Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................... 2 BAB II METODOLOGI DAN LANGKAH SURVEI EHRA............................................................................. 4 2.1 Penentuan Target Area Survei .................................................................................................. 4 2.2 Penentuan Jumlah/Besar Responden ....................................................................................... 6 2.3 Penentuan Kelurahan/kampung Area Survei ............................................................................ 6 2.4 Penentuan RT/RW Dan Responden di Lokasi Survei .................................................................. 7 2.5 Pelaksanaan Survei EHRA ......................................................................................................... 8 BAB III KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA RESPONDEN ....................................................................... 9 BAB IV HASIL SURVEY EHRA KOTA JAYAPURA TAHUN 2012 ...............................................................14 4.1 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga .......................................................................................14 4.2 Pembuangan Air LImbah Domestik ..........................................................................................19 4.3 Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir .......................................................................25 4.4
Sumber Air ........................................................................................................................33
4.5
Perilaku Higiene .................................................................................................................46
4.6
Kejadian Penyakit Diare .....................................................................................................60
BAB V PENUTUP ................................................................................................................................63 LAMPIRAN ........................................................................................................................................64
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal-
1
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
BAB I PENDAHULUAN Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Untuk melihat kondisi sanitasi Kota Jayapura, diperlukan pengumpulan data, seperti pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Survey (selanjutnya disingkat menjadi Survei EHRA), sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka, data demografi dan geografi serta persepsi SKPD yang menangani sanitasi. Survei EHRA adalah sebuah survei partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kota sampai ke kelurahan/kampung. Bagi Pemerintah Kota Jayapura Survei EHRA ini menjadi sangat penting karena: 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat; 2. Data terkait dengan sanitasi terbatas dimana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan/kampung dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda; 3. Survei EHRA adalah survei yang menghasilkan data yang representatif ditingkat kota, distrik dan dapat dijadikan panduan dasar ditingkat kelurahan/kampung; 4. Survei EHRA menggabungkan informasi yang selama ini menjadi indikator sektor-sektor pemerintahan secara eksklusif; 5. Survei EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan warga di tingkat kelurahan/kampung untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama warga atau stakeholders kelurahan/kampung. Adapun tujuan dan manfaat dari Survei EHRA adalah untuk: 1. Mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan; 2. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi; 3. Memberikan pemahaman yang sama dalam menyiapkan anggota tim survei yang handal; 4. Menyediakan salah satu bahan utama penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota Jayapura. Untuk pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil Survei EHRA dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Kota Jayapura secara swakelola. Pengumpulan data Survei EHRA berkolaborasi dengan Tenaga Sanitarian Puskesmas di Kota Jayapura sebagai enumerator dengan pertimbangan antara lain: 1) tenaga sanitarian memiliki akses setempat, yaitu leluasa untuk datang kerumahrumah dan diterima oleh RT/RW dan warga penghuni rumah dan 2) tenaga sanitarian umumnya memahami wilayah kelurahan/kampung sehingga mempermudah mencari rumah yang terpilih secara acak. Selain itu dalam pelaksanaan Survei EHRA, enumerator dibimbing oleh supervisor dari Dinas Kesehatan Kota Jayapurapa dan saat pelaksanaan Survei EHRA dimaksud.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal-
2
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah warga RT (Rukun Tetangga). Unit sampling ini dipilih secara proporsional dan acak berdasarkan total RT di semua RW dalam setiap kelurahan/kampung yang telah ditentukan menjadi area survei. Jumlah sampel per kelurahan/kampung minimal setiap RT rata-rata 10 responden. Dengan demikian jumlah sampel per kelurahan/kampung bervariasi berkisar antara 40 sampai dengan 87 responden disesuaikan berdasarkan jumlah kepadatan penduduk di kelurahan/kampung. Pelibatan warga RT yaitu bapak (kepala rumah tangga) atau ibu atau anak yang sudah menikah, dan berumur antara 18 s/d 55 tahun sangat signifikan karena kelompok warga masyarakat tersebut sangat memahami kondisi lingkungan rumahnya. Pertanyaan-pertanyaan didalam kuesioner banyak mengandung hal-hal yang dalam norma masyarakat dinilai sangat privat dan sensitif, seperti tempat dan perilaku buang air besar (BAB). Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup, sumber air minum, layanan pembuangan sampah, jamban dan saluran drainase pembuangan air limbah. Sedangkan pada aspek perilaku dipelajari hal-hal yang terkait dengan higinitas dan sanitasi berupa cuci tangan pakai sabun, buang air besar, pembuangan kotoran anak dan sampah. Data hasil Survei EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kota Jayapura serta menjadi bahan masukan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi kota. Laporan Survei EHRA ini merupakan dokumen awal sanitasi Kota Jayapura yang mengakomodasi masukan dari berbagai pihak khususnya Pokja AMPL Kota Jayapura sebagai pemilik utama kegiatan, SKPD Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Distrik, Kepala Kelurahan/Kampung, Supervisor Lapangan dan Tenaga Sanitarian. Masukan umpan balik dari Konsultasi Publik hasil Survei EHRA dan Buku Putih Sanitasi pada Bulan Desember 2012 untuk memperoleh masukan bagi penulisan laporan. Kegiatan pengumpulan data dimulai dari Bulan Mei sampai Juni Tahun 2012 difasilitasi oleh Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH) dalam penyelesaian laporan ini.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal-
3
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
BAB II METODOLOGI DAN LANGKAH SURVEI EHRA 2.1 Penentuan Target Area Survei Metode penentuan target area survei dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses pembagian distrik (kecamatan). Hasil ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan beresiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara acak sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling” dimana semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metode sampling yang digunakan adalah “Random Sampling”. Teknik ini sangat cocok digunakan di Kota Jayapura mengingat area sumber data yang diteliti sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah ditetapkan. Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP sebagai berikut: 1. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya tiap kabupaten/kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/kampung; 2. Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap distrik dan/atau kelurahan/kampung. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut: (∑ Pra-KS + ∑ KS-1) Angka kemiskinan = ---------------------------------- X 100% ∑ KK 3. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat; 4. Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, lamanya surut. Berdasarkan kriteria diatas, wilayah Kota Jayapura dalam perencanaannya menggunakan metode sistem pembagian wilayah menurut kelurahan/kampung, namun dalam pelaksanaannya menggunakan sistem pembagian wilayah menurut distrik. Dengan pertimbangan pembagian berdasarkan: 1) kepadatan penduduk, 2) kumuh kota, dan 3) kemiskinan. Berdasarkan asumsi ini maka hasil survei EHRA ini bisa memberikan peta area beresiko Kota Jayapura.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal-
4
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Tabel 2.1 Hasil Pembagian Kelurahan/Kampung Survei EHRA di Kota Jayapura JMLH
URUT
KELURAHAN/KAMPUNG
DISTRIK
40
Tobati
Jayapura Sel atan
58
Argapura
Jayapura Sel atan
80
Ardi pura
Jayapura Sel atan
71
Bha ya ngka ra
Jayapura Uta ra
79
Entrop
Jayapura Sel atan
78
Gurabes i
Jayapura Uta ra
87
Hama di
Jayapura Sel atan
74
Vi m
Jayapura Sel atan
60
Kota Ba ru
Abe pura
60
Wa hno
Abe pura
63
Wa i mhorok
Abe pura
73
Tanjung Ri a
Jayapura Uta ra
63
I mbi
Jayapura Uta ra
61
Numbay
Jayapura Sel atan
53
Tri kora
Jayapura Uta ra
Hasil pembagian wilayah kelurahan/kampung di Kota Jayapura yang terdiri atas 15 kelurahan/kampung menghasilkan distribusi sebegai berikut: 1. 2. 3. 4.
4 kelurahan/kampung atau 24,9 %, 3 kelurahan/kampung atau 24,4 %, 4 kelurahan/kampung atau 25,7 %, dan 4 kelurahan/kampung atau 25,0 %.
Distribusi kelurahan/kampung tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 Grafik distribusi kelurahan/kampung untuk penetapan lokasi Survei EHRA.
PRESENTASE JUMLAH RESPONDEN Presentase (%)
50 40 30 20 10 0 Series1
24.9
24.4
25.7
25.0
1
2
3
4
24.9
24.4
25.7
25.0
Gambar 2.1 Grafik distribusi kelurahan/kampung untuk penetapan lokasi Survei EHRA
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal-
5
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
2.2 Penentuan Jumlah/Besar Responden Jumlah sampel untuk tiap kelurahan/kampung diambil sebesar 40 responden. Jumlah sampel per kelurahan/kampung minimal setiap RT rata-rata 10 responden yang dipilih secara acak dan mewakili semua RT yang ada dalam kelurahan/kampung tersebut. Berdasarkan kaidah statistik, untuk menentukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten/kota digunakan “Rumus Slovin” sebagai berikut:
Dimana:
n adalah jumlah sampel
N adalah jumlah populasi
d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05) Asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan α=0,05, sehingga diperoleh nilai Z=1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi Z=2. Pokja AMPL Kota Jayapura menetapkan jumlah kelurahan/kampung yang dijadikan target area survei
sebanyak 15 kelurahan/kampung, dengan jumlah responden sebanyak 1000 responden. 2.3 Penentuan Kelurahan/kampung Area Survei Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin di atas maka selanjutnya ditentukan lokasi Survei EHRA dengan cara memilih sebanyak 15 kelurahan/kampung secara acak. Hasil pemilihan ke-15 kelurahan/kampung tersebut disajikan pada Tabel 2.2 sebagai berikut: Tabel 2.2 Distrik dan Kelurahan/kampung Terpilih untuk Survei EHRA Kota Jayapura No
Distrik
Kelurahan/Kampung Jumlah Jumlah Terpilih RW RT
Jml RT terpilih
Jumlah Responden
1
Jayapura Selatan
Tobati
1
3
1
40
2
Jayapura Selatan
Argapura
8
31
6
58
3
Jayapura Selatan
Ardipura
11
41
8
80
4
Jayapura Utara
Bhayangkara
6
41
7
71
1
Jayapura Selatan
Entrop
13
45
7
79
2
Jayapura Utara
Gurabesi
9
40
7
78
3
Jayapura Selatan
Hamadi
10
42
8
87
1
Abepura
Vim
7
47
7
74
2
Abepura
Kota Baru
10
31
6
60
3
Abepura
Wahno
2
27
6
60
4
Abepura
Waimhorok
6
30
6
63
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal-
6
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
No
Distrik
Kelurahan/Kampung Jumlah Jumlah Terpilih RW RT
Jml RT terpilih
Jumlah Responden
1
Jayapura Utara
Tanjung Ria
7
37
7
73
2
Jayapura Utara
Imbi
9
35
6
63
3
Jayapura Selatan
Numbay
5
23
6
61
4
Jayapura Utara
Trikora
8
24
5
53
2.4 Penentuan RT/RW Dan Responden di Lokasi Survei Unit sampling primer atau Primary Sampling Unit (PSU) dalam Studi EHRA adalah RT. Karena itu, data RT per RW per kelurahan/kampung dikumpulkan sebelum memilih RT. Jumlah RT per kelurahan/kampung adalah 8 (delapan) RT. Untuk menentukan RT terpilih yang akan dilakukan survei dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Pengurutan RT per RW per kelurahan/kampung.
Menentukan Angka Interval (AI). Penentukan AI, setelah diketahui jumlah total RT total dan jumlah yang akan diambil. Jumlah total RT yang ada kelurahan/kampung : X. Jumlah RT yang akan disurvey : Y. Maka angka interval (AI) = jumlah total RT kelurahan/kampung dibagi jumlah RT yang akan disurvey. AI = X/Y (dibulatkan) misal pembulatan ke atas menghasilkan Z, maka AI = Z.
Untuk menentukan RT pertama, diambil secara acak angka antara 1 – Z (angka random). Sebagai contoh, angka random (R#1) yang diperoleh adalah 3.
Untuk memilih RT berikutnya adalah 3 + Z= ... dst. Responden dipilih dengan menggunakan cara acak (random sampling), hal ini bertujuan agar seluruh
rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah itu bukan bersumber dari preferensi enumerator dan supervisor ataupun responden itu sendiri. Penentuan responden menggunakan tahapannya sebagai berikut:
Pergi ke RT terpilih. Minta daftar rumah tangga atau bila tidak tersedia, buat daftar rumah tangga berdasarkan pengamatan keliling dan wawancara dengan penduduk langsung.
Bagi jumlah rumah tangga (misal 25) dengan jumlah sampel minimal yang akan diambil, misal 5 (lima) diperoleh Angka Interval (AI) = 25/5 = 5.
Ambil/kocok angka secara random antara 1 – AI untuk menentukan Angka Mulai (AM), contoh dibawah misal angka mulai 2.
Menentukan rumah selanjutnya adalah 2 + AI, 2 + 5 = 7 dst.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal-
7
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
2.5 Pelaksanaan Survei EHRA Survei EHRA adalah survei yang relatif pendek dengan waktu 4 sampai 6 minggu dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu menggunakan teknik pengumpulan data berupa: 1) wawancara atau interview dan 2) pengamatan atau observasi. Wawancara dan pengamatan dilaksanakan oleh Sanitarian Kesehatan (disebut enumerator) yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Pokja AMPL Kota Jayapura. Sebelum para enumerator melaksanakan pendataan diwajibkan mengikuti pelatihan selama 2 (dua) hari dengan materi 1) pelatihan dasar-dasar wawancara dan pengamatan, 2) pemahaman tentang instrumen Survei EHRA, 3) latar belakang konseptual dan praktis tentang indikator-indikator, 4) uji coba lapangan dan 5) diskusi perbaikan instrumen. Bahan analisis Survei EHRA menggunakan data kondisi sanitasi rumah tangga dan unit respondennya adalah warga RT. Warga RT khususnya ibu rumah tangga dipilih dengan asumsi bahwa mereka relatif lebih memahami kondisi lingkungan berkaitan dengan isu sanitasi dan lebih mudah ditemui dibanding bapak-bapak. Ibu-ibu yang menjadi responden dalam Survei EHRA usianya anatar 18-60 tahun baik yang sudah pernah menikah dan/atau yang sudah menikah. Pelaksanaan wawancara dan pengamatan menggunakan panduan yang terstruktur dan dirancang dapat diselesaikan dalam waktu 30-45 menit. Responden berhak memutuskan keikut-sertaannya secara suka rela dan sadar sebagai bagian dari informerd consent atau standar etika yang harus dilakukan oleh enumerator kepada responden demi kelangsungan wawancara. Untuk spot check sebagai quality control, dilakukan oleh supervisor dari Sanitarian Puskesmas dengan mendatangi 5% responden yang telah di survei untuk melakukan wawancara singkat dengan kuisioner yang telah disediakan serta kemudian menyimpulkan apakah wawancara benar-benar terjadi sesuai standar yang ditentukan. Pengerjaan entri data dilakukan oleh Tim Entri Data hasil Survei EHRA yang telah dibentuk dengan terlebih dahulu mengikuti pelatihan entri data Survei EHRA yang difasilitasi oleh Pokja AMPL Kota Jayapura dan Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH). Dana untuk kegiatan ini adalah bersumber dari dana Otsus pada Dinas Kesehatan Kota Jayapura. Selama pelatihan, tim entri data dikenalkan pada perangkat lunak yang digunakan serta langkah-langkah untuk uji konsistensi.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal-
8
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
BAB III KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA RESPONDEN Responden dalam Survei EHRA, seperti yang dipaparkan dalam bagian metodologi, difokuskan kepada warga RT setempat khususnya ibu atau perempuan yang telah menikah atau cerai atau janda yang berusia 1860 tahun. Pembatasan usia ini diperlakukan secara fleksibel, terutama pada pelaksanaan survei yang dilakukan pada masyarakat. Hal ini tergantung pada penilaian Kader Kesehatan kelurahan/kampung sebagai enumerator yang banyak menentukan respondennya. Terkait dengan usia responden, bilamana ditemukan usia responden melebihi batas atas 55 tahun dan responden tersebut masih terlihat cukup merespon pertanyaan-pertanyaan dari enumerator, maka calon responden tersebut dipertimbangkan dapat masuk dalam perioritas responden. Sebaliknya, meskipun usia responden belum mencapai 55 tahun, apabila performa komunikasinya kurang memadai maka ibu itu dapat dikeluarkan dari daftar calon responden. Survei EHRA dalam karakteristik rumah tangga/responden menggunakan sejumlah variabel sosiodemografis dengan hal-hal yang terkait dengan status rumah di Kota Jayapura, anggota rumah tangga, usia anak yang termuda, status kepemilikan rumah, dan lahannya, serta ketersediaan kamar untuk disewakan. Hal ini dipelajari karena keterkaitannya yang cukup erat dengan masalah sanitasi. Jumlah anggota rumah tangga berhubungan dengan kebutuhan kapasitas sanitasi, semakin banyak jumlah anggota rumah tangga, makin besar pula kapasitas yang dibutuhkan. Usia anak termuda menggambarkan besaran populasi yang memiliki resiko paling tinggi atau yang kerap dikenal dengan istilah population at risk. Balita merupakan segmen populasi yang paling rentan terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air (waterbome diseases), kebersihan diri dan lingkungan. Dengan demikian rumah tangga yang memiliki balita akan memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap masalah sanitasi dibandingkan rumah tangga yang tidak memiliki balita. Variabel yang terkait dengan status rumah, seperti kepemilikan dan ketersediaan kamar yang disewakan sangat diperlukan untuk memperkirakan potensi partisipasi warga dalam mengembangkan program sanitasi. Responden yang menempati rumah atau lahan yang bukan milik pribadi diduga kuat memiliki rasa memiliki (sense of ownership) yang rendah dan cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitar termasuk pemeliharaan fasilitas sanitasi ataupun kebersihan lingkungan. Sebaliknya responden yang menempati rumah atau lahan yang milik pribadi akan cenderung mempunyai rasa memiliki yang lebih tinggi. Hasil kajian ini secara mendasar akan memberikan solusi pendekatan program yang berbeda pada setiap karakteristik yang berbeda pula.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal-
9
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
USIA RESPONDEN 30.0 24.3
PRESENTASE %
25.0 20.0
15.8
15.0
16.8
15.0 12.1
11.0
10.0
Presentase
5.0
5.0 0.0 <= 20 tahun
21 - 25 tahun
26 - 30 31 - 35 36 - 40 tahun tahun tahun KELOMPOK UMUR
41 - 45 > 45 tahun tahun
Gambar 3.1 Diagram Usia Responden Survei EHRA N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal B.1. Usia responden Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden berusia diatas 45 tahun yaitu sebesar 24.3%. Urutan kedua responden dengan usia 31 – 35 tahun yaitu 16.8%. Adapun responden banyak ketiga berusia 26 – 30 tahun, sekitar 15.8%. Responden dengan porsi terkecil yaitu usia kurang dari 20 tahun yaitu sebesar 5.0% dari total responden.
STATUS RUMAH RESPONDEN PRESENTASE %
60.0 50.0
56.8
40.0 30.0 20.0 17.1
10.0 0.0
5.2 Milik sendiri Rumah dinas
7.8 2.6 Berbagi Sewa Kontrak dengan keluarga lain STATUS RUMAH SAAT INI
10.1 Milik orang tua
0.4 Lainnya
Gambar 3.2 Status Rumah Responden N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal B.2. Status Rumah
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 10
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan gambar di atas, status rumah yang dimiliki responden adalah untuk status rumah milik sendiri yaitu sebesar 56.8% dari total responden, disusul oleh status rumah sewa sebesar 17.1% pada urutan kedua. Urutan ketiga status rumah milik orang tua sebesar 10.1%. Status Rumah dinas menempati urutan keempat sebesar 5.2% dan status rumah lainnya dengan porsi terkecil yaitu sebesar 0.4%.
STATUS PENDIDIKAN RESPONDEN 40.0 33.6
Presentase (%)
35.0 30.0 25.0
20.2
20.0
19.7 13.4
15.0 10.0 5.0 0.0 %
9.1 4.0 Tidak sekolah formal
SD
SMP
SMA
SMK
Universitas/A kademi
4.0
20.2
19.7
33.6
9.1
13.4
Gambar 3.3 Diagram Status Pendidikan Responden N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal B.3. Status Pendidikan Responden Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu 33.6%, disusul oleh responden dengan pendidikan SD sebesar 20.2% dari total responden. Sedangkan untuk responden berpendidikan SMP menempati urutan ketiga sebesar 19.7%, urutan keempat pendidikan Universitas/Akademi sebesar 13.4%. Urutan terakhir ditempati responden tidak sekolah formal sebesar 4.0%.
PRESENTASE (%)
STATUS ANAK RESPONDEN 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 %
82.1
17.9
Ya
Tidak
82.1
17.9
Gambar 3.4 Diagram Kepemilikan Anak Responden
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 11
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal B.4. Kepemilikan Anak Responden Berdasarkan gambar diatas, 82.1% responden memiliki anak dan sisanya yaitu 17.9% responden tidak memiliki anak.
UMUR ANAK LAKI-LAKI RESPONDEN 40.0
PRESENTASE (%)
35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
0 % 18.0
1 38.5
2 26.1
3 10.0
4 4.0
5 1.3
6 0.4
7 0.2
8 0.3
9 0.2
10 1.0
Gambar 3.5 Diagram Umur Anak Laki-laki Responden N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak B.5. Jumlah anak laki-laki dengan kelompok umur Berdasarkan gambar diatas, untuk kepemilikan anak laki-laki yang berusia 2 tahun sebagian besar responden sebanyak 38.5%. Usia 3 tahun sebesar 26.1%. Untuk usia anak responden antara 5 – 11 tahun dibawah 4.0%.
UMUR ANAK PEREMPUAN RESPONDEN 36.7
40.0
PRESENTASI (%)
35.0 30.0
28.3 21.4
25.0 20.0 15.0
6.3
10.0
4.2
5.0 0.0
0 % 28.3
1 36.7
2 21.4
3 6.3
4 4.2
1.1 5 1.1
0.8 6 0.8
0.4 7 0.4
0.2 8 0.2
0.4 10 0.4
0.2 11 0.2
Gambar 3.6 Diagram Umur Anak Perempuan Responden
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 12
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak B.6. Jumlah anak perempuan dengan kelompok umur Berdasarkan gambar diatas, untuk kepemilikan anak perempuan yang berusia 2 tahun yaitu sebesar 36.7%, diikuti responden yang memiliki anak umur 1 tahun sebanyak 28.3%. Responden yang memiliki anak perempuan berumur 3 tahun sebanyak 21.4%. Disusul responden yang memiliki anak umur 4 tahun sebanyak 6.3% serta responden yang memiliki anak perempuan umur 5 tahun sebanyak 4.2%. Untuk responden yang memilki anak perempuan berumur antara 6 – 11 tahun presentasinya dibawah 1.1%.
30.0
JUMLAH ANAK LAKI-LAKI & PEREMPUAN YANG ADA DALAM RUMAH
PRESENTASE (%)
25.0 20.0 15.0 25.8 20.5 17.9
10.0 5.0
11.6 6.9
6.3 4.6
1.9 0.8 1.2 1.1 0.4 0.2 0.3 0.2 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.1 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 % 6.9 17. 25. 20. 11. 6.3 4.6 1.9 0.8 1.2 1.1 0.4 0.2 0.3 0.2 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.1 0.1
0.0
Gambar 3.7 Diagram Umur Anak Laki-laki dan Anak Perempuan Responden N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak B.7. Jumlah anak perempuan dengan kelompok umur Berdasarkan gambar diatas, untuk jumlah anak laki-laki dan anak perempuan responden yang berusia 2 tahun yaitu sebesar 25.8%, diikuti responden yang memiliki anak laki-laki dan perempuan umur 3 tahun sebanyak 20.5%. Responden yang memiliki anak laki-laki dan perempuan berumur 1 tahun sebanyak 17.9%. Disusul responden yang memiliki anak umur 4 Tahun sebanyak 11.6 % serta responden yang memiliki anak laki-laki dan anak perempuan umur 0 tahun sebanyak 6.9%. Untuk responden yang memilki anak laki-laki dan anak perempuan berumur antara 6 – 21 tahun presentasinya dibawah 4.6%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 13
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
BAB IV HASIL SURVEY EHRA KOTA JAYAPURA TAHUN 2012 Pelaksanaan Survei EHRA dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi kondisi terkini sarana sanitasi yang ada ditingkat masyarakat serta perilaku masyarakat terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Indikator penentuan tingkat resiko kesehatan masyarakat didasarkan pada: 1) sumber air, 2) pembuangan air limbah domestik, 3) pengelolaan sampah rumah tangga, 4) genangan air dan 5) perilaku hidup bersih dan sehat.
4.1 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Sampah merupakan masalah yang sangat memprihatinkan terutama sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga yang semakin hari semakin komplek permasalahannya dan tidak bisa ditangani dengan sistem persampahan yang ada. Maka untuk menangani limbah sampah rumah tangga terutama pada skala kota perlu adanya peran serta masyarakat. Pengelolaan sampah sangat penting dilakukan ditingkat rumah tangga dengan melakukan pemilahan sampah dan pemanfaatan atau penggunaan ulang sampah, misalnya sampah dijadikan bahan baku kerajinan atau dijadikan kompos. Seperti yang telah dilakukan di Kelurahan Hamadi dimana sampah rumah tangga dikelola oleh ibu rumah tangga selaku pengelola sampah tingkat rumah tangga. Permasalahan persampahan yang dipelajari dalam survei EHRA antara lain: 1) cara pembuangan sampah, 2) frekuensi dan pendapat tentang ketepatan pengangkutan sampah bagi rumah tangga yang menerima layanan pengangkutan sampah, 3) praktek pemilahan sampah dan 4) penggunaan wadah sampah sementara di rumah. Sisi layanan pengangkutan juga dilihat dari aspek frekuensi atau kekerapan dan ketetapan waktu pengangkutan. Sebuah rumah tangga yang menerima pelayanan pengangkutan sampah, tetap memiliki resiko kesehatan tinggi bila frekuensi pengangkutan sampah terjadi lebih lama dari satu minggu sekali. Ketepatan pengangkutan sampah digunakan untuk menggambarkan seberapa konsisten ketetapan tentang frekuensi pengangkutan sampah yang berlaku. Enumerator dalam kegiatan Survei EHRA diwajibkan untuk mengamati wadah penyimpanan sampah di rumah tangga. Berikut adalah pemaparan secara rinci data yang diperoleh tentang pengelolaan sampah rumah tangga ditingkat kelurahan/kampung di Kota Jayapura.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 14
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
KONDISI SAMPAH DILINGKUNGAN RUMAH 40.0
20.0
38.2 24.3
29.1
32.0 14.6
10.6
14.3
0.0
5.8
13.3
Gambar 4.1 Diagram Kondisi Sampah di Lingkungan N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak C.1. Kondisi Sampah di Lingkungan Berdasarkan gambar diatas, banyaknya sampah dilingkungan sebesar 38.2%, banyak lalat berkembang biak disampah sebesar 24.3%, tikus yang berkeliaran sebesar 29.1%, banyaknya nyamuk dilingkungan sebesar 32.0%. Untuk sampah yang menyumbat saluran sebesar 14.3%. Selain hal tersebut diatas, responden yang menyatakan tidak ada masalah dengan sampah hanya sebesar 13.3%.
PENGELOLAAN SAMPAH RESPONDEN 52.8
PRESENTASE (%)
60.0 50.0 40.0 30.0 10.0 0.0
20.5
16.6
20.0 0.7
Dikum pulkan oleh kolekt or inform al yang men… Series1 0.7
0.4 Dikum Dibaka Dibua pulkan r ng ke dan dalam dibua lubang ng ke dan TPS ditutu p denga n… 52.8 16.6 0.4
1.6 Dibua Dibua ng ke ng ke dalam sungai lubang /kali/l tetapi aut/da tidak nau ditutu p deng… 1.6 20.5
0.2 Dibiar kan saja sampa i memb usuk
0.2
6.8
0.3
0.1
Dibua Lainng ke lain lahan koson g/keb un/hu tan dan dibia… 6.8 0.3
Tidak tahu
0.1
Gambar 4.2 Diagram Pengelolaan Sampah
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 15
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal C.2. Pengelolaan Sampah di Rumah Tangga Berdasarkan gambar diatas, pada umumnya pengelolaan sampah responden di Kota Jayapura dilakukan secara kolektif. Sebagian besar responden mengumpulkan sampah dan dibuang ke tempat sampah sebesar 52.8%. Responden lainnya membuang sampah ke sungai, kali, laut dan danau sebesar 20.5%. Untuk sampah yang dibakar sebesar 16.6%. Responden yang membuang sampah kelahan kosong sebesar 6.8%. Dikumpulkan oleh kolektor informal sebesar 0.7%, dibuang ke dalam lubang dan ditutup sebesar 0.4%, responden yang menjawab lain-lain sebesar 0.3%, dibiarkan saja sebesar 0.2% dan resposnden yang tidak tahu sebesar 0.1%.
PEMILAHAN SAMPAH RESPONDEN 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
A. Sampah organik/sampah basah
71.4
B. Plastik 14.3
A. Sampah organik/sampah basah
B. Plastik
Gambar 4.3 Diagram Pemilahan Sampah Rumah Tangga N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal C.3. Pengelolaan Sampah di Rumah Tangga Berdasarkan gambar diatas, pengelolaan sampah di rumah tangga, sebagian responden telah melakukan pemilahan sampah organik (basah) dan non organik (kering). Dengan persentase responden sampah organik/sampah basah sebesar 71.4% dan sampah plastik sebesar 14.3%.
INTENSITAS PETUGAS MENGANGKUT SAMPAH 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
57.1
Tiap hari
Tiap hari 42.9
Beberapa kali dalam seminggu
Beberapa kali dalam seminggu
Gambar 4.4 Diagram Intensitas Petugas Mengangkut Sampah
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 16
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal C.4. Intensitas Petugas Mengangkut sampah. Berdasarkan gambar diatas, frekuensi layanan pengangkut sampah di Kota Jayapura sebagian besar dilakukan setiap hari dengan jumlah responden sebesar 57.1%. Responden beberapa kali dalam seminggu sebesar 42.9%.
PENGANGKUTAN SAMPAH 45.0 40.0 35.0 30.0 25.0
Tepat waktu 42.9
Sering terlambat
42.9
20.0 15.0
Tidak tahu
10.0 5.0
14.3
0.0 Tepat waktu
Sering terlambat
Tidak tahu
Gambar 4.5 Diagram Frekuensi Layanan Mengangkut Sampah N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal C.5. Layanan Angkutan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan gambar diatas, waktu layanan angkutan sampah di Kota Jayapura berbanding lurus yaitu sebesar 42.9% responden menajawab tepat waktu dan sering terlambat. Responden sebanyak 14.3% menjawab tidak tahu.
LAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH DIBAYAR
57.1 42.9
60.0
Ya 40.0
Tidak
20.0
%
0.0 Ya
Tidak
Gambar 4.6 Diagram Biaya Layanan Angkutan Sampah
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 17
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal C.6. Layanan Pengangkutan Sampah Rumah Tangga di Bayar. Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden menjawab membayar retribusi layanan angkutan sampah sebesar 57.1%. Responden lain menjawab tidak membayar sebesar 42.9%.
BIAYA IURAN SAMPAH 24.3
25.0
21.7
PRESENTASE (%)
20.0
13.9
15.0
9.6
10.0 6.1 5.0
4.3
3.5 0.9
0.9
1.7
2.6
1.7
0.9 0.9
3.5 0.9 0.9
0.9 0.9
0.0
0 250 200 250 300 500 100 150 200 300 400 500 600 750 800 100 150 250 350 0 0 0 0 00 00 00 00 00 00 00 00 00 000 000 000 000 % 3.5 0.9 13. 24. 0.9 1.7 2.6 1.7 21. 0.9 0.9 4.3 6.1 0.9 0.9 9.6 3.5 0.9 0.9
Gambar 4.7 Diagram Biaya Iuran Sampah N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal C.7. Biaya Iuran Sampah Rumah Tangga Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden membayar retribusi layanan angkutan sampah sebesar Rp. 2,500/bulan dengan presentase 24.3%. Sebagian lainnya membayar retribusi sampah sebesar Rp. 2,000/bulan dengan presentase 21.7%.
Presentse (%)
Wadah Sampah di Dapur 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
41.2 19.9
23.0
16.8 6.2
6.0
A. Kantong plastik tertutup B. Kantong plastik terbuka C. Keranjang sampah terbuka D. Keranjang sampah tertutup E. Lainnya F. Tidak ada
Ketersediaan Wadah Tempat Sampah
Gambar 4.8 Diagram Pengamatan Wadah Tempat Sampah
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 18
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal C.7. Ketersediaan Tempat Sampah di Dapur Berdasarkan gambar diatas, hasil pengamatan sebagian besar responden memilih wadah tempat sampah dari kantong plastik terbuka sebesar 41.2%, kantong plastik tertutup sebesar 19.9%, keranjang sampah sebesar terbuka sebesar 16.8%, keranjang sampah tertutup sebesar 6.2%. Sedangkan yang tidak meyediakan wadah tempat sampah sebesar 23.0%.
Presentase (%)
Pengelolaan Sampah 45.0 40.0 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
44.5
22.3 15.6 0.8
4.5
8.2 1.6
0.5
2.0
Pengelolaan Sampah
Gambar 4.9 Diagram Pengamatan Pengelolaan Sampah N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal C.7. Pengelolaan Sampah Halaman Berdasarkan gambar diatas, hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian responden mengumpulkan sampah dalam keranjang permanen sebesar 44.5%, dibuang ke sungai/danau/laut sebesar 22.3%, langsung dibakar sebesar 5.6%.
4.2 Pembuangan Air Limbah Domestik Praktek BAB di tempat yang kurang memadai merupakan salah satu faktor meningkatnya resiko status kesehatan masyarakat, selain mencemari tanah dan sumber air minum warga. Tempat BAB yang tidak memadai bukan hanya tempat BAB di ruangterbuka seperti sungai/kali/got/kebun tetapi juga menggunakan sarana jamban di rumah yang mungkin dianggap nyaman, tapi sarana penampungan dan pengolahan tinjanya tidak memadai, misal tidak kedap air dan berjarak terlalu dekat dengan sumber air minum. Pembuangan tinja anak menurut masyarakat umumnya dianggap sepele. Kotoran/tinja anak dianggap berbeda dengan tinja orang dewasa, kotoran anak dianggap tidak berbahaya dan bisa dibuang kemana saja, termasuk ke ruang terbuka seperti sungai, parit, tanah lapang ataupun keranjang tempat sampah rumah tangga.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 19
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Anggapan seperti ini sangat keliru karena pembuangan tinja baik anak maupun orang dewasa adalah salah satu masalah sanitasi yang perlu diperhatikan karena sangat berbahaya dan dapat mencemari lingkungan dengan berbagai patogen penyebab penyakit yang terkandung di dalamnya. Survei EHRA melakukan sejumlah wawancara kepada responden yang terkait dengan kondisi sarana dan prasarana jamban serta kebiasaan masyarakan melakukan BAB. Selain itu enumerator diwajibkan melakukan pengamatan pada bangunan fisik jamban/WC.
TEMPAT BAB 77.6 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter 10.6 7.2
6.2
D. Ke sungai/pantai/laut 0.3
0.0
0.1
0.6
0.1
E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya, I. Tidak tahu
Gambar 4.10 Diagram Tempat Anggota Keluarga Dewasa BAB N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak D.1. Tempat anggota keluarga dewasa BAB Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden menyatakan bahwa orang dewasa melakukan BAB di jamban milik pribadi sebanyak 77.6%, di MCK/WC umum sebanyak 10.6%, di WC helikopter sebanyak 7.2%, ke sungai/pantai/laut sebanyak 6.2%, ke kebun/pekarangan sebanyak 0.3%, ke selokan/parit/got sebanyak 0.0%, ke lubang galian sebanyak 0.1%, lainnya sebanyak 0.6 % dan responden yang menjawab tidak tahu 0.1%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 20
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
ANGGOTA KELUARGA BAB DITEMPAT TERBUKA K. Tidak ada
72.2
0.7
I. Masih ada tapi tidak jelas siapa
3.1 3.0 2.7 3.0 1.8 2.8 3.6 5.0
G. Laki-laki tua E. Laik-laki dewasa C. Remaja laki-laki A. Anak laki-laki umur 5-12 tahun 0.0
13.8
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
A. Anak laki-laki umur 5-12 tahun
B. Anak perempuan umur 5-12 tahun
C. Remaja laki-laki
D. Remaja Perempuan
E. Laik-laki dewasa
F. Perempuan dewasa
G. Laki-laki tua
H. Perempuan tua
I. Masih ada tapi tidak jelas siapa
J. Lainnya,
70.0
80.0
K. Tidak ada
Gambar 4.11 Diagram Anggota Keluarga yang BAB di Tempat Terbuka N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak D.2. Tempat orang di luar keluarga BAB Berdasarkan gambar diatas, responden menyatakan bahwa tidak ada anggota yang melakukan BAB ditempat terbuka sebanyak 72.2%. Responden yang menyatakan anggota keluarganya masih ada yang BAB ditempat terbuka tapi tidak jelas dimana sebanyak 13.8%. Laki-laki dewasa yang BAB ditempat terbuka sebanyak 3.0%, anak perempuan umur 5-12 tahun sebesar 3.6% dan anak laki-laki umur 5-12 tahun sebesar 5.0%.
Jenis kloset yang pakai Responden 100.0
75.7
50.0
5.9
0.8
3.7
13.9
0.0 Kloset jongkok leher angsa
Kloset duduk siram leher angsa
Plengsengan
Cemplung
Tidak punya kloset
Gambar 4.12 Diagram Jenis Kloset N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal D.3. Jenis Kloset yang digunakan
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 21
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan gambar diatas, jenis kloset yang digunakan oleh responden berupa kloset jongkok leher angsa sebanyak 75.7%, tidak mempunyai kloset 13.9%, kloset duduk siram leher angsa sebanyak 5.9%, cemplung sebanyak 3.7% dan plengsengan sebanyak 0.8%.
Tempat Penyaluran Buangan Tinja 60.0
55.0
50.0 40.0 30.0
21.9
16.2
20.0 1.1
10.0
1.0
0.4
0.2
3.9
0.3
0.0 Tangki septik
Pipa sewer
Cubluk/lobang tanah
Langsung ke drainase
Sungai/danau/pantai
Kolam/sawah
Kebun/tanah lapang
Tidak tahu
Lainnya
Gambar 4.13 Diagram Tempat Penyaluran Buangan Tinja N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal D.4. Tempat Penyaluran Buangan akhir tinja Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden telah menggunakan tempat penyaluran buangan akhir tinja berupa tangki septik sebesar 55.0%, disalurkan ke pipa sewer sebesar 1.1%, dialurkan ke cubluk/lubang tanah sebesar 16.2%, disalurkan ke saluran drainase sebesar 1.0%, disalurkan ke sungai/danau/pantai/laut 21.9%, dibuang ke kolam/sawah 0.4%, kebun atau tanah lapang sebesar 0.2%, sedangkan responden yang menjawab tidak tahu sebesar 3.9% dan lainnya sebesar 0.3%.
Waktu Pembuatan Tangki Septik 40.0
28.4 20.7
30.0 15.5
20.0 10.0
31.1
4.4
0.0 0-12 bulan yang lalu
1-5 tahun yang lalu
Lebih dari 5-10 tahun yang lalu
Lebih dari 10 tahun
Tidak tahu
Gambar 4.14 Diagram Waktu Pembuatan Tangki Septik N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal D.5. Kapan waktu pembuatan tangki septik
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 22
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan gambar diatas sebagian besar responden membangun tangki septik tanpa mengetahui kapan dibuat yaitu sebesar 31.1%, lebih dari 10 tahun sebesar 28.4%, lebih dari 5-10 tahun lalu sebesar 20.7%, 1-5 tahun lalu sebesar 15.5% dan 0-12 bulan lalu sebesar 4.4%.
Kapan Tangki Septik Terakhir Dikosongkan 49.5
Presentase (%)
50.0 40.0
0-12 bulan yang lalu
30.0 20.0
19.6
15.3 8.4
4.5
10.0
1-5 tahun yang lalu > 5-10 tahun yang lalu
2.7
> 10 tahun
0.0 0-12 1-5 > 5-10 > 10 bulan tahun tahun tahun yang lalu yang lalu yang lalu
Tidak pernah
Tidak tahu
Tidak pernah Tidak tahu
Kapan Tangki Septik Terakhir diKosongkan
Gambar 4.15 Diagram Waktu Terakhir Tangki Septik Dikosongkan N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal D.6. Kapan tangki septik terakhir dikosongkan Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar tangki septik milik responden tidak pernah dikosongkan sebanyak 49.5%. Sementara tangki septik yang terakhir dikosongkan antara 1-5 tahun yang lalu sebesar 15.3%, antara 510 tahun yang lalu sebesar 4.5% dan belum ada 1 tahun sebanyak 8.4%. Selain itu responden yang menjawab tidak tahu sebesar 16.6%.
Personil yang Mengosongkan Tangki Septik 60.0
53.2
50.0
40.6
40.0
Layanan sedot tinja Membayar tukang
30.0
Dikosongkan sendiri
20.0
4.7
10.0
Tidak tahu
1.4
0.0 Layanan sedot tinja
Membayar tukang
Dikosongkan sendiri
Tidak tahu
Gambar 4.16 Diagram Personil yang Mengosongkan Tangki Septik N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal D.7. Siapa yang mengosongkan tangki septik
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 23
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan gambar diatas, sebagian responden menggunakan jasa orang lain untuk mengosongkan tangki septik, yaitu dengan menggunakan jasa truk sedot tinja sebanyak 53.2% dan membayar tukang sebanyak 4.7%, sedangkan sebagian kecil tangki septik bersih sendiri karena dilanda banjir sebanyak 1.4% dan responden yang menjawab tidak tahu sebanyak 40.6%.
Pembuangan Lumpur Tinja Dibuang pada Saat Tangki Septik Dikosongkan 93.2
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0
4.0
2.2
0.4
0.4
0.0 Sungai, sungai kecil
Dikubur di halaman
Dikubur di tanah orang lain
Lainnya
Tidak tahu
Gambar 4.17 Diagram Pembuangan Lumpur Tinja N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal D.8. Tempat Pembuangan Lumpur Tinja saat Tangki Septik dikosongkan Berdasarkan gambar di atas tempat lumpur tinja dibuang saat tangki septik dikosongkan, responden yang menjawab membuang ke sungai, sungai kecil, selokan/parit, kolam/empang, saluran drainase sebesar 4.0%, dikubur di halaman 0.4%, dikubur di tanah orang 2.2%, belum pernah dibuang (lainnya) 0.4% dan yang menjawab tidak tahu 93.2%.
Intensitas Anak Balita di Rumah Masih Terbiasa BAB di Tempat Terbuka 45.7
50.0 40.0
28.3
30.0 20.0
11.3
14.7
10.0 0.0 Ya, sangat sering
Ya, kadang-kadang
Tidak biasa
Tidak tahu
Gambar 4.18 Diagram Intensitas Anak-anak BAB di Tempat Terbuka N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal D.9. Intensitas Anak-anak BAB di tempat terbuka
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 24
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan gambar diatas, intensitas anak balita yang masih terbiasa buang air besar dilantai sebesar 11.3%, responden yang mengatakan kadang-kadang sebesar 14.7%, tidak biasa buang air besar dilantai/kebun sebesar 45.7% dan responden yang menjawab tidak tahu sebesar 28.3%.
Tempat Pembuangan Tinja Anak 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
55.2 Ke WC/Jamban
25.5 7.6
Ke tempat sampah
9.9 1.3
0.5
Ke kebun/pekarangan/jalan Ke sungai/selokan/got Lainnya Tidak tahu
Gambar 4.19 Diagram Tempat Pembuangan Tinja Anak N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal D.10. Tempat pembuangan tinja Anak Berdasarkan gambar diatas, tempat pembuangan tinja anak di WC/Jamban sebanyak 25.5%, di tempat sampah sebanyak 7.6%, di kebun/pekarangan/jalan sebanyak 1.3%, di tempat lainnya sebanyak 0.5% dan responden yang menjawab tidak tahu sebanyak 55.2%.
4.3 Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir Kondisi saluran air rumah tangga merupakan indikator yang menjadi peranan penting pada Survei EHRA, karena saluran air yang tidak memadai beresiko memunculkan penyakit terutama demam berdarah
dan malaria. Dalam pelaksanaan Survei EHRA masalah saluran air menjadi pengamatan tersendiri yang dilakukan oleh enumerator dengan mengamati keberadaan saluran air di sekitar rumah responden. Saluran air yang dimaksud adalah yang digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah tangga. Enumerator juga mengamati dari dekat apakah air di saluran itu mengalir, apa warna airnya, dan melihat apakah terdapat tumpukan sampah di dalam saluran air itu. Sedangkan saluran air yang memadai ditandai dengan aliran air yang lancar, warna air cenderung bening atau bersih, dan tidak adanya tumpukan sampah di dalamnya.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 25
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Kepemilikan SPAL Responden
Presentase (%)
80.00
67.87
Gambar 4.20 Diagram Kepemilikan SPAL
60.00
N= 1.000, bobot,40.00 Filter- wawancara, jawaban tunggal E.1. Kepemilikan SPAL
32.13
20.00
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki SPAL sebanyak 67.87%, dan tidak 0.00 memiliki SPAL sebesar 32.13%. Ya Tidak ada Kepemilikan SPAL
Resiko Banjir Rumah Responden 69.9 70 60 50 40 30 20 10 0
Tidak pernah Sekali dalam setahun
12.2
Beberapa kali dalam
15.1 1.2
Tidak pernah
Sekali dalam setahun
1.6
Beberapa Sekali atau Tidak tahu kali dalam beberapa dalam sebulan
Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu
Gambar 4.21 Diagram Resiko Banjir N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal E.2. Resiko Banjir Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden merasa tidak terancam dengan resiko banjir pada rumahnya sebanyak 69.9%, terjadi banjir dalam setahun sebanyak 12.2%. Untuk kejadian banjir yang terjadi beberapa kali dalam setahun sebanyak 15.1%, sedangkan sekali atau beberapa kali banjir dalam sebulan sebanyak 1.2%. Adapun yang menjawab tidak tahu sebanyak 1.6%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 26
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Presentase (%)
Rutinitas Banjir di Rumah Responden
60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
57.81 42.19
Ya
Tidak Rutinitas Terjadinya Banjir
Gambar 4.22 Diagram Rutinitas Banjir N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal E.3. Rutinitas Banjir Berdasarkan gambar diatas, rutinitas kejadian banjir di rumah responden sebanyak 42.19%, sedangkan kejadian banjir tidak rutin sebanyak 57.81% dari total responden.
Banjir Terakhir di Rumah Responden 56.48
Presentase (%)
60.00 43.19
50.00 40.00
Ya
30.00
Tidak
20.00
Tidak tahu
10.00
0.33
0.00 Ya
Tidak
Tidak tahu
Air Memasuki Rumah Responden
Gambar 4.23 Diagram Kejadian Banjir N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal E.4. Kejadian Banjir Terakhir Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden yang menjawab mengetahui kapan terakhir banjir terjadi sebanyak 56.48%, tidak mengetahui kapan banjir terjadi sebanyak 43.19% dan responden yang tidak tahu sebanyak 0,33%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 27
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Presentase (%)
Tinggi Air Masuk Rumah Terakhir kali Banjir 33.92 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00
30.41 12.87
Setumit orang dewasa 8.77
9.94 2.92
Setengah lutut orang dewasa
1.17
Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Sebahu orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Tinggi Air
Gambar 4.24 Diagram Tinggi Air Genangan Banjir N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal E.4. Tinggi Genangan Banjir Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden menjawab tinggi genangan banjir di rumah responden sebagian besar setumit orang dewasa sebesar 33.92%, setengah lutut orang dewasa 30.41%, selutut orang dewasa 12.87%, sepinggang orang dewasa 8.77%, sebahu orang dewasa 2.92%, lebih tinggi dari orang dewasa 9.94%, serta responden yang menjawab tidak tahu sebesar 1.17%.
Presentase (%)
Akibat Banjir Kamar Mandi/WC Responden Terendam 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
48.54 15.20
16.96
15.20
4.09
Disaat Banjir Merendam k.Mandi/WC
Gambar 4.25 Diagram Rendaman Akibat Banjir N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal E.5. Rendaman Akibat banjir Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sebagian responden menjawab akibat banjir kamar mandi/WC responden juga tergenang air sebesar 48.54%, kadang-kadang terendam sebesar 16.96%, tidak pernah terendam dan sebagian terendam sebesar 15.20%. Serta responden yang tidak tahu sebesar 4.09%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 28
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Waktu Air Banjir Mengering
Presentase (%)
30.00 25.00 20.00 15.00
26.90
23.98
20.47
10.00
11.70
9.94
5.00
7.02
0.00 Kurang Antara 1 dari 1 jam 3 jam
Setengah hari
Satu hari
Lebih dari Tidak tahu 1 hari
Waktu untuk Air Banjir Mengering
Gambar 4.26 Diagram Genangan Air Mengering N= 1.000, bobot, Filter- Pengamatan, keterangan tunggal E6 3.1. Genangan air Mengering Genangan air di halaman atau di bagian depan rumah tentu dapat menggangu kenyaman bagi pemilik rumah. Kondisi halaman atau bagian rumah haruslah bersih dari genangan air guna menjaga kenyaman dan mengurangi banjir karena genangan air yang banyak bisa juga di sebut banjir. Berdasarkan gambar diatas, kondisi halaman atau bagian depan rumah yang tergenang akan kering dalam setengah hari sebesar 26.90%, kering dalam satu hari sebesar 23.98%, kering dalam waktu 1-3 jam sebesar 20.47%, kering dalam waktu lebih dari 1 hari sebesar 11.70%, kering dalam waktu kurang dari 1 jam sebesar 9.94% dan responden yag menjawab tidak tahu sebesar 7.02%.
Presentase (%)
Genangan Air 84.4
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0
15.6
Ya
Tidak
EO.3.1 Amati, apakah halaman/bagian depan rumah bebas dari genangan air?
Gambar 4.27 Diagram Genangan Air N= 1.000, bobot, Filter- Pengamatan, keterangan tunggal E6 3.2. Genangan air
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 29
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan gambar diatas, kondisi halaman atau bagian depan rumah yang telah bersih dari genangan air sebanyak 15.6%, sedangkan kodisi halaman atau bagian depan rumah yang masih terdapat genangan air sebanyak 84.4%.
Tempat Air Tergenang 70.0
65.4
Presentase (%)
60.0 50.0 40.0
27.6
26.3
30.0 20.0
7.7
10.3
10.0 0.0 A. Dihalaman rumah
B. Di dekat dapur
C. Di dekat D. Di dekat bak kamar mandi penampungan
E. Lainnya
Gambar 4.28 Diagram Tempat Genangan Air N= 1.000, bobot, Filter- Pengamatan, keterangan tunggal E6 3.2. Tempat Genangan air Saluran air yang tidak berfungsi dengan baik dapat menimbulkan genangan air. Dari gambar diatas, genangan air ini bisa terjadi dibeberapa tempat di sekitar rumah seperti di halaman rumah 65.4%, di dekat dapur 26.3%, di dekat kamar mandi 27.6%, di dekat bak penampungan 7.7%, dan di tempat-tempat lainnya 10.3%.
Penyebab Genangan Air 60.0
Presentase (%)
50.0
51.3 40.4
39.7
40.0 30.0 14.1
20.0 5.8
10.0 0.0 A. Air limbah kamar mandi
B. Air limbah dapur
C. Hujan
D. Air limbah lainnya
E. Tidak tahu
Gambar 4.29 Diagram Penyebab Genangan Air N= 1.000, bobot, Filter- Pengamatan, keterangan tunggal EO 3.3. Penyebab Genangan Air
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 30
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Genangan air yang terjadi di sekitar rumah dapat disebabkan oleh beberapa faktor penyebab seperti air limbah kamar mandi, air limbah dapur, air hujan, atau air limbah lainnya. Air limbah kamar mandi menjadi salah satu penyebab asal genangan air. Dari gambar diatas, sebagian genangan air disebabkan karena intensitas curah hujan yang cukup tinggi sebanyak 51.3% dan yang disebabkan oleh air limbah mandi sebanyak 39.7% dan penyebab genangan berupa limbah dapur sebesar 40.4%.
Kebersihan Benda Penyebab Genangan Air
Presentase (%)
79.7 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
20.3
Ya, halaman bersih dari Tidak, halaman penuh benda dengan benda EO.3.4 Amati, Apakah halaman bersih dari benda yg dapat menyebabkan air tergenang
Gambar 4.30 Diagram Kebersihan Benda Penyebab Genangan Air N= 1.000, bobot, Filter- Pengamatan, keterangan tunggal EO 3.4. Kebersihan benda penyebab genangan air Genangan air yang terjadi disekitar rumah dapat disebabkan oleh ada tidaknya benda-benda penyebab air tergenang di tempat-tempat saluran air. Benda-benda itu bisa seperti ban bekas, kaleng, panic ataupun ember. Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden yang menyatakan halaman bersih dari benda-benda penyebab terjadinya genangan air sebanyak 79.7%, sedangkan responden yang mengatakan masih ada atau halaman penuh dengan benda-benda yang penyebab genangan air sebanyak 20.3%.
Saluran Air Dekat Rumah 51.5
Presentase (%)
60.0 50.0
35.9
40.0 30.0 12.6
20.0 10.0 0.0 Ya, terbuka
Ya, tertutup, tidak terlihat
Tidak, tidak terlihat
EO.3.5 Amati, Apakah anda dapat melihat saluran air hujan dekat rumah
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 31
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Gambar 4.31 Diagram Kondisi Saluran Air N= 1.000, bobot, Filter- Pengamatan, keterangan tunggal EO 3.5. Kondisi saluran air di dekat rumah Pembuatan saluran air di dekat rumah dirasa sangat penting guna mencegah terjadinya genangan air yang dapat menyebabkan banjir. Saluran air hujan atau air limbah dapat mempermudah proses pembuangan air ke tempatnya. Berdasarkan gambar diatas, sebanyak 51.5% terdapat saluran air hujan dan air limbah yang terbuka dan dapat dilihat di dekat rumah, sedangkan saluran air di sekitar rumah yang tidak terlihat sebanyak 35.9%. Sementara itu kondisi saluran air hujan atau air limbah yang tertutup sebanyak 12.6%.
Air Mengalir di Saluran Presentase (%)
59.5 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
31.6 6.2 Ya
Tidak
2.7 Tidak dapat dipakai, saluran kering
Tidak ada saluran
EO.3.6 Amati, apakah air di saluran dapat mengalir?
Gambar 4.32 Diagram Kondisi Fungsi Saluran Air N= 1.000, bobot, Filter- Pengamatan, keterangan tunggal EO 3.6. Kondisi Fungsi Saluran Air Saluran air yang ada di sekitar rumah harus dapat dipastikan berfungsi baik agar limbah-limbah air ini dapat mengalir dengan baik sehingga tidak menimbulkan genangan air dan banjir. Berdasarkan gambar diatas, sebanyak 59.5% saluran air yang ada berfungsi dengan baik dan 31.6% tidak ada saluran. Sementara itu jumlah saluran yang tidak berfungsi 2.7% dan tidak ada saluran sebanyak 6.2%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 32
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Kebersihan Saluran Air 36.5
40.0
31.9
Presentase (%)
35.0 30.0
Tidak bersih dari sampah, tapi masih dapat mengalir
24.3
25.0
Tidak bersih dari sampah, saluran tersumbat
20.0 15.0 10.0 5.0
Ya, bersih atau hampir selalu bersih
4.9
2.4
Tidak bersih dari sampah, tapi saluran kering Tidak ada saluran
0.0 Kebersihan Saluran
Gambar 4.33 Diagram Kebersihan Saluran Air N= 1.000, bobot, Filter- Pengamatan, keterangan tunggal EO 3.7. Kondisi Kebersihan Saluran Air Sampah yang menumpuk di saluran air dapat menyebabkan limbah air tidak dapat mengalir dengan baik ke tempat pembuangan. Hal ini tentunya akan menganggu kelancaran air dan akan mengakibatkan genangan air atau banjir. Berdasarkan gambar diatas, sebanyak 24.3% saluran air yang ada selalu bersih dari sampah, sebanyak 36.5% saluran air tidak bersih dari sampah tetapi air masih dapat mengalir. Saluran air yang tidak bersih dari sampah dan saluran yang tersumbat ada 4.9%. Saluran air yang tidak bersih dari sampah tetapi saluran airnya kering sebanyak 2.4% dan sebanyak 31.9% tidak ada saluran air. Saluran air nampaknya perlu di benahi dan dibersihkan dari sampah-sampah dan membuat lagi saluran-saluran air yang di tempat-tempat yang belum ada saluran airnya.
4.4 Sumber Air Air merupakan kebutuhan utama dari setiap individu dan masyarakat. Kecukupan air dan kualitasi air akan sangat berpengaruh terhadap individu masyarakat dan kesehatan lingkungan. Jenis-jenis sumber air memiliki tingkat keamanannya tersendiri terutama sumber air minum yang secara global dinilai sebagai sumber yang relatif aman, seperti air ledeng/PDAM, sumbur bor, sumur gali terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan (yang ditangkap, dialirkan dan disimpan secara bersih dan terlindungi). Sumber-sumber air minum yang dianggap memiliki resiko yang lebih tinggi sebagai media transmisi patogen ke dalam tubuh manusia yaitu sumur atau mata air yang tidak terlindungi dan air permukaan seperti air kolam, sungai, parit ataupun irigasi. Menurut pakar higinitas bahwa suplai air yang memadai merupakan salah satu faktor yang mengurangi resiko terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare. Dari sejumlah studi yang telah dilakukan oleh beberapa pakar menginformasikan bahwa mereka yang memiliki suplai air yang memadai cenderung memiliki resiko terkena diare yang lebih rendah, hal ini disebabkan karena sumber air yang memadai cenderung memudahkan kegiatan higinitas secara lebih teratur, dan sebaliknya kelangkaan air dapat dimasukkan sebagai
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 33
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
salah satu faktor resiko (tidak langsung) bagi terjadinya kesakitan-kesakitan seperti gejala diare atau kesakitan yang disebabkan oleh air lainnya. Secara umum, sumber air yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kota Jayapura berasal dari 3 (tiga) sumber air minum utama yaitu: 1) sumur yang terdiri dari sumur dalam dan sumur gali, 2) air ledeng PDAM dan 3) mata air.
Presentase (%)
Botol Kemasan 8.0 7.0 6.0 5.0 4.0 3.0 2.0 1.0 0.0
7.5
0.9 Minum
0.3
1.1
0.3
Masak
Cuci Cuci pakaian piring&gelas) Penggunaan Air Botol Kemasan
Gosok gigi
Gambar 4.34 Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.a. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden menggunakan air botol dalam kemasan untuk minum sebanyak 75%, sebagian lagi untuk masak sebesar 9%, mencuci pring dan gelas sebesar 3%, mencuci pakaian sebesar 3% dan gosok gigi sebesar 11%.
Air Isi Ulang Presentase (%)
50.0
42.9
40.0 30.0 20.0
13.3 5.0
10.0
7.2
5.0
0.0 Minum
Masak
Cuci piring & Cuci pakaian gelas Pemakaian
Gosok gigi
Gambar 4.35.Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.b. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 34
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden menggunakan air isi ulang untuk minum sebanyak 42,9%, sebagian kecil untuk masak, mencuci dan gosok gigi.
Air Ledeng dari PDAM/PROYEK/HIPPAM
Presentase (%)
50.0 40.0 30.0 20.0
42.0 29.2
37.3
36.2
35.9
10.0 0.0 Minum
Masak
Cuci Cuci pakaian piring&gelas
Gosok gigi
Pemakaian
Gambar 4.36.Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.c. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi Berdasarkan Gambar diatas, hampir sebagian besar responden secara merata menggunakan air ledeng untuk masak sebanyak 42,0%, minum sebanyak 29,2%, mencuci piring sebesar 37,3% dan gosok gigi sebanyak 36,2%. Sedangkan untuk mencuci pakaian sebanyak 35,9%.
Air Dari Hidran Umum - PDAM
Presentase (%)
21.0 20.0 19.0
20.8
18.0 17.0
20.3
20.0
20.0
17.9
16.0 Minum
Masak
Cuci piring & Cuci pakaian gelas
Gosok gigi
Pemakaian
Gambar 4.37.Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.d. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 35
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, hampir sebagian besar responden secara merata menggunakan air dari Hidran Umum untuk masak sebanyak 20,8%, untuk minum sebanyak 17,9%, mencuci piring sebesar 20,3%, serta gosok gigi dan cuci pakaian sebanyak 20,0%.
Presentase (%)
Air dari Kran Umum - PDAM/Proyek 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0
3.7
3.8
3.6
2.7 1.5 Minum
Masak
Cuci piring & gelas
Cuci pakaian
Gosok gigi
Pemakaian
Gambar 4.38.Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.e. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi Berdasarkan Gambar diatas, hampir sebagian besar responden secara merata menggunakan air dari Kran Umum untuk cuci pakaian sebanyak 3,8%, mencuci piring dan gelas sebanyak 3,7%, gosok gigi sebanyak 3,6%, untuk keperluan memasak sebesar 2,7% dan untuk keperluan minum sebanyak 1,5%.
Presentase (%)
Air dari Sumur Bor/Pompa Tangan 16.0 14.0 12.0 10.0 8.0 6.0 4.0 2.0 0.0
15.0
15.9
13.2
6.6 2.9 Minum
Masak
Cuci piring & gelas
Cuci pakaian
Gosok gigi
Pemakaian
Gambar 4.39.Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.f. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 36
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, hampir sebagian besar responden secara merata menggunakan air dari sumur bor atau pompa tangan untuk mencuci piring sebesar 15,9%, mencuci pakaian sebesar 15,9% dan gosok gigi sebanyak 13,2%, sedangkan untuk minum sebanyak 2,9% serta untuk masak sebesar 6,6%.
Air dari Sumur gali Terlindungi
Presentase (%)
5.0 4.0 3.0 4.5
2.0 1.0 0.0
5.0 3.6
2.4 0.7 Minum
Masak
Cuci piring & gelas
Cuci pakaian
Gosok gigi
Pemakaian
Gambar 4.40. Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.g. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi Berdasarkan Gambar diatas, hampir sebagian besar responden secara merata menggunakan air dari sumur gali yang terlindungi untuk mencuci pakaian sebanyak 5,0%, mencuci piring dan gelas sebanyak 4,5%, untuk gosok gigi sebanyak 3,6%, sedangkan untuk masak sebanyak 2,4% dan minum pakaian 0,7%.
Air dari Sumur Gali Tidak Terlindungi
Presentase (%)
1.0 0.8 0.6 0.8
0.4 0.2
0.3
0.9
0.7
0.4
0.0 Minum
Masak
Cuci piring & gelas
Cuci pakaian
Gosok gigi
Pemakaian
Gambar 4.41.Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.h. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 37
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, hampir sebagian besar responden secara merata menggunakan air dari sumur gali yang tidak terlindungi mencuci pakaian sebanyak 0,9%, cuci piring/gelas sebanyak 0,8%, menggosok gigi sebanyak 0,7% dan keperluan masak sebanyak 0,4%. Sedangkan untuk minum sebanyak 0,3%.
Air dari Mata Air Terlindungi
Presentase (%)
14.5 14.0 13.5 13.0
14.0
14.5
14.5
12.5 12.0
13.9
12.5
11.5 Minum
Masak
Cuci piring & gelas
Cuci pakaian
Gosok gigi
Pemakaian
Gambar 4.42. Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.i. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi Berdasarkan Gambar diatas, hampir sebagian besar responden secara merata menggunakan air dari mata air yang terlindungi untuk mencuci pakaian dan mencuci peiring/gelas 14,5%, untuk masak sebanyak 14,0% dan minum sebanyak 12,5%. Sedangkan untuk gosok gigi sebanyak 13,9%.
Presentase (%)
Air dari Mata Air Tidak Terlindungi 1.4 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
1.3
1.4
1.4
1.3
1.0
Minum
Masak
Cuci piring & gelas
Cuci pakaian
Gosok gigi
Pemakaian
Gambar 4.43. Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.j. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 38
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, hampir sebagian besar responden secara merata menggunakan air dari mata air yang tidak terlindungi untuk mencuci pakaian dan mencuci piring/gelas sebanyak 1,4%, untuk masak dan gosok gigi sebanyak 1,3%, dan untuk minum sebanyak 1,0%.
Presentase (%)
Air Hujan 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0
4.0 2.9 1.9
1.3
0.5 Minum
Masak
Cuci piring & gelas
Cuci pakaian
Gosok gigi
Pemakaian
Gambar 4.44. Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.k. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi Berdasarkan Gambar diatas, hampir sebagian besar responden menggunakan air dari hujan untuk mencuci pakaian 4,0%, untuk cuci piring/gelas sebanyak 2,9%, untuk memasak sebanyak 1,9%, untuk gosok gigi sebanyak 1,3% dan minum sebanyak 0,5%.
Air dari Sungai
Presentase (%)
0.3 0.3 0.2 0.3
0.2 0.2
0.1 0.1
0.1 0.0
0.2
0.0 Minum
Masak
Cuci piring & gelas
Cuci pakaian
Gosok gigi
Pemakaian
Gambar 4.45. Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.l. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 39
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, hampir sebagian besar responden menggunakan air dari sungai untuk mencuci pakaian 0,3%, untuk mencuci piring dan gosok gigi sebanyak 0,2%, untuk masak sebanyak 0,1% dan untuk keperluan minum sebanyak 0,0%.
Air dari Danau/Waduk
Presentase (%)
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
0.0 Minum
0.0 Masak
0.0 Cuci piring & gelas
0.0 Cuci pakaian
0.0 Gosok gigi
Pemakaian
Gambar 4.46.Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.m. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi Berdasarkan Gambar diatas, tidak ada responden yangmenggunakan air dari waduk/danau untuk mencuci pakaian, gosok gigi, minum dan masak masing-masing 0,0%.
Presentase (%)
Lainnya 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0
2.6
3.1
2.8
2.5
0.5 Minum
Masak
Cuci piring & gelas Pemakaian
Cuci pakaian
Gosok gigi
Gambar 4.47. Diagram Pemakaian sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak F.1.1.n. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 40
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, hampir sebagian besar responden secara merata menggunakan air yang berasal dari lain-lain sebanyak 0,5% sampai 3,1%.
Presentase (%)
Akses Mendapatkan Air 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
57.1
Tidak pernah
10.9
16.2
Beberapa jam saja
Satu sampai beberapa hari
11.3
3.5 Seminggu
1.0
Lebih dari Tidak tahu seminggu
Kebutuhan Air
Gambar 4.48. Diagram Mendapatkan Air N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal F.1.2. Volume kebutuhan Air Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden tidak mengalami kesulitan mendapatkan air sebesar 57,1%, mendapatkan air sampai beberapa hari sebesar 16,2%, lebih dari satu minggu sebanyak 11,3%, beberapa jam sebanyak 10,9% dan memerlukan waktu lebih dari seminggu sebanyak 11,3%. Sedangkan responden yang tidak tahu sebanyak 1,0%.
Kepuasan Responden Terhadap Kualitas Air
Presentase (%)
100.0
80.4
80.0 60.0 40.0
19.6
20.0 0.0 Ya
Tidak Kepuasan Responden
Gambar 4.49. Diagram Kepuasan Responden Terhadap kualitas air N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal F.1.3. Kepuasan Responden terhadap kualaitas air.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 41
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden yang menggunakan air merasa puas terhadap kualitas air yang didapatkannya yaitu sebesar 80,4%. Sedangkan responden yang tidak puas dengan kualitas air yang didapatkannya sebesar 19,6%.
Jarak Sumber Air Ke Penampungan Tinja
Presentase (%)
25.0 20.0 15.0 22.0
10.0
16.7 8.4
5.0 0.0
Kurang 10 m
Lebih 10 m
Tidak Tahu
Jarak Sumber Air ke Pembuangan Tinja
Gambar 4.50. Diagram Jarak sumber air dengan pembuangan tinja N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal F.1.4. Berapa jarak sumber air dengan pembuangan tinja Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden memiliki sumber air yang dikonsumsi dengan pembuangan tinja yang lebih dari 10 meter sebanyak 22,0%. Sedangkan yang berjarak kurang dari 10 meter sebanyak 8,4%.
Pengolahan Air Minum
Presentase (%)
80.0 60.0 40.0
77.6
20.0
22.4
0.0 Ya
Tidak
Pengolahan Air Minum Responden
Gambar 4.51. Diagram Pengolahan Air Minum N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal F.2.1. Apakah menyimpan air sebelum digunakan
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 42
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden melakukan pengolahan air sebelum dikonsusmsi sebanyak 77,6%, sementara responden yang tidak melakukan pengolahan air sebanyak 22,4%.
Presentase (%)
Proses Pengolahan Air Minum Responden 94.3 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0
1.2
3.9
0.5
Direbus
0.1
Ditambahkan kaporit Menggunakan filter keramik Lainnya Tidak tahu Pengolahan Air Minum
Gambar 4.52. Diagram Proses Pengolahan Air N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal F.2.4. Apakah air diolah sebelum diminum Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden melaakukan pengolahan air sebelum diminum yaitu dengan cara direbus sebanyak 94,3%, ditambahkan dengan kaporit sebanyak 1,2%, menggunakan filter keramik 0,5%.
Presentae (%)
Wadah Tempat Penyimpanan Air 40.0 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
36.6 28.1 Tidak disimpan
16.4 11.3 2.3
Ya, dalam Panci terbuka 3.4
1.8
0.1
Ya, dalam Panci dengan tutup Ya, dalam Teko/ketel/ceret Ya, dalam Botol/termos Ya, dalam Galon isi ulang Lainnya Tidak tahu
Wadah Penyimpanan Air
Gambar 4.53. Diagram Penyimpanan Air Minum N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal F.2.5. Proses pengolahan air untuk minum
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 43
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden melakukan penyimpanan air sebelum diolah sebanyak 36,6,1%, dalam panci dengan tutup sebanyak 28,1%, dalam gallon isi ulang sebanyak 16,4%, dalam botol/termos sebanyak 11,3%, 3,40% dalam wadah lainnya, 2,30% tidak disimpan, menyimpan air pada panic terbuka 1,80% dan sisanya sebanyak 1,1% tidak tahu.
Perilaku Responden Mengambil Air 100.0
50.0
69.2
12.1
11.3
6.6
0.8
0.0 Langsung dari dispenser
Dengan menggunakan gayung
Dengan menggunakan gelas
Lainnya
Tidak tahu
Gambar 4.54. Diagram Pengambilan Air N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal F.2.6. Kebiasaan Responden Mengambil Air Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden melakukan pengambilan air setelah proses pengolahan air dengan menggunakan gayung sebanyak 69,2%, sementara responden mengambil air dengan dispenser 12,1%, menggunakan gelas 11,3%.
Pengamatan
Sumber Air Minum K. Tidak ada J. Lainnya I. Ya, dari penjual air keliling H. Ya, dari kran umum PROYEK/HIPPAM G. Ya, dari hidran umum/kran umum PDAM F. Ya, dari sumur bor/pompa tangan mesin E. Ya, dari sumur bor/pompa tangan D. Ya, dari sumur gali yg tidak terlindungi C. Ya, dari sumur gali yg terlindungi B. Ya, air ledeng PDAM - tidak berfungsi A. Ya, air ledeng PDAM - berfungsi/mengalir
4.80 18.00 2.10 1.40 7.50 16.20 2.50 1.50 3.10 13.20 47.40 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 Presentase (%)
Gambar 4.55. Diagram sumber air untuk keperluan sehari-hari N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan jamak AO.1.1. Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, mencuci peralatan di dapur
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 44
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, kondisi sumber air yang ada di dapur untuk keperluan cuci tangan adalah dari air ledeng PDAM berfungsi/mengalir sebesar 47,40%, dari air ledeng PDAM-tidak berfungsi/mengalir 13,20%, dari sumur gali yg terlindungi 3,10%, dari sumur gali yg tidak terlindungi 1,50%, dari sumur bor/pompa tangan 2,50%, dari sumur bor/pompa tangan dengan mesin 16,20%, dari hidran umum/kran umum-PDAM 7,50%, dari kran umum Proyek/HIPPAM1,4%, dari penjual air keliling 2,10%.
Pengamatan Wadah Air Minum 47.9
Presentase (%)
50.0 40.0 25.4
23.1
30.0 20.0 10.0
3.4
0.2
0.0 Tidak disimpan
YA, dalam YA, dalam panci terbuka panci tertutup
lainnya
Tidak tahu
Gambar 4.56. Diagram Penyimpanan Air Masak N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal AO.2.2. Apakah ada tempat menyimpan air setelah diolah Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden menyatakan menyimpan air setelah dimasak dengan menggunakan teko/ketel/ceret sebanyak 47,9%, dalam panci terbuka sebanyak 23,1%, tidak disimpan sebanyak 3,4% dan dalam tempat lainnya sebanyak 25,4%.
Presentase (%)
Pengamatan Cara Responden Mengambil Air 89.5 100.0 50.0
7.9
2.6
0.0 Tangan menyentuh air
Tangan tidak menyentuh air
Series1
Tidak tahu
AO.2.2 Amati, Bagaimana ibu mengambil air untuk minum dan masak dari wadah peyimpanan air?
Gambar 4.57. Diagram Pengambilan Air Masak N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal AO.2.2. Pengambilan air setelah diolah
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 45
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden menyatakan mengatakan mengambil air dengan cara tangan tidak menyentuh air sebanyak 89,5%, tangan menyentuh air sebanyak 7,90% dan tidak tahu sebanyak 2,6%.
4.5 Perilaku Higiene Kebiasaan masyarakat dalam hal mencuci tangan pakai sabun merupakan salah satu survey EHRA yang bertujuan untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kebiasaan mencuci tangan yang dilakukan oleh masyarakat dalam survey EHRA sangat berhubungan erat dengan kesehatan. Kebiasaan tidak mencuci tangan pada waktu-waktu penting merupakan salah satu faktor penyebab masuknya penyakit ke dalam tubuh, misalnya diare. Balita sangat rawan terkena diare. Bila kebiasaan mencuci tangan diterapkan pada waktu penting oleh masyarakat, khususnya yang memiliki anak Balita maka resiko Balita terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare dapat berkurang. Waktu cuci tangan yang penting diterapkan oleh masyarakat yang memiliki anak antara lain adalah : 1) sesudah buang air besar; 2) sesudah menceboki pantat anak; 3) sebelum menyantap makanan; 4) sebelum menyuapi anak; serta 5) sebelum menyiapkan makanan.
Ketersediaan Air untuk Cuci tangan
Presentase (%)
68.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
32.0
Ya
Tidak
Amati, apakah tersedia air untuk cuci tangan di dapur?
Gambar 4.58. Diagram Ketersediaan air untuk cuci tangan N=1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan jamak AO.3.1. Apakah ada air untuk cuci tangan di dapur Berdasarkan Gambar diatas, ketersediaan air untuk mencuci tangan sebanyak 68,0%, sedangkan tidak tersedianya air untuk cuci tangan sebanyak 32,0%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 46
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Pemakaian Sabun 98.5
Presentase (%)
100.0 80.0 60.0
Ya
40.0
Tidak 1.5
20.0 0.0 Ya
Tidak Penggunan Sabun
Gambar 4.59. Diagram Pemakaian sabun N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal G.1. Pemakaian sabun saat survey atau kemarin Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden menyatakan bahwa telah memakai sabun mandi sebanyak 98,5% dan hanya sekitar 1,5% responden yang tidak menggunakan sabun mandi.
Axis Title
Wadah Penutup Makanan 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
52.8
YA, disimpan di atas ditutup 24.3
YA, disimpan dalam lemari makan
15.4 1.3
2.6
3.5 YA, disimpan dalam lemari yang tertutup YA, di dalam kulkas lainnya
Penyimpanan Makanan
Tidak ditutup
Gambar 4.60. Diagram Keamanan Makanan dari lalat, kecoa, cicak, semut dan serangga. N=1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan jamak AO.3.3. Apakah Amati, apakah makanan ditutup/dilindungi dari lalat, kecoa, cicak dan lainnya Berdasarkan Gambar diatas, hasil pengamatan menunjukkan sebagian besar responden menyimpan makanan ditutup sebanyak 52,8%, dalam lemari makanan sebanyak 24,3%, dalam lemari yang tertutup sebanyak 15,4%, didalam kulkas sebanyak 1,3%. Sedangkan yang tidak tertutup sebanyak 3,5%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 47
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Penggunaan Sabun Responden 95.9
Presentase (%)
100.0
91.0
A. Mandi
83.4
B. Memandikan anak
80.0 60.0
44.8
40.0
C. Menceboki panta anak
53.1
D. Mencuci tangan sendiri 33.8
29.1
E. Mencuci tangan anak F. Mencuci peralatan
20.0
2.3
0.6
G. Mencuci pakaian
0.0
H. Lainnya
Pemakaian Sabun
Gambar 4.61. Diagram Penggunaan sabun N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak G.2. Kegunaan pemakaian sabun untuk keluarga Dari Gambar diatas, sebagian responden menggunakan sabun untuk mandi sebanyak 95,9%, untuk mencuci peralatan sebanyak 91,0%, untuk mencuci pakaian sebanyak 83,4%, untuk mencuci tangan sendiri sebanyak 53,1%, memandikan anak sebanyak 44,8%, untuk menceboki pantat anak sebanyak 29,1%, dan untuk mencuci tangan anak sebanyak 33,8%.
Tempat Mencuci Tangan 70.0
61.4
57.8
Presentase (%)
60.0 50.0 40.0 30.0
22.7
20.0 10.0
6.9
3.4
2.2
1.6
4.6
2.3
0.6
0.0 Kebiasaan Cuci Tangan A. Di kamar mandi
B. Di dekat kamar mandi
C. Di jamban
D. Di dekat jamban
E. Di sumur
F. Di sekitar penampungan
G. Di tempat cuci piring
H. Di dapur
I. Lainnya
J. Tidak tahu
Gambar 4.62. Diagram Kebiasaan Tempat Cuci Tangan N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak G.3. Kebiasan tempat anggota keluarga mencuci tangan
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 48
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas sebagian responden mencuci tangan di kamar mandi sebanyak 61,4%, di tempat cuci piring 57,8%, di dapur 22,7%, dekat kamar mandi 6,9%, di sekitar penampungan 4,6%, di jamban 3,4%, di sumur 1,6% dan lainnya 0,6%.
Kebiasaan Mencuci Tangan Pakai Sabun J. Lainnya
1.0
I. Sebelum sholat
12.0
H. Setelah memegang hewan
23.1
G. Sebelum menyiapkan masakan
19.7
F. Sebelum memberi menyuapi anak
22.9
E. Setelah makan
60.3
D. Sebelum makan
81.0
C. Setelah dari buang air besar
62.4
B. Setelah menceboki bayi/anak
24.3
A. Sebelum ke toilet
5.3 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0 50.0 60.0 Presentase (%)
70.0
80.0
90.0
Gambar 4.63. Diagram Kebiasaan cuci tangan pakai sabun N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban jamak G.4. Kebiasaan anggota keluarga mencuci tangan pakai sabun Berdasarkan Gambar diatas sebagian keluarga responden mencuci tangan pakai sabun pada saat sebelum makan sebanyak 81,0%, setelah dari BAB 62,4%, setelah makan sebanyak 60,3%, setelah memegang hewan sebanyak 23,1%, setelah menceboki sebanyak 24,3%, sebelum menyuapi anak sebanyak 22,9%, sebelum sholat sebanyak 12,0%, sebelum menyiapkan masakan sebanyak 19,7%, sebelum ke toilet sebanyak 5,3%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 49
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Ketersediaan Sabun Untuk Cuci Tangan
Presentase (%)
78.1 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
21.9
Ya
Tidak
AO.3.2 Amati, apakah terlihat ada sabun untuk mencuci tangan dll
Gambar 4.64. Diagram Ketersediaan sabun untuk cuci tangan N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal AO.3.2. Apakah ada sabun untuk cuci tangan dan peralatan masak di dapur Berdasarkan Gambar diatas, sebagian responden menyediakan sabun untuk cuci tangan dan lain-lain sebanyak 78,1%, sementara itu sebanyak 21,9% responden tidak menyediakan sabun.
Kelengkapan Mandi 87.9
Presentase (%)
100.0 80.0 60.0 40.0
12.1
20.0 0.0 Ya
Tidak
BO.1 Amati, apakah ada sabun mandi, shampoo dan sabun cuci tangan di kamar mandi?
Gambar 4.65. Diagram Ketersediaan sabun mandi, shampo dan sabun cuci tangan. N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal BO.1. Apakah ada sabun mandi, shampo dan sabun cuci tangan Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar ruangan jamban/WC terdapat sabun sebanyak 87,9%, dan tidak tersedia sabun di ruangan jamban/WC sebanyak 12,1%
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 50
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Presentase (%)
Buangan Air Limbah Wastafel 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
50.5
Ke sungai/kanal/kolam/selokan 27.9 Ke jalan, halaman, kebun 7.8
7.6
0.5 1.4 0.1 0.5 3.7 Saluran terbuka Saluran tertutup Lubang galian
Saluran Pembuang
Gambar 4.66. Pembuangan air limbah. N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal BO.2. kemana air limbah bekas cuci tangan dari wastafel dibuang? Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar buangan air limbah dari wastafel ke sungai/kanal/kolam/selokan sebanyak 50,5%, kejalan/halaman/kebun sebanyak 7,8%, kesaluran terbuka sebanyak 27,9%, saluran tertutup sebanyak 7,6% dan lubang galian sebanyak 0,5%.
Keberadaan Jentik Nyamuk Pada Bak Air
Presentase (%)
78.8 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
20.7 0.5 Ya
Tidak
Tidak tahu
BO.3 Amati, Bila ada bak penampung air, apakah terlihat ada jentik nyamuk didalamnya?
Gambar 4.67. Pengamatan Jentik Nyamuk. N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal BO.3. Apakah terlihat jentik nyamuk didalam bak? Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar pengamatan menunjukkan tidak ada jentik nyamuk sebanyak 78,8%, terlihat ada jentik nyamuk sebanyak 20,7%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 51
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Pengamatan Ketersediaan Air di WC/Jamban
Presentase (%)
77.6 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
16.3 5.3
0.8 YA, dalam bak YA, dari kran & YA, dari kran, air/ember berfungsi tidak berfungsi
Tidak ada
CO.1.1 Amati, apakah tersedia air di dalam ruangan jamban/WC?
Gambar 4.68. Pengamatan Ketersediaan Air di WC. N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal CO.1.1. Apakah tersedia air didalam ruangan jamban/wc? Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar ruangan jamban/WC terdapat air di dalam bak air/ember sebanyak 77,6%, tidak ada air di dalam ruangan jamban/WC sebanyak 5,3%, air dari kran & berfungsi sebanyak 16,3% dan dari kran yang tidak berfungsi sebanyak 0,8%.
Pengamatan Ketersediaan Sabun di WC
Presentase (%)
69.7 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
30.3
Ya
Tidak
CO.1.2 Amati, apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
Gambar 4.69. Pengamatan Ketersediaan Sabun di Jamban/WC. N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal CO.1.2. Apakah tersediasabun didalam ruangan jamban/wc? Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar ruangan jamban/WC terdapat sabun sebanyak 69,7%, dan yang tidak mempunyai sabun sebanyak 30,3%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 52
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Pengamatan Jentik Nyamuk di Bak/Ember
Presentase (%)
79.2 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
20.8
Ya
Tidak
CO.1.3 Amati, Apakah terlihat ada jentik nyamuk dalam bak air/ember?
Gambar 4.70. Pengamatan Jentk Nyamuk di Bak/Ember N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal CO.1.3. Apakah tersedia sabun didalam ruangan jamban/wc? Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar bak air/ember dalam ruangan jamban/WC tidak terdapat jentikjentik nyamuk sebanyak 79,2%, dan 20,8% bak air/ember terdapat jentik-jentik nyamuk.
Jenis Jamban Responden 75.5 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0
5.8
1.2
4.7
9.0
3.8
Kloset jonghkok leher angsa
Kloset duduk leher angsa
Plengsengan
Cemplung
Lainnya
Tidak tahu
Gambar 4.71. Diagram Tipe WC/Jamban N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal CO.2.1. Tipe WC/Jamban yang ada di rumah tangga Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar jenis jamban responden adalah kloset jongkok dengan leher angsa sebanyak 75,5%. Sementara itu jenis jamban yang lain adalah jamban cemplung sebanyak 4,70%, jamban plengsengan sebanyak 1,2% dan kloset duduk dengan leher angsa sebanyak 5,8%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 53
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Saluran Pembuangan dari Kloset Cubluk
Tangki Septik
Sungai, kanal, kolam
Jalan, halaman, kebun
Saluran terbuka
Saluran tertutup
Pipa saluran pembuangan kotoran
Pipa IPAL Sanimas
Tidak tahu 45.4 24.4
21.2 0.3
1.6
1.1
0.3
2.3
3.4
Gambar 4.72 Diagram Hubungan saluran pembuangan dari kloset N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal CO.2.2. Kemana pembuangan saluran dari kloset Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar pembuangan dari kloset ke septic tank sebanyak 45,4%, ke sungai sebanyak 21,2% danke cubluk sebanyak 24,4%. Sementara itu dibuang ke saluran tertutup 1,1%, IPAL Sanimas sebanyak 2,3%, ke pipa saluran pembuangan kotoran sebanyak 0,3% dan ke saluran terbuka sebanyak 1,6%.
Dinding Jamban Bebas dari Tinja 78.4 80.0 70.0 60.0Filter- pengamatan, keterangan tunggal N= 1.000, bobot, CO.3.1. Tidak50.0 adanya tinja, tisu yang ada tinja dan pembalut di lantai jamban/WC 40.0 21.6 30.0 20.0 Berdasarkan 10.0 Gambar diatas, sebagian besar lantai dan dinding jamban bersih dari tinja, tisu yang ada tinja dan 0.0 78,4% dan terlihat kotor sebanyak 21,6%. pembalut sebanyak Ya Tidak
Presentase (%)
Gambar 4.73. Diagram Kebersihan Lantai dan dinding bebas dari tinja
CO.3.1 Amati, apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
Gambar 4.74. Diagram Kebersihan jamban dari kecoa dan lalat
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 54
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Dinding Jamban Bebas dari Kecoa
Presentase (%)
65.6 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
34.4
Ya
Tidak
CO.3.2 Amati, apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal CO.3.2. Tidak adanya kecoa dan lalat di jamban/WC Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar jamban bersih dari kecoa dan lalat sebanyak 65,6% dan terlihat ada kecoa dan lalat sebanyak 34,4%.
Presentase (%)
Ketersediaan Gayung untuk menyiram 72.6
80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
20.8 6.6
Ya, ada keduanya
Tidak ada salah satu atau keduanya
Bukan kloset jongkok
Gambar 4.75. Diagram Ketersediaan gayung dan air di Jamban N= 1.000, bobot, Filter-pengamatan, keterangan tunggal CO.3.3. Adanya gayung dan air di jamban Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar terdapat gayung dan air untuk menyiram jamban sebanyak 72,6%, dan jamban yang tidak tersedia gayung dan air di jamban sebanyak 6,6%. Sedangkan tidak ada salah satu atau keduanya sebanyak 6,6%.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 55
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Fungsi alat Penyiram Kloset
Presentase (%)
89.5 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
6.4
4.1
Ya, berfungi
Tidak berfungsi
Bukan kloset duduk
CO.3.4 Amati, jika ada kloset duduk, cobalah menekan alat penyiram, apakah berfungsi
Gambar 4.76. Diagram Fungsi alat penyiram pada kloset duduk N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal CO.3.4. Berfungsinya alat penyiram pada kloset duduk Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden tidak menggunakan kloset duduk sebanyak 89,5%, responden yang menggunakan kloset duduk dan berfungsi sebanyak 6,40% sedangkan responden menggunakan kloset duduk dn alat penyiram tidak berfungsi sebanyak 4,1)%.
Ketersediaan Sabun cuci, shampo dan tempat cuci pakaian Presentase (%)
66.8 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
33.2
Ya
Tidak
DO.1 Amati, apakah ada sabun cuci, shampoo, tempat cuci pakaian ?
Gambar 4.77. Diagram Ketersediaan sabun mandi, shampoo dan sabun cuci di kamar mandi N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal DO.1. Ketersediaan sabun mandi, shampo dan sabun cuci di kamar mandi Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar kamar mandi responden terdapat sabun mandi, shampo dan sabun cuci sebanyak 66,8% dan 32,2% kamar mandi responden tidak terdapat sabun mandi, shampoo dan sabun cuci.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 56
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Sumber Air untuk Mencuci Pakaian K. Tidak J. Lainnya I. Ya, dari penjual air keliling H. Ya, dari kran umum PAMSIMAS/HIPPAM G. Ya, dari hidran umum/kran umum PDAM F. Ya, dari sumur bor/pompa tangan mesin E. Ya, dari sumur bor/pompa tangan D. Ya, dari sumur gali yg tidak terlindungi C. Ya, dari sumur gali yg terlindungi B. Ya, air ledeng PDAM - tidak berfungsi A. Ya, air ledeng PDAM - berfungsi/mengalir
1.5 18.5 1.8 0.8 6.5 18.0 1.2 1.8 3.7 12.3 44.5 0.0
5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 Presentase (%)
Gambar 4.78. Diagram Sumber Air untuk cuci pakaian N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan jamak DO.2. Darimana sumber air untuk mencuci pakaian Berdasarkan Gambar diatas, sumber air yang digunakan oleh responden untuk keperluan mencuci pakaian berasal dari air ledeng PDAM sebanyak 44,5%, air ledeng PDAM tidak berfungsi sebanyak 12,3%, dari sumur bor / pompa tangan sebanyak 18,0%, dari hidran umum/kran umum pdam sebanyak 6,5%.
Presentase (%)
Buangan Air Limbah Bekas Mencuci 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
52.2 29.3 7.6
7.8
0.6
1.4
0.1
Ke Ke jalan, Saluran Saluran Lubang Pipa Pipa sungai/k halaman terbuka tertutup galian saluran IPAL anal/kol , kebun pembua Sanimas am/selo ngan kan kotoran (SPAL) Series1 52.2 7.6 29.3 7.8 0.6 1.4 0.1
1.0 Tidak tahu
1.0
Gambar 4.79. Diagram Pembuangan air bekas cuci pakaian N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal DO.3. Kemana pembuangan air limbah bekas cucian pakaian
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 57
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, sebagian air limbah bekas cucian pakaian dibuang ke sungai, kanal, empang dan selokan sebanyak 52,2%, ke saluran terbuka sebanyak 29,3%, ke lubang galian sebanyak 0,6%, ke jalan, halaman dan kebun sebanyak 7,6%, ke saluran tertutup sebanyak 7,8%. Sedangkan yang dibuang ke pipa saluran pembuangan kotoran sebanyak 1,4%.
Presentase (%)
Pengamatan Jarak Sumber air ke Septik 55.3
60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
44.7
Ya
Tidak
Jarak Sumber Air Ke Septik Min. 10 m
Gambar 4.80. Diagram Jarak tangki septik dengan sumber air N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal EO.1.1. Jarak tangki septik dengan sumber air lebih dari 10 meter Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar jarak septic tank dengan sumber air lebih dari 10 meter sebanyak 55,3% dan yang berjarak kurang dari 10 meter sebanyak 44,7%.
Presentase (%)
Cara Mengelola Sampah di Rumah 45.0 40.0 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
44.5
22.3 15.6 4.5
0.8
8.2 1.6
0.5
2.0
Pengelolaan Sampah
Gambar 4.81. Diagram Cara Mengelola Sampah di Rumah N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal EO.2.1. Bagaimana cara mengelola sampah di rumah
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 58
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden melakukan pengolahan sampah dengan cara dikumpulkan dalam keranjang sampah sebanyak 44,5%, dibuang kesungai/danau/laut sebanyak 22,3%, dibuang kelahan kosong/kebun/hutan sebanyak 8,2%, dibuang dalam lubang galian dan dibakar sebanyak 4,5%. Dibuang dan dikubur di lubang galian sebanyak 0,8%.
Presentase (%)
Sekeliling Halaman Bersih dari Sampah 55.1
60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
44.9
Ya
Tidak
EO.2.2 Amati, apakah sekeliling halaman bersih dari sampah ? Kebersihan Halaman
Gambar 4.82. Diagram Kebersihan di sekeliling rumah N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal EO.2.2. Apakah kondisi sekeliling rumah bersih ? Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar sekeliling rumah responden terlihat bersih dari sampah sebanyak 55,1% dan yang kelihatan tidak bersih dari sampah sebanyak 44,9%.
Apakah Sampah dipisahkan 91.0
Presentase (%)
100.0 80.0 60.0 40.0 9.0
20.0 0.0
Ya
Tidak
EO.2.3 Amati, apakah terlihat bahwa sampah dipilah/dipisahkan Apakah Sampah di Pilah
Gambar 4.83. Diagram Upaya Pemilahan Sampah N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal EO.2.3. Apakah terlihat sampah dipilah ?
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 59
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar responden tidak memilah sampah sebanyak 91,0% dan yang kelihatan melakukan pemilahan sampah sebanyak 9,0%.
Presentase (%)
Tempat untuk Pembuatan Kompos 98.8
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0
1.2 Ya
Tidak
EO.2.5 Amati, apakah ada tempat untuk membuat kompos ? Ketersediaan Wadah Kompos
Gambar 4.84. Diagram Tempat pembuatan kompos N= 1.000, bobot, Filter- pengamatan, keterangan tunggal EO.2.5. Ada tempat untuk pembuatan kompos ? Berdasarkan Gambar diatas, sebagian besar tidak terdapat tempat pembuatan kompos sebanyak 98,8% dan rumah responden yang terdapat tempat pembuatan kompos sebanyak 1,2%
4.6 Kejadian Penyakit Diare Penyakit diare dapat menyerang siapa saja dalam anggota keluarga tanpa pandang bulu.Mulai dari balita, anak-anak, anak remaja laki-laki, anak remaja perempuan, orang dewasa laki-laki, orang dewasa perempuan. Balita merupakan usia yang cukup rawan untuk terserang penyakit diare. Besaran kejadian penyakit diare dapat diindikasikan kurang memenuhinya sarana sanitasi yang ada di masyarakat.
Presentase (%)
Waktu Terdekat Anggota Keluarga Kena Diare 75.7
80 60 40 20
0.6
1.2
2.3
4.7
4.8
4.4
6.3
0 Hari ini Kemarin 1 minggu 1 bulan 3 bulan 6 bulan terakhir terakhir terakhir terakhir
Lebih Tidak dari 6 pernah bulan yang lalu
Gambar 4.85. Diagram Waktu Anggota Keluarga terkena Diare N= 1.000, bobot, Filter- wawancara, jawaban tunggal H.1. Waktu terakhir anggota keluarga terkena Diare
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 60
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Gambar grafik diatas ingin mengetahui kapan waktu terakhir anggota keluaraga terserang penyakit diare. Anggota keluarga sebagian besar responden tidak tahu kapan pernah mengalami sebanyak 75,7%, lebih dari 6 bulan lalu sebanyak 6,3%, sebagian lagi terkena diare dalam waktu 3 bulan terakhir sebanyak 4,8%, kurun waktu sebulan terakhir sebanyak 4,7%, dan selama seminggu terakhir sebanyak 2,3%. Sebagian kecil anggota keluarga responden mengalami diare pada seminggu terakhir sebanyak 2,3%, kemarin 1,2% dan 24 jam terakhir sebanyak 0,6%. Sampah Pembuangan sampah di tingkat rumah tangga diindentifikasikan melalui jawaban verbal yang disampaikan oleh responden. Untuk kuesioner Survey EHRA ada 22 opsi jawaban yang dikatagorikan menjadi 4 pertanyaan yaitu; 1) Dikumpulkan di rumah lalu diangkut ke luar oleh pihak lain 2) Dikumpulkan di luar rumah/ditempat bersama lalu diangkut oleh pihak lain, 3) Di buang di halaman/pekarangan rumah dan 4) Dibuang ke luar halaman/pekarangan rumah. Dimana 4 kelompok pertanyaan ini untuk katogori 1 dan 2 atau yang mendapatkan layanan pengangkutan merupakan cara-cara yang memiliki resiko kesehatan yang paling rendah. Katogori 3 dan 4 merupakan resiko yang paling berpotensi resiko kesehatannya terutama di daerah yang padat penduduknya (wilayah perkotaan).
Drainase
Narasi, grafik dan tabel pada skala seluruh sampel kota dan kelurahan mengenai Lokasi Genangan di Sekitar Lingkungan Rumah.
Ulasan topografi wilayah
Tabel IV.1. Jumlah desa yang diindentifikasi sering terjadi banjir No.
Distrik
Jumlah Kelurahan / Kampung
1
Abepura
2
Jayapura Selatan
7
Jayapura Utara Jumlah
8 26
3
11
Jumlah Kelurahan / Kampung Sering Banjir 1. Kota Baru 2. Vim 3. Wai Mhorock 4. Wahno 1. Entrop 2. Hamadi 1. Gurabesi
Hasil wawancara mengenai keberadaan saluran drainase lingkungan, Hasil pengamatan mengenai kondisi drainase lingkungan
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 61
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Sumber Air Minum Ada beberapa variabel yang digunakan untuk mengetahui informasi mengenai kondisi akses sumber air minum dalam rumah tangga di Kota Jayapura yang dilakukan melalui survey EHRA yaitu : 1) Jenis sumber air minum yang digunakan rumah tangga, dan 2) Kelangkaan air yang dialami rumah tangga dari sumber tersebut, serta mempelajari kelangkaan yang dialami rumah tangga dalam rentang waktu dua minggu terakhir. Kelangkaan di ukur dari tidak tersedianya air dari sumber air minum utama yang digunakan rumah tangga atau tidak bisa digunakannya air yang keluar dari sumber air minum utama. Data diperoleh dari hasil wawancara dan kejujuran responden.Kedua variable ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat resiko kesehatan bagi suatu rumah tangga. Karena Suplai atau kuantitas air memegang peran.
Narasi dan Grafik indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) atau hygiene:
Praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada 5 + 1 waktu penting. Ketersediaan sarana CTPS di jamban Pola pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari-hari, Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah Ada-tidaknya masalah sampah di lingkungan rumah
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 62
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
BAB V PENUTUP
Survey Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau Survey Environmental Health Risk Assessment (EHRA) adalah sebuah survey yang digunakan dalam mengidentifikasikan kondisi sanitasi yang ada di kelurahan/kampung. Dengan diketahuinya kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat, akan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk promosi atau advokasi kesehatan lingkungan di Kota Jayapura sampai ke kelurahan/kampung. Pelibatan kader kesehatan kelurahan/kampung dan sanitarian Puskesmas sangat efektif dalam pencapaian sasaran berupa promosi dan advokasi dimaksud. Dokumen hasil survey EHRA akan dijadikan dasar dalam pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kota Jayapura. Perlunya pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana sanitasi di masyarakat serta pentingnya advokasi dan promosi kesehatan lingkungan kepada masyarakat diharapkan akan menjadi salah satu target perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kota Jayapura. Kondisi eksisting sarana dan prasarana sanitasi serta perilaku masyarakat sesuai yang teridentifikasi di dalam dokumen hasil survey EHRA akan dijadikan sebagai dasar penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Jayapura. Diketahuinya kondisi eksisting tersebut baik sarana dan prasarana serta perilaku masyarakat di desa/kelurahan akan menghasilkan tingkat area beresiko di tiap desa/kelurahan. Dengan adanya kondisi eksisting area beresiko tersebut diharapkan akan dapat mendukung penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Jayapura 2012 – 2015. Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang sanitasi diperlukan suatu upaya monitoring dan evaluasi. Kegiatan monitoring dan evaluasi ini diharapkan untuk dapat dijadikan suatu alat tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan di bidang sanitasi. Selain hal tersebut, pelaksanaan Survey EHRA ini dapat dijadikan baseline data bagi pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta pelaksanaan Survey EHRA di tahun-tahun mendatang. Survey EHRA merupakan suatu kegiatan yang sangat efektif dan efisien dalam rangka mengidentifikasi kondisi sanitasi yang ada di daerah. Pelaksanaan survey dengan pelibatan masyarakat khususnya kader kesehatan dirasa sangat memberi dampak terhadap keberhasilan pelaksanaan survey. Namun demikian dalam rangka pelaksanaan survey di tahun-tahun mendatang diperlukan perbaikan terhadap materi kuesioner yang akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan survey.
Paparan singkat tentang manfaat studi EHRA dari aspek promosi sanitasi kepada masyarakat secara langsung (walaupun sebatas kepada responden) dengan keterlibatan kader/ petugas kesehatan/PKK dll. Paparan singkat tentang rencana pemanfaatan hasil studi EHRA sebagai bahan advokasi pengarusutamaan pembangunan sanitasi. Paparan singkat tentang pemanfaatan studi EHRA dalam Buku Putih (area beresiko) dan penyusunan Strategi Komunikasi yang menjadi bagian dari SSK. Paparan singkat tentang studi ehra yang idealnya dilakukan secara berkala, dan studi kali ini (pertama) berupakan baseline bagi hasil studi EHRA selanjutnya.
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 63
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
I.
II. III. IV. V.
Poin-poin catatan/rekomendasi untuk pelaksanaan studi EHRA selanjutnya berdasarkan pembelajaran dari pelaksanaan studi EHRA kali ini. LAMPIRAN Tabel-tabel dasar hasil studi EHRA: 1) Berdasarkan Kelurahan/kampung 2) Berdasarkan kelurahan / Kampung di tiap lokasi studi/ survey. Organisasi dan personel pelaksana Studi EHRA Tabel Indeks Area Beresiko Kota Jayapura Peta Area Beresiko Kota Jayapura Dokumentasi lain yang dianggap perlu terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan Studi EHRA
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 64
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 65
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
I.
Tabel-tabel dasar hasil studi EHRA: 1. Berdasarkan Kelurahan/kampung JMLH
URUT
KELURAHAN/KAMPUNG
DISTRIK
40
Toba ti
Jayapura Se l a tan
58
Argapura
Jayapura Se l a tan
80
Ardi pura
Jayapura Se l a tan
71
Bhayangkara
Jayapura Utara
79
Entrop
Jayapura Se l a tan
78
Gura be s i
Jayapura Utara
87
Ha ma di
Jayapura Se l a tan
74
Vi m
Jayapura Se l a tan
60
Kota Ba ru
Abepura
60
Wa hno
Abepura
63
Wa i mhorok
Abepura
73
Ta njung Ri a
Jayapura Utara
63
I mbi
Jayapura Utara
61
Numba y
Jayapura Se l a tan
53
Tri kora
Jayapura Utara
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 66
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
2. Berdasarkan kelurahan / Kampung di tiap lokasi studi/ survey.
TABEL REKAPITULASI DATA EHRA KOTA JAYAPUR TAHUN 2012 No
Distrik / Kecamatan
Kel./Kamp.Terpilih
Jumlah RW
Jumlah RT
Jml RT terpilih
Jumlah Responden
1
Jayapura Selatan
Tobati
1
3
1
40
2
Jayapura Selatan
Argapura
8
31
6
58
3
Jayapura Selatan
Ardipura
11
41
8
80
4
Jayapura Utara
Bhayangkara
6
41
7
71
1
Jayapura Selatan
Entrop
13
45
7
79
2 3
Jayapura Utara
Gurabesi
9
40
7
78
Jayapura Selatan
Hamadi
10
42
8
87
1
Abepura
Vim
7
47
7
74
2
Abepura
Kota Baru
10
31
6
60
3
Abepura
Wahno
2
27
6
60
4
Abepura
Waimhorok
6
30
6
63
1
Jayapura Utara
TanjungRia
7
37
7
73
2
Jayapura Utara
Imbi
9
35
6
63
3
Jayapura Selatan
Numbay
5
23
6
61
4
Jayapura Utara
Trikora
8
24
5
53
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal- 67
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
II.
Tabel Indeks Area Beresiko Kota Jayapura
Index Risiko Sanitasi Tiap Kelurahan di Kota Jayapura 350
300 I n 250 d e k 200 s R 150 i s i k 100 o
64
58
43
48
51
46
39
53
44 65
100
100
45 56
67
96 94
99
84
90
63
84
40
63
38
43
39
33
50 51
53 25
0
Pokja AMPL Kota Jayapura
51
54
70
56
21
1. SUMBER AIR
42
47
40
32
39
25
37
50
44
33
28
49
34 46
2. AIR LIMBAH DOMESTIK.
26
43
42 33
85
34 59
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.
3. PERSAMPAHAN.
86
37 51
51
84
39
55 36
48
4. GENANGAN AIR.
87 85
50
41
43
23
8
hal-
44 8
78
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
III.
Tabel Skor Area Beresiko Kota Jayapura
Distrik KOTA JAYAPURA Jayapura Selatan
Skor berdasarkan data sekunder 33%
Skor berdasarkanpersepsi SKPD 33%
Entrop Tobati Hamadi Ardipura Numbai Argapura
3 3 3 3 2 2
4 4 4 4 3 3
3 4 2 3 4 2
3.33 3.67 2.99 3.33 3.01 2.33
3 4 3 3 3 2
Kota Baru Vim WaiMhorock Wahno
2 2 3 2
2 1 2 2
3 3 2 3
2.34 2.01 2.33 2.34
2 2 2 2
Gurabesi Bayangkara Trikora Imbi TanjungRia
3 3 2 3 3
3 3 1 3 3
3 1 3 1 2
3.00 2.32 2.01 2.32 2.66
3 2 2 2 3
Kelurahan pembobotan
Skorberdasarkan data EHRA
Skor yang disepakati
34%
Abepura
Jayapura Utara
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal-
79
Laporan Survei EHRA Kota Jayapura 2012
IV.
Peta Area Beresiko Kota Jayapura
Pokja AMPL Kota Jayapura
hal-
80