1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sebagai seorang manusia, pada umumnya pasti tidak akan lepas dari yang namanya aktivitas, salah satunya adalah aktivitas bekerja. Ada orang yang bekerja untuk memperoleh penghasilan, ada yang bekerja untuk mengisi waktu luang, ada pula yang bekerja untuk mencari identitas. Apapun alasan manusia bekerja, semuanya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam aktivitas bekerjanya, manusia pasti akan mengalami puncak karirnya dan pada akhirnya akan pensiun dari pekerjaannya. Satria dan Fakhrurrozy (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa individu harus pensiun karena manusia memiliki masa dimana manusia itu sudah dianggap tidak terlalu mampu untuk lebih berproduktif lagi di dalam dunia pekerjaannya, sehingga masa pensiun pun akan menjumpai setiap individu yang bekerja baik di Instansi Sipil, Perusahaan Swasta, atau di Dinas Pemerintahan. Masa pensiun ini salah satunya akan dihadapi oleh individu yang bekerja sebagai seorang pegawai. Pegawai yang dimaksudkan adalah pegawai negeri, seperti yang dijelaskan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 96 tahun 2000 yang didalamnya menjelaskan tentang definisi PNS. Dalam undang-undang disebutkan bahwa PNS terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah. Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai
1 Pengaruh Konsep Diri..., Anjar Satria Budiyanto..., Psikologi UMP, 2014
2
Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara dan bekerja pada departemen, kejaksaan agung, sekretariat negara, sekretariat kabinet, sekretariat militer, sekretariat presiden, sekretariat wakil presiden, kantor menteri koordinator, kantor menteri negara, kepolisian negara, lembaga non departemen, kesekretariatan lembaga tertinggi/ tinggi negara, instansi vertikal di daerah provinsi/ kabupaten/ kota, kepaniteraan, pengadilan, atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas lainnya. Sedangkan Pegawai Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi/ kabupaten/ kota yang gajinya dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah dan bekerja pada pemerintah daerah atau dipekerjakan di luar instansi induknya. Individu yang akan menghadapi masa pensiun seharusnya merasa senang dan bahagia tentunya karena mereka sudah terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang pegawai sehingga seseorang hanya perlu menikmati hidupnya bersama orang – orang terdekatnya seperti pasangan, anak, cucu, dan orang – orang dilingkungan sekitarnya. Aidit (2000) mengatakan bahwa saat memasuki masa pensiun, seorang karyawan seharusnya merasa senang karena telah mencapai puncak kariernya. Seseorang dapat menikmati masa hidupnya dengan lebih santai, rileks, tenang, dan bahagia karena tidak lagi terbebani dengan berbagai tugas dan tanggung jawab dari instansi atau organisasi tempatnya bekerja. Saat masa pensiun tiba maka akan lebih banyak waktu dan kesempatan bersama-sama dengan keluarga atau pasangannya, mengerjakan sesuatu yang disukai dan bukan pekerjaan yang harus dikerjakan, dapat meningkatkan kualitas
Pengaruh Konsep Diri..., Anjar Satria Budiyanto..., Psikologi UMP, 2014
3
kesehatan karena berkurangnya tekanan beban kerja yang harus dihadapi dan akhirnya dapat memaknai kehidupannya dengan penuh keoptimisan (Pradono & Purnamasari, 2009) Akan tetapi pada kenyataannya ada sebagian individu yang belum siap memasuki masa pensiun. Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian individu sudah merasa cemas karena akan mengalami kemerosotan dalam pemenuhan kebutuhan hidup seperti, menurunnya kondisi ekonomi dan berkurangnya penghasilan. Hal tersebut
akan
ditunjukkan
oleh
perilaku
mudah
marah,
tegang,
sulit
berkonsentrasi, dan menurunnya semangat kerja. Kondisi ini tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja karyawan (Pradono & Purnamasari, 2009). Beberapa fenomena yang menunjukkan adanya kecemasan dalam menghadapi pensiun adalah dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Pradono dan Purnamasari (2009) tentang Hubungan Antara Penyesuaian Diri dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Pensiun Pada Pegawai Negeri Sipil Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari penelitian tersebut ditarik kesimpulan bahwa individu yang dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik maka dapat menurunkan kecemasan dalam menghadapi masa pensiun, namun sebaliknya jika individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik maka kecemasan menghadapi masa pensiun akan tinggi. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Dewi (2011), menyatakan bahwa kecerdasan emosi memiliki peranan pada individu dalam menghadapi masa
Pengaruh Konsep Diri..., Anjar Satria Budiyanto..., Psikologi UMP, 2014
4
pensiun. Jika individu memiliki kecerdasan emosi yang tinggi maka individu dapat mengatasi kecemasannya dalam menghadapi masa pensiun. Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara dengan 2 pegawai PDAM yang menjelang pensiun yaitu KS dan ST. Dari hasil studi pendahuluan terhadap KS menunjukkan ada indikasi kecemasan seperti merasa khawatir jika setelah pensiun keuangannya akan mengalami penurunan karena hanya mengandalkan dari uang pensiunan. KS juga memiliki seorang anak yang masih membutuhkan biaya untuk pendidikan, sehingga merasakan adanya beban yang cukup berat dalam pemenuhan kebutuhan terutama jika ada kebutuhan yang mendesak. KS merasakan kehilangan karena setelah pensiun interaksi akan berkuang dengan rekan kerjanya sehingga jalinan silaturahminya tidak seperti pada saat masih bekerja. KS juga mengatakan belum memiliki pandangan pasti akan melakukan apa setelah nanti pensiun. Selain itu KS juga merasa beberapa bulan terakhir kondisi fisiknya agak menurun, sehingga fokusnya terbagi – bagi. Studi pendahulan dengan ST juga menunjukan ada indikasi kecemasan menghadapi masa pensiun. Menjelang masa pensiun, ST merasa bingung jika pensiun nanti akan memulai aktivitasnya dari mana, ST juga merasa ada kekhawatiran mengenai kesehatannya, terkadang mengeluh kalau dirinya merasa mudah sakit, tidak boleh makan sembarangan karena dari kondisi kesehatannya juga sudah tidak terlalu baik. Pada dasarnya kecemasan dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah adanya konsep diri yang terganggu. Suliswati (2005) mengemukakan dua
Pengaruh Konsep Diri..., Anjar Satria Budiyanto..., Psikologi UMP, 2014
5
faktor penyebab kecemasan yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Konsep diri dapat dilihat sebagai salah satu faktor prediposisi yang didalamnya menjelaskan
bahwa
konsep
diri
yang
terganggu
akan
menimbulkan
ketidakmampuan individu berfikir secara realitas yang akan menimbulkan kecemasan. Konsep diri adalah apa yang dipikirkan dan dirasakan tentang dirinya sendiri. (Ghufron dkk, 2010) Studi pendahuluan juga dilakukan untuk mengetahui tentang konsep diri seseorang yang akan memasuki masa pensiun. Hasil studi pendahuluan dilakukan kepada KS yang merupakan karyawan PDAM, diketahui bahwa KS yang akan memasuki masa pensiun merasa dirinya sudah tua, penampilan fisiknya sudah tidak seperti masih muda, rambut beruban dan KS merasa sudah tidak produktif lagi, kemampuannya juga sudah tidak sebagus dan sebaik orang yang lebih muda. Data studi pendahuluan tersebut menunjukkan bahwa KS memberikan unsur penilaian negatif pada dirinya, dengan kata lain memiliki konsep diri yang rendah. Hurlock (1980) menjelaskan bahwa seseorang dikatakan memiliki konsep diri yang tinggi jika ia berhasil mengembangkan sifat – sifat percaya diri, harga diri dan mampu melihat dirinya secara realistik. Dengan adanya sifat–sifat seperti ini orang tersebut akan mampu berhubungan dengan orang lain secara akurat dan hal ini akan mengarah pada penyesuaian diri yang baik di lingkungan sosial. namun jika seseorang memiliki konsep diri yang rendah, ia akan merasa rendah diri, inadekuat, kurang percaya diri.
Pengaruh Konsep Diri..., Anjar Satria Budiyanto..., Psikologi UMP, 2014
6
Dari uraian permasalahan diatas dan fenomena - fenomena yang muncul, maka peneliti bermaksud untuk meneliti tentang Pengaruh Konsep Diri terhadap Kecemasan Menghadapi Pensiun. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh konsep diri terhadap kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai PDAM Kabupaten Banyumas?”.
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai PDAM Kabupaten Banyumas.
D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis dapat memberikan sumbangan pengetahuan di bidang psikologi, khususnya mengenai konsep diri dan kecemasan menghadapi pensiun 2. Bagi individu yang akan memasuki masa pensiun, diharapkan dapat memberikan informasi tentang permasalahan yang berkaitan dengan kecemasan dalam menghadapi masa pensiun.
Pengaruh Konsep Diri..., Anjar Satria Budiyanto..., Psikologi UMP, 2014