1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Purbalingga adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berada di dekat lereng Gunung Slamet. Jumlah penduduk Purbalingga pada tahun 2013 mencapai 884.683 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.334 jiwa/km2 (BPS Kabupaten Purbalingga, 2014). Mata pencaharian masyarakat Purbalingga di bidang pertanian, perkebunan, pedagang dan pekerja di industri. Semakin banyaknya manusia menyebabkan lahan pertanian, ladang, sawah berubah menjadi perumahan, perkantoran dan industri-industri. Peningkatan jumlah industri khususnya industri rambut dan bulu mata membuat Purbalingga menjadi salah satu sentra industri rambut dan bulu mata terbesar di Jawa Tengah.
Produksi rambut palsu menggunakan bahan kimia
seperti amonia (NH4OH) sebagai bahan pencuci dan kromium (Cr(VI)) sebagai pewarna. Limbah berasal dari proses pencucian bahan baku rambut asli maupun sintesis. Kandungan air limbah dapat berupa kotoran yang melekat pada rambut, bahan perekat, bahan pencuci serta bahan pewarna. Sebagian besar industri rambut dan bulu mata belum memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang cukup memadai. Dampak dari pembuangan limbah industri ke lingkungan misalnya adanya keluhan warga tentang timbulnya bau menyengat dari gas yang keluar melalui cerobong asap pabrik maupun limbah cair yang keluar melewati sungai sekitar pabrik di Kelurahan Kandang Gampang, Kecamatan Purbalingga. Beberapa buruh tani yang mengerjakan sawah di belakang pabrik mengeluhkan terhambatnya pertumbuhan tanaman karena air sungai yang dimanfaatkan sebagai sarana irigasi telah tercemar dan ada yang pernah merasakan gatal-gatal atau iritasi pada kulit. Sejauh ini belum ada data yang spesifik dari dinas kesehatan atau puskesmas setempat tentang keluhan kesehatan akibat pencemaran limbah. Dampak pencemaran limbah indsutri pada tahun 2014 adalah adanya kejadian ikan-ikan mati seperti ikan mujair, nila dan gurameh di kolam warga
1
2
Kelurahan Penambongan, Kecamatan Purbalingga yang sumber airnya diperoleh dari Sungai Kramaian yang alirannya berasal dari arah Kelurahan Kandang Gampang. Kejadian tersebut mengakibatkan warga yang mempunyai kolam ikan mengalami kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu, budidaya ikan saat ini beralih pada ikan lele yang dirasa cukup resisten terhadap perubahan kondisi lingkungan perairan. Parameter limbah industri yang belum memenuhi baku mutu seperti kadar TDS sebesar 2600 mg/L, TSS sebesar 283 mg/L, BOD5 sebesar 564 mg/L, COD 1194 mg/L, dan kromium heksavalen (Cr(VI)) sebesar 0,48 mg/L. Hasil tersebut masih di atas baku mutu menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah dimana kadar maksimum parameter TDS sebesar 2000 mg/L, TSS sebesar 100 mg/L, BOD5 sebesar 50 mg/L, COD 100 mg/L, dan kromium heksavalen (Cr(VI)) sebesar 0,1 mg/L (Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga, 2014). Kadar BOD dan COD yang tinggi menunjukkan proses pengolahan limbah masih belum optimal karena masih menggunakan metode pengolahan yang cenderung sederhana. Nilai TSS yang masih di atas baku mutu dapat diakibatkan karena dalam proses pengolahan tidak terjadi koagulasi secara sempurna. Penggunaan pewarna yang mengandung kromium tanpa ada pengolahan yang baik mengakibatkan kadar kromium heksavalen masih di atas baku mutu (Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga, 2014). Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa limbah industri rambut palsu belum ditangani dengan baik. Ikan lele (Clarias batrachus) yang dibudidayakan warga sekitar sungai yang tercemar memungkinkan terjadinya bioakumulasi logam berat (Cr(VI)) yang berasal dari limbah industri karena kromium merupakan bahan utama pewarna rambut. Oleh karena itu, uji kualitas air perlu dilakukan untuk mengetahui kontribusi limbah industri rambut dan bulu mata terhadap pencemaran lingkungan. Adanya keluhan warga tentang efek pembuangan limbah perlu ditindaklanjuti untuk mengetahui dampak pencemaran terhadap kesehatan masyarakat sekitar industri agar tidak menimbulkan efek yang lebih berbahaya.
3
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Berapa kadar BOD, COD, TSS dan kromium heksavalen (Cr(VI)) di air sungai dan kolam budidaya ikan sekitar industri rambut palsu di Kabupaten Purbalingga serta kesesuaiannya terhadap baku mutu air kelas III ?
2.
Apakah ada pengaruh kandungan logam berat Cr(VI) pada air sungai yang berasal dari limbah industri rambut dan bulu mata palsu terhadap akumulasi Cr(VI) pada ikan lele yang dibudidayakan di sekitar sungai yang tercemar limbah industri rambut dan bulu mata palsu ?
3.
Bagaimana kondisi kesehatan masyarakat yang tinggal di dekat aliran sungai sekitar industri rambut dan bulu mata di Kabupaten Purbalingga ?
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan umum: Menganalisis kualitas air sungai di sekitar industri rambut dan bulu mata di Kabupaten Purbalingga ditinjau dari parameter BOD, COD, TSS, Cr(VI) dan akumulasi Cr(VI) pada ikan lele (Clarias batrachus).
2.
Tujuan khusus: a. Mengukur sifat fisik air dan kandungan kimia yang terdapat di sungai sekitar industri rambut dan bulu mata di Purbalingga. b. Menganalisis akumulasi logam berat Cr(VI) pada ikan lele (Clarias batrachus) yang dibudidayakan di kolam yang airnya bersumber dari sungai di sekitar industri rambut di Purbalingga. c. Menganalisis perbandingan dan hubungan antara parameter air sungai dengan bioakumulasi logam berat Cr(VI) pada ikan lele (Clarias batrachus). d. Mengetahui kontribusi limbah industri rambut dan bulu mata palsu terhadap dampak pencemaran lingkungan e. Mengetahui adanya keluhan kesehatan pada masyarakat yang tinggal dekat aliran sungai di sekitar industri rambut dan bulu mata.
4
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai sekitar industri dapat digunakan sebagai bahan informasi sehingga masyarakat dapat lebih peka terhadap perubahan keadaan lingkungan. 2. Bagi Pemerintah Daerah, khususnya Badan Lingkungan Hidup dan instansi terkait lainnya dapat digunakan sebagai bahan untuk penerapan pemantauan dan analisis pencemaran lingkungan. 3. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bidang kesehatan lingkungan.
E. Keaslian Penelitian Penelitian ini berjudul “Analisis Kualitas Air Sungai dengan Ikan Lele (Clarias batrachus) sebagai Biondikator sekitar Industri Rambut dan Bulu Mata di Purbalingga, Jawa Tengah.” Berdasarkan penelusuran kepustakaan, terdapat beberapa penelitian serupa tetapi tidak sama yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti yang disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Keaslian Penelitian No
Peneliti
1.
Budiati, Dewi, dan Pribadi (2014)
Judul penelitian Akumulasi Kandungan Logam Berat Chromium (Cr(VI)) pada Ikan Betok (Anabas testudineus) yang Terpapar Limbah Cair Tekstil di Sungai Langsur Sukoharjo
Tujuan penelitian Mengetahui tingkat akumulasi kandungan Cr(VI) pada air dan ikan Betok (Anabas testudineus) di sungai Langsur Sukoharjo.
Variabel
Metode
Variabel bebas: Limbah Cair Tekstil Variabel terikat: Kandunga n logam Cr(VI) pada air sungai dan ikan betok
Metode survei, dimana penetapan pengambilan sampel dengan teknik random sampling.
5
Tabel 1. Keaslian Penelitian (lanjutan) No
Peneliti
2.
Rini, Daud dan Ibrahim (2014)
3.
Taftazani (2007)
Judul penelitian Analisis Risiko Kromium (Cr(VI)) dalam Ikan Kembung pada Masyarakat Wilayah Pesisir Kota Makassar
Distribusi Konsentrasi Logam Berat Hg dan Cr(VI) pada Sampel Lingkungan Perairan Surabaya
Tujuan
Variabel
Metode
Mengetahui tingkat risiko kesehatan nelayan yang mengonsumsi ikan kembung dan kerang yang mengandung Cr(VI)
Variabel bebas: Perairan di pesisir Variabel terikat: Kandungan logam Cr(VI) pada ikan Kembung dan Kerang Darah
Penelitian observasional dengan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)
Untuk mengetahui distribusi konsentrasi logam Hg dan Cr(VI), dalam sampel air, sedimen dan biota
Variabel bebas: Logam Hg dan Cr(VI) Variabel terikat: Air, sedimen dan biota di perairan Surabaya
Pengambilan sampel dengan metode sampel sesaat (grab sample)
Penelitian ini difokuskan pada analisis kualitas air sungai di sekitar industri rambut dan bulu mata palsu dengan parameter BOD, COD, TSS dan logam berat Cr(VI) serta akumulasi Cr(VI) pada daging, insang dan hati ikan lele. Selain itu juga dilakukan wawancara terhadap masyarakat sekitar aliran sungai yang berdekatan dengan industri dan pemilik kolam ikan lele untuk mengetahui keluhan kesehatan terkait dengan kualitas air sungai tersebut.