BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah perantara atau penyalur pesan secara serentak yang menjangkau masyarakat luas. Salah satu bentuk media massa adalah majalah. Pesan yang dimuat dalam majalah pun bermacam-macam bentuknya, salah satunya adalah berita. Berita adalah suatu proses simbolik di mana realitas diproduksi, diubah, dan dipelihara (Eriyanto, 2013: 6). Penulisan berita di majalah pun bermacam-macam ada berita yang ditulis untuk tujuan persuasif atau ajakan dan ada juga bentuk narasi yang mempunyai tujuan untuk menceritakan suatu peristiwa. Salah satu bentuk tulisan dalam majalah yang membuat menarik adalah berita dalam bentuk narasi. Bentuk narasi ini digunakan oleh majalah agar khalayak dapat dengan mudah memahami sebuah berita. James Carey dalam Eriyanto (2013:6) mengemukakan bahwa “Sebuah berita tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga sebuah drama”. Agar berita menarik bagi khalayak berita disajikan sedemikian rupa dengan menampilkan unsur konflik dan drama. Di Indonesia sendiri ada beberapa majalah yang menggunakan narasi dalam produk jurnalistiknya, salah satunya adalah majalah Tempo, seperti dalam majalah terbitan Senin, 9 Mei 2016 dalam sebuah laporan khusus tentang pembebasan 10 awak kapal asal Indonesia yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Penyanderaan ini telah berlangsung selama satu bulan lebih. Berawal dari kapal Brahma 12 yang mengangkut 7.500 metrik ton batu bara dari Kalimantan Selatan menuju Pelabuhan Batangas Filipina, dibajak di lepas pantai kepulauan Sulu, Filipina. Untuk membebaskan para sandera, kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau setara 15 miliar rupiah. Pemerintah Indonesia menolak untuk membayarkan tebusan, dan memilih menggunakan jalur diplomasi untuk membebaskan 10 awak kapal asal Indonesia yang disandera. Hingga pada tanggal 1 Mei 2016, para sandera berhasil dibebaskan dari kelompok pemberontak Abu Sayyaf. Bebasnya sandera dari tangan Abu Sayyaf ini membuat lega para keluarga, di sisi lain ada juga pihak yang ingin tampil menonjol di hadapan publik, dengan cara
1
saling mengklaim bahwa pembebasan sandera ini karena usaha yang telah mereka lakukan. Seperti yang diberitakan oleh merdeka.com “ Sudah menjadi kebiasaan dalam sebuah peristiwa yang menyangkut kemanusiaan, banyak pihak yang ingin tampil dan mengklaim memiliki andil. Saat proses pemulangan 10 WNI yang telah disandera sekitar sebulan lebih, ada pula pihak yang ingin tampil saat itu”. Ada dua pihak yang saat itu diberitakan mempunyai pengaruh besar terhadap bebasnya
10
orang
sandera.
Beberapa
media
seperti
Metro
tv
dan
news.liputan6.com memberitakan bahwa Surya Paloh melalui Yayasan Sukma, Media Grup dan Partai Nasdem yang telah berhasil melakukan pembebasan 10 orang sandera, diceritakan bahwa tim Surya Paloh ini telah bergerak sejak 23 April 2016. Di pihak lain media memberitakan bahwa Kivlan Zen-lah yang berjasa atas bebasnya 10 orang awak kapal asal Indonesia. Media juga mengungkapkan bahwa tim Surya Paloh tidak pernah ikut dalam upaya negosiasi ini. Mereka hanya datang dan menjemput para sandera. (http://www.tribunnews.com/nasional/2016/05/03/kivlan-zen-yayasan-sukmatiba-tiba-jemput-10-abk-tak-ikut-operasi-pembebasan diakses pada 13 Mei 2016 pukul 21.00 WIB). Selain itu juga terdapat media yang mengangkat pemberitaan tentang tanggapan elite politik yang menyayangkan pembebasan sandera ini menjadi ajang untuk saling unjuk gigi di hadapan masyarakat. Majalah Tempo edisi 9 Mei 2016, menjadikan berita mengenai pembebasan sandera asal Indonesia ini dalam laporan utama. Berbeda dengan media-media lain, pembahasan yang dilakukan Tempo ini melihat dari berbagai sudut pandang, tidak seperti media masa lain yang hanya memberitakan pembebasan dari satu sudut pandang saja. Tempo memberitakan pembebasan sandera ini terdapat tiga tim yang berjalan untuk membebaskan sandera dengan caranya masing-masing tanpa memberikan uang tebusan. Terlihat penulis berita berusaha berlaku objektif, mereka menawarkan tiga cerita agar kemudian pembaca bisa menilai sendiri orangorang yang mengaku telah ikut berusaha membebaskan para sandera.
2
Laporan utama majalah Tempo edisi 9 Mei, menjelaskan bahwa ada tiga tim yang berangkat menuju Filipina yang berupaya membebaskan para sandera dari tangan kelompok militan Abu Sayyaf. Tiga tim ini adalah tim dari Yayasan Sukma atau Surya Paloh, Tim Intelijen TNI bersama tim dari Perusahaan yang dipimpin oleh Mayor Jendral Purnawirawan Kivlan Zen, dan Tim yang dibentuk Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ketiga tim ini bergerak melalui jalur masing-masing. Setelah 10 sandera dibebaskan ketiga kelompok ini sama-sama mengklaim bahwa tim mereka telah gemilang membebaskan sandera. Eriyanto (2013:45) mengatakan bahwa sebuah tulisan narasi tidak identik dengan cerita, peristiwa faktual yang sesungguhnya. Dalam sebuah berita narasi rangkaian peristiwa yang kronologis diubah menjadi flashback dengan tujuan untuk menciptakan ketegangan dan menarik perhatian khalayak. Sehingga suatu peristiwa tidak terlihat datar. Tempo menyusun narasi berita menjadi beberapa bagian. Disadari atau tidak, berita mengenai pembebasan sandera abu Sayyaf ini ditulis dengan menggunakan tahapan atau struktur tertentu. Teks narasi biasanya mempunyai susunan atau struktur tertentu, mempunyai urutan kronologis dan hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa. Sebuah teks narasi terdiri atas beberapa bagian, yang disusun dalam babak atau tahapan tertentu. Peristiwa dilihat mempunyai tahapan, awal dan akhir. Selain itu dalam narasi, terdapat karakter atau tokoh yang mempunyai sifat atau perilaku tertentu, di mana setiap karakter mempunyai fungsi tersendiri. Karakter mempunyai peranan tentang bagaimana media menggambarkan sebuah realita. Seperti dalam laporan utama Tempo mengenai pembebasan sandera Abu Sayyaf, terdapat beberapa karakter atau tokoh di dalam berita yang mempunyai peran masing-masing di dalam berita tersebut. Tempo menggambarkan ada tiga sosok yang berusaha membebaskan para sandera. Tempo juga menunjukkan bahwa ketiga tim ini saling berebut pengakuan mengenai pembebasan 10 orang sandera dari tangan Abu Sayyaf. Setelah membaca laporan utama majalah Tempo mengenai pembebasan sandera Abu Sayyaf, peneliti akan melakukan analisis naratif dengan fokus melihat struktur narasi menggunakan analisis struktur dari Tzevtan Todorov yang telah dimodifikasi oleh Nick Lacey
3
serta karakter yang dibentuk oleh majalah Tempo. Untuk melihat karakter yang dibentuk penulis menggunakan analisis karakter dalam narasi yang diprakarsai oleh Vladimir Prop. Penelitian ini menggunakan analisis struktur narasi untuk melihat bagaimana majalah Tempo menceritakan berita pembebasan sandera Abu Sayyaf ini kepada khalayak. Selain itu analisis karakter dari Vladimir Propp digunakan karena analisis ini menekankan fungsi karakter sebagai poin utama dalam mengupas konstruksi realitas yang dibangun, sehingga akan terlihat bagaimana Tempo menempatkan orang-orang yang tertulis di dalam laporan utamanya dan akan terlihat karakter yang digunakan untuk mewakili isi pesan yang hendak disampaikan oleh Tempo. Peneliti mengambil berita mengenai pembebasan sandera Abu Sayyaf ini karena peneliti melihat peristiwa pembebasan sandera ini dijadikan ajang bagi beberapa orang untuk mendapat pujian dari masyarakat. Serta banyak juga pejabat yang menyayangkan terjadinya saling klaim mengenai pembebasan sandera ini. Kasus penyanderaan Abu Sayyaf ini juga sempat ramai dibicarakan publik dan menjadi headline di beberapa media cetak dan sempat menjadi breaking news dan laporan eksklusif di beberapa televisi berita Indonesia, ketika tersiar kabar para sandera sudah dibebaskan hingga dipulangkan ke Indonesia. Peneliti menjadikan majalah Tempo sebagai objek penelitian karena Majalah Tempo secara khusus membahas mengenai pembebasan para sandera ini dalam edisi 9-15 Mei 2016. Peneliti merasa dalam tulisannya Tempo ingin memberikan gambaran yang jelas mengenai pembebasan sandera dari berbagai sudut pandang setiap Tim yang mengaku telah membebaskan sandera, tidak seperti media yang lain yang hanya mengangkat salah satu pihak .
4
Gambar 1. 1 Cover Majalah Tempo Edisi 9 Mei 2016
Gambar 1. 2 Cover Majalah Tempo Edisi 9 Mei 2016
Sumber : majalah Tempo Metode analisis naratif yang peneliti gunakan ini akan lebih menjelaskan bagaimana Tempo mengkonstruksi realitas dengan melihat teks berita dengan aspek-aspek yang terdapat dalam sebuah narasi yaitu struktur narasi yang dibentuk serta penggambaran karakter yang ada dalam narasi tersebut, sehingga akan terlihat bagaimana Tempo menggambarkan sebuah peristiwa, dan memperlihatkan bagaimana tokoh-tokoh yang dituliskan Tempo berperan dalam narasi yang berjudul Mahar Paman Pelepas Sandera. Dan membantu peneliti dalam melihat konstruksi realitas yang terjadi berdasarkan narasi yang dibuat Tempo dalam laporan utamanya yang berjudul, “Mahar Paman Pelepas Sandera”.
1.2 Rumusan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah 1. Bagaimana struktur narasi dalam berita Mahar Paman Pelepas Sandera pada Majalah Tempo edisi 9 Mei 2016 ? 2. Bagaimana fungsi narasi dan karakter tokoh dalam berita Mahar Paman Pelepas Sandera pada Majalah Tempo edisi 9 Mei 2016 ? 5
1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui struktur narasi dalam berita Mahar Paman Pelepas Sandera pada Majalah Tempo edisi 9 Mei 2016 2. Untuk mengetahui penggambaran fungsi narasi dan karakter tokoh dalam berita Mahar Paman Pelepas Sandera pada Majalah Tempo edisi 9 Mei 2016 1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1. Aspek teoritis Penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumbangan pemikiran untuk menganalisis teks media dengan tujuan untuk melihat struktur narasi, fungsi dan karakter di dalamnya. Serta sebagai bahan rujukkan maupun referensi untuk penelitian selanjutnya 2. Aspek Praktis Penelitian ini mempunyai kegunaan praktis untuk membantu memahami pesan yang terkandung dalam sebuah teks media massa dan juga memungkinkan untuk melihat lebih dalam bahwa media dapat mengkonstruksi suatu peristiwa melalui sebuah berita. 1.5 Tahapan Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian, perlu untuk mengetahui dan menyusun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Untuk itu, peneliti menyusun tahap-tahap penelitian yang sistematis. Tahap pertama, peneliti mengamati Laporan Utama dalam majalah Tempo edisi 9 Mei 2016 dan mencari teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Selanjutnya, akan dilakukan analisis struktur dan karakter dalam narasi berdasarkan teori yang sesuai terhadap Laporan Utama Majalah Tempo edisi 9 Mei 2016. Setelah dianalisis, peneliti mendapatkan hasil penelitian kemudian penulis menyimpulkan hasil analisis dari Laporan Utama Majalah Tempo yang berjudul Mahar Paman Pelepas Sandera.
6
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dapat dilakukan di mana saja, karena penelitian ini menggunakan analisis naratif yang tidak terkait dengan lokasi penelitian.
Tabel 1. 1Waktu Penelitian Bulan (2016) No
Tahapan
1
Pencarian ide
2
Merumuskan dan
April
Mei
Juni Juli Agustus September
mengidentifikasi masalah 3
Pengumpulan data
4
Analisis data
5
Menyajikan dan membahas data
6
Kesimpulan dan saran
7