BAB I PENDAHULUAN
1.2. Latar Belakang Paradigma Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut salah satu hal yang dilakukan adalah meningkatkan cakupan sarana air bersih (Depkes RI, 1999). Derajat kesehatan merupakan hasil interaksi dari empat faktor : Faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Peran serta masyarakat dalam empat faktor ini, termasuk dalam faktor perilaku dalam melaksanakan pembangunan
perlu
diarahkan,
dibina
dan
dikembangkan
sehingga
dapat
melaksanakan fungsi dan tanggung jawab sosialnya (Azwar, 1985). Peran pemerintah menitikberatkan pada pembinaan, pengaturan dan pengawasan untuk menciptakan suatu kondisi yang serasi dan seimbang antara pemerintah dan masyarakat. Hubungan ini harus ditetapkan dalam semua bidang pembangunan termasuk didalamnya adalah hal pengawasan lingkungan. Salah satu sarana yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan adalah sarana penyediaan air bersih (Depkes RI, 1999). Di Indonesia penyediaan air bersih diusahakan oleh pemerintah melalui Perusahaan Air Minum (PDAM) sebahagian besar diperuntukkan bagi masyarakat perkotaan. Sedangkan untuk daerah lainnya terutama di pedesaan dalam memenuhi kebutuhan air bersih, air tanah merupakan sumber yang paling banyak dipergunakan
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan sumber air lainnya. Sarana yang paling banyak dipergunakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air tersebut adalah sumur gali. Hal ini dikarenakan pembuatannya mudah dan dalam penggunaannya tidak memerlukan biaya yang tinggi (Depkes RI, 1984). Air sangat berperan dalam mempengaruhi kesehatan manusia, karena dapat menjadi media penularan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu air yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari harus terhindar dari pencemaran dan khususnya untuk penyediaan air minum harus memenuhi persyaratan yang
diatur
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
R.I
Nomor
:
416/Menkes/Per/IX/1990, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Untuk mencegah penularan penyakit melalui air bukan hanya dengan pengawasan saja, hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah konstruksi dari sarana penyediaan air bersih yang digunakan masyarakat yaitu penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan dan bukan sistem perpipaan. Konstruksi penyediaan air bersih yang baik adalah yang telah memenuhi syarat kesehatan tertentu dengan maksud agar air memiliki kualitas yang baik. Dan persyaratan konstruksi sarana, tergantung jenis sarana penyediaan air bersihnya (Depkes RI, 1999). Sumur gali merupakan sarana penyediaan air bersih yang dipandang dari segi kesehatan sebenarnya kurang baik, kalau dalam pembuatannya tidak benar-benar diperhatikan, karena sumur gali ini mudah sekali untuk mendapatkan pencemaran (Depkes RI, 1984 ).
Universitas Sumatera Utara
Sumur gali merupakan sarana penyediaan air bersih yang paling banyak digunakan oleh masyarakat desa termasuk Desa Gunung Raya Kabupaten Labuhan Batu Rantau Parapat, karena dalam pembuatannya relatif mudah dan lebih murah dibanding dengan pembuatan sarana air bersih yang lain dan peralatan yang digunakan sederhana dan dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Namun demikian sumur gali yang dibuat oleh masyarakat pedesaan tersebut belum tentu memenuhi syarat kesehatan, karena membuat sumur gali yang baik bukan hanya sekedar menggali lubang, tapi harus memenuhi syarat-syarat sumur gali, hal ini tidak terlepas dari beberapa hal seperti pengetahuan masyarakat, sosial ekonomi masyarakat dan sosial budaya yang hidup di masyarakat. Bila konstruksi dari sumur gali kurang baik, maka air sumur akan mengalami pengotoran dan penurunan kualitasnya sehingga menjadi potensial menularkan penyakit. Menurut data yang diperoleh dari profil Puskesmas Sukamakmur (2010) bahwa penyakit Diare menempati urutan kedua dalam sepuluh penyakit terbesar yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sukamakmur. Masyarakat yang paling banyak menderita diare adalah mulai dari umur 4 tahun sampai orang dewasa yaitu sebanyak 33%, Bayi sebanyak 28% dan umur 1-4 tahun sebanyak 20%. Faktor penyebab tingginya angka diare ini antara lain : sanitasi lingkungan yang buruk, penggunaan air yang tidak higienis, dan lain-lain. Desa Gunung Raya merupakan wilayah kerja Puskesmas Sukamakmur, dimana masyarakat yang menggunakan sumur gali sebagai
Universitas Sumatera Utara
sumber air bersih sebanyak 100%, sehingga ada kemungkinan penyakit diare menular melalui air sumur gali yang terkontaminasi. Atas pertimbangan inilah maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Konstruksi Sumur Gali dan Kualitas Air Di Desa Gunung Raya Kabupaten Labuhan Batu Rantau Prapat Tahun 2010”. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimana gambaran perilaku masyarakat tentang konstruksi sumur gali dan kualitas air di Desa Gunung Raya, Kabupaten Labuhan Batu, Rantau Prapat, Tahun 2010”. 1.5. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat tentang konstruksi sumur gali dan kualitas air di Desa Gunung Raya, Kabupaten Labuhan Batu, Rantau Prapat, Tahun 2010. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) masyarakat tentang konstruksi sumur gali di Desa Gunung Raya. 2. Untuk mengetahui konstruksi sumur gali di Desa Gunung Raya. 3. Untuk mengetahui kualitas air sumur gali yang meliputi : parameter fisik, kimia dan bakteriologi di Desa Gunung Raya.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu. 2. Untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis.
Universitas Sumatera Utara