BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Kepemimpinan memiliki arti peran yang sangat strategis untuk mendorong
dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang pemimpin dalam suatu organisasi sangatlah penting, karena kepemimpinan seorang pemimpin organisasi akan mempengaruhi kinerja para anggotanya secara keseluruhan pada setiap aspeknya, dimana kinerja para anggota tersebut akan berdampak dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin memiliki kualitas yang membedakan mereka dari pengikut. Dalam sebuah organisasi, pemimpin sangat dibutuhkan untuk mengarahkan para anggotanya dalam menjalankan
organisasi agar mencapai tujuan yang
diharapkan. Maka dari itu, seorang pemimpin perlu menentukan gaya kepemimpinan yang akan digunakan untuk mempengaruhi para anggotanya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Suranta, 2002). Pemimpin sebagai pengarah tercapainya tujuan organisasi dan gaya kepemimpinan sebagai media praktek untuk memberikan pengaruh, bimbingan dan memotivasi para anggotanya agar mereka bersikap positif terhadap organisasi maupun pemimpinnya. Maka dari itu, praktek gaya kepemimpinan sangat penting untuk meningkatkan kinerja baik secara individu maupun kelompok.
1
Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan (Hersey dan Blanchard, 1992). Dalam hal ini gaya kepemimpinan yang bisa menjadi model adalah gaya kepemimpinan dari Carlos Ghosn yang merupakan CEO Renault dan Nissan Aliansi. Dengan gaya kepemimpinan yang ia gunakan, Ghosn mampu mengembalikan perusahaan Nissan di Jepang kembali memperoleh kejayaan. Dari rugi dan banyak hutang menjadi untung dan bayar hutang, hal tersebut dilakukannya hanya dalam jangka waktu satu tahun. Menurutnya seorang pemimpin yang baik harus mau mendengar. Kemampuan mendengar adalah syarat utama tanpa kemampuan mendengar yang baik pemimpin tidak akan sukses meskipun dia pintar. Selain itu, pemimpin juga harus memiliki visi dan bisa mengkomunikasikan visi tersebut kepada bawahan. Oleh karena itu, organisasi membutuhkan pemimpin yang mampu memimpin perubahan visi, strategis dan budaya organisasi serta memunculkan inovasi. Trait kepribadian yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan adalah extraversion dan agreeableness, dikemukakan oleh Judge & Bono (2000). Dalam penelitiannya mereka menyatakan bahwa extraversion dan agreeableness tidak hanya memprediksi keterlibatan masyarakat, tetapi ciri-ciri yang sama juga tampaknya untuk memprediksi siapa yang mengasumsikan peran kepemimpinan. Interpersonal ciri extraversion dan agreeableness yang positif terkait dengan gaya kepemimpinan transformasional di antara para pemimpin masyarakat.
2
Tipe kepribadian akan mempengaruhi individu mengatasi konflik yang dihadapi. Karena pada dasarnya kinerja individual mempengaruhi kerja tim atau kelompok kerja dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Kepemimpinan dan kepribadian bukanlah aspek yang terpisah dalam kehidupan seseorang. Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu menciptakan kekuatan dalam kehidupan kepribadiannya sekaligus mampu menciptakan kekuatan dalam kepemimpinannya. Seorang pemimpin akan menyesuaikan irama dan langkahnya dengan semua orang yang bekerjasama dengannya. Kepribadian merupakan aspek psikologis yang penting dalam menentukan perilaku individu. Kepribadian menurut peneliti adalah sebuah karakteristik di dalam diri individu yang relatif menetap, bertahan, yang mempengaruhi penyesuaian diri individu terhadap lingkungan. Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian ada dua yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan (Pervin & John, 2001). Faktor genetik mempunyai peranan penting di dalam menentukan kepribadian khususnya yang terkait dengan aspek yang unik dari individu (Caspi, 2000; Rowe, 1999, dalam Pervin & John, 2001). Pendekatan ini berargumen bahwa keturunan memainkan suatu bagian yang penting dalam menentukan kepribadian seseorang (Robbins,
1998). Faktor lingkungan
mempunyai pengaruh yang membuat seseorang sama dengan orang lain karena berbagai pengalaman yang dialaminya. Faktor lingkungan terdiri dari faktor budaya, kelas sosial, keluarga, teman sebaya, situasi.
3
Big five model merupakan teori kepribadian yang sederhana dan sering digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang. Dengan Teori lima besar (Big five model) dapat dilihat kepribadian seseorang yang mampu mempengaruhi kinerja bagi organisasinya (Robbins, 2008). Big five model tersebut yaitu Extraversion, Agreeableness, Concientiousness, Neuroticism, Openness to Experience, sesuai dengan yang diungkapkan Goldberg (1990 dalam Larsen & Buss, 2002). Kombinasi gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian berbaur menjadi kombinasi psikologis yang menghasilkan etos pemimpin. Barrick dan Mount (1993) telah menemukan hubungan yang signifikan antara kepribadian dan kinerja. Bahwa, Orang yang memiliki tipe kepribadian yang berorientasi pada tugas cenderung memiliki fokus yang besar terhadap detail. Mereka tidak nyaman memulai sebuah rencana sampai mereka memiliki semua fakta yang diperlukan. Di sisi lain, orang yang memiliki tipe kepribadian yang berorientasi hubungan cenderung memiliki fokus yang cukup besar pada hasil dan nyaman memulai sebuah rencana aksi ketika mereka memiliki fakta-fakta penting (Blake & Mouton, 1982).
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan
diteliti adalah sebagai berikut : “apakah ada hubungan antara big five personality dengan gaya kepemimpinan?”
4
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji hubungan antara big five personality dengan gaya kepemimpinan.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
di dalam psikologi khususnya Psikologi
Industri dan Organisasi. Manfaat Praktis Secara parktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan kepada pembaca mengenai hubungan antara big five personality dengan gaya kepemimpinan dalam organisasi.
5