BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, kebutuhan manusia
yang harus dipenuhi secara global juga meningkat termasuk kebutuhan akan energi. Kemajuan dibidang teknologi juga menuntut tersedianya energi yang berkesinambungan, misalnya kebutuhan listrik. Pada kenyataanya semua energi yang kita gunakan dimuka bumi ini berasal dari matahari. Batubara yang kita bakar, bensin yang kita gunakan untuk kendaraan, angin yang berhembus melintasi negara, hujan yang turun membasahi bumi semua melepaskan energi. Batubara atau bahan bakar minyak berasal dari tumbuhan, tanaman atau organisme yang membusuk. Tanaman pada dasarnya tumbuh pada bumi dan menyimpan energi yang diperoleh dari matahari. Dengan berlalunya waktu dimana tanaman ini tertimbun namun tetap menyimpan energinya. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya baik sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. Prinsip kerja dari PLTU adalah mengubah energi thermal yang dimiliki oleh uap (steam) menjadi energi listrik, melalui pememanfaatan air laut untuk menghasilkan steam bertekanan yang akan digunakan sebagai penggerak generator untuk menghasilkan listrik dengan media turbin untuk mengubah energi thermal menjadi energi mekanik. PLTU Tanjung Jati B Unit 1&2 adalah salah satu pembangkit yang terhubung dalam sistem interkoneksi 500 kV Jawa Bali. Dengan tingkat kontribusi sebesar 6% PLTU Tanjung Jati B unit 1&2 memiliki peran yang cukup signifikan terhadap sistem operasi Jawa Bali. Unit 1 beroperasi secara komersial (COD) pada bulan Oktober tahun 2006 sedangkan unit 2 COD (Commercial Opration Date) pada bulan November 2006. Tanjung Jati memiliki skema bisnis yang unik dibandingkan dengan pembangkit lain di Indonesia dimana PLN menerapkan skema sewa beli (Finance Lease Agreement) dari Sumitomo Corp selaku owner
1
BAB I Pendahuluan
dan kontraktor EPC. Sebagai konsekuensi dari skema bisnis yang tertuang dalam FLA maka kegiatan operasi dan pemeliharaan (O&M) unit 1&2 disubkontrakkan kepada pihak ke-3 dengan nama perusahaan PT TJB Power Services konsorsium dari perusahaan PT Medco Energy dan Fortum Finlandia. Melihat beasarnya kontribusi PLTU Pembangkitan Tanjung Jati B terhadap keandalan sistem JAMALI, maka kondisi pembangkitan diharuskan andal juga. Untuk menjaga keandalan pembangkit, kondisi penyebab matinya (shut down) pembangkit harus dikurangi seoptimal mungkin. Penyebab berhentinya (shut down) suatu pembangkit bisa disebabkan oleh faktor kesengajaan atau ketidak sengajaan. Faktor kesengajaan disebabkan oleh adanya program pemeliharaan pembangkit yang merupakan suatu keharusan untuk menjaga agar kondisi mesin tetap andal dan beroperasi secara optimal, dimana kondisi (shut down) tidak dapat dihindari. Penyebab lainnya
adalah faktor
ketidak sengajaan, berhenti
beroperasinya suatu pembangkit lebih disebabkan oleh gangguan-gangguan yang tidak terduga. Oleh karena itu, perlunya diketahui performansi setiap peralatan yang digunakan. Untuk itu penulis menganalisa salah satu peralatan utama yang terdapat pada unit 1 dan 2 yaitu Soot Bloower. Soot Blower merupakan suatu alat yang berfungsi untuk membersihkan tube – tube pada boiler pada Heat Recovery Area (HRA) yaitu area Superheater, Economizer, Reheat, serta pada Air Heater. Gas bakar sisa pembakaran di Ruang Bakar (Furnace) Boiler dinamakan Flue gas. Pada flue gas hasil pembakaran masih banyak mengandung abu. Abu cair yang terkandung didalam flue gas akan melekat dan membeku saat flue gas mencapai area pemanasan konveksi di HRA. Pengendapan abu cair akan sangat keras yang dikenal dengan istilah Bird Nesting. Sedangkan Fly Ash, abu padat yang melayang – layang mengikuti aliran flue gas akan menempel di dinding elemen Heat Exchanger tube dan Air Heater yang akan menurunkan efisiensi pertukaran panas. Oleh karena itu perlunya optimalisasi penyemprotan Soot Blower pada boiler supaya pertukaran panas pada boiler akan lebih efisien.
2
BAB I Pendahuluan
1.2
Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah : a.
Mengetahui proses produksi energi listrik di sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
b.
Bagaimana menganalisa efektivitas proses periodik penyemprotan Soot Blowing pada PLTU Pembangkitan Tanjung Jati B
c.
Menghitung penghematan Steam pada skema baru jadwal periodik penyemprotan Soot Blowing PLTU Pembangkitan Tanjung Jati B
d.
Menghitung penghematan Batubara pada skema baru jadwal periodik penyemprotan Soot Blowing PLTU Pembangkitan Tanjung Jati B
1.3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penyusunan tugas akhir ini dilaksanakan bersamaan dengan program
magang selama ± 4 (empat) bulan mulai dari tanggal 29 Oktober 2012 sampai 28 Februari 2013. Pelaksanaannya dilakukan sesuai jam kerja perusahaan yaitu Senin sampai Jumat dimulai pukul 07.30 s/d 16.00 dan bertempat di PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B, desa Tubanan, kecamatan Kembang, kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
1.4
Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Dalam Laporan Tugas Akhir di PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung
Jati B dengan mengingat banyaknya efisiensi yang bisa diambil dalam kinerja suatu system unit PLTU, maka untuk mempermudah penyelesaian masalah diperlukan batasan permasalahan yaitu hanya membahas operasi Soot Blower agar dapat bekerja secara optimal yang mengacu pada kriteria keandalan operasi unit,
3
BAB I Pendahuluan
1.5
Metodelogi Penulisan Dalam menyusun laporan kerja praktek di PT PLN (Persero) Pembangkitan
Tanjung Jati B, metode yang penulis gunakan dalam penulisan laporan magang ini adalah: a. Data Primer Suatu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, dalam hal ini adalah PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B Unit 1 dan 2. Data primer dapat diperoleh dengan metode : 1) Metode Observasi Dalam metode ini pengumpulan data dilakukan dengan mengamati secara langsung obyek penelitian dengan pengamatan salah satunya data nameplate mesin-mesin yang berkaitan dengan batasan masalah. 2) Metode Study Literatur Metode kepustakaan adalah metode pengumpulan data-data yang diperoleh dari buku-buku yang ada kaitannya dengan batasan masalah. 3) Metode Interview Dalam metode ini pengumpulan data dilakukan dengan bertanya secara langsung kepada responden. Dalam hal ini adalah pembimbing / mentor maupun pihak-pihak yang memiliki informasi yang dibutuhkan seperti para operator, sehingga dapat membantu dan memberikan penjelasan tentang masalah yang diteliti.
b. Data Sekunder Dalam data sekunder ini, data - data diperoleh tidak secara langsung pada responden melainkan dengan berdasar pada literature yang mendukung penyusunan laporan. Literatur ini didapat dari brosur, buku petunjuk, studi kepustakaan atau membaca buku-buku yang berkaitan langsung dengan masalah serta keterangan yang didapat dari instansi perusahaan yang bersangkutan.
4
BAB I Pendahuluan
1.6
Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis susun atas beberapa bab dengan maksud
agar para pembaca mudah memahami laporan ini. Secara garis besar uraian tiaptiap bab adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan tugas akhir, batasan masalah, metodologi pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan.
BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis memberikan penjelasan mengenai materi yang penulis gunakan seperti sistem operasi dan peralatan utama Soot Blower dan menjelaskan tentang beberapa siklus kerja di PLTU Pembangkitan Tanjung Jati B yang terkait dengan proses soot blower, seperti siklus air dan steam, siklus udara pembakaran dan siklus gas buang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menjelaskan tentang penetapan tema, target dan analisa kondisi yang ada pada Soot Blower dan menentukan pokok permasalahan. Pada bab ini juga mencangkup tentang metode penelitian dan teknik pengambilan data peralatan utama Soot Blower unit PLTU baik observasi, interview maupun pengambilan data secara langsung di CCR (Central Control Room).
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Menjelaskan mengenai tema dan pokok permasalahan tentang optimalisasi kinerja Soot Blower pada Boiler Pltu Tanjung Jati B dengan menentukan jadwal periodik yang tepat untuk proses penyemprotan, antara skema lama jadwal periodik penyemprotan soot blower atau skema baru jadwal penyemprotan soot blower sehingga
5
BAB I Pendahuluan
dapat mengurangi ongkos perawatan, ongkos bahan bakar, pemakaian demin water.
BAB VI PENUTUP Berisi mengenai hasil yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir yang dilaksanakan penulis dan berisi tentang kesimpulan dari pembahasan masalah yang diambil serta saran untuk mengembangkan dan kebaikan laporan tugas akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
6