evaluasi
pelaksanaan
dan
program
kegiatan
pembangunan
daerah tahun 2014. BAB III Rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan
perkiraan
mencakup
tahun
indikator
berjalan,
yang
pertumbuhan
antara
ekonomi
lain
daerah,
sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah
yang
perekonomian
diperlukan daerah
dalam
meliputi
pembangunan
pendapatan
belanja daerah dan pembiayaan daerah. Kebijakan Ekonomi Daerah
daerah, (1) Arah
dan (2) Arah Kebijakan
Keuangan Daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
12
BAB IV Prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahun 2016 Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. BAB V Rencana kerja program dan kegiatan prioritas daerah Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi
pembangunan
tahunan,
kedudukan
tahun
rencana (RKPD). BAB VI Penutup Menguraikan tentang pedoman pelaksanaan dan kaidah pelaksanaannya.
1.6. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 adalah untuk: 1.
Menentukan arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2016;
2.
Mewujudkan sinergitas rencana program dan kegiatan prioritaspembangunan daerah tahun 2016. Adapun tujuannya adalah untuk :
1.
Memberikan landasan operasional bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016;
2.
Menjadi landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun
Anggaran
Rancangan
APBD
2016
sebagai
Provinsi
dasar
Kalimantan
penyusunan Utara
Tahun
Anggaran 2016; Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
13
3.
Menjadi pedoman penyusunan RKPD Tahun 2016 bagi kabupaten/ kota di Provinsi Kalimantan Utara;
4.
Menjadi alat untuk menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran,pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
14
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1.
Aspek Geografi
Provinsi Kalimantan Utara adalah provinsi ke 34 di Indonesia yang merupakan Provinsi termuda yang berdiri berdasarkan Undang-undang nomor 20 tahun 2012. Daerah Kalimantan
Utara
terdiri
dari
Empat
Kabupaten,
yaitu
Kabupaten Bulungan beribukota di Tanjung Selor, Kabupaten Malinau beribukota di Malinau, Kabupaten Nunukan beribukota di Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung beribukota di Tideng Pale Serta Satu Kota Tarakan. Provinsi Kalimantan Utara berada di paling utara Pulau Kalimantan dengan luas wilayah total 75.467,70 Km2, terletak antara 114°35'22" dan 118°03'00" Bujur Timur, dan antara 1°21'36" dan 4°24'55" Lintang Utara, berbatasan diutara dengan Negara Malaysia, Khususnya Negara Sabah dan Sarawak, Laut Sulawesi disebelah Timur, Kalimantan Timur di sebelah Selatan, dan Malaysia di sebelah Barat. Iklim di Provinsi Kalimantan Utara beriklim Tropis dan mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedang musim penghujan terjadi pada bulan November sampai dengan bulan April, namun dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim di kalimantan Utara kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama sekali ataupun sebaliknya. Selain itu karena letaknya di daerah khatulistiwa maka iklim di Kalimantan Utara juga dipengaruhi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
15
oleh angin Muson Barat Nopember -April dan Angin Muson Timur Mei-Oktober.
Gambar 1.1. Peta Pembagian Wilayah Provinsi Kalimantan Utara
Secara umum Provinsi Kalimantan Utara beriklim panas dangan suhu pada tahun 2013 berkisar antara 23,9°C di Tanjung Selor pada bulan Februari sampai 33,9°C pada bulan September. Rata-rata suhu terendah adalah 24,1°C di Tanjung Selor dan tertinggi 32,8°C terjadi di Tanjung Selor. Pada beberapa stasiun pengamat memantau kondisi angin di Kalimantan Utara pada tahun 2013, pengamatan menunjukan bahwa kecepatan angin antara 3 sampai 5 knot. Kecepatan tertinggi adalah 5 knot terjadi di Tanjung Selor dan Tarakan, sementara yang terendah adalah 3 knot di Nunukan. 2.1.2.
Aspek Demografi
Penduduk Kalimantan Utara dari tahun ketahun mengalami kenaikan yang cukup berarti. Hal ini dapat dilihat dari hasil sensus penduduk tahun 2012 dan 2013. Pada tahu 2012 jumlah penduduk sebesar 572,5 ribu jiwa meningkat menjadi 295,0 ribu Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
16
jiwa pada tahun 2013. Berarti dalam periode tersebut penduduk Kalimantan Utara telah bertambah sekitar 22,5 ribu jiwa setiap tahunnya. Periode 2012-2013 pertumbuhan di Kalimantan Utara sebesar 3,93 persen dengan Kabupaten Tana Tidung mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 7,34 persen. Tabel. 2.1. Penduduk Menurut Kabupaten / Kota Tahun 2012-2013
No
Kabupaten / Kota
2012
2013
1
Bulungan
119,8
123,0
2
Malinau
68,6
71,5
3
Nunukan
155,7
162,7
4
Tarakan
210,7
218,8
5
Tana Tidung
17,7
19,0
572,5
595,0
Jumlah
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur
Pola persebaran penduduk Kalimantan Utara menurut luas wilayah sangat timpang, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk yang mencolok antar daerah
terutama
antara
kabupaten
dengan
kota.tingkat
kepadatan penduduk Kalimantan Utara adalah 8,49 jiwa/Km2. Tabel. 2.2. Penduduk Kepadatan Kabupaten / Kota Tahun 2012-2013 : Luas Wilayah Daratan No
Kabupaten / Kota
1
Kepadatan
Km2
%
Penduduk /Km2
Bulungan
13.108,33
18,70
9,38
2
Malinau
39.785,93
56,75
1,80
3
Nunukan
13.655,47
19,48
49,18
4
Tarakan
251,81
0,36
868,91
5
Tana Tidung
3.308,40
4,72
1,39
70.109,94
100
8,49
Jumlah
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
17
2.1.3. 1.
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Pertumbuhan PDRB Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi dilakukan terhadap pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank
Dunia,
Indeks
Ketimpangan
Williamson
(Indeks
Ketimpangan Regional), persentase penduduk di atas garis kemiskinan, dan angka kriminalitas yang tertangani. Tabel 2.3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2011-2013 LAPANGAN USAHA
2011
2012
r)
2013
*)
**)
1. PERTANIAN
1,343,820
1,406,973
1,449,078
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
2,151,684
2,505,643
2,445,632
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
1,377,532
1,672,943
1,708,859
652,022
682,297
715,424
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas :
-
-
-
652,022
682,297
715,424
53,564
55,532
57,815
565,249
610,380
661,792
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
1,585,762
1,764,871
1,941,578
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
1,024,021
1,123,296
1,201,825
a. Pengangkutan :
787,963
854,775
900,919
b. Komunikasi :
236,058
268,520
300,907
344,558
381,389
423,120
412,886
450,116
493,830
372,851
407,388
448,010
b. Industri Tanpa Migas : 4. LISTRIK DAN AIR BERSIH 5. BANGUNAN
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum :
40,036
42,728
45,821
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
b. Swasta :
8,133,567
8,980,497
9,390,094
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO @
7,359,415
8,147,797
8,653,321
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
18
Tabel 2.4. Struktur Ekonomi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013-2014 Atas Dasar Harga Berlaku (persen) LAPANGAN USAHA
2011r)
1. PERTANIAN
2012
2013
*)
**)
4.62
4.70
2.99
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
14.07
16.45
(2.40)
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
18.38
21.44
2.15
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
(3.97)
4.64
4.86
INDUSTRI PENGOLAHAN
(3.97)
4.64
4.86
-
-
-
(3.97)
4.64
4.86
4. LISTRIK DAN AIR BERSIH
5.20
3.67
4.11
5. BANGUNAN
7.76
7.98
8.42
10.68
11.29
10.01
9.44
9.69
6.99
a. Industri Migas : b. Industri Tanpa Migas :
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan : b. Komunikasi : 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
8.76
8.48
5.40
11.77
13.75
12.06
11.11
10.69
10.94
8.71
9.02
9.71
8.98
9.26
9.97
JASA PERUSAHAAN 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum :
6.32
6.72
7.24
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
b. Swasta :
8.69
10.41
4.56
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO @
8.85
10.71
6.20
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014 Tabel 2.5 Angka Agregatif PDRB Provinsi Kalimantan Utara, PDRB Perkapita, LPE Sektor Migas, Tingkat Inflasi Tahun 2008-2012 No.
Uraian
2008*
2009**
2010**
2011**
2012**
1.
PDRB Atas Harga Dasar Berlaku (Juta Rp)
42.445.653 48.283.356
57.260.099
63.617.198
70.066.229
2.
PDRB Atas Harga Dasar Konstan (Juta Rp)
18.353.975 19.712.339
21.615.181
23.211.994
24.666.190
3.
PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (Rp)
20.965.082 23.513.743
26.910.584
29.370.875
31.863.087
4.
PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp)
9.065.536
9.599.807
10.158.507
10.716.545
11.217.115
5.
LPE Migas (%)
10,84
7,40
9,65
7,39
6,26
6.
Inflasi (%)
12,49
2,05
7,73
3,21
3,86
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014 Keterangan : *) = angka revisi; **) = angka estimasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
19
Tabel 2.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Utara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Persen) No.
Lapangan Usaha
2012
2013*)
4,70
2,99
1.
Pertanian
2.
Pertambangan dan Penggalian
16,45
(2,40)
3.
Industri Pengolahan
4,64
4,86
4.
Listrik dan Air Bersih
3,67
4,11
5.
Bangunan
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7.
Angkutan dan Komunikasi
8.
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
9.
Jasa-jasa
7,98
8,42
11,29
10,01
9,69
6,99
10,69
10,94
9,02
9,71
PDRB DENGAN MIGAS
10,41
4,56
PDRB TANPA MIGAS
10,71
6,20
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014 Keterangan : *) = angka sementara
2.
Angka Kemiskinan Sedangkan jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Utara dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 2.7 Jumlah dan persentase penduduk miskin seta garis kemiskinan menurut Kabupaten/Kota, 2013 Persentase Penduduk Miskin Garis Kemisikinan Kabupaten/Kota Penduduk (000) (Rp/kapita/Bulan) Miskin (%) Malinau
7,2
10,48
428.015
14,2
12,04
322.878
1,9
10,21
301.852
Nunukan
14,9
9,51
304.856
Tarakan
16,7
7,90
422.050
Bulungan Tana Tidung
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014 Keterangan : *) = angka perbaikan **) = angka sementara
2.1.4. Aspek Kesejahteraan Sosial Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
20
penduduk yang bekerja. Selama lima tahun terakhir, Angka-angka ini menunjukkan tren meningkat, walaupun jika dibandingkan dengan standar yang ada, belum mencapai target dan standar yang ditetapkan.
1.
Pendidikan APS diketahui berdasarkan jumlah murid kelompok usia
pendidikan dasar (7-12 tahun dan 13-15 tahun) yang masih menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar.
Pada tahun 2013, nilai APS tertinggi untuk
jenjang SD/MI adalah Kabupaten Tana Tidung ( 99,58%), dan nilai
terendah
dibandingkan
di
Kabupaten
dengan
nilai
Nunukan
SPM,
maka
(73,15%). hampir
Jika
seluruh
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara sudah melampaui standar SPM (90%), kecuali Kabupaten Nunukan (73,15%). Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam MDG’s tahun 2015 (99%), maka hanya Kabupaten Bulungan (99,14%) dan Kabupaten Tana Tidung (99,58) yang sudah melampauinya, sementara
kabupaten/kota lainnya berada sedikit di bawah
target tersebut, yaitu Kabupaten Malinau (98,26%), dan Kota Tarakan (98,87%). Jika dibandingkan dengan capaian Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012 (99,32%) hanya Kabupaten Tana Tidung yang memiliki nilai lebih tinggi. APS untuk jenjang SMP/MTs pada tahun 2012 tertinggi adalah Kota Tarakan (99,2%), sedangkan APS terendah adalah Kabupaten Nunukan (59.36%). Jika dibandingkan dengan SPM (90%), pada tahun 2012 hanya ada satu kabupaten yang belum dapat melampaui SPM, yaitu Kabupaten Nunukan (59,36%). Sedangkan jika dibandingkan dengan target MDG’s (95%), pada tahun
2012
terdapat
dua
kabupaten
yang
belum
dapat
melampaui target MDG’s, yaitu Kabupaten Nunukan (59,36%) dan Kabupaten Tana Tidung (94,97%). Capaian APS di Provinsi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
21
Kalimantan Utara pada tahun 2012 telah melebihi APS Provinsi Kalimantan
Timur
(96,81%)
khususnya
untuk
Kabupaten
Bulungan (98,72%), Kabupaten Malinau (96,27%), dan Kota Tarakan (99,20%). Tabel 2.8 Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan Tahun 2011 s.d. 2013 Tahun Indikator 2011
2012
2013*
APK SD/Sederajat
108,89
108,8
107,34
APK SLTP/Sederajat
90,62
94,96
95,61
APK SMU/SMK/Sederajat
56,51
62,84
63,79%
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014 Tabel 2.9 Jumlah Peserta Ujian Tahun 2012/2013 s.d. 2013/2014 No
Jenjang Sekolah
2012/2013
2013/2014
1
SMA/SMK/MA
4.066
3.967
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014
Pada tahun 2012 hanya Kabupaten Tana Tidung yang memiliki rasio kelulusan 100%, sedangkan kabupaten/kota lain memiliki capaian antara 79,97%-99,54%. Melihat kecenderungan perkembangan dari tahun 2008-2012, maka terjadi penurunan persentase kelulusan siswa untuk jenjang SD di hampir semua kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara, kecuali untuk Kabupaten Tana Tidung. Jika dibandingkan dengan capaian Provinsi Kalimantan Timur (100%), Kabupaten Malinau (97,34%), Kabupaten Nunukan (99,54%) dan Kota Tarakan (79,97%) masih memiliki angka kelulusan yang lebih kecil. Angka kelulusan jenjang SMP/MTs pada tahun 2012 Kabupaten Tana Tidung menunjukkan nilai capaian angka kelulusan paling tinggi (100%), sementara kabupaten dengan nilai capaian terendah adalah Kota Tarakan (93,18%). Kecenderungan perkembangan dari tahun 2008-2012 terjadi penurunan di Kabupaten Bulungan (dari 99,73% menjadi 98,73%), Kabupaten Malinau (dari 99,29% menjadi 97,81%) dan Kota Tarakan (dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
22
99,24%
menjadi
mengalami
93,18%),
peningkatan
sedangkan
hingga
Kabupaten
99,53%
pada
Nunukan
tahun
2012.
Kabupaten Tana Tidung tetap mencapai angka kelulusan 100% dari tahun 2010-2012. Jika dibandingkan dengan capaian Provinsi Kalimantan Timur (99,46%), hanya Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung yang sudah memiliki capaian lebih tinggi. Pada tahun 2012 kabupaten dengan pencapaian angka kelulusan tertinggi, adalah Kabupaten Tana Tidung (100%) dan yang
terendah
Perkembangan
adalah
dari
tahun
Kabupaten
Malinau
(94,65%).
2008-2012
cenderung
fluktuatif,
Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan menunjukkan kenaikan,
namun
mengalami
Kabupaten
penurunan.
Jika
Malianu
dan
dibandingkan
Kota
capaian
Tarakan Provinsi
Kalimantan Timur tahun 2012 (99,48%), hanya Kabupaten Tana Tidung yang sudah memiliki capaian lebih baik (100%). Tabel 2.10. Angka Lulus Sekolah tahun 2012/2013 s.d. 2013/2014 No 1
Jenjang Sekolah
2012/2013
SMA/SMK/MA
2013/2014
4.052
4.052
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014 Tabel 2.11. Persentase Kelulusan Ujian tahun 2013 s.d. 2014 No 1
Jenjang Sekolah
2012/2013
SMA/SMK/MA
2013/2014
99.89
99.83
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014 Tabel. 2.12. Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan Tahun 2013 s.d. 2014 Tahun Indikator 2011
2012
2013*
APM SD/Sederajat
96,86
96,8
95,84
APM SLTP/Sederajat
66,09
65,98
65,79
APM SMU/SMK/Sederajat
38,31
42,36
45,44%
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
23
2. Kesehatan Pembangunan sektor
kesehatan
merupakan
salah
satu
pembangunan yang sangat strategi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Utara telah menunjukan pencapaian yang positif. Hal ini dapat dilihat dari 2 tabel dibawah ini dimana Jumlah angka kematian bayi dan angka harapan hidup menunjukan hal yang positif. Tabel 2.13. Perkembangan Angka Kematian Bayi Tahun 2011 - 2013 di Provinsi Kalimantan Utara Tahun
Uraian Angka Kematian Bayi
2011
2012
2013
164
189
156
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014 Tabel 2.14. Perkembangan Angka Harapan Hidup Tahun 2011 - 2013 di Provinsi Kalimantan Utara Tahun Uraian Angka Harapan Hidup
2011
2012
2013*)
67,00
67,32
67,30
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka 2014 Keterangan : *) Angka Sementara
3.
Daya Beli Daya beli masyarakat merupakan komponen IPM yang
paling rentan dengan gejolak sosial ekonomi di masyarakat. Tekanan inflasi sepanjang tahun 2014 akibat gejolak harga beberapa komoditas, seperti: kenaikan harga daging sapi, bumbubumbuan dan kenaikan harga BBM ikut menekan daya beli. Tabel 2.15. Pengeluaran Perkapita Menurut Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara Pengeluaran Perkapita disesuaikan Menurut Kabupaten/Kota ; Malinau
000 Rp
656,74
Bulungan
000 Rp
646,03
Nunukan
000 Rp
649,91
Tana Tidung
000 Rp
628,59
Tarakan
000 Rp
656,27
Kalimantan Utara
000 Rp.
647,51
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
24
4.
Ketenagakerjaan
Tabel 2.16. Data Persentase TPAK, TPT dan TKK di Kalimantan Utara Tahun 2013 Kabupaten/Kota
TPAK
(1)
TPT
TKK
(2)
(3)
(4)
Malinau
75,38
9,24
90,76
Bulungan
61,74
8,93
91,07
Nunukan
67,42
10,69
89,31
Tana Tidung
58,48
2,23
97,77
Tarakan
63,17
7,09
92,91
65,30
8,59
91,41
Kalimantan Utara Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur
2.1.5. Aspek Pelayanan Umum Pelayanan umum atau pelayanan publik merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintah dalam upaya pemenuhan
kebutuhan
masyarakat
sesuai
dengan
ketentuan
perundang-undangan. Indikator aspek pelayanan umum terdiri dari fokus layanan urusan wajib, dan fokus layanan urusan pilihan.
A. Fokus Layanan Urusan Wajib I.
Pendidikan Untuk
meningkatkan
pelayanan
pendidikan,
Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara terus melakukan upaya perbaikan, pencapaian bidang pendidikan Provinsi Kalimantan Utara salah satunya ditunjukan dengan tingkat kelulusan siswa yang semakin baik, demikian juga dengan Angka Melek Huruf yang semakin meningkat setiap tahun. Tabel 2.17. Data Indikator Pendidikan Uraian Indikator Pembangunan (1) II. INDIKATOR PENDIDIKAN Angka Melek Huruf (AMH) Malinau Bulungan
Satuan (2)
Persen Persen
2013 (3)
94,59 96,20
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
25
Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara
Persen Persen Persen Persen
95,51 93,91 99,09 96,81
Angka Buta Huruf (ABH) Malinau Bulungan Nunukan Tana Tidung Tarakan
Persen Persen Persen Persen Persen
5,41 3,80 4,49 6,09 0,91
Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas menurut pendidikan yang ditamatkan: a. Tidak/Belum pernah Sekola/Tdk/belum tamat SD b. SD/MI c. SLTP d. SLTA e. Perguruan Tinggi
Persen Persen Persen Persen Persen
24 25 20 25 6
Uraian Indikator Pembangunan Angka Partisipasi Sekolah : Usia : 7-12 tahun Usia : 13-15 tahun Usia : 16-18 tahun Angka Partisipasi Kasar : Sekolah SD Sekolah SLTP Sekolah SLTA Angka Partisipasi Murni : Sekolah SD Sekolah SLTP Sekolah SLTA Rasio Murid terhadap Guru menurut: a. SD b. SLTP c. SLTA
Satuan
2013
Persen Persen Persen
99,57 96,21 72,40
Persen Persen persen
108,86 84,60 85,37
Persen Persen persen
96,69 73,34 65,02
Murid/guru Murid/guru Murid/guru
12 10 13
Persentase Angka putus sekolah menurut kelompok umur: a. Umur 7-12 tahun/SD b. Umur 13-15 tahun/SLTP c. Umur 16-18 tahun/SLTA
Persen Persen Persen
0,14 3,35 27,59
Penduduk 10 tahun ke atas menurut partisipasi sekolah: a. Tidak/belum pernah sekolah b. Masih Sekolah c. Tidak bersekolah lagi
Persen Persen Persen
Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut partisipasi sekolah: d. Tidak/belum pernah sekolah e. Masih Sekolah f. Tidak bersekolah lagi
Persen Persen Persen
Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut partisipasi sekolah: g. Tidak/belum pernah sekolah h. Masih Sekolah i. Tidak bersekolah lagi
Persen Persen Persen
Kab. Malinau
Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut partisipasi sekolah: j. Tidak/belum pernah sekolah k. Masih Sekolah l. Tidak bersekolah lagi
Persen Persen
4,5 21,85 73,65 Kab. Bulungan 4,67 21,79 73,54 Kab. Nunukan 5,52 23,44 71,04 Kab. Tana Tidung 7,08 18,66
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
26
Persen Penduduk 10 tahun ke atas menurut partisipasi sekolah: m. Tidak/belum pernah sekolah n. Masih Sekolah o. Tidak bersekolah lagi
Persen Persen Persen
Jumlah dan % Murid yang lulus UAN : - SD - SLTP - SMU - SMK
Persen Persen Persen Persen
Uraian Indikator Pembangunan
a. b. c. d. e. f.
1,01 23,29 75,70 10680/100 % 8118/97,93 % 3993/97,92 % 2069/97,64 %
2013 Satuan
Malinau
Bulungan
(1) (2) (3) (4) Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut kemampuan baca tulis : Persen 68,54 54,31 Huruf latin Persen 0,15 1,50 Huruf lainnya Persen 1,48 Huruf latin dan Arab 24,80 37,57 Huruf latin dan arab dan Persen lain Persen 0,11 0,66 Huruf latin dan lainnya Persen 1,00 0,67 Tidak bisa Persentase penduduk Laki-laki 10 tahun ke atas menurut kemampuan baca tulis
Persen 70,36 66,37 Huruf latin Persen 0,21 0,07 Huruf lainnya Persen Huruf latin dan Arab 25,97 23,42 Huruf latin dan arab dan Persen lain Persen 0,03 0,20 e. Huruf latin dan lainnya Persen 1,09 0,89 f. Tidak bisa Persentase penduduk Perempuan 10 tahun ke atas menurut kemampuan baca tulis Persen 66,37 68,54 a. Huruf latin Persen 0,07 0,15 b. Huruf lainnya Persen c. Huruf latin dan Arab d. Huruf latin dan arab dan Persen 23,42 24,80 lain Persen 0,20 0,11 e. Huruf latin dan lainnya Persen 0,89 1,00 f. Tidak bisa APS Laki Persen 98,84 99,97 laki+Perempuan 7-12 APS Laki Persen 97,31 95,46 laki+Perempuan 13-15 a. b. c. d.
74,26 Kota Tarakan
Nunukan (5)
Tana Tidung (6)
Tarakan (7)
60,17 0,63 0,67 33,73
69,35 0,61 0,52 22,87
31,38 0,43 65,78
0,23 0,09
0,02 0,56
0,74 0,77
68,54 0,15 24,80
58,16 1,10 0,86 35,87
49,81 1,96 2,21 39,57
0,11 1,00
0,90 0,45
0,37 0,93
58,16 1,10 0,86
49,81 1,96 2,21
54,31 1,50 1,48
35,87
39,57
37,57
0,90 0,45
0,37 0,93
0,66 0,67
99,98
99,62
99,22
95,38
97,70
96,69
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
27
2013
Uraian Indikator Pembangunan
Satuan
Malinau
Bulungan
Nunukan
Tana Tidung
Tarakan
INDIKATOR PENDIDIKAN ANAK Persentase anak usia dibawah 18 tahun Laki-Laki
Persen
37,91
38,11
39,33
32,06
36,39
Perempuan
Persen
40,86
39,93
40,46
40,18
38,10
Lakilaki+Perempuan
Persen
39,28
38,96
39,86
35,71
37,20
Persentase anak usia diatas 18 tahun Laki-Laki
Persen
62,09
61,89
60,67
67,94
63,61
Perempuan
Persen
59,14
60,07
59,54
59,82
61,90
Lakilaki+Perempuan
Persen
60,72
61,04
60,14
64,29
62,80
Anak Usia 0-6 Tahun : a. pernah mengikuti pendidikan pra sekolah b. Sedang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah c. Tidak Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah
Persen
7,16
13,89
10,57
5,98
3,20
Persen
9,53
18,97
7,80
19,06
11,98
Persen
83,31
67,14
81,64
74,96
84,82
Jenis Pendidikan Yang Pernah /Sedang diikuti : a. TK/BA/RA
Persen
71,86
56,84
56,29
50,91
87,22
b. PAUD
Persen
-
2,71
-
-
-
Persen
0,99
1,62
-
0,55
-
Persen
11,01
15,73
7,19
19,05
-
c. Kelompok Bermain d. Taman Penitipan Anak
Status Anak Usia 7-17 Tahun: a. Belum/tidak pernah sekolah b. Putus Sekolah c. Masih Sekolah
Persen
0,34
-
0,44
0,20
-
Persen
95,12
98,17
93,08
95,93
96,70
Persen
4,54
1,83
6,47
3,88
3,30
Anak Yang Masih Sekolah a. Sekolah SD/SDLB
Persen
68,25
66,22
61,83
70,01
61,05
b. M.Ibtidaiyah
Persen
-
-
0,04
0,40
0,24
c. SMP/SMPLB
Persen
19,22
21,15
24,17
21,47
22,54
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
28
II.
d.M.Tsanawiyah
Persen
0,50
-
0,25
-
0,88
e.SMA/SMLB
Persen
12,03
7,24
9,72
8,12
13,18
f.M.Aliyah
Persen
-
-
1,19
-
0,31
g.SMK
Persen
-
5,39
2,18
-
1,79
Kesehatan Tabel 2.18 Data Indikator Kesehatan
Uraian Indikator Pembangunan
2013 Satuan
Malinau
INDIKATOR KESEHATAN Kelahiran Balita ditolong Persen oleh Dokter Kelahiran Balita ditolong Persen oleh Bidan Kelahiran Balita ditolong Persen oleh Tenaga Medis lainnnya Kelahiran Balita ditolong Persen oleh Dukun terlatih Kelahiran Balita ditolong Persen oleh famili/kel. Persentase wanita usia produkstif (15-49 partisipasinya dalam ber KB: a. Sedang menggunakan Persen alat KB b. Pernah Menggunakan Persen Alat KB c. Tidak pernah Persen menggunakan alat KB
III.
Bulungan
Nunukan
Tana Tidung
Tarakan
24,62
12,22
2,59
18,87
23,48
58,51
67,65
35,66
50,37
72,42
0,28
-
1,74
-
-
14,80
15,25
7,68
30,75
3,07
1,79
4,88
52,33
-
1,03
60,45
58,07
59,06
64,39
54,49
19,68
23,89
20,60
19,95
23,59
19,87
18,05
20,34
15,66
21,92
th) dan
Pekerjaan Umum Dalam urusan pekerjaan umum, pelayanan prasarana dan sarana infrastruktur masih belum maksimal, karena keterbatasan kewenangan pemerintah Provinsi. Tabel 2.19 Data Perkembangan Kondisi Jalan 2012-2013 Perkembangan Kondisi Jalan Kaltara A. Panjang Jalan Nasional 1. Jalan Beraspal 2. Jalan Aggregat 3. Jalan Tanah 4. Lainnya 5. Kondisi Jalan a. Baik b. Sedang c. Rusak
2012
2013
423,46 177,80 23,22 -
482.82 14.02 127.64 -
366,82 187,78 56,00
425.54 131.36 34.15
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
29
d. Rusak Berat 1. Jalan Beraspal 2. Jalan Aggregat 3. Jalan Tanah 4. Lainnya 5. Kondisi Jalan a. Baik b. Sedang c. Rusak d. Rusak Berat
IV.
13,87 B. Panjang Jalan Provinsi 127,00 7,00 -
33.44 253.50 45.00 84.10 68.00
125,00 9,00 -
153.50 48.00 200.40 48.70
Penataan Ruang Pengaturan terkait rencana tata ruang Provinsi Kalimantan Utara telah berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan Draft RTRW telah sampai pembahasan akhir dengan menunggu Kajian Lingkungan Hidup dari pihak BLH Provinsi. Guna meningkatkan pelayan bidang penataan ruang, telah disusun juga beberapa Masterplan yang bekerjasama dengan pihak Universitas termuka di Tanah air, hasil dari penyusunan masterplanmasterplan ini diharapkan dapat berguna bagi pengambilan keputusan dibidang penataan ruang Provinsi.
V.
Perhubungan dan Komunikasi Sebagian besar diwilayah di Kalimantan Utara masih berada di posisi yang terpencil yang akses jalan menuju ke ibukota kecamatankecamatan belum memiliki jalan yang layak, sehingga ketergantungan transportasi udara sangat tinggi. Tabel 2.20. Data Kondisi Bandar Udara Kalimantan Utara
No 1
Kabupaten/ Kota Malinau
2 3 4 5 6
Long Nawang Mahak Baru
Panjang Landasan 450 x 20 590 x 17
Kayan Selatan
Long Data Long Long Long
800 420 430 360 850
Pujungan Bahau Hulu Malinau Mentarang Hulu Tanjung Selor Tanjung Palas Barat Peso Bunyu Krayan Krayan Selatan
Long Sungai Barang Long Pujungan Long Alango Kol. RA. Bessing Long Pala Tanjung Harapan Kaburau Long Bia Pulau Bunyu Yuvai Semaring Ba’ Binuang
Kecamatan Kayan Hulu Sungai Boh
Kayan Hilir
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Bulungan
Nunukan
Nama Lapangan
Lebusan Dian Sule Metun Ampung
Pesawat
360 x 20
CESSNA 206, KODIAK CESSNA 206, AIR VAN, KODIAK CESSNA 206, KODIAK CESSNA 206, KODIAK CESSNA 206, KODIAK CESSNA 206, KODIAK CASSA 212, CESSNA 206, KODIAK CESSNA 206, KODIAK
350 x 20 330 x 20 1.484 x 30 340 x 20 1 200 1 000 400 900 1500 x 30 700 x 20
CESSNA 206, KODIAK CESSNA 206, KODIAK ATR 42, CASSA 212 CESSNA 206, KODIAK ATR-42 BN-2A C-185 Dash-7 C - 212 C – 280B
x x x x x
30 18 20 15 23
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
30
19 20 21
VI.
Long Layu Nunukan Juwata
Nunukan Tarakan
Tarakan
820 x 26 1110 x 23 2500 x 45
C – 280B ATR 42 Boing, Airbus, Perintis
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tabel 2.21. Data Pekerjaan
Golongan Konsumen
VIII.
2013VII.
2012
1. A B R I 2. Pegawai Negeri 3. Pegawai Otonom 4. Kementrian Sosial 5. Kementrian Hukum & HAM 6. Bina Tuna Warga 7. Kementrian Tenaga Kerja & Transmigrasi 8. P N / P N P 9. Cadangan Beras Pemerintah untuk OPM 10. Cadangan Beras Pemerintah untuk Bencal 11. Cadangan Beras Pemerintah untuk OPK 12. Pasaran Umum 13. Karyawan BULOG 14. Raskin 15. Rasda 16. Beras Turun Mutu 17. Untuk Di Olah Kembali 18. Susut 19. Move Lokal 20. Lain-lain Jumlah
40 751 34 109 41 108 31.026 434 -
7.411 127.000 250.750 85.010 18.750 3.749.580 -
900.000 32.543
6.075.896
Koperasi,Perindustrian Perdagangan Pertambangan Dan Energi Tabel 2.22. Kondisi Koperasi Kalimantan Utara
Kabupaten/Kota 1. Malinau 2. Bulungan 3. Tana Tidung 4. Nunukan 5. Tarakan Kalimantan Utara
IX.
2012
2013
90 124 31 276 183 704
90 140 31 276 188 725
Penanaman Modal Penanaman modal merupakan sumber pertumbuhan ekonomi sebuah wilayah. Oleh karena itu upaya akumulasi modal merupakan concern setiap pemerintah, dapat digambarkan pada table dibawah ini: Tabel 2.23. Rencana Proyek PMA Di Kalimantan Utara 2012 – 2013
Tahun
2012 2013
Jumlah Proyek
Modal (000.000 Rp)
44 46
15.876,90 16.876,65
Tenaga Kerja Indonesia
Asing
2,816
-
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
31
Realisasi PMA 2012-2013 masih merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Timur,seperti dapat dilihat pada tabel: Tabel 2.24. Realisasi Proyek PMA Di Kalimantan Utara Tahun 2012 – 2013
Tahun
Jumlah Proyek
Modal (000.000 Rp)
31 34
13.564,87 15.876,12
2012 2013
X.
Tenaga Kerja Indonesia
Asing
2,271
38
Ketenagakerjaan Persentase jumlah pencari kerja yang ditempatkan dan jumlah pencari kerja memperoleh informasi kesempatan kerja mengalami kenaikan selama tiga tahun terakhir. Porsi terbesar adalah dibidang Pertanian dan disusul dengan Bidang Jasa-jasa. Tabel 2.25. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Provinsi Kalimantan Utara (%)
Lapangan Pekerjaan Utama
2013
Pertanian Pertambangan Dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan, Hotel Dan Restoran Angkutan Dan Komunikasi Keuangan, Real Estate Dan Jasa Perusahaan Jasa jasa Total
37,76 6,46 4,19 0,85 7,44 13,08 6,32 2,00 21,90 100,00
2.1.6. Aspek Daya Saing Daerah 2.1.4.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tabel 2.26. Laju Pertumbuhan PDRB (%) dengan MigasADHK2000 Menurut Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2011-2013 KABUPATEN/KOTA
2011*
2012
2013
10,26
11,18*)
9,03*)
Kab. Bulungan
6,06
9,39
9,62
Kab.Nunukan
6,72
7,92
7,98
Kab. Tana Tidung
7,46
7,68
7,84
Kota Tarakan 7,63 6,80 Sumber Data : BPS Provinsi Kalimantan Utara * = angka sangat sementara
6,67
Kab.Malinau
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
32
2.1.4.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tabel 2.27. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2011-2013 Tahun
2011
(1)
(2)
2012
2013
(3)
Dengan Migas Harga 34.072,51 Berlaku Tanpa Migas 32.952,19 Dengan Migas Harga 8.133,57 Konstan Tanpa Migas 7.359,42 Pertumbuhan Ekonomi 8,69 Dengan Migas (%) Pertumbuhan Ekonomi Tanpa 8,85 Migas (%) Sumber Data : BPS Provinsi Kalimantan Utara * = angka sangat sementara
(4)
39.315,38 38.096,62 8.980,50 8.147,80
41.942,66 40.874,61 9.390,09 8.653,32
10,41
4,56
10,71
6,20
Sedangkan Peningkatan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku dan PDRB per kapita atas harga konstan, sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut : Tabel 2.28. PDRB per Kapita Tahun 2011-2013 Tahun Indikator
2011
2012
2013*
PDRB perkapita ADHB (Rp)
30.967.427
32.433.905
35.575.177
PDRB perkapita ADHK (Rp)
11.081.071
11.523.143
12.359.990
Sumber data : BPS Provinsi Kalimantan Utara
2.2 .
Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2015
A. Gambaran Umum RKPD dan APBD Tahun 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2015 disahkan sebagai dokumen Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Utara Nomor 16 Tahun 2014, tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015. Tujuan
penyusunan
mewujudkan program
RKPD
tahun
pembangunan
2015
adalah
untuk
Provinsi Kalimantan Utara
sebagai Daerah Otonomi Baru yang terintegrasi dan berkelanjutan sesuai amanat Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
33
Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan: 1.
Memberikan jaminan kepastian kebijakan sebagai komitmen Pemerintah melalui
dalam
penjabaran
penyelenggaran rencana
urusan
strategis
Pemerintahan
ke
dalam
rencana
operasional dan memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan
strategis
jangka
menengah
dengan
tujuan
perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah; 2.
Memberikan gambaran mengenai proyeksi Rencana Kerangka Ekonomi Daerah tahun 2015 sebagai patokan dalam penyusunan rencana pendapatan yang akan digunakan untuk mendanai belanja dan pembiayaan pembangunan daerah;
3.
Mengarahkan (stakeholders) menyusun
kepada
seluruh
pembangunan
perencanaan
pemangku
daerah
dalam
pembangunan
dan
kepentingan merumuskan, memfasilitasi
partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah tahun 2015; 4.
Menyatukan tujuan kegiatan semua SKPD melalui penetapan target Penetapan Kinerja (Tapkin) dalam rangka pencapaian visi dan misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, sehingga RKPD ini bisa menjadi instrumen bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ), Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
(LPPD)
dan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD); dan 5.
Menetapkan program prioritas untuk masing-masing urusan pemerintahan dalam rangka pencapaian target Penetapan Kinerja (Tapkin) Berdasarkan hasil evaluasi terhadap dokumen RKPD, terdapat 90
program berupa Belanja Langsung (BL) yang harus dilaksanakan pada Tahun 2014. Program ini seluruhnya terlaksana melalui APBD Tahun 2014. Program dalam RKPD ini kemudian dijabarkan menjadi 603 kegiatan, sementara dalam APBD terdapat 603 kegiatan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
34
Total Anggaran belanja langsung yang diusulkan oleh seluruh SKPD dalam RKPD 2015 adalah sebesar Rp. 10,206,592,663,961.00 (Sepuluh Trilyun Dua Ratus Enam Milyar Lima Ratus Sembilan Puluh Dua Juta Enam Ratus Enam Puluh Tiga Ribu Sembilan Ratus Enam Puluh Satu Rupiah), dengan rincian terlampir. 2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan di Kalimantan Utara hingga saat ini dapat diuraikan berdasarkan urusan sebagai berikut: 1.
Pendidikan Permasalahan pada Urusan Pendidikan adalah rawan Drop Out (DO) yang didominasi anak SD dan SMP; kurangnya sarana dan prasarana
pendukung
dan
penunjang
pendidikan;
belum
optimalnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan 2.
Kesehatan Permasalahan
pada
Urusan
Kesehatan
adalah:
belum
optimalnya perencanaan sumber daya manusia bidang tenaga kesehatan, sarana dan prasarana baik secara kuantitatif maupun
kualitatif;
kurang
meratanya
penyebaran
tenaga
kesehatan di Kalimantan Utara yang penempatannya masih terkonsentrasi
di
wilayah
perkotaan;
masih
rendahnya
kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara lingkungan sehat serta masih kurangnya pendekatan preventif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 3.
Lingkungan Hidup Permasalahan pada Urusan Lingkungan Hidup, masih sering terjadi banjir lintas wilayah di Tanjung Selor, Malinau dan Tarakan. Secara garis besar permasalahan lingkungan hidup diakibatkan oleh tekanan penduduk yang tinggi, khususnya terjadinya konversi lahan untuk perkebunan dan masalahmasalah yang diakibatkan oleh kurang memadainya pengaturan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
35
industri dalam penanganan limbah cair, gas, bahan beracun dan berbahaya. 4.
Pekerjaan Umum Permasalahan pada Urusan Pekerjaan Umum, belum tuntasnya pembangunan jalan trans Kalimantan serta jalan di Wilayah Perbatasan, serta perkembangan Bandara Internasional Juwata, Bandara Tanjung Harapan sebagai bandara di Ibukota Provinsi serta Bandara di Malinau dan Nunukan sebagai Bandara di Wilayah Perbatasan. Permasalahan pada aspek infrastruktur sumber daya air dan irigasi, antara lain: (1) Pembangunan sumber daya strategis belum terlaksana secara optimal; (2) Bencana banjir dan kekeringan juga masih terus terjadi antara lain akibat menurunnya kapasitas infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara sungai karena sedimentasi yang tinggi; dan (3) Kondisi jaringan irigasi juga belum memadai mengingat jaringan irigasi dalam kondisi rusak berat dan ringan. Permasalahan lain yaitu masih rendahnya akses masyarakat terhadap prasarana air minum yang memenuhi syarat baik di perkotaan maupun di perdesaan, antara lain disebabkan oleh makin terbatasnya sumber air baku untuk air minum.
5.
Penataan Ruang Permasalahan pada Urusan Penataan Ruang, tingginya alih fungsi lahan produktif. Belum ditetapkannya RTRW Provinsi Kalimantan Utara. Secara umum sistem kota hampir seluruhya mengalami masalah dalam penyediaan sistem sarana dan prasarana.
6.
Perencanaan Pembangunan Permasalahan pada Urusan Perencanaan adalah sinkronisasi dokumen rencana pembangunan antar pusat dan daerah belum Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
36
optimal; kualitas dan kuantitas sumberdaya perencanaan masih rendah. 7.
Perumahan Permasalahan pada Urusan Perumahan, hingga saat ini tingkat okupansi rumah berkategori sehat di Kalimantan Utara masih rendah. Sebaran penduduk yang kurang merata menyebabkan pembangunan
kawasan
terkonsentrasi
dalam
tidak jumlah
seimbang.
Penduduk
masih
besar
sejumlah
daerah
di
Perkotaan . 8.
Kepemudaan dan Olahraga Permasalahan pada Urusan Kepemudaan dan Olahraga adalah Terbatasnya sarana dan prasarana olahraga untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda.
9.
Penanaman Modal Permasalahan pada Urusan Penanaman Modal adalah kualitas infrastruktur pendukung investasi masih belum memadai dan belum merata; kepastian hukum dan jaminan keamanan berusaha belum optimal.
10.
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Permasalahan
pada
Urusan
Koperasi,
Usaha
Kecil
dan
Menengah adalah rendahnya SDM, akses pasar, penggunaan Teknologi Tepat Guna (TTG), akses pembiayaan, informasi dan kelembagaan; rendahnya inovasi dan pengembangan produk 11.
Kependudukan dan Catatan Sipil Permasalahan pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil adalah penduduk migran belum terdokumentasikan secara baik; pengendalian penduduk belum optimal.
12.
Ketenagakerjaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
37
Permasalahan pada Urusan Ketenagakerjaan adalah kualitas tenaga kerja masih rendah; tingginya tingkat pengangguran terbuka
usia
muda
dengan
pendidikan
SMA
ke
bawah;
rendahnya akses terhadap lapangan kerja; tingginya tingkat pertumbuhan angkatan kerja baru dan arus migrasi masuk. 13.
Ketahanan Pangan Permasalahan pada Urusan Ketahanan Pangan adalah belum seluruh
Kabupaten/Kota
di
Kalimantan
Utara,
memiliki
Kelembagaan Ketahanan Pangan yang memadai (setingkat eselon II) sehingga pelaksanaan program belum berjalan secara sinergis
dan
membentuk
optimal;
Dewan
belum
Ketahanan
semua Pangan
Kabupaten/Kota sebagaimanan
di
amanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 Tentang Dewan Ketahanan Pangan, sementara yang sudah terbentukpun belum berfungsi sebagaimana mestinya. 14.
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Permasalahan pada Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah jumlah populasi wanita rawan sosial ekonomi yang ditangani tidak seimbang dengan jumlah populasi yang ada; masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pelaporan peristiwa tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan korban trafficking sehingga data dan penanganan korban sulit dijangkau; meningkatnya permasalahan
sosial
perempuan
dan
anak
belum
dapat
ditangani secara optimal karena fasilitas sarana prasarana rumah perlindungan/rumah aman bagi perempuan dan anak masih terbatas. 15.
Perhubungan Permasalahan
pada
Urusan
Perhubungan,
belum
berkembangnya sistem transportasi masal dan integrasi antar Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
38
moda angkutan; masih kurangnya fasilitas perlengkapan jalan belum tersedianya pelabuhan laut internasional dan belum optimalnya pelabuhan yang ada dalam melayani pergerakan orang dan barang antar pulau. 16.
Komunikasi dan Informatika Permasalahan pada Urusan Komunikasi dan Informatika adalah pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam penyelenggaraan pemerintah belum optimal; penyebarluasan informasi terkait kebijakan pemerintah belum optimal.
17.
Pertanahan Permasalahan pada Urusan Pertanahan adalah banyaknya tanah belum bersertifikat.
18.
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Permasalahan utama adalah pendidikan politik masyarakat masih rendah; terdapat potensi gangguan terhadap ketentraman dan ketertiban masyarakat; sinergitas berbagai stakeholder dalam
penyelenggaraan
pemeliharaan
ketentraman
dan
ketertiban masyarakat di Kalimantan Utara belum optimal; sarana dan prasarana operasional Satlinmas dan penanganan di daerah bencana masih kurang. 19.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Keuangan daerah, Kepegawaian dan Persandian Permasalahan pada Urusan Otonimi Daerah, Pemerintahan Umum, Keuangan Daerah, Kepegawaian dan Persandian adalah belum sinkronnya implementasi peraturan antara tingkat pusat dan daerah; kelembagaan pemerintah masih belum sepenuhnya melaksanakan prinsip good governance; masih rendahnya kapasitas dan profesionalisme sumberdaya manusia aparatur; proses P3D asset dari Kalimantan Timur ke Kalimantan Utara Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
39
belum selesai; sumber pendapatan daerah dari BUMD masih terbatas;
pelayanan
publik
masih
belum
sesuai
harapan
masyarakat; belum optimalnya penerapan standar operasional prosedur untuk tiap-tiap proses penyelenggaraan perizinan dan adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia baik kualitas maupun kuantitas. Serta terbatasnya Sarana dan Prasarana kerja yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan program termasuk aplikasi sistem informasi dan komunikasi yang dimiliki masih belum memadai dalam memperlancar pelayanan publik 20.
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Permasalahan pada Urusan Pemberdayaan masyarakat dan Desa adalah minimnya sarana dan prasarana di pedesaan; belum optimalnya fungsi kelembagaan dan kualitas aparatur desa;
rendahnya
kemampuan
masyarakat
desa
dalam
mengakses kesempatan berusaha; rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa akan potensi alam dan budaya desanya. 21.
Sosial Permasalahan
pada
Urusan
Sosial
adalah
kecenderungan
peningkatan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). 22.
Kebudayaan Permasalahan
pada
Urusan
Kebudayaan
adalah
masih
rendahnya apresiasi dan perlindungan terhadap budaya lokal; kurangnya eksplorasi dan inventarisasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal Kalimantan Utara; belum terbentuknya skema implementasi
nilai-nilai
budaya
dan
kearifan
lokal
pada
tingkatan sosial di Kalimantan Utara; rendahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya lokal, dan sejarah Lokal; masih Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
40
kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan latar belakang seni sehingga pengelolaan aspek kesenian dirasakan belum optimal. 23.
Statistik Permasalahan pada Urusan Statistik adalah masih rendahnya akses
masyarakat
terhadap
data
statistik;
referensi
data
sarana
dan
pembangunan yang beragam 24.
Kearsipan Permasalahan
utama
adalah
keterbatasan
prasarana pengelolaan kearsipan 25.
Perpustakaan Permasalahan pada Urusan Perpustakaan adalah keterbatasan sarana dan prasarana; keterbatasan tenaga fungsional pengelola perpustakaan
26.
Perikanan dan Kelautan Permasalahan pada Urusan Perikanan dan Kelautan adalah masih rendahnya kualitas SDM; terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana perikanan tanagkap; kurangnya kapasitas kelembagaan produksi dan pemasaran; (4) Kurangnya tenaga penyuluh.
27.
Pertanian Permasalahan pada Urusan Pertanian adalah masih terbatasnya tenaga penyuluh pertanian; rusaknya kondisi infrastruktur jalan, kesuburan lahan dan irigasi ke sentra produksi; tingginya konversi lahan pertanian dan tidak jelasnya status lahan HGU di Kalimantan Utara; rendahnya perlindungan terhadap petani produsen;
aksesibilitas
petani
terhadap
sarana
produksi,
pemasaran dan permodalan terbatas; masih tingginya impor bahan pangan (daging, beras, dan hortikultura); masih tingginya Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
41
kehilangan
hasil
produksi
pertanian;
ketersediaan
benih
bersertifikat; keterbatasan SDM. 28.
Kehutanan Permasalahan pada Urusan Kehutanan adalah masih kurang tersedianya
sarana
dan
prasarana
dalam
pengembangan
Kehutanan 29.
Perindustrian Permasalahan utama pada Urusan Perindustrian kurangnya pemahaman manfaat dari legalitas, standardisasi dan sertifikasi produk; masih rendahnya kreativitas dan inovasi yang dimiliki oleh pengusaha IKM kerajinan; masih kurangnya perhatian di bidang
kualitas
dan
desain
produk
oleh
sebagian
besar
pengusaha. 30.
Perdagangan Permasalahan pada Urusan Perdagangan adalah: terbatasnya sarana perdagangan/distribusi; kurang memadainya jumlah maupun kualitas SDM; kebijakan yang mengatur mata rantai perdagangan sektor hulu dan hilir tidak jelas; SDM yang menangani Perlindungan Konsumen masih kurang memadai.
31.
Pariwisata Permasalahan pendukung
pada
Urusan
pariwisata
dan
Pariwisata
adalah
infrastruktur
fasilitas
pariwisata,
aksesibilitas menuju obyek wisata dan pengemasan kawasankawasan wisata di Kalimantan Utara belum memadai; upaya promosi yang masih belum terintegrasi baik dengan Pemerintah Pusat,
antar
instansi
pemerintah
di
provinsi,
assosiasi
pariwisata maupun industri pariwisata; perlu ditingkatkan penyebaran bahan promosi cetak, perluasan media campaign melalui elektronik, meningkatkan kegiatan melalui event di Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
42
dalam
dan
luar
negeri,
dukungan
sarana
promosi
yang
representative, meningkatkan kerjasama program pemasaran dan melanjutkan diplomasi budaya dan pariwisata. 32.
Energi dan Sumber Daya Mineral Permasalahan pada Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral, belum optimalnya cakupan pelayanan elektrifikasi rumah, terbatasnya pemanfaatan energi baru terbarukan, serta belum optimalnya konservasi energi dan sumber daya mineral. Faktorfaktor penghambat penyediaan energi listrik di Kalimantan Utara diantaranya kondisi geografis Provinsi Kalimantan Utara yang berupa hutan, tidak meratanya pusat-pusat beban listrik, rendahnya tingkat permintaan listrik di beberapa wilayah. Sementara permasalahan pemanfaatan energi baru terbarukan khususnya PLTA Sei Kayan dan Sei Mentarang adalah belum selesainya masalah status lahan.
33.
Ketransmigrasian Permasalahan pada Urusan Ketransmigrasian adalah kesiapan tempat transmigran tidak sesuai dengan yang diharapkan; kesiapan
sumber
daya
manusia
yang
dikirim
menjadi
transmigran.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
43
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1.
ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Struktur perekonomian Kaltara sebagai provinsi ke-34 memiliki
persentase sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang relatif kecil pada tahun 2012. Persentase sumbangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltara terhadap PDB Indonesia hanya sebesar 0,3%. Hal tersebut merupakan persentase yang paling kecil diantara seluruh provinsi yang ada di Pulau Kalimantan (Tabel 3.1).
Kendati
terhadap PDB Indonesia
masih
demikian,
sumbangan
Kaltara
lebih tinggi daripada Provinsi
Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara. Tiga provinsi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat, dengan persentase masing–masing sebesar 17,8%, 15,6%, dan 14,5%. Tabel.3.1. Sumbangan Masing-masing PDRB Provinsi terhadap PDB Indonesia Tahun 2012
Provinsi
Pangsa
Provinsi
Pangsa
Aceh
1,5% Kalimantan Barat
1,3%
Sumatera Utara
5,3% Kalimantan Tengah
0,8%
Sumatera Barat
1,7% Kalimantan Selatan
1,4%
Riau
4,2% Kalimantan Timur
4,8%
Jambi
0,8% Kalimantan Utara
0,3%
Sumatera Selatan
2,9% Sulawesi Utara
0,8%
Bengkulu
0,4% Sulawesi Tengah
0,8%
Lampung
1,7% Sulawesi Selatan
2,4%
Kep. Babel
0,5% Sulawesi Tenggara
0,6%
Kep. Riau
1,9% Gorontalo
0,1%
DKI Jakarta
17,8% Sulawesi Barat
0,2%
Jawa Barat
14,5% Nusa Tenggara Barat
0,8%
Jawa Tengah
8,4% Nusa Tenggara Timur
0,6%
DI.Yogyakarta
0,9% Maluku
0,2%
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
44
Jawa Timur
15,6% Maluku Utara
0,1%
Banten
4,0% Papua Barat
0,5%
Bali
1,3% Papua
0,9%
Sumber: Diolah Dari BPS (2013)
Sumbangan sektor terbesar bagi 2012-2014 didominasi oleh pertambangan restoran, (3)
empat
PDRB Kaltara selama
sektor,
yaitu: (1)
sektor
dan perminyakan, (2) sektor perdagangan dan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan
perikanan, dan (4) sektor industri pengolahan. PDRB Kalimantan Utara menurut penggunaan pada tahun 2013, masih didominasi oleh komponen ekspor impor dengan kontribusi
50,14
persen
(net
ekspor).
Disusul
pengeluaran
pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 21,17 persen dan pengeluaran untuk komsumsi rumah tangga yaitu 19,44 persen. Sedangkan pertumbuhan untuk semua komponen tahun 2013 mengalami percepatan dibanding tahun sebelumnya kecuali pada penggunaan perubahan inventori dan ekspor impor. Tahun 2013, sektor
pertambangan dan
perminyakan mendominasi PDRB
Kaltara dengan kontribusi sebesar 47,4%. Hal ini disebabkan, karena usaha pertambangan dan perminyakan yang ada di Kaltara merupakan sektor yang telah memainkan peranan penting sebelum adanya pemekaran wilayah dari Provinsi Kaltim. Sektor industri pengolahan merupakan sektor terpenting kedua setelah sektor pertambangan dan perminyakan. Hal ini terjadi karena beberapa perusahaan minyak dan tambang yang berada di Kaltara melanjutkan produksi bahan
mentah yang
mereka
eksplorasi dan eksploitasi untuk menjadi produk setengah jadi ataupun produk jadi. Oleh sebab itu, sektor perminyakan dan pertambangan serta sektor industri pengolahan mendominasi sebagai sektor penyumbang terbesar terhadap PDRB Kaltara 2013.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
45
Gejolak ekonomi yang terjadi di pasar internasional secara umum telah memberi imbas pada situasi perdagangan di Kaltim-Kaltara. Gejolak ini tentu saja berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi
Kaltim-Kaltara. Laju pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Utara pada tahun 2011 sebesar 8,69 persen, lalu meningkat menjadi 10,41 persen pada tahun 2012. Peningkatan ini karena peningkatan produksi batubara yang booming pada tahun tersebut. Harga yang tinggi, membuat pengusaha
batubara
maksimal
memanfaatkan
momentum
tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Namun, pada tahun 2013
harga
batubara
dunia
mengalami
penurunan
yang
sangat tajam, sehingga berpengaruh terhadap kinerja ekonomi Kalimantan
Utara
yang
melambat
menjadi
4,56
persen.
Melambatnya perekonomian Kalimantan Utara tahun 2013, juga dikarenakan trend penurunan yang terjadi pada komoditas migas. Tidak berbeda jauh dengan pertumbuhan ekonomi dengan migas, kinerja ekonomi Kalimantan Utara tanpa migas juga mengalami perlambatan. Pada periode tahun 2011 – 2012, ekonomi Kalimantan Utara masih tumbuh pada level dua digit, namun pada tahun 2013 laju
pertumbuhannya melambat
menjadi sebesar 6,20 persen. Perlambatan ini dipengaruh oleh perlambatan di subsektor pertambangan tanpa migas (batubara). Subsektor ini pada tahun 2012 tumbuh sebesar 22,80 persen, namun pada tahun 2013 subsektor batubara hanya tumbuh 1,70 persen. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Utara menurut Lapangan Usaha pada Tahun 2013 sebesar 4,56% dengan Migas dan Non Migas sebesar 6,20%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 10,415 dengan migas dan non migas 10,71%, maka tahun 2013,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
46
laju
pertumbuhan
PDRB
dengan
migas
dan
tanpa
migas
mengalami penurunan. Walaupun
pertumbuhan
ekonomi
Kaltara
mengalami
perlambatan pertumbuhan namun indikator makro ekonomi Kaltara
lainnya
dapat
dikatakan masih
berada
pada
jalur
yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari Indikator Makro ekonomi daerah yang ada seperti pada indikator penduduk miskin tercatat tahun 2013 sebesar 55,0 ribu jiwa, angka ini menunjukkan penurunan sebesar 5,4 ribu orang dibanding tahun 2012. Tingkat pengangguran terbuka pada pada tahun 2013 sebesar 8,59 persen dengan TPT tertinggi berada di Kabupaten Nunukan (10,69 persen) dan TPT terendah berada di kabupaten Tana Tidung (2,23 persen).
Indikator
makro
ekonomi daerah lainnya yaitu inflasi. Tercatat inflasi Tarakan sebesar 10,35 % pada tahun 2013, lebih tinggi dari inflasi tahunanan nasional yaitu sebesar 8,38% Memperhatikan data perekonomian Kaltara yang telah diuraikan,
maka
perlu
diterapkan
kebijakan-kebijakan
pemerintah daerah agar target bidang perekenomian dapat dicapai. Untuk peningkatan pertumbuhan yang pada
sektor-sektor
ekonomi
yang
sangat
tinggi
prospektif seperti sektor
pertanian yang selama ini tingkat pertumbuhannya maupun kontribusinya dalam PDRB Kaltim-Kaltara masih relatif sangat kecil. Diharapkan struktur ekonomi ke depan akan terjadi keseimbangan antara sektor ekonomi yang padat modal dan sektor ekonomi yang padat tenaga kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ekonomi daerah Kaltara yang terkait langsung dengan pengembangan sektor ekonomi adalah; 1. Melaksanakan revitalisasi dan hilirisasi produk pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
47
untuk
peningkatan
nelayan
dan
kesejahteraan
peternak,
dan
masyarakat daya
petani,
saingan
produk
pertanian; 2. Menciptakan regulasi berinvestasi
iklim yang dan
investasi menjamin
yang
kondusif,
kemudahan
meningkatkan
melakukan
berusaha
pemberdayaan
dan
ekonomi
masyarakat; dan 3. Perbaikan insentif untuk mendorong
kewirausahaan
dan
akses bagi usaha- usaha menengah, kecil dan mikro serta sektor riil lainnya. Kaltara memiliki 4 (empat) kabupaten (Bulungan, Nunukan, Malinau, dan Tana Tidung) dan 1 (satu) kota (Tarakan). Dari kelima daerah tersebut, sumbangan terbesar kabupaten/kota terhadap PDRB Kaltara diberikan oleh Kota Tarakan, yaitu sekitar 44,59%. Kota Tarakan merupakan pusat kegiatan jasa, perdagangan, dan pariwisata. Sementara itu, daerah yang memiliki kontribusi terbesar kedua terhadap PDRB Kaltara adalah Kabupaten Nunukan yaitu sebesar
24,32%.
Hal
ini
dikarenakan
Kabupaten
Nunukan
mempunyai sektor pertanian yang besar jika dibandingkan dengan kabupaten dan kota lainnya yang berada di Kaltara. Kota Tarakan dan Kabupaten Nunukan menjadi
kota
dan
kabupaten
penyumbang kontribusi PDRB Kaltara terbesar (68,91%) yang diikuti oleh Kabupaten Bulungan, Malinau, dan Tana Tidung.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
48
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Non Migas Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (%) Bulungan
Tarakan
Nunukan
Malinau
Tana Tidung
2% 14%
15%
24% 45%
Gambar 3.1. Grafik Distribusi PDRB Non Migas atas dasar harga Berlaku menurut Kabupaten/Kota
Jika dilihat dari laju pertumbuhan PRDB atas harga konstan, kota dan kabupaten yang berada di Kaltara secara umum mengalami kenaikan baik PDRB dengan migas maupun tanpa migas selama 2010-2013. Namun jika diamati lebih cermat, laju pertumbuhan PDRB Kaltara pada tahun 2013 tidak sebesar sebelumnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa determinan seperti ketidakstabilan ekonomi nasional
akibat
minyak subsidi (premium) dan gas LPG
kelangkaan
yang diakibatkan
meroketnya harga minyak dunia dan dampak krisis ekonomi dunia yang masih terasa hingga tahun 2014. Sejalan dengan perkembangan ekonomi global, kinerja ekonomi
nasional dan regional hingga akhir
tahun 2015 ini
menunjukkan arah yang belum pasti. Kombinasi
eksternal
inilah
nasional,
yang
turut
mendorong
kinerja
ekonomi
termasuk Kalimantan Utara sebagai daerah yang mengandalkan, ekspor primer, mengalami perlambatan pertumbuhan. Namun di
tengah
krisis
keuangan
di Eropa
dan
Amerika,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
49
perekonomian
Indonesia
termasuk
Kalimantan
Utara
dan
tetap tumbuh dan relatif stabil. Banyak negara lain, termasuk China
dan India, yang
pertumbuhan berbagai
ekonomi.
indikator
mengalami
penurunan
tingkat
Dari sisi ekonomi makro, stabilitas ekonomi
relatif
terjaga
dengan
kecenderungan semakin menguat. Kondisi Sosial Ekonomi dan Indikator Penting Kalimantan Utara kinerja
2013 juga menunjukkan
yang membaik (Gambar 3.2). Tahun 2013 indikator
makro ekonomi Kalimantan Utara, sebagaimana ditunjukkan oleh besaran PDRB Kalimantan Utara atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 tercatat Rp. 22,850 trilliun dan apabila tanpa migas dan Batubara
maka nilai PDRB mencapai
Rp. 18,135
triliun. Grafik 3.2. Laju Pertumbuhan PDRB Kalimantan Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2010-2013 (Persen)
PDRB dengan migas menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2013 terbesar ada di Kota Tarakan dengan nilai PDRB sebesar Rp. 10,00 triliun disusul Kabupaten nunukan dengan nilai Rp. 5,82 triliun dan Kabupaten Bulungan dengan nilai Rp. 3,23 triliun. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
50
Sedangkan pertumbuhan ekonomi tertinggi menurut Kabupaten / Kota pada tahun 2012 ada di Kabupaten Malinau sebesar 11,18 %.
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Laju Pertumbuhan
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
2010
2011
2012
2013
Tarakan
7.93
7.63
6.8
6.03
Nunukan
5.63
6.74
7.92
3.91
Tana Tidung
4.26
7.46
7.68
5.56
Bulungan
5.63
6.06
9.39
5.26
Malinau
14.27
11.35
11.18
9.03
Sumber: BPS Kaltara (2013)
Grafik 3.3. Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009-2012 (%)
Laju inflasi pada tahun 2014 sebesar 6,65% dan angka inflasi Provinsi Kalimantan Utara tahun 2015 diperkirakan masih dalam range prediksi angka inflasi nasional sebesar 5% ± 1%, dimana per september 2015, angka inflasi Provinsi Kalimantan Utara (m
to
m)
sebesar
3,13%.
Karakter
inflasi
masih
didominasi oleh volatile food’s inflation. Nilai ekspor Provinsi Kalimantan Utara tahun
2014
sebesar
US$ 50.237.526,31,
terjadi kenaikan sebesar 17,40% dari tahun 2013 sebesar US$ 42.790.794,69. Meskipun tahun 2012 terjadi krisis keuangan global, yang dipicu jatuhnya saham property dan sektor keuangan di Amerika Serikat, perkembangan data ekspor atas negara tujuan tahun 2014, mulai menunjukkan recovery, di mana Jepanag dan china masih mendominasi sebagai tujuan ekspor utama Provinsi Kalimantan Utara. Negara tujuan ekspor selain Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
51
Amerika
Serikat
sebagai
tujuan
utama
ekspor
Provinsi
Kalimantan Utara, adalah Itali, Belanda, Jerman, Belgia, Spanyol dan Uni Emirat Arab. 3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015 Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dari perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan perekonomian
global.
Terdapat
berbagai
faktor
perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti menyangkut kebijakan pemerintah pusat di sektor moneter maupun sektor riil. Disamping itu perekonomian daerah juga dipengaruhi perekonomian global seperti naik turunnya harga minyak dunia, dan nilai tukar mata uang asing, serta pengaruh krisis keuangan global yang telah berdampak pada meningkatnya pemutusan hubungan kerja dan kelesuan pasar ekspor. Sejalan
dengan
pergerakan
perekonomian
global,
pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2014 melambat menjadi
5,1
persen
di
tahun
2014
lebih
rendah
dibandingkan tahun 2013 yang besarnya 5,8 persen. Dari sisi
eksternal
perlambatan
tersebut
disebabkan
oleh
turunnya permintaan dunia, turunnya harga komoditas internasional, dan kebijakan pemerintah terkait dengan pembatasan ekspor mineral mentah. Dari sisi permintaan domestik, perlambatan tersebut disebabkan oleh investasi yang masih tumbuh rendah yang diantaranya disebabkan oleh turunnya harga komoditas global, dan juga adanya penghematan anggaran pengeluaran pemerintah. Namun demikian,
meskipun
melambat,
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia masih cukup tinggi disbanding beberapa negara lainnya,
yang
terutama
didukung
oleh
pertumbuhan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
52
konsumsi
masyarakat
yang
cukup
tinggi.
Di
tengah
perlambatan ekonomi global, neraca pembayaran mengalami perbaikan pada tahun 2014. Defisit neraca transaksi berjalan menurun dari 3,18 persen per PDB pada tahun 2013 menjadi 2,95 persen per PDB pada tahun 2014, yang didorong oleh perbaikan ekspor manufaktur dan penurunan impor, terutama impor migas yang menurun sejalan dengan pengurangan subsidi BBM. Transaksi modal dan finansial mengalami surplus, yang ditopang oleh PMA yang tumbuh sebesar 24,2 persen, dan investasi portofolio yang tumbuh sebesar 137,3 persen. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa meningkat menjadi USD 111,9 Miliar di bulan Desember 2014 (Desember 2013 adalah USD 99,4 miliar),
yang
setara
dengan
6,4
bulan
impor
dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah (diatas standar kecukupun internasional, yaitu 3 bulan impor). Dari sisi stabilitas, inflasi pada tahun 2014 mendapat tekanan yang tinggi dari barang yang harganya ditetapkan oleh Pemerintah (administered prices) dan bahan pangan yang harganya bergejolak (volatile food). Inflasi tahun 2014 tercatat sebesar 8,36 persen (yoy), berada di atas sasaran inflasi yang telah ditetapkan sebesar 4,5±1 persen. Namun demikian,
inflasi
tersebut
masih
sedikit
lebih
rendah
dibandingkan inflasi tahun 2013 yang besarnya 8,38 persen. Kenaikan inflasi terutama disebabkan oleh adanya pengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi dan dampak gejolak harga pangan domestik pada akhir tahun 2014. Kenaikan harga BBM bersubsidi secara signifikan telah mendorong kenaikan harga secara umum, baik disebabkan oleh dampak langsung maupun dampak lanjutan (second round effect). Selain BBM, penyesuaian harga barang administered lainnya juga terjadi sepanjang 2014, seperti TDL dan LPG. Namun, inflasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
53
inti tetap terkendali 4,93 persen (yoy). Terkendalinya inflasi pada tahun 2014 tidak terlepas dari semakin membaiknya koordinasi kebijakan pengendalian inflasi antara Pemerintah (baik pusat maupun daerah) dengan Bank Indonesia. Dibandingkan dengan akhir triwulan IV tahun 2014, terjadi penurunan inflasi yang cukup besar. Jika pada triwulan sebelumnya inflasi tahunan menembus angka 8,36 persen di bulan Desember 2014 (yoy), maka pada triwulan I tahun 2015 inflasi berada pada posisi 6,38 persen di bulan Maret 2015 (yoy). Penurunan inflasi ini merupakan dampak dari penurunan
harga
minyak
dunia
yang
berimbas
pada
penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 2 (dua) kali di bulan Januari 2015. Penurunan harga BBM telah
mendorong
penurunan
harga-harga
khususnya
transportasi dan bahan makanan. Hal ini berimbas pada terjadinya deflasi di bulan Januari dan Februari 2015 masing masing sebesar 0,24 persen dan 0,36 persen. Namun demikian, pada bulan Maret 2015 kembali terjadi dua kali kenaikan harga BBM yang berimbas pada tingkat inflasi menjadi 0,17 persen (mtm), hal ini masih berada pada batasan tingkat inflasi yang terkendali. Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada tahun 2014 mengalami depresiasi cukup berarti terhadap dolar AS, namun mencatat apresiasi terhadap mata uang mitra dagang utama lainnya. Depresiasi Rupiah tersebut ditengarai oleh kuatnya apresiasi dolar AS terhadap hampir seluruh mata uang utama sejalan dengan rilis data perbaikan ekonomi AS dan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (Fed Fund Rate) setelah usainya isu tapering-off pada bulan Oktober 2014. Secara titik ke titik (point-to-point), Rupiah melemah 1,78 persen (yoy) selama tahun 2014 ke level Rp12.388 per USD. Nilai tukar rupiah juga mengalami pelemahan selama triwulan I tahun 2015, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
54
dimana nilai tukar rupiah pada posisi akhir Maret 2015 menjadi Rp 13.074 per USD. Sementara itu, terhadap mata uang lainnya termasuk Yen Jepang, dan Euro, Rupiah mengalami apresiasi yang cukup tinggi, walaupun masih cukup
kompetitif
dibandingkan
dengan
negara
mitra
dagang. Walaupun pada triwulan I tahun 2015 pertumbuhan ekonomi adalah 4,7 persen (yoy), diperkirakan tahun 2015 pertumbuhan
ekonomi
secara
keseluruhan
masih
berpeluang untuk mencapai 5,7 persen (APBNP 2015). Hal ini sejalan dengan makin membaiknya perekonomian global dan
dilaksanakannya
reformasi
struktural
secara
menyeluruh antara lain dalam bentuk penurunan subsidi BBM yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia (antara lain dikembangkan melalui program Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Indonesia Sejahtera), upaya
reformasi
birokrasi
dan
peningkaatan
kualitas
pengeluaran pembangunan, serta keberpihakan pemerintah untuk menghapuskan korupsi. 3.1.1.1. Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara umum dibagi ke dalam nilai atas dasar harga berlaku dan nilai atas dasar harga konstan (harga konstan tahun 2000). Gambaran
selengkapnya
akan
dijelaskan
pada
table
berikut: Tabel.3.2. Tabel PDRB No
Indikator
Proyeksi 2014
2015
1
PDRB (harga berlaku)
9.941.136.560
11.020.163.560
2
PDRB (harga konstan)
5.103.886.240
5.411.868.940
3
Tingkat Pertumbuhan
5,94/
6,03/
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
55
ekonomi/PDRB Harga berlaku tahun tertentu Tingkat Pertumbuhan 4
ekonomi/PDRB Harga konstan tahun tertentu
5
Tingkat inflasi
9.941.136.560
11.020.163.560
5,94/
6,03/
5.103.886.240
5.411.868.940
6,65
Disparitas pendapatan regional yang dilihat dari perbedaan : 6 7
Pendapatan perkapita
10.221.325,96
Besaran IPM (Indeks Pengembangan
10.087.398,16
77,86
Manusia) Berbagai macam besaran ratio dan perbandingan-perbandingan
8
Pajak daerah terhadap PDRB Perbandingan penerimaan
9
pemerintah Daerah (PAD dan Dana Perimbangan terhadap PDRB)
61.641.623,41/
90.879.228/
5.103.886.240=0,012
5.411.868.940=0,017
724.692.865.157,5/
801.891.386/
5.103.886.240=0,14
5.411.868.940=0,15
Sumber : Bappeda Kaltara (2014) 3.1.1.2. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini relatif cukup fluktuatif dan mengalami pasang surut meskipun pada tahun lalu relatif cukup terjaga pertumbuhannya. Hal ini diduga sebagai dampak kontraksi perekonomian nasional dan adanya
krisis
keuangan
internasional
sehingga
ikut
berpengaruh terhadap kinerja perekonomian di daerah. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara 2016 diproyeksikan 5,40% (lima koma empat puluh persen), sementara angka laju inflasi diperkirakan berada pada kisaran 4 % sampai dengan 6 %. 3.1.1.3. Pendapatan Perkapita Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering dipergunakan dalam mengukur atau menilai tingkat kemakmuran/kesejahteraan masyarakat dalam suatu daerah. Meski nilai yang diperoleh belum tentu Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
56
mencerminkan
nilai
yang
benar-benar
diperoleh
masyarakat, setidaknya bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam
pengambilan
kemakmuran
kebijakan
masyarakat.
terkait
Sementara
dengan yang
tingkat
dimaksud
pendapatan, adalah Nilai Tambah Bruto/ NTB (upah, gaji, laba, sewa tanah, bunga uang, penyusutan dan pajak tak langsung neto), bukan nilai produksi (perkalian dari jumlah produksi dengan harga satuannya). Nilai tambah bruto merupakan bagian dari nilai produksi. Pendapatan per kapita penduduk Provinsi Kalimantan Utara diprediksi tahun 2014-2015 mengalami pendapatan sebesar Rp. 41,9 Juta.
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Garis besar kebijakan ekonomi Kaltara Tahun 2016, masih diorientasikan pada penguatan sektor agroindustri, melalui peningkatan daya saing pasar. Dengan optimisnya target pertumbuhan PDRB, diharapkan akan meningkatkan indikator pembangunan yang lain, seperti meningkatnya pendapatan per kapita, penurunan jumlah pengangguran terbuka,
penurunan
jumlah
penduduk
miskin
dan
peningkatan kesempatan kerja. Dalam jangka panjang, pembangunan Kalimantan Utara berupaya
untuk
mengoptimalkan
pendapatan
melalui
kebijakan pengembangan lapangan usaha dan kesempatan kerja yang seluas-luasnya pada sector-sektor potensial. Seiring
dengan
pemerintah perluasan
juga
peningkatan melakukan
objekpajak
perundang-undangan
sesuai yang
pendapatan
penduduk,
penataan
pelayanan
dan
dengan
peraturan
dan
berlaku,
dengan
tetap
mempertimbangkan suasan kondusif untuk mendukung berkembangnya investasi di Kalimantan Utara. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
57
3.1.2.1. Tantangan Prospek Kalimantan Utara sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB), semakin menjanjikan dengan melimpahnya Sumber Daya Alam yang dimiliki, pertumbuhan komsumsi swasta dan iklim investasi yang semakin kondusif. Namun kedepan tantangan
akan
semakin
besar
yaitu
bagaimana
meningkatkan daya saing daerah dalam menarik investasi. Tantangan –tantangan itu meliputi: •
Kelembagaan Pemerintah,
•
Sarana Perkantoran,
•
SDM,
•
Infrastruktur yang belum memadai,
•
Tenaga Listrik,
•
Efesiensi tenaga kerja,
•
Penguasaan teknologi.
3.1.2.2. Prospek Provinsi Kalimantan Utara memiliki beberapa potensi yang besar: •
Sektor pertambangan
: Batubara, emas, gas dan minyak bumi
•
Sektor Perikanan
: Udang, Ikan dan Rumput Laut
•
Sektor Kehutanan
: Kayu Lapis dan rotan
•
Sektor Perkebunan
: Kelapa
sawit,
Karet
dan
Coklat •
Sektor Kelistrikan
: PLTA di Sungai Kayan dan Sei Mentarang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
58
3.2. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kebijakan keuangan daerah untuk sisi pendapatan daerah, halhal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan target Penerimaan Daerah dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Kondisi Keuangan Provinsi Kalimantan Utara
TAHUN NO
URAIAN
1.
PENDAPATAN
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
REALISASI 2014
TARGET 2015
PROYEKSI 2016 1,173,788,660,356.50
1,513,352,878,113.48
1,565,051,547,142.00
11,833,885,267.48
349,246,995,142.00
261,935,246,356.50
0
346,246,995,142.00
259,685,246,356.50
1.1.1
Pajak Daerah
1.1.2
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
11,833,885,267.48
3.000.000.000
2,250,000,000.00
1.2
DANA PERIMBANGAN
1,228,625,712,846.00
1,003,004,752,000.00
752,253,564,000.00
1.2.1
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
1,199,836,456,846.00
291,809,504,000.00
218,857,128,000.00
1.2.2
Dana Alokasi Umum (DAU)
20,567,986,000.00
651,247,428,000.00
488,435,571,000.00
1.2.3
Dana Alokasi Khusus (DAK)
8,221,270,000.00
59,947,820,000.00
44,960,865,000.00
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YG SAH
272,893,280,000.00
212,799,800,000.00
159,599,850,000.00
Hibah
200,000,000,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
72,893,280,000.00
92,799,800,000.00
69,599,850,000.00
0.00
120,000,000,000.00
90,000,000,000.00
1.3 1.3.1
1.3.3 1.3.4
1.3.5
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
59
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Tabel.3.4. Realisasi Belanja 2014, Target Belanja Tahun 2015 dan Proyeksi Belanja Prov. Kalimantan Utara Tahun 2016
NO
TAHUN
URAIAN REALISASI 2014
TARGET 2015
PROYEKSI 2016
2.
BELANJA
642,365,304,047.10
1,565,051,547,142.00
1,173,788,660,356.50
2.1
Belanja Tidak Langsung
141,231,908,498.10
803,896,350,763.87
602,922,263,072.90
2.1.1 Belanja Pegawai
46,206,963,498.00
196,210,910,449.87
147,158,182,837.40
2.1.4 Belanja Hibah
94,624,945,000.00
261,147,800,000.00
195,860,850,000.00
1.1.5 Belanja Bantuan Sosial
0.00
5,000,000,000.00
3,750,000,000.00
Belanja Bagi Hasil Kepada 2.1.6 Propinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
0.00
172,126,140,314.00
129,094,605,235.50
Belanja bantuan Keuangan Kepada 2.1.7 Propinsi/Kabupaten/Kota/ Pemerintah desa dan partai Politik
0.00
159,411,500,000.00
119,558,625,000.00
400,000,000.10
10,000,000,000.00
7,500,000,000.00
501,133,395,549.00
1,560,727,261,310.40
1,170,545,445,982.80
35,906,166,100.00
135,501,463,200.00
101,626,097,400.00
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa
240,588,071,819.00
771,947,790,823.40
578,960,843,117.55
2.2.3 Belanja Modal
224,639,157,630.00
653,278,007,287.00
489,958,505,465.25
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 2.2.
Belanja Langsung
2.2.1 Belanja Pegawai
3
PEMBIAYAAN DAERAH
313,461,401,449.31
3.1
Penerimaan Pembiayaan Daerah
313,461,401,449.31
799,572,064,932.27
599,679,048,699.20
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun Sebelumnya
313,461,401,449.31
799,572,064,932.27
599,679,048,699.20
3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Rencana pendapatan daerah
Prov. Kalimantan Utara
tahun anggaran 2016 dilakukan dengan mengacu pada potensi dan obyek pendapatan baik yang bersumber dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
60
PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah, merupakan perkiraan yang terukur secara rasional,
memiliki
kepastian
dan
dasar
hukum
penerimaannya. Pendapatan daerah Prov. Kalimantan Utara pada anggaran pendapatan tahun 2016 sangat bergantung dengan kondisi perekonomian Nasional, Regional dan lokal serta ekonomi global. Secara umum kinerja pendapatan daerah dari tahun ke tahun terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini sejalan
dengan
tumbuh
positifnya
kinerja
ekonomi
disamping kondisi sosial, politik dan keamanan yang kondusif. Kondisi ini diharapkan terus membawa dampak terhadap meningkatnya pendapatan daerah, namun perlu disadari bahwa dalam mengumpulkan pendapatan tidak harus dianggap terlalu mudah, karena tidak lepas dari kerja keras seluruh aparat pemungut, termasuk para petugas pemungut menjalankan
maupun
kesadaran
kewajibannya.
masyarakat
Permasalahan
untuk
dilapangan
terkadang jauh berbeda dengan rencana yang diharapkan. Sejalan dengan hal tersebut diatas berbagai langkah dan upaya telah dilakukan, seperti koordinasi yang intensif dengan Unit Satuan Kerja (USK) terkait, peningkatan sosialisasi dan penyuluhan, peningkatan pelayanan kepada masyarakat, peningkatan pengawasan dan penyederhanaan proses administrasi pemungutan, dengan tujuan agar pendapatan daerah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Namun kenyataannya, di dalam pelaksanaan pemungutan pendapatan
daerah,
masih
terdapat
permasalahan
permasalahan yang dihadapi, seperti: belum sepenuhnya kesadaran
sebagian
masyarakat
untuk
memenuhi
kewajibannya dalam membayar pajak maupun retribusi,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
61
sehingga membawa dampak terhadap realisasi pendapatan daerah yang kurang optimal. Dalam jangka panjang, pembangunan Prov. Kalimantan Utara berupaya untuk mengoptimalkan pendapatan dari dana perimbangan, terutama yang bersumber dari Bagi Hasil Bukan Pajak yang diperoleh dari bagi hasil minyak dan gas alam dan royalty dari sektor pertambangan umum, sedangkan Pendapatan Asli Daerah mengandalkan pada Pajak Daerah, terutama melalui kebijakan pengembangan lapangan usaha dan kesempatan kerja yang seluas-luasnya pada sektor-sektor potensial. Seiring dengan peningkatan pendapatan
penduduk,
pemerintah
juga
melakukan
penataan pelayanan, dan perluasan obyek pajak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mempertimbangkan suasana kondusif untuk mendukung berkembangnya investasi di Prov. Kalimantan Utara. 3.2.2.2.Arah Kebijakan Belanja Daerah Rencana belanja daerah tahun anggaran 2016 disusun dengan memperhatikan dan mempertimbangkan potensi dan peluang yang dihadapi. Belanja daerah diarahkan kepada komponen-komponen penyediaan anggaran dan pembiayaan yang merupakan kewajiban-kewajiban daerah, dengan harapan dapat mencapai hasil yang optimal pada setiap bidang kewenangan pemerintahan daerah dalam satu tahun anggaran. Komponen belanja daerah dan kinerja pelayanan selain berdasarkan aspirasi masyarakat, juga dengan
mempertimbangkan
kondisi
dan
kemampuan
daerah. Arah kebijakan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Prov. Kalimantan Utara tahun 2016 tetap akan diselaraskan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
62
dengan Rencana Kerja Pemerintah Pusat tahun 2016 yang secara garis besar akan menyesuaikan dengan kondisi provinsi Kalimantan Utara sebagai Daerah Otonomi Baru. Belanja
pembangunan
dan
investasi
pemerintah
diarahkan bagi pendanaan program unggulan, penguatan kelembagaan,
peningkatan
SDM,
pengembangan
infrastruktur, penyediaan energy listrik melalui pengelolaan anggaran secara cermat, efisien dan efektif sertapeningktan kerjasama antara pemerinitah dan swasta. Selain itu, pengelolaan keuangan dan investasi pemerintah daerah tetap diarahkan untuk membiayai kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan percepaan kemajuan dan kemandirian daerah. Selain itu juga, kebijakan alokasi anggaran belanja daerah juga diarahkan untuk membiayai kegiatan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, dengan tetap memperhatikan tingkat efesiensi dan efektifitas dalam pelaksanaannya.
3.2.2.3.Arah Kebijakan Pembiayaaan Daerah Kewenangan
yang
luas
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan di daerah, membawa konsekuensi yaitu pemerintah
daerah
dituntut
pengelolaan
keuangannya.
lebih
mandiri
Pemerintah
daerah
dalam harus
mampu menggali sumber-sumber pendanaan yang sesuai dengan
potensi
penyelenggaraan pelayanan tersebut
yang
ada,
pemerintahan,
masyarakat. dibutuhkan
pembangunan mengurangi
daerah
daerah angka
demi
pembangunan
Peningkatan dalam sehingga
kemiskinan
tercapainya
belanja
rangka
daerah
percepatan
diharapkan dan
dan
dapat
pengangguran.
Kebijakan peningkatan penerimaan daerah yang ditempuh Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
63
dengan melakukan optimalisasi penerimaan pendapatan daerah secara eksesif melalui PAD dengan meningkatkan hasil pajak daerah dan hasil retribusi daerah, dalam jangka panjang namun harus menghindari efek kontra produktif dengan dunia usaha karena merasa dirugikan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
64
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 4.1. Tujuan Dan Sasaran Pembangunan Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Prov. Kalimantan Utara memperhatikan Kebijakan pembangunan pemerintah Pusat yang merupakan penjabaran tujuan dan sasaran. Berdasarkan potensi dan keunggulan Wilayah Provinsi Kalimantan Utara, maka tema besar Pembangunan Kalimantan Utara : §
Mempertahankan fungsi Kalimantan sebagai paru-paru dunia, dengan meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan kritis,hutan
lindung,
mengembangkan
sistem
dan
hutan
pencegahan
produksi,
dan
serta
penanggulangan
bencana alam banjir dan kebakaran hutan; §
Lumbung energi nasional, dengan pengembangan hilirisasi komoditas batu bara, termasuk pengembangan energi baru terbarukan berbasis air atau matahari.
§
Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, dan coklat.
§
Menjadikan Provinsi Kalimantan Utara sebagai salah satu lumbung pangan. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah Provinsi
Kalimantan Utara berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu, meliputi identifikasi isu strategis dan masalah
mendesak
ditingkat
daerah
dan
nasional,
rancangan
kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta indikasi
prioitas
kegiatannya,
juga
memperhatikan
apa
yang
diusulkan oleh SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
65
Tidak semua program dapat menjadi prioritas pembangunan daerah. Menyangkut keterbatasan anggaran dan identifikasi masalah, prioritas pembangunan dimasa lalu yang telah berhasil dicapai, tidak lagi diprioritaskan dimasa berikutnya, walau tetap harus dijaga kesinambungannya (performance maintenance). Metodologi
penyusunan
prioritas,
dengan
memperhatikan
beberapa kriteria, antara lain: a. Korelasinya
terhadap
pembangunan Pelayanan
pencapaian
nasional,
Minimal,
seperti
pengentasan
prioritas
terhadap
dan
sasaran
MDGs,
Standar
kemiskinan,
penciptaan
lapangan kerja; b. Korelasinya
terhadap
pengembangan
sektor/bidang
yang
terkait keunggulan kompetitif daerah; dan c. Korelasinya terhadap isu strategis daerah Provinsi Kalimantan Utara. Visi dan misi pembangunan daerah sesungguhnya merupakan untaian
harapan
masa
depan
guna
mewujudkan
kehidupan
masyarakat yang sejahtera. Harapan dapat diraih manakala visi dan misi bukan utopia, namun harus realistis sesuai situasi dan kondisi daerah
yang
sudah,
sedang
terjadi
dan
kecenderungan
perkembangan masa depan. RKPD Tahun 2016 yang merupakan masa transisi tahun Ketiga pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara sebagai DOB merupakan tahapan pembangunan yang penting guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Pada tahun 2016 sasaran utama yang harus dicapai Provinsi Kalimantan Utara, adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat, yang
ditunjukkan
pembangunan.
dengan
Target
membaiknya
Pemerintah
Provinsi
berbagai
indikator
Kalimantan
Utara
berdasarkan RKP Tahun 2016 ditunjukan dalam tabel indikator 4.1. berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
66
Tabel 4.1. Tabel Sasaran Pembangunan
No
Sasaran Pembangunan
Target 2016
1
Pertumbuhan Ekonomi
5,4 % – 6,1 %
2
Pendapatan Per Kapita
Rp. 41,9 Juta
3
Inflasi
4-6 %
4
Tingkat Pengangguran Terbuka
7,6 %
5
Tingkat Kemiskinan
6
Rata-Rata Lama Sekolah
7
Angka Harapan Hidup
69,21
8
Indeks Pembangunan Manusia
73,69
10 - 11 % 8,12
Adapun tujuan pengembangan Wilayah Pulau Kalimantan tahun 2015
-
2019
pembangunan
adalah Wilayah
mendorong Pulau
percepatan
Kalimantan
dan
dengan
perluasan
menekankan
keunggulan dan potensi daerah, melalui: a. pengembangan
hilirisasi
komoditas
batu
bara,
serta
pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit; b. bijih besi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa; c. penyediaan infrastruktur wilayah; dan d. peningkatan
SDM
dan
ilmu
dan
teknologi
secara
terus
menerus. Adapun sasaran pengembangan Wilayah Pulau Kalimantan pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1.
Dalam
rangka
percepatan
dan
perluasan
pengembangan
ekonomi Wilayah Pulau Kalimantan, akan dikembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah, termasuk diantaranya adalah pengembangan 3 Kawasan Ekonomi Khusus, 4 Kawasan Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan sebagai penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya; 2. Untuk menghindari terjadinya kesenjangan antar wilayah di Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
67
Kalimantan, maka akan dilakukan pembangunan daerah tertinggal dengan sasaran sebanyak 9 Kabupaten tertinggal dapat terentaskan dengan sasaran outcome: (a) meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal sebesar 6,85 persen; (b) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 11,06 persen; dan (c) meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal sebesar 72,75; 3. Untuk
mendorong
pertumbuhan
pembangunan
kawasan
perkotaan di Kalimatan, maka akan dipercepat pembangunan 1 Kawasan
Perkotaan
Metropolitan,
serta
mewujudkan
optimalisasi peran 4 kota otonom berukuran sedang sebagai penyangga (buffer) urbanisasi, serta membangun 4 kota baru publik yang mandiri dan terpadu sebagai sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota dan kawasan perkotaan; 4. Pembangunan desa dan kawasan perdesaan dengan sasaran berkurangnya kemiskinan dan meningkatkan keberdayaan masyarakat
di
desa-desa
tertinggal
dan
mendorong
perekonomian desa berbasis komoditas unggulan menuju desa mandiri; 5. Meningkatkan
keterkaitan
desa-kota,
dengan
memperkuat
sedikitnya 7 pusat-pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL); 6. Untuk mewujudkan kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman, maka akan 12 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara yang dapat mendorong pengembangan kawasan sekitarnya; 7. Sasaran
untuk
Wilayah
Pulau
Kalimantan
adalah:
(1)Meningkatnya proporsi penerimaan pajak dan retribusi daerah
sebesar
45%
untuk
propinsi
dan
10%
untuk
kabupaten/kota; (2) Meningkatnya proporsi belanja modal Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
68
dalam APBD propinsi sebesar 35% dan untuk Kabupaten/Kota sebesar 40% pada tahun 2019 serta sumber pembiayaan lainnya dalam APBD; (3) Meningkatnya jumlah daerah yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) sebanyak 5 provinsi dan 27 kabupaten/kota di wilayah Kalimantan; (4) Terlaksananya penggunaan block grant (inpres) yang efektif dengan
proyek
Meningkatnya
awal
kualitas
Provinsi dan
Kalimantan
proporsi
Tengah;
tingkat
(5)
pendidikan
aparatur daerah untuk jenjang S1 sebesar 50% dan S2-S3 sebesar 10%; (6) Terlaksananya diklat kepemimpinan daerah serta diklat manajemen pembangunan, kependudukan, dan keuangan daerah di seluruh wilayah Kalimantan sebesar 75 angkatan; (7) Meningkatnya implementasi pelaksanaan SPM di daerah,
khususnya
infrastruktur;
(8)
pada
pendidikan,
Meningkatnya
kesehatan
persentase
jumlah
dan PTSP
sebesar 100%; (9) Meningkatnya persentase jumlah perizinan terkait investasi yang dilimpahkan oleh kepala daerah ke PTSP sebesar 70%; (10) Terlaksananya sinergi perencanaan dan penganggaran di wilayah Kalimantan (dengan proyek awal Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur) (11) Terlaksananya
koordinasi
pusat
dan
daerah
melalui
peningkatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah; (12) terlaksananya sistem monitoring dan evaluasi dana transfer secara on-line di wilayah Kalimantan (dengan proyek awal Provinsi Kalimantan Timur); dan 8. Sasaran penanggulangan bencana adalah mengurangi indeks risiko
bencana
Pontianak, Samarinda, Bengkayang,
Kota Kota
pada
18
kabupaten/kota
Singkawang,
Kota
Balikpapan,
Sambas,
Sintang,
Kota
sasaran
Palangka Tarakan,
Kapuas
Hulu,
Raya,
(Kota Kota
Kabupaten Ketapang,
Landak, Kotabaru, Barito Kuala, Tanah Laut, Kapuas, Kutai Kertanegara, Nunukan) yang memiliki indeks risiko bencana Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
69
tinggi, baik yang memiliki berfungsi sebagai PKN, PKSN. 4.2. Agenda Prioritas Rencana menetapkan
Kerja
Pemerintah
bahwa
Tema
(RKP)
Tahun
Pembangunan
Anggaran Nasional
2016 adalah
“Mempercepat Pembangunan Infrastruktur, guna meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas”, Prioritas pembangunan disusun sebagai penjabaran operasional dari Strategi Pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015 2019 dalam upaya melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional untuk memenuhi Nawa Cita, yaitu: Cita 1 :
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara;
Cita 2 :
Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;
Cita 3 :
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
Cita 4 :
Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem
dan
penegakan
hukum
yang
bebas
korupsi,
bermartabat, dan terpercaya; Cita 5 :
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
Cita 6 :
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional;
Cita 7 :
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;
Cita 8 :
Melakukan revolusi karakter bangsa; dan
Cita 9 :
Memperteguh
kebhinekaan
dan
memperkuat
restorasi
sosial Indonesia. Sasaran pembangunan nasional yang diharapkan dapat tercapai pada akhir tahun 2016 adalah : - Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 – 6,2 % persen; Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
70
- Inflasi diharapkan dapat terkendali pada kisaran 3,0 – 5,0 %; - Tingkat kemiskinan menurun sampai menjadi sebesar 9-10 %; - Tingkat pengangguran terbuka menjadi sebesar 5,2 - 5,5 %. Prioritas
dan
sasaran
pembangunan
Rencana
Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2016 Provinsi Kalimantan Utara merupakan tahun kedua dari RPJMN 2015-2019, Isu – isu strategis pembangunan tahun 2016 mencoba untuk menangkap isu-isu nasional yang berkembang dan dikaitkan dengan isu-isu di daerah yang antara lain : 1.
Upaya Pengentasan Kemiskinan yang belum fokus, terpadu dan komprehensif;
2.
Penguatan Ketimpangan Ekonomi;
3.
Penguatan Ketahanan Pangan;
4.
Pelayanan Publik;
5.
Peningkatan Kapasitas dan kapabilitas Sumber Daya Manusia;
6.
Krisis Energi (Listrik dan BBM);
7.
Keterbatasan Sarana Prasarana;
8.
Pembangunan Daerah Tertinggal;
9.
Belum Optimalnya Pemanfaatan Ruang dan Wilayah;
10. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; dan 11. Reformasi Birokrasi. Dengan prioritas pembangunan Tahun 2016 : 1.
Penanggulangan kemiskinan;
2.
Peningkatan kualitas pendidikan;
3.
Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat;
4.
Penguatan ekonomi dan ketahanan pangan masyarakat;
5.
Peningkatan pelayanan publik;
6.
Pengembangan Sumber Energi Baru dan Terbarukan;
7.
Peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah dan daerah tertinggal; Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
71
8.
Pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh;
9.
Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemerintahan;
10.
Revitalisasi komoditi unggulan daerah; dan
11.
Pengendalian lingkungan hidup dan pemanfaatan ruang.
Prioritas pembangunan Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 pada dasarnya adalah gambaran prioritas pembangunan tahun 2016 yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan Pusat (RKP) tahun 2016, disebabkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara belum memiliki RPJMD. 4.3. Prioritas Dan Sasaran Pembangunan Tahun 2016 Pemerintah Daerah wajib menerapkan prinsip efisien, efektif, transparan, akuntabel dan partisipatif dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan guna
mencapai
sasaran yang tertuang
dalam
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2016.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
72
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Arah pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Utara dalam mencapai pembangunan tahun 2016 masih mengacu pada arah Pembangunan jangka Menengah Nasional dan RKP Tahun 2016 dikarenakan belum tersusunnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang akan menjabarkan Visi dan Misi Gubernur terpilih. Dalam hal perencanaan pembangunan jangka menengah membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam perencanaan pembangunan tahunan. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang
hendak
diselesaikan,
tanpa
mengabaikan
permasalahan
lainnya. Tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua itu harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka menengah. Setiap sasaran pokok dalam misi pembangunan jangka menengah
dapat
ditetapkan
prioritasnya
dalam
masing-masing
tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat dipergunakan kembali menjadi prioritas utama. Prioritas utama menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan. Sesuai dengan dasar tersebut, maka untuk tahapan dan skala prioritas disusun sebagai berikut: Rencana
pembangunan
pada
tahap
lima
tahun
ketiga
ditekankan pada: 1.
Mewujudkan
Sumber
Daya
Manusia
yang
Berkualitas,
Bermoral, dan Berakhlak Mulia. Ditempuh dengan cara: a. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran; b. Meningkatkan
akses,
pemerataan
dan
perluasan
kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
73
terjangkau di semua jenis jalur dan jenjang pendidikan, termasuk di perbatasan; c. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan merata di seluruh wilayah, dan di perbatasan; d. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dalam upaya meningkatkan daya saing di seluruh wilayah, dan di perbatasan; e. Meningkatkan pelayanan kesehatan prima minimal sejajar dengan pelayanan kesehatan negara tetangga; f.
Meningkatkan pemerataan sarana pelayanan kesehatan di seluruh
wilayah
khususnya
di
daerah
terpencil
dan
perbatasan; g. Meningkatkan pemerataan penyebaran tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi; h. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan melalui
media
komunikasi,
penyuluhan,
maupun
kurikulum pendidikan formal maupun informal; i.
Meningkatkan
akses
masyarakat
dalam
pelayanan
kesehatan; j.
Mengembangkan pendidikan kejuruan;
k. Membangun tata kelola sektor ketenagakerjaan; l.
Meningkatkan pengarustamaan gender;
m. Meningkatkan kelembagaan dan jaringan pengarustamaan gender; n. Meningkatan
kapasitas
lembaga
keagamaan
dan
keormasan; o. Mengembangan
kerjasama
antar
lembaga
pemerintah,
lembaga lintas agama untuk mewujudkan masyarakat madani; dan p. Mendorong institusi keluarga, lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan sebagai fokus untuk menanamkan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
74
nilai-nilai
keagamaan
sebagai
dasar
membentuk
Daya
Alam
karakteristik generasi muda. 2.
Mewujudkan
Pengelolaan
Sumber
dan
Lingkungan Hidup yang Ramah dan Berkelanjutan. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang ramah dan berkelanjutan dilakukan dengan cara: a. Mengembangkan
regulasi
daerah
yang
mendukung
kelestarian kawasan lindung; b. Memperkuat sistem pemantauan kondisi kawasan lindung; c. Mengembangkan regulasi daerah yang memperkuat PSDA yg berkelanjutan; d. Memperkuat
sistem
pemantauan
praktek-praktek
pengusahaan sumber daya alam; e. Menyusun dan menetapkan RTRWP; f. Mengembangkan sistem pemantauan terhadap pelaksanaan RTRWP; g. Merumuskan peraturan daerah tentang standar kualitas lingkungan hidup dan membangun budaya hidup sehat pada kawasan budidaya; h. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Mewujudkan
Pengelolaan
Sumber
Daya
Alam
dan
Lingkungan Hidup yang Ramah dan Berkelanjutan; i. Mengembangkan pola-pola partisipatif dan berkelanjutan dalam pemulihan lahan kritis atau lingkungan yang telah terdegradasi; dan j. Mengembangkan sistem pemantauan terhadap lahan dan lingkungan terdegradasi.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
75
3.
Mengembangkan Perekonomian yang Berdaya Saing Diwujudkan melalui: a. Meningkatkan produksi pertanian dalam arti luas secara adil dan berkelanjutan yang mendukung kesejahteraan masyarakat; b. Meningkatkan pembangunan infrastruktur; c. Memperkuat regulasi ketahanan dan kedaulatan pangan; d. Memperkuat kelembagaan petani; e. Meningkatkan
industri
pengolahan
hasil
pertanian,
perkebunan, peternakan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan; f. Meningkatkan
penerapan
teknologi
yang
tepat
untuk
pengembangan sektor unggulan; g. Meningkatkan
iklim
usaha
dan
iklim
investasi
yang
kondusif; h. Meningkatkan infrastruktur dan utilitas; i. Meningkatkan kegiatan ekonomi kreatif; dan j. Meningkatkan peran UMKM dalam ekonomi wilayah. 4.
Mewujudkan Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan Keinginan untuk mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan dilakukan dengan melakukan: a. Meningkatkan peran kota sesuai dengan fungsi dalam penataan ruang (yang berfungsi PKN dan PKSN sebagai pusat pelayanan); b. Mengendalikan wilayah pengembangan bagian timur (pulau kecil); c. Memantapkan wilayah pengembangan bagian tengah dan pantai timur; d. Mengembangkan wilayah pengembangan yang berada di perbatasan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
76
e. Mengutamakan pembangunan infrastruktur yang terpadu (darat, sungai, laut, dan udara); f. Mendorong
pembangunan
utilitas
untuk
pemenuhan
kebutuhan dasar; g. Memeratakan pembangunan fasilitas fisik, sosial, dan ekonomi dasar; h. Meningkatkan
kesejahteraan
sosial
ekonomi
melalui
peningkatan kualitas sumber daya manusia, kemampuan permodalan, pengembangan usaha dan pengembangan kelembagaan usaha bersama dengan menerapkan prinsip gotong royong, keswadayaan dan partisipasi; i. Mengembangkan dilakukan informal
oleh yang
sistem
jaminan
sosial
formal
yang
jaminan
sosial
masyarakat
dan
pemerintah
maupun
dilakukan
oleh
meningkatkan ketahanan sosial masyarakat yang inklusif, partisipatif dan berkeadilan sosial; j. Memberikan jaminan hak hak sosial ekonomi dan budaya terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial; k. Mengembangkan
potensi
sumber
sumber
kesejahteran
sosial dan meningkatkan kapasitas kelembagaan di daerah untuk
mendukung
peningkatan
kesejahteraan
sosial
masyarakat; dan l. Mengembangkan
program
program
pemberdayaan
masyarakat di daerah perbatasan, terpencil dan komunitas adat terpencil. 5.
Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik Sebagai ujung tombak pelayanan publik dan menjadi cerminan sistem pemerintahan, tata pemerintahan yang baik merupakan salah satu rencana pembangunan Provinsi Kalimantan Utara. Perwujudan sistem pemerintahan yang baik dilakukan melalui:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
77
a. Meningkatkan sistem dan standar pelayanan publik berikut
implementasinya; b. Meningkatkan kinerja sistem tata kelola pemerintahan yang
partisipatif; c. Meningkatkan pembangunan sistem informasi manajemen
pemerintahan daerah yang terintegrasi dan berorientasi kepuasan masyarakat; d. Meningkatkan
pengelolaan unit pelayanan daerah dan
kemudahan akses hingga tingkat Pemerintahan Desa; e. Meningkatkan
terkait
kesadaran dan pemahaman para pihak
(masyarakat
dan
swasta
tentang
kebijakan
pemanfaatan dan tata kelola sumber daya hutan dan good forest governance; f.
Membangun penataan kelembagaan daerah di tingkat pemerintahan desa di seluruh wilayah;
g. Meningkatkan keterpaduan antar instansi terkait; h. Meningkatkan kemampuan penerapan penegakan hukum
dan kedaulatan wilayah pada semua jenjang pemerintahan; i.
Membuka
ruang
konsolidasi
antar
stakeholder
dan
memperjelas kewenangan Kalimantan Utara sebagai daerah otonom; j.
Membangun
kelembagaan
pranata
adat
di
bidang
kebudayaan daerah; k. Meningkatkan peran lembaga adat dalam penyelesaian dan
pembinaan pemberian ijin pemanfaatan lahan pada lokasilokasi yang berpotensi konflik; dan l.
Meningkatkan peran dan kegiatan lembaga adat bersama pemerintah
dalam
menjaga
kearifan
dan
kelestarian
budaya. Pemerintah Daerah wajib menerapkan prinsip efisien, efektif, transparan, akuntabel dan partisipatif dalam pelaksanaan kegiatan guna
mencapai
sasaran
yang
tertuang
dalam
Rencana
Kerja
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
78
Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2016. Pada RKPD tahun 2016 ditetapkan prioritas Pembangunan, yaitu : Berdasarkan
prioritas
pembangunan
yang
menitikberatkan
pembangunan pada efisiensi anggaran pendidikan dan kualitas layanan kesehatan, pembangunan infrastruktur yang berkeadilan, penguatan sumberdaya
ekonomi
daerah,
manusia,
penguatan
pertanian
dalam
desa arti
dan
kecamatan,
luas,
pengelolaan
persampahan dan daya dukung lingkungan hidup serta penunjang lainnya, maka dijabarkan dalam 6 (enam) Urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu: 1. 2.
Pendidikan; Kesehatan;
3. 4.
Pekerjaan umum dan penataan ruang; Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
5.
Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat; dan
6.
Sosial
17 Urusan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar yaitu : 1. 2. 3.
Tenaga Kerja; Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak; Pangan;
4. 5. 6.
Pertanahan; Lingkungan Hidup; Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil;
7. 8.
Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa; Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana;
9. Perhubungan; 10. Komunikasi Dan Informatika; 11. Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah; 12. Penanaman Modal; 13. Kepemudaan Dan Olah Raga; 14. Statistik; 15. Persandian; 16. Kebudayaan; dan 17. Perpustakaan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
79
8 (delapan) Urusan Pilihan, yaitu : 1. 2.
Kelautan Dan Perikanan; Pariwisata;
3. 4. 5.
Pertanian; Kehutanan; Energi Dan Sumber Daya Mineral;
6. 7. 8.
Perdagangan; Perindustrian; dan Transmigrasi. Selanjutnya urusan wajib dan pilihan dijabarkan dalam bentuk
program, kegiatan, sasaran program, instansi penanggung jawab serta pagu indikatif, seperti Rencana Kerja dan Pendanaan menurut Urusan Prov. Kalimantan Utara Tahun 2016. Pada Tahun Anggaran 2016, direncanakan melalui asumsi kenaikan dari APBD Tahun 2015, Berdasarkan alokasi tersebut diatas Program dan kegiatan prioritas tahun 2016 diuraikan pada Matrik Rencana Program/Kegiatan RKPD Prov. Kalimantan Utara Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Rencana Program dan Kegiatan SKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 JUMLAH USULAN
NO
NAMA INSTANSI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Sekretariat Dewan Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Biro Hukum dan Organisasi Biro Kepegawaian dan Diklat Biro Keuangan dan Aset Biro Layanan Pengadaan Biro Pemerintahan Umum Biro Perekonomian dan Pembangunan Biro Umum dan Humas Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Badan Lingkungan Hidup Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Pengelolaan Perbatasan
12 13 14
DANA PAGU (Rp)
29 33 34 48 25 22 32 29 50 34 45
40.481.8821.675 27.160.000.000 20.310.084.071 59.694.887.700 43,860,000,000 14,363,910,000 23.866.680.000 50.861.103.948 184,871,060,000 21.416.705.050 60.798.287.955
33
27.997.786.000
22 45
18.455.000.000 39,740,459,900
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
80
15 16 17 18 19 20 21
Badan Perencanaan Pembagunan Daerah BPPPMKBPD Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kesehatan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Dinas Pendapatan Daerah - UPTD Kab. Tana Tidung - UPTD Kab. Malinau - UPTD Kab. Bulungan - UPTD Kota Tarakan - UPTD Kab. Nunukan
22 23
24 25 26 27 28
15
Dinas Pertanian, Kehutanan dan Ketahananan Pangan DINSOSNAKERTRANS - UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Marga Rahayu DISDIKBUDPORA DISHUBKOMINFO DISPERINDAGKOP-UMKM INSPEKTORAT SATPOL PP dan LINMAS TOTAL
68 61 54 53 65 180 28 24 25
111
102.263.550.000 42.086.784.600 539.248.069.883 82.442.698.291 258.822.505.500 6.887.815.409.000 32,910,000,000 2.232.000.000 1,838,000,000
1,462,000,000 141.986.913.800
91
79.632.739.000
34
11,508,000,000
123 151 78 41 31 1448
369.605.390.250 2.049.507.002.950 94.265.000.000 12,035,622,310 35.448.515.210
Rp. 11,319,293,099,992
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
81
BAB VI PENUTUP RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 adalah dokumen perencanaan
pemerintah
dengan
mengacu
kepada
RKP
2016,
sehingga tingkat keberhasilan dari rencana ini akan menentukan keberhasilan dari pemerintahan Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Utara. Sepanjang perjalanan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara 2013 – 2015 diketahui, bahwa beragam ketentuan hukum (kerangka regulasi) telah ditetapkan sebagai dasar pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
Berawal dari kerangka perencanaan (UU 25/2004, UU
32/2004 dan PP 8/2008) sampai dengan kerangka pengendalian dan evaluasi (PP 39/2006, PP 8/2008 dan Permendagri 54/2010). Berdasarkan
regulasi
tersebut,
dalam
pelaksanaan
RKPD
Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016, diperlukan langkah-langkah praktis dan
strategis.
Beberapa kaidah pelaksanaan yang perlu
mendapat perhatian adalah RKPD Tahun 2016 sebagai pedoman penyusunan RAPBD, perlu dijabarkan dalam Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KU-APBD) Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016, dan Penyusunan Prioritas Plafon Anggaran (PPA) Tahun 2016. Adapun KU-APBD dan PPA berisi pengelompokan urusan yang bersifat wajib dan/atau pilihan dengan mengacu pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Revisi Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Sebagai tindaklanjut dari penyusunan RKPD Tahun 2016 ,maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Dalam menyusun RAPBD Tahun 2016, RKPD Tahun 2016 dijabarkan
lebih
lanjut
dalam
Dokumen
Kebijakan
Umum
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA-APBD) dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
82
Plafon Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2016, hasil kesepakatan bersama dengan DPRD Provinsi Kalimantan Utara. 2. Dalam rangka sinkronisasi, sinergitas, pelaksanaan programprogram
dan
kegiatan-kegiatan
pembangunan,
yang
pendanaannya bersumber dari APBD, APBN dan sumber-sumber lainnya yang sah, maka setiap SKPD/BIRO harus menyusun dan membuat RENJA SKPD/BIRO masing-masing, sebagai dasar pelaksanaan rencana kegiatan Tahun 2016 3. Untuk menjamin konsistensi, sinergitas, harmonisasi, integrasi, efektivitas dan efesiensi pelaksanaan pembangunan, setiap SKPD wajib melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan RKPD Tahun 2016, sesuai dengan TUPOKSI masing-masing.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 Provinsi Kaltara
83