BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam etnis dan setiap etnis mempunyai bahasa daerah masing-masing. Setiap etnis tersebut dalam percakapan sehari-hari tidak selalu menggunakan bahasa Indonesia. Mereka cenderung menggunakan bahasa daerah mereka masing-masing. Masyarakat di Indonesia, selain menggunakan bahasa Indonesia, juga menggunakan bahasa daerah sebagai alat untuk berkomunikasi, misalnya masyarakat Simalungun Desa Bah Tonang kecamatan Raya Kahean
di
Kabupaten
Simalungun, yang
mayoritas
menggunakan bahasa
Simalungun. Etnis Batak Simalungun yang menggunakan bahasa Simalungun berada di Kabupaten Simalungun dan sebagian di wilayah Deli Serdang. Kabupaten Simalungun yang merupakan pusat populasi penutur bahasa Simalungun berbatasan dengan empat tetangga, yaitu Kabupaten Deli Serdang/Serdang Bedagai, Karo, Toba Samosir, dan Asahan. Luas wilayah Kabupaten Simalungun 4,386,6 km² atau 6,12% dari luas wilayah provinsi Sumatera utara. Bahasa Simalungun merupakan bagian dari bahasa-bahasa daerah yang hidup di Indonesia. Bahasa Simalungun berfungsi sebagai alat komunikasi antarindividu, antarmasyarakat khususnya antarSimalungun. Bila dilihat dari segi kedudukannya, bahasa Simalungun merupakan bahasa yang dipelihara dan dibina oleh para
Universitas Sumatera Utara
penuturnya serta dihormati oleh negara karena merupakan bagian dari kebuadayaan yang hidup. Salah satu aspek yang ada dalam setiap bahasa termasuk dalam bahasa Simalungun adalah pronomina. Pronomina adalah kata yang mengacu kepada nomina yang lain, yakni pronomina persona, penunjuk, dan penanya. Dalam bahasa Simalungun, pronomina mempunyai peranan yang penting dalam komunikasi, seorang penutur bahasa Simalungun harus mengetahui dengan baik, seluk-beluk pronomina dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahpahaman akibat pemakaian pronomina yang tidak sesuai dengan tatakrama dan sopan santun yang berlaku di lingkungan masyarakat Simalungun. Pronomina persona yang dipakai harus disesuaikan dengan siapa kita berbicara (lawan bicara), situasi dan lingkungan pembicaraan agar tidak terjadi salah paham antara pembicara dan lawan bicara yang bisa mengakibatkan terganggunya komunikasi. Beberapa contoh pronomina yang digunakan dalam bahasa Simalungun adalah sebagai berikut : ho
‘kamu’
ham
‘kamu’
hanami
‘kami’
hanima
‘kalian’
nassiam
‘kalian’
ia
‘dia’
sidea
‘mereka’
Universitas Sumatera Utara
ambia
‘panggilan akrab untuk sesama pria ’
baya
‘panggilan akrab untuk sesama perempuan’
au
‘aku’
hita
‘kita’
andon/on
‘ini’
andai/ai
‘itu’
ijon
‘di sini’
ijai
‘di sana’
hunjon
‘dari sini’
hunjai
dari sana’
hujai
‘ke sana’
hujon
‘ke sini’
aha
‘apa’
ise
‘siapa’
na ija
‘yang mana’
Pemakaian pronomina, yang ditinjau dari segi sosiolinguistiknya, disesuaikan dengan empat parameter, yaitu status sosial, umur, jenis kelamin, dan keakraban (Nababan, 1984 :2). Adanya tingkatan sosial dalam masyarakat dapat dilihat dari dua segi : pertama dari segi kebangsawanan kalau ada; dan kedua dari segi kedudukan sosial yang ditandai dengan tingkatan pendidikan dan keadaan perekonomian yang dimiliki. Biasanya orang yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan memiliki taraf perekonomian
yang lebih baik. Namun, ini tidak mutlak. Bisa saja taraf
pendidikannya baik, namun taraf perekonomiannya kurang baik. Sebaliknya, ada
Universitas Sumatera Utara
yang memiliki taraf pendidikan kurang baik, namun memiliki taraf perekonomian yang baik (Chaer 1995:39). Pronomina-pronomina di atas mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi ada kalanya mempunyai kedudukan yang sama. Misalnya, pronomina ho ‘kamu’ dan ham ‘kamu’ dalam bahasa Simalungun. Pronomina ho ‘kamu’ digunakan seorang pembicara apabila lawan bicara masih sederajat atau
orang yang lebih muda
dibandingkan dengan si pembicara sedangkan ham ‘kamu’ digunakan untuk orang yang lebih tua dari si pembicara.
Hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi
kesalahpahaman antara si pembicara dengan lawan bicara. Demikian juga penggunaan pronomina ambia ‘panggilan sesama pria’ digunakan untuk kata ganti sesama pria bilamana antara si pembicara dengan lawan bicara harus sebaya dan sudah kenal atau akrab. Sebaliknya, sama halnya dengan pronomina baya ‘panggilan sesama perempuan’ yang digunakan untuk kata ganti sesama perempuan yang sebaya atau sederajat yang sudah kenal atau akrab, misalnya :
Doni : Laho huja Ho [Mau ke mana
Ambia? kamu]
‘Mau ke mana kamu?’ Petrus : Laho hu juma. [hendak ke ladang] ‘Mau ke ladang’ Rina
: Aha do na diboan min Baya? [Apa nya yang dibawa kamu teman?]
Universitas Sumatera Utara
‘Apakah yang kamu bawa itu’ Nita : Sayur kasang [Sayur kacang] ‘Sayur kacang’
Pronomina ambia pada percakapan di atas adalah panggilan kepada orang yang sebaya atau lebih muda sesama laki-laki yang sudah kenal atau akrab, sedangkan pronomina baya adalah panggilan untuk sesama perempuan yang sudah kenal atau akrab. Pronomina ho pada percakapan di atas adalah panggilan kepada orang yang kedudukannya lebih rendah atau sebaya. Pemakaian pronomina semua bahasa harus sesuai dengan situasi dan dengan siapa kita berkomunikasi karena sering terjadi pemakaian pronomina tersebut tidak sesuai tatakrama, sopan santun, adat istiadat yang berlaku di lingkungan tempat kita mengadakan komunikasi. Ketidaksesuaian ini akan menimbulkan kesalahpahaman sehingga kita dianggap orang yang tidak sopan dan tidak beradat. Penelitian bahasa Simalungun sudah banyak dilakukan orang, baik oleh ahli bahasa asing maupun ahli bahasa yang ada di Indonesia. Namun, dari penelitian tersebut belum ada yang meneliti tentang pronomina dalam bahasa Simalungun. Hal itulah yang menjadi perhatian penulis sehingga penulis ingin membuat suatu deskripsi tentang berbahasa dalam bahasa Simalungun di Desa Bah Tonang Kecamatan Raya Kahean, khususnya mengenai pronomina.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah Adapun masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah jenis-jenis pronomina dalam bahasa Simalungun? 2. Bagaimanakah fungsi pronomina dalam bahasa Simalungun?
1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada jenis pronomina dan fungsi pronomina dalam bahasa Simalungun yang digunakan masyarakat penutur bahasa Simalungun di Desa Bah Tonang Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun.
1.4 Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilakukan baik oleh pribadi maupun kelompok pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Begitu juga dengan penulis dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk : 1. Mendeskripsikan jenis-jenis pronomina dalam bahasa Simalungun dan 2. Mendeskripsikan fungsi pronomina dalam bahasa Simalungun
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis 1. Sebagai sumber masukan bagi peneliti bahasa Simalungun selanjutnya, dan 2. Sebagai petunjuk bagi masyarakat umum yang ingin belajar bahasa Simalungun pada umumnya, dan khususnya bagi masyarakat penutur bahasa Simalungun.
1.5.2 Manfaat Praktis 1. Sebagai bahan perbandingan penelitian mengenai bahasa Simalungun berdasarkan kajian Pronomina 2. Acuan mata pelajaran bahasa daerah khususnya mengenai Pronomina Bahasa Simalungun mulai dari tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga SMA yang ada wilayah penutur bahasa Simalungun tersebut.
Universitas Sumatera Utara