BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kerajinan merupakan hasil pengolahan seni kreatif dan menarik yang dapat menghasilkan nilai jual tinggi. Kerajinan mendong merupakan hasil kerajinan khas dari Tasikmalaya Jawa Barat. Kerajinan ini telah melebar luaskan hasil karyanya dalam tingkat lokal dan mancanegara. Tabel I.1 Potensi Sentra Industri Kecil Menurut Jenis Komoditi Anyaman Mendong (Sumber : Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Lokasi Sentra Desa Kecamatan Cijulang Cineam Cineam Cineam cikondang cineam Ciampanan Cineam Sirnajaya Karangjaya Cinunjang Gunung Tanjung Gunung Tanjung Gunung Tanjung Bojongsari Gunung Tanjung Jatijaya Gunung Tanjung Giriwangi Gunung Tanjung Tanjung Jaya Gunung Tanjung Malatisuka Gunung Tanjung Karyawangi Salopa Setiawangi Jatiwaras
Lokasi Sentra Jumlah Jumlah No Produksi Produksi Desa Kecamatan 105,600 15 Kaputihan Jatiwaras 126,600 64,800 16 Cibatuireng 48,000 Karangnunggal 53,400 17 Kudadepa 24,000 Sukahening 42,000 18 Tanjungsari 38,400 Salopa 40,800 19 Kamulyan 323,400 Manonjaya 128,400 20 Margaluyu 242,400 Manonjaya 142,200 21 Margahayu 54,000 Manonjaya 1,152,600 22 Kalimanggis Manonjaya 28,800 711,000 23 Pasirbatang 24,000 Manonjaya 150,000 24 Pasirpanjang Manonjaya 21,600 36,000 25 Batusumur 18,000 Manonjaya 129,000 26 Gunajaya 20,400 Manonjaya 498,600 27 Sindangasih 19,200 Cikatomas 150,000
Berdasarkan Tabel I.1 komunitas pengrajin mendong Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat, merupakan sentra budidaya tanaman mendong yang potensial di Jawa Barat. Di daerah tersebut terdapat area tanaman mendong yang cukup luas dan tumbuh terus menerus tidak mengenal musim, dimana masyarakat sekitar banyak yang bekerja sebagai pengolah/pembuat/penenun dan pengrajin mendong.
1
Industri kerajinan mendong sudah menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Masyarakat di daerah sekitar memperoleh penghasilan dari bekerja sebagai petani mendong dan sebagian lagi bekerja sebagai pengrajin mendong. Kerajinan anyaman mendong di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya memiliki peluang pasar yang bagus, mendong yang dahulu hanya dibuat menjadi tikar sederhana kini sudah berkembang ke berbagai macam produk, seperti kotak multifungsi, tempat alat tulis kantor, dan tempat cucian. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 sebuah industri, hal yang menjadi sorotan utama dalam proses produksi adalah limbah yang dihasilkan. Pembuatan kerajinan mendong ini juga menghasilkan limbah yang belum tertangani dengan baik. Limbah mendong yang dihasilkan untuk satu pengrajin mendong kisaran 3 ton setiap hari. Penanganan limbah ini biasanya pengelola atau pengrajin melakukannyanya dengan cara dibuang ke sungai, dibakar, ataupun ditimbun pada lahan kosong sekitar lingkungan. Pembuangan limbah mendong yang tidak efektif berdampak kepada pencemaran lingkungan, timbulnya jentik penyakit bagi masyarakat sekitarnya, berkurangnya karena banyaknya CO yang dihasilkan, dan terhambatnya aliran air sungai. Aktifitas masyarakat juga menjadi terhambat dan kepadatan penduduk semakin meningkat sehingga mendorong berkembangnya pemukiman baru di sekitar luas area kerajinan. Penanganan limbah mendong kini dapat ditangani salah satunya dengan cara membuat sebuah energi mandiri bagi masyarakat dengan mengelola limbah mendong menjadi biogas. Manfaat biogas ini dapat mengefisienkan tingkat bahan bakar yang digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari seperti digunakan untuk memasak atau kebutuhan industri kerajinan mendong berupa proses pencelupan. Masyarakat desa Kamulyan di Tasikmalaya selama ini memiliki ketergantungan terhadap LPG sebagai bahan bakar untuk memasak sehari-hari. Dewasa ini kebutuhan LPG telah menjadi konsumsi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pangan, selain itu program pemerintah pada subsidi LPG 3 kg ke masyarakat 2
telah menyebar luas ke daerah pedesaan. Namun berdasarkan isu yang beredar pengadaan LPG terkendala dalam distribusi dan kenaikan harga yang tidak stabil sehingga sering terjadi kelangkaan LPG di berbagai daerah (Virdhani, 2015, dalam artikel). Biogas ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam penggunaan kebutuhan bahan bakar. Karena biogas merupakan gas yang ramah lingkungan dihasilkan dari aktivitas biologi yang tercampur dalam proses fermentasi anaerobik, gas yag dihasilkan berupa gas metana (
).
Studi analisis kelayakan dilakukan untuk mengetahui apakah implementasi Biogas layak untuk dijalankan jika dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, Aspek Lingkungan dan aspek finansial. Dalam analisis aspek pasar, akan diukur seberapa besar limbah penen dan limbah industri mendong yang dihasilkan, yaitu daerah Kabupaten manonjaya desa kamulyan Tasikmalaya. Dalam aspek teknis, akan ditentukan titik pusat penempatan alat Biogas, konten sosialisasi karangtaruna, kebutuhan peralatan, sarana transportasi, dan kebutuhan sumber daya manusi. Dalam aspek finansial, indikator yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Payback Period (PBP), dan Benefit Cost Ratio (BCR). Analisis kelayakan yang ditinjau berdasarkan keempat aspek tersebut
untuk memberikan informasi yang dapat membantu Dinas desa
Kamulyan dalam mempertimbangkan keputusan untuk melakukan implementasi pembuatan Biogas berbahan baku limbah mendong. I.2 Perumusan Masalah Adapun beberapa aspek akan dibahas dalam analisis kelayakan biogas di desa Kamulyan kecamatan Manonjaya kabupaten Manonjaya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kelayakan aspek pasar dalam implementasi Biogas? 2. Bagaimana aspek teknis dalam implementasi Biogas? 3. Bagaimana aspek lingkungan dalam implementasi Biogas? 4.
Bagaimana aspek finansial dalam implementasi Biogas?
3
I.3 Tujuan Adapun tujuan analisis kelayakan biogas di desa Kamulyan kecamatan Manonjaya kabupaten Manonjaya adalah adalah sebagai berikut : 1. Menentukan kelayakan implementasi Biogas dilihat dari aspek pasar 2. Menghitung kelayakan implementasi Biogas dilihat dari aspek teknik 3. Menganalisis kelayakan implementasi Biogas dilihat dari aspek lingkungan 4. Menghitung kelayakan implementasi Biogas dilihat dari aspek finansial.
I.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Menambah pengetahuan untuk masyarakat dengan pemanfaatan limbah mendong menjadi energi mandiri berupa biogas. 2. Membantu pengrajin di desa Kamulyan menyelesaikan masalah limbah mendong sebagai bahan baku produksi kerajinan. 3. Dapat dijadikan sebagai proyek percontohan energi mandiri melalui pengolahan limbah mendong bagi masyarakat. I.5 Batasan Masalah Studi analisis kelayakan permasalahan yang dikaji dengan ketebatasan agar tidak terlalu luas serta mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun batasan masalah dari kelayakan ini sebagai berikut : 1. Aspek kelayakan lainnya seperti aspek legalitas tidak ditinjau, karena pembuatan biogas dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar dan yang bertanggung jawab atas biogas ini adalah Kepala desa setempat, implementasi pelaksanaan akan ditangani langsung oleh kegiatan karangtaruna desa Kamulyan. 2. Beberapa parameter dan asumsi yang digunakan dalam analisis berdasarkan data hasil survey. 3. Kelayakan investasi membahas produksi biogas yang memiliki nilai investasi 60% dari biaya produksi, untuk investasi 40% mengenai limbah biogas tidak dibahas. 4. Data sekunder diperoleh dari studi literatur terhadap PT.Kencana Online dan internet. 4
I.6 Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini menggunakan sistem penulisan sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika Penulisan.
BAB II
Teori Pendukung Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan dibahas pula hasil-hasil penelitian terdahulu. Bagian kedua membahas hubungan antar konsep yang menjadi kajian penelitian dan uraian kontribusi penelitian.
BAB III
Metodelogi Penelitian Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi:
tahap
merumuskan
masalah
penelitian,
merumuskan
hipotesis, dan mengembangkan model penelitian, mengidentifikasi dan melakukan operasionalisasi variabel penelitian, menyusun kuesioner penelitian, merancang pengumpulan dan pengolahan data, merancang analisis pengolahan data. BAB IV
Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini merupakan bagian dari Tugas Akhir yang menjelaskan mengenai proses pengumpulan dan pengolahan data yang terkait dalam penelitian ini.
BAB V
Analisis Bab ini merupakan bagian dari Tugas Akhir yang menjelaskan analisis yang dilakukan terhadap data-data yang telah didapatkan serta usulan perbaikan yang diberikan.
BAB VI
Kesimpulan Bab ini merupakan bagian dari Tugas Akhir yang menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diberikan berdasarkan penelitian ini.
5