BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Biro perjalanan mempunyai peran penting dalam dunia modern saat ini. Salah satu biro perjalanan atau dalam sebutan asing yaitu travel yang terdapat di kota Medan adalah PT. Eric Dirgantara Tour & Travel. PT. Eric Dirgantara Tour & Travelmempunyai tanggung jawab yang besar terhadap penumpangnya, sebab jika ada kelengahan dan kelalaian dari pihak PT. Eric Dirgantara Tour & Travelmaka penumpang tidak bisa menaiki pesawat. Penumpang pesawat udara sebagai konsumen wajib mendapatkan pelayanan dan jasa yang baik dalam pembelian tiket. Apabila penumpang tersebut membeli tiket pesawat udara di PT. Eric Dirgantara Tour & Travel dan tidak bisa mengikuti jadwal penerbangan, maka PT. Eric Dirgantara Tour & Travelharus menanggungjawabinya dengan melakukan kontak langsung dengan kantor pusat penerbangan. Ketidakberangkatan penumpang dapat terjadi apabila pihak penerbangan mengubah jadwal keberangkatan maskapai penerbangan, dapat berubah waktu dan hari dipercepat ataupun diperlambat. 2 Terkadang penumpang tersebut memberikan nomor kontak penumpang yang tidak aktif atau nomor palsu sehingga
pihak
maskapai
penerbangan
dan
pihak
travel
tidak
dapat
menghubunginya tetapi ketika penumpang akan berangkat dan sudah tiba di bandara, penumpang tersebut heran bahwa jadwal keberangkatan pesawat telah 2
Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 2 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara
diubah. Ini sebagai salah satu bentuk kelengahan PT. Eric Dirgantara Tour & Travelapabila nomor yang diberikan penumpang ternyata sudah tidak aktif lagi sehingga penumpang dapat terlantar di bandara. Bentuk problematika lain yang terjadi pada PT. Eric Dirgantara Tour & Travelseperti hal ubah jadwal (reschedule),ubah rute (reroute), kesalahan reservasi,
ketidakberangkatan
penumpang,
pembatalan
tiket
penumpang,
pengembalian uang penumpang pesawat udara akibat pembatalan (refund), kenaikan kelas tiket penumpang (upgrade class),city check in yang dilakukan pihak travel terhadap tiket penumpang pesawat udara, dan lain-lain. Dari sinilah dapat dilihat bagaimana tanggung jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Traveldalam menangani kasus-kasus tersebut. Sebab bentuk usaha apapun pasti memiliki risiko dalam menjalaninya. Hal yang sering menjadi pembicaraan para penumpang yang menjadi problematika PT. Eric Dirgantara Tour & Travelselain itu adalah tiket promo. Seringkali penumpang pesawat udara yang akan membeli tiket menanyakan tiket promo dan menganggap pihak travel tidak menyediakannya ataupun menaikkan harganya sehingga merugikan penumpang sebagai konsumen. Hal inilah yang menjadi bentuk kekeliruan.Tiket promo bukan berarti tiket dengan harga murah sekali, namun tiket promo adalah harga tiket yang murah pada maskapai tertentu dengan harga lebih murah dibanding dengan harga tiket normal. Tiket promo ini tidak dapat dibatalkan dan jika tidak berangkat maka dianggap hangus. 3
3
Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 2 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara
Seperti yang diketahui bahwa tiket sudah dapat dibeli melalui internet tetapi jika ada permasalahan yang dihadapi penumpang pesawat udara tersebut, maka lebih baik membeli tiket di travel agar masalah dapat ditangani. 4 Pihak travel tidak dapat membantu masalah tersebut apabila penumpang tidak membeli tiket kepadanya.PT. Eric Dirgantara Tour & Travelsebenarnya bukan tidak mau membantu dan melayani penumpang yang mengalami masalah tiketnya melalui pembelian di internet, tetapi setiap travel agent mempunyai username atau sign in yang sudah didaftarkan sebelumnya dari sistem yang diinstal oleh pihak penerbangan kepada travel. Username atau sign in itu hanya dapat membuka code booking tiket penumpang yang membeli pada travel tersebut. Jadi jika penumpang tersebut ingin dibantu, maka pihak travel tidak dapat membantunya sehingga penumpang tersebut harus pergi ke kantor maskapai penerbangannya langsung. Keuntungan membeli tiket pada travel sebenarnya cukup banyak sebab memudahkan penumpang pesawat udara menghadapi masalah pada penerbangan yang akan ditumpangi. Jika terjadi permasalahan tiket penumpang tersebut, jika tidak membeli di travel, maka penumpang harus pergi ke kantor maskapai penerbangan dan itu mempunyai bagian yang berbeda-beda sesuai dengan keluhan penumpang. Perlindungan konsumen merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis yang sehat.Dalam kegiatan bisnis yang sehat terdapat
4
Oka A. Yoeti. Tours and Travel Marketing, (Jakarta : Pradnya Paramita, 2003), hal. 31.
Universitas Sumatera Utara
keseimbangan perlindungan hukum antara konsumen dan produsen.Jika tidak ada perlindungan keseimbangan tersebut maka konsumen berada pada posisi lemah. 5 Konsumen sebagai istilah yang sering dipergunakan sehari-hari merupakan istilah yang perlu untuk diberikan batasan pengertian agar dapat mempermudah pembahasan tentang perlindungan konsumen sebab konsumen sangat berperan dalam proses perdagangan. 6 Pengertian Konsumen dalam Rancangan Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang diajukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, yaitu:Konsumen adalah pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, bagikepentingan diri sendiri atau keluarganya atau orang lain yang tidak untuk diperdagangkan kembali. 7 Menurut Az. Nasution, ia berpendapat bahwa hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah bersifat mengatur, dan juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen.. Pada
saatDepartemen
Perhubungan
Republik
Indonesia
sedang
mempersiapkan suatu Rancangan Undang-Undang Penerbangan baru.UndangUndang tersebut menggantikan Undang-Undang Nomor 83 Tahun 1958 tentang
5
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 yang menyatakan “Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hokum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”. 6 Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 yang menyatakan “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”. 7 Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Di Indonesia, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
Penerbangan dan bertujuan untuk mencakup perkembangan kegiatan-kegiatan penerbangan yang telah dicapai maupun yang diperlukan oleh Indonesia. 8 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan perlu disempurnakan guna menyelaraskan dengan dan perkembangan teknologi, perubahan paradigma, dan lingkungan strategis termasuk otonomi daerah, kompetisi di tingkat regional dan global, peran serta masyarakat, persaingan usaha, konvensi internasional tentang penerbangan, perlindungan profesi,serta perlindungan konsumen. 9 Pengertian Penerbangan adalah padanan dari perkataan “aviation”, bukan padanan dari perkataan aerial navigation atau aeronautical atau flight atau air navigation.Perkataan “aviation” mempunyai pengertian lebih luas dibandingkan dengan perkataan aerial navigation atau aeronautical atau flight atau air navigation. 10 Transportasi udara merupakan transportasi yang berkembang pesat dimana banyaknya biro perjalanan (Travel) dan maskapai penerbangan yang memberikan jasa penerbangan baik rute domestik maupun rute internasional.Maskapai penerbangan tersebut di antaranya adalah Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Wings Air, Sriwijaya Air, Air Asia, Batik Air, Firefly, Tiger Mandala Airways, Silk Air, Malaysia Airlines, Sky Aviation, Susi Air, dan lain-lain. 8
H.K.Martono, Kamus Hukum dan Regulasi Penerbangan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 80. 9
Mieke Komar Kantaatmadja, Hukum Angkasa dan Hukum Tata Ruang, (Bandung : Mandar Maju, 1994), hal. 60. 10 Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 yang menyatakan “Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya”.
Universitas Sumatera Utara
Biro perjalanan (Travel) adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang mengatur, dan menyediakan pelayanan bagi seseorang,sekelompok orang, untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama berwisata. Data Dinas Infokom (Informasi dan Komunikasi) dan PDE (Pengolahan Data Elektronik) Kota Medan pada tahun 2006, memberitahukan bahwa sedikitnya terdapat 112 biro perjalanan (Travel) yang terdapat di Kota Medan. Hal ini menjadi salah satu bentuk persaingan usaha dimana persaingannya cukup ketat dan tergantung bagaimana travel tersebut melayani para penumpang. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbangan atau biasa yang disebut dengan biro perjalanan (Travel) yang menjual barang berupa tiket dan memberikan jasa berupa pelayanan(service) adalah PT. Eric Dirgantara Tour & Travel. PT. Eric Dirgantara Tour & Travel didirikan pada tanggal 6 Mei 1998 berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas. PT. Eric Dirgantara Tour & Travel merupakan sebuah perusahaan yang berkedudukan di Jalan Sei Wampu / K.H. Wahid Hasyim Nomor 92 Medan, Sumatera Utara.PT.Eric Dirgantara Tour & Travel merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbangan dimana perusahaan ini menjual tiket penerbangan, voucher hotel serta tiket kapal laut. Untuk melaksanakan bisnisnya, PT. Eric Dirgantara Tour & Travel mempunyai cabang yang berada di luar kota yaitu kota Sibolga, Tapanuli Tengah.
Universitas Sumatera Utara
PT. Eric Dirgantara Tour & Travel yang terdapat di Sibolga tersebut berkedudukan di Jalan Sisingamangaraja Nomor 137, Sibolga, Tapanuli Tengah. 11 Peneliti memilih untuk melakukan penelitian pada PT. Eric Dirgantara Tour & Travel karena Eric Travel merupakan salah satu biro perjalanan (Travel) yang terkemuka dan milik pribumi terbesar di Kota Medan yang sudah berdiri pada tahun dan selama kurang lebih 15 tahun ini berhasil menunjukkan perkembangan usaha dalam bidang penerbangan yang cukup maju. Eric Tour &Travel juga menyadari bahwa ketatnya persaingan usaha yang terjadi dalam biro perjalanan di Kota Medan ini sehingga perusahaan ini selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada penumpang pesawat dengan slogan biro perjalanan ini yakni “Do The Best” yang akan selalu mengantarkan perusahaan ini agar mendapatkan respon positif dari penumpang sehingga dapat meningkatkan pembelian tiket oleh para konsumen. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi yang berjudul :“Tanggung Jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Terhadap Penumpang Pesawat Udara Ditinjau dari Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009 dan UndangUndang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999.”
11Hasil wawancara dengan Komisaris PT. Eric Diregantara Tour & Travel, Ibu Tetty Agustina Siregar, SH pada tanggal 5 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara
B. Permasalahan Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian skripsi ini adalah: 1.
Bagaimana pengaturan penumpang pesawat udara sebagai konsumen pada PT. Eric Dirgantara Tour & Travel?
2.
Problematika apa saja yang terjadi pada PT. Eric Dirgantara Tour & Travelberkaitan dengan penumpang maskapai penerbangan?
3.
Bagaimana tanggung jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel terkait masalah penumpang dengan maskapai penerbangannya?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka tujuan penelitian yang dilakukan adalah : 1.
Untuk mengetahui pengaturan penumpang pesawat udara sebagai konsumen pada PT. Eric Dirgantara Tour & Travel.
2.
Untuk mengetahui problematika yang terjadi pada PT. Eric Dirgantara Tour & Travelberkaitan dengan penumpang maskapai penerbangan.
3.
Untuk mengetahui Tanggung jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel terkait masalah penumpang dengan maskapai penerbangannya
D. Manfaat Penelitian Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau manfaat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Bagi perusahaan, sebagai informasi dan bahan masukan untuk dapat dijadikan landasan dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan dan selanjutnya sebagai upaya untuk mempertahankan pelanggan dan mengembangkan produk dan pelayanannya. b. Bagi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, diharapkan dapat menambah atau memperluas khazanah penelitian di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. c. Bagi peneliti, untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala wawasan peneliti dalam bidang perlindungan konsumen dan aturan penerbangan menurut hukum yang berlaku. d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan refrensi yang nantinya akan dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.
E. Metode Penelitian 1.
Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yuridis normatif yaitu
penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan peraturan hukum konsumen dan hukum penerbangan yang berlaku di Indonesia dalam dunia penerbangan.Dengan pertimbangan bahawa penelitian yang dilakukan ialah dengan mengkaji keberadaan dari penerbangan yang ada di Indonesia dilihat dari tanggung jawab masing-masing pihak, baik pihak penumpang sebagai konsumen dan pihak travel juga maskapai penerbangan sebagai pelaku usaha.
Universitas Sumatera Utara
Sifat penelitian dari skripsi ini adalah bersifat deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan menganalisis suatu peraturan hukum. Dalam hal ini menelaah dan mengkaji berbagai bentuk peraturan yang tentunya terkait dengan penelitian ini khususnya dalam hal tanggung jawab. Selain itu, sifat penelitian dari skripsi ini adalah bersifat yuridis empiris yaitu penelitian terhadap pengalaman yang terjadi dalam masyarakat untuk mendapatkan data primer dan menemukan kebenaran dengan menggunakan metode berpikir induktif dan kriterium kebenaran koresponden serta fakta yang digunakan untuk melakukan proses induksi.
2.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat, yaitu : 1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan 2) Undang-Undang
Nomor
8
Tahun
1999
tentang
Perlindungan
Konsumen b) Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti berbagai macam buku literature yang sesuai dengan penelitian ini. Bahan sekunder yang digunakan dalam penelitian ini seperti buku-buku yang berkaitan dengan perlindungan konsumen, penerbangan, misalnya H.K. Martono pada buku Hukum Penerbangan berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, Ahmadi
Universitas Sumatera Utara
Miru pada buku Hukum Perlindungan Konsumen, Celina Tri Siwi Kristiyanti pada buku Hukum Perlindungan Konsumen, H.K. Martono pada buku Hukum Angkutan Udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, Happy Susanto pada buku Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, dan beberapa ahli hukum lainnya. Cara mendapatkan data sekunder adalah dengan melakukan penelitian kepustakaan (library research).Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi
dokumen
selanjutnya
dilakukan
analisis
dengen
mengumpulkan fakta-fakta yang didapat dari studi kepustakaaan sebagai acuan umum dan kemudian disusun sebagai acuan umum dan kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis untuk mencapai kejelasan masalah yang dimaksud berdasarkan badan-badan hukum yang telah dikumpulkan.
F. Keaslian Penulisan Sebagai suatu karya tulis ilmiah yang dibuat untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana, maka seyogyanya skripsi ditulis berdasarkan buah pikiran yang benar-benar asli tanpa melakukan tindakan peniruan (plagiat) baik sebagian ataupun seluruhnya dari karya orang lain. Adapun karya tulis yang serupa dengan ini adalah karya tulis yang dapat diakses milik mahasiswa Fakultas Hukum USU Angkatan 2005, berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENUMPANG PESAWAT UDARA BERDASARKAN UU NO.8 TAHUN
D 1999 A LA M
H U BU N G A N N Y A
Universitas Sumatera Utara
DENGAN STANDAR TARIF TIKET PESAWAT
D I IN D O N E SIA ”.
G. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis dalam suatu sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I membahas tentang gambaran dari seluruh isi skripsi, yang terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II membahas tentang Tinjauan Umum Tentang PT. Eric Dirgantara Tour & Travel. Bab ini terdiri dari 5 (lima) sub bab, yaitu (1) Pengertian dan Pengaturan Usaha Jasa Travel; (2) Historis Berdirinya PT. Eric Dirgantara Tour & Travel; (3) Visi, Misi, dan Tujuan Didirikannya PT. Eric Dirgantara Tour & Travel, (4) Struktur Organisasi PT. Eric Dirgantara Tour & Travel; (5) Barang dan Jasa yang Ditawarkan oleh PT. Eric Dirgantara Tour & Travel. Bab III membahas tentang Perlindungan Konsumen Antara Travel dengan Penumpang Pesawat Udara. Bab ini terdiri dari 5 (lima) sub bab, yaitu (1) Pengertian Tiket Pesawat Udara; (2) Perlindungan Hukum Penumpang Pesawat Udara sebagai Konsumen Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009; (3) Peraturan Penerbangan Tentang Perlindungan Terhadap Penumpang; (4) Hak dan Kewajiban Pihak Travel Dalam Penjualan Tiket Penumpang; (5) Hubungan Antara Biro Perjalanan Selaku Pelaku Usaha dengan Penumpang Pesawat Udara.
Universitas Sumatera Utara
Bab IV membahas tentang Tanggung Jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Terhadap Penumpang Pesawat Udara. Bab ini terdiri dari 3 (tiga) sub bab, yaitu (1) Prosedur Pembelian Tiket Pesawat Udara Dimana Penumpang Berada; (2) Faktor-Faktor Penyebab Pembatalan dan Ketidakberangkatan Penumpang; (3) Tanggung Jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Terhadap Masalah Tiket yang Penerbangannya Dibatalkan. Bab V sebagai penutup, berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran sebagai rekomendasi yang berkaitan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara