BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang telah melakukan go public atau penjualan sebagian saham perusahaan kepada publik akan terus berupaya untuk memaksimalkan nilai investasi saham di perusahaannya, hal ini tentunya dikarenakan nilai suatu saham perusahaan akan memberikan dampak bagi modal perusahaan serta reputasi perusahaan tersebut bagi para investor, analisis investasi serta lembaga pemerintah yang mengatur dan mengawasi penjualan saham perusahaan publik di Indonesia. Upaya yang dilakukan tersebut diantaranya adalah dengan menjalin komunikasi dengan para investor melalui program dan pemberian informasi seputar neraca laba dan keuangan perusahaan kepada investor. Namun, dalam perkembangannya informasi mengenai kinerja perusahaan yang ditunjukkan melalui laporan keuangan perusahaan tidak lagi dapat memuaskan investor, para investor kini lebih menghendaki informasi yang tidak hanya sekedar informasi tentang keuangan perusahaan, melainkan latar belakang pencapaian keberhasilan serta kemampuan perusahaan untuk tetap bertahan dan melanjutkan keberhasilan usaha yang telah dicapai (Majalah Investor, edisi X/196, Oktober 2009 halaman 18). Berdasarkan hal tersebut di atas, informasi yang dibutuhkan investor kini tidak sebatas informasi terkait kewajiban perusahaan kepada investor untuk memberikan laporan keuangan kepada investor, namun kini perusahaan harus lebih bekerja keras untuk menjalin komunikasi dengan investor yang dapat membuat investor membeli, meningkatkan atau mempertahankan kepemilikan sahamnya. Investor yang tidak mengenal perusahaan akibat kurang aktifnya perusahaan menjalin komunikasi dengan perusahaan akan dengan mudah menjual kembali kepemilikan sahamnya, hal ini mengingat bahwa tujuan dari investor membeli saham suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang. Selain itu, latar belakang dan motivasi investor dalam berinvestasi juga
1
beragam, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi dasar analisa investor terhadap saham yang dimilikinya. Keadaan tersebut mendorong perusahaan untuk membentuk bagian khusus dalam manajemen perusahaan yang bertugas untuk mengelola hubungan komunikasi perusahaan dengan investor. Tentunya, bagian khusus yang menangani investor relations harus memiliki pemahaman perihal keuangan dan hukum perusahaan publik yang berlaku, memiliki strategi serta penerapan komunikasi yang akan memberikan dampak positif bagi tujuan dan harapan yang dimiliki perusahaan dari para investornya. Bagian yang mengelola hubungan komunikasi perusahaan dengan investor disuatu perusahaan dapat berbeda dengan perusahaan lainnya baik dalam penunjukkan bagian ataupun ruang lingkup pekerjaannya. Namun, pada dasarnya tujuan utama perusahaan membentuk bagian khusus tersebut adalah untuk mempertahankan kompetensi perusahaan dalam memperoleh daya tarik investor untuk berinvestasi di perusahaan, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap modal dan tujuan perusahaan lainnya. Investor relations masuk ke dalam manajemen perusahaan yang tentunya proses komunikasi dengan investor dilakukan sejalan dengan visi misi perusahaan. Dalam proses komunikasi perusahaan dengan investor, tentunya tidak hanya berorientasi kepada tujuan perusahaan, hal ini mengingat bahwa investor juga memiliki harapan dan motivasi yang beragam dalam berinvestasi melalui kepemilikan sahamnya di perusahaan. Bagian khusus yang mengelola investor relations harus juga berupaya mewujudkan dan memberi pemahaman tentang prospek investasi saham yang dilakukan investor, hal ini mengingat bahwa terpenuhi atau tidaknya harapan investor akan mempengaruhi keputusan investor dalam membeli, menjual atau mempertahankan kepemilikan sahamnya dalam suatu perusahaan. Selain terkait dengan kepentingan pihak perusahaan dan investor, komunikasi perusahaan dengan investor tentunya juga tidak terlepas dari kewajiban perusahaan publik untuk memberikan informasi berupa laporan keuangan dan perkembangan aspek bisnisnya kepada publik, salah satunya investor. The National Investor Relations Institute (NIRI) yang diunduh dari
2
http://www.niri.org yang diakses pada 30 Juli 2009 mendefinisikan investor relations
sebagai
sebuah
tanggung
jawab
manajemen
strategis
yang
mengintegrasikan financial, komunikasi, pemasaran, dan pelaksanaan hukum untuk menjalin komunikasi dua arah yang efektif antara perusahaan, komunitas financial dan konstituen lainnya yang akan memberikan kontribusi kepada sekuritas perusahaan untuk mencapai penilaian yang maksimal. PT Mayora Indah Tbk (Mayora) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan makanan dan minuman (package food and beverage industry yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1977 oleh Yogi Hendra Atmadja dengan visi misi menjadi produsen makanan minuman yang berkualitas, terpercaya di mata konsumen domestik maupun internasional, menguasai pangsa pasar terbesar dalam kategori produk sejenis, memperoleh laba bersih operasi diatas rata-rata industri dan memberikan value added yang baik bagi seluruh stakeholders perseroan dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara di mana perseroan berada. Untuk mewujudkan visi misi tersebut, berbagai upaya dilakukan Mayora, salah satunya adalah dengan go public pada tahun 1990, sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan. Sebagai sebuah perusahaan terbuka, tentunya Mayora memiliki tanggung jawab keterbukaaan informasi kepada publik, khususnya kepada stakeholder, yaitu pihak yang dapat terpengaruh atau mempengaruhi kelangsungan dan perkembangan bisnis perusahaan. Salah satu stakeholder yang paling berkaitan dengan modal perusahaan adalah investor, di mana selaku perusahaan terbuka, investor merupakan perorangan/badan usaha yang membeli saham perusahaan yang dijual kepada publik melalui pasar modal. Oleh karena itu, penyampaian informasi berupa laporan keuangan atau informasi non keuangan perusahaan menjadi tanggung jawab Mayora yang terus menerus dilaksanakan secara berkesinambungan. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi untuk memenuhi aturan yang berlaku, Mayora juga menyadari bahwa dengan melaksanakan keterbukaaan informasi kepada publik dapat sekaligus menjalin hubungan komunikasi yang saling menguntungkan dengan para investor. Informasi dibutuhkan investor sebagai bahan analisa prospektus investasinya, sedangkan pemberian informasi
3
dan komunikasi yang dijalin dengan investor menjadi kebutuhan tersendiri bagi perusahaan untuk mewujudkan kepentingannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2010 dibentuk Divisi Investor Relations (Divisi IR) yang bertanggung jawab untuk mengelola proses pemberian informasi perusahaan serta menjalin hubungan komunikasi perusahaan dengan investor. Pembentukan Divisi IR ini juga terkait Visi Misi Mayora sendiri untuk menguasai pangsa pasar terbesar dalam kategori produk sejenis, memperoleh laba bersih operasi diatas rata-rata industri dan memberikan value added yang baik bagi seluruh stakeholders perseroan. Namun, bukan hal yang mudah bagi Divisi IR dalam menjalin hubungan komunikasi dengan para investornya, berbagai macam latar belakang, motivasi dan harapan investor dalam berinvestasi saham di Mayora menjadi tantangan tersendiri bagi Divisi IR. Masuknya para investor baru dari berbagai latar belakang maupun asal bisnis yang berbeda tentunya bukan hal yang mudah bagi Divisi IR untuk menjalin komunikasi dan memberikan informasi agar berimpact pada pencapaian tujuan dari didirikannya Divisi IR Mayora. Perbedaaan kepentingan haruslah dianalisa dan dijembatani oleh IR agar proses komunikasi perusahaan dengan investor tidak terjadi salah persepsi atau hilangnya rasa kepercayaan investor terhadap Mayora. Dengan memperhatikan permasalahan tersebut, maka komunikasi bisnis yang diterapkan Divisi IR Mayora sebagai upaya untuk memenuhi harapan investor dan menjalin kerjasama perusahaan akan menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan komunikasi bisnis yang diterapkan Divisi IR Mayora sebagai upaya untuk memenuhi harapan investor dan menjalin kerjasama perusahaan, permasalahan yang dihadapi investor relation Mayora dalam menjalankan komunikasi bisnis dengan para investor, media dan pesan seperti apa yang disampaikan Divisi IR Mayora untuk mejalin komunikasi dengan investor serta mengatasi permasalahan yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah Divisi IR dibentuk sebagai bagian khusus yang bertugas untuk mengelola hubungan komunikasi antara Mayora dengan investor. Hubungan komunikasi ini 4
awalnya dilandasi kesadaran bahwa Mayora selaku perusahaan yang telah go public memiliki kewajiban untuk menyampaikan informasi kepada investornya. Namun, dalam perkembangannya Divisi IR Mayora mengelola komunikasi perusahaan dengan investor juga bertujuan untuk dapat meyakinkan investor bahwa perusahaan tidak hanya berupaya mencapai tujuan perusahaan, namun juga berupaya untuk mewujudkan harapan para investornya. Dengan memberikan keyakinan tersebut kepada investor, Mayora berharap akan memperoleh kepercayaan dari para investornya sehingga investor mempertahankan serta meningkatkan jumlah sahamnya sahamnya di Mayora. Tidak hanya harapan dari segi peningkatan pembelian jumlah saham, komunikasi perusahaan dengan investor juga diharapkan dapat membuka peluang kerja sama dalam berbagai kegiatan industri perusahaan. Berbagai macamnya latar belakang dan bisnis yang dimiliki oleh investor, mendorong Mayora untuk menganalisis peluang kerjasama apa saja yang dapat dijalin dengan para investornya. Dengan adanya kerjasama yang terjalin, tidak hanya akan menghasilkan kepercayaan dari investor, tetapi juga akan meningkatkan loyalitas investor kepada perusahaan. Kerjasama yang dijalin antara Mayora dengan para investornya tersebut merupakan salah satu upaya Mayora dalam mengembangkan aspek-aspek bisnisnya, sehingga Mayora akan menjadi perusahaan yang tidaknya unggul dalam kategori produk sejenis saja, namun menjadi industri yang memperoleh laba di atas rata-rata food industri lainnya. Berdasarkan latar belakang dan pemaparan di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1)
Bagaimana fungsi dan peran Divisi IR Mayora dalam menjembatani harapan investor dengan perusahaan
2)
Bagaimana penerapan komunikasi bisnis yang diterapkan Divisi IR Mayora sebagai upaya untuk memenuhi harapan investor dan menjalin kerjasama perusahaan
3)
Media dan pesan apa yang disampaikan Divisi IR Mayora untuk mejalin komunikasi dengan investor serta mengatasi permasalahan yang dihadapi
5
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian secara lengkap yaitu untuk mengetahui penerapan komunikasi bisnis yang diterapkan Divisi IR Mayora sebagai upaya untuk memenuhi harapan investor dan menjalin kerjasama perusahaan, menjabarkan permasalahan yang dihadapi Investor Relation Mayora dalam menjalankan komunikasi bisnis dengan para investor, memaparkan media yang digunakan Divisi IR Mayora serta pesan seperti apa yang disampaikan Divisi IR Mayora untuk mejalin komunikasi dengan investor serta mengatasi permasalahan yang dihadapi.
D. Manfaat Penelitian Dari tujuan penelitian, adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1.
Memberikan wawasan dan pengetahuan bagaimana komunikasi bisnis dalam investor relations diterapkan Divisi IR Mayora sebagai upaya untuk mewujudkan harapan investor dan mengembangkan kerjasama bisnis perusahaan, permasalahan yang dihadapi Divisi IR Mayora berkaitan dengan upaya menjalin komunikasi dengan investor serta cara Divisi IR Mayora dalam mengatasi permasalahan tersebut
2.
Memberikan masukan kepada perusahaan khususnya Divisi IR untuk mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam mewujudkan harapan investor dan mengembangkan kerjasama bisnis perusahaan
3.
Memberikan wawasan dan masukan kepada pembaca yang tertarik dengan bidang investor relations, sehingga tidak menutup kemungkinan akan lebih banyak lagi penelitian ilmiah atau pembahasan mengenai investor relation dalam ranah ilmu komunikasi
6
E. Kerangka Pemikiran Penelitian ini didasarkan pada pentingnya menjaga hubungan komunikasi antara perusahaan dengan para investornya, mengingat perusahaan dan investor sama-sama memiliki tujuan dalam penjualan saham (bagi perusahaan) dan pembelian saham (bagi investor). Kualitas hubungan antara perusahaan dengan investornya dapat mempengaruhi kemajuan perusahaan, mengingat kepercayaan dan kerjasama merupakan dasar dari pengembangan bisnis perusahaan. Komunikasi yang dijalankan diharapkan bukan sekedar komunikasi yang dilakukan hanya karena adanya suatu kewajiban, melainkan karena adanya rasa kesadaran dari kedua belah pihak.
1.
Komunikasi Bisnis Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita untuk
mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai dengan kebutuhan. Dalam penggunaannya, komunikasi menjembatani aspek-aspek informasi yang akan membawa dampak bagi kepentingan masing-masing pihak yang berkomunikasi baik melalui interaksi antar pribadi, antar kelompok secara verbal maupun non verbal dan langsung maupun tidak langsung. Brelson dan Gerry A. Stainer (dalam Ruslan, 2006) berpendapat bahwa komunikasi adalah kegiatan dalam penyampaian informasi, gagasan, emosi, ketrampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang atau kata-kata, gambar bilangan, grafik dan lain-lain. Komunikasi digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang bisnis, yang sering disebut sebagai komunikasi bisnis, di mana komunikasi bisnis lebih menekankan kepada hasil yang akan dicapai serta efek dari pencapaian tersebut ke depannya bagi kelangsungan bisnis perusahaan. Dengan kata lain, komunikasi bisnis dilaksanakan tidak hanya untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dalam jangka pendek, melainkan dalam jangka panjang, bahkan komunikasi tersebut juga dilakukan sebagai upaya mencegah dan mengantisipasi jika terjadi krisis dalam suatu kegiatan bisnis. Sebagai komunikasi yang 7
berorientasi pada keuntungan, maka komunikasi yang diterapkan harus memiliki strategi serta pengenalan terhadap lingkungan dan kondisi di mana komunikasi tersebut dilakukan. Di dalam bisnis, komunikasi digunakan dalam dua bentuk, yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang dilakukan baik dengan karyawan maupun manajemen, sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan dengan pihak di luar perusahaan, seperti konsumen, investor, distributor, pemerintah dan lainnya. Baik komunikasi internal maupun eksternal dapat menghasilkan respons atau dampak yang berbeda-beda bagi perusahaan, oleh karena itu proses komunikasi yang dijalankan dalam dua bentuk tersebut harus benar-benar efektif, tidak dilakukan hanya semata untuk menaati peraturan atau formalitas saja. Dalam dunia bisnis, kelangsungan aspek-aspek bisnis suatu perusahaan tidak hanya cukup mengandalkan produk dan penjualan, namun harus juga ditentukan dari keberhasilan perusahaan dalam memperoleh kepercayaan publiknya. Perusahaan yang tidak memperoleh kepercayaan publik, sekalipun memiliki produk yang baik dapat memiliki reputasi yang buruk dan membuat produknya mendapat respons negatif, yang tentunya hal tersebut berdampak pada penjualan, menurunnya modal perusahaan dan tentunya keuntungan perusahaan. Dengan menjaga hubungan yang baik antara perusahaan dengan publiknya, perusahaan tidak hanya akan memperoleh keuntungan dari penjualan produk saja, namun bertambahnya jumlah modal yang diperoleh perusahaan dari penjualan saham dapat menghasilkan keuntungan tersendiri bagi para pemilik saham perusahaan serta kelangsungan bisnis perusahaan sendiri. 2. Komunikasi Bisnis Dalam Perusahaan Terbuka (Tbk) Berbagai macam upaya dilakukan oleh pemilik perusahaan atau manajemen perusahaan agar perusahaan yang didirikan atau dikelola tetap dapat bertahan, menghasilkan keuntungan dan unggul dalam setiap aspek bisnisnya. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk mewujudkan harapan tersebut adalah dengan mengupayakan pertambahan jumlah modal dengan cara menjual sebagian sahamnya kepada publik yang tentunya penambahan jumlah modal yang
8
akan diperoleh tersebut yang akan digunakan untuk kelangsungan bisnis perusahaan. Dalam penjualan saham kepada publik, harapan untuk memperoleh yang diinginkan tentunya tidak hanya datang dari perusahaan, namun juga dari pihak pembeli saham perusahaan tersebut, atau yang lebih dikenal dengan investor. Perusahaan berharap dapat memperoleh keuntungan berupa penambahan jumlah modal perusahaaan, sedangkan investor berharap dapat memperoleh keuntungan dari pembelian saham yaitu deviden (pembagian dari hasil keuntungan yang diperoleh perusahaan). Sebagai pihak yang berinvestasi dalam perusahaan, tentunya investor menjadi salah satu publik penting bagi perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus berupaya menjalin hubungan yang baik dengan para investornya, serta memberikan gambaran bahwa perusahaan tidak semata berupaya untuk mewujudkan tujuannya, namun juga berupaya untuk mewujudkan harapan dari para investor. Jika perusahaan tidak menjalin komunikasi melalui informasi kepada investor, hal tersebut akan berdampak pada menurunnya kepercayaan investor terhadap perusahaan yang dapat berakibat pada penarikan dana oleh para investor. Penjualan saham dalam jumlah yang besar dan dalam kurun waktu yang berdekatan akan berdampak pada turunnya harga saham perusahaan yang tentunya akan berpengaruh kepada jumlah modal perusahaan yang tentunya hal tersebut juga akan berdampak pada reputasi suatu perusahaan sebagai sebuah perusahaan terbuka. Selain berpengaruh terhadap harga saham dan modal perusahaan serta reputasi, hal terburuk yang dapat terjadi dari ketidakpercayaan para investor yaitu perusahaan kehilangan statusnya sebagai perusahaan terbuka. Hal tersebut dapat dilakukan oleh Bapepam-LK jika perusahaan tidak mentaati peraturan dan kewajiban sebagai perusahaan go public, yang tentunya berkaitan dengan para investornya. Starkman dan Klingbail (www.haaretz diunduh pada 1 November 2009) menjelaskan bahwa perusahaan yang membangun hubungan dengan para investornya akan menerima imbalan yaitu para pemegang saham tidak akan dengan cepat menjual sahamnya ketika terjadi penurunan harga saham perusahaan dan para investor dapat beranggapan bahwa perkembangan perusahaan
9
merupakan suatu tantangan tersendiri yang mendorong mereka untuk berperan serta dalam pengembangan perusahaan. Penjelasan tersebut dapat memberikan gambaran bahwa terjalinnya hubungan yang baik antara perusahaan dengan para investornya dapat mengurangi resiko penjualan saham yang akan dilakukan investor jika terjadi penurunan harga saham atau krisis pada perusahaan, bahkan dalam keadaan tersebut investor dapat turut berkontribusi dalam upaya pengembangan perusahaan dan penanggulangan krisis yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus terus berupaya untuk membuat strategi agar dapat menjalin suatu hubungan yang efektif dengan para investornya, sehingga investor
memiliki
kepercayaan
kepada
perusahaan
dan
tertarik
untuk
berkontribusi kepada perusahaan. PT Mayora Indah Tbk adalah salah satu perusahaan nasional dalam bidang pengolahan makanan dan minuman (package food and beverage industry) yang telah melakukan go public sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan modal perusahaan dalam upaya meningkatkan produksi yang diharapkan dapat memberikan keuntungan lebih besar kepada perusahaan serta memperluas kerjasama perusahaan dengan pihak di luar manajemen perusahaan. Kepemilikan saham Mayora yang semula dimiliki 100% oleh Keluarga Besar Atmadja (keluarga dari pendiri perusahaan, Yogi Hendra Atmadja) dilepas kepada publik sebesar 67,07% (Annual Report Mayora tahun 2012) sebagai harapan dapat meningkatkan modal serta hubungan relasi bisnis perusahaan. Saham Mayora resmi terdaftar pada bursa saham dan melakukan IPO (Index Public Offering) pada tanggal 4 Juli 1990 dengan nama penjualan dalam bursa saham adalah MYOR. Sebagai sebuah perusahaan yang telah Go Public, Mayora tidak hanya memiliki tanggung jawab kepada pihak Bapepam-LK selaku lembaga pemerintah yang mengawasi kinerja dan tanggung jawab perusahaan publik, namun tentunya juga kepada para investor yang telah menginvestasikan uangnya dalam bentuk kepemilikan saham yang telah dilepas pada bursa saham. Bagian yang menangani hubungan perusahaan dengan para investor dalam Mayora dikelola oleh Divisi IR, di mana divisi ini berada di bawah tanggung jawab Departemen Sekretaris Perusahaan (DSP) yang dipimpin langsung oleh salah satu Dewan Komisaris
10
Mayora. Divisi IR diberikan tanggung jawab untuk menjaga hubungan perusahaan dengan para investor yang diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif bagi perusahaan. Pengaruh tersebut diantaranya adalah menghasilkan kerjasama (mutual symbiosis) yang diharapkan dapat memperluas bisnis perusahaan sehingga dapat mewujudkan visi misi Mayora untuk menjadi penguasa pangsa pasar terbesar dalam produk sejenis dan saling mempercayai (mutual confidence) yang akan memberikan keuntungan disektor modal perusahaan di mana atas dasar kepercayaan kepada perusahaan investor meningkatkan kepemilikan sahamnya. Hubungan komunikasi perusahaan dengan investor ini tentunya juga mengingat bahwa investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya melalui pembelian saham perusahaan, sedangkan Mayora memiliki kepentingan untuk meningkatkan modalnya. Hubungan diantaranya ini merupakan hubungan yang saling membutuhkan satu sama lain, sehingga dapat dijalin suatu hubungan yang saling menguntungkan bagi keduanya. Obyek dalam penelitian ini adalah Divisi IR Mayora yang berada di bawah tanggung jawab kepada DSP dalam menjalankan tugasnya, IR memiliki kewenangan untuk memberikan gambaran serta hasil analisa yang berkaitan dengan investor serta Divisi IR juga dapat menyampaikan saran dan masukan kepada Direksi dan Komisaris Mayora terkait investor Mayora. Namun, dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan program kerja, IR tidak dapat mengambil keputusan secara sepihak tanpa mendapatkan persetujuan dari DSP. Hal tersebut dikarenakan Divisi IR berada di bawah tanggung jawab DSP, sehingga segala keputusan dan kegiatan yang dilakukan Divisi IR haruslah sesuai sepengetahuan dan persetujuan dari DSP. Divisi IR difokuskan pada aktivitas untuk menjaga hubungan antara perusahaan dengan para investor yang telah menginvestasikan dananya melalui pembelian saham Mayora yang dijual pada bursa saham. Program-program IR merupakan bentuk kegiatan komunikasi dalam hubungannya dengan para investor yang dilakukan secara berkesinambungan mengikuti perkembangan kinerja saham serta aspek-aspek bisnis perusahaan. Dengan menjalin komunikasi dengan,
11
investor diharapkan dapat memberikan revenue dan profit bagi Mayora sehingga kepuasan investor harus benar-benar diusahakan, dipelihara, dan ditingkatkan. Sebagai upaya menjalin komunikasi dengan para investor, Staff Divisi IR haruslah memiliki pemahaman perihal pentingnya komunikasi bisnis dan mengenal siapa saja publiknya. Program dan kegiatan yang dilakukan perusahaan tidak semata-mata untuk menjalankan peraturan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang mengatur hukum pasar modal seperti Bapepam. Dengan meneliti program-program serta aktivitas Divisi IR dapat diketahui perihal fungsi dan ruang lingkup Divisi IR Mayora serta komunikasi bisnis yang diaplikasikan dalam setiap kegiatan dan program yang dijalankan Divisi IR. Adapun alasan Mayora dijadikan sebagai objek penelitian adalah perkembangan harga saham Mayora yang baik dalam kurun waktu tiga tahun terakhir dalam kategori perusahaan sejenisnya yaitu food industry, berbagai macam latar belakang, motivasi dan harapan yang dimiliki investor serta adanya peluang yang dibuka Mayora bagi investor yang ingin bekerjasama bisnis dengan Mayora tentunya menjadi daya tarik tersendiri untuk diteliti. Mayora juga menjalin komunikasi dengan investor dengan harapan tidak hanya meningkatkan jumlah modal dan mematuhi peraturan selaku perusahaan terbukan, namun diharapkan dapat memperoleh respons positif berupa kepercayaan dan loyalitas dari para investor baik berupa peningkatan julah investasi saham ataupun turut berkontribusi dalam bisnis perusahaan serta kerja sama perusahaan. Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan dibahas hanya pada ruang lingkup Divisi IR Mayora dalam tugasnya mengelola hubungan komunikasi dengan investor. Komunikasi bisnis yang diterapkan oleh Divisi IR dalam upaya untuk mewujudkan harapan investor dan kerjasama perusahaan tentunya akan menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Berbagai macam latar belakang, motivasi serta harapan investor menjadi tantangan tersendiri, di mana Mayora sebagai perusahaan terbuka harus mematuhi peraturan dalam hal keterbukaan informasi serta berupaya meyakinkan investor bahwa perusahaan tidak hanya bertujuan untuk mencapai tujuannya, tetapi juga mewujudkan harapn investor. Hubungan dengan Investor yang berkaitan luas dengan departemen lain seperti dalam Departemen Keuangan dan Akunting, serta pihak lain di luar
12
perusahaan seperti Bapepam dan Lembaga Analisis Saham tidak akan dibahas secara rinci. Tugas dan kegiatan Divisi IR yang akan diteliti hanya dalam cakupan Fungsi IR sebagai pengelola hubungan komunikasi perusahaan dengan investor. Hambatan dan permasalahan Divisi IR yang dibahas dalam penelitian ini juga dibatasi hanya dalam kaitannya dengan hubungan komunikasi yang dijalankan oleh Divisi IR dengan investor. Pembatasan bahasan tersebut bertujuan agar penelitian terfokus pada peran dan fungsi IR sebagai pengelola komunikasi bisnis perusahaan dengan investornya. Sehingga, dalam penelitian ini akan tampak penerapan komunikasi bisnis yang dijalankan IR Mayora dalam membangun kepercayaan, menjalin kerjasama, dan sikap saling menghargai dengan investor sebagai upaya perwujudan visi misi perusahaan.
3. Investor Relations Dalam perusahaan yang telah menjual sahamnya kepada publik, investor relations merupakan sebuah bagian penting dalam manajemen perusahaan yang bertugas untuk mengelola komunikasi perusahaan dengan investor di mana komunikasi tersebut diharapkan dapat menghasilkan komunikasi yang saling menguntungkan diantara kedua belah pihak. Informasi yang disampaikan kepada para investor menjadi sebuah informasi yang diharapkan dapat memenuhi harapan dari para investor, mengingat bahwa informasi yang disampaikan tersebut berpengaruh kepada keputusan investor untuk menjual, mempertahankan atau membeli saham perusahaan. Peran investor relations dalam hal ini seperti dikemukakan Barker (1998:42) adalah membentuk komunikasi dengan pasar melalui informasi. investor relations harus memberikan informasi yang investor butuhkan, sehingga mengurangi ketidakpastian dan menurunkan risiko penjualan saham yang dilakukan investor. Bagian yang menangani investor relations merupakan bagian khusus yang memperoleh hak untuk menyampaikan masukan kepada komisaris dan direksi perihal hal-hal yang berkaitan dengan investor serta berwenang untuk meminta data dari departemen atau divisi lain yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan dan investor. Dengan kata lain, bagian yang menangani investor relations menjadi sebuah jembatan penghubung antara perusahaan dengan
13
investor sebagai upaya perusahaan untuk mempertahankan investornya, mengingat bahwa perusahaan dan investor sama-sama memiliki harapan dan kepentingan masing-masing dalam penjualan saham yang dilakukan oleh perusahaan dan pembelian saham yang dilakukan oleh investor. Deller et.al (1999:46) berpendapat bahwa investor relations dapat didefinisikan sebagai sebuah strategi perusahaan dalam berkomunikasi dengan para investornya. Pendapat tersebut semakin menguatkan bahwa investor relations dapat digunakan perusahaan sebagai sebuah strategi dalam menjalin komunikasi dengan para investor, mengingat bahwa investor relations adalah sebuah bagian khusus yang mengelola komunikasi perusahaan dengan investor, sehingga investor relations menjadi bagian atau wakil perusahaan dihadapan investor yang paling mengetahui dan mengenal siapa saja dan bagaimana investor perusahaan. Dalam komunikasi yang dijalin perusahaan tersebut, tentunya tidak hanya sekedar komunikasi yang dilakukan dalam upaya untuk mematuhi peraturan keterbukaan informasi yang harus dipatuhi oleh perusahaan publik, namun juga merupakan komunikasi yang bertujuan untuk memenuhi harapan investor dan mewujudkan tujuan perusahaan. Dalam menjalin sebuah hubungan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak, tentunya rasa kepercayaan antara satu sama lain harus terjalin terlebih dahulu. Laskin (2005:35) investor relations tidak akan berjalan jika tidak terjalin kepercayaan, oleh karena itu hubungan dengan investor hari ini adalah tentang membangun dan mempertahankan hubungan kepercayaan. Berdasarkan apa yang dikemukakan Minow tersebut, maka dapat dikatakan bahwa investor relations dibangun oleh perusahaan tidak hanya untuk mematuhi kewajiban yang mengikat selaku perusahaan publik, namun juga sebagai upaya membangun dan mempertahankan hubungan dengan para investor agar tetap mempercayakan investasinya melalui kepemilikan saham di perusahaan tersebut. Harper, RafkinSax dan Goodwin (dalam Cole 2004:62) juga mengemukakan bahwa tanggung Jawab investor relations penting dalam membangun kepercayaan para investor kepada perusahaan melalui komunikasi yang transparan dan persuasif.
14
Kepercayaan dalam investasi tentunya sangat penting, investor yang tidak percaya kepada kinerja perusahaan tidak mau melakukan pembelian saham atau mempertahankan sahamnya pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, dalam membangun hubungan komunikasi dengan investor perusahaan juga harus berupaya agar investor memiliki kepercayaan kepada perusahaan, bahwa perusahaan memiliki prospektus yang menguntungkan investor. Dengan melakukan komunikasi yang transparan dan persuasif diharapkan dapat membuat investor percaya kepada kinerja dan prospek perusahaan ke depannya. Dalam kaitannya mengelola hubungan perusahaan dengan investor, investor relations harus berupaya untuk menyelenggarakan suatu kegiatan atau program yang berkaitan untuk menjalankan fungsi serta mewujudkan tugas-tugas yang diembannya. Para investor menuntut lebih banyak komunikasi dan transparansi, serta akses ke dalam perusahaan-perusahaan daripada yang mereka dapatkan di masa lalu, sehingga para perusahaan harus berkompetisi dalam rangka meningkatkan investasi permodalan melalui program-program investor relations (Argenti, 2010:255). Berdasarkan pendapat tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa untuk meningkatkan modal perusahaan, manajemen perusahaan harus membuat program-program investor relations yang komunikatif dan transparan untuk investor. Hal tersebut mengingat bahwa investor saat ini banyak menuntut perusahaan untuk lebih transparan dan komunikatif kepada investor. Oleh karena itu, bagian yang menangani investor relations dalam sebuah perusahaan haruslah menjalin komunikasi antara perusahaan dengan investor melalui program yang disusun untuk dapat mewujudkan suatu hubungan baik dan saling menghasilkan keuntungan diantara kedua belah pihak. Informasi yang disampaikan perusahaan kepada investor tersebut tentunya mengandung harapan dan kepentingan yang berbeda antara investor satu dengan investor lainnya. Perbedaan kriteria investor yang telah dikemukakan pada paragraf sebelumnya menunjukkan bahwa perbedaan kriteria investor dapat mempengaruhi investor dalam menyikapi informasi yang diperoleh dari perusahaan. Investor akan cenderung untuk lebih menanggapi informasi yang diterimanya jika informasi tersebut sesuai dengan harapan dan kebutuhan investor. Tidak hanya itu, investor juga akan menggunakan informasi yang
15
diterimanya untuk melakukan pemantauan dan analisa terhadap prospek keuntungan atau kerugian yang akan diperolehnya berkaitan dengan kepemilikan sahamnya di perusahaan tersebut. Investor yang merasa percaya bahwa investasinya dalam perusahaan tersebut akan mewujudkan harapan-harapannya, akan tetap berinvestasi atau tidak jarang investor akan menaikkan jumlah sahamnya di perusahaan tersebut. Namun, investor yang berpandangan bahwa pembelian saham perusahaan yang dilakukannya akan mendatangkan kerugian bagi investasinya akan memicu investor untuk melepas investasinya dengan cara menjual kembali saham yang dimilikinya. Bahkan, jika investor adalah para karyawan perusahaan sendiri, mereka dapat bertindak lebih lanjut dengan menjual kepemilikan sahamnya dan mencari pekerjaan di tempat lain (Laskin, 2008:13). Jika investor melakukan penjualan saham dalam jumlah yang besar atau menjual sahamnya dalam jumlah yang berbeda-beda namun dalam kurun waktu yang berdekatan, hal tersebut akan berdampak pada jatuhnya harga saham. Hal ini tentunya akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan dari segi jumlah modal perusahaan, mengingat bahwa salah satu tujuan dari perusahaan melakukan penjualan sebagian sahamnya adalah untuk mendapatkan tambahan modal (Kretarto, 2001:18). Keadaan tersebut tentunya juga akan membuat para manajemen perusahaan dituntut oleh Bapepam-LK, para analisa keuangan serta media keuangan untuk dapat melakukan klarifikasi perihal keadaan tersebut serta segera melakukan penanganan yang efektif, agar harga saham perusahaan berada pada situasi yang kondusif kembali. Untuk mencegah adanya keterpurukan harga saham yang disebabkan oleh tingginya penjualan saham kembali yang dilakukan investor, perusahaan dituntut untuk tidak hanya sekedar memberikan informasi kepada investor sebagai sebuah kewajiban, namun perusahaan dapat mengembangkannya dengan menjalin komunikasi yang saling menguntungkan dengan investor. Dalam menjalin komunikasi yang saling menguntungkan dengan investor, manajemen dalam perusahaan harus membuat berbagai upaya yang diaplikasikan dalam struktur ataupun kegiatan dalam manajemen organisasinya. Salah satu langkah yang dapat
16
diambil adalah dengan menjalin hubungan komunikasi dengan para investornya yang dikelola oleh suatu bagian khusus dalam manajemen perusahaan.
F. Metodologi Penelitian 1) Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2007: 4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Menurut Scrhamm (Yin, 1996), tendensi utama dari studi kasus adalah mencoba untuk menjelaskan keputusan-keputusan mengapa studi tersebut, bagaimana mengimplementasikan dan apa hasilnya. Studi kasus dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kekhasan/keunikan karakteristik di dalam kasus yang diteliti. Kasus itu sendiri merupakan penyebab dilakukannya penelitian studi kasus, oleh karena itu tujuan dan fokus utama dari penelitian studi kasus adalah pada kasus yang menjadi objek penelitian. Untuk itu segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus dan yang mempengaruhinya haruslah diteliti. Lincoln dan Guba (dalam Dedy Mulyana, 2004: 201) juga mengemukakan bahwa penggunaan studi kasus sebagai suatu metode penelitian kualitatif memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti.
Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari.
Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.
Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan bagi penilaian atau transferabilitas. Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk
mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode studi kasus untuk mengungkap tentang
17
komunikasi bisnis yang diterapkan Divisi IR Mayora dalam memenuhi harapan investor dan menjalin kerjasama perusahaan. 2)
Langkah-langkah Penelitian Dalam penelitian ini, agar pelaksanaannya terarah dan sistemastis maka
disusun tahapan-tahapan penelitian. Menurut Moleong (2007: 127-148), ada empat tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:
Tahap pra lapangan Peneliti mengadakan survei pendahuluan yakni dengan mencari subjek sebagai narasumber. Selama proses survei ini peneliti melakukan penjajagan lapangan (field study) terhadap latar penelitian, mencari data dan informasi tentang investor relations. Peneliti juga menempuh upaya konfirmasi ilmiah melalui penelusuran literatur buku dan referensi pendukung penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan rancangan penelitian yang meliputi garis besar metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian.
Tahap pekerjaan lapangan Dalam hal ini peneliti memasuki dan memahami latar penelitian dalam rangka pengumpulan data. Tahap ini dilaksanakan dengan meninjau langsung kegiatan, program dan aktivitas keseharian dari Divisi IR Mayora yang terdapat di Gedung Pusat Mayora.
Tahap analisis data Tahapan yang ketiga dalam penelitian ini adalah analisis data. Peneliti dalam tahapan ini melakukan serangkaian proses analisis data kualitatif sampai pada interpretasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya.
Tahap evaluasi dan pelaporan Dalam tahap ini, data yang telah dianalisis dibuat evaluasi berdasarkan fakta-fakta yang telah ditemui dalam lapangan serta kolaborasinya dengan bidang ilmu yang dikaji yaitu komunikasi bisnis dalam investor relation. Dalam tahap evaluasi dan laporan ini juga, peneliti memberikan laporan kepada dosen pembimbing tesis perihal analisis dan evaluasi yang telah penulis lakukan, serta berdasarkan arahan dan pengawasan dosen
18
pembimbing disusunlah rangkaian kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
3)
Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang
akan peneliti gunakan adalah sebagai berikut : a.
Wawancara (Interview) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moloeng, 2007: 186). Wawancara dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan subjek penelitian sehingga diperoleh data-data yang diperlukan. Wawancara dilakukan langsung dengan subyek penelitian melalui serangkaian tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait langsung dengan pokok permasalahan. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara
bebas
terpimpin,
yaitu
cara
mengajukan
pertanyaan
yang
dikemukakan bebas, tidak terpaku pada pedoman wawancara tentang masalahmasalah pokok dalam penelitian kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi di lapangan (Sutrisno Hadi, 1994: 207). Dalam melakukan wawancara ini, pewawancara membawa pedoman yang hanya berisi garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang kegiatan, kinerja dan program-program yang dilaksanakan oleh Divisi IR Mayora serta harapan investor Mayora yang ingin didapatkan dari Divisi IR Mayora. Dalam penelitian ini, tidak diutamakan jumlah informan yang dapat diwawancarai, tetapi lebih kepada kedalaman aspek informasi yang dapat dianalisa. Informasi mendalam diperoleh dari berbagai pihak yang bertanggung jawab atau terlibat langsung dalam fungsi, peran, kegiatan atau program yang dijalankan oleh Divisi IR Mayora. Berikut beberapa informan yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan :
Pimpinan Departemen Sekretaris Perusahaan
19
Wakil Pimpinan Departemen Sekretaris Perusahaan
Manager Divisi Investor Relation
Staf Divisi Investor Relations sebanyak 2 orang
Investor Internal Mayora sebanyak 2 orang
Investor Eksternal Perorangan Mayora sebanyak 2 orang
Investor Eksternal Badan Usaha Mayora sebanyak 2 orang
b. Dokumentasi Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara. Dokumentasi adalah mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam penelitian, kemudian ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan serta pembuktian suatu kejadian. Dalam penelitian ini, dokumentasi ditujukan untuk mendukung/memperkuat temuan-temuan yang telah didapatkan dari hasil wawancara seperti laporan internal, transkip pertemuan, serta dokumen lainnya yang relevan dengan masalah penelitian.
4) Teknik Analisa Data Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data yang dikumpulkan oleh peneliti dari hasil wawancara disajikan dan diberi makna. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh menjadi sebuah laporan yang utuh, menarik dan bersifat logis. Analisis data/bukti
terdiri
atas
pengujian,
pengkategorian,
pentabulasian
atau
pengkombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposisi awal suatu penelitian (Yin, 1996). Sehingga tujuan penelitan untuk mengetahui fungsi, ruang lingkup serta penerapan komunikasi bisnis dalam Divisi IR Mayora dapat dideskripsikan dengan baik dan jelas. Menurut Miles dan Huberman terdapat tiga cara analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Denzin dan Lincoln, 2009 : 592) : a.
Reduksi Data Reduksi
data
adalah
proses
pemilihan,
pemusatan
perhatian
pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
20
catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung. Reduksi data meliputi meringkas data, mengkode, menelusuri tema, dan tema membuat ugugus-gugus. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Dalam penelitian ini, peneliti telah mengelompokkan data yang diperolehnya sesuai dengan topik permasalahan yang diangkat yaitu fungsi dan peran serta penerapan komunikasi bisnis Divisi IR Mayora dalam upaya memenuhi harapan investor dan mengembangkan kerjasama bisnis perusahaan. Seluruh data dan informasi yang telah diperoleh daru hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi kemudian ditulis dalam laporan yang terperinci. Dalam proses ini, seluruh data yang telah diperoleh oleh peneliti kemudian direduksi dan dirangkum sehingga hanya menonjolkan hal-hal penting yang berkaitan dengan komunikasi bisnis Divisi IR Mayora sebagai upaya memenuhi harapan investor dan mengembangkan kerjasama bisnis perusahaan.
b.
Penyajian Data Penyajian data merupakan proses di mana sekumpulan informasi disusun, sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada tahapan ini, data yang telah dikelompokkan kemudian disusun dalam bentuk narasi dengan menggunakan kalimat yang logis dan sistematis sehingga dapat menampung segala informasi yang berkaitan dengan fungsi, peran serta komunikasi bisnis yang diterapkan oleh Divisi IR Mayora sebagai upaya memenuhi harapan investor serta mengembangkan
kerjasama
bisnis
perusahaan.
Sehingga
diperoleh
pemahaman yang jelas apakah Divisi IR Mayora telah mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam mengelola komunikasi yang salaing menguntungkan antara perusahaan dengan investor.
21
c.
Proses Analisis Langkah ketiga dalam penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap datadata yang diperoleh perihal penerapan komunikasi bisnis Divisi IR Mayora sebagai upaya untuk mewujudkan harapan investor dan kerjasama bisnis perusahaan. Sehingga diperoleh pemahaman apakah Divisi IR telah melakukan komunikasi sesuai harapan investor dan berimpact kepada pengembangan kerjasama bisnis perusahaan.
d.
Penarikan Kesimpulan Upaya penarikan kesimpulan dilakukan secara terus-menerus selama berada di lapangan. Penarikan kesimpulan perlu diversifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelurusan data kembali dengan cepat. Dalam tahap ini, data-data yang telah direduksi dan disajikan secara sistematis kemudian dicari pola atau hubungan antara data untuk selanjutnya menuju pada proses penarikan kesimpulan berdasarkan data-data tersebut. Kesimpulan tentang komunikasi bisnis yang diterapkan oleh Divisi IR Mayora melalui fungsi dan perannya sebagai upaya untuk memenuhi harapan investor dan mengembangkan kerjasama bisnis perusahaan kemudian dibuat suatu saran untuk pengembangan atas kekurangan yang ditemukan dalam penelitian yang telah dijalankan.
5. Fokus penelitian Fokus penelitian ini adalah penerapan komunikasi pada Divisi IR Mayora dalam mengelola hubungan komunikasi perusahaan dengan investornya, terkait upaya perusahaan dalam mewujudkan harapan investor dan menjalin kerja sama bisnis dengan investor. 6. Sumber Data Berdasarkan cara perolehan dan sumber data yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, sumber data tersebut dibedakan menjadi :
22
a.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer ini merupakan data utama yang berkaitan dengan masalah pokok penelitian. Pada penelitian ini, data primer atau data utama adalah data yang berkaitan dengan komunikasi bisnis yang diterapkan Divisi IR Mayora dalam mengelola hubungan komunikasi perusahaan dengan investor.
b.
Data Sekunder Merupakan data yang didapat dari buku serta materi tertulis yang relevan dengan tujuan penelitian. Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi baik berupa dokumen internal maupun arsip tertulis lainnya. Dokumen internal perusahaan seperti
memo
internal,
agenda
internal
dan
catatan
pertemuan
dikumpulkan untuk meneliti penerapan komunikasi bisnis yang dijalankan Divisi IR Mayora melalui program dan kegiatan yang dijalankan. Analisis data menurut Patton (Moleong, 2000: 103) merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 248) analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesisnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan pada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada konsep Milles & Huberman (1992: 20) yaitu interaktif model yang mengklasifikasikan analisis data dalam tiga langkah, yaitu : 1.
Reduksi data (Data Reduction ) Reduksi data yaitu suatu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
23
2.
Penyajian data ( Display Data ) Data ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Adapun bentuk yang lazim digunakan pada data kualitatif terdahulu adalah dalam bentuk teks naratif.
3.
Penarikan kesimpulan (Verifikasi) Dalam penelitian ini akan diungkap mengenai makna dari data yang dikumpulkan. Dari data tersebut akan diperoleh kesimpulan yang tentatif, kabur, kaku dan meragukan, sehingga kesimpulan tersebut perlu diverifikasi. Verifikasi dilakukan dengan melihat kembali reduksi data maupun
display data
sehingga
menyimpang.
24
kesimpulan
yang
diambil
tidak