BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Keberadaan Art Development Center di Banda Aceh sudah menjadi hal yang
penting untuk dibahas. Terutama saat Tsunami membumihanguskan berbagai fasilitas yang ada, namun image kebudayaan dan kesenian tidak lekang terbawa olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju. Di Kota Banda Aceh sendiri terdapat banyak sekali ragam kesenian yang terkenal hingga kenegeri sebrang. Namun sedikit sekali adanya penyediaan fasilitas untuk mengembangkan potensi kesenian tersebut menjadi lebih aktif di kancah Internasional. Masyarakat sangat butuh adanya fasilitas yang mendukung mereka untuk memperkenalkan keanekaragaman kesenian daerah tradisional maupun modern. Maka pembangunan juga harus mendukung semangat masyarakat. Adanya peristiwa tsunami membuat jiwa masyarakat Banda Aceh menjadi patah semangat. Segala yang masyarakat miliki berupa meterial habis lenyap. Kini mereka hanya memiliki jiwa yang harus di tempa dan didik menjadi generasi – generasi muda yang berbakat dan berpotensi untuk budaya. Maka dari itu Art Development center ini harus di rencanakan. Seni sangat beragam dalam kehidupan manusia bahkan saat berbicara, berbahasa, bergerak manusia harus menggunakan seni. Setiap manusia memiliki minat dan bakat tersendiri dalam hidupnya. Ada di antara mereka yang menyenangi lukisan, yang pintar bernyanyi namun tidak tahu dimana akan menyalurkan bakatnya, pintar menari, berpuisi, berteater, berakting dalam drama,dll. Di banda
1 Universitas Sumatera Utara
Aceh begitu banyak generasi penerus bangsa yang memiliki bakat tidak hanya anak kecil namun muda – mudi remaja juga sangat berekspresif didalamnya. Memperkenalkan kesenian pada masyarakat merupakan hal yang sangat di butuhkan. Kesenian adalah merupakan bahasa sosial yang harus di kembangkan. Kesenian merupakan senjata dalam berbahasa dengan kesenian kita mampu mengembangkan budaya terhadap budaya lain. Dan persaingan budaya adalah merupakan persaingan sehat yang harus di kembangkan. Masyarakat dewasa ini lebih memilih kesenian sebagai pendidikan non – formal di luar pendidikan formal. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menjadikan kesenian sebagai pendidikan yang lebih utama untuk masa depan. Seperti sekolah musik, sekolah tari, akademi teater, dan sekolah tinggi kesenian lainnya. Melihat perkembangan seni daerah lain yang sudah jauh di depan, membuat seni daerah Aceh menjadi bangkit untuk mengepakkan sayap ke persaingan kesenian di luar kota bahkan di luar Negeri. Pelestarian dan pengembangan kesenian sangatlah di perhatikan pada zaman sekarang karena semakin dewasanya zaman maka akan menghasilkan muda – mudi yang kreatif dan berpotensi tidak hanya menguasai bidang kesenian daerah namun mampu mengenal hasil tangan kesenian luar. Banyaknya tingkat pengangguran di kota Banda Aceh, dan jumlah masyarakat miskin, memacu meningkatnya permasalahan social yang akan dihadapi. Sebagai contohnya adalah tingkat kenakalan remaja pada saat ini sudah cukup tinggi, dan mungkin bila kita meramalkan ke sepuluh tahun ke depan akan semakin memprihatinkan. Karena fenomena yang terjadi pada kota-kota besar di Indonesia termasuk di Medan adalah terjadinya human source degradation terutama pada kalangan pemuda karena mereka menyalurkan hasrat dan semangat yang menggebugebu pada hal yang cenderung bersifat destruktif seperti narkoba, kekerasan, 2 Universitas Sumatera Utara
kriminalitas ,dsb. Ini dipicu karena kurangnya wadah bagi generasi muda untuk mengaktualisasikan dirinya. Bila tidak sekarang dimulai untuk menanggulanginya maka akan lebih sulit di masa yang akan datang mencari solusinya. Demi mewujudkan kota Medan menjadi kota metropolitan, maka masalah social seperti ini sudah seharusnya bisa diatasi. Kehadiran pusat pengembangan kesenian seperti ini diharapkan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah itu, dengan berfungsi sebagai sarana pendidikan non-formal jelas akan mampu ikut serta mencerdaskan generasi bangsa. Seni bukan sekedar sesuatu yang dapat membuat hati senang, memberi kebahagiaan namun secara mendalam mampu mengubah cara berpikir seseorang yang mengerti tentang seni. Karena dengan melihat karya seni dapat memberikan suatu naungan baru terhadap pemikiran seseorang, suatu yang simpatis, menenangkan, inspirasional, dan bahkan juga sesuatu yang dapat memberikan kegembiraan di dalam menapaki kehidupan. Secara luas juga dapat memperdalam pengetahuan kultural dan praktek artistik, mengembangkan dan mengasah keterampilan meneliti, mengungkapkan pengertian sejarah yang lebih mendalam yang tidak dapat dilakukan oleh dokumen manapun, dan mendorong kreatifitas, analitis, dan otonomi berfikir. Harapannya Pusat Pengembangan Budaya Di Banda Aceh menjadi wadah untu melahirkan generasi – generasi dan masayarakat yang berbudaya, berpotensi dan kreatif dalam kesenian dan selalu berlari menuju arah persaingan budaya dan kesenian yang sehat dan menghasilkan produk – produk luar biasa di mata Nasional dan Internasional.
3 Universitas Sumatera Utara
1.2
Maksud dan Tujuan Perancangan Tujuan perancangan adalah : o Mengembangkan budaya yang bersifat edukatif dan rekreatif sehingga menjadi daya tarik utama masyarakat dalam mendekatkan diri pada makna dari kesenian budaya tradisional dan modern. o Menjadikan kekreatifitasan merupakan pendukung utama bagi kemajuan pendidikan. Meskipun aspek pendidikan yang terdapat di dalam perencanaan hanyalah berupa fasilitas non formal.Berkat adanya kreativitas maka timbullah persaingan pendidikan yang menjadi tonggak utama adanya hubungan timbal balik antara kemajuan pendidikan di Indonesia khususnya di BandaAceh. o Agar masyarakat mendapatkan wadah untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang Budaya dan menambahkan kekreatifitasan
masyarakat
dalam
memahami
kesenian
Budaya. Kegiatan ini dapat di artikan sebagai kegiatan belajar sambil bermain dan bersifat Non- formal. o Merupakan fasilitas yang sangat di butuhkan oleh masyarakat Banda Aceh.merangsang kreativitas seni dan meningkatkan wawasan tentang kesenian di kalangan masyarakat , o Melaksanakan upaya pembinaan kesenian dan menciptakan suatu iklim kehidupan kesenian yang sehat di antara masyarakat dan para seniman. o Memberikan informasi, penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat untuk menciptakan iklim yang mencerminkan fungsi kesenian dan kehidupan kesenian bagi setiap anggota masyarakat. o Mengaktifkan
kegiatan
–
kegiatan
yang
menunjang
peningkatan mutu seni dan apresiasi seni terhadap masyarakat perlu di perbanyak jumlahnya , kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah: a. pekan seni dan lomba seni dari tingkat lokal sampai ketingkat Internasional. 4 Universitas Sumatera Utara
b. Pergelaran dan pementasan seni di setiap acara resmi maupun tidak resmi. c. Pameran hasil karya seni , duta wisata dan duta seni antar daerah. d. Sarasehan dan lokakarya seni. e. Pemberian
penghargaan
serta
penambahan
bantuan
fasilitas seni. 1.3
Perumusan Masalah Bagaimana mendapatkan konsep bangunan yang menarik serta mampu menggambarkan fungsi bangunan. Bagaimana menyatukan fasilitas galeri, teater dan edukasi informal dalam suatu wadah yang membuat para penggunanya merasa tertarik dan nyaman. Masalah komunikasi dengan bangunan sehingga mudah dimengerti dan familiar oleh masyarakat awam serta mendukung penghayatannya pada aktifitas dalam bangunan. Bagaimana pemecahan struktur masa bangunan yang merupakan tuntutan dari fungsi bagunan dengan segala beban dan fasilitas tersebut. Solusi untuk menghasilkan bangunan yang mampu memberikan citra kesenian Budaya yang tradisional namun lebih modern dalam fasadenya dan aplikasi terhadap pandangan masyarakat awam. Mampu memberikan fasilitas yang terbaik bagi masyarakat dan para budayawan demi kenyamanan dan apresiasi seni di Banda Aceh khususnya.
1.4
Metoda Pendekatan Pendekatan
berdasarkan
standar-standar
ukuran
ruangan
yang
mengakomodasi setiap jenis kegiatan di dalam ruangan maupun di luar bangunan. Pendekatan berdasarkan fungsi bangunan. Pendekatan berdasarkan tema bangunan. Pendekatan berdasarkan sistem struktur bangunan.
5 Universitas Sumatera Utara
1.5
Lingkup dan Batasan Proyek
Lingkup dan batasan yang akan digunakan adalah: Seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan mengenai bangunan Art Development Center yang mengabungkan fungsi pendidikan, rekreasi (entertainment) dan komersil yang menyangkut lingkungan tapak, masa bangunan dan besaran ruang. Perpaduan perancangan fungsi rekreasi, pendidikan, komersil dan fasilitas pendukung lainnya serta pengolahan ruang dalam dan ruang luar sebagai satu kesatuan. Penerapan tema simbolisme ke dalam bentuk bangunan dan elemen-elemen arsitekturnya. Art Developmen center ini merupakan suatu wadah yang dibentuk guna memamerkan karya-karya seni kebudayaan daerah tradisional maupun modern dan menampilkan pertunjukan seni. Untuk seni pertunjukan menampilkan seni teater, seni musik dan seni tari. Serta memamerkan adanya hal – hal yang baru mengenai seni yang dapat mengembangakan imaji masyarakat terhadap budaya yang tidak akan pernah berhenti dan terus berkembang. Dapat berupa asimilasi kebudayaan dan percampuran budaya dari 1 daerah ke daerah lainnya.
6 Universitas Sumatera Utara
1.6
Kerangka Berpikir Latar Belakang 1.
Apresiasi masyarakat terhadap seni kebudayaan daerah ( tradisional maupun Modern)
2.
Kebutuhan
masyarakat
untuk
menyalurkan
potensi dan bakat yang di milikinya sebagai peluang baik untuk masyarakat daerah.
Judul :
Tujuan dan Manfaat
Art Development Center di Banda Aceh
1.
Agar masyarakat mendapatkan wadah untuk
Tema Perancangan :
pengembangan
Arsitektur Simbolisme
Kesenian Budaya Tradisional dan Modern. 2.
Mengembangkan
ilmu
pengetahuan
budaya
yang
tentang
bersifat
edukatif dan rekreatif diri masyarakat.
2.
Perumusan Masalah
Bagaimana mendapatkan konsep bangunan yang menarik serta mampu menggambarkan fungsi bangunan.
Data Perencanaan
Bagaimana menyatukan fasilitas galeri, teater dan edukasi informal dalam
Data Tapak
suatu wadah yang membuat para penggunanya merasa betah dan
Studi Literatur
tertarik.
Studi Banding
Masalah komunikasi dengan bangunan sehingga mudah dimengerti dan
Survei Lapangan
familiar oleh masyarakat awam serta mendukung penghayatannya pada
Wawancara
aktifitas dalam bangunan. Bagaimana pemecahan struktur masa bangunan yang merupakan tuntutan dari fungsi bagunan dengan segala beban dan fasilitas tersebut.
Analisa Tapak (Analisa Fisik) View, sirkulasi, orientasi, dll. Analisa
Fungsional
(Analisa
Konsep Perancangan
Nonfisik)
Konsep ruang luar, ruang
Pengguna, alur kegiatan, dll
dalam,
Programming
struktur, dan utilitas.
massa,
Desain Perancangan
tema,
Program ruang dalam dan ruang luar
7 Universitas Sumatera Utara
1.7
Sistematika Penulisan Laporan
Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan, berisi kajian tentang latar belakang pembangunan pabrik daur ulang kertas, maksud dan tujuan, masalah perancangan, lingkup dan batasan, dan metode pendekatan.
Bab 2 Deskripsi Proyek, berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.
Bab 3 Elaborasi Tema, menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.
Bab 4 Analisa Perancangan, menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.
Bab 5 Konsep Perancangan, menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.
8 Universitas Sumatera Utara