1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi bisa terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Harold Laswell menjelaskan bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “Siapa”, “Mengatakan”, “Apa”, “Dengan Saluran Apa”, “Kepada Siapa”, Dan “Dengan Akibat Apa”. Ilmu komunikasi
adalah
multidisipliner.
salah
Disebut
satu
ilmu
demikian
pengetahuan
karena
sosial yang
pendekatan-pendekatan
bersifat yang
dipergunakan berasal dari dan menyangkut berbagai biang keilmuan (disiplin) lainnya seperti linguistik, sosiologi, psikologi, antropologi, politik, dan ekonomi. Sifat ‘kemultidisiplinan’ ini tidak dapat dihindari karena objek pengamatan dalam ilmu komunikasi sangat luas dan kompleks, menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari kehidupan manusia.1 Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari digunakan dan dikonsumsikan oleh Audience yang dikenal dengan komunikasi massa. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media.
1
1
S.Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1996. Hal. 55
2
Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan kehidupan dalam masyarakat. Media massa serta proses komunikasi massa semakin banyak dijadikan sebagai objek studi. Peranan media massa sangatlah besar terhadap perkembangan dan perubahan baik secara sosial, struktur budaya, pendidikan hingga kedalam pemerintahan negara. 2 Perkembangan dibidang teknologi, terutama teknologi elektronika sudah demikian pesatnya, hingga hubungan komunikasi nasional dan internasional dapat dilakukan dalam waktu pendek sekali. Tidak diragukan lagi bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk berbagai kepentingan yang sifatnya sangat mendasar, sehingga hal tersebut mempunyai peran yang sangat luar biasa. Salah satu media yang berpengaruh pada perkembangan struktur masyarakat adalah televisi. Televisi
merupakan perkembangan
medium
berikutnya setelah radio, yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga efek siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi. Sebagai salah satu media massa elektronik, televisi mempunyai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan televisi bisa dilihat dari sisi progmatis dan teknologis. Keunggulan pragmatis lebih menyangkut keunggulan televisi dalam aspek isi yang disajikan. Sedangkan keunggulan teknologis lebih mengacu 2
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga, 1996. Hal.4
3
pada aspek kemampuan teknologi televisi. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi walaupun di rekayasa mampu membedakan fakta dan fisik, realistis, yang tidak terbatas. Menyangkut hubungan dengan khalayaknya, media televisi mempunyai khalayak yang tetap memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya. Media televisi bersifat sangat terbuka dan sulit dikontrol dampak negatifnya, karena kekuatan media ini mampu menyita waktu dan perhatian khalayaknya untuk meninggalkan aktivitasnya yang lain pada waktu yang bersamaan.3 Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan pesan4. Pada setiap tayangan program Masihkah Kau Mencintaiku pasti akan menciptakan persepsi tersendiri pada pemirsanya. Persepsi tersebut tergantung dari bagaimana mereka menelaah dan memahami acara program tayangan Masihkah Kau Mencintaiku (MKM) yang ditayangkan dan bisa juga dari bagaimana acara tersebut ditayangkan. Sehingga media televisi sebagai sarana tayangan realitas menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau dari manusia dalam kehidupannya. Semakin banyaknya acara-acara reality show belakangan ini, merupakan salah satu bukti tertariknya masyarakat terhadap program reality show yang ada di televisi. Disadari atau tidak, program tersebut dapat dikatakan sukses tidak lebih 3
Fahmi A. Alatas , Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, Yayasan Pengkalian Komunikasi Massa Depan (YKPMD). Jakarta, 1997. 4 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi : Edisi Revisi. Pt Remaja Rosdakarya, Bandung : 2001. Hal.24-25
4
akibat peran masyarakat. Begitu juga seiring meningkatnya saingan bisnis dalam dunia pertelevisian, kadang membuat stasiun televisi melalaikan peraturanperaturan yang seharusnya dipenuhi dalam pembuatan suatu acara atau program. Dalam hal mempengaruhi tingkah laku pemirsa, televisi sebagai media gambar dan suara memang dianggap lebih unggul dibandingkan dengan media yang lainnya (surat kabar, majalah, radio) lantaran kemampuannya menyajikan pesan baik yang bersifat informasi maupun hiburan yang seolah-olah nyata. Pesan tadi, berupa symbol (bahasa, gerak-gerik tubuh, dan yang lainnya), ditangkap oleh pemirsa, lalu dikirim ke otak, diolah dan di tempatkan dalam ingatan pemirsa. Reality Show merupakan program yang mencoba menyajikan suatu situasi konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. Jadi menyajikan situasi sebagaimana apa adanya. Dengan kata lain program ini mencoba menyajikan suatu keadaan yang nyata (ril) dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Tingkat realitas yang disajikan dalam reality show ini bermacam-macam mulai dari yang betul-betul realistis misalnya hidden camera hingga yang terlalu banyak rekayasa namun tetap menggunakan nama reality show. Salah satu program televisi yang mempunyai peranan, efek, dan fungsi yang besar terhadap khalayak adalah Reality Show. Keberadaan reality show saat ini menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat setelah banyak di suguhi oleh tayangan sinetron dalam hal ini menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi dari masyarakat tentang tayangan reality show yang dalam tayangan dan isi
5
tayangannya terdapat unsur hiburan, unsur pendidikan terkadang juga unsur kekerasan.5 Salah satu tayangan yang sedang menarik saat ini adalah reality show yang menyajikan permasalahan cinta maupun kehidupan seseorang. Program acara tayangan Masihkah Kau Mencintaiku atau yang disingkat6 dengan nama MKM adalah tayangan reality show yang menceritakan mengenai permasalahan hidup dalam rumah tangga pasangan suami-istri terkadang terlalu pelik untuk bisa diselesaikan oleh mereka sendiri. Sebagian bisa diselesaikan dengan baik, namun banyak juga yang harus mengakhiri ikrar setia sehidup semati yang pernah terucap, dengan kata cerai. Permasalahan sederhana bisa saja membutakan mereka dan terkadang mereka
membutuhkan
bantuan
untuk
menyelesaikannya. "Masihkah
kau
mencintaiku (MKM)" mencoba membantu pasangan yang sedang dirundung masalah itu dengan menghadirkan mereka yang berkonflik bersama keluarga masing-masing.
Kepada
mereka,
diajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
menyangkut kehidupan pribadi untuk menguji apakah masih ada kecocokan dan mereka benar-benar masih saling mencintai atau tidak. Acara tayangan MKM di RCTI ditayangkan pada hari selasa dan rabu pada pukul 22.00 WIB. Program ini dipandu oleh Helmy Yahya dan Dian Nitami yang akan melemparkan pertanyaan demi pertanyaan sekaligus memandu kedua belah pihak. Disamping itu ada psikolog dan pakar yang kompeten di bidang perkawinan sehingga pendapatnya bisa dijadikan pertimbangan bagi pasangan yang sedang
5 Morissan, M.A. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2005. Hal.100 6 www. RCTI.tv
6
bermasalah. Pada bagian akhir acara, pasangan tersebut akan saling dihadapkan pada sebuah pertanyaan Masihkah Kau Mencintaiku? Program reality show MKM adalah berdasarkan dari hasil rating dan share pada 21-27 Maret 2010 mendapatkan rating sebesar 1,8 dan share 13,9. Program MKM mempunyai ketertarikan konsep yang mengangkat serta membantu permasalahan yang dihadapi oleh pasangan suami-istri, serta menghadirkan pihak dari masing-masing keluarga yang menghadapi konflik rumah tangga, tiap talent menggunakan topeng agar tidak diketahui wajah dari pada talent oleh penonton dalam tayangan tersebut menghadirkan pakar psikologi yang khusus menangani masalah-masalah dalam rumah tangga. Konsep MKM secara umum memang terlihat main hantam dan berani untuk tujuan membantu client yang meminta bantuan kepada tim MKM dalam menyelesaikan masalah. Menonton sebuah program tayangan televisi, seperti MKM berarti sebuah proses komunikasi massa dimana pemirsa memperhatikan, dimana ia telah memperoleh rangasangan lewat panca inderanya, kemudian diolah didalam dirinya, sehingga menjadi pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi-informasi, setelah itu menafsirkan pesan melalui panca indera, timbullah sebuah pengetahuan yang akan mengubah
perilaku
pemirsa
yang
kemudian
disebut
persepsi.
Dari
penggambarannya meski terkadang terkesan dibuat-buat, dapatlah dilihat bahwa reality show MKM, berusaha untuk menghibur pemirsanya melalui berbagai permasalahan atau konflik serta kisah para clientnya yang membuat penasaran dan tegang para pemirsanya.
7
Peneliti memilih lebih tertarik untuk menjadikan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Broadcasting Angkatan 2006 Universitas Mercu Buana sebagai sebagai objek yang diteliti dibandingkan dengan pasangan suami istri, karena sebagian besar dari Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Broadcasting Angkatan 2006 Universitas Mercu Buana, mereka mengetahui serta pernah menonton program acara Masihkah Kau Mencintaiku di RCTI selain itu juga mahasiswa Broadacasting angkatan 2006 telah mengetahui teori-teori ilmu komunikasi serta mengetahui proses pembuatan tayangan reality show ini yang mengandung unsur rekayasa dibandingkan pasangan suami istri yang hanyalah masyarakat awam, sehingga dari hal tersebut maka akan diperoleh bagaimana persepsi mahasiswa broadacasting angkatan 2006 Universitas Mercu Buana tentang tayangan Masihkah Kau Mencintaiku. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk membahas dan mengetahui lebih jauh persepsi dari penayangan acara tersebut, untuk para mahasiswa dan mahasiswi Universitas Mercu Buana yang menonton, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dalam bentuk penelitian yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Broadcasting Angkatan 2006 Universitas Mercu Buana Pada Tayangan Masihkah Kau Mencintaiku Di RCTI ”.
8
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang dinyatakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut: Sejauhmana Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Broadcasting Angkatan 2006 Universitas Mercu Buana Pada Tayangan Masihkah Kau Mencintaiku Di RCTI? 1.3. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk Mengetahui Sejauhmana Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Broadcasting Angkatan 2006 Universitas Mercu Buana Pada Tayangan Masihkah Kau Mencintaiku Di RCTI. 1.4. Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif baik secara akademis maupun praktis. 1.4.1
Signifikansi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data yang empiris kepada
ilmu komunikasi, khususnya di bidang Broadcasting mengenai persepsi khalayak terhadap tayangan program reality show yang ditayangkan oleh media penyiaran televisi.
9
1.4.2
Signifikansi Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
bagi pihak-pihak terkait. Seperti produser dan kreator tayangan Reality Show, dibidang produksi televisi swasta, programmer tayangan Reality Show, serta pengelola stasiun televisi swasta itu sendiri.