BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dan karyawan merupakan
hubungan yang saling menguntungkan. Dilihat dari satu sisi perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang besar sedangkan dilihat dari sisi lain karyawan mengharapkan suatu kebutuhan tertentu yang harus terpenuhi. Salah satu cara untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh karyawan adalah dengan mengetahui tingkat kepuasan kerja karyawan. Hal ini di dukung oleh pernyataan dari Mangkunegara (2009:121) “dimana pegawai akan merasa puas apabila ia mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut. Begitu pula sebaliknya apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi, pegawai itu akan merasa tidak puas.” Oleh sebab itu organisasi perlu mengetahui bagaimana kondisi yang dapat memberikan kepuasan kerja pada karyawannya. Hal ini bertujuan agar organisasi tersebut dapat melakukan prioritas dalam melakukan perbaikan dan peningkatan kepuasan kerja karyawan. Karyawan adalah makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi setiap perusahaan. Mereka ini menjadi pelaksana perencanaan, dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Karyawan ini menjadi pelaksana yang dapat menunjang tercapainya tujuan (Fathoni 20061;74). Adanya pemberian penghargaan kepada karyawan berupa komentar seperti ‘Bagus’ dapat menciptakan efek jangka panjang yang lebih besar terhadap
motivasi karyawan daripada reward kecil dalam bentuk uang. Dan mereka juga akan merasa puas dengan pekerjaan yang telah mereka lakukan. Sehingga mereka akan lebih mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi dan adanya keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan organisasi. Kepuasan kerja harus diciptakan sebaik-baiknya, supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan dan disiplin karyawan semakin meningkat. Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisplinan dan prestasi kerja (Fathoni 2006 : 174). Tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. Robbins dalam Usman (2009 : 498) mengartikan kepuasan kerja sebagai sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Sikap individu biasa menyangkut puas dan tidak puas pada seluruh dimensi dari pekerjaannya. PT. Adhi Karya Tbk merupakan perusahaan publik yang bergerak di bidang konstruksi, yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985. PT. Adhi Karya mempunyai sembilan Divisi. Salah satunya adalah PT. Adhi Karya Divisi Konstruksi III Kawasan Medan yang beralamat di Jl. Dr. Mansyur No. 169 Medan. PT. Adhi Karya Divisi Kontruksi III Kawasan Medan membawahi Base Camp Patumbak Medan yaitu Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) , Labuhan Batu, Riau, Langga Payung, Aek Godang, Sibuhuan, Pinang Lombang dan Sayur Tinggi. Ada beberapa fasilitas yang rusak dan tidak layak pakai seperti sparepart, membutuhkan waktu sebulan untuk memperbaikinya, transmisi atau pemadatan membutuhkan waktu sebulan lebih untuk memperbaikinya dan aspalt finisher
atau penghamparan, butuh waktu dua bulan untuk memperbaikinya. Self loader atau mesin pemuat, stone crusher atau mesin penghancur batu, dan tandem roller atau mesin penggilas adalah mesin – mesin dengan kondisi yang sudah rusak dan tidak layak pakai. Untuk mengatasi kerusakan tersebut perusahaan menyewa peralatan agar tidak menghambat aktivitas karyawan dalam bekerja. Namun ternyata hal itu menyebabkan kurang produktifnya karyawan dalam bekerja, sehingga pekerjaan tersebut akan lebih lama selesai, akibatnya karyawan merasa tidak nyaman dan malas dalam bekerja yang berdampak pada tingkat kepuasan kerja
karyawan menurun dan juga mengakibatkan rendahnya komitmen
karyawan dalam bekerja. Jika hal ini berlangsung terus menerus maka akan banyak pihak yang dirugikan baik pihak perusahaan maupun pihak yang menggunakan jasa perusahaan tersebut. Menurut Suad Husnan (2002: 187, Repository.usu.ac.id – 1 Februari 2012) “Fasilitas kerja merupakan suatu bentuk pelayanan perusahaan terhadap karyawan agar menunjang kinerja dalam memenuhi kebutuhan karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan”. Adanya fasilitas kerja yang disediakan oleh perusahaan sangat mendukung karyawan dalam bekerja. Fasilitas kerja tersebut sebagai alat atau sarana dan prasarana untuk membantu karyawan agar lebih mudah menyelesaikan pekerjaannya dan karyawan akan bekerja lebih produktif. Dengan adanya fasilitas kerja karyawan akan merasa nyaman dalam bekerja dan menimbulkan semangat kerja untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh perusahaan.
Fasilitas adalah sarana yang sifatnya mempermudah seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Fasilitas menjadi salah satu pertimbangan seseorang dalam menentukan pilihan. Semakin lengkap fasilitas yang disediakan pihak perusahaan, maka akan semakin puas karyawan sehingga ia akan lebih semangat dalam bekerja dan memberikan kontribusi lebih terhadap perusahaan serta terus memilih dan bertahan pada perusahaan tersebut sebagai pilihan prioritas berdasarkan persepsi yang ia peroleh terhadap fasilitas yang tersedia. Sebuah fasilitas kerja dapat diartikan bahwa manusia, material dan mesin dikumpulkan menjadi satu dan tujuannya untuk dapat menghasilkan produk berupa barang ataupun jasa. Pengaturan fasilitas harus didukung dengan hubungan yang erat antar fasilitas yang lainnya agar dapat mempercepat proses kerja untuk itu pengaturan kerja harus optimal dan efisien (https://docs.google.com – 1 Februari 2012). Menurut Herzberg dalam Mangkunegara (2009:122), ada dua faktor yang dapat menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas karyawan dalam bekerja, yaitu faktor pemotivasian dan faktor pemeliharaan. Faktor pemotivasian meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan (advancement), work it self, kesempatan berkembang dan tanggung jawab. Sedangkan faktor pemeliharaan meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas, hubungan dengan subordinate, status, upah, keamanan kerja dan kondisi kerja. Karena sebagian peralatan kerja perusahaan PT. Adhi Karya mengalami kerusakan dan butuh waktu untuk memperbaikinya sehingga kondisi kerja menjadi tidak stabil dan karyawan merasa kurang puas dengan kondisi
tersebut. Apabila seseorang merasa telah terpenuhinya semua kebutuhan dan keinginannya oleh organisasi maka secara otomatis dengan penuh kesadaran mereka akan meningkatkan tingkat komitmen yang ada dalam dirinya. Menurut Mowday dalam Sopiah (2008:155) Komitmen Organisasi merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi. Menurut Kreitner (2005:274) para manajer disarankan untuk meningkatkan kepuasan kerja dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat komitmen yang lebih tinggi. Komitmen organisasi mengharapkan produktivitas yang tinggi sehingga dapat meningkatkan dan menyebabkan terjadinya kepuasan kerja. Kepuasan kerja sangat penting karena dapat meningkatkan komitmen organisasi dan prestasi kerja. Dari uraian diatas bisa diketahui betapa pentingnya komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk membuat perencanaan tentang struktur organisasi yang baik dan hubungan yang baik antara karyawan dengan atasan agar sesuai dengan segmen perusahaan. Demikian juga dengan kepuasan kerja harus diperhatikan faktor yang mempengaruhi yang mungkin menentukan kepuasan kerja. Dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Karyawan Pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah , maka perumusan masalah penelitian
ini adalah : ”Apakah kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen karyawan pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan?”
1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis
bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen karyawan pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan.
1.4. Manfaat Penelitian a.
Bagi Perusahaan Untuk memberi saran dan sumbangan pemikiran serta informasi tambahan
untuk perusahaan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan khususnya pada pengambil keputusan mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen karyawannya.
b.
Bagi Penulis Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan
teori-teori yang penulis dapatkan baik dari bangku kuliah maupun di luar bangku kuliah dan memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan di bidang sumber daya manusia, khususnya menyangkut pengaruh kepuasan kerja terhadap
komitmen karyawan pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan.
c.
Bagi Peneliti lain Penelitian ini sebagai referensi yang dapat menjadi bahan penelitian
lanjutan atau sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen.