BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan memiliki beberapa alternatif pilihan dalam mendapatkan dana untuk menjalankan perusahaannya bagi para investor, obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang diminati. Minat yang cukup tinggi dari para investor terhadap obligasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan dana tanpa harus berhutang ke bank dan atau menerbitkan saham baru dengan menerbitkan obligasi. Sebelum penerbit (Perusahaan atau Negara) mengeluarkan obligasi, maka akan dilakukan proses pengujian terhadap obligasi tersebut. Dimana di Indonesia dilakukan oleh Bapepam selaku pengawas pasar modal dan dilakukan pengujian peringkat (rating) obligasi. Biasanya proses penerbitan secara keseluruhan membutuhkan waktu sekitar 3-6 bulan, sebelum obligasi tersebut dinyatakan dapat diterbitkan dan bisa dibeli investor. Rating merupakan salah satu acuan investor ketika akan memutuskan membeli suatu obligasi. Proses rating sebuah obligasi membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan. Jika pemerintah jadi penerbit obligasi, maka biasanya rating obligasi tersebut sudah merupakan investment grade (level A), karena pemerintah akan memiliki kemampuan untuk melunasi kupon dan pokok utang (principal)
1
2
ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo. Akan tetapi, ketika perusahaan yang menjadi penerbit suatu obligasi, maka biasanya obligasi tersebut memiliki probabilitas default, tergantung dari kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Risiko default tersebut dapat dipengaruhi oleh siklus bisnis yang berubah sehingga menurunkan perolehan laba, kondisi ekonomi makro dan situasi politik yang terjadi dan lain sebagainya (Manurung, et al, 2009). Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating Indonesia. Namun dalam penelitian sekarang lebih mengacu pada PEFINDO karena PT. PEFINDO yaitu perusahaan rating yang mendominasi pasar atas rating dan perusahaan ini juga sangat sering menerbitkan ratingnya ke publik. Perusahaan ini membuat kerja sama dengan perusahaan rating diluar negreri yaitu Standard and Poor. Menurut Hanafi, (2004) ada dua tahap yang biasanya dilakukan dalam proses rating, yaitu: 1. Melakukan review internal terhadap perusahaan yang mengeluarkan instrumen keuangan. 2. Hasil dari review internal tersebut akan direkomendasikan kepada komite rating yang akan menentukan rating perusahaan tersebut. Dengan peringkat yang baik ini tentu akan meningkatkan kepercayaan dan memaksimalkan dana yang masuk ke perusahaan. Fenomena di Indonesia terjadi
3
beberapa emiten yang mengalami gagal bayar (default) kebetulan memiliki peringkat layak investasi (investment-grade), sehingga sempat membuat investor mengalami krisis kepercayaan terhadap analisis-analisis kredit yang dilakukan pihak yang independen sekalipun (Susanto, Kompas, 30 Agustus 2004). Peringkat layak investasi merupakan indikator risiko kredit yang rendah (high creditworthiness) sehingga risiko default sangat rendah. Salah satu kasus pada tahun 2009, obligasi gagal bayar (default risk) terjadi pada PT. Mobile-8 Telecom Tbk. yang menerbitkan Bond I year 2007, telah gagal bayar 2 kali untuk kupon 15 Maret 2009 dan 15 Juni 2009 dengan obligasi senilai Rp.675 Miliar yang jatuh tempo Maret 2012. Perjuni 2008 dan 2009 peringkat obligasi PT.Mobile-8 Telecom Tbk. pada Indonesia Bond Market Directory adalah idBBB+. Perjuni 2010, peringkatnya diturunkan menjadi idD (Kompasiana, 9 Februari 2010). Sejati (2010) investor yang menanamkan dana dipasar obligasi harus mewaspadai adanya risiko perusahaan penerbit obligasi tidak mampu memenuhi janji yang telah ditentukan, yaitu risiko perusahaan tidak mampu membayar kupon maupun mengembalikan pokok obligasi (risiko default atau risiko gagal bayar). Agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar, maka didalam dunia surat hutang atau obligasi dikenal suatu tingkat
4
yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit obligasi. Tingkat kemampuan membayar kewajiban tersebut dikenal dengan istilah peringkat obligasi. Menurut Bram Hadianto dan M.Sienly (2010) hanya profitabilitas yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi sedangkan likuiditas tidak berpengaruh sedangkan menurut Nelly Thamida dan Hendro Lukman (2013) audit dan kapitalis berpengaruh terhadap peringkat obligasi sedangkan profitabilitas dan likuiditas tidak berpengaruh. Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan menjadi hal yang penting sebagai dasar pertimbangan dalam memberikan penilaian yang tepat dan akurat untuk hasil peringkat obligasi perusahaan dan informasi yang tepat untuk investor (Sejati, 2010). Pemilihan variabel yang diduga dapat mempengaruhi peringkat obligasi mengacu pada beberapa model penelitian terdahulu. Hasil prediksi peringkat obligasi dengan menggunakan rasio keuangan ditemukan berbeda-beda. Adanya gap riset inilah yang menjadikan penulis tertarik untuk meneliti kembali mengenai peringkat obligasi dengan menggunakan rasio keuangan, namun pada ranah syariah yaitu meneliti peringkat sukuk (obligasi syariah) dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi syariah adalah likuiditas, profitabilitas, dan produktivitas.
5
Hubungan antara likuiditas dengan peringkat obligasi adalah semakin tinggi likuiditas maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut. Burton, Adam dan Hardwirck (1998) tingkat profitabilitas perusahaan makin tinggi maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default) dan semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. Burton, Adam dan Hardwirck (1998) rasio produktivitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap credit rating, sehingga semakin tinggi rasio produktivitas maka semakin baik pula peringkat perusahaan tersebut Margareta dan Poppy Nurmayan (2009) salah satu kasus pada tahun 2003 PT. KASNIC memberikan peringkat A- untuk obligasi subordinasi yang diterbitkan oleh Bank Global karena seluruh indikator financial bank termasuk CAR, LDR, NPL, ROA, ROE menunjukkan hasil yang memuaskan. Kemudian pada 14 Desember 2004 terdapat pengumuman Bank Indonesia bahwa izin Bank Global dibekukan. Dengan kejadian tersebut banyak investor yang dirugikan dikarenakan informasi yang menyesatkan tentang investasi di Bank Global dan Bank Global harus menghadapi tuntutan milyaran dari para investornya (Finance.detik.com). Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013 dan memiliki peringkat yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO. Perusahaan
6
manufaktur dipilih karena perusahaan yang paling dominan di Indonesia dan paling banyak terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan uraian yang telah dikemukan diatas, maka penelitian ini akan mengambil judul “ Pengaruh Likuiditas Profitabilitas dan Produktivitas Terhadap Peringkat Obligasi Syariah (Sukuk) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Menerbitkan Sukuk Periode 2009-2013). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarakan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut : 1. Apakah secara simultan dan parsial likuiditas, profitabilitas dan produktivitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah (sukuk) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun (2009-2013). 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui baik secara simultan dan parsial likuiditas, profitabilitas, dan produktivitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah (sukuk) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun (2009-2013). 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, diantaranya adalah :
7
1. Bagi Perusahaan Penerbit Obligasi Syariah (sukuk) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan kepada emiten sejauh mana likuiditas, profitabilitas dan produktivitas mempengaruhi peringkat obligasi syariah (sukuk). Selain itu juga emiten dapat menyusun strategi perusahaan agar mampu menaikkan peringkat obligasi syariah (sukuk). 2. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh investor utnuk memilih investasinya dengan menilai likuiditas, profitabilitas dan produktivitas perusahaan. 3. Bagi Penulis Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat menambahkan ilmu pengetahuan, wawasan, serta pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi syariah (sukuk) perusahaan, serta kesesuaian teori yang telah diterima pada masa perkuliahan dengan keadaan actual. 1.5 Lokasi dan Waktu penelitian Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat data-data dari Home Page BEI (www.idx.co.id). Waktu penelitian dilakukan pada bualn Maret. Adapun data yang digunakan yaitu laporan keuangan dan peringkat obligasi syariah (sukuk) pada tahun 2009-2013.