BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ca mammae (kanker payudara) merupakan masalah kesehatan yang sangat penting baik di kalangan negara maju maupun berkembang. Tingkat Insidensi kanker payudara yang terjadi di kalangan wanita adalah 10 dari seratus ribu perempuan. Kasus kanker payudara di Indonesia sendiri berada pada urutan kedua setelah ca cervix (kanker mulut rahim) (Oeimati et al., 2011). Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (2015) prevalensi kanker payudara di D.I.Yogyakarta menempati urutan pertama yaitu sebesar 2,4 %. Berdasarkan data DEPKES Provinsi D.I. Yogyakarta (2014) dari beberapa kabupaten dan kota yang ada di Provinsi D.I. Yogyakarta, Kota Yogyakarta menempati urutan pertama jumlah kasus tertinggi yaitu sebesar 2073 kasus (kasus baru dan kasus lama yang terjadi pada wanita dan pria). Kasus kanker payudara lebih banyak diketahui dan ditemukan terjadi pada wanita namun sebenarnya kanker payudara juga dapat menyerang pada laki-laki (Purwoastuti, 2008). Kasus kanker payudara pada laki-laki merupakan kasus yang jarang terjadi dan hanya menyumbang sekitar 1% dari jumlah kasus kanker payudara (Komen, 2015). Statistik dari American Cancer Society (ACS) menyatakan bahwa pada tahun 2015, sekitar 2.350 kasus baru kanker payudara pada pria akan didiagnosis dan kanker payudara akan menyebabkan sekitar 440 kematian pada pria (dalam perbandingan, hampir 40.000 wanita meninggal akibat 1
2
kanker payudara setiap tahun). Insiden kanker payudara akan meningkat bila terdapat satu atau lebih faktor resiko (Desanti et al., 2010). Menurut National Cancer Institute (NCI) (2012) salah satu faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kanker payudara pada wanita dan pria adalah riwayat keluarga dengan kanker payudara. Resiko kanker payudara pada seseorang akan meningkat jika ibunya, adiknya, putrinya ataupun ayahnya telah didiagnosa kanker payudara, terutama jika mereka didiagnosis sebelum usia 50 tahun (ACS, 2015). Angka kejadian dan angka mortalitas kanker payudara dapat ditekan dengan adanya deteksi dini, salah satunya adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (Purwoastuti, 2008). SADARI merupakan salah satu pemeriksaan awal yang dilakukan untuk menekan angka mortalitas akibat kanker payudara yang dilakukan bukan untuk mencegah kanker, tetapi untuk mendeteksi adanya kanker (Nugroho, 2011). Penemuan kanker payudara sedini mungkin dan pengobatan secara benar saat ukuran masih kecil sebelum bermetastasis akan menambah harapan hidup bagi penderita kanker payudara (Desanti et al., 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Desanti et al. (2010) yang mengatakan bahwa hanya sebagian kecil wanita yang melakukan SADARI secara teratur. Faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah persepsi, kebudayaan, keyakinan dan pengetahuan. Pengetahuan terkait kanker payudara dan SADARI merupakan penyebab tidak dilakukannya SADARI secara teratur. Desanti et al. (2010) juga melaporkan bahwa tingkat pengetahuan kanker payudara dan
3
SADARI pada wanita masih sangat rendah sehingga hal itu mempengaruhi praktek SADARI. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan meneliti mengenai tingkat pengetahuan kanker payudara dan SADARI namun berbeda dengan penelitian tersebut penelitian yang akan diteliti bukan hanya pada wanita tetapi juga pada pria yang beresiko ca mammae. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan meneliti mengenai tingkat pengetahuan mengenai kanker payudara dan SADARI pada orang yang beresiko ca mammae. C. Tujuan penelitian a. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai kanker payudara dan SADARI pada orang yang beresiko ca mammae. b. Tujuan khusus 1.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai kanker payudara dan SADARI pada wanita yang beresiko ca mammae.
2.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai kanker payudara dan SADARI pada pria yang beresiko ca mammae.
4
D. Manfaat penelitian a. Bagi masyarakat Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam memperoleh informasi tentang tingkat pengetahuan kanker payudara dan SADARI pada orang yang beresiko terkena ca mammae. b. Bagi perawat Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat pengetahuan kanker payudara dan SADARI pada orang yang beresiko ca mammae sehingga nantinya dapat memberikan informasi mengenai kanker payudara dan SADARI kepada masyarakat khususnya kepada orang yang beresiko ca mammae. E. Keaslian penelitian Penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Kanker Payudara dan SADARI Pada Orang Yang Beresiko Ca Mammae” belum pernah dilakukan penelitian
sebelumnya.
Beberapa
penelitian
berhubungan dengan masalah ini antara lain:
yang
telah
dilakukan
dan
5
Tabel 1 Keaslian penelitian Judul, penulis dan tahun Practice of breast selfexamination and knowledge of breast cancer among female university students in Korea (Shin et al., 2012)
Metodologi penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif cross sectional. Besar sampel yang digunakan adalah 2.186 mahasiswa di Korea yang diambir secara cluster.
Knowledge and practice of breast self examination among women inMukim Bujang, Yan Kedah (Zaharah et al., 2007).
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Banyaknya sampel yang digunakan Sebanyak 283 dengan menggunakan sampel multistage cluster. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Besar sampel adalah 262 respnden, dengan menggunakan metode stratified systematic random sample.
Knowledges and Attitude towards Breast Cancer and Breast Self Examination among Women Attending Primary Health Care Centres in Doha (Shaikha et al., 2009).
Hasil
Persamaan dan perbedaan
Hasil dari penelitian ini yaitu masih kurangnya informasi dan pengetahuan yang didapatkan oleh pelajar di Korea yang mengambil pendidikan akademik selain IPA.
Persamaan dari jurnal dan penelitian yang aka diteliti yaitu sama-sama mengukur tingkat pengetahuan kanker payudara dan SADARI. Perbedaannya dilihat dari respondennya bahwa peneliti meneliti bukan hanya pada wanita tetapi juga pada pria yang beresiko ca mammae.
Secara umum, semua responden telah mendengar tentang pemeriksaan payudara sendiri namun hanya sebagian kecil yang memiliki pengetahuan baik tentang teknik SADARI yang tepat.
Persamaan dari jurnal dan penelitian yang aka diteliti yaitu sama-sama mengukur tingkat pengetahuan kanker payudara dan SADARI. Perbedaannya dilihat dari respondennya bahwa peneliti meneliti bukan hanya pada wanita tetapi juga pada pria yang beresiko ca mammae.
Pada penelitian ini menyebutkan bahwa Secara umum responden sudah mendengar mengenai SADARI namun masih kurang pengetahuan terkait praktek SADARI sehingga responden atau wanita takut untuk melakukan SADARI.
Persamaan dari jurnal dan penelitian yang aka diteliti yaitu sama-sama mengukur tingkat pengetahuan kanker payudara dan SADARI. Perbedaannya dilihat dari respondennya bahwa peneliti meneliti bukan hanya pada wanita tetapi juga pada pria yang beresiko ca mammae.