BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,
unit analisis, horizon waktu, skala pengukuran dan metode pengujian data yang dirancang untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002, p.108). Dalam penelitian jenis ini jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptifanalitis dan inferensial. Metode deskriptif ini merupakan suatu metode dengan meneliti status suatu obyek, suatu set atau rangkaian kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan studi ini untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati. Studi ini membantu peneliti untuk menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti, mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu, dan menawarkan ide masalah untuk penguji atau penelitian atau penelitian selanjutnya (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002, p 88). Data yang akan diperoleh dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan dasar-dasar teori finansial dan statistik inferensial.Analisis terhadap data melalui pendekatan kuantitatif tadi dilakukan dengan menggunakan hitungan statistik untuk menguji keberlakuan suatu hipotesis dengan bantuan program komputer Statistical
Program for Social Science (SPSS). Unit analisis penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan consumers goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan yang telah go-public selama periode 2003-2007.
37
3.2
38
Operasionalisasi Variabel Penelitian Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang
dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasinalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran denga cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang detetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004, p.32). Menghitung nilai Z (Z-score) untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan perusahaan dengan analisis Altman yang menggunakan empat rasio keuangan. Dalam penelitian ini perlu didefinisikan secara jelas variabel-variabel yang termasuk dalam penelitian ini, variabel-variabel yang dimaksudkan adalah: 1. Net working capital to total asset, mengukur likuiditas dengan membandingkan aktiva likuid bersih dengan total aktiva. Aktiva likuid bersih atau modal kerja didefinisikan sebagai total aktiva lancar dikurangi total kewajiban lancar. Umumnya, bila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan turun lebih cepat daripada total aktiva, dan menyebabkan rasio ini turun. X1 = modal kerja terhadap total aktiva (rasio likuiditas) modal kerja bersih total aktiva 2. Retained earning to total asset, mengukur profitabilitas kumulatif dari perusahaan. Pada beberapa tingkat, rasio ini juga mencerminkan umur perusahaan, karena semakin muda perusahaan, semakin sedikit waktu yang dimilikinya untuk membangun laba kumulatif. Bila perusahaan mulai merugi, tentu saja nilai dari total laba ditahan mulai turun. Bagi banyak perusahaan nilai laba ditahan dan rasio ini akan menjadi negatif.
39
X2 = laba ditahan terhadap total aktiva (rasio profitabilitas kumulatif) laba ditahan total aktiva 3. EBIT to total asset, mengukur kemampulabaan, yaitu tingkat pengembalian dari aktiva, yang dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) tahunan perusahaan dengan total aktiva pada neraca akhir tahun. Rasio ini juga dapat digunakan sebagai ukuran seberapa besar produktivitas penggunaan dana yang dipinjam. Bila rasio ini lebih besar dari rata-rata tingkat bunga yang dibayar, maka berarti perusahaan menghasilkan uang yang lebih banyak dari pada bunga pinjaman. X3 = EBIT terhadap total aktiva (rasio profitabilitas) EBIT total aktiva 4. Market value equity to total liabilities, merupakan kebalikan dari rasio utang per modal sendiri (DER) yang lebih terkenal. Nilai modal sendiri yang dimaksud adalah nilai pasar modal sendiri, yaitu jumlah saham perusahaan dikalikan dengan harga pasar perlembar sahamnya. Umumnya perusahaan-perusahaan yang gagal mengakumulasi lebih banyak hutang dibandingkan modal sendiri. X4 = modal sendiri terhadap total hutang (rasio solvabilitas) modal sendiri total hutang
3.3
Jenis dan Sumber Data
3.3.1
Jenis data Jenis data yang digunakan adalah sebagai – berikut : a. Kualitatif
40
Membandingkan antara tiap – tiap teori dan konsep – konsep yang diperoleh selama perkuliahan dengan masalah yang akan diteliti. b. Kuantitatif Menggunakan
angka
–
angka
dalam
mengumpulkan,
menyajikan,
menganalisa serta mengolah data yang ada. 3.3.2
Sumber data Sumber data yang diperoleh yaitu data yang bersifat sekunder yang diperoleh dari
BEI seperti Indonesian Capital Market Directory (ICMD), buku prospektus perusahaan, bukubuku yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, dan internet dengan website www.idx.co.id. a.
Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui survey ke Bursa Efek Indonesia (BEI), selain itu
data juga didapat dari internet melalui website www.idx.co.id. Data yang didapat berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas. b.
Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah industri consumers good di Indonesia
yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan consumer goods yang tercatat dari tahun 2003 sampai tahun 2007 adalah 35 perusahaan (emiiten) Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive
sampling, yaitu berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria yang ditentukan dalam pengambilan sampel bagi perusahaan consumer goods antara lain: 1. Perusahaan consumer goods yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. 2. Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan selama periode pengamatan per 31 Desember.
41
Berdasarkan kriteria di atas maka perusahaan-perusahaan yang terpilih sebagai sampel yaitu: 1. Ades Waters Indonesia, Tbk
(ADES)
2. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
(AISA)
3. Aqua Golden Mississippi Indonesia, Tbk
(AQUA)
4. Cahaya kalbar, Tbk
(CEKA)
5. Davomas Abadi, Tbk
(DAVO)
6. Delta Djakarta, Tbk
(DELTA)
7. Indofood Sukses Makmur, Tbk
(INDF)
8. Multi Bintang Indonesia, Tbk
(MLBI)
9. Mayora Indah, Tbk
(MYOR)
10. Prasidha Aneka Niaga, Tbk
(PSDN)
11. Sekar Laut, Tbk
(SKLT)
12. Siantar Top, Tbk
(STTP)
13. Ultra Jaya Milk, Tbk
(ULTJ)
14. BAT Indonesia, Tbk
(BATI)
15. Bentoel International Inv, Tbk
(RMBA)
16. Gudang Garam, Tbk
(GGRM)
17. HM Sampoerna, Tbk
(HMSP)
18. Darya-Varia Laboratoria, Tbk
(DVLA)
19. Indofarma (Persero), Tbk
(INAF)
20. Kimia Farma (Persero), Tbk
(KAEF)
21. Merck, Tbk
(MERK)
22. Kalbe Farma, Tbk
(KLBF)
23. Pyridam Farma, Tbk
(PYFA)
24. Schering-Plough Indonesia, Tbk
(SCPI)
3.4
42
25. Squibb-Myers Indonesia, Tbk
(SQBI)
26. Tempo Scan Pasific, Tbk
(TSPC)
27. Unilever Indonesia, Tbk
(UNVR)
28. Mandom Indonesia, Tbk
(TCID)
29. Mustika Ratu, Tbk
(MRAT)
30. Kedaung Indah Can, Tbk
(KICI)
31. Kedauang Setia Industrial, Tbk
(KDSI)
32. Langgeng Makmur Industri, Tbk
(LMPI)
Metode Analisis Analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1. Menghitung nilai Z (Z-score) untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan perusahaan dengan analisis Altman yang menggunakan empat rasio keuangan. X1 = modal kerja terhadap total aktiva (rasio likuiditas) modal kerja bersih total aktiva X2 = laba ditahan terhadap total aktiva (rasio profitabilitas kumulatif) laba ditahan total aktiva X3 = EBIT terhadap total aktiva (rasio profitabilitas) EBIT total aktiva X4 = modal sendiri terhadap total hutang (rasio solvabilitas) modal sendiri total hutang
43
Setelah rasio-rasio tersebut dihitung, kemudian dimasukkan ke dalam model:
Z-score = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4
Dengan kriteria penilaian: a. Z > 2,6 menunjukkan indikasi kesehatan keuangan perusahaan dalam kondisi yang aman artinya tidak ada potensi kebangkrutan. b. 1,1 ≤ Z ≤ 2,6 menunjukkan indikasi bahwa manajemen harus bekerja keras untuk mempertahankan keberadaan perusahaan. Jadi, manajemen harus mengambil dan memutuskan kebijakan yang tepat untuk perusahaan agar perusahaan tidak bangkrut. c.
Z < 1,1 menunjukkan indikasi bahwa kesehatan keuangan perusahaan berada dalam kondisi yang sangat parah dan sangat berpotensi untuk mengalami kebangkrutan.
2.
Menghitung besarnya PBV Rumus rasio harga saham terhadap nilai buku adalah sebagai berikut:
PBV =
harga per lembar saham nilai buku ekuitas per lembar saham
Dari hasil PBV tersebut akan dikurangi dengan angka 1 sehingga akan diperoleh nilai tambah pasar terhadap nilai PBV. 3. Analisis Regresi a. Regresi linier sederhana Regresi linier sederhana yaitu mengestimasi besarnya koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier, yang melibatkan satu variable bebas, untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variable tergantung (Sarwono, Jonathan, 2006, p116). Untuk melihat seberapa besar pengaruh tingkat kesehatan keuangan perusahaan terhadap price to book
value, maka digunakan persamaan:
44
Y = a + b1X1 Dimana : Y = PBV a = konstanta b1 = koefisien variabel X1 = Z-score b. Regresi linier berganda Regresi linier berganda yaitu mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan oleh persamaan yang bersifat linier, yang melibatkan dua/lebih variabel bebas, untuk digunakan sebagai alat prediksi besar nilai variabel tergantung (Sarwono, Jonathan. 2006, p128). Untuk memprediksi besarnya price book value (PBV) yang dipengaruhi variabel-variabel Z- Score maka digunakan Regresi Linear Berganda dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Di mana: Y
= price to book value ratio (PBV)
a
= konstanta
b1,….b4 = koefisien variabel X1
= net working capital to total asset
X2
= retained earning to total asset
X3
= earning before interest and tax to total asset
X4
= market value equity to total liabilities
4. Uji Hipotesis a.
Hipotesis pertama menyatakan bahwa:
45
1) Diterima dengan kriteria apabila nilai Z > 2,6 maka perusahaan dinyatakan sehat. 2) Ditolak dengan kriteria apabila nilai Z ≤ 2,6 maka perusahaan ini dinyatakan tidak sehat. b. Hipotesis kedua menyatakan bahwa; 1) Diterima dengan kriteria apabila nilai PBV ≥ 1, maka terdapat nilai tambah ekuitas yang positif. 2) Ditolak dengan kriteria apabila nilai PBV < 1, maka terdapat nilai tambah ekuitas yang negatif. c.
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa: Uji f dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara tingkat kesehatan keuangan perusahaan terhadap price to book value (PBV) secara bersama (simultan). Dan juga untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel-variabel Z score berpengaruh terhadap PBV. Sedangkan uji t dilakukan untuk mengetahui secara parsial apakah ada pengaruh dari setiap variable-variabel Z-score terhadap PBV dan seberapa besar pengaruhnya. Jika tingkat probabilitas ( Sig ) < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak dan sebaliknya jika tingkat probabilitas ( Sig ) > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
3.5
Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Rancangan implikasi untuk penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan analisis
altman Z-Score dalam memprediksi kondisi keuangan perusahaan serta pengaruhnya terhadap Price To Book Value (PBV) pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2003-2007. Sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan
46
informasi mengenai variabel-variabel pembeda yang signifikan dalam pengelompokan perusahaan yang berkinerja keuangan sehat dan tidak sehat. Z-score yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan dasar prediksi untuk mengklasifikasikan perusahaan ke dalam kelompok perusahaan yang berkinerja keuangan sehat dan tidak sehat. Perbandingan yang ada akan membuktikan bahwa perusahaan yang unprofitable bisa menampilkan cash flow yang positif atau mempunyai kinerja keuangan yang sehat, sehingga hasil ini akan sangat berguna bagi investor.