BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetisi menjadi bagian yang tidak terp isahkan dalam kehidup an, terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini. Agar mampu bersaing dengan baik, diperlukan modal yang kuat dan st rategi yang memadai. M odal utama untuk menghadapi tantangan tersebut adalah sumber daya manusia yang berkualitas, dalam konteks pendidikan adalah mutu output pendidikan yang mampu memenuhi harapan masyarakat dan mampu menjawab tantangan perubahan. Dengan demikian, tugas dan fungsi pendidikan pada era globalisasi adalah menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga memiliki daya saing yang tinggi. Liberalisasi ASEAN Economics Community 2015 mendorong Indonesia harus siap menghadapi persaingan tenaga kerja yang semakin ketat dari negara tetangga. Pengelolaan
sekolah
dengan penerapan
manajemen
yang tepat
dari
komponen-komp onen manajemen sekolah, mulai dari kepemimpinan kepala sekolah, manajemen kurikulum, manajemen tenaga kependidikan, manajemen kesiswaan, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen hubungan masyarakat, serta manajemen layanan khusus diharapkan mampu menciptakan kinerja sekolah yang baik sehingga mutu pendidikan disekolah tersebut bisa dikatakan tinggi. Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah sekolah lanjutan menengah atas yang menyiapkan lulusanny a agar siap kerja. Berbeda dengan sekolah 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
menengah atas (SMA) dimana sebagian besar lulusannya melanjutkan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, output berup a lulusan akan mencerminkan bagaimana mutu pendidikan serta kinerja sekolah tersebut. Kinerja sekolah y ang baik dapat dilihat dari output sekolah (lulusan) yang banyak terserap di dunia kerja, hal tersebut dapat terwujud dengan pengelolaan manajemen yang baik yaitu kerjasama dari komponenkomponen manajemen sekolah. Tren ini bany ak memotivasi orang tua untuk menyekolahkan p utra-putrinya di SMK, salah satu alasannya adalah keadaan ekonomi, orang tua berharap setelah anak mereka selesai menempuh pendidikan dapat langsung bekerja tanpa harus melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Demikian pula dengan dunia
usaha/indust ri yang memberikan tanggapan positif terhadap lulusan SM K. Output SMK dianggap lebih siap kerja karena telah dibekali kemampuan (sk ill) sesuai bidang keahlian yang ditempuh siswa/siswi tersebut. Dengan besarnya minat masyarakat terhadap sekolah kejuruan, maka dibutuhkan jumlah SM K yang memadai. Di Provinsi Banten jumlah SM K yang tersedia berjumlah 643 sekolah, yang terdiri dari 74 SM K Negeri dan 569 SM K Swasta. Di Kabup aten Tangerang sendiri, jumlah keseluruhan SM K adalah 164 sekolah, dimana SM KN berjumlah 12 sekolah dan sisany a adalah SMKS sejumlah 152 sekolah. Kabup aten Tangerang memiliki SM K terbanyak dibanding kabupaten dan kota lainny a di Provinsi Banten, seperti data pada tabel 1.1 berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Tabel 1.1 Data Jumlah SM K se-Provinsi Banten No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Kabup aten/Kot a Kota Tangerang Selatan Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Cilegon Kota T angerang Kota Serang Jumlah
SM KN 7 12 13 12 9 4 9 8 74 (Sumber : http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/)
Berdasarkan
sumber
Data
Pokok Pendidikan
SM KS 72 70 35 152 73 17 111 39 569
Dasar dan Menengah
Kemdikbud TA 2015/2016 jumlah siswa SM K di Provinsi Banten adalah 221.994 orang dan Kabupaten Tangerang memiliki peserta didik tingkat SM K sejumlah 57.749 orang atau 26% dari total keseluruhan jumlah siswa SMK se-Provinsi Banten. Daya tampung SMKN yang terbatas mengakibatkan tidak terpenuhinya minat siswa terhadap sekolah kejuruan. Oleh karena itu banyak orang tua memilih menyekolahkan anakny a di SM K Swasta, salah satu alasannya adalah kualitas lulusan yang baik dengan skill yang mencukup i serta kerjasama yang dijalin sekolah dengan dunia usaha/indust ri dalam hal penyerapan tenaga kerja lulusan SM K. Tabel 1.2 Data Peserta Didik SM K TA 2015/2016 Kabupaten Tangerang SM KN 12.599 Siswa
SM KS 45.150 Siswa
(Sumber : http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Konsekuensi logis dari semakin meningkatny a tuntutan masyarakat terhadap kinerja sekolah kejuruan swasta sudah seharusny a mendorong pihak sekolah untuk lebih bertanggungjawab dan transp aran dalam setiap kebijakan, tindakan, dan kinerja yang dihasilkan dalam proses pengelolaan sekolah, anggaran merupakan salah satu masalah penting yang harus dihadapi. Hansen dan M owen (1985) dalam Asriningsih (2006) menjelaskan bahwa anggaran merup akan suatu metode p enerjemah tujuan dan sasaran organisasi. Kenis (1979) mengemukakan anggaran merup akan perny ataan mengenai apa yang diharap dan direncanakan dalam periode tertentu dimasa yang akan datang. Anggaran merup akan managerial plan for action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi (M ardiasmo, 2009:61). M enurut Leslie (1992), anggaran yang dihasilkan senantiasa digunakan sebagai tolak ukur bagi kinerja manajer dan p ara karyawan. Berdasarkan besarny a jumlah SMKS yang ada di Kabupaten Tangerang dap at terlihat bahwa antusias masy arakat terhadap SMKS ini cukup besar, sehingga SM KS dituntut untuk lebih meningkatkan kualitasnya dengan menghasilkan kinerja yang maksimal. Untuk menghasilkan kinerja yang berkualitas diperlukan anggaran untuk mencapainya. Hal inilah y ang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian guna mencari bukti empiris seberapa besar pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan kecukup an anggaran terhadap kinerja manajerial sekolah pada SMKS di Kabup aten Tangerang. Pentingny a partisipasi anggaran manajer tingkat bawah sebagai alat perbaikan kinerja manajerial telah diteliti secara luas dalam penelitian akuntansi perilaku
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
(Brownell, 1981, 1982; Brownell dan MC Innes, 1986; Chenhall dan Brownell, 1988; M ia, 1988, 1989; Kren, 1992; Magner dkk, 1996; Nouri dan Parker, 1998). Partisipasi merup akan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh manajer selama aktivitas berlangsung (Barki dan Hardwick, 1994). Menurut Brownell (1982) dalam Oktavianus (2002), partisip asi penyusunan anggaran sebagai suatu proses dalam organisasi yang melibatkan para manajer dalam penentuan tujuan anggaran menjadi tanggung jawabnya. Adany a partisipasi dalam penyusunan anggaran menyebabkan sikap respek bawahan terhadap pekerjaan dan perusahaan (Milani, 1975). Rahmi dkk (2013) mengatakan para bawahan yang merasa asp irasinya dihargai dan mempuny ai perhatian merup akan wujud p encapaian kinerja. Kejelasan sasaran anggaran menurut Kenis (1979) pada Bangun (2009) merup akan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Bangun (2009) dalam tulisanny a mengatakan perencanaan anggaran harus bisa menggambarkan sasaran kinerja secara jelas. Kejelasan sasaran anggaran akan membantu pegawai untuk mencapai kinerja yang diharapkan, dimana dengan mengetahui sasaran anggaran maka tingkat kinerja dapat tercapai. Putra (2013) dalam tulisanny a mengatakan dengan adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Rahmi dkk (2013) mengatakan partisipasi dalam penganggaran dan kejelasan sasaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
anggaran dan serta peran manajerial pimpinan satuan kerja yang pada akhirny a meningkatkan kinerja pemerintah secara keseluruhan. Kecukup an anggaran dalam organisai akan mempengaruhi hasil kerja organisasi tersebut (Hariyanti dan Nasir, 2004). Belkoui (2006), kecukup an anggaran menunjukkan bahwa sumber-sumber anggaran cukup memadai dalam perusahaan. M enurut Blumberg dan Pringle bahwa sumber anggaran yang tidak mencukupi akan mengganggu kinerja (Davis et. Al., 2006). Penelitian Nouri dan Parker (1998) dalam Chong dan Johnson (2007), menunjukkan hasil bahwa kecukup an anggaran secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja manajerial. Penelitian ini akan menguji pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan kecukup an anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini mengacu pada penelitian Rahmi dkk (2013) tentang pengaruh partisipasi dalam anggaran dan kejelasan sasaran anggaran serta peran manajerial pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah. Yang membedakan dengan penelitian Rahmi dkk (2013) diantaranya sampel yang digunakan yaitu guru dan kepala sekolah beserta jajarannya pada SM K swasta di Kabup aten Tangerang. Penambahan satu variabel independen yaitu kecukupan anggaran. Sedangkan peran manajerial pengelolaan keuangan tidak dimasukkan dalam pengujian ini dikarenakan hasil penelitian Rahmi dkk (2013) menyatakan bahwa peran manajerial pengelolaan keuangan tidak berp engaruh signifikan terhadap kinerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
B. Rumusan Masalah Penelitian ini dari asumsi utama bahwa pendidikan memiliki nilai ekonomi dalam pembentukan sumber daya manusia. Keterkaitan antar faktor anggaran pendidikan dan kinerja manajerial sekolah dalam menghasilkan siswa/siswi yang siap kerja dengan kemampuan yang memadai sesuai kebutuhan dunia usaha/industri. Oleh karena itu pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial sekolah? 2. Apakah Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial sekolah? 3. Apakah kecukupan anggaran berp engaruh terhadap
kinerja manajerial
sekolah?
C. Tujuan dan Manfaat Pene litian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini mempuny ai tujuan sebagai berikut : a) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi peny usunan anggaran terhadap kinerja sekolah b) Untuk mengetahui pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja sekolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
c) Untuk mengetahui pengaruh kecukupan anggaran terhadap kinerja sekolah 2. M anfaat Penelitian M anfaat penelitian ini adalah: a) M anfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan untuk mengkonfirmasi teori, khususnya yang berkaitan dengan bidang penganggaran sektor publik, akuntansi manajemen dan akuntansi p rilaku pada umumnya. b) M anfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi organisasi khususnya SMK tentang kinerja sekolah, sehingga dalam masa yang akan datang SMK dapat mengelola organisasinya lebih baik lagi agar menghasilkan lulusan-lulusan yang handal dan dapat diserap di dunia usaha/industri. c) M anfaat Bagi Pengambil Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan untuk mengambil kebijakan dalam menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) dan Recana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).
http://digilib.mercubuana.ac.id/