BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Infeksi merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kematian
ibu dan bayi baru lahir. Ibu bersalin yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik bersalin, dihadapkan kepada resiko terjadinya infeksi. Kejadian infeksi sebenarnya dapat dicegah dan diminimalkan kejadiannya dengan upaya melaksanakan tindakan pencegahan infeksi dalam memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Pencegahan infeksi merupakan hal yang esensial dalam memberikan asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat pmeriksaan antenatal, saat menolong persalinan khususnya dan saat nifas. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk meminimalkan dan menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya serta infeksi nosokomial terhadap ibu bersalin khususnya dan bayi baru lahir (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI (Maternal Mortality Ratio) di USA yaitu 28 per 100.000 KH, AKI di Nigeria yaitu 560 per 100.000 KH, AKI di India yaitu 190 per 100.000 KH, dan AKI di Malaysia yaitu 29 per 100.000 KH (WHO, 2014).
1 Universitas Sumatera Utara
2
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas)
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2013). Pada Tahun 2014 (per Oktober) AKI di Provinsi Sumatera Utara sebesar 152 per 100.000 kelahira hidup, sementara pada tahun 2013 AKI di Provinsi
Sumatera
Utara
sebesar
249
per
100.000
kelahiran
hidup
(www.sumutprov.go.id). Sedangkan, berdasarkan laporan dari profil kab/kota AKI yang dilaporkan di Sumatera Utara tahun 2012 yaitu 106/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2012). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), setiap harinya pada tahun 2010, sekitar 800 wanita di dunia meninggal dikarenakan komplikasi kehamilan dan persalinan termasuk perdarahan yang hebat setelah persalinan, infeksi, hipertensi, dan aborsi yang tidak aman (WHO 2010). Di Negara berkembang paling sedikit satu dari sepuluh kematian ibu disebabkan oleh Infeksi. Luka pasca nifas masih menjadi kasus umum penyebab infeksi 80-90% (WHO, 2005 dan Varney, 2007). Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetric 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% (Profil Kesehatan Indonesia, 2013 dan Kemenkes RI 2011). Penyebab angka
41
Universitas Sumatera Utara
3
kematian ibu di Sumatera Utara disebabkan oleh perdarahan 33 %, eklampsia 28%, lainnya 27 %, infeksi 6,6 %, partus macet 3,3 %, dan abortus 2% (Dinkes Propsu, 2014). Saat ini, fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan kesehatan adalah ditujukan untuk mencegah dan meminimalkan infeksi yang diakibatkan oleh mikroorganisme dan mengurangi risiko perpindahan penyakit (Hepatitis B dan HIV AIDS) (Azis dan Musrifatul, 2006). Infeksi persalinan dapat dicegah apabila tenaga kesehatan dapat melakukan pencegahan infeksi yang benar yaitu melalui pengetahuan, keterampilan dan pelatihan klinik yang kemudian diterapkan sehingga mampu memberikan asuhan persalinan yang aman dan bersih serta mencegah terjadinya komplikasi pada ibu bersalin. Prinsip-prinsip tindakan pencegahan infeksi yang sesuai dengan SOP harus diterapkan dalam proses menolong persalinan karena untuk menghindari penyakit-penyakit infeksi yang melalui jalan lahir (JNPK KR, 2008). Prinsip tindakan pencegahan terhadap infeksi yang dapat dilakukan oleh bidan pada ibu bersalin dengan persalinan normal diantaranya adalah mencuci tangan, memakai sarung tangan dan penggunaan alat pelindung diri pada saat prosedur tindakan, melaksanakan teknik aseptik , memproses alat bekas pakai dengan benar, dan menjaga kebersihan lingkungan ruang persalinan (Depkes, 2014).
41
Universitas Sumatera Utara
4
Pada
tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25% dengan persalinan yang bersih dan aman sesuai prosedur salah satunya. Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi-provinsi tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia secara signifikan (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Bidan sebagai salah satu petugas kesehatan dan penolong persalinan yang profesional, dalam memberikan asuhan kebidanan, sangat berkemungkinan untuk ditulari dan menularkan kuman dari dan kepada kliennya yang dapat menimbulkan terjadinya infeksi. Oleh karena itu, prinsip pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi harus tetap dilaksanakan dan ditingkatkan, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk mencegah dan mengurangi
kejadian
morbiditas hingga mortalitas (Mustika, 2006). Hasil Penelitian Fitria (2012), di Kab Lampung Timur dapat dilihat ada beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku bidan dalam pencegahan infeksi saat melakukan pertolongan persalinan yang meliputi faktor sikap dan pengetahuan yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan perilaku bidan dalam pencegahan infeksi.
41
Universitas Sumatera Utara
5
Hasil Penelitian Eka (2012) dan Rahmadona dkk (2014), di Puskesmas Wilayah kerja Dinkes Kab Badung Prov. Bali menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap (faktor predisposisi), ketersediaan sarana dan fasilitas (faktor pemungkin) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan perilaku penerapan kewaspadaan universal (pencegahan infeksi) pada persalinan normal. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anita pada tahun 2009 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan jumlah persalinan tahun 2009 sebanyak 1165 persalinan dengan yang mengalami komplikasi selama persalinan sebanyak 170 persalinan, yaitu perdarahan 41 kasus (24%), preeklamsi/eklamsi 17 kasus (10%), infeksi 34 kasus (20%), lain-lain 78 kasus (46%). Dari hasil penelitian yang dilakukan Romi (2009) di RSUP Haji Adam Malik dan RSUD dr. Pirngadi Medan, diketahui persentase pasien terkena infeksi luka episiotomi sebanyak 7,1% dari 42 sampel yang diteliti. Angka tersebut cukup bermakna mengingat Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPMRS) yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.129 tahun 2008 untuk angka kejadian infeksi sebesar ≤ 1,5 %. Infeksi menjadi faktor utama morbiditas pada ibu nifas bahkan menjadi salah satu sumber penyebab kematian pada ibu pasca persalinan. Berdasarkan hasil data rekam medis di RSUD Dr. Pirngadi Medan ditemukan 4 kasus infeksi paska persalinan periode tahun 2013-2014 dengan jumlah ibu bersalin sebanyak 1084 ibu bersalin. Berdasarkan survei pendahuluan pada Tanggal 23 Juni 2016 di RSU IPI Medan yang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berstatus B, yang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang menerima rujukan, dimana jumlah
41
Universitas Sumatera Utara
6
bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN sebanyak 40 orang. Ibu bersalin periode tahun 2013-2014 yang melahirkan secara normal yang ditolong oleh bidan adalah 745 orang ibu bersalin diantaranya terdapat 25 orang ibu bersalin yang mengalami infeksi paska persalinan di RSU Imelda (Data Rekam Medis Periode 2013-2014 RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ). Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara pada tanggal 27 Juli dan 10 Agustus 2015 kepada 8 orang bidan yang telah mendapatkan pelatihan APN, dengan sarana prasarana rumah sakit untuk tindakan pencegahan infeksi juga sudah lengkap. Dari 8 orang bidan tersebut hanya 3 orang (37,5 %) yang melakukan semua tahap atau prosedur tindakan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan sesuai SOP yang sudah ditetapkan. Ada beberapa tindakan pencegahan infeksi yang tidak dilakukan oleh 5 orang bidan tersebut yaitu: menggunakan lap tangan setelah mencuci tangan secara bersamaan/ tidak untuk sekali pakai, mereka tidak mencuci tangan setelah tiba di tempat bekerja, terkadang mereka juga tidak mengganti larutan klorin setiap 24 jam sekali dan mereka tidak menggunakan APD secara lengkap saat melakukan pertolongan persalinan yaitu tidak memakai penutup kepala, masker jarang digunakan dikarenakan mereka merasa kurang nyaman, tidak selalu mengganti sarung tangan yang telah digunakan setelah dipakai untuk pemeriksaan dalam (VT), dan jarang menggunakan sepatu pelindung/ boot/ sepatu khusus di ruang bersalin.
41
Universitas Sumatera Utara
7
Pembentukan perilaku yang baik akan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam (internal) maupun dari luar diri (eksternal) bidan tersebut. Menurut Geller (2001), terdapat dua faktor yaitu faktor internal (sikap, dan motivasi) dan eksternal (pengawasan/supervisi, dan dukungan teman sejawat). Berdasarkan uraian permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tindakan bidan dalam pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2015.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah karena terdapat kasus infeksi selama 2 tahun (periode tahun 2013-2014), dengan adanya 25 kasus infeksi pasca persalinan dari 745 ibu bersalin di RSU Imelda. Untuk itu ingin diketahui faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan tahun 2015.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor –faktor apa saja yang berhubungan dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal yang sesuai dengan APN di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2015.
41
Universitas Sumatera Utara
8
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui apakah faktor internal (sikap dan motivasi) berhubungan dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal yang sesuai dengan APN di RSU Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2015. 2. Untuk mengetahui apakah faktor eksternal (pengawasan, dan dukungan teman sejawat) berhubungan dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan pesalinan normal yang sesuai dengan APN di RSU Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2015.
1.4
Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara sikap dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal. 2. Ada hubungan antara motivasi dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal. 3. Ada hubungan antara dukungan teman sejawat dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal. 4. Ada hubungan antara pengawasan/supervisi dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal.
1.5
Manfaat Penelitian
1. Menjadi masukan bagi bidan untuk menerapkan prosedur atau pedoman pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan normal dalam upaya penanggulangan pencegahan penyakit infeksi pada ibu bersalin khususnya.
41
Universitas Sumatera Utara
9
2. Menjadi masukan bagi Instansi Rumah Sakit untuk evaluasi terhadap penerapan standar praktek pencegahan infeksi pada ibu bersalin yang dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk pengambilan kebijakan menjadi acuan dalam menerapkan asuhan kebidanan yang komprehensif dan bermutu
dalam
upaya
penanggulangan
pencegahan
infeksi
pada
pertolongan persalinan normal yang pada akhirnya akan menurunkan Angka Kematian Ibu. 3. Menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan
yang berkaitan dengan penerapan
pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan pertolongan persalinan normal.
41
Universitas Sumatera Utara