BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara
komponen
pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal. Ditempat inilah kegiatan belajar-mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada peserta didik. Para guru dan peserta didik terlibat secara interaktif dalam proses pendidikan. Kegiatan mendidik mengarah pada peningkatan dan pertumbuhaan afektif, kognitif, dan psikimotorik.2 Dalam kondisi seperti ini hanya sumber daya yang memiliki kualitas dalam persaingan. Sehubungan dengan itu salah satu aspek yang menjadi perhatian pada pembangunan jangka panjang adalah peningkatan sumber daya manusia sebagai subyek dan obyek pembangunan yang menentukan. Implementasi dari kebijakan pemerintah ini dilakukan antara lain melalui 1 2
UU & peraturan penerintah RI tentang pendidikan, direktoral jendral pendidikan Tulus Tu,u, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa (Jakarta: PT Grasindo,
2004), 1.
1
2
lembaga pendidikan sekolah dalam berbagai jenjang, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Kinerja guru merupakan ukuran dalam peningkatan mutu pendidikan pada semua jenjang, merupakan suatu keharusan bila dilihat dari kerangka penyiapan sumber daya manusia, hal ini agar lulusannya mampu bersaing dan dapat mengatasi persoalan-persoalan kehidupan dimasa, mendatang. Ciri suatu kondisi yang menyeluruh antara lain ialah tingkat persaingan yang ketat dalam berbagai sektor kehidupan. Kinerja guru juga merupakan tampilan dan perilaku guru dalam kehidupan sehari-sehari baik di dalam sekolah dan luar sekolah, seorang guru mempunyai tanggung jawab baik untuk pribadi maupun orang lain, terutama pada peserta didik yang diajarnya untuk senantiasa berbuat atau beramal sholeh, berbuat dengan baik. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:
ْاP6 66ُONَ َاM َ Lْ Kِ 6 66?8اJ ? { ِا2}:ٍِ C ْ 6 66ُG H6 66ِE8َ ن َ DC َ 6 66ْBA ِ ْن ا ? { ِإ1}:9 ْ 6 66َ78َْوا {3} :ِ [ْ 9 ? 8 DXِ ْPW َ اPَ Vَ َوZ YT َ 8ْ DXِ ْPW َ اPَ Vَ ت َو ِ DT َ Sِ9 ? 8ْاPSُRِ Q َ َو Artinya: “ Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam keadaan yang merugi, kecuali orang-orang yang beramal saleh dan saling nasihatmenasihati dengan kebenaran dan kesabaran. (QS Al-Ashr: 1-3).3 Personal pendidikan diantaranya adalah guru dan peserta didik. Guru merupakan
faktor
determinan
terhadap
keberhasilan
penyelenggaraan
pendidikan. Guru merupakan ujung tombak dalam menterjemahkan misi sekolah yakni melaksanakan pembelajaran sebagai kegiatan utama dalam 3
Q.S AL- Qur'an ...103.
3
pendidikan di sekolah. Untuk itu upaya peningkatan kemampuan dan ketrampilan mengajar harus terus-menerus ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan. Hal ini dimksudkan agar guru-guru yang melakukan tugas ditingkat pendidikan memiliki kemampuan ketrampilan yang standar, yaitu keahlian dan kemahiran dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Disisi lain guru harus memahami dan menghayati para peserta didik yang dibinanya, karena wujud peserta didik pada setiap saat tidak akan sama, sebab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberikan dampak serta nilai-nilai budaya sangat mempengaruhi gambaran para lulusan suatu sekolah yang diharapkan. Pada hakikatnya tinggi-rendahnya mutu pendidikan nasional tidak terlepas dari tinggi-rendahnya mutu pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, sekiranya interaksi antara guru dan peserta didik dapat terjalin dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar yang berkualitas maka dapat diharapkan bahwa hasil pendidikan dengan sendirinya akan berkualitas. Oleh sebab itu, kegiatan proses belajar mengajar tidaklah bijaksana apabila dibiarkan berjalan dengan alamiah tanpa upaya sistematis dari segi peserta didik, guru dan perangkat pendukung lainnya. Tugas peserta didik dalam hal ini adalah belajar dan melaksanakan materi yang telah mereka dapatkan selama dalam proses belajar-mengajar, untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Belajar disini bisa diartikan perubahan
4
tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan yaitu dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.4 Pada dasarnya kemampuan professional guru sebagai tenaga pengajar adalah merupakan keahlian, kemahiran dan ketrampilan dalam mengajar yang memang dituntut berdasarkan tugas dan tanggungn jawab yang diembannya. Sementara itu, produktivits suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh motivasi dasar, pengetahuan dan ketrampilan para tenaga kependidikan di sekolah tersebut yang pada gilirannya akan menentukan tingkat prestasi kerja mereka. Di dalam proses belajar mengajar kualitas pembelajaran boleh jadi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang ada diluar guru maupun yang berada di dalam diri guru itu sendiri. Peningkatan prestasi peserta didik yang menggambarkan hasil akan senantiasa berkaitan dengan masalah produktivitas efisiensi, dan efektivitas ketiga hal tersebut akan dapat dicapai secara optimal bila didukung oleh prestasi kerja dan kinerja guru yang baik. Oleh karena itu menelaah masalah kinerja guru merupakan upaya untuk melihat kualitas suatu pendidikan dalam kegiatan penbelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan diperlukan adanya pengelolan pendidikan yang baik, guru dan penyelenggara pendidikan itu sendiri. Suatu hal yang tidak kalah penting dari itu semua dibutuhkan kinerja guru yang tinggi, sebab walau bagaimanapun guru menjadi salah satu bukti untuk mencapai keberhasilan pendidikan. 4
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), 22.
5
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh sebab itu, kinerja guru semestinya memiliki performan perilaku dan kemampuan yang memadai secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya guru perlu menguasai berbagai hal sebagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan tugas pokok guru adalah merencanakan program belajar-mengajar, melaksanakan proses belajar-mengajar, dan menilai kemajuan kegiatan belajar mengajar di sekolah guru harus memiliki kemampuan tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan. Untuk memiliki kemampuan tersebut guru perlu membina diri secara baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional didalam, proses belajar-mengajar dan merencanakan, pelaksanaan dan penilaian hasil proses belajar mengajar sudah barang tentu guru harus memiliki kemampuan dan kerja keras tersendiri. Kemampuan seorang guru diantaranya: kemampuan menguasai bahan, kemampuan mengolah program belajar mengajar, kemampuan mengolah kelas, kemampuan menggunakan media atau sumber, kemampuan menguasai dasar-dasar pendidikan, menguasai pengelola interaksi belajar mengajar, menguasai menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran, menguasai fungsi dan program BP, menguasai mengenal dan melaksanakan
administrasi
sekolah, memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
6
Namun berdasarkan penelitian pendahuluan, masih dijumpainya ada guru yang kinerjanya masih rendah, khususnya di SMAN 1 Ngrayun, masih ada guru yang belum melaksanakan tugasnya secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan sehingga terjadinya keterpurukan di bidang pendidikan, di antaranya tentang disiplin kehadiran guru, ada guru yang berpendidikan belum sesuai ketentuan yang berlaku (belum sarjana), kurang menguasai bahan, mengajar tidak dengan menggunakan alat bantu, ada yang tidak menggunakan Rampel/RPP rendahnya kinerja guru ini dapat membuat prestasi peserta didik kurang memuaskan. Apabila diperhatikan dari kebiasaan guru mengajar sekarang ini, maka dapat dikatakan bahwa mereka melakukan kegiatannya yang lebih besar kearah kinerja yang sangat tekstual dalam segala hal, baik dalam membaca kurikulum, menghadapkan kurikulum maupun dalam membelajarkan materi kepada peserta didik mereka.5 sebagai akibat dari tindakan guru yang demikian, maka pembelajaran anak didik jadi tidak efektif, dan hasilnya tidak mampu memperoleh potensi dan prestasi yang bagus. Walaupun memungkinkan rendahnya prestasi ini juga bisa disebabkan dari siswa itu sendiri diantaranya motivasi belajar peserta didik yang rendah, malas belajar. Kesulitan siswa-siswi SMAN 1 Ngrayun dalam menerima pelajaran PAI dapat diartikan sebagai sebuah kegagalan dalam tujuan pembelajaran, karena mata pelajaran PAI tidak akan bisa dipahami apabila
5
Djohar, Guru Pendidikn Dan Pembinaanya, ( Yogyakarta: CV Grafika Indah, 2006), 7.
7
penyampaiannya sebatas kinerja tekstual, karena mata pelajaran tersebut perlu praktek dan pembiasaan dalam keseharian siswa-siswi. Sejalan dengan penelitian ini salah satu cara untuk meningkatkan prestasi siswa adalah dengan mengoptimalkan kinerja guru dengn baik, yaitu mengimplementasikan kurikulum, mendesain program pengajaran dan menilai hasil belajar siswa.6 Berangkat dari latar belakang di atas penelitian tentang STUDI KORELASI KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA-SISWI SMAN 1 NGRAYUN TAHUN AJARAN 2008-2009 perlu dilakukan. II. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja guru SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008-2009? 2. Bagaimanakah prestasi belajar PAI siswa-siswi SMAN 1 NGRAYUN tahun ajaran 2008-2009? 3. Adakah korelasi yang positif dan signifikan antara kinerja guru dengan prestasi belajar PAI siswa-siswi SMAN 1 NGRAYUN tahun ajaran 2008-2009? III. Tujuan Penelitian Berpijak dari rumusan masalah diatas, tujuan penelitian dalam ini adalah sebagai berikut: 6
Syafruddin Nurdin, Guru Professional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta: CIPUTAT PERS, 2002), 83.
8
1.
Untuk mengetahui kinerja guru yang telah diterapkan di SMAN I Ngrayun tahun ajaran 2008-2009.
2.
Untuk mengetahui prestasi belajar PAI siswa-siswi SMAN I Ngrayun
3.
Untuk mengetahui adakah korelasi yang positif dan signifikan antara kinerja guru dengan prestasi belajar PAI siswa-siswi SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008-2009
IV. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Dilihat secara teoritis, hasil penelitian ini akan ditemukan model kinerja guru yang akan meningkatkan prestasi siswa dan mutu dari lembaga pendidikan sekolah di SMAN 1 Ngrayun. 2. Secara Praktis 1) Bagi guru a. Mendorong untuk peningkatan profesionalisme guru. b. Menumbuhkan wawasan berfikir dalam memgajar. c. Meningkatkan kualitas dalam mengajar. 2) Bagi sekolah a. Hasil pembelajaran di kelas sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. b. Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan prestasi siswa dan kinerja guru.
9
V.
Sistematika Pembahasan BAB I: Pendahuluan Sebagai cerminan dari isi skripsi secara keseluruhan yang didalamnya merupakan pendahuluan yang mencakup: latar belakng masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitianan sistematik pembahasan. BAB II: Kajian Pustaka Merupakan landasan teori, dalam bab ini
dipaparkan mengenai
deskripsi teori yang terdiri dari pengertian guru, Peran dan Fungsi Guru, Tugas Guru, Kinerja Guru, Pengertian Belajar, Prestasi Belajar, Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
prestasi
belajar,
Pengertian
Pendidikan Agama Islam, Dasar-Dasar Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, dan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. BAB III: Metode Penelitian Pada bab ini berisi tentang rancangan penelitian, populasi dan responden, instrument pengumpulan data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV: Temuan Dan Hasil Penelitian Bab empat ini akan menerangkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi data, analisis data dan pembahasan tentang korelasi kenerja guru terhadap prestasi belajar PAI siswa-siswi SMAN I Ngrayun. BAB V : Penutup Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
10
BAB II KONSEP KINERJA GURU PAI, DAN PRESTASI BELAJAR
A. Kinerja Guru 1. Pengertian Guru Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa pengertian pendidik atau guru oleh para ahli pendidikan sebagai berikut: a. Menurut Khoirun Rosyadi yang mengutip dari Sardiman.7 Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumberdaya manusia yang potensial dibidang pembangunan. b. Menurut Khoirun Rosyadi Guru adalah komponen yang sangat penting dalam sistem kependidikan, karena ia akan mengantarkan peserta didik pada tujuan yang telah ditentukan bersama komponen lain yang terkait dan lebih bersifat komplementatif.8 c. Menurut Syaiful Bahri yang mengutip dari Nana Sudjana Ametembun bahwa, guru semula orang yang berwenang dan bertanggung jawab
7 8
Khoiru Rosyadi, pendidikan profetik(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 172. Sardiman….., 125.
11
terhadap pendidikan peserta didik baik secara individual atau klasikal baik di sekolah maupun di luar sekolah.9
d. Menurut Al-Ghozali Istilah guru menurut imam al-ghozali, al-muaddib (pendidik), dan al- walid (orang tua) oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa guru dalam arti yang umum adalah yang bertanggung jawab atas pendidikan dan pengajaran. Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi juga bisa di masjid, di surau/ mushola, di rumah, dan sebagainya.10 Al-Ghozali mengatakan: “Seorang guru adalah berurusan langsung dengan hati dan jiwa manusia, dan wujud yang paling mulia di muka bumi ini adalah jenis-jenis manusia. Bagian yang paling mulia dari bagian-bagian (jauhar) tubuh manusia adalah hatinya, sedangkn guru adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan., dan membawakan hati itu untuk mendekat pada Allah SWT”11
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa guru secara umum adalah orang yang mempunyai tanggung jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah 9
Syaful Bahri…, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,( Jakarta: rineka cipta, 2000), 31 . Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000), 31. 11 Khoirun Rosyadi,Pendidikan Profetik, ( Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2004), 175. 10
12
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta baik potensi afektif, kognitiif, maupun psikomotorik sesuai dengan ajaranajaran Islam. 2. Peran dan Fungsi Guru Peran dan fungsi guru dalam pendidikan sangat kompleks khususnya dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, yaitu:12 (1). Guru sebagai demonstrator. Guru hendaknya senantiasa menguasai materi pembelajaran dan senantiasa mengembangkan kemampuannya dalam bidang ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. (2). Guru sebagai pengelola kelas. Guru kelasnya,
bertanggung agar
senantiasa
jawab
memelihara
menyenangkan
lingkungan
untuk
belajar
fisik dan
mengarahkan serta membimbing proses-proses intelektual, social, emosional, moral dan spiritual di dalam kelas, serta mengembangkan kompetensi dan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif dikalangan peserta didik.
12
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: PT Rosdakarya, 2006), 192.
13
(3). Guru sebagai fasilitator Dalam hal ini guru harus mampu dan senantiasa berusaha untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik agar dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan secara optimal. (4). Guru sebagai mediator. Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmaterial maupun materiil. (5). Guru sebagai evaluator. Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.13 Guru harus mampu menilai proses dan hasil belajar yang telah dicapai, serta memberikan umpan balik terhadap keefektifan penbelajaran yang telah dicapai.14 3. Tugas Guru Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan
profesionalitas
diri
sesuai
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar dan melatih peserta didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada peserta
13 14
Syaiful Bahri…,47-48. R. Mulyasa…,192.
14
didik.
Tugas
guru
sebagai
pangajar
berarti
meneruskan
dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada peserta didik.15 Dalam Islam, tugas seorang guru atau pendidik dipandang sebagai sesuatu yang sangat mulia. Posisi ini menyebabkan mengapa Islam menempatkan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibanding dengan manusia lainnya. ( Q.S. AlMujadilah 158: 11). Segara umum tugas guru adalah mendidik. Dalam operasionali-sasinya, mendidik merupakan rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh dan lain sebagainya.16 Imam Al- Ghozali mengemukakan bahwa tugas guru yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, mensucikan, serta membawa hati manusia untuk taqarrub ilaAllah.17 Al- ghozali juga menjelaskan tugas guru, yang dapat disimpulkan dengan ilmu yang diajarkannya yaitu:18 (1). Mengikuti jejak Rasulullah dakam tugas dan kewajibannya. Seorang guru hendaknya menjadi wakil dan pengganti Rasulullah saw yang mewarisi ajaran-ajarannya dan memperjuangkan dalam kehidupan masyarakat di segala penjuru dunia, demikian pula harus
mencerminkan
Rasulullah.
15
Syaiful Bahri…, 37. Samsul nizar…., 43. 17 Ibid., 44. 18 Khoirun…, 180-181. 16
ajaran-ajarannya,
sesuai
dengan
akhlak
15
(2). Menjadi teladan bagi peserta didik. Seorang guru hendaklah mengerjakan apa yang diperintahkan, menjauhi yang dilarang dan mengamalkan segala ilmu pengetahuan yang diajarkannya, karena segala aktivitas guru akan menjadi teladan bagi peserta didik. (3). Menghormati kode etik guru. Menurut Samsul Nizar yang mengutip dari Ahmad D. Marimba, tugas guru dalam pendidikan Islam adalah pembimbing dan
mengenal
kebutuhan
atau
kesanggupan
peserta
didik,
menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki guna ditransformasikan kepada peserta didik, serta senantiasa membuka diri terhadap seluruh kelemahan atau kekurangannya.19 Team penyusun buku teks ilmu pendidikan Islam perguruan tinggi agama / IAIN merumuskan bahwa syarat menjadi guru agama adalah bertakwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmaniah, baik akhlaknya, bertanggung jawab, dan berjiwa nasional. Adapun kriteria jenis akhlak yang dituntut antara lain:20 1. Mencintai jabatannya sebagai guru 2. Bersikap adil terhadap semua muridnya 3. Guru harus gembira 19 20
Samsul Nizar…, 44. Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), 102-103.
16
4. Guru harus berwibawa 5. Berlaku sabar dan tenang 6. Guru harus bersifat manusia 7. Bekerjasama dengan guru-guru lain 8. Bekerjasama dengan masyarakat Agar (guru) berhasil melaksanakan tugasnya Al- Ghozali menyarankan pendidik memiliki adab yang baik. Al- Ghozali berkata: “Mata anak didik selalu tertuju kepadanya, telinganya selalu menganggap baik berarti baik pula disisi mereka dan apabila ia menganggap jelek berarti jelek pula disisi mereka” 21
Pentingnya peran guru ini juga ada kaitannya dengan pesan alQur’an:
ن َ ْPtَ Oْ Lَ ف َو ِ ْو:ُ 7ْ Rَ 8ْ DXِ ن َ ْو:ُ Nُ ْvLَ َو:ْwx َ 8ْ اH َ 8ن ِا َ ْPQ ُ ْyLَ ٌ {?N ُ}|ْ ُاOْ Nِ ْM}ُ ~َ 8َْو (104 : ان:RQ ن )ال َ ْPT ُ SِEْ Rُ 8ْ ُه ُ| ا َ ِ 8َ َوأُو:ِ}َ Oْ Rُ 8ْ اM ِQ َ Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru manusia kepada kebaikan dan melarangnya dari kemunkaran, penyeru-penyeru ini adalah orang-orang yang mendapat ketenangan”, Q.S. 3: Ali- ‘Imron: 104.22
21 22
Ibid,. 111. AL QUR,AN……..3.
17
4. Kinerja Guru Kinerja adalah performan seorang dalam pekerjaan yang sesuai dengan profesi, yang dimuati unsur-unsur kiat atau seni yang menjadi ciri tampilan professional seodang penyandang profesi.23 Kinerja juga merupakan suatu tanda berhasil tidaknya seseorang atau suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan nyata yang ditetapkan dengan standar-standar dari organisasi itu sendiri, selaku standar-standar yang melampaui apa yang diminta atau diharapkan. Menurut Syarifuddin Nurdin yang mengutip dari Muni Hariani dan Noeng Muhajir terdapat model kenerja (performance) guru/staf pengajar dalam melaksanakan proses belajar mengajar, yang populer salah satunya yaitu Model Rob Norris pasa model ini ada beberapa kemampuan mengajar yang perlu dimiliki guru professional yaitu: 24 a. Kualitas personal dan profesional 1) Kualitas personal guru bisa diartikan guru mempunyai kemampuan yang bagus khususnya dalam melaksanakan pembelajaran.
23 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pendidikan ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), 23. 24 Syarifuddin Nurdin, Guru Professional & Implementasi Kurikulum (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 83.
18
Menurut Hamzah B. Uno yang mengutip dari Crow dan Crow kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi:25 2) Penguasaan subject-matter yang akan di ajarkan. 3) Keadaan fisik dan kesehatannya. 4) Sifat-sifat pribadi dan control emosinya. 5) Memahami, hakikat dan perkembangan manusia. 6) Pengetahuan dan kemampuannya untuk menerapkan prisip-prinsip belajar.
Kepekaan dan aspirasinya terhadap perbedaan kebudayaan, agama dan etnis.
Minatnya terhadap perbaikan professional dan pengayaan kultur yang terus-menerus di lakukan. Guru adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik yang mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik. 7) Guru professional, menurut Ibrahim Bafadal yang mengutip dari Rice dan Bishoprick adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari.26
25 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), 132. 26 Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006), 5.
19
b. Persiapan pengajaran Mengajar merupakan pekerjaan dan tugas yang kompleks dan sulit. Oleh karena itu tugas dan pekerjaan tugas dan pekerjaan tersebut memerlukan persiapan dan perencanaan yang baik, sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Syarifuddin Nurdin Dalam mempersiapkan atau menyusun perencanaan pengajaran (satuan pembelajaran) dapatlah dikemukakan langkah atau aktifitas yang merupakan perilaku guru dalam mempersiapkan satuan pelajaran (SatPel), yaitu:27 1)
Mengidentifikasi secara cermat pokok bahasan/sub pokok bahasan yang telah di gariskan dalam kurikulum, untuk dijadikan "satuan bahasan" yang akan diajarkan.
2)
Menentukan kelas/semester san alokasi waktu yang akan digunakan dalam mengajarkan satuan bahasan yang telah diidentifikasi.
3)
Merumuskan/memindahkan Tujuan Intruksional Umum (TIU) dari kurikulum kedalam satuan pelajaran.
4)
Merumuskan Tujuan Intruksinal Khusus (TIK) secar spesifik, operasional, jelas, relevan berdasarkan Tujuan Intruksional Umum (TIU).
5)
27
Merinci materi pelajaran.
Syarifuddin Nurdin….89-91.
20
6)
Merencanakan Kegiatan Belajar Mengajar secara cermat, jelas, tegas sistematis, dan logis sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
7)
Mempersiapkan dan melakukan variasi kegiatan sesuai dengan tuntutan interaksi belajar-mengajar, motivasi dan kebutuhan siswa lainnya.
8)
Memilih alat peraga, sumber bahan dari buku juga kondisi masyarakat.
9)
Merancang secara teliti prosedur penilaian atau evaluasi.
10) Menggunakan bahasa yang jelas, mudah sipahami dan situlis menurut ketentuan yang berlaku (EYD) 11) Menyusun satuan pelajaran (SatPel). Menurut Mustaqim, guru dituntut terampil dalam mengajar, ia harus mampu menyusun setiap program mulai dari memilih alat perlengakapan yang cocok, pembagian waktu yang tepat, metode mengajar yang sesuai, hingga keseluruhan kegiatan tersusun dengan baik. Setelah perencanaan selesai guru harus mampu melaksanakan rencana tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu keguruan, mampu memakai alat Bantu dengan benar, mempergunakan metode-metode dengan segala variasinya tanpa mengabaikan situiasi dan kondisi dengan segala perubahannya.28 c. Perumusan tujuan pengajaran
28
Mustaqim, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 97.
21
Menurut Hamzah B. Uno yang mengutip dari Dick and Carey menyatakan bahwa, tujuan performansi terdiri dari: (1) tujuan harus menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan, atau di perbuat oleh peserta didik, (2) menyebutkan tujuan, memberi kondisi/keadaan yang menjadi syarat, yang hadir pada waktu peserta didik berbuat, (3) menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan peserta didik yang dimaksudkan pada tujuan.29 d. Penampilan guru dalam mengajar di kelas. Menurut Chabib Toha, kegiatan guru dalam mengajar meliputi tahap-tahap appersepsi, pretest, presentasi, mengorganisir kelas, mengevaluasi, termasuk memberi motivasi, membantu kesulitan pelajar, memberi contoh, dan sebagainya.30 Penampilan seorang guru yang adalah panutan bagi para muridnya sebaiknya memperhatikan: Pakaian yang dikenakan, pilih yang sederhana, sopan, namun berkesan baik dan rapi.31 e. Penampilan siswa dalam belajar. Meliputi beberapa kegiatan, antara lain: kegiatan sensual (mendengarkan, mengamati, dan sebagainya), kegiatan intelektual (memahami, memecahkan masalah, dan sebagainya), kegiatan spiritual (dalam praktek ibadah dan penghayatan nilai-nilai agama), kegiatan
29
Hamzah B. Uno….143. Chabib Toha, PBM-PAI di sekolah (semarang: pustaka pelajar, 1998), 221. 31 http://pepak.sabda.org/pustaka/020239/ 30
22
motorik (melafalkan, mengerjakan, melatih, dan sebagainya), kegiatan psikologis (adanya minat, bakat, motivasi, dan sebagainya).32 f. Evaluasi. Evaluasi atau penilaian bahasa inggrisnya evalution, yang berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu. Menurut Syarifuddin Nurdin yang mengutip dari Hamid Hasan bahwa, evaluasi adalah suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti dari sesuatu yang dipertimbangkan. Seorang guru di persyaratkan memiliki kompetensi dalam melaksanakan penilaian selama proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Syarifuddin Nurdin yang mengutip dari E Abdullah, dkk. bahwa, beberapa aktifitas yang perlu dilakukan oleh guru dalam menilai pencapaian peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung adalah:33 1)
Penilaian pada permulaan (pretest), agar guru mampu mengetahui kesiapan peserta didik terhadapa materi yang akan di ajarkan.
2)
Penilaian proses belajar mengajar mendapat balikan terhadap tujuan yang hendak dicapai.
3)
Penilaian pada akhir proses belajar mengajar untuk mengetahui pengapaian peserta didik terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
B. Pendidikan Agama Islam 32 33
Chabib Toha…221 Syarifuddim Nurdin…113-114.
23
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan dalam wacana keIslaman lebih popular dengan istilah tarbuyah, ta'lim, dan ta'dib. Masing-masing istilah tersebut memiliki keunikan makna tersendiri ketika sebagian atau semuanya disebut secara bersamaan. Banyak pendapat yang menguraikan arti kata dari tarbiyah, ta'lim dan ta'dib. a. Al-Tarbiyah Menurut Abdurrahman al-Nahlawi merumuskan definisi altarbiyah, dari segi bahasa kata al-tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu pertama kata raba -yarbu yang berarti bertambah, bertumbuh. Kedua, rabiya – yarba yang berarti menjadi besar. Ketiga, dari kata rabbayarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, memelihara.34 Menurut Fahr Al-Razi, istilah rabbayani tidak hanya mencakup ranah kognitif, tapi juga afektif. Sementara Sayid Quthub menafsirkan istilah tersebut sebagai pemeliharaan jasmani anak dan menumbuhkan kematangan mentalnya. Dan pendapat ini memberikan gambaran bahwa istilah tarbiyah mencakup tiga domain pendidikan, yaitu kognitif (cipta), afektif (rasa) dan psikomotorik (karsa) dan dua aspek pendidikan, yaitu jasmani dan rohani.35 Menurut musthofa al-maraghi membagi aktivitas al-tarbiyah dengan dua macam: (1) tarbiyah khalqiyyah, yaitu pendidikan untuk 34
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), 29. 35 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), 12
24
terkait dengan pertumbuhan jasmani manusia, agar dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengembangkan rohaninya; (2) tarbiyah diniyyah
tahdzibiyyah,
yaitu
pendidikan
yang terkait
dengan
pembinaan dan pengembangan akhlak dan agama manusia untuk kelestarian rohaninya.36 Al barasyi memberikan pengertian bahwa tarbiyah adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, makin dalam pekerjaannya, manis tutur katanya, baik dengan lisan maupun tulisan.37 Dari berbagai pendapat di atas, sekalipun ada perbedaan , tetapi tidak perlu dipertentangkan. Pendidikan Islam yang dilakukan harus mencakup proses transformasi kebudayaan, nilai dan ilmu pengetahuan dan aktualisasi terhadap seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik. b. Ta'lim Istilah lain pendidikan adalah ta'lim merupakan masdar dari kata 'alama yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian / penyampaian pengertian, pengetahuan, dan keterampilan.38 Sebagian para ahli menterjemahkan istilah ta'lim diterjemahkan dengan pengajaran. Kalimat allamahu al-ilm memiliki arti mengajarkan ilmu
36
Ibid., 17 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), 16 38 Ibid., 14 37
25
kepadanya. Ta'lim atau pengajaran lebih mengarah pada aspek kognitif.39 Menurut Abdul Mujib yang menugutip dari Muhammad Rasyid Ridha mengartikan ta'lim dengan "proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan tertentu". pengertian itu didasarkan atas firman Allah SWT dalam Q.S. alBaqarah ayat 31 tentang allama Tuhan kepada Nabi Adam as.40 Berdasarkan pengertian kata ta'lim dan ayat di atas, terlihat pengertian pendidikan yang dimaksudkan mengandung makna yang terlalu sempit. Pengertian ta'lim hanya sebatas proses pentransferan. Seperangkat nilai antar manusia. Ia hanya dituntut untuk menguasai nilai yang ditransfer secara kognitif dan psikomotorik, akan tetapi tidak dituntut pada domain afektif.41 c. Ta'dib Ta'dib lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, tata krama, adab, budi pekerti, akhlak, moral, dan etika. Istilah ta'dib menurut al – Naquib al attas adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur, ditanamkan kepada manusia tentang tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan. Pengertian ini didasarkan hadis Nabi saw:
39
Abdul Mujib…18. Ibid., 19 41 Ramayulis., 15 40
26
(B اءMQ 8 DN ق ) ر وا ِ َ ْ َ اM َC ْ ُ |ُ RY Vَ ُ ْ7ِ Xُ "Aku diutus untuk memperbaiki kemuliaan akhlak" (HR. Malik bin Anas).42 Seberapa pun besar perbedaan istilah yang dikemukakan oleh para ahli dalam perumusan peristilahan pendidikan Islam, pada prinsipnya mereka memiliki tujuan yang sama. Mereka mencoba merumuskan hakikat pendidikan Islam berdasarkan ciri-ciri / indicator yang dapat ditangkap. Ada beberapa pengertian pendidikan Islam yang telah dicetuskan para ahli. Pertama, Muhammad s.a ibrahim (Bangladesh) menyatakan bahwa pendidikan Islam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinakan seseroang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam.43 2. Dasar-Dasar Agama Islam Setiap aktivitas yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan yang harus mempunyai dasar / landasan tempat berpijak yang kokoh dan kuat. Dasar adalah pangkal tolak suatu aktivitas. Di dalam menetapkan dasar suatu aktivitas, manusia selalu berpedoman kepada pandangan hidup dan hukum-hukum dasar yang dianutnya, karena hal itu akan menjadi pegangan dasar di dalam kehidupannya. Apabila pandangan hidup dan
42 43
Abdul Mujib…20 Ibid., 25
27
hukum dasar yang dianut manusia berbeda, maka berbeda pulalah dasar dan tujuan aktivitasnya.44 Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal / sumber pendidikan Islam. Menurut rama yuli, dasar pendidikan Islam dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:45
(1). Dasar pokok a. al-Qur'an Umat Islam sebagai umat yang dianugerahi Tuhan suatu kitab suci al-Qur'an, yang lengkap dengan segala petunjuk dasar pendidikan mereka adalah bersifat universal, sudah barang tentu berdasarkan kepada al-Qur'an. Kedudukan al-Qur'an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat al-Qur'an itu sendiri. Firman Allah dalam Q.S al-Nahl: 64, yang artinya: "Dan kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur'an) ini melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (Q.S al-Nahl: 64) b. Sunnah
44 45
Ramayulis…121 Abdul Mujib…44
28
Sunah dapat dijadikan dasar pendidikan Islam, karena sunah menjadi sumber utama pendidikan Islam, karena Allah SWT menjadikan Muhammad saw sebagai teladan bagi umatnya. Firman Allah SWT:
ا اP :L نD آMR8 {OC ةPل ا أP رH |}8 نD آy8 {21} ا:w ا آ: وذآ:Gم اPw8وا artinya : "Di dalam diri Rosulullah itu kamu bisa menemukan teladan yang baik………….(Q.S. al-Ahzab:21) Prinsip menjadikan al-Qur'an dan sunah sebagai dasar pendidikan Islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran keyakinan semata. Lebih jauh kebenaran itu juga sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima oleh akal yang sehat dan bukti sejarah. Dengan demikian, barang kali wajar jika kebenaran itu juga sejalan dengan kebenaran itu kita kembalikan kepada pembuktian kebenaran pernyataan Allah SWT dalam al-Qur'an (2). Dasar Tambahan Menurut Rama Yulis, dasar penambahan berupa perkataan, perbuatan dan sikap para sahabat, ijtihad, maslahah mursalah (kemaslahatan umat), urf (nilai – nilai dan adat istiadat masyarakat), karena ketentuan ini sangat sejalan dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu dalam rangka menata kehidupan yang lebih baik dengan alam manusia dan Allah SWT. (3). Dasar Operasional Pendidikan Islam
29
Adalah dasar yang terbentuk sebagai naturalisasi dari dasar ideal. Menurut Ramayulis yang mengutip dari Hasan Langgulung dasar operasional ada enam macam: a. Dasar Historis Adalah dasar yang menberikan andil kepada pendidikan dari hasil pengalaman masa lalu berupa peraturan dan budaya masyarakat. b. Dasar Social Adalah dasar yang memberikan kerangka budaya di mana pendidikannya itu berkembang, seperti memindahkan, memilih dan mengembangkan kebudayaan. c. Dasar Ekonomi Dasar yang memberi perspektif terhadap potensi manusia berupa materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya yang bertanggungjawab terhadap anggaran pembelanjaannya. Pada setiap kebijakan pendidikan haruslah mempertimbangkan faktor ekonomis karena kondisi social masyarakat yang beraneka ragam
akan
dapat
menjadi
hambatan
berlangsungnya
pendidikan. d. Dasar Politik yaitu dasar yang memberikan bingkai dan ideology dasar yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat. Dalam mencapai
30
tujuan pendidikan yang telah direncanakan harus bertitik tolak dari ideology yang dianut karena hal ini merupakan dasar operasional pendidikan. e. Dasar Psikologis Dasar yang memberikan informasi tentang watak pelajar-pelajar, guru-guru, cara-cara terbaik dalam praktek, pencapaian dan penilaian
dan
pengukuran
dalam
bimbingan.
Keberhasilan
pendidikan dalam mencapai tujuan, harus memiliki informasi tentang watak peserta didik, pendidik, pengukuran dan penilaian yang terbaik. f. Dasar Fisiologis Dasar yang memberikan kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional.46 g. Dasar religius Adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agam. Dasar ini secara detail telah dijelaskan pada sumber pendidikan islam. Hal ini menjadi penting dalam pendidikan islam. Dasar ini menjadi penting dalam pendidikan islam, sebab dengan dasar ini maka semua kegiatan pendidikan jadi bermakna.47
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam 46 47
Ramayulis…122-131 Abdul Mujib…47
31
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain.48 Tujuan menurut Zakiah Daradjat, adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai. Sedangkan menurut H. M. Arifin, tujuan itu bisa jadi menunjukkan kepada futuritas (masa depan) yang terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui proses tertentu.49 Perumusan tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya.50 Sedangkan hubungan antara tujuan dan nilai-nilai, dapat dianggap tujuan-tujuan pendidikan itu sebagai nilai-nilai yang disukai untuk melaksanakannya.51 4. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya kea rah tujuan tertingi tujuan pendidikan islam, melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini proses pendidikan islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna (insan kamil) yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan islam.
48
Ibid., 71 Ramayulis…133 50 Abdul Mujib…71 51 Ramayulis…134 49
32
Dalam perkembangan selanjutnya pengertian kurikulum tidak hanya terbatas pada program pendidikan namun juga dapat diartikan menurut fungsinya.
1)
Kurikulum sebagai program studi Pengertiannya adalah sepersangkat mata pelajaran yang mampu dipelajari oleh peserta didik di sekolah atau di indstansi pendidikan lainnya.
2)
Kurikulum sebagai konten Pengertiannya adalah data atau informasi yang tertera dalam buku-buku kelas tanpa dilengkapi dengan data atau informasi lainnya yang memungkinkan timbulnya belajar.
3)
Kurikulum sebagai kegiatan berencana. Pengertiannya adalah kegiatan yang direncanakan tentang halhal yang akan diajarkan dan dengan cara bagaimana hal itu dapat diajarkan dengan hasil yang baik.
4)
Kurikulum sebagai hasil belajar Pengertiannya adalah seperangkat tujuan yang utuh untum memperoleh suatu hasil tertentu tanpa menspesifikasikan cara-cara yang dituju untuk memperoleh hasil-hasil itu, atau seperangkat hasil belajar yang direncanakan dan diinginkan.
5)
Kurikulum sebagai reproduksi kultural.
33
Pengertiannya
adalah
transfer
dan
refleksi
butir-butir
kebudayaan masyarakat, agar dimiliki dan dipahami anak-anak generasi muda masyarakat tersebut. 6)
Kurikulum sebagai pengalaman belajar Pengertiannya adalah keselutruhan pengalaman belajar yang direncanakan di bawah pimpinan sekolah.
7)
Kurikulum sebagai produksi Pengertiannya adalah seperangkat tugas yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu.
34
C. Kinerja Guru PAI Guru menurut paradigma baru bukan hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi sebagai motivator dan fasilitator proses belajar. di maksudkan dengan proses belajar adalah realisasi atau aktualisasi sifat-sifat ilahi pada manusia, yaitu aktualisasi potensi-potensi manusia agar dapat mengimbangi kelemahan pokok yang di mlikinya, yaitu sifat suka lupa.52 Guru-guru dalam pandangan islam ini memerlukan persiapan dalam mata pelajaran, tetapi dalam latihannya titik berat adalah hubungan kemanusiaan. Ia harus berusaha mengembangkan manusia-manusia yang memiliki kepercayaan secara islam tentang manusia dan sikapnya terhadap mereka. Ia harus prihatin terhadap kondisi-kondisi yang memudahkan perkembangan keseluruhan pribadi manusia melalui latihan terhadap jiwa, akal, diri rasional, perasaan, dan hasrat manusia.53 Selanjutnya akhlak guru yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas menghadapi peserta didik, menurut ibn Jama’ah hendaknya seorang guru harus bersifat sebagai berikut: (1) tujuan mengajar untuk mendapatkan keridhaan Allah Ta’ala, bukan untuk tujuan yang bersifat duniawi, harta, kepangkatan, ketenaran, kemewahan, status sosial, dan lain sebagainya; (2) memiliki niat yang baik;(3) menyukai ilmu dan mengamalkannya; (4) menghormati kepribadian para pelajar pada saat para pelajar salah atau lupa, karena guru sendiri terkadang lupa; (5) memberikan peluang tehadap peluang yang menunjukkan kecerdasan dan keunggulan; (6) memberikan pemahaman menurut kadar kesanggupan murid52
Hasan Langgulung, Pendidikan Agama Islam Abad 21 ( Jakarta : PT Pustaka Al Husna Baru, 2003), 103. 53 Ibid., 104-105.
35
muridnya; (7) mendahulukan pemberian pujian dari pada hukuman; (8) menghormati muridnya; (9) memberikan motivasi kepada peserta didik agar giat belajar; (10) tidak mengajarkan suatu mata pelajaran yang tidak diminati peserta didik; (11) memperlakukan peserta didik secara adil dan tidak pilih kasih; (12) memberikan bantuan kepada para pelajar sesuai dengan tingkat kesanggupannya; (13) bersikap tawadlu (rendah hati) kepada para pelajar antara lain dengan menyebut namanya yang baik dan sesuatu yang menyenangkan hatinya.54 Ibn Khaldun berpendapat bahwa seorang guru harus mengajar secara bertahap, mengulang-ulang pokok bahasan, dan kesanggupan peserta didik, tidak memaksakan atau membunuh daya nalar peserta didik, tidak berpindah dari topik satu ke topik lain, sebelum topik pertama di kuasai, tidak memandang kelupaan sebagai suatu aib, tetapi agar menguasainya dengan jalan mengulang, jangan bersikap secara keras terhadap peserta didik. Seorang guru juga harus membiasakan diskusi dan tukar pikiran dengan peserta didik, memilih bagian kajian yang di sukai peserta didik, mendekatkan peserta didik pada pencapaian tujuan, memperlihatkan tingkat kesanggupan peserta didik dan menolongnya agar peserta didik mampu memahami pelajaran.55 Berdasarkan uraian tersebut sosok guru yang ideal adalah guru yang memiliki motivasi mengajar yang tulus, yaitu ikhlas dalam mengamalkan ilmunya, bertindak sebagai orang tua yang penuh kasih sayang kepada anaknya, dan mampu menggali potensi yang dimiliki peserta didik.56
54
Abuddin Nata, perspektif islam tentang pola hubungan guru-murid ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), 93. 55 Ibid., 96 56 Ibid., 101.
36
D. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan yaitu dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.57Belajar juga merupakan hal inti dalam pendidikan yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan.karena dengan belajar maka siswa akan menemukan dalam dirinya, berupa perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan dan ketrampilan.58 Istilah belajar sangat erat hubungannya dengan pendidikan, pada dasarnya merupakan suatu unsur yang sangat fundamental dalam pendidikan. Tingkat keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pelaku pandidikan khususnya siswa yang merupakan subjek pendidikan. Dalam masalah pengertian belajar para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda. Ada beberapa pendapat tentang pengertian belajar adalah: 1. Menurut Abdul Hadis yang mengutip dari Slamet Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu umtuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi individu dengan lingkungannya.59
57
Sardiman,.Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), 22. 58 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), 49. 59 Abdul hadis, psilokogi dalam pendidikan (bandung: alfabeta, 2006),60.
37
2. Menurut Tohirin surya yang mengutip dari hamalik. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan tingkah laku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap. 3. Menurut Tohirin Surya yang mengutip dari sardiman Belajar penampilan,
merupakan dengan
suatu
perubahan
serangkaian
kegiatan
tingkah seperti
laku
atau
membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.60 4. Menurut Abdul Aziz yang mengutip dari Moeslichatoen. Belajar dapat diartikan sebagai proses belajar dan perubahan itu sendiri dihasilkan dari usaha dalam proses belajar.61 5. Menurut Mustaqim yang mengutip dari Mustofa Fahmi.
كPSC8 اH LPTV أو:wwV {wSRQ MQ رةD[Q |S7~8إن ا .ة:[x8أو ا Sesungguhnya belajar adalah ungkapan yamg menunjukkan aktivitas yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman.62 Dari definisi-definisi yang ditemukan dari para pakar pendidikan diatas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen
60
Tohirin….59. Abdul hadis….60. 62 Mustaqim, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 34. 61
38
yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa: 1. Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
pengetahuan,
kecakapan
daya
pikir,
sikap,
kebiasaan, dan lain-lain. 2. Belajar merupakan suatu proses aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, maka sisiwa perlu diberi wakru yang memadai untuk melakukan proses itu.63 3. Belajar pada hakikatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya, setiap kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik akan menghasilkan perubahanperubahan dalam dirimya, yang oleh Bloom dan kawan dikelompokkan kedalam kawasan kognitif, afektif, psikomotor.64 4. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman;
dalam
arti
perubahan-perubahan
yang
disebabakan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.65
2. Prestasi Belajar 63
Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pelajaran IPS (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 10. E Mulyasa….,189. 65 M Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 1998), 84. 64
39
Kata"prestasi" berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi "prestasi" yang berarti"hasil usaha", prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, an sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.66 Menurut Tulus Tu'u bahwa, prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.67 Menurut WJS.Poerwadaminta yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa, prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan lain-lain.68Prestasi merupakan suatu fase untuk menyatakan atau membuktikan bahwa tujuan belajar telah tercapai.69 Menurut Tulus Tu'u prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Poewadarminto memberikan pengertian prestasi belajar, yaitu hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana
66
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional (Bandung: CV Remadja Karya, 1988), 2. Tulus Tu'u, peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa (Jakarta: PT Grasindo,2004), 75. 68 Syaiful…,Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru,( Surabaya: Usaha Nasional, 1994), 20. 69 Ahmad, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Setia, 1996), 143. 67
40
yang dinyatakan dalam raport.selanjutnya
menurut S. Nasution
prestasi belajar, yaitu kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat . Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam kriteria tersebut”. 70 Berdasarkan hal diatas, prestasi belajar peserta didik dapat dirumuskan sebagai berikut:71 1. Prestasi belajar paserta didik adalah hasil belajar yang dicapai peserta didik ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. 2. Prestasi belajar peserta didik tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan peserat didik dalam pengetahuan atau ingatan, pemhaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi. 3. Prestasi belajar peserta didik dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas pserta didik dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar merupakan semua hasil yang telah peserta didik 70 71
http:// Ridwan 202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian. Prestasi. Belajar/ Tulus Tu'u…., 75.
41
capai selama berlangsungya kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pendidikan formal, dan dihargai dengan angka yang menunjukkan
keberhasilan
dalam
mencapai
kompetensi
pembelajaran. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Faktor-faktor yang memepengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat, yaitu: (1) Bahan atau materi yang dipelajari, (2) Lingkungan, (3) Faktor instrumental, dan (4) Kondisi peserta didik.72 Prestasi belajar bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil dari beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Dengan demikian untuk memahami tentang prestasi
belajar,
perlu
dipahami
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya yaitu sebagai berikut: 1). Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik meliputi: a. faktor lingkungan keluarga Sebagian waktu seorang peserta didik berada dirumah. Orang tua, dan adik-kakak peserta didik adalah orang yang paling dekat dengan dirinya. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi peserta didik. 72
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 90.
42
b. Faktor sekolah Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.73 Diantara beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar adalah peranan faktor guru atau fasilitator, karena peranan guru dalam pendidikan dewasa ini menempati posisi yang penting, keterlibatan guru dalam pembelajaran memberi pengaruh yang besar terhadap proses dan prestasi belajar peserta didik. 2). Faktor internal Brata mengklasifikasi faktor internal mencakup: (1) faktor-faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik individu yang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadan fungsifumgsi jasmani tertentu terutama panga indera, dan (2) faktor-faaktor psikologis yang berasal dari dalam diri, seperti: 74
73 74
Tulus Tu'u…, 80-81. E Mulyasa…192.
43
a. Faktor sikap Adalah
gejala
internal
yang
berdimensi
afektif,
beberapa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon ( respon tendency) dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya daik secara positif maupun negatif. b. Faktor kecerdasan Kecerdasan menurut B Uno yang mengutip dari feldam adalah kemampuan memahami dunia, berfikir secara rasional, dan menggunakan sumber-sunber secara efektif pada saat yang dihadapkan dengan tantangan. Kecerdassan terkait dengan kemampuan memahami lingkungan atau alam sekitar, lemamapuan penalaran atau berfikir logis, dan sikap bertahan hidup dengan menggunakan sarana dan sumber-sumber yang ada.75 c. Faktor bakat Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dari orang tua. Bakat-balat yang dimiliki peserta
didik
tersebut
apabila
diberi
kesempatan
dikembangkan dalam pembelajaran, akan dapat mencapai prestasi yang tinggi.
75
Hamzah B Uno…, 63.
44
d. Faktor minat dan perhatian Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan perhatian biasanya berlkaitan erat. Oleh karena itu, para peserta didik harus menaruh minat dan perhatian yang tinggi dalam proses penbelajaran di sekolah. Dengan minat dan perhtaian yang tinggi, kita boleh yakin akan berhasil dalam pembelajaran. e. Faktor motif. Motif adalah dorongan yang memebuat seseorang berbuat
sesuatu.
Motif
selalau
mendasari
dan
mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. f. Faktor cara belajar Keberhasilan studi peserta didik dipengaruhi juga oleh cara belajar peserta didik itu sendiri. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. Cara belajar yang efisien sebagai berikut: a). berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar. b). Segera diterima.
mempelajari
kembali
bahan
yang
telah
45
c). Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang dipelajari, dan berusaha menguasainya dengan sebaikbaiknya. d). Mencoba menyelesaikan dan melatih dan mengerjakan soal-soal.76 E. Hubungan Kinerja Guru PAI dengan Prestasi Belajar Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan, yaitu meliputi tiga aspek: pertama, aspek kognitif( perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan) Kedua aspek afektif, (perubahan dari segi mental, perasaan, dan kesadaran) dan Ketiga aspek psikomotor (perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.77 Untuk mencapai hasil tersebut tidak terlepas dari bantuan seorang guru. Seorang guru paling tidak memiliki empat syarat: pertama syarat keagamaan, Kedua senantiasa berakhlak yang mulia. Ketiga senantiasa meningkatkan kemampuan ilmiahnya, Keempat mampu berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat pada umumnya.78 Dapat disimpulkan bahwa untuk pencapaian hasil belajar yang meliputi tiga aspek afektif, kognitif dan psikomotor, guru merupakan faktor utama, khususnya dalam hal kinerjanya yang harus memenuhi syarat-syarat menjadi guru khususnya dalam bidang Pendidikan Agama Islam. 76
Tulus Tu'u…,78-80. Direktor Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, 1984), 153. 78 Abuddin Nata…,92-93. 77
46
F. Kerangka Berfikir Berangkat dari landasan teori dan telaah pustaka diatas maka diajukan kerangka berfikir penelitian sebagai berikut: 1.
Jika ditemukan model kinerja guru yang baik, maka prestasi belajar siswa-siswi SMAN 1 Ngrayun baik.
2.
Jika prestasi belajar siswa baik, maka mutu sekolah SMAN 1 Ngrayun juga baik.
D. Pengajuan Hipotesis Dari kerangka atau landasan teori diatas maka peneliti
mengambil
hipotesis dan menggunakan hipotesis hubungan ( Assosiatif) yaitu suatu pertanyaan yng menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.79 Yang diajukan dalam proposal ini yaitu: 1. Hipotesis Kerja (Ha) Ada korelasi kinerja guru terhadap Prestasi Belajar PAI siswa-siswi SMAN 1 Ngrayun Tahun Ajaran 2008-2009.
79
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, ( Bandung: ALFABETA, 2006 ), 86.
47
BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian adalah proses pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang akan dilakukan. Selain itu rancangan penelitian juga diartikan sebagai pengatur latar penelitian agar penelitian memperoleh data yang valid yang sesuai dengan karakteristik variabel dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional, karena peneliti menghubungkan dua variabel, yaitu variabel independent ( bebas) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya varibel dependen atau variabel yang mempengaruhi variabel dependen ( terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya varibel bebas.80 Variabel ini terdapat variabel independen dan variabel dependen, yaitu: X
Y
Keterangan : X : Kinerja guru PAI model Rob Norris Y : Prestasi belajar PAI
B. POPULASI Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
80
Ibid., 2-3.
48
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.81sedangkan menerut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.82 Dengan populasi ini dimaksudkan akan memeperoleh gambaran yang sebenarnya sehingga dapay diketahui wilayah yang akan dijadikan sebagai lapangan penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas X SMAN I Ngrayun yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 47 anak, dan sebagian guru, kepala sekolah, waka kurikulum di SMAN I Ngrayun tahun ajaran 2008-2009 sebagai penguat data. Karena jumlah yang ada sebanyak 47 siswa, maka yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada, artinya seluruh siswa kelas X menjadi subjek penelitian, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Metode pengambilan data dengan melibatkan seluruh anggota populasi yang disebut dengan sensus.83 Dalam penelitian ini penulis merujuk pada pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa “ apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100, maka diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.
C. INSTRUMENT PENGUMPULAN DATA Instrument Pengumpulan Data
81
Margono, Metodologi Penelitian Administrasi (Bandung : Alfabeta, 2002), 57. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatn Praktik, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 108. 83 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 120. 82
49
Judul
Variabel
Sub variabel
Indicator
Study korelasi
Variabel
-
a. Mempunyai
antara kinerja guru
independent
dengan prestasi
kinerja
belajar PAI siswa-
PAI
Kualitas personal
kepribadian
=
integritas
Guru
(menyenangkan) b. Mengelola
siswi kelas X SMAN 1 Ngrayun
proses
tahun ajaran
mengajar
belajar
2008/2009 -
Kualitas professional
c. Penguasaan materi/subjek master d. Mampu
control
emosi e. Memahami perkembangan peserta didik f. Mempunyai komitmen tinggi g. Membimbing siswa -
Persiapan
h. RPP
pengajaran
i. Mengidentifikasi
50
pokok
bahasan
yang
akan
diajarkan -
Perumusan tujuan
j. Guru menyampaikan
pembelajaran
tujuan pembelajaran k. kontrak belajar -
Penampilan
guru
dalam mengajar
l. Pakaian m. Presentasi n. Mengorganisasi kelas o. Mendengarkan
-
Penampilan siswa
p. Mengamati
dalam belajar
q. Memecahkan masalah r. Motivasi
-
Evaluasi
s. Pretest t. Penilaian proses belajar mengajar u. Penilaian
Variabel
akhir PBM
dependen = Prestasi belajar
Nilai raport
pada
51
Data dapat diperoleh melalui dokumen, serta pemberian pertanyaan dengan menggunakan angket yang menyangkut data yang ingin diperoleh. Adapun yang ingin peneliti peroleh dalam menyusun skripsi ini adalah: 1. Data tentang kinerja guru model Rob Norris dalam bidang pelajaran PAI disebut variabel X. Kinerja guru model Rob Norris terdiri dari indikator: 1) Kualitas personal dan professional. 2) Persiapan pengajaran. 3) Perumusan tujuan pengajaran. 4) Penampilan guru dalam mengajar di kelas. 5) Penampilan siswa dalam belajar. 6) Evaluasi. Dari instrument di atas kelayakan subyek khususnya siswa hanya untuk menjelaskan indikator yang berupa pertanyaan sesuai yang mereka ketahui, misalnya dalam RPP siswa tidak mengetahui akan pembuatannya tetapi peneliti yang memberikan penilainnya. 2. Data tentang prestasi belajar / disebut juga dengan variabel. Untuk sub variabel dari data ini adalah prestasi belajar bidang studi PAI. Indikatornya adalah siswa memiliki nilai raport bidang studi PAI yang baik.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
52
1.
Teknik Angket Penelitian
ini
mengunakan
jenis
angket
tertutup
(angket
terstruktur), yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya. Adapun pelaksanaannya, angket diberikan kepada peserta didik kelas kelas X SMAN 1 Ngrayun agar mereka mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sedangkan skala yang digunakan adalah skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh pneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi subvariabel kmudian subvariabel dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item isntreumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Dan yang menjadi responden adalah seluruh peserta didik kelas X SMAN 1 Ngrayun. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan / dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut: Selalu
(S) =4
53
Sering
(S) =3
Jarang
(J)
Tidak pernah
(TP) = 1
=2
Penelitian menggunakan skala likert. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradiasi dari sangat positif, yaitu: baik, sedang, buruk, dan buruk sekali. 2.
Teknik Dokumentasi Metode dokumen adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis yang berupa arsip-arsip, buku tentang teori, konsep, hukum dan sebagainya yang ada kaitannya dengan penelitiannya.84 Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data lapangan tentang sejarah berdirinya, struktur organisasi, jumlah guru, siswa, sarana dan prasarana dan yang paling khusus nilai raport siswa kelas X mata pelajaran PAI semester ganjil yang diberikan oleh guru PAI dan hal-hal lain yang dibutuhkan.
E. TEKNIK ANALISIS DATA Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik yang bersifat korelasional, yakni teknik analisis korelasional. Teknik analisis korelasional adalah teknik analisis statistik yang mempelajari mengenai hubungan antara lain dua variabel atau lebih. Dalam hal ini peneliti memilih menggunakan
84
ibid,. 181
54
statistik non para metric karena data yang diperoleh berupa data nominal. Dan menggunakan pengukuran Validitas instrument dengan rumus:85 Rxy
=
NΣxy − (Σx )(Σy )
[(XΣx ) − (Σx ) ](NΣy ) 2
2
2
Untuk menganalisis rumusan tentang konsep kinerja guru bidang studi PAI dan prestasi belajar siswa kelas X bidang Studi PAI tahun ajaran 20082009 digunakan rumus statistic teknik Korelasi Koefisien Kontingensi ( Contingency Coefisient Correlation) yaitu digunakan untuk dua variable yang
dikorelasikan berbentuk kategori.86 x2 , dapat diperoleh: x +N
rumusnya C =
∑
2
( f o − f t )2 ft
C = Angka Indeks Korelasi Koefisien Kontingensi 2
x = Angka Indeks Kai Kuadrat N =Number Of Cases ( jumlah data yang diobservasi)
85
f
o
f
t
= Frekuensi Observasi = Frekuensi Teoritik, yang didapatkan dari:
1
2
3
total
1
a
b
c
rN1
2
d
e
f
rN2
Athok Fuadi, Teknik Evaluasi Pembelajaran (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009),44. Retno Widyaningrum, Statistik Pendidikan Variabel Bivariat (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007), 129-130. 86
55
3
g
h
i
rN3
Total
cN3
cN2
cN1
N
f
Misalkan pada
Pada
f
o
=
f
t
=
= a maka
o
f
t
=
cN 3xrN 3 N
cN 2 xrN 2 maka dan seterusnya. N
Interpretasi a. Merumuskan hipotesa ( Ha dan Ho) b. Mengubah angka indeks korelasi kontingensi C menjadi angka indeks korelasi phi, dengan rumus: C
φ =
1−C
2
c. Menentukan db = N-nr dan dikonsultasikan dengan table nilai"r" product moment. Pada taraf signifikansi 5% atau 1% d. Jika φ
o
e. Jika φ
o
≥
φ
t
≤
φ
t
maka Ho ditolak / Ha diterima maka Ho diterima / Ha ditolak
56
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 1 Ngrayun berdiri pada tanggal 15 Juli 2002. sebelum gedung SMA berdiri para siswa malakoni kegiatan belajar mengajar di MTs PGRI Selur dan masuk pada sore hari. Hari demi hari akhirnya beridirilah 2 lokal/ruang kelas untuk anak-anak menjalani sekolah formal dan masuk pagi hari. Dan tahun inilah baru pertama kalinya sekolah menengah keatas masuk/tepatnya berada di Desa Selur, Kec. Ngrayun yang tahun demi tahun terus meningkat, baik dari segi SDM ataupun mutu daripada sekolah tersebut. Kepala sekolah yang pertama kali adalah bapak Budi Susilo yang sekarang beliau menjabat sebagai kepala di SMA Slahung. SMA ini sekarang dipegang oleh ibu Dra. Lilik Hermiwi M.Pd. lihat lampiran 1. 2. Geografis SMAN I Ngrayun. SMAN 1 Ngrayun berada di Desa Selur, Dusun puthuk, tepatnya Jl. Jendral Sudirman. Dari Kec. Ngrayun ke SMA + 5 km sampai DS. Temon + 1 Km, di sekitar SMAN 1 Ngrayun terdapat banyak lembaga formal, diantaranya SD, MTs PGRI Selur. Lihat lampiran 2.
57
3. Visi dan misi sekolah a. Visi dari pada SMAN 1 Ngrayun adalah sekoah yang berkompetensi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdasarkan Agama dan etos kerja tenaga erta membangun budaya bangsa. b. Untuk mencapai visi sekolah, terdapat 6 misi dari SMAN 1 Ngrayun, yaitu sebagai berikut: 1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berdaya guna dan hasil guna melalui disiplin sekolah. 2) Menumbuh kembangkan kompetensi siswa sehingga dapat mencapai tujuan secara optimal. 3) Meningkatkan pendalaman dan pengalaman Agama dalam kehidupan nyata. 4) Peningkatan pemberdayaan warga sekolah secara optimal sehingga menjadi sekolah yang berkualitas. 5) Membangun semangat dan usaha berprestasi kepada seluruh warga sekolah. 6) Melengkapi sarana dan prasarana belajar. Lihat lampiran 3. 4. Keadaan Guru dan Siswa SMAN berkualitas tinggi tidak terlepas dari para guru yang professional dalam mengajar anak didiknya, sehingga tujuan Pendidikan dapat terwujud dengan baik. Di SMAN 1 Ngrayun terdapat 15 guru tetap dan 6 guru yang tidak tetap.
58
Guru adalah pendidik yang secara administratif bertanggung jawab atas
terselenggaranya
proses
belajar
mengajar
serta
berkewajiban
membimbing dan mengarahkan anak didik untuk mencapai tujuan. Lembaga Pendidikan SMAN 1 Ngrayun mempunyai guru yang mayoritas berkompeten pada bidangnya masing-masing. Jumlah guru di SMAN 1 Ngrayun + 15 orang dan guru tidak tetapnya 6 orang yang mana mempunyai jenjang Pendidikan S1 (untuk lebih jelasnya lihat lampiran 4 ). Mengenai jumlah siswa dapat dilihat pada Table:4.1 No.
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
X
22
44
68
2
XI
23
43
66
3
XII
33
31
64
JUMLAH
198
Dan lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 5. 5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana sekolah sangat berpengaruh guna terlaksananya belajar yang representatif, yang pada akhirnya dapat membantu out put yahg lebih baik. Oleh karena itu sangat penting sekali fungsi dan manfaat sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini selain RKB (ruang kegiatan belajar), masih banyak lagi sarana yang lain, lebih jelasnya lihat pada lampiran 6.
59
6. Struktur Organisasi Untuk menjalin kerjasama yang baik dalam menjalankan visi dan misi Pendidikan di SMAN 1 Ngrayun, dibutuhkan struktur organisasi yang nantinya memiliki fungsi dan peran masing-masing. Struktur organisasi ini merupakan gagasan yang berhubungan dengan garis kekuasaan serta tanggung jawab keseluruhan susunan organisasi. Adapun struktur organisasi SMAN 1 Ngrayun dapat dilihat pada lampiran 7.
B. Deskripsi Data Tentang Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam Model Rob Norris Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa kelas X tahun ajaran 2008/2009 1. Data tentang kinerja guru Pendidikan Agama Islam Siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009 Populasi dalam penelitian ini yang dijadikan obyek penelitian adalah siswa kelas X dan dibantu oleh kepsek, wakasek, guru, dan semua lembaga yang terkait di dalamnya. Dan untuk mendapatkan data tentang kinerja guru, peneliti menggunakan angket kepada responden untuk dijawab. Angket tersebut diserahkan kepada 47 siswa dari kelas X SMAN 1 Ngrayun dan kepala sekolah X SMAN 1 Ngrayun. Adapun komponen yang diukur mengenai kinerja guru pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas X SMAN 1 Ngrayun adalah dapat dilihat tabel berikut:
60
Table : 4.2 Kisi-kisi Kinerja Guru Indikator
Variabel Kinerja Guru
No. Item
Rob Noris
g. Kualitas personal dan profesional
1,2,3,4,5,6
h. Persiapan pengajaran
7,8
i. Perumusan tujuan pengajaran
9,10
j. Penampilan guru dalam mengajar di
11,12,13
kelas k. Penampilan siswa dalam belajar l. Evaluasi.
14,15,16,17 18,19
Dari indikator tersebut dapat dijadikan item pertanyaan dengan ketentua sebagai berikut a. Untuk jawaban A nilai 4 b. Untuk jawaban B nilai 3 c. Untuk jawaban C nilai 2 d. Untuk jawaban D nilai 1
61
2. Uji Validitas Item Table 4.3 No
x
y
x2
y2
xy
1
1
61
1
3721
61
2
1
46
1
2116
46
3
1
54
1
2916
54
4
1
57
1
3249
57
5
1
60
1
3600
60
6
1
61
1
3721
61
7
1
57
1
3249
57
8
1
49
1
2401
49
9
1
50
1
2500
50
10
1
50
1
2500
50
11
1
49
1
2401
49
12
1
55
1
3025
55
13
1
47
1
2209
47
14
1
59
1
3481
59
15
1
50
1
2209
50
16
1
48
1
2500
48
17
1
48
1
2304
48
18
1
48
1
2304
48
19
2
46
4
2116
92
20
1
52
1
2704
52
62
21
1
58
1
3364
58
22
1
45
1
2025
45
23
2
45
4
2025
95
24
2
52
4
2704
104
25
1
56
1
3136
56
26
1
58
1
3364
58
27
1
56
1
3136
56
28
1
61
1
3721
61
29
3
54
9
2916
162
30
1
55
1
3025
55
31
2
50
4
2500
100
32
2
58
4
3364
116
33
3
58
9
3364
174
34
3
59
9
3481
177
35
2
59
4
3481
118
36
2
59
4
3481
118
37
1
48
1
2304
48
38
3
60
9
3600
180
39
2
48
4
2304
96
40
4
57
16
3249
228
41
2
60
4
3600
120
42
1
58
1
3364
58
43
1
45
1
2025
45
63
44
2
57
4
3249
114
45
1
40
1
3600
60
56
4
46
16
2116
184
47
2
51
4
3721
122
Jumlah =
72
2529
142
137445
3900
Rxy
=
NΣxy − (Σx )(Σy )
[(XΣx ) − (Σx ) ](NΣy ) 2
=
=
=
=
=
2
2
(47 x3900 ) − (72 x2529 ) [(47 x142) − (72 2 )]x(47 x137445) − (2529 2 ) 183300 − 182088 (6674 − 5184)x(6459915 − 6305841) 1212 1490 x 64074
1212 95470260 1212 9770,888394
= 0,124041944 =0,124 Kevaliditasan item nomor 11 adalah 0,124.
64
3. Analisa tentang kinerja guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Ngrayun tahun pelajaran 2008/2009. Maksud deskripsi data dalam pembahasan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang sejumlah data tentang kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) SMAN 1 Ngrayun. Setelah diteliti, penulis memperoleh data tentang kinerjq guru Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Ngrayun, maka penulis sebarkan angket untuk siswa dan sebagian guru SMAN 1 Ngrayun. Selanjutnya nilai kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
65
Table : 4.4 Skor Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) SMAN I Ngarayun tahun ajaran 2008-2009 Kinerja Guru Pendidikan
jumlah
Agama Islam (Rob Noris) 61
4
60
2
59
4
58
8
57
5
56
3
55
5
54
2
52
2
50
1
49
2
48
4
47
2
46
2
45
1
Jumlah
47
66
Untuk lebih jelasnya tentang skor jawaban angket kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) SMAN I Ngrayun tahun ajaran 2008-2009 dapat dilihat pada lampiran 8. 4. Data tentang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009. Deskripsi data dalam pembahasan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang sejumlah data hasil prestasi akhir semester, maka penulis memperoleh data tentang prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009. Tabel: 4.5 Nilai Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2008-2009
Skor prestasi belajar PAI
Jumlah siswa
95
1
85
6
80
12
75
11
70
9
65
6
60
2
Jumlah
47
Untuk lebih jelasnya tentang nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X tahun ajaran 2008-2009 dapat dilihat dilampiran 9.
67
C. Analisis Data (Pengujian Hipotesis) 1. Analisis tentang kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) SMAN I Ngrayun tahun ajaran 2008-2009 Untuk memperoleh data ini, penulis mengunakan metode angketyang disebarkan siswa, untuk mengetahui kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris)
SMAN I Ngrayun tahun ajaran 2008-2009. maka setelah
diketahui nilai skor angket yang disebarkan kepada 47 siswa, lemudian dicari Mx dan SDx untuk menentukan kategori kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris)
SMAN I Ngrayun baik, cukup, dan kurang, berikut
perhitungan deviasi standartnya:
68
Tabel: 4.6 Perhitungan Deviasi standart No.
y
F
F.y
y'
F.y'
y'2
F.y'2
1
61
4
244
7
28
49
196
2
60
2
120
6
12
36
72
3
59
4
236
5
20
25
100
4
58
8
468
4
32
16
128
5
57
5
285
3
15
9
45
6
56
3
168
2
6
4
12
7
55
5
275
1
5
1
5
8
54
2
108
0
0
0
0
9
52
2
104
-1
-2
1
2
10
50
1
50
-2
-2
4
4
11
49
2
98
-3
-6
9
18
12
48
4
192
-4
-16
16
64
13
47
2
94
-5
-10
20
50
14
46
2
92
-6
-12
36
72
15
45
1
45
-7
-7
49
49
N = 47
2579
63
817
Dari data hasil di atas lalu dicari standart deviasi dengan langkah sebagai berikut:
69
a. Mencari mean My
=
fx N
b. Mencari standar deviasi SDy =
∑ FX ' 2 − ∑ FX ' N N
N
= 47
∑ Fy
= 2579
2
∑ F.y'2 = 817 ∑ Fy'
=63
Kemudian dicari mean dan deviasi standarnya: M y = ∑ FX N = 2579 47 = 54,87234043 SDy =
=
∑ Fy '2 − ∑ Fy ' N N 817 47
2
63 ) − ( 47
2
= 17,38297872 − (1,340425532 )
2
=
20,9361702 − 1,796740607
= 19,13942959
= 4,37486338 dari hasil diatas dapat diketahui My = 54, 87234043
70
dan SDy = 4, 37486338 maka untuk menentukan kategori kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) SMAN I Ngrayun baik, sedang dan kurang di buat pengelompokan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: My + 1 . SDy = kategori kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) baik
My – 1 . SDy = kategori kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) kurang
Dan di antara keduanya adalah termasuk kategori kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) sedang.
Keterangan: My : Mean, yaitu hasil rata-rata dari jumlah frekuensi yang dibagi jumlah variabel. SDy : standar deviasi My + 1 . SDy
= 54, 87234043 + 1. 4,542042424 =54, 87234043 +
4,542042424
=59,24720381 = 59 (dibulatkan) My - 1 . SDy
= 54, 87234043 - 1.4,542042424 = 54, 87234043 - 4,542042424 = 50,33029801 = 51 (dibulatkan)
71
Dengan demikian dapat diketahui bahwa skor 59 keatas dikategorikan kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) baik, sedang skor 51 kebawah diketegorikan kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) kurang, dan skor diantara keduanya di kategorikan kinerja guru Pendidikan
Agama Islam (Rob Norris) sedang.
Tabel : 4.7 Kategori Mengenai Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) No.
Interval
Frekuensi
Kategori
Presentase
59 ke atas
10
Baik
21,28 %
52 - 58
25
Cukup
53,19%
51 ke bawah
12
Kurang
25,53%
Dari ketogori di atas dapat disimpulkan bahwa: 1.
Untuk tingkat kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) baik berjumlah 10 yaitu 21,28 %
2.
Untuk tingkat kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) baik berjumlah 25 yaitu 53,19%
3.
Untuk tingkat kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) baik berjumlah 12 yaitu 25,53% Dari data di atas disimpulkan bahwa untuk tingkat kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) yang mendapat nilai cukup berjumlah 53,19 %
72
dan yang mendapat nilai kurang berjumlah 25,53%, kemudian yang medapat nilai baik berjumlah 21,28 %.. 2. Analisis tentang tentang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009. Untuk memperoleh data tentang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009, peneliti menganbil nilai dari nilai raport semester ganjil tahun ajaran 2008/2009. Adapun prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009 pada tabel di bawah ini:
73
Tabel: 4.8 Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X SMAN 1 Ngrayun Tahun Ajaran 2008/2009 No.
X
Jumlah siswa
1
95
1
2
85
6
3
80
12
4
75
11
5
70
9
6
65
6
7
60
2 N = 47
74
Tabel: 4.9 Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa-Siswi Kelas X SMAN I Ngrayun Tahun Ajaran 2008-2009 No
N
F
F.X
X'
F.X'
X'2
F.X'2
1
95
1
95
+3
3
9
9
2
85
6
510
+2
12
4
24
3
80
12
960
+1
12
1
12
4
75
11
825
0
0
0
0
5
70
9
630
-1
-9
1
9
6
65
6
390
-2
- 12
4
24
7
60
2
120
-3
-6
9
18
47
3530
-
1
a. Mencari Mean Mx
=
fx N
b. Mencari standar deviasi SDX =
∑ FX ' 2 − ∑ FX ' N N
N
= 47
∑ Fx
= 3530
∑ Fx'2
= 96
MX
= ∑ Fy N
2
96
75
= 3530 47 = 75,10638298 SDx
2
=
∑ Fx ' 2 − ∑ Fx ' N N
=
96 47
=
2,042553191 − 0
=
2,042553191
− ( 470 )
2
= 1,429179202 Dari hasil diatas dapat diketahui Mx = 75,10638298 dan SDy = 1,429179202, maka untuk menentuksn kategori prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X
SMAN I Ngrayun baik,
sedang dan kurang di buat pengelompolan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Mx + 1 . SDx = kategori prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X baik Mx – 1 . SDx = kategori prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X kurang Dan di antara keduanya adalah termasuk kategori prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa-siswi sedang.
Keterangan: Mx : Mean, yaitu hasil rata-rata dari jumlah frekuensi yang dibagi jumlah variabel.
76
SDx : standar deviasi Mx + 1 . SDx
= 75,10638298 + 1. 1,429179202 =75,21276596 + 1,429179202 =76,53556218 = 77 (dibulatkan)
Mx - 1 . SDx
= 75,21276596 + 1,429179202 = 75,21276596 - 1,429179202 = 73,6346506 = 74 (dibulatkan) Tabel 4.10
Kategori Mengenai Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X SMAN 1 Ngrayun Tahun Ajaran 2008/2009. No.
Interval
Katagori
Frekuensi
Prosentase
1
77 ke atas
Baik
19
40,43%
2
75 – 76
Cukup
11
21,28 %
3
74 ke bawah
Kurang
17
36,17 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 40,43% siswa Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam baik, sebanyak 21,28 % cukup, dan 36,17 % kurang.
77
3. Analisis korelasi kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009. Untuk dapat mengetahui ada tidaknya hubungan sigifikan antara kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009 ialah dengan menggunakan teknik perhitungan korelasi koefisien kontingensi. Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang siginifikan antara kinerja guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun yaitu dengan menggunakan teknik penghitungan korelasi koefisien kontingensi. Adapun langkah-langkah penghitungannya adalah sebagai berikut: a. Mentabulasi data ke-2 variabel. Lihat lampiran! b. Menghitung masing-masing skor antara k-2 variabel sebagaimana tabel berikut: c. Menghitung kai kuadrat untuk mencari angka indeks korelasi kontingensi, rumus yang digunakan C=
X2 X2+N
Dengan harga X2 dapat diperoleh dari rumus: 2
X =
∑
( f o − f t )2 ft
78
Tabel 4.11 Perhitungan kai kuadrat untuk mencari angka indeks kontingensi C Sel
Fo
Ft =
( NxIN )
Fo – Ft
(Fo – Ft)
N
( fo
− ft ) ft
1
5
19 x10 47
= 4,0425532
0,957446809
0,916704392 0,226763718
2
2
19 x 24 47
= 9,7021277
-7,70212766
59,32277049 6,114408362
3
3
19 x13 47
= 5,2553191
-2,255319149
5,086464464 0,967869756
4
9
11 x10 47
= 2,3404255
6,659574468
44,34993209 18,94951644
5
4
11 x 24 47
-0,617021277
0,380715256 0,067778852
6
11
11 x13 47
10,95744681
120,0656406 2821,442586
7
5
17 x10 47
= 3,6170213
1,382978723
1,912630148 0,528785982
8
5
17 x 24 47
= 8,6808511
-3,680851064
13,54866456 1,560753025
9
3
17 x13 47
= 4,7021277
-1,70212766
2,89723871
47
= 5,6170213 =3,0425532
47
0,616154809 2850,474627
Maka, dari perhitungan di atas diperoleh harga X2 = 2850,474627.
79
Maka, C / KK =
X2 X +N 2
=
2850 , 474627 2850 , 474627 + 47
=
2850 , 4744627 2897 , 474627
=
0,983778977
= 0,991856329 = 0,991
D. Pembahasan dan Interpretasi Untuk memberikan interpretasi dan hasil data, perhitungan C / KK, terlebih dahulu C diubah menjadi phi (Φ) dengan rumus : Φ
=
=
C 1− C2
=
0,991 0,017919
0,991 1 − 0,982081 =
0,991 = 7,403153769 0,133861869
=7,403 Mencari db = N – nr = 47 – 2 = 45, kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai "r" product moment. Pada taraf signifikan 5% Φo = 7,403 Dengan df 45 diperoleh r tabel pada taraf siginifikansi 5% = 0,294. Demikian Phi (Φ) yang diperoleh dari C/KK lebih besar dari "r" tabel. Pada taraf signifikan 5%,Φo =7,403 dan Φt = 0,294 sehingga Φo > Φt maka Ho ditolak.
80
Pada taraf signifikan 1% Φo =7,403 dan Φt = 0,372 sehingga Φo > Φt maka Ho ditolak. Berarti ada korelasi positif yang signifikan tentang kinerja guru PAI dengan hasil belajar PAI siswa-siswi kelas X SMAN I Ngrayun. Baik tidaknya kinerja guru PAI sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar PAI siswa-siswi kelas X SMAN I Ngrayun. Hubungan atau korelasinya positif berarti hubungannya bersifat searah, maksudnya semakin baik kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris), maka prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa akan semakin baik, begitu juga sebaliknya.
81
DAFTAR TABEL No
Tabel
3.1
Tabel daftar instrument penelitian
4.1
Tabel skor kinerja guru PAI (Rob Norris) SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009
4.2
Skor prestasi belajar PAI Siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009
4.3
Tabel perhitungan deviasi standar
4.4
Tabel daftar kelompok kategori kinerja guru PAI (Rob Norris) SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran
4.5
2008/2009
4.6
tabel daftar perhitungan deviasi standar Tabel daftar kelompok kinerja guru PAI (Rob
4.7
Norris) SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009
Tabel daftar kerja perhitungan antara kinerja guru PAI (Rob Norris) dengan prestasi belajar PAI Siswa 4.8
kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009. Tabel daftar perhitungan kai kuadrat untuk mencari angka indeks kontingensi C
Halaman
82
DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran.1
Lampiran Sejarah
singkat
Halaman
berdirinya
SMAN
1
Ngrayun Lampiran.2
Daftar guru dan staf
Lampiran.3
Daftar jumlah siswa SMAN 1 Ngrayun
Lampiran.4
Sarana dan prasarana
Lampiran.5
Skor jawaban angket tentang kinerja guru PAI (Rob Norris)
Lampiran.6
Data tentang prestasi belajar PAI Siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009
Lampiran.7
Mentabulasi
data
Pendidikan
Agama
skor
kinerja
Islam
guru
Pendidikan
Agama Islam (Rob Norris) dan skor Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun. Lampiran.8
Angket tentang kinerja guru PAI (Rob Norris)
83
TRANSKIP DOKUMENTASI Kode Bentuk Isi dokumen Tanggal pencatatan Jam pencatatan Sejarah Berdirinya Ngrayun
: 01/D/F-1/03-VI/2009 :Tulisan :Sejarah Berdirinya SMAN I Ngrayun :03 Juni 2009 : 09.00 Singkat
SMAN
SMAN 1 Ngrayun berdiri pada tanggal 15
I Juli 2002. sebelum gedung SMA berdiri para siswa malakoni kegiatan belajar mengajar di MTs PGRI Selur dan masuk pada sore hari. Hari demi hari akhirnya beridirilah 2 lokal/ruang kelas untuk anak-anak menjalani sekolah formal dan masuk pagi hari. Dan tahun inilah baru pertama kalinya sekolah menengah keatas masuk/tepatnya berada di Desa Selur, Kec. Ngrayun yang tahun demi tahun terus meningkat, baik dari segi SDM ataupun mutu daripada sekolah tersebut. Kepala sekolah yang pertama kali adalah bapak
Budi
Susilo
yang
sekarang,
beliau
menjabat sebagai kepala di SMA Slahung. SMA ini sekarang dipegang oleh ibu Dra. Lilik Hermiwi M.Pd
84
TRANSKIP DOKUMENTASI Kode Bentuk Isi dokumen Tanggal pencatatan Jam pencatatan
: 01/D/F-2/03-VI/2009 :Tulisan :Geografis SMAN I Ngrayun :03 juni 2009 : 09.00
Geografis SMAN I Ngrayun.
SMAN 1 Ngrayun berada di Desa Selur, Dusun puthuk, tepatnya Jl. Jendral Sudirman. Dari Kec. Ngrayun ke SMA + 5 km sampai DS. Temon + 1 Km, di sekitar SMAN 1 Ngrayun terdapat
banyak
lembaga
formal,
diantaranya SD, MTs PGRI Selur
85
TRANSKIP DOKUMENTASI Kode Bentuk Isi dokumen Tanggal pencatatan Jam pencatatan a. Visi
: 01/D/F-3/03-VI/2009 :Tulisan :Visi dan Misi SMAN I Ngrayun :03 Juni 2009 : 09.00 -
Visi dari pada SMAN 1 Ngrayun adalah sekoah yang berkompetensi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdasarkan Agama dan etos kerja tenaga serta membangun budaya bangsa.
b. Misi sekolah
-
.
Untuk mencapai visi sekolah, terdapat 6 misi dari SMAN 1 Ngrayun, yaitu sebagai berikut:
-
Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berdaya guna dan hasil guna melalui disiplin sekolah.
-
Menumbuhkembangkan kompetensi siswa sehingga dapat mencapai tujuan secara optimal.
-
Meningkatkan pendalaman an pengalaman Agama dalam kehidupan nyata.
-
Peningkatan pemberdayaan warga sekolah secara optimal sehingga menjadi sekolah yang berkualitas.
-
Membangun semangat dan usaha berprestasi kepada seluruh warga sekolah.
-
Melengkapi sarana dan prasarana belajar
86
Lampiran: 7 Mentabulasi data skor kinerja guru Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) dan skor Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun. No
Kode
Kinerja Guru PAI
Responden
(Rob Norris)
Indikasi
Prestasi PAI
Indikasi
Siswa
1
WWW
61
Baik
85
Baik
2
SRH
46
Kurang
85
Baik
3
FJS
54
Cukup
70
Cukup
4
EDM
57
Cukup
65
Kurang
5
ANF
60
Baik
80
Cukup
6
LKS
61
Baik
65
Kurang
7
JRM
57
Cukup
70
Kurang
8
JRY
49
Kurang
70
Kurang
9
LLW
50
Cukup
70
Kurang
10
SRM
50
Cukup
75
Kurang
11
DSR
49
Kurang
80
Cukup
12
OFJ
55
Cukup
75
Kurang
13
MRN
47
Kurang
75
Kurang
14
FNY
59
Cukup
85
Baik
15
TTS
47
Kurang
85
Baik
16
WWS
50
Cukup
85
Baik
17
ETJ
48
Kurang
85
Baik
87
18
WSA
48
Kurang
80
Cukup
19
BKP
46
Kurang
70
Kurang
20
ABS
52
Cukup
80
Cukup
21
ANR
58
Cukup
65
Kurang
22
MDH
45
Kurang
65
Kurang
23
BST
45
Kurang
75
Kurang
24
HNK
52
Cukup
60
Kurang
25
BNF
56
Cukup
80
Cukup
26
TRN
58
Cukup
75
Kurang
27
DMW
56
Cukup
70
Kurang
28
KCS
61
Baik
80
Cukup
29
FRH
65
Baik
65
Kurang
30
SLS
55
Cukup
80
Cukup
31
ISS
50
Cukup
75
Kurang
32
ETD
58
Cukup
75
Kurang
33
SWR
58
Cukup
75
Kurang
34
AST
59
Cukup
75
Kurang
35
WDR
59
Cukup
80
Cukup
36
DES
59
Cukup
80
Cukup
37
AST
48
Kurang
60
Kurang
38
LNW
60
Baik
80
Cukup
39
ANW
48
Kurang
80
Cukup
40
IRA
57
Cukup
80
Cukup
88
41
STN
60
Baik
80
Cukup
42
LST
58
Cukup
95
Baik
43
AMD
45
Kurang
70
Kurang
44
BCD
57
Cukup
65
Kurang
45
EFK
60
Baik
70
Kurang
46
ASC
63
Baik
75
Kurang
47
EDT
61
Baik
70
Kurang
89
Lampiran: 5 No
Kode
Prestasi PAI
Responden
Siswa
Indikasi
1
WWW
85
Baik
2
SRH
85
Baik
3
FJS
70
Cukup
4
EDM
65
Kurang
5
ANF
80
Cukup
6
LKS
65
Kurang
7
JRM
70
Kurang
8
JRY
70
Kurang
9
LLW
70
Kurang
10
SRM
75
Kurang
11
DSR
80
Cukup
12
OFJ
75
Kurang
13
MRN
75
Kurang
14
FNY
85
Baik
15
TTS
85
Baik
16
WWS
85
Baik
17
ETJ
85
Baik
18
WSA
80
Cukup
19
BKP
70
Kurang
20
ABS
80
Cukup
90
21
ANR
65
Kurang
22
MDH
65
Kurang
23
BST
75
Kurang
24
HNK
60
Kurang
25
BNF
80
Cukup
26
TRN
75
Kurang
27
DMW
70
Kurang
28
KCS
80
Cukup
29
FRH
65
Kurang
30
SLS
80
Cukup
31
ISS
75
Kurang
32
ETD
75
Kurang
33
SWR
75
Kurang
34
AST
75
Kurang
35
WDR
80
Cukup
36
DES
80
Cukup
37
AST
60
Kurang
38
LNW
80
Cukup
39
ANW
80
Cukup
40
IRA
80
Cukup
41
STN
80
Cukup
42
LST
95
Baik
43
AMD
70
Kurang
91
44
BCD
65
Kurang
45
EFK
70
Kurang
46
ASC
75
Kurang
47
EDT
70
Kurang
92
Lampiran: 8 ANGKET PENELITIAN Tema: STUDI KORELASI KINERJA GURU PAI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA-SISWI KELAS X DI SMAN 1 NGRAYUN TAHUN AJARAN 2008/2009. A. Petunjuk Penulisan Angket 1. Angket ini tidak dimaksudkan untuk mengetahui apa yang benar dan yang salah ataupun sebaliknya, maka sangatlah diharapkan pengisiannya menurut kenyataan yang sebenarnya (apa adanya). 2. Kerahasiaan jawaban saudara/saudari ini dijamin sepenuhnya, oleh sebab itu pengisian angket ini tidak berpengaruh terhadap karir saudara/saudari di masa akan datang karena semata-mata hanya untuk kepentingan ilmiah di lingkungan terbatas. 3. Cara pengisian : saudara/saudari dipersilahkan memilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat atau paling sesuai menurut pendapat saudara/saudari dengan memberi tanda () pada kolom lembar yang tersedia, yaitu dengan memilih kolom alternatif jawaban yang tersedia. Ada lima alternatif jawaban, yaitu : 4 = Selalu
(S)
3= sering
(S)
2 = Jarang
(J)
1 = Tidak Pernah
(TP)
93
4. Pengisian angket dengan lengkap dan mengembalikan secepatnya, memberikan sumbangan yang sangat besar dalam penelitian ini. 5. pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan kegiatan yang relatif rutin (kinerja) yang dilakukan oleh guru PAI. Contoh:
No
Pernyataan
Alternativ Jawaban 4
3
2
1
S
S
J
TP
Kualitas personal 1 Selalu hadir tepat waktu dalam
melakukan tugas pokok (mengajar)
Dengan jawaban () demikian, Artinya saudara/saudari sangat setuju dengan pernyataan tersebut, sesuai dengan kenyataan yang terjadi di sekolah tentang keadaan Guru PAI yang sebenarnya, yaitu mengenai kedisiplinan Guru PAI dalam mengajar tepat waktu. 6. Pengisian
angket
dan
mengembalikan
secepatnya
sumbangan yang sangat besar dalam penelitian ini.
memberikan
94
B. Identitas Responden. a) Nama Responden
:
b) No. Responden
:
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pernyataan
Kinerja guru (rob norris) Guru selalu menguasai materi/subjek master Guru mampu mengontrol emosi ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru selalu memahami peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berlangsung. Kemampuan guru mengelola kegiatan pembelajaran Selalu membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Selalu Mempunyai komitmen yang tinggi. Selalu membuat RPP (Rencana Persiapan Pembelajaran) dalam setiap kali mengajar. Selalu Mengidentifikasi pokok bahasan yang akan diajarkan. Guru selalu menyampaikan tujuan pengajaran Guru selalu mengadakan kontrak belajar. Selalu menggunakan media ( visual. audio visual) pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran PAI Selalu berpakaian rapi, bersih dan sopan. Selalu mempresentasikan materi dengan berbagai metode yang variatif. Selalu mengorganisir kelas untuk memudahkan kinerja guru Selalu mengamati siswa disetiap pembelajaran PAI dengan metode
4
3
2
1
S
S
J
TP
95
16 17 18 19
problem solving. Selalu mengamati siswa disetiap pembelajaran PAI dengan metode performance Selalu mengadakan evaluasi awal di setiap pembelajaran berakhir Selalu menindak lanjuti dari hasil penilaian evaluasi awal Selalu mengadakan remedial pada siswa-siswi yang memiliki nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
96
Lampiran: 6 No
Kode
Kinerja Guru PAI
Responden
(Rob Norris)
Indikasi
1
WWW
61
Baik
2
SRH
46
Kurang
3
FJS
54
Cukup
4
EDM
57
Cukup
5
ANF
60
Baik
6
LKS
61
Baik
7
JRM
57
Cukup
8
JRY
49
Kurang
9
LLW
50
Cukup
10
SRM
50
Cukup
11
DSR
49
Kurang
12
OFJ
55
Cukup
13
MRN
47
Kurang
14
FNY
59
Cukup
15
TTS
47
Kurang
16
WWS
50
Cukup
17
ETJ
48
Kurang
18
WSA
48
Kurang
19
BKP
46
Kurang
20
ABS
52
Cukup
97
21
ANR
58
Cukup
22
MDH
45
Kurang
23
BST
45
Kurang
24
HNK
52
Cukup
25
BNF
56
Cukup
26
TRN
58
Cukup
27
DMW
56
Cukup
28
KCS
61
Baik
29
FRH
65
Baik
30
SLS
55
Cukup
31
ISS
50
Cukup
32
ETD
58
Cukup
33
SWR
58
Cukup
34
AST
59
Cukup
35
WDR
59
Cukup
36
DES
59
Cukup
37
AST
48
Kurang
38
LNW
60
Baik
39
ANW
48
Kurang
40
IRA
57
Cukup
41
STN
60
Baik
42
LST
58
Cukup
43
AMD
45
Kurang
98
44
BCD
57
Cukup
45
EFK
60
Baik
46
ASC
63
Baik
47
EDT
61
Baik
99
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan tentang kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) SMAN 1 Ngrayun adalah kurang. Hal ini terbukti prosentase kinerja guru PAI (Rob Norris) 21,28 % kategori baik, 53,19 % kategori cukup, kategori 25,53 % kurang. 2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa-siswi kelas X SMAN 1 Ngrayun baik sebesar 40,43 %, sedang sebesar 21,28 %,, kurang sebesar 36,17 %. 3. Ada korelasi positif yang signifikan antara kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Rob Norris) terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa kelas X SMAN 1 Ngrayun tahun ajaran 2008/2009. Demikian Phi (Φ) yang diperoleh dari C/KK lebih besar dari "r" tabel. Pada taraf signifikan 5%,Φo =7,403
dan
Φt = 0,294 sehingga Φo > Φt maka Ho
ditolak, sedangkan pada taraf signifikan 1% Φo =7,403 dan Φt = 0,372 sehingga Φo > Φt
maka Ho ditolak. Berarti ada korelasi positif yang signifikan tentang kinerja guru PAI
dengan hasil belajar PAI siswa-siswi kelas X SMAN I Ngrayun tahun ajaran 2008-2009.
100
B. Saran-Saran 1. Bagi Pendidik -
Seyogyanya pendidik lebih memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai untuk KBM.
-
Menciptakan
proses
pembelajaran
yang
effektif,
efisien,
menyenangkan dan persiapan mengajar yang matang, karena hal ini dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. 2. Bagi Siswa -
Hendaknya rajin mempelajari dan mengulang pelajaran.
-
Jangan malu bertanya kepada siapa saja yang dianggap bisa membantu kesulitan yang dihadapi.
101
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Setia, 1996). Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Arifin, Zainal, Evaluasi Instruksional, (Bandung: CV Remadja Karya, 1988). Bafadal, Ibrahim, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006). Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) Danim,
Sudarwan,
Inovasi
Pendidikan
Dalam
Upaya
Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002).
Direktor Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, 1984) Djohar, Guru Pendidikan dan Pembinaannya, (Yogyakarta: CV. Grafika Indah, 2006). Djamarah, Bahri, Syaiful, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta:Rineka Cipta, 2000). Fajar, Arnie, Portofolio Dalam Pelajaran IPS ,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005). Fuadi, Athok, Teknik Evaluasi Pembelajaran (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009 Hadis,Abdul, Psilokogi Dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006). http://pepak.sabda.org/pustaka/020239/ http:// Ridwan 202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian. Prestasi. Belajar/ Ihsan, Hamdani, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998).
102
Langgulung, Hasan, pendidikan islam dalam abad 21, (Jakarta: PT Pustaka AlHusna Baru, 2003) Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2003). Mujib, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006). Mulyasa, E., Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: PT Rosdakarya), 2006. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001) Nata, Abuddin, perspektif islam tentang pola hubungan guru-murid, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001) Nurdin, Syarifuddin, Guru Professional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Purwanto, M, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 1998). Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006). Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung: Alfa Beta, 2007). Rosyadi, Khirun, Pendidikan Profetik, ( Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2004). Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), 22. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, ( Bandung: ALFABETA, 2006 ) Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001). Toha, Chobib, PBM-PAI Di Sekolah, (Semarang: Pustaka Pelajar, 1998)
103
Tu’u, Tulus, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT Grasindo, 2004). Uno, B, Hamzah, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006). Widyaningrum, Retno, Statistik Pendidikan Variabel Bivariat, ( Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2007) UU dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Direktoral Jendral Pendidikan.