BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona ini, zona private dan service berada di belakang. Letak kedua zona tersebut memang dapat memnuhi kebutuhan pada zona semi private lantai 1 namun kurang dekat dengan zona semi private pada lantai 2 sehingga letak zona service seharusnya berada sedikit lebih di depan.
Gambar 4.2 Alternatif Zoning 2 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Masih belum ada perubahan pada peletakan zona public tetapi zona private dan service pada alternative ini sudah diletakkan dekat dengan tangga karena kedua zona tersebut berhubungan langsung dengan zona semi private. Namun peletakan zona service masih terlalu jauh dengan tangga karena sebenarnya zona service yang lebih diharuskan untuk dekat dengan akses ke lantai 2 dibanding dengan zona private.
Gambar 4.3 Alternatif Zoning 3 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Letak zona publik yang tepat karena berada dekat dengan pintu masuk. Zona private terletak pada sudut lain ruangan mempertimbangkan tidak semua orang mendapatkan akses menuju zona private. Zona service terletak berdampingan dengan zona private karena aktivitas yang terjadi diantaranya keduanya berkaitan. Alternative zoning ini merupakan zoning yang terpilih.
Gambar 4.4 Alternatif Grouping 1 Lantai 1 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Ruang pemilik, staff, karyawan, dan terapis seharusnya mendapatkan akses menuju pantry.
Gambar 4.5 Alternatif Grouping 1 Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Letak kabin diletakkan seperti itu agar mendapat cahaya alami jika diperlukan.
Gambar 4.6 Alternatif Grouping 2 Lantai 1 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Area janitor seharusnya lebih dekat dengan pantry.
Gambar 4.7 Alternatif Grouping 2 Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Area kabin couple merupakan area yang seharusnya lebih private dengan peletakan yang lebih jauh dari sirkulasi vertical utama pada bangunan.
Gambar 4.8 Alternatif Grouping 3 Lantai 1 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Penempatan ruang yoga sudah sesuai dengan bubble diagram yang dibuat. Begitu juga dengan letak ruang lainnya yang sudah disesuaikan dengan bubble diagram. Alternative grouping ini merupakan grouping yang terpilih.
Gambar 4.9 Alternatif Grouping 3 Lantai 2 (Sumber : Data Pribadi) ANALISA : Penempatan ruang sudah disesuaikan dengan bubble diagram dan alternative grouping ini merupakan alternative grouping yang terpilih.
Skema 4.1 Mind Map Konsep Judul (Sumber : Data Pribadi)
Skema 4.2 Mind Map Penerapan Konsep (Sumber : Data Pribadi)
4.1 Konsep Perancangan Perancangan judul interior pada urban day spa ini mengambil data dari spa The Sanctum dengan filosofi “A place to escape from your busy routine” yang sesuai dengan latar belakang masalah dimana spa ini diperuntukkan untuk masyarakat perkotaan yang rentan akan stress yang muncul dari rutinitas sehari – hari yaitu city escape. Tema untuk perancangan interior adalah oasis yaitu suatu tempat yang tenang ditengah kondisi sulit, seperti kehidupan di suatu tempat dengan sumber air dan pepohonan hijau diantara gurun pasir. Tema oasis tersebut mencerminkan The Sanctum sebagai tempat yang menghadirkan suasana sejuk ditengah kesibukan perkotaan.
Gambar 4.10 Oasis (Sumber : www.gettyimages.com)
4.2 Citra Ruang Citra ruang yang ingin ditampilkan adalah relaks karena inti dari spa ini adalah relaksasi bagi masyarakat urban dari rutinitas sehari – harinya. Kesan relaksasi ditampilkan dalam bentuk ruangan yang menampilkan citra yang menyegarkan, sedangkan kesan modern didapat dari bentuk furniture. Bentuk yang diterapkan mengambil konsep bentuk organis yang disesuaikan dengan bentuk atau keadaan alam yang bentuknya organis. Bentuk organis juga dapat mengurangi rasa stress karena memberi kesan nyaman dan lembut dibandingkan bentuk geometris yang tegas dan kaku. Material yang dipakai adalah material yang berasal dari alam dan ramah lingkungan seperti kayu, rotan, bamboo, dan bebatuan serta material lain yang memberi kesan relaks.
Gambar 4.11 Citra Ruang (Sumber : www.google.com)
4.3 Konsep Warna Warna – warna yang digunakan adalah warna yang menenangkan yang dapat menimbulkan suasana refreshing dan relaxing sesuai dengan tema oasis. •
Warna biru
Seperti langit dan laut, surge dan seluruh alam semesta warna biru merupakan warna suci. Mulai dari biru sangat muda sampai warna deep cobalt, warna ajaib ini memberi efek tenang, mengurangi perpecahan dan mengurangi banyak gejala stress. Tekanan darah akan melambat dan bernafas lebih pelan. Meditasi
yang membutuhkan
ketenangan akan lebih mudah dicapai dalam ruangan bernuansa biru pucat. Warna
lebih gelap akan menambah konsentrasi dan kemampuan bekerja lebih produktif. Sebuah ruangan tidak perlu semua berwarna biru untuk memperoleh keuntungan penyembuhan dari warna ini. Terlalu banyak warna biru akan membuat ruangan terasa dingin dan tidak bergairah. Perpaduan warna biru dengan warna hangat yang membumi dapat menciptakan ruangan yang tenang namun tetap menyenangkan. •
Warna hijau
Warna yang terinspirasi dari alam dan menenangkan ini mengurangi rasa sakit dan kegelisahan, melawan depresi dan menciptakan suatu oerasaan yang sehat. Warna hijau memberikan efek menenangkan mata, menciptakan relaksasi, menyembuhkan rasa sakit, mewakili penyembuhan, pertumbuhan dan pembaharuan. •
Warna bumi / coklat
Warna – warna yang diambil dari bumi memberikan perasaan nyaman karena warna tersebut melambangkan hubungan manusia dengan alam. Selain itu juga mewakili kestabilan, kekuatan dan kedewasaan, membantu menenangkan kegelisahan dan mudah bersosialisasi dengan warna lain. •
Warna salju / putih
Warna ini sering dipersepsikan sebagai ketiadaan warna. Warna putih dapat dipadukan dengan semua spectrum warna. Warna putih juga men gandung arti spiritual, membuat suasana meditasi, membangkitkan kreatifitas, mempertegas efek dari warna yang lain, menampilkan cahaya terang dari matahari. •
Warna ungu
Warna ungu memiliki arti positif yaitu kemewahan, ambisi dan empati. Warna ini memberi kesan spiritual dan misterius namun juga memberi kesan anggun. Warna
ungu yang gelap memancarkan kekuatan, seperti kekuatan akan intuisi, fantasi, inspirasi dan rasa kreativitas.
Gambar 4.12 Konsep Warna (Sumber : Data Pribadi)
4.4 Konsep Pencahayaan Pencahayaan menggunakan sistem pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami dimaksimalkan pada ruangan – ruangan yang kemungkinan terjadi banyak kegiatan agar tidak diperlukan energi tambahan pada siang hari. Untuk pencahayaan buatan yang digunakan, dibagi menjadi beberapa jenis pencahayaan yaitu pencahayaan langusng, pencahayaan tidak langsung dan spot lighting. Ketiga pencahayaan tersebut ditempatkan pada area – area yang diperlukan baik dari segi estetika maupun fungsi. Pada lampu - lampu juga dilengkapi dengan dimmer untuk mengatur intensitas cahaya sesuai yang diinginkan.
Gambar 4.13 Konsep Pencahayaan (Sumber : www.google.com)
4.5 Konsep Penghawaan Penghawaan yang dipakai adalah penghawaan buatan menggunakan ac central, ac split dan exhausfan. Ac dipakai dengan pertimbangan menjaga suhu kamar tetap, baik bagi terapis maupun pengunjung pada saat melakukan aktivitas. Khusus untuk ruang perawatan tubuh menggunakan AC split karena membutuhkan pengatur suhu pada masing – masing ruangannya. Exhaustfan juga digunakan karena berfungsi sebagai penyedot asap dan menghilangkan bau pada area tertentu. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1205/Menkes/Per/X/2004, suhu ruangan berkisar antara 18-20°C dan kelembaban berkisar antara 40 – 70%.
4.6 Konsep Akustik Ruang Menggunakan material yang dapat meredam suara bising untuk relaksasi yang maksimal pada tiap ruangan seperti penggunaan glasswool pada tiap partisi serta penggunaan material lantai yang dapat meredam suara langkah kaki seperti karpet dan parket.
Gambar 4.13 Konsep Akustik Ruang (Sumber : www.google.com) 4.7 Konsep Keamanan dan Signage Menggunakan peralatan keamanan serta signage standar yang mudah dipahami. Peletakan peralatan keaman disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk peralatan pemadam kebakaran ringan maka sebaiknya ditempatkan pada tempat – tempat yang mudah terlihat dan dijangkau namun tidak mengganggu penampilan ruang. Untuk penempatan CCTV, diletakkan di tempat sesuai kebutuhan seperti pada area kasir dan launge ataupun ruang tunggu. Untuk signage digunakan simbol dan petunjuk yang mudah dipahami serta letaknya yang mudah terlihat.
Gambar 4.14 Konsep Keamanan (Sumber : www.google.com)
Gambar 4.15 Konsep Signage (Sumber : www.google.com)