BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dewasa ini pembelajaran memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan karena proses pembelajaran yang diterapkan di suatu jenjang pendidikan menentukan kualitas SDM yang dihasilkan. Guru sebagai salah satu elemen utama dalam pembelajaran menjadi orang pertama yang bertugas membimbing, mengajar, dan melatih siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Guru harus mampu mengembangkan kegiatan yang berkualitas dan mengelola pembelajaran dengan baik. Di samping itu, guru dituntut untuk dapat menerapkan kurikulum yang telah dirancang pemerintah dan institusi (Yamin, 2009:49). Suatu kurikulum tanpa kualitas guru yang baik, tidak akan membuahkan pembelajaran yang optimal. Kurikulum menjadi bagian yang penting dalam pembelajaran karena acuan penyelenggaran pembelajaran didasarkan pada kurikulum yang digunakan. Tahun 2006 negara Indonesia menggunakan kurikulum KTSP yang berbasis tematik menggantikan kurikulum sebelumnya, yakni KBK. Pada jenjang SD menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 pembelajaran kelas I sampai dengan III dilaksanakan melalui pendekatan tematik. Pembelajaran tematik pada kurikulum KTSP mengalami beberapa kendala. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa guru mengalami kendala dalam perencanaan,
pelaksanaan,
serta
penilaian
1
pembelajaran.
Pertama,
pada
2
perencanaan pembelajaran guru mengeluhkan bahwa merencanakan pembelajaran tematik dapat memakan waktu dan tenaga yang lebih banyak mulai dari penyusunan matriks tematik, program semester, silabus, dan RPP (Karli, 2009:78). Problem lain yang dihadapi guru pada perencanaan pembelajaran yaitu masalah kekurangan waktu
(Nurlizah, 2011:49). Kedua, pada pelaksanaan
pembelajaran tematik bahan ajar yang tersedia masih menggunakan pendekatan mata pelajaran sehingga menyulitkan guru memadukan materi sesuai tema (Pudjiastuti, 2011). Kendala lain dalam pelaksanaan pembelajaran tematik adalah kurangnya media pembelajaran yang memadai dan menyenangkan (Karli, 2012:52). Guru juga kesulitan mengatur ruangan karena harus menyesuaikan tema, metode dan pengelolaan kegiatan harus bervariasi (Nurlizah, 2011:49). Ketiga, kendala penilaian pembelajaran tematik dialami guru dalam hal cara menilai pembelajaran tematik dan kesulitan guru dalam membuat instrumen penilaian unjuk kerja, produk, dan tingkah laku (Pudjiastuti, 2011). Pada evaluasi pembelajaran guru memiliki problem dengan keterbatasan waktu dan penilaian raport yang masih per mata pelajaran (Nurlizah, 2011:50). Hal-hal di atas menjadi bukti bahwa pembelajaran tematik masih belum bisa diterapkan secara optimal. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.67 Tahun 2013 memberlakukan kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang digunakan di jenjang pendidikan, salah satunya adalah jenjang SD. Kurikulum ini secara resmi dilaksanakan mulai tanggal 15 Juli 2013 pada kelas I dan kelas IV. Kelas I merupakan jenjang awal pada tingkatan SD yang masih berpikir konkret (nyata). Pembelajaran yang saat ini mampu memenuhi karakteristik siswa kelas 1 adalah
3
pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran ini diberikan di kelas I karena anak kelas 1 masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (Imron, 2011:115). Upaya pemerintah dalam menerapkan kurikulum 2013 di SD pada tahun ajaran 2013/2014 adalah dengan menunjuk beberapa sekolah untuk menjadi sekolah sasaran dan memberikan kesempatan pada SD lain yang tidak termasuk SD sasaran untuk menerapkan kurikulum 2013 secara mandiri. Sekolah Dasar di Kecamatan Trenggalek yang siap untuk menerapkan kurikulum 2013 secara mandiri salah satunya yaitu
SDN 1 Sumbergedong. Pengertian dari mandiri
adalah biaya pelatihan guru dan pengadaan buku ditanggung oleh sekolah bukan pemerintah. Langkah SDN 1 Sumbergedong dalam menerapkan kurikulum 2013 ialah mengikutsertakan guru kelas I untuk mengikuti pelatihan atau pembinaan kurikulum 2013. Guru kelas I mendapat pelatihan dari pengawas Kecamatan Trenggalek pada tahun 2013 dan di tahun 2014 bulan Juni selama kurang lebih 5 hari dibina oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Rayon 5 Malang. Pada pelatihan tersebut guru mendapat penjelasan sekilas tentang kurikulum 2013 dari instuktur pelatihan. Selanjutnya, guru diminta untuk membuat RPP tematik dan mempraktekkan cara mengajar sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Peningkatan
kualitas
pembelajaran
seperti
mengadakan
pelatihan
kurikulum 2013 bagi guru telah dilakukan, namun masalah pembelajaran selalu ada. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SDN 1 Sumbergedong menunjukkan adanya permasalahan dalam pembelajaran tematik terpadu kelas I. Pertama, siswa belum sepenuhnya dapat mandiri
untuk
menemukan sendiri (inquiry) ketika mendapat tugas dari guru. Meskipun dalam
4
buku siswa sudah ada contoh yang berkaitan dengan tugas tersebut, kenyataannya guru tetap memberikan penjelasan lagi pada siswa. Kondisi ini tidak sesuai dengan implikasi pembelajaran tematik bagi siswa yakni siswa harus siap dalam mengikuti berbagai kegiatan pembelajaran seperti diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah. Penilaian yang digunakan pada pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 meliputi penilaian Kompetensi Inti (KI) 1 (sikap religius), KI 2 (sikap sosial), KI 3 (pengetahuan), serta KI 4 (keterampilan). Dalam hal ini, guru mengalami kesulitan untuk melakukan penilaian sikap, keterampilan dan pengetahuan secara holistik. Apalagi dengan adanya laporan hasil pencapaian kompetensi siswa (raport) yang pada kurikulum 2013 berbentuk deskripsi (penilaian dalam bentuk uraian kalimat) mengakibatkan orang tua siswa kurang puas ketika melihat raport anaknya. Penerapan pembelajaran tematik menuntut guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar, memilih kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan utuh (Sukini, 2012:63).
Guru yang
kreatif memiliki ide-ide akurat yang muncul secara spontan sehingga apabila terjadi permasalahan pembelajaran dalam kelas dengan cepat guru dapat memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan penelitian lebih jauh terkait dengan penerapan pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 di kelas I. Pada penelitian ini peneliti mengambil judul “Problematika Guru Kelas I dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek”.
5
1.2 Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat terfokus, tidak menyimpang dari permasalahan yang akan diteliti dan tujuan penelitian maka diperlukan adanya batasan masalah, yaitu: 1. Peneliti melakukan penelitian pada saat guru memberikan pembelajaran tema “Diriku” subtema “Aku dan Teman Baru". 2. Kelas I di SDN 1 Sumbergedong, ada 2 kelas yakni I A dan I B. Informan pada penelitian adalah guru kelas I A. Hal ini didasarkan karena guru kelas I A sudah mengajar kelas I selama 4 tahun. Di samping itu, guru sudah memiliki pengalaman mengajar menggunakan kurikulum 2013 di kelas I selama 1 tahun dan sudah mengikuti pelatihan baik pelatihan kurikulum 2013 secara mandiri maupun proyek sedangkan guru di kelas I B mengajar kelas I pada tahun 2014/ 2015. Sebelumnya, guru kelas I B mengajar di kelas 4.
1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dipaparkan dalam penelitian ini antara lain: 1. Problematika apa yang dihadapi guru kelas I A dalam pembelajaran tematik terpadu tema “Diriku” subtema “Aku dan Teman Baru” kurikulum 2013 di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek? 2. Upaya apa sajakah yang dilakukan guru kelas I A dalam mengatasi problematika pembelajaran tematik terpadu tema “Diriku” subtema “Aku dan Teman Baru” kurikulum 2013 di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek?
6
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan problematika guru kelas I A dalam pembelajaran tematik terpadu tema “Diriku” subtema “Aku dan Teman Baru” kurikulum 2013 di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek. 2. Mendeskripsikan upaya guru kelas I A dalam mengatasi problematika pembelajaran tematik terpadu tema “Diriku” subtema “Aku dan Teman Baru” kurikulum 2013 di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan praktis. Adapun penjelasan dari masing-masing manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dengan adanya penelitian ini, permasalahan guru yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek dapat diketahui dan diatasi oleh guru sehingga dapat dijadikan perbaikan untuk pembelajaran di tema-tema yang lain. 2. Manfaat Praktis a.Bagi peneliti Memperoleh wawasan baru dengan hadirnya kurikulum 2013 dalam pembelajaran tematik terpadu. Pelaksanaan kurikulum pada suatu jenjang pendidikan, dalam hal ini jenjang SD belum tentu dapat diimplementasikan secara optimal.
7
b. Bagi guru Kemampuan pedagogik guru pada pembelajaran tematik terpadu akan nampak misal pada permasalahan media dan penilaian pembelajaran. Guru dapat memberikan media yang menarik yang berbasis tematik sehingga dalam satu media tersebut sudah mencakup beberapa mata pelajaran. Disamping itu, dengan mengetahui teknik penilaian yang tepat, maka guru tidak lagi mengalami kesulitan saat memberikan penilaian pada siswa. c.Bagi siswa Pembelajaran akan lebih bermakna. Siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik tanpa adanya kendala yang dihadapi oleh guru. d.Bagi sekolah Meningkatkan mutu pendidikan SDN 1 Sumbergedong Trenggalek sebagai SD yang melaksanakan kurikulum 2013 secara mandiri sehingga dalam pembelajaran dapat memberikan dampak yang positif terhadap guru dan siswa. e.Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya sehingga mampu meneliti permasalahan lain yang lebih luas tidak hanya permasalahan dari guru tetapi juga permasalahan dari segi siswa maupun dari segi strategi atau pendekatan dalam kurikulum 2013.
8
1.6 Definisi Istilah 1. Problematika pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Problem yang akan dikaji pada penelitian ini adalah problematika guru dalam pembelajaran tematik dilihat dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian pembelajaran. 2.Pembelajaran tematik terpadu yaitu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Kemendikbud, 2013:137).