BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 20112035, World Health Organization (WHO) telah mempublikasikan bahwa kematian akibat kecelakaan di jalan diperlakukan sebagai salah satu penyakit tidak menular dengan jumlah kematian tertinggi. Pada tahun 2030, kecelakaan lalu lintas (KLL) di jalan diperkirakan akan menjadi penyebab kematian nomor lima di dunia setelah penyakit jantung, stroke, paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan. Perkiraan tersebut dipengaruhi faktor peningkatan jumlah penggunaan kendaraan dan kepatuhan berlalu lintas (Kemenhub, 2011). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) telah melakukan survei penyebab kematian berskala nasional berdasarkan data kejadian kematian selama tahun 2014 sebanyak 41.590 jiwa. Urutan kedelapan adalah akibat KLL (Kemenkes, 2013). Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi DIY tahun 2012, data pada saat ini memperlihatkan bahwa pola penyakit pada semua golongan umur telah mulai didominasi oleh penyakit-penyakit degeneratif, terutama penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan, neoplasma, kardiovaskuler dan Diabetes Mellitus (DM). Sedangkan Profil Kesehatan Provinsi DIY (2013) dampak peningkatan volume kendaraan dan perilaku pengendara juga terjadi pada tingkat risiko kecelakaan yang semakin tinggi. Direktorat Lalu Lintas Provinsi DIY mencatat 2.237 kali kejadian KLL terjadi pada bulan Januari-Agustus 2014. Kejadian tersebut tersebar di lima Kepolisian Resor Kota (Polresta), yakni Polresta Yogyakarta sebanyak 290 kejadian, Polresta Bantul sebanyak 807 kejadian, Polresta Kulon Progo sebanyak 279 kejadian, Polresta Gunung Kidul sebanyak 247 kejadian, dan Polresta Sleman sebanyak 614 kejadian. Dalam Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) DIY tahun 2013 tercatat dari tahun 2010 sampai 2012
1
2
jumlah kendaraan yang mempunyai plat DIY meningkat, dapat berakibat pada meningkatnya angka kecelakaan. Jumlah kendaraan di Kabupaten Sleman adalah paling tinggi diantara Kabupaten lain di DIY. Menurut SLHD Kabupaten Sleman tahun 2013 terdaftar sebanyak 547.954 buah kendaraan bermotor dimana 459.270 buah merupakan sepeda motor. Sedangkan dalam SLHD Kabupaten Bantul hanya 41.945 buah kendaraan bermotor dimana 36.558 buah merupakan sepeda motor. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten dengan urutan pertama jumlah kendaraan bermotor terbanyak tetapi urutan kedua jumlah KLL terbanyak. Pada KMK No 377 Tahun 2007 terdapat kompetensi perekam medis mengenai pengolahan data menjadi informasi kesehatan yaitu manajemen rekam medis dan informasi kesehatan. Perekam medis mampu mengelola rekam medis dan informasi kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan medis, administrasi dan kebutuhan informasi kesehatan sebagai bahan pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Dan kompetensi lain seperti statistik kesehatan dimana perekam medis mampu menggunakan statistik kesehatan untuk menghasilkan informasi dan perkiraan (forcasting) yang bermutu sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan di bidang
pelayanan
kesehatan.
Perekam
medis
harus
memastikan
kelengkapan data sebelum diolah dan menyajikan informasi kesehatan dimana salah satunya adalah data external causes. Dari pengalaman praktek kerja lapangan (2014-2015) dan kerja pengabdian (2015) peneliti menjumpai bahwa pendokumentasian data external causes di Rumah Sakit dan Puskesmas sangat minim. Pengolahan datanya menjadi informasi kesehatan juga minim, di Rumah Sakit hanya untuk membuat laporan RL. Ketidaklengkapan pengisian external causes di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) ditemukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta berdasarkan penelitian Putra (2013) dimana 1933 pasien gawat darurat kasus KLL tahun 2011 belum diimbangi dengan pendokumentasian yang lengkap dan pelaksanaan input data external causes pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) belum baik. Data external causes KLL yang lengkap dibutuhkan dalam urusan penjaminan lembaga asuransi seperti PT Jasa Raharja. Ketidaklengkapan menyebabkan klaim
3
tidak dapat diproses. Data yang lengkap umumnya ada pada lembaga asuransi. Menurut Pardede dan Warnars (2010) Sistem Informasi Geografis (SIG) sangat berguna dalam membantu pengambilan keputusan sebab mampu mengelola dan menganalisis data parsial dan tekstual. Sehingga informasi yang dihasilkan tidak hanya tekstual atau deskriptif tapi dapat diketahui informasi lokasinya. Pada penelitian Yunawati (2015) di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta telah dapat dibangun sistem informasi geografis dengan software ArcGIS untuk pengolahan data surveillans penderita
HIV/AIDS
yang
menampilkan
peta
persebaran
HIV/AIDS
berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, faktor resiko, dan hubungan antara ketiga indikator. Pembangunan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan software ArcGIS 10.1 tersebut dapat memvisualisasikan data surveillans penderita HIV/AIDS menjadi lebih informatif. Setelah dilakukan pembangunan SIG ArcGIS 10.1 ini petugas dapat mengolah data menjadi informasi yang diperlukan manager dan dapat memudahkan manager dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 17 Desember 2015 di PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY, terdapat data external causes KLL yang lengkap dari Laporan Polisi. Petugas hubungan masyarakat PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY menyatakan bahwa pengolahan data kecelakaan hanya sebatas diinput ke sistem informasi dan adanya kepentingan untuk klaim. Sedangkan pengolahan datanya belum menggunakan SIG. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap manfaat data external causes dan menggunakan software ArcGIS untuk mengolah datanya yang berjudul “Manfaat Data External Causes dan Software ArcGIS 10.1 di PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY”.
4
B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana manfaat data external causes dan software ArcGIS di PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum Mengetahui manfaat data external causes dan software ArcGIS di PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui manfaat data external causes kecelakaan lalu lintas bagi PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY. b. Melakukan pemetaan kejadian kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sleman Yogyakarta dengan menggunakan software ArcGIS 10.1. c. Mengetahui tingkat kejadian kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sleman Yogyakarta. D. BATASAN PENELITIAN 1. Data external causes KLL hanya dari data PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY tanpa konfirmasi ke fasyankes. 2. Penggunaan software ArcGIS hanya untuk pemetaan (mapping) tidak sampai pada analisis (analyzing), pemodelan (modelling), dan pengukuran. 3. Data dasar berupa data external causes KLL diambil dari berkas santunan PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY dimana KLL terjadi di Kabupaten Sleman selama Juli-Desember 2015 dan ditangani oleh fasyankes di Kabupaten Sleman. 4. Pembuatan peta kejadian KLL berdasarkan empat indikator yaitu jenis kelamin, lokasi fasyankes dan KLL, kecamatan dan jenis kendaraan. E. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Praktis a. Bagi PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY
5
1) Mengaplikasikan pemetaan kejadian kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan software ArcGIS 10.1. 2) Menggunakan peta kejadian kecelakaan lalu lintas untuk pengambilan keputusan. b. Bagi peneliti 1) Mengaplikasikan teori tentang penyajian informasi kesehatan yang didapat dari perkuliahan. 2) Menambah pengetahuan dan kemampuan dalam penyajian informasi kesehatan dengan memanfaatkan sistem informasi geografis. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi institusi pendidikan Menjadi
tambahan
pengetahuan
untuk
diajarkan
dalam
pengembangan
dalam
perkuliahan. b. Bagi peneliti lain Dapat
dijadikan
perbandingan
dan
penelitian. F. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian tentang manfaat data external causes dan software ArcGIS 10.1 di PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Terdapat beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian tersebut yaitu: 1. Yunawati (2015) melakukan penelitian berjudul “Membangun Sistem Informasi Geografis Pengolahan Data Surveillans HIV/AIDS dengan Menggunakan
ArcGIS
di
Dinas
Kesehatan
Daerah
Istimewa
Yogyakarta”. Penelitian Yunawati (2015) menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan action research. Hasil penelitian ini adalah telah dapat dibangun sistem informasi geografis untuk pengolahan data surveillans penderita HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Output dari penelitian ini adalah peta persebaran HIV/AIDS berdasarkan 4 indikator yaitu
6
kelompok umur, jenis kelamin, faktor resiko, dan hubungan antara ketiga indikator. Persamaan antara penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Yunawati (2015) terletak pada penggunaan software ArcGIS dan perbedaannya
pada
data
yang
digunakan.
Penelitian
ini
menggunakan data kode external causes kasus KLL dari PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY. Output penelitian ini berupa peta kejadian KLL dan lokasi fasyankes sedangkan penelitian Linda (2015) menghasilkan output peta persebaran HIV/AIDS. 2. Wibowo (2014) melakukan penelitian berjudul “Aplikasi Sistem Informasi Geografi Menggunakan Network Analyst Untuk Penentuan Rekomendasi Fasilitas Kesehatan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta”. Penelitian Wibowo (2014) menggunakan metode dengan Network Analyst. Paramater yang digunakan pada penelitian ini adalah penggunaan lahan sebagai hambatan samping, kecepatan arus bebas, lebar rute lalu lintas, bahu maupun kereb jalan dan ukuran area. Hasil penelitian ini adalah jarak yang ditempuh dengan satuan Meter serta waktu dengan satuan menit. Peta yang dihasilkan merekomendasikan dua rute alternatif jalur evakuasi korban KLL dan peta rekomendasi fasilitas kesehatan pada setiap ruas jalan. Persamaan antara penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2014) yaitu penggunaan software sistem informasi geografis dan output penelitian. Output penelitian ini berbeda dengan penelitian
Wibowo
(2014)
yang
membuat
peta
yang
dapat
merekomendasikan lokasi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Perbedaannya adalah pada penelitian ini menggunakan software sistem informasi geografis ArcGIS sedangkan penelitian Wibowo (2014) menggunakan Network Analyst. 3. Gumawang (2015) melakukan penelitian berjudul “Kajian Tingkat Kerawanan Kecelakaan Lalu Lintas Sebagian Ruas Jalan di Kota Tangerang
Secara
Spasial”.
Penelitian
Gumawang
(2015)
7
menggunakan metode berjenjang tertimbang untuk menentukan tingkat kerawanan kecelakaan suatu ruas jalan di Kota Tangerang. Metode kualitatif dengan analisis deskriptif beberapa peta tematik yang dihubungkan dengan Peta Tingkat Kerawanan Kecelakaan digunakan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
apa
saja
yang
mempengaruhi suatu tingkat kerawanan KLL. Untuk mengetahui jumlah korban KLL (berdasarkan tingkat keparahannya) dilakukan metode kualitatif dengan analisis peta korban KLL. Hasil penelitian ini adalah peta tingkat kerawanan KLL sebagian ruas jalan di Kota Tangerang. Persamaan antara penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Gumawang (2015) terletak pada bahasannya yaitu KLL dan outputnya berupa peta tingkat kejadian KLL. Perbedaannya adalah pada penelitian ini menggunakan data data external causes KLL dari PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY. Output penelitian ini berbeda lokasinya yaitu Kabupaten Sleman dengan Kota Tangerang.