BAB I PENDAHULUAN
Peningkatan produksi karet yang optimal harus dimulai dengan pemilihan klon yang unggul, penggunaan bibit yang berkualitas sebagai batang bawah dan batang atas serta pemeliharaan yang baik. Pemilihan klon karet yang unggul tidak pernah terlepas dari penggunaan batang bawah yang berguna untuk memperbaiki sifat bahan tanaman karet agar dapat berproduksi secara optimal dan tahan terhadap jamur akar putih yang disebabkan oleh Rigidoporus lignosus. Batang bawah yang digunakan untuk perbanyakan tanaman karet dengan cara Perbanyak Bibit Karet Pola Kaki Tiga (3 in 1) dengan menggunakan klon unggul diharapkan menghasilkan pertumbuhan tanaman dan hasil getah karet optimal. Bibit karet 3 in 1 merupakan salah satu perbanyakan tanaman karet secara vegetatif, karena inovasi bibit karet 3 in 1 ini dianggap baru bagi pelaku penangkar bibit atau pembudidaya maka diperlukan bimbingan atau pembinaan secara berkesinambungan dari peneliti, penyuluh dan widyaiswara tentang bibit karet ini agar menghasilkan bibit unggul yang diinginkan. Sehingga keberadaan bibit karet 3 in 1 ini dapat membantu peningkatan hasil produksi lateks yang lebih baik bagi pembudidaya karet di seluruh Indonesia.
B. Tujuan Penulisan Penulisan karya ilmiah ini antara lain bertujuan untuk : 1.
Memberikan gambaran tentang pentingnya penggunaan klon unggul dalam perbanyakan bibit, khususnya bibit karet 3 in 1.
2.
Memberikan informasi tentang cara perbanyak tanaman Bibit Karet dengan pola 3 in 1.
1
BAB II BIBIT KARET 3 IN 1
A. Klon Unggul Klon Unggul Karet adalah suatu kelompok tanaman dalam suatu jenis spesies tertentu yang diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan organ tanaman tertentu dan kelompok tersebut memiliki sifat tahan terhadap serangan hama penyakit, cepat menghasilkan lateks, banyak menghasilkan lateks dan dapat digunakan secara luas dengan penciri tertentu yang berbeda sesuai sifat yang dimiliki oleh kelompok tanaman lain yang juga diperbanyak secara vegetatif pada jenis yang sama. Karena diperbanyak secara vegetatif maka tingkat keseragaman genetik suatu klon tinggi dan sama dengan induknya. Kalau terjadi ketidak stabilan sifat suatu klon bukan karena faktor genetik, akan tetapi karena adanya perbedaan antar lokasi penanaman. Klon unggul baru merupakan syarat utama agar komoditas karet dapat menghasilkan produksi dengan tingkat produktivitas yang tinggi sehingga dapat mendukung Indonesia menuju produsen karet terbesar dunia. Dalam upaya memperoleh klon-klon unggul, para peneliti dan pemulia tanaman terus menerus melakukan penelitian untuk menghasilkan klon karet unggul baik penghasil lateks, maupun lateks-kayu. Balai Penelitian Karet Sembawa telah menghasilkan klon-klon karet unggul yang direkomendasikan untuk periode tahun 2010-2014. Sistem rekomendasi disesuaikan dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
yang menyebutkan bahwa klon/varietas yang
dapat disebarluaskan kepada pengguna harus berupa benih bina. Klon anjuran komersial dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok klon penghasil lateks dan penghasil lateks-kayu, yaitu :
2
Tabel 1. Kelompok Klon Unggulan
Rekomendasi Klon Karet Unggul Periode 2010-2014 (Balai Penelitian Sembawa – Pusat Penelitian Karet Deptan)
B. Keuntungan Perbanyakan Bibit Karet Pola Kaki Tiga (3 in 1) Bibit Karet dengan akar tunggang tiga atau 3 in 1 ini mempunyai beberapa ke unggulan atau kelebihan :
Akar tunggang tidak putus seperti bibit yang di okulasi karena penanaman bibit batang bawah langsung dilakukan di Polybag
Bisa meminimalisir terjangkitnya jamur akar karena akar tungang tidak putus
Tidak mudah tumbang atau roboh dari pangkal ketika ada angin kuat, karena memiliki batang dan perakaran yang kuat ( 3 akar tunggang )
Pertumbuhan sangat kokoh karena di tunjang
Gambar 1. Bibit Karet 3 in 1
dengan akar tunggang tiga
Serapan unsur hara menjadi lebih banyak dari akar ke batang
Pemeliharaan yang rutin akan lebih cepat besar dan lebih cepat produksi getah karet atau lateks.
. C. Bibit Karet 3 in 1 Bibit karet 3 in 1 merupakan salah satu perbanyakan tanaman karet secara vegetatif, karena inovasi bibit karet 3 in 1 ini dianggap baru bagi pelaku penangkar bibit atau pembudidaya maka diperlukan bimbingan atau pembinaan
3
secara berkesinambungan dari peneliti, penyuluh dan widyaiswara tentang bibit karet ini agar menghasilkan bibit unggul yang berkualitas. Sehingga keberadaan bibit karet 3 in 1 ini dapat membantu peningkatan hasil produksi lateks yang lebih baik bagi pembudidaya karet di seluruh Indonesia. Hal yang paling penting dalam penanaman karet adalah penggunaan bibit/bahan tanam unggul, dalam hal ini penulis mencoba membahas bahan tanam yang berasal dari Bibit Karet 3 in 1. Persiapan bahan tanam yang dilakukan dibagi menjadi tiga komponen yang perlu disiapkan, yaitu: batang bawah (root stoct), entres/batang atas (budwood), dan okulasi (grafting) Bibit karet 3 in 1. Catatan Penting : Permasalahan yang terjadi dilapangan pembibitan karet 3 in 1 hanya sebatas menggabungkan 3 (tiga) tanaman batang bawah saja tanpa mengokulasi lagi batang bawah dengan mata entres unggul (di Okulasi kembali), hal ini yang menyebabkan dilapangan bibit karet 3 in 1 hasil lateksnya sama dengan bibit karet yang berasal dari biji murni. Kualitas dan Standar Mutu Pembibitan Karet 3 in 1 Kualitas dan standar mutu pembibitan karet 3 in 1 harus memperhatikan mulai dari biji untuk batang bawah sampai bibit karet yang siap ditanam dilapang (klon). 1) Persiapan batang bawah (root stoct) a. Syarat kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu :
Terdiri dari klon monoklonal anjuran untuk sumber benih.
Kemurnian klon minimal 95%.
Umur tanaman 10 - 25 tahun.
Pertumbuhan normal dan sehat
Penyadapan sesuai normal.
Luas blok minimal 15 ha.
Topografi relatif datar. Benih tanaman yang digunakan untuk batang bawah adalah GT 1, PR
300, PR 228, AVROS 2037, LCB 1320, PB 260, RRIC 100, dan BPM 24. Sumber benih yang terjamin kualitasnya bisa diperoleh dari : PT London Sumatera Plantation. 4
Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Dalam memperoleh batang bawah juga dapat di ambil dari kebun sendiri, yaitu mengambil biji-biji dari kebun yang memiliki persyaratan kebun sumber biji untuk dijadikan bibit berdasarkan klon anjuran sebagai batang bawah yang baik seperti GT 1, PR 300, PR 228, AVROS 2037, LCB 1320, PB 260, RRIC 100, dan BPM 24. Biji yang digunakan harus Biji masih segar, bernas, mengkilat, tidak berlobang dan tidak cacat. 2) Persiapan batang atas (budwood) Penyediaan lahan untuk batang atas (budwood) atau mata entres harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Lahan harus bersih dari sisa-sisa tunggul agar mencegah bibit tanaman terserang penyakit jamur busuk akar. Menggunakan klon anjuran seperti BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217 dan PB 260. Namun pada umumnya yang cocok dan sesuai kebutuhan dilapangan adalah Generasi ke 4 PB260. Lubang tanam 60 x 60 x 60 dengan jarak tanam 1 x 1 meter. Batas blok per klon 2 meter. Perawatan secara intensif seperti melakukan wiwilan, pemupukan sesuai anjuran dan penyiangan. Pemanenan entres dilakukan setelah 4 payung. 3) Teknik Perbanyakan Bibit Karet Pola Kaki Tiga (3 in 1) Cara pembuatan bibit akar tunggang tiga atau 3 in 1 merupakan penambahan dari sistem perbanyakan okulasi, yaitu batang bawah yang digunakan 3 tanaman otomatis memiliki tiga akar tunggang. Adapun langkahlangkah kegiatannya sebagai berikut ini :
Siapkan media tanam tanah + pupuk kandang ( 3 : 1 ), aduk rata.
5
Persiapkan polibag ukuran 15 x 30 cm kemudian di isi media sampai penuh dan padatkan
Susun rapi polybag di lokasi pembibitan.
Setelah itu siram setiap hari polibag dan tunggu sampai maksimal 30 hari agar pupuk kandang tadi mengurai dengan tanah yang ada dalam polybag.
Persiapkan biji karet klon unggul untuk dijadikan batang bawah.
Kemudian tanam langsung 3 biji di polybag, tetapi ini mempunyai kelemahan karena belum tentu tumbuh semua. Namun bisa menggunakan metode lain dengan membuat semaian biji karet di buat kecambah dulu baru ditanamkan dalam polibag karena sistem ini kita sudah tahu bahwa biji karet itu telah tumbuh menjadi kecambah.
Lakukan penanaman dalam polibag tiga kecambah atau biji.
Lakukan pemeliharaan seperti penyiraman setiap hari secara intensif sampai 2 atau 3 bulan batang karet tadi mencapai diameter 3 mm setiap batang. Dalam pembibitan 3 in 1 ini ada 2 perlakuan yang harus dilakukan yaitu :
a. Penggabungan 3 batang tanaman - Setelah mencapai mencapai diameter 3 mm setiap batang lakukan penggabungan 3 batang karet dalam satu polibag dengan cara kupas sebagian batang karet. - Kemudian pada bagian yang dikupas digabungkan atau ditempelkan ketiga batang tersebut dan lakukan pengikatan batang karet menjadi satu. Untuk pengikatan batang karet menggunakan plastik khusus (plastik es), sering di gunakan untuk okulasi dan banyak tersedia di pasaran.
6
Gambar 2. Pembibitan Karet 3 in 1
- Setelah itu tunggu sekitar 21 hari yang tentunya masih rutin penyiraman secukupnya setiap hari. Perlu di ingat sewaktu penyiraman pada fase ini jangan sampai air kena plastik pengikat di batang karet tersebut bias mengakibatkan pembusukan pada batang karet. - Melewati sekitar 21 hari buka pengikat pada batang karet dalam polibag karena sudah menggabung, hal ini di tandai : Batang karet sudah menyatu / menempel. Batang karet yang menempel sudah berwarna kehijau-hijauan. - Kemudian diamkan selama 7 hari setelah itu baru pangkal batang atas tinggalkan 1 batang yang ingin dijadikan sebagai batang atas. - Dalam pemilihan batang atas perlu di perhatikan : Pilih pertumbuhan yang subur Pilih klon yang ingin tinggalkan sebagai batang atas - Pemeliharaan bibit selama 2 – 3 bulan agar siap di okulasi atau diameter sudah lebih dari 12 mm, kegiatan meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan NPK 10 – 15 gram/polybag perbulan dan pengendalian hama dan penyakit.
7
Gambar 3. Bibit 3 in 1 yang Sudah Jadi
b. Okulasi batang bawah - Batang yang di okulasi hendaknya dibersihkan dari kotoran / tanah (di lap menggunakan tangan atau sarung tangan). Tujuannya agar kotoran tanah tidak menempel pada batang Kambium yang di sayat kulit karetnya. - Pembuatan jendela okulasi (tempat menempelnya entres), di iris vertikal pada bagian kulit hingga menyentuh batas kambium. - Selanjutnya persiapan mata okulasi (mata okulasi yang baik diambil dari mata yang berada di bekas ketiak daun), mata okulasi di iris dengan ukuran lebar yang sudah disesuaikan dengan pembuatan jendela okulasi. - Penyayatan mata okulasi dilakukan dengan mengikut sertakan sedikit bagian kayu, lepaskan kulit dari kayu dengan hati-hati dengan cara menarik bagian kayu yang ikut tersayat - Mata okulasi diusahakan tidak tergores dan kotor, mata okulasi yang baik pada bagian dalam ada titik putih yang menonjol, (apabila kulit bagian dalam berlubang berarti matanya tertinggal pada bagian kayu, mata okulasi seperti ini tidak boleh) - Penempelan mata okulasi segera dilakukan pada saat jendela okulasi dibuka, kemudian batang bawah dibalut menggunakan plastik Okulasi. - Langkah terakhir setelah berumur 21 hari keatas bukalah plastik pembungkusnya. Untuk bibit karet akar tunggang atau 3 in 1 yang siap tanam perhatikan pada gambar ilutrasi.
8
4) Pemeliharaan pembibitan Kegiatan pemeliharaan dilakukan selama 2 - 3 bulan atau bibit karet 3 in 1 sudah memiliki 1 payung atau 2 payung, maka bibit tersebut siap untuk ditanam di lapangan.
Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari, jika kondisi kemarau maka dilakukan 2 kali penyiraman pagi dan sore.
Penyiangan dan pemupukan Penyiangan yaitu kegiatan membuang rumput / gulma disekitar pembibitan, tujuannya untuk mengurangi persaingan dengan tanaman pokok. Biasanya penyiangan dilakukan bersamaan pemupukan, kegiatan pemupukan dilakukan dengan pemberian 10 – 15 gram/polybag perbulan atau bisa menambahkan pupuk daun dengan cara penyemprotan seperti Gandasil dan Growmore
Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila tingkat serangan sudah melebihi dari 10 % pembibitan terserang. Salah satu pencegahan dalam pengendalian hama dan penyakit yaitu dengan cara penggunaan bibit unggul yang sehat dan bebas dari hama penyakit dan sanitasi di lingkungan pembibitan.
Gambar 4. Bibit 3 in 1 Siap Untuk di Tanam
9
BAB III PENUTUP
Klon unggul baru merupakan syarat utama agar komoditas karet dapat menghasilkan produksi dengan tingkat produktivitas yang tinggi sehingga dapat mendukung Indonesia menuju produsen karet terbesar dunia. Kualitas dan Standar Mutu Pembibitan Karet 3 in 1 meliputi kegiatan yaitu Persiapan batang bawah (root stoct), Persiapan batang atas (budwood), Cara pembuatan bibit akar 3 in 1 (Penggabungan 3 batang tanaman dan Okulasi batang bawah) serta Pemeliharaan pembibitan Hal yang perlu diperhatikan dalam perbanyakan tanaman bibit karet 3 in 1 yaitu penggunaan klon unggulan anjuran. Permasalahan dilapangan bibit karet 3 in 1 hanya sebatas penggabungan 3 batang (tanaman) menjadi 1 tanaman tanpa pengokulasian mata entres unggul (batang atas). Maka perlu dilakukan pengokulasian kembali untuk menghasilkan bibit unggul berkualitas.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2011. http://kabarsukses.com/bibit-karet-dengan-akar-tunggangtiga.html, posted 3 Nopember 2011 2. Anonim. 2012. http://pembibitankaret.info/, posted 13 Maret 2012 3. Anonim. 2012. http://dhedie100.blogspot.com/2012/05/bibit-karet-3-in-1plus.html, posted 2 Mei 2012 4. Anonim. 2012. http://betaraubd.blogspot.com/2012/09/perawatan-bibit-karetdengan-akar.html, posted 10 September 2012 5. Asosiasi Perkebunan Karet. 2012. http://bibitkaretunggulan.blogspot.com/ 2012/10/rekomendasi-klon-bibit-karet-unggul.html, posted 26 Oktober 2012. 6. Balai Penelitian Sembawa, 2005. Pengelolaan Bahan Tanam Karet. Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa, Palembang. 7. Ditjen. BP Perkebunan. 2004. Statistik Perkebunan Indonesia 20022003:Karet. Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Jakarta.
11