BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Tantangan ketenagakerjaan ke depan semakin berat dan kompleks.
Ketersediaan kesempatan kerja yang sesuai dengan tingkat pendidikan tenaga kerja menunjukkan peningkatan seiring dengan semakin terbukanya pasar bebas. Maka upaya peningkatan kualitas agar mampu bersaing di pasar internasional maupun pasar dalam negeri menjadi hal yang wajib dilakukan [1]. Upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dilakukan dengan mengadakan pelatihan kerja yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
dan
mengembangkan
kompetensi,
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan kepakaran tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan [2]. Salah satu komponen penting dalam peningkatan kualitas tenaga kerja adalah instruktur yang bertugas melaksanakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran serta pengembangan pelatihan. Instruktur merupakan salah satu dari 114 jabatan fungsional [3] yang telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil. Jabatan fungsional instruktur termasuk dalam rumpun jabatan pendidikan lainnya yang bertugas melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori, dan metode operasional, di bidang pendidikan dan pengajaran umum, serta pendidikan dan pelatihan yang tidak berhubungan dengan pengajaran sekolah formal, memberikan saran tentang metode dan bantuan pengajaran, menelaah serta memeriksa hasil kerja yang telah dicapai oleh instruktur dalam penerapan kurikulum, memberikan pelatihan penggunaan teknologi tinggi. Direktorat Bina Instruktur dan Tenaga Pelatihan Kemnakertrans memiliki tugas untuk melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, standardisasi serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang instruktur dan penggerak swadaya masyarakat (PSM) lembaga pelatihan
1
pemerintah, instruktur lembaga pelatihan swasta, dan tenaga pelatihan, serta sistem informasi instruktur, PSM, dan tenaga pelatihan [4]. Pembinaan profesi instruktur
dilaksanakan
untuk
meningkatkan
kompetensi
dan
sebagai
pengembangan karir instruktur. Salah satu cara untuk melakukan evaluasi terhadap pengembangan pengembangan karir instruktur adalah dengan penilaian angka kredit. Dalam melaksanakan tugasnya, instruktur memiliki kewajiban untuk, mencatat atau menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit instruktur [5]. Apabila dari hasil catatan dan inventarisasi seluruh kegiatan dipandang sudah dapat memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan, maka instruktur dapat mengajukan usulan penilaian dan penetapan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan. Proses pengajuan usulan penilaian dan penetapan angka kredit dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Dengan jumlah instruktur Unit Pelaksana Teknis Pusat Balai Latihan Kerja sebanyak 632 orang [6] tentunya akan memakan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Angka kredit yang diajukan akan dinilai dengan seksama oleh tim penilai dengan berpedoman pada Lampiran I dan Lampiran II Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003. Tim penilai akan menilai beberapa lampiran seperti : rencana, laporan, surat pernyataan, dan bukti-bukti pendukung aktivitas keinstrukturan. Karena pengajuan penilaian angka kredit sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun, tidak tertutup kemungkinan dokumen sering terpisah dan memakan waktu lama untuk mencarinya. Pengajuan kegiatan yang tidak proporsional dengan bobot nilai aktivitas juga menimbulkan kesulitan tersendiri bagi tim penilai dalam menetapkan besaran angka kredit yang diterima. Direktorat Bina Instruktur dan Tenaga Pelatihan telah melaksanakan sistem informasi instruktur dan angka kredit yang masih dilakukan secara manual. Walaupun sudah tersedia komputer tetapi pemanfaatannya belum optimal. Di sisi lain, instruktur melakukan penghitungan angka kredit secara manual dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Selain memakan waktu lama juga sering
2
terjadi kesalahan penghitungan pembobotan angka kredit. Banyaknya dokumen yang harus dicetak menjadi salah satu penyebab tidak tertibnya instruktur untuk mengirimkan perhitungan angka kredit dalam bentuk daftar usul penetapan angka kredit (DUPAK) setiap semesternya. Di antara dokumen yang harus dibuat adalah [7]: a. Surat pernyataan pelaksanaan pelatihan; b. Surat pernyataan melaksanakan pengembangan pelatihan; c. Surat pernyataan melakukan kegiatan pengembangan profesi instruktur; d. Surat pernyataan melakukan kegiatan pendukung kegiatan instruktur; e. Surat pernyataan telah mengikuti pendidikan dan pelatihan instruktur; f. Dokumen bukti fisik pelaksanaan pelatihan, pengembangan pelatihan, pengembangan profesi, kegiatan pendukung dan pendidikan dan pelatihan instruktur; g. Daftar usul penetapan angka kredit (DUPAK). Untuk menyusun laporan daftar usul penetapan angka kredit yang merupakan representasi seluruh pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pelatihan, pengembangan pelatihan, pengembangan profesi pelatihan, dan kegiatan pendukung instruktur diperlukan pemahaman terhadap aturan-aturan pembuatan angka kredit seperti tertuang dalam Keputusan Menpan Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 tentang Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya, Keputusan Bersama Menakertrans dan Kepala BKN Nomor KEP.188/MEN/2003 Nomor 25A Tahun 2003, akan tetapi kenyataannya pemahaman instruktur terhadap aturan tersebut berbeda-beda. Akibatnya, tim verifikasi dan tim penilai angka kredit mengalami kesulitan dalam verifikasi angka kredit yang diajukan instruktur. Kemajuan teknologi informasi telah memberikan dukungan dan peran strategis dalam sebuah organisasi dalam berbagai aktivitas [8]. Untuk mendorong pemanfaatan teknologi informasi di Kemnakertrans agar sistem informasi dan proses kerja tertata dengan manajemen modern dengan organisasi berjaringan sehingga dapat memperpendek lini pengambilan keputusan dan memperluas rentang kendali [9], maka disusun strategi pengembangan sistem informasi di lingkungan Kemnakertrans sebagai bagian pelaksanaan e-government yang
3
menyediakan sistem pelayanan publik bidang ketenagakerjaan yang handal, terpercaya dan dapat diakses secara mudah dan murah [10]. Di antara aplikasi yang mendukung adalah otomatisasi laporan sebagaimana dilakukan dalam otomatisasi kantor yang merupakan mekanisme kuat untuk meningkatkan produktivitas dan memperbaiki kualitas kerja dengan perubahan alami proses informasi organisasi [11]. Artinya dengan otomatisasi diharapkan dapat mengurangi kesalahan dalam penyajian laporan, meningkatkan produktivitas dengan mengurangi dokumentasi fisik, memudahkan tim verifikasi dan penilai untuk memverifikasi dokumen bukti pendukung dan mengurangi biaya kertas. Kualitas kerja akan berubah dari metode kerja kejar tayang pada akhir semester menjadi terpola dan terbagi pada tiap bulan. Kemampuan otomatisasi aplikasi dalam membuat keputusan, melatih, mengelola dan memanggil kembali informasi sebagaimana cara manusia mengelola informasi akan meningkatkan kualitas laporan dan produktivitas [12]. Pendekatan ini dikenal sebagai sistem pakar yang merepresentasikan sumber daya bernilai bagi organisasi dalam melaksanakan tugas-tugas rutin secara efisien [13]. 1.2
Perumusan masalah Dari uraian latar belakang dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut.
1. Kesulitan yang dialami instruktur dalam menyusun pengajuan angka kredit secara manual. 2. Perbedaan pemahaman instruktur terhadap aturan penyusunan angka kredit menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penghitungan pembobotan kegiatan yang dinilai. 3. Tim verifikasi angka kredit mengalami kesulitan dalam melakukan verifikasi angka kredit. 1.3
Keaslian penelitian
Berbagai penerapan sistem pakar dengan berbasis aturan (rule based) telah dan sedang dikembangkan dalam beragam aplikasi di berbagai bidang. Beberapa penelitian sistem pakar berbasis aturan adalah sebagai berikut.
4
1. Cha dan Romli [14] meneliti tentang desain aturan interaksi manusia dan komputer dan kegunaan elemen sistem pakar dalam pengelolaan stres. Menghasilkan sistem yang bisa meniru peran psikolog dalam menyajikan konsultasi online dengan mengkombinasikan uji stres dan uji kepribadian dengan menggunakan sistem pakar berbasis rule dengan metodologi model linear dari siklus pengembangan sistem pakar. 2. Hatzilygeroudis dan Prentzas [15] melakukan penelitian tentang penggunaan pendekatan berbasis aturan campuran dalam pengembangan sistem pengajaran cerdas dengan akuisisi pengetahuan dan kemampuan memperbaharui. Menghasilkan arsitektur sistem pengajaran cerdas berbasis web dengan pendekatan berbasis aturan campuran yang mampu merepresentasikan pengetahuan dan memiliki mekanisme inferensi yang saling berkorespondensi. 3. Holsapple, Tam, dan Whinston [16] meneliti tentang sistem pakar untuk manajemen keuangan. Menghasilkan arsitektur sistem pakar, aplikasi sistem pakar untuk keuangan dalam analisis kredit, keamanan perdagangan, analisis portofolio, asuransi dan aplikasi sistem pakar di tingkatan strategis pada kebijakan pembagian deviden. 4. Palmer [12] meneliti tentang aplikasi sistem pakar untuk otomatisasi kantor. Membahas pengembangan sistem pakar untuk aplikasi perkantoran pada pembuatan keputusan, training, pemrosesan data, dan manajemen file. 5. Hozairi, Artana, Masroeri, dan Irawan [17] meneliti penerapan sistem pakar untuk pengembangan strategi pengamanan wilayah perbatasan laut Indonesia. Menghasilkan
rancangan
basis
pengetahuan
pengembangan
strategi
pengamanan wilayah batas laut, rancangan mesin inferensi dengan penalaran pelacakan maju dan implementasi perangkat lunak. 6. Riyanto [18] meneliti tentang perancangan sistem pakar untuk penyusunan laporan keuangan. Menghasilkan basis pengetahuan sistem pakar pada jurnal laporan keuangan, mesin inferensi dan rancangan antar muka sesuai dengan transaksi yang dinamis dan dapat diperbaharui sesuai kebutuhan.
5
Penelitian mengenai angka kredit juga sudah dilakukan oleh beberapa peneliti yang membahas perencanaan sistem informasi untuk beberapa jenis jabatan fungsional pada organisasi yang berbeda dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik organisasi. Beberapa penelitian yang dijadikan sebagai berikut. 1. Priyono dan Harun [19] melakukan penelitian tentang perancangan sistem informasi jabatan fungsional di Badan Litbang Pertanian. Menghasilkan rancangan sistem informasi jabatan rungsional peneliti dalam bentuk data diagram alir, rancangan basis data, rancangan masukan data peneliti dan rancangan keluaran dalam bentuk laporan umum yang bisa ditampilkan di layar maupun dicetak sesuai keperluan pengguna, pengelola kepegawaian, maupun pejabat fungsional. 2. Juhana dan Kusumanegara [20] melakukan penelitian tentang sistem aplikasi usulan kenaikan jabatan dosen berbasis web. Dalam penelitiannya membahas sistem aplikasi usulan kenaikan jabatan dosen berbasis web yang mempermudah dosen membuat form kenaikan jabatan dosen. 3. Ngabdullah [21] melakukan penelitian tentang sistem informasi penilaian angka kredit untuk tenaga bidan di Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Klaten. Menghasilkan sistem informasi penilaian angka kredit dosen yang digunakan manajemen untuk pengambilan keputusan kenaikan pangkat dengan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan SDLC. 4. Yuwono [22] melakukan penelitian tentang aplikasi web usulan penetapan angka kredit jabatan fungsional dosen. Dalam penelitiannya membahas perencanaan aplikasi berbasis web dengan kerangka yang mengintegrasikan beberapa web yang dibuat dengan menggunakan mesin rekomendasi untuk membuat masukan angka kredit menjadi rekomendasi final. 5. Wibowo [23] melakukan penelitian tentang perancangan model sistem otomatisasi
pengajuan
angka
kredit
dengan
menggunakan
TOGAF
Architecture Development Method di Badan Pemeriksa Keuangan RI. Menghasilkan model rancangan yang bisa digunakan sebagai panduan dalam
6
membangun sistem informasi otomatisasi angka kredit untuk meningkatkan kualitas auditor BPK dengan dukungan arsitektur teknologi dan integrasi aplikasi pendukung lainnya.
Tabel 1.1 di bawah ini merupakan ringkasan keaslian penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Tabel 1.1 Ringkasan keaslian penelitian Judul Penelitian Tahun
Human-Computer
Peneliti
2010 Armidcha
Tujuan Penelitian
Metode
Hasil
Penelitian
Penelitian
Meniru peran yang LMESDLC
Interaction of
Peri
Cha, dimainkan
Design Rules and
dan Awanis seorang
Usability
Romli
oleh sebagai konselor panduan
untuk
Expert Systems for
konsultasi virtual.
Tujuan,
konsultasi
dan
ESPBSM
penelitian
Hasil
memberikan menggunakan Macromedia
Personality-Based
Dreamweaver
Stress
MX 2004 dan
Management
MySQL 2004 Ioannis
Portal
atau psikolog pakar dengan
Elements in
Using a hybrid
Perbedaan
Menyajikan
rule-based
Hatzilygero arsitektur
approach in
udis,
developing an
Jim
dari
intelligent
Prentzas
web
dan menjelaskan ITS
Hybrid dan based,
rule Arsitektur yaitu sistem
fungsi neurules, untuk pengajaran berbasis representasi yang pengetahuan
cerdas berbasis web
tutoring
menggunakan sistem
dengan
system with
pakar
pendekatan
knowledge
membuat keputusan
berbasis
acquisition and
selama
aturan
update
pengajaran.
untuk
proses
capabilities
7
campuran
Tujuan, Metode dan
Hasil
penelitian
Judul Penelitian
Tabel 1.1 Ringkasan keaslian penelitian (lanjutan) Tahun Peneliti Tujuan Penelitian Metode Penelitian
Adapting Expert
1988 Clyde
W. Membantu eksekutif Rule
Hasil
Perbedaan
Penelitian
Based Aplikasi
System
Holsapple, keuangan
Technology to
Kar
Financial
Tam,
Management
Andrew B. diagnosis, prediksi
transaksi,
Whinston
dan desain laporan
portofolio,
keuangan.
dan asuransi
AI/Expert System applications for
analisis
Hasil
Yan menampilkan,
kredit,
penelitian
and interpretasi,
keamanan
1987 Janet Palmer
systems.
Tujuan dan
Meningkatkan kualitas pengambilan
the automated
keputusan
office
produktivitas.
Penerapan sistem
2011 Hozairi,
Rules of logic
perkantoran Tujuan dan Hasil penelitian
Memudahkan
Aturan
Ketut Budi pemerintah
pengembangan
Artana,
menyusun
strategi
A.A.
pengamanan
pengamanan
Masroeri,
laut dari masalah dan
wilayah
dan M. Isa ancaman internal dan
perbatasan laut
Irawan
Prototipe sistem
Metode,
dan
pakar untuk
Indonesia
Aplikasi
berdasar
Sistem
Tujuan dan
teori pengamanan Metode
strategi certainty factor wilayah batas
eksternal
batas
penelitian laut
berbasis web
secara
cerdas. 2011 Riyanto
Menyajikan laporan Rule Based
Prototype
Tujuan,
pakar untuk
keuangan transparan
aplikasi
dan
penyusunan
sebagai
laporan
penelitian
laporan keuangan
pertanggungjawaban
keuangan
UGM
kepada publik
tiap
pertengahan
dan
akhir
tahun
diaudit
untuk
Akuntan
Publik
8
Hasil
Judul Penelitian
Tabel 1.1 Ringkasan keaslian penelitian (lanjutan) Tahun Peneliti Tujuan Penelitian Metode
Hasil
Penelitian Perancangan
2003 Priyono,
Penelitian
Merancang SI yang Pengembangan Sistem
sistem informasi
dan A. Aziz mampu
jabatan fungsional
Harun
menelusuri SI
Perbedaan
meliputi informasi
informasi
perencanaan
Badan Litbang
status/proses
sistem, analisis fungsional
Pertanian
pengusulan penilaian sistem,
peneliti
dan
(SISFO
perancangan
jabatan
penerbitan SK untuk (desain)
JABFUNG)
promosi/kenaikan
sistem,
berbasis
karier para pejabat
implementasi
komputer
fungsional.
sistem, serta
Tujuan, Metode, dan
Hasil
penelitian
pemeliharaan sistem Sistem aplikasi
2005 Tutun
Mempermudah
UML
dengan Aplikasi
usulan kenaikan
Juhana, dan dosen dalam
bantuan
jabatan dosen
Jayarasti
Microsoft Visio kenaikan
Metode
berbasis web
Kusumane- kenaikan jabatan
2003
penelitian
gara
diimplementasi dosen
membuat form
dosen
kan
usulan
Tujuan,
dan jabatan
dan
dengan berbasis web
PHP, basis data MySQL Sistem
penilaian 2007 Ngabdullah Menghasilkan sistem Diskriptif kuali Aplikasi
Metode,
angka kredit untuk
informasi penilaian
tatif dengan
penilaian
tenaga bidan di
angka kredit untuk
pendekatan
angka kredit penelitian
Dinas
tenaga bidan.
SDLC
tenaga
Kesehatan
dan Kesejahteraan
bidan.
Sosial Kabupaten Klaten
9
dan
Hasil
Judul Penelitian
Tabel 1.1 Ringkasan keaslian penelitian (lanjutan) Tahun Peneliti Tujuan Penelitian Metode
Hasil
Penelitian Aplikasi web usulan penetapan
2011 Teguh Yuwono
Membangun
desain Desain
Perbedaan
Penelitian web Aplikasi web Metode
aplikasi web untuk dengan
pengajuan
angka kredit
usulan angka kredit waterfall
penetapan
jabatan fungsional
jabatan
angka kredit
dosen
fungsional dosen
model
penelitian
jabatan fungsional dosen
Perancangan model sistem
2013 F.G. Wibowo
Merancang sistem
model TOGAF
otomatisasi Architecture
otomatisasi
pengajuan
pengajuan angka
kredit
kredit dengan
fungsional.
angka Development jabatan Mathod
Model
Metode,
integrasi
dan
sistem
penelitian
otomatisasi pengajuan
menggunakan
angka kredit
TOGAF
auditor
Architecture Development Mathod di BK RI
Dari beberapa penelitian di atas, memberikan ide untuk melakukan penelitian terhadap pengembangan sistem pakar dengan pendekatan rule based untuk otomatisasi penyusunan laporan angka kredit instruktur berbasis web. Sepanjang penelusuran yang telah dilakukan, penelitian sejenis untuk jabatan fungsional instruktur belum pernah dilakukan di Direktorat Bina Instruktur dan Tenaga Pelatihan Kemnakertrans.
10
Hasil
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menentukan sistem pakar dengan model yang paling tepat digunakan untuk melakukan otomatisasi dalam membuat keputusan, mengelola informasi, meningkatkan kualitas dan produktivitas instruktur. 2. Merancang model sistem pakar dengan pendekatan rule based pada otomatisasi laporan usulan angka kredit instruktur berbasis web. 1.5
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membantu mengembangkan sistem angka
kredit untuk otomatisasi laporan usulan angka kredit instruktur berbasis web. Aplikasi ini juga sangat memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut untuk angka kredit tenaga fungsional lainnya.
11