BAB I PENDAHULUAN Kalimantan Barat terletak diantara Selat Karimata dan Laut Natuna di sebelah Barat, Kalteng dan Kaltim di sebelah Timur, Malaysia Timur (Serawak) di sebelah Utara dan Laut Jawa di sebelah Selatan. Provinsi ini dilalui oleh garis equator pada titik 00. Luas wilayah 146.807 km2 dengan rata – rata temperatur antara 220 – 320 C serta beriklim tropis. Kondisi tersebut memberikan anugerah yang besar berupa potensi sumber daya alam yang bervariasi yang meliputi berbagai sektor antara lain : pertanian, kehutanan, perkebunan, kelautan dan perikanan, kehewanan dan peternakan, pertambangan, perdagangan, pariwisata. Dengan jumlah penduduk sekitar 4 juta jiwa (+ 28 jiwa / Km2), Kalimantan Barat merupakan pasar yang besar sekaligus tempat peluang investasi yang menjanjikan. Sejalan dengan Startegi Pengembangan Ekonomi yang dilakukan, Pemda Kalimantan Barat memfokuskan pembangunan pada pengembangan produk unggulan, pembangunan segi tiga emas, infrastruktur dan pemberdayaan kapasitas daerah dengan berlandaskan moto Harmonis Dalam Etnis, Maju Dalam Usaha danTertib Dalam Pemerintahan. Upaya tersebut tiada lain untuk mewujudkan Kalbar Bersatu, Kalbar
Incorporated dan Kalbar Networking.
Oleh karena itu upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif terus dilakukan guna menarik para investor baik lokal, nasional maupun manca negara. Melalui tulisan ini, kami menyediakan sekilas informasi mengenai peluang bisnis dan investasi yang dapat dikembangkan oleh para investor di berbagai bidang. Harapan kami tulisan ini dapat memberikan manfaat yang nyata baik bagi para investor maupun masyarakat Kalimantan Barat dalam rangka melaksanakan sustainable development .
BAB II POTENSI SUMBERDAYA Selain memiliki lokasi yang strategis, Kalimantan Barat memiliki komoditi unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan meliputi berbagai sektor / sub sektor seperti : pertanian tanamam pangan, perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan, pariwisata, pertambangan, perdagangan, jasa dan industri. A. PERTANIAN DAN HORTIKULTURA Komoditi unggulan di sektor ini antara lain meliputi : padi, jagung, jeruk, aloevera, pepaya, rambutan, nenas, pisang, dll. 1. P A D I PRODUKSI
:
1.078.224 Tons
LOKASI
:
Kab. Sambas (luas : 55.178 ha; biaya investasi : Rp.110 M; B/C Ratio 1.6), Kab. Pontianak (luas: 108.551 ha, biaya investasi : Rp.217 M; B/C Ratio 1.6
AREA PERLUASAN :
300.000 Ha
KEBUTUHAN ALSIN :
Modern Rice Milling: 15 units Dryer : 1.000 units, pompa air : 15.000 units, Power Thresher : 20.000 units, Hand tractor : 30.000 units, Embung : 5.000 units.
2. JAGUNG PRODUKSI
:
102.571 Tons
LOKASI
:
Kab. Bengkayang (34.349 Ha; biaya investasi : Rp.51,5 M; B/C Ratio 4,5), Kab. Pontianak (luas: 116.159 ha, biaya investasi : Rp.174,2 M; B/C Ratio 4,5
AREA PERLUASAN :
200.000 Ha
KEBUTUHAN ALSIN :
Dryer: 1.000 units, Grain SILO High Capacity : 20 units Corn Sheller : 1.000 units.
3. PENGOLAHAN JERUK LOKASI
:
AREA PERLUASAN :
Kab. Sambas dan Kab. Sanggau 10.000 Ha dan 32.620 Ha biaya investasi Rp.163 M; B/C Ratio 4,65
4. PEPAYA LOKASI
:
AREA PERLUASAN :
Kota Pontianak biaya investasi : Rp.4.947.000.000; B/C Ratio : 2,12 (3nd year) 291 Ha
1
5. ALOE VERA PRODUKSI
:
20.000 Tons
LOKASI
:
Kota dan Kab. Pontianak (luas 1.150 ha; biaya investasi : Rp.41 M; B/C Ratio 2,56)
AREA PERLUASAN :
1.000 Ha
KEBUTUHAN ALSIN :
Alat pembuatan Tepung Aloe : 5 units, Cold Storage : 50 unit, Fasilitas pengemasan : 150 units.
6. RAMBUTAN PRODUKSI
:
-
LOKASI
:
Kab. Sekadau
AREA PERLUASAN :
24.438 Ha
KEBUTUHAN ALSIN :
-
7. NENAS PRODUKSI
:
-
LOKASI
:
Kab. Pontianak, biaya investasi : Rp.36.750.000.000; B/C Ratio : 6,66 (2nd year)
AREA PERLUASAN :
1.750 Ha
KEBUTUHAN ALSIN : 8. PISANG PRODUKSI
:
-
LOKASI
:
Kab. Sanggau, biaya investasi : Rp.75.000.000.000; B/C Ratio : 1,88 (2nd year)
AREA PERLUASAN :
25.000 Ha
KEBUTUHAN ALSIN :
-
B. PERKEBUNAN 1. SAWIT & KARET PENGEMBANGAN WILAYAH
:
Di Fokuskan pada daerah perbatasan
TUJUAN
:
Penumbuhan Perekonomian Wilayah Perbatasan
LOKASI
:
Wilayah Perbatasan Kab. Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu.
KERJASAMA YG DITAWARKAN
:
5 pola Investasi berdasarkan SK Mentan atau Kerjasama lainnya sesuai dengan kesepakatan.
PENGEMBANGAN WILAYAH
:
Di kembangkan menjadi Furniture
TUJUAN
:
Pemanfaatan potensi yang ada untuk meningkatkan PAD
LOKASI
:
Tersebar di 10 Kabupaten
KERJASAMA YG DITAWARKAN
:
KSO (Kerjasama Operasional).
2. KAYU KARET & SAWIT
3. K E L A P A PERKIRAAN BIAYA INVESTASI :
± 400 US $ / Ha
POTENSI PANEN
:
± 1,2 Ton/Ha/ Tahun
LOKASI
:
Sambas, Ketapang, Pontianak, Bengkayang
PASAR
:
Domestik & Eksport
TOTAL LAHAN TERSEDIA
:
4.139,365 Ha
KAWASAN PERBATASAN
:
523,862 Ha
KAWASAN LAIN
:
3.615,503 Ha
LAHAN TELAH DITANAMI
:
110,357 Ha
PERKIRAAN AREAL TANAM
:
300,000 Ha
POTENSI LAHAN PENGEMB.
:
199,643 Ha
2
4. K E L A P A PERKIRAAN BIAYA INVESTASI :
± 400 US $ / Ha
POTENSI PANEN
:
± 1,2 Ton/Ha/ Tahun
LOKASI
:
Sambas, Ketapang, Pontianak, Bengkayang
PASAR
:
Domestik & Eksport
TOTAL LAHAN TERSEDIA
:
4.139,365 Ha
KAWASAN PERBATASAN
:
523,862 Ha
KAWASAN LAIN
:
3.615,503 Ha
LAHAN TELAH DITANAMI
:
110,357 Ha
PERKIRAAN AREAL TANAM
:
300,000 Ha
POTENSI LAHAN PENGEMB.
:
199,643 Ha
5. INDUSTRI SAWIT JENIS INDUSTRI
:
Refinery, Oleochemical & Industri Makanan
KOMODITAS DASAR :
Minyak Sawit
PRODUK AKHIR
:
Cooking /Frying Oil; Margarine; sabun, Biskuit Creamy, Confectionary, dll
BAHAN BAKU
:
CPO, PKO
SUMBER
:
17 Palm Oil Mill Plants
KETERSEDIAAN
:
626.181 Ton CPO/PKO/Year
PASAR
:
Domestik & Eksport
:
Industri Karet
6. INDUSTRI KARET JENIS INDUSTRI
KOMODITAS DASAR :
Karet
PRODUK AKHIR
:
Componen Automotif, Olah Raga, Kesehatan, Industri RT, dll
BAHAN BAKU
:
SIR 20; SIR 10
SUMBER
:
8 Crumb Rubber
KETERSEDIAAN
:
144,563 Ton SIR/Tahun
PASAR
:
Domestik & Eksport
:
Industri Kelapa
7. INDUSTRI KELAPA JENIS INDUSTRI
KOMODITAS DASAR :
Kelapa
PRODUK AKHIR
VCO, CNO, Margarine, Gula Coklat, Nata de Coco, Gula Kelapa, Coco Fiber, Karbon Aktif, dll (± 140 macam)
:
BAHAN BAKU
:
Kelapa; Kopra
SUMBER
:
110,357 Ha/90,894 Smallholder
KETERSEDIAAN
:
626,181 Ton Kopra /Tahun
PASAR
:
Domestik & Eksport
8. PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DI KAWASAN PERBATASAN KALBAR – SARAWAK Ketersediaan Land
:
523.862 Ha
Kebun telah ada
:
25.178 Ha
- Karet
:
19.498 Ha
- Lada Hitam
:
3.390 Ha
- Coklat
:
2.290 Ha
- Sawit
:
0 Ha
Lahan telah teralokasi
:
201.752 Ha
Perkiraan lahan hutan
:
205.543 Ha
Potensi lahan baru
:
432.472 Ha
Lahan dicadangkan
:
MOA Decree 357/2002
3
C. KELAUTAN DAN PERIKANAN Potensi yang sudah dimanfaatkan diperkirakan sebesar 805.000 ton. Dalam rangka mengoptimalkan perikanan tangkap, Kalimantan Barat merencanakan pembangunan sentra Industri berbasis perikanan/terminal perikanan pada 3 (tiga) wilayah pengembangan yaitu pengembangan Utara (Kab. Sambas), Pengembangan Tengah (Kab. Pontianak) dan Pengembangan Selatan (Kab. Ketapang). 1. PERIKANAN TANGKAP 9
Potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan laut Natuna dan Cina Selatan (WPP II), mencapai mencapai ± 1.630,6 (ribu) ton.
9
Potensi Sumber Daya Ikan menurut Kelompok SDI (Dalam ribu ton) :
Pelagis Besar
:
82,5 ton
Pelagis Kecil
:
657,8 ton
Demersal
:
865,2 ton
Cumi-cumi
:
3,5 ton
Ikan Karang
:
21,6 ton 1.630,6 ton
9
Potensi yang sudah dimanfaatkan diperkirakan sebesar 805.000 ton.
9
Perkiraan alokasi surplus di Kalbar sebesar 160.765 ton (SDI pelagis 99.242 ton & Demersal 61.523 ton).
2. BUDIDAYA AIR TAWAR 9
Potensi lahan untuk budidaya kolam / pagong sebesar 11.276 Ha.
9
Jenis ikan yang potensial untuk dikembangkan antara lain udang galah,tengadak,kolam/gurame (Osphronemus gourame), Jelawat (Leptobarbushoevenii), Betutu (Oxyelytris marmorata) dan Toman (Ophiocephalus micropeltes).
3. BUDIDAYA AIR PAYAU 9
Potensi lahan usaha budidaya air payau/tambak di Kalbar sekitar ± 26.704 ha yang terdiri dari :
9
Kab.Sambas
:
4.020 ha
Kab.Pontianak
:
10.935 ha
Kab.Ketapang
:
10.800 ha
Kab.Bengkayang
:
949 ha 26.704 ha
Jenis komoditi yang dikembangkan adalah udang Windu ( Penaeus monodon ), Kepiting ( Scylla serrata), Kakap ( Lutjanus lutjanus ), udang lainnya.
4. BUDIDAYA IKAN LAUT 9
Perkiraan potensi untuk budidaya ikan laut seluas ± 15.520 ha yang terdapat di :
9
Kab.Pontianak
:
1.000 ha
Kab.Ketapang
:
8.520 ha
Kab.Bengkayang
:
6.000 ha
Jenis komoditi yang dapat dikembangkan Rumput Laut (Eucheuma cottoni / Sargassum sp), Ikan Kakap Putih (Lutjanus lutjanus), Kerapu (Ephinephelus sp), Baronang, Mentimun laut / teripang.
5. PULAU-PULAU KECIL & WISATA BAHARI 9
Pulau-pulau kecil (sekitar 10.000 km2) di Kalimantan Barat berjumlah 153 pulau, 72 pulau berpenghuni dan 81 pulau tidak berpenghuni. Panjang pantai 821 km.
9
Pariwisata Pantai dan Wisata Budaya serta wisata lingkungan hidup di Kec.Palih Kabupaten Sambas.
9
Wisata Bahari di Pulau Lemukutan dan Randayan di Kec.Sungai Raya Kabupaten Bengkayang.
9
Wisata Bahari di Temajuk dan Pantai Kijing Kabupaten Pontianak.
9
Pariwisata pantai dan wisata lingkungan hidup di Kepulauan Maya Karimata Kabupaten Ketapang.
4
D. PETERNAKAN 1. Mini Ranch Sapi Populasi ternak
:
156.569 ekor
Pemotongan
:
28.605 ekor/tahun
Produksi daging sapi :
4.324 ton/tahun
Kebutuhan ternak
:
35.000 ekor/tahun (= ± 8.000 – 10.000 ekor didatangkan dari Jatim)
Peluang Investasi
:
- Tersedia lahan di Kabupaten Sintang ( Kec. Senaning ± 3.500 Ha) dan Kab. Melawi ( Tanah Pinoh ± 2.000 Ha) - Kalbar bebas penyakit PMK (Foot And Mouth Diseases) - Peluang pasar : lokal dan ekspor
2. Penggemukan Sapi Potong Peluang
:
± 100.000 ekor
Lokasi
:
Kab. Pontianak, Sambas, Kota Singkawang, Bengkayang, Sanggau dan Ketapang
Daya Dukung
:
Limbah Pertanian & Perkebunan utk pakan ternak, RPH sapi di Kota Pontianak
Pasar
:
Lokal dan Luar Negeri (Serawak dan Brunai)
Model Pengembangan
:
Kemitraan dengan peternak kecil
3. Budidaya Ternak Kambing Populasi Ternak Kambing
:
99.010 ekor
Pemotongan Ternak Kambing :
16.848 ekor
Produksi Daging
:
238 ton/tahun
:
1.500 ekor/bulan
Peluang Investasi Daya Dukung
:
- Tersedianya lahan yang cukup potensial untuk pengembangan ternak kambing - Peluang pasar : lokal dan ekspor - Merupakan program border development centre - Lokasi pada Kab. Perbatasan ((Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu)
4. Rumah Potong Hewan 1. RPH SAPI (TYPE A) - Yang ada : 1 unit di Kota Pontianak - Diperlukan : 2 unit (Singkawang dan Sintang) 2. RPH BABI (TYPE A) - Diperlukan : 2 Unit - Lokasi : Kota Pontianak dan Kota Singkawang 5. Pabrik Pakan Ternak FEED MILL (Pabrik Pakan) 1. Kebutuhan 2005 - Pakan Broiler 39.099.5 Ton/ Tahun - Pakan Layer 95.415 Ton/Tahun 2. Lokasi Terminal Agribisnis Terpadu Siantan 3. Daya Dukung - Kebutuhan meningkat tiap tahun - Pakan masih dari Pulau Jawa - Program Pengembangan Jagung - Produksi 2004 = 100.000 ton/tahun - Lahan 40.000 Ha - Tepung Ikan 1-2 ton/bulan
5
4. Potensi Permintaan No
Jenis
1 2
Ayam Layer Ayam Broiler Jumlah
Populasi 2003 2004 2.031.123 2.376.465 13.960.605 14.481.323 15.991.728 16.857.788
Kebutuhan Pakan (Ton) 2003 2004 81.555 95.415 37.694 39.099,5 119.249 134.514,5
6. Pengolahan Hasil Ternak Peluang usaha :
1. Sosis (Ayam, Sapi, Babi) 2. Nugget (ayam)
Daya dukung
:
1. Produksi daging unggas sekitar 17.000 ton / tahun 2. Rumah Potong Unggas (RPU) 1 (satu) unit di Kota Pontianak 3. Bebas Penyakit Flu Burung (avian influenza) 4. Pasar lokal dan luar (eksport) BAB III INFRASTRUKTUR BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
A. PROSEDUR PERIZINAN INVESTASI B. FASILITAS INVESTASI 1. Fasilitas Bea Masuk Dasar Hukum : SK. Menkeu No. 1125/KMK.05/2000 Jo No. 28/KMK.05/2001 dan No. 456/KMK.04/2002 a. Impor barang modal Keringanan bea masuk dengan jangka waktu pengiriman 2 (dua) tahun. b. Impor bahan baku Keringanan bea masuk untuk kebutuhan 2 (dua) tahun produksi, dengan jangka pengiriman 2 (dua) tahun. Bagi perusahaan yang menggunakan mesin produksi dalam negeri keringanan bea masuk untuk kebutuhan 4 (empat) tahun produksi dan jangka waktu pengimporan 4 (empat) tahun. c. Tarif bea masuk Baik untuk barang modal maupun bahan baku keringanan berupa tarif akhir bea masuk (BM) 5 %. Apabila tarif BM dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia/ BTBMI 5% atau kurang, yang berlaku adalah tarif BM dalam BTBMI. 2. Fasilitas Bea Masuk Dasar Hukum : Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2001 jis. Nomor 43 tahun 2002, Nomor 46 tahun 2003 dan SK Menkeu Nomor 155/KMK.03/2001 jis. Nomor 363/ KMK.03/2002, Nomor 371/KMK.03/2003. Pembebasan atas pengenaan pajak pertambahan nilai (PPn) atas impor barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang. 3. Fasilitas Investasi Lokal Kemudahan dan percepatan pelayanan perizinan daerah. C. KETENTUAN UMUM DI BIDANG EKSPOR
Ekspor dapat dilakukan oleh setiap perusahaan
Atau perorangan yang telah memiliki : SIUP Izin Usaha dari Departemen Tehnis berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ) NPWP
6
D. KETENTUAN IMPOR DILARANG Æ Apabila barang tersebut berbahaya bagi lingkungan hidup, kesehatan, moral bangsa, keamanan, petani, Industri D.N, dan tidak ada kurang bermanfaat bagi kepentingan nasional maka barang tersebut akan dilarang.
DIATUR
Æ Apabila barang impor tersebut berbahaya namun diperlukan untuk kebutuhan industri sebagai bahan baku/penolong, maka akan ditetapkan pengaturan impor. KETENTUAN IMPOR
Impor Hanya Dapat dilakukan oleh UMUM Perusahaan KETENTUAN DIBIDANG IMPORBarang Impor harus dalam yang telah KEPMEN memilikiPERINDAG API Keadaan baru NO.229/MPP/KEP/7/97 Kepmen Perindag Nomor 40/MPP/KEP/I/2003 Tentang API API Tanda Pengenal sebagai importir yg wajib dimiliki oleh setiap perusahaan Yang melakukan kegiatan impor API-U dan API-P Setiap perusahaan hanya berhak satu API-U/API-P Diterbitkan oleh Kadis Perindag Pemprov Atas nama Menteri Masa laku API 5 tahun Setiap ada perubahan harus lapor
Kecuali TANPA API
Barang pindahan Barang Impor sementara Barang Kiriman, hadiah Barang Perwakilan negara asing Barang untuk badan internasional/ Pejabatnya bertugas di Indonesia Barang contoh tidak diperdagangkan Barang untuk keperluan lainnya yang permintaannya tidak terus menerus dan tidak untuk diperdagangkan/ diperjual Belikan atau dipindah tangankan;
Kapal Niaga & Kapal Ikan PENGECUALIAN DITETAPKAN OLEH MENPERINDAG Sk No.756/MPP/Kop/12/2003 Jo 610/MPP/Kep/10/2004 Jo 04/M-DAG/PER/4/2005 impor mesin dan peralatan mesin bukan baru Sk No. 458/MPP/Kep/7/2003 dan No. 710/MPP/Kep/12/2003 Ketentuan dan tata cara impor Bus kota dan perkotaan dalam keadaan bukan baru
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI KALBAR DALAM MENINGKATKAN INVESTASI A. PERKEMBANGAN INVESTASI 1998 - 2004 : 74 Proyek PMA dengan nilai Investasi US $ 1.186.590.570.00 tetapi hanya 29 Proyek PMA yang telah merealisasikan proyeknya. - PMA = 35 % dari total Investasi - PMA = 12 % dari GDP - PMA = 10 % dari Export - PMA = 30 % dari tenaga kerja langsung - PMA 2005 : US $ 250.000.000.00 (prodiksi) B. KEBIJAKAN YANG TELAH DILAKUKAN 1. Menciptakan kondisi yang baik untuk meningkatkan iklim investasi yang kondusif - Menerapkan stabilitas polotik - Memerangi Korupsi - Meningkatkan kepastian hukum - Good Corporate Governance 2. Kebijakan dan peraturan investasi telah diperbaiki untuk memberikan pelayanan Nasional bagi Investasi Asing - Sektor-sektor perekonomian telah terbuka bagi warga negara asing termasuk Realestate Perbankan dan Keuangan, Infrastruktur dst - Peraturan invesatsi telah difinalisasikan dan akan diterapkan 2006 3. Integrasi terhadap daerah dan dunia - Implementasi AFTA (Perjanjian Perdagangan Bebas Asean) - Menjadikan Indonesia sebagai pintu gerbang bagi negara-negara ASEAN - Menjadikan anggota dalam kerjasama perdagangan Bilateral dengan Malaysia (Sosek Malindo) BIMPEAGA, IMS_GT, AIDA, and IMT-GT
7
4. Reformasi administrasi untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan daerah ( Kalbar incorporated) - Penyederhanaan prosedur administrasi disemua level khususnya prosedur perizinan, pembebasan tanah, pajak dsb - Mendelagasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada pemerintah daerah - Melakukan dialog secara berkala dengan investor untuk memecahkan permasalahan C. KEBIJAKAN YANG AKAN DILAKUKAN 1. Melanjutkan meningkatkan hukum dan peraturan yang telah diterapkan -
Peraturan investasi diharapkan dapat disebarluaskan /disosialisasikan tahun ini Menyatukan perturan PMA dan PMDMN sehingga ada satu peraturan tentang penanaman Modal yang dapat diterapkan untuk investor asing dan investor dalam negeri Propinsi Kalimantan Barat menyusun agenda yang memprioritaskan bagi kegiatan-kegiatan ekonomi yang diarahkan untuk globalisasi.
2. Mengembangkan fungsi pemasaran dan infrastruktur yang komprenhrnsip -
Mengembangkan pasar real estate, lapangan pekerjaan teknologi dst Meningkatkan investasi dibidang infrastruktur seperti listrik, air bersih transportasi, pelabuhan laut dll.
3. Mempersiapkan strategi Propinsi untuk integritas ekonomi Internasional -
Mengembangkan rencana integrasi disemua level pemerintah Meningkatkan hubungan kerjasama bilateral dan multilateral Meningkatkan komitmen investasi secara efektif Memperbaiki sistem hukum untuk memenuhi persyaratan integrasi antar investor dan pemerintah
D. TANTANGAN YANG DIHADAPI Kondisi Usaha di Kalbar tidak semenarik yang ada di Propinsi lain atau Negara - Rendahnya Pendapatan daerah - Infrastruktur yang kurang memadai - Masterplan pembangunan ekonomi masih belum komprehensif - Kurangnya transparansi dan kerangka kerja hukum yang bisa diperkirakan - Birokrasi
BAB V ANALISA SWOT ( STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITIES AND THREATNMENT ) STRENGTH ( KEKUATAN ) 1. Dukungan Politik 2. Dukungan Pelaksanaan Otonomi Daerah (UU No. 22 1999 dan UU No. 25 1999) 3. UU Investasi No. 4. Ketersediaan SDA
1. 2. 3. 4. 5. 6.
WEAKNESS ( KELEMAHAN ) Stabilitas ekonomi Pemerataan Pembangunan Budaya Birokrasi Kualitas hidup masyarakat rendah Kualitas SDM rendah Keterbatasan Infrastruktur
OPPORTUNITIES ( PELUANG ) 1. Tekad Pemerintah untuk membangun 2. Tersedianya sumberdaya Pembangunan 3. Posisi Strategis 4. Sksebilitas perbatasan
STRATEGIS PEKU 1. Pengembangan Industri berdasarkan Keunggulan kompAratif 2. Pengembangan Strategi Pengembangan Ekonomi (Produk Unggulan pada 7 sektor, pembangunan segitiga emas, infrastruktur dan kapasitas daerah )
STRATEGI PEKA 1. Peningkatan stabilitas ekonomi 2. Peningkatan relokasi sumberdaya Pembangunan 3. Penguatan insitusi pasar 4. Penanggulangan kemiskinan 5. Penyediaan Prasarana
THREAMENT ANCAMAN 1. Keamanan 2. Kepastian hukum 3. Ketertinggalan dalam IPTEK
STRATEGI AKU 1. Peningkatan partisipasi masyarakat 2. Law Enforcement
STRATEGI AKA Peningkatan kemampuan IPTEK
8