BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pada dasarnya organisasi merupakan sistem sosial yang memiliki pola
kerja yang teratur yang didirikan oleh manusia dan beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka untuk mencapai satu tujuan tertentu (Charington dalam Sembiring, 2012:12). Dan disana juga dikatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Sehingga dapat ditarik garis besarnya bahwa organisasi merupakan suatu wadah berkumpulnya sekelompok orang untuk melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mancapai suatu tujuan bersama secara efektif dan efisien. Demikian pula halnya dengan perguruan tinggi, perguruan tinggi merupakan
suatu
wadah
yang
menghasilkan
dan
menyampaikan
ilmu
pengetahuan (Absah, 2008:36), selain itu perguruan tinggi menggunakan proses pembelajaran dalam proses sistematisnya untuk melakukan suatu perbaikan. Sedangkan menurut UU 2 tahun 1989, pasal 16, ayat (1)
perguruan tinggi
merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki
1
repository.unisba.ac.id
2
kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Jika secara umum perguruan tinggi merupakan wadah bagi masyarakat atau mahasiswa dan mahasiswi yang ingin melanjutkan studi ketingkat yang lebih tinggi, dan wadah tersebut memiliki struktur, memiliki etika atau perilaku yang sesuai dengan prosedur organsasi, memiliki rencana kegiatan, dan tujuan Berbagai macam perguruan tinggi khususnya di Negara Indonesia dapat berbentuk Universitas, sekolah tinggi, akademik, politeknik, dan institut baik dalam bentuk negeri maupun swasta. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Institut merupakan sebuah organisasi, badan, atau perkumpulan yang bertujuan menyelenggarakan usaha pendidikan, kebudayaan, sosial, persahabatan (antar bangsa), rehabilitasi, dan sebaginya. Dalam fungsinya sebagai perguruan tinggi memiliki tugas untuk mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki perilaku, nilai dan norma sesuai sistem yang berlaku sehingga mewujudkan totalitas manusia yang utuh dan mandiri sesuai tata cara hidup bangsa. (Semiawan,1998:33). Berdasarkan pernyataan tersebut, untuk dapat mempersiapkan peserta didik yang memiliki perilaku, nilai dan norma yang sesuai dengan sistem yang berlaku, maka dalam pengelolaannya, staff yang berada pada perguruan tinggi harus memperhatikan kebijakan atau peraturan yang sesuai untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Berikut peraturan tersebut bukan hanya berlaku untuk mahasiswa/i saja, tetapi berlaku pula untuk staff pengelola perguruan tinggi yang sesuai dengan peraturan yang sudah dibuat sebelumnya.
repository.unisba.ac.id
3
Dalam pencapaiannya, dibutuhkan etika untuk mengatur bagaimana seseorang harus bersikap dan berperilaku dalam menjalankan peraturan yang telah ditetapkan dan bagaimana seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam (Tasmara,2002:64) etika menunjukan sikap dan harapan seseorang, artinya untuk mencapai harapannya, seseorang harus melakukan kinerja yang beretika agar dapat tercapai sesuai dengan keinginan. Tidak akan tercapai suatu tujuan jika kinerja dalam organisasi tidak menerapkan etika, adapun beberapa kasus pelanggaran etika yang terjadi dalam sebuah perguruan tinggi adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Phenomena yang Terkait Pelanggaran Etika Di Perguruan Tinggi Tahun
Perguruan Tinggi
2012
Perguruan tinggi di Indonesia
2012
Masalah
52 Perguruan Tinggi di wilayah Kopertis-I mulai dari Aceh sampai Sumatera Utara ketahuan telah melakukan penipuan dengan memanipulasi data dosen tetap mereka agar memperoleh Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) Universitas Dr. Soetomo, Universitas Pembuatan ijazah palsu Merdeka Malang, dan Universitas yang masih kosong untuk Darul Ulum Jombang. beberapa perguruan tinggi di malang dan jobang. Tersangka merupakan mantan dosen di kampusnya, namun sudah lama tidak aktif dalam kegiatan perkualiahan. Beliau juga
repository.unisba.ac.id
4
dinilai melakukan pelanggraan etika akademik dengan kasus jual beli nilai, dan membantu meluluskan mahasiswa dengan cara tidak wajar. Sumber : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah XIII dan http://krjogja.com/read/132216/bekas-dosenpimpin-jaringan-ijazah-palsu.kr dan Kompas.com Berdasarkan kasus yang terjadi diatas disebabkan karena kurangnya prinsip kejujuran dan prinsip kebenaran, yang dimiliki oleh setiap anggota dalam suatu organisasi, jelas ini merupakan suatu pelanggran etika dalam organisasi yang perlu dihindari. Pada kehidupan organisasi khususnya perguruan tinggi terdapat berbagai permasalahan yang pemecahannya mengandung implikasi moral dan etika, ada cara pemecahan yang secara moral dan etika tetapi ada juga yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Etika pada dasarnya merupakan upaya menjadikan moralitas sebagai landasan bertindak dan berperilaku dalam kehidupan bersama termasuk lingkungan profesi administrasi. Profesi disini dimaksudkan sebagai pekerjaan dengan mengandalkan keterampilan sesuai dengan tuntutan dan persyaratan/kebijakan organisasi, sehingga kepribadiannya terdorong untuk menjalankan tugasnya dengan tekun dan giat ((Rasyid, 1996, 4344 dalam Modul Diklat PIM IV(LAN-2008). Berdasarkan teori Colquit. Et.all (2009:6) menyatakan bahwa etika berpengaruh terhadap kinerja yang dinyatakan sebagai seperangkat nilai perilaku pegawai, baik secara positif maupun negative. Selain itu dinyatakan pula bahwa kinerja dipengaruhi oleh etika yang dimiliki pimpinan. Etika merupakan
repository.unisba.ac.id
5
komponen utama dalam pengambilan keputusan bagi pimpinan. Kemampuan seorang pimpinan dalam mengambil keputusan maupun perilaku etis terkait dengan kompetensi etikanya, teori ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara etika dengan kinerja. Kinerja
(performance)
gambaran
mengenai
tingkat
pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebiajakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning (Mahsum, 2009:25 dalam Sembiring, 2012:81) . Didalam buku yang sama juga menyatakan bahwa terdapat hubungan erat antara kinerja perorangan dengan kinerja organisasi, dengan kata lain apabila kinerja anggota organisasi baik maka diharapkan kinerja organisasi juga baik. Kinerja organisasi merupakan efektifitas organisasi secara menyeluruh dari setiap kelompok yang berkenaan dengan kebutuhan
yang
ditetapkan
melalui
usaha-usaha
yang
sistematik
dan
meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus untuk mencapai kebutuhannya secara efektif (Harbani, 2007:177 dalam Chantika, 2013:8). Adapun pernyataan (Yuliawati,2012:29) dalam jurnal penelitiannya menyatakan fenomena kinerja dan tata kelola dalam suatu institusi perguruan tinggi adalah sebagai berikut :
Tahun 2012
Tabel 1.2 Phenomena Tata Kelola Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi Masalah Perguruan Indonesia
tinggi
Di Belum optimalnya kinerja tenaga pendidik dan kependidikan, dimana pendidikan di Indonesia jauh tertinggal oleh Negara-negara lain yang disebabkan antara lain : kinerja
repository.unisba.ac.id
6
dan kemampuan serta kompetensi Sumber Daya Manusia Akademisi seperti : Pimpinan, Staf, Dosen dan Karyawan. 2012
Perguruan
tinggi
Indonesia
2012
Perguruan
di Civitas akademika perguruan tinggi masih banyak yang belum memenuhi kompetensi dan kualifikasi yang sesuai dengan posisi dan jabatan yang di emban, meskipun peran para dosen diperguruan tinggi sangat penting bagi kemajuan institusinya, juga pengembangan tenaga kerja pendidik sebagai unsur dominan dalam proses pembelajaran yang diarahkan untuk dapat meningkatkan kualifikasi, kompetensi dan profesionalisme
tinggi
di Masih belum tertata pula manajemen perguruan tinggi, dimana perguruan Indonesia tinggi harus melakukan pembenahan internal yang merata kembali pengelolaan organisasinya melalui perubahan paradigma, strategi dan tata kelola, system dan prosedur, sampai kepada budaya organisasi, kompetensi dan gaya kerja kepemimpinan, structural, dosen dan juga karyawannya. Melihat kompleksitas masalah yang harus dibenahi, maka membenahi dan menata ulang pengelolaan perguruan tinggi tidak mudah. Namun pembenahan ini harus dilakukan mengingat tantangan saat ini dan masa depan semakin berat dan kompleks. Sumber : Jurnal Penelitian (Yuliawati,2012:29-30) Berdasarkan fenomena tersebut, dapat disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa masih banyaknya permasalahan perguruan tinggi dalam pengelolaannya baik dari sisi financial maupun nonfinancial. Hal itu sangat perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi turunnya kualitas perguruan tinggi dalam memenuhi
repository.unisba.ac.id
7
kebutuhan mahasiswa. Oleh karena itu, perguruan tinggi dituntut untuk melaksanakan inovasi menajemen kelembagaan (institusi) pendidikan secara sistematik, total dan mendasar dengan sasaran utamanya adalah perubahan orientasi, padangan (visi), cara berpikir, dan pola perilaku (etika) nyata dan pandangan serta cara berfikir. Keberadaan perguruan tinggi dalam keseluruhan kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki peran yang sangat besar. Untuk itu diperlukan konsep penyelenggaraan institusi perguruan tinggi yang dianggap cukup ideal, hal ini dikenal dengan istilah Good University Governance (GUG) (Puspitarini, 2012:2). Menurut Wijatno (2009:126) dalam jurnal yang sama secara sederhana Good University Governance (GUG) dapat dipandang sebagai penerapan prinsip-prinsip dasar konsep “good governance” dalam sistem dan proses governance pada institusi perguruan tinggi melalui berbagai penyesuaian yang dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam penyelenggaraan perguruan tinggi secara khusus dan pendidikan secara umum. Dalam jurnal yang sama juga dinyatakan bahwa Good University Governance merupakan suatu konsep yang menerapkan prinsip-prinsip dasar Good
Governance
seperti
transparansi,
akuntabilitas,
responsibilitas,
independensi, dan keadilan yang perlu diterapkan oleh setiap perguruan tinggi untuk mewujudkan perguruan tinggi yang berkualitas. Pada prakteknya, keseluruhan prinsip tersebut harus diterapkan untuk mewujudkan suatu tata kelola perguruan tinggi yang baik.
repository.unisba.ac.id
8
Dalam implikasinya institut menjadi sebuah perguruan tinggi yang sudah cukup menonjol dalam menerapkan konsep good university governance khususnya pada Institut Teknologi Bandung (ITB) (Aristo, 2013:1 ). Jika di implementasikan secara ideal, memungkinkan akan mengurangi berbagai kecurangan seperti korupsi, serta penyimpangan-penyimpangan lainnya yang menyebabkan kinerja menjadi tidak efektif dan efisien. Institut merupakan perguruan tinggi yang melaksanakan program pendidikan keilmuan dan kejuruan dalam satu bidang pengetahuan, institut menjadi objek penelitian dalam penelitian ini, karena peneliti memiliki beberapa alasan seperti : karena dalam penelitian mengenai good university governance, universitas menjadi hal yang sudah biasa dilakukan oleh peneliti lainnya, penyelenggaraan pendidikan di institut lebih luas dibandingkan dengan sekolah tinggi, dan sistem pelaporan dalam institut berbeda dengan dengan universitas lainnya. Untuk mengetahui apakah tata kelola dan kinerja perguruan tinggi sudah berjalan secara efektif dan efisien, maka harus ada pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson, 2002 dalam Mahmudi 2015:6). Pemakaian penilaian kinerja tradisional yaitu ROA, Profit Margin dan Rasio Operasi sebetulnya tidak cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan karena ROA, Profit Marjin dan Rasio Operasi hanya menggambarkan pengukuran efektivitas penggunaan aktiva serta laba
repository.unisba.ac.id
9
dalam mendukung penjualan selama periode tertentu. Ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal-hal lain di luar sisi finansial misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan dan Norton, 1996) dalam kutipannya (Rahmani,2010:1-2). Saat ini terdapat alat analisis yang bertujuan untuk menunjang proses manajemen yang disebut dengan Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Norton pada tahun 1990 dalam kutipan (Rahmani,2010:1-2) . Balanced Scorecard merupakan suatu ukuran yang cukup komprehensif dalam mewujudkan kinerja, yang mana keberhasilan keuangan yang dicapai perusahaan bersifat jangka panjang.Balanced Scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan suatu bentuk transformasi strategik secara total kepada seluruh tingkatan dalam organisasi. Pada organisasi laba perspektif financial merupakan tujuan akhir, sedang padaorganisasi nirlaba kepuasan pelanggan merupakan tujuan akhir. Baik perspektif financial maupun perspektif nonfinancial memiliki berbagai keseimbangan dalam merintis good university governance, antara lain: Kepentingan Internal dan Eksternal (Stakeholders), Rutinintas dan Inovasi, Keuangan dan Non Keuangan, Masa Kini dan Masa Depan, Jangka Pendek dan Jangka Panjang dan sebagainya. Muazaroh (1998:I-1) juga menyatakan bahwa kelebihan dari metode balanced scorecard ini adalah pendekatan ini berusahan untuk menerjemahkan misi dan strategi organisasi kedalam tujuan-tujuan dan pengukuran-pengukuran yang dilihat dari 4 (empat)
repository.unisba.ac.id
10
perspektif tadi, seperti perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis, dan perspektif belajar dan tumbuh. Disamping itu, balanced scorecard tidak hanya mengukur hasil akhir (out come) tapi juga aktivitasaktivitas penentu hasil akhir. Dari fenomena dan teori yang di uraikan diatas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Etika Organisasi dan Good University Governance Terhadap Kinerja Organisasi” (Survey dilakukan pada Institut di Wilayah Kota Bandung).
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana etika organisasi terhadap kinerja organisasi.
2.
Bagaimana Good University Governance terhadap kinerja organisasi.
3.
Bagaimana pengaruh etika organisasi dan Good University Governance terhadap kinerja organisasi.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan pernyataan penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian
adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui etika organisasi terhadap kinerja organisasi.
2.
Mengetahui Good University Governance terhadap kinerja organisasi.
repository.unisba.ac.id
11
3.
Mengetahui pengaruh etika organisasi dan Good University Governance terhadap kinerja organisasi
1.4
Kegunaan Penelitian Kegunaan atau manfaat adalah hal yang positif dirasakan dan dihasilkan
dari apa yang seseorang telah lakukan dan kerjakan, maka penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan penulis sendiri khususnya. Adapaun kegunaan operasional dan akademik yang ingin dicapai adalah : A.
Kegunaan Operasional a. Bagi Penulis Penulisan skripsi ini sangat berguna bagi penulis, karena dengan penulisan skrisi ini penulis mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat dan pengalaman yang baru dalam meneliti teori mengenai Good University Governance, etika organisasi dan kinerja organisasi berdasarkan metode balance scorecard pada perguruan tinggi yang berada di wilayah Kota Bandung. b. Bagi Perguruan Tinggi Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk
meningkatkan
efektivitas dan efisiensi suatu kinerja perguruan tinggi. Baik dari segi etika perguruan tinggi tersebut maupun dari segi tata kelolanya, selain itu penelitian ini
diharaphakan dapat di gunakan sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan dan untuk memberikan gambaran bagaimana pentingnya sebuah etika organisasi dan Good University
repository.unisba.ac.id
12
Governance terhadap kinerja Organisasi pada sebuah institute maupun terhadap jenis perguruan tinggi lainnya yang berada di Wilayah Kota Bandung.
B.
Kegunaan Akademis a. Bagi Universitas Islam Bandung Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber atau referensi bagi mahasiswa yang membutuhkan mengenai bagaimana etika organisasi dan Good University Governance memiliki pengaruh terhadap kinerja organisasi. Juga bisa menjadi acuan bagaimana system penerapan Good University Governance terhadap kinerja perguruan tinggi di Universitas Islam Bandung. b. Bagi Perguruan Tinggi lainnya Sebagai bahan referensi dan memberikan teori kinerja yang seimbang dengan peningkatan tata kelola perguruan tinggi dan perbaikan etika organisasi
1.5
Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penelitian ini, penulis membuat sistematika penulisan
sebagai berikut :
repository.unisba.ac.id
13
BAB I,
PENDAHULUAN Pendahuluan, meliputi Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan
Penelitian,
Kegunaan
Penelitian,
dan
Sistematika
Penulisan. BAB II,
LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS Penulis akan menjelaskan Landasan teori yang menjadi dasar penulisan
skripsi
yang
meliputi,
kajian
ontologism
dan
epistimologis permasalahan. Objek kajian yang dibahas adalah Pengaruh Etika Organisasi dan Good University Governance terhadap Kinerja Organisasi (survey dilakukan pada Institut di Kota Bandung), yang terdiri dari pengertian, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan Kinerja Organisasi. BAB III,
METODE PENELITIAN Bab ini membahas jenis penelitian, objek dan lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas analisis data yang mendiskusikan lebih lanjut data yang telah disampaikan sebelumnya tentang pemaparan data yang telah diperoleh serta mengintreprestasikannya. Analisis diskusi yang disesuaikan dengan permasalahan dan hasil kajian teoritis yang telah diperoleh untuk mendapatkan titik temu antara data lapangan dengan teori yang telah ada, terutama berbagai teori
repository.unisba.ac.id
14
yang mengarah pada etika organisasi, Good University Governance dan Kinerja organisasi. Sehingga dapat ditemukan penyelesaian atau jawaban yang ingin dicapai oleh peneliti. Analisis dilakukan dengan mengembangkan hasil pengumpulan data yang sejalan dengan permasalahan yang dikaji, “Pengaruh etika Organisasi dan Good University Governance terhadap Kinerja Organisasi” BAB V,
PENUTUP Penutup, berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, serta saran-saran atas permasalahan yang ada untuk penelitian selanjutnya
repository.unisba.ac.id