BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan dunia industri khususnya industri tekstil semakin meningkat dan akan memberikan dampak positif maupun negatif kepada manusia, terutama para pekerja. Berbagai masalah yang dapat timbul di lingkungan kerja merupakan dampak negatif dari suatu pekerjaan (Suma’mur, 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja, seperti kebisingan. Menurut Tarwaka (2014) dan Iridiastadi (2014), faktor bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya kebisingan dengan intensitas tinggi. Bising berpengaruh terhadap tenaga kerja, sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan secara umum, antara lain gangguan pendengaran, fisiologi lain serta gangguan psikologi. Hal tersebut dapat menimbulkan sulit tidur, emosional, gangguan komunikasi, dan gangguan konsentrasi yang secara tidak langsung dapat membahayakan keselamatan tenaga kerja (Bashiruddin, 2009). Gangguan terhadap pemajanan kebisingan sangat bervariasi tergantung dari tingkat intensitas dan karakteristik kebisingan. Dari sudut pandang ergonomi, pengaruh pemajanan kebisingan pada intensitas yang rendah umumnya yang berupa gangguan komunikasi, ketidaknyamanan, dan gangguan performansi kerja. Tetapi pada pemajanan kebisingan dengan intensitas yang
lebih tinggi khususnya yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB > 85 dBA) dan dalam waktu yang lama dapat menurunkan fungsi pendengaran yang bersifat sementara kemudian berlanjut permanen (Tarwaka dkk, 2004). Menurut Sucipto (2008) pada umumnya kebisingan dengan intensitas tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (kurang lebih 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Penelitian Ardiansyah, dkk (2013) tentang pengaruh intensitas kebisingan terhadap tekanan darah dan tingkat stres kerja di seksi pallet IKPP pada area permesinan didapatkan hasil bahwa ada pengaruh intensitas kebisingan terhadap tekanan darah dan tingkat stres kerja, serta adanya pengaruh antara tingkat stres kerja dan tekanan darah. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Hartati (2011) tentang perbedaan tekanan darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di unit boiler batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Terdapat perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB. Faktor bahaya juga terjadi di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Berdasarkan hasil pengukuran awal yang dilakukan pada tanggal 9 Desember 2015, didapatkan hasil rata-rata dari pengukuran intensitas kebisingan di bagian Weaving sudah melebihi nilai ambang batas (NAB) yaitu 107,7 dBA 2
selama 8 jam kerja sehari. Intensitas kebisingan tersebut telah melebihi NAB kebisingan yang ditetapkan oleh Permenakertrans No.13/MEN/10/2011 tentang Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan yaitu 85 dBA untuk 8 jam kerja. Sedangkan di bagian Cucuk diperoleh hasil tidak melebihi Nilai Ambang Batas yaitu dengan hasil sebesar 71,3 dBA untuk 8 jam kerja. Pengukuran tekanan darah sistolik maupun diastolik pada pekerja bagian Weaving yang berjumlah 10 termasuk dalam kategori pre-hipertensi 60% dan 40% Hipertensi 1. Sedangkan pengukuran tekanan darah sistolik maupun diastolik pada bagian Cucuk 70% termasuk kategori normal dan 30% termasuk kategori Pre-Hipertensi menurut Guyton dan Hall (2008). Sedangkan rata-rata pengukuran denyut nadi kerja pada bagian Weaving yang berjumlah 10 orang memperoleh rata-rata 110 denyut/menit dan pengukuran denyut nadi kerja pada bagian Cucuk yang berjumlah 10 orang memperoleh rata-rata 88 denyut/menit. Peneliti juga melakukan wawancara dengan 10 pekerja yang berada di bagian Weaving dan Cucuk. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh hasil bahwa 70% karyawan di bagian Weaving mengalami gangguan emosional seperti mudah tersinggung, cepat marah, dan merasa gugup. Sedangkan di bagian Cucuk diperoleh hasil bahwa 50% karyawan mengalami gangguan emosional seperti mudah tersinggung, cepat marah, dan merasa gugup. Berdasarkan latar belakang di atas, pekerja terpapar kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB > 85 dBA) secara terus menerus di tempat kerja, dan kemungkinan akan mengalami masalah-masalah kesehatan. Oleh 3
sebab itu peneliti tertarik untuk menganalisis perbedaan denyut nadi kerja, tekanan darah, dan gangguan emosional pada tenaga kerja terpapar kebisingan lebih besar dan kurang dari NAB pada bagian Cucuk dan Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
B. Rumusan Masalah Adakah perbedaan denyut nadi kerja, tekanan darah, dan gangguan emosional pada tenaga kerja terpapar kebisingan lebih besar dan kurang dari NAB pada bagian produksi di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan denyut nadi kerja, tekanan darah, dan gangguan emosional pada tenaga kerja terpapar kebisingan lebih besar dan kurang dari NAB pada bagian produksi di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengukur dan menganalisis kebisingan pada bagian Cucuk dan Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. b. Untuk mengukur dan menganalisis denyut nadi kerja pekerja pada bagian Cucuk dan Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
4
c. Untuk mengukur dan menganalisis tekanan darah pekerja pada bagian Weaving dan Cucuk di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. d. Untuk mengukur dan menganalisis gangguan emosional pekerja pada bagian Weaving dan Cucuk di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. e. Untuk mengukur dan menganalisis perbedaan denyut nadi kerja, tekanan darah, dan gangguan emosional pada tenaga kerja terpapar kebisingan lebih besar dan kurang dari NAB pada bagian produksi di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Sebagai pembuktian adanya perbadaan denyut nadi kerja, tekanan darah, gangguan emosional pada tenaga kerja terpapar kebisingan lebih besar dan kurang dari NAB bagian Cucuk dan Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. 2. Secara aplikatif a. Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta untuk mengetahui perbedaan denyut nadi kerja, tekanan darah, dan gangguan emosional pada tenaga
5
kerja terpapar kebisingan lebih besar dan kurang dari NAB pada bagian Cucuk dan Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. b. Bagi Tenaga Pekerja Bagi tenaga kerja PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta terutama di bagian Cucuk dan Weaving diharapkan dapat memahami efek kebisingan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. c. Bagi Peneliti Lain Menambah wawasan dan pengetahuan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengetahui perbedaan denyut nadi kerja, tekanan darah, gangguan emosional pada tenaga kerja terpapar kebisingan lebih besar dan kurang dari NAB pada bagian Cucuk dan Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
6