BAB 3 ANALIS IS S IS TEM
3.1 .
Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1
Latar Belakang S MA DIPONEGORO SM A diponegoro yang berlokasi di jalan Diponegoro No.125 Kisaran ini,
pertama kali dibentuk pada tanggal 3 januari 1977 yang di pimpin oleh kepala sekolah M uhidin M asmud dengan tenaga pengajar sebanyak 16 orang dan jumlah pelajar pertama kali adalah 18 murid IPA dan
15 murid IP S.
Pembentukan SM A ini mendapat dukungan yang besar dari Yayasan sekolah yang di perkuat dengan surat keputusan pengurus Yayasan Perguruan Diponegoro Kisaran nomor 147/A.10/YPD/1985 tanggal 16 september 1985. Kurikulum yang dipakai oleh SM A Diponegoro adalah kurikulum 2006 (KTSP) yang diberlakukan Departemen Pendidikan Nasional melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang dimaksudkan untuk mempertegas pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang artinya kurikulum ini tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. Kegiatan belajar mengajar di SM A Diponegoro dimulai dari pukul 07.30 WIB dan berakhir pukul 13.30 WIB, sedangkan untuk hari jumat dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai 11.30 WIB dan hari sabtu dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SM A Diponegoro dapat tercapai melalui proses pembelajaran yang mampu membentuk pola perilaku pelajar sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes.
46
3.1.2
Visi S MA DIPONEGORO Visi dari SM A DIPONEGORO adalah Unggul dalam M utu, Disiplin
dalam belajar, Berbudi bawa Laksana.
3.1.3
Misi S MA DIPONEGORO M isi SM A DIPONEGORO adalah sebagai berikut : 1. M endorong dan membantu siswa menumbuhkan semangat dan keinginan bekerja keras dalam upaya meningkatkan potensi belajar dan mengembangkan kemampuan intelektual, emosional serta spiritualnya secara optimal 2. M elaksanakan bimbingan secara efektif dan efisien sehingga menumbuhkan kesadaran siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah, peraturan pemerintah dan undang-undang Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. M enumbuhkan kesadaran dan melatih diri siswa menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya secara nyata sehingga memiliki budi pekerti yang dapat dikembangkan dalam kehidupan disekolah, masyarakat berbangsa dan bernegara.
47
3.1.4
S truktur Organisasi S MA DIPONEGORO
Gambar 3.1 S truktur Organisasi S MA DIPONEGORO Sumber : Sma Diponegoro 2009 3.1.5
S asaran S MA DIPONEGORO 1. M eningkatkan kualitas belajar mengajar. 2. M embentuk pelajar yang memiliki kepribadian, tanggung jawab, disiplin,
kemandirian
serta kemampuan
bersaing
dalam era
globalisasi. 3. M eningkatkan prestasi pelajar. 4. M eningkatkan kinerja guru. 3.1.6. Tugas dan Wewenang 3.1.6.1 Kepala S ekolah •
M engarahkan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar.
•
M enyusun program kerja sekolah.
48
•
M emeriksa dan menandatangani raport dan STTB serta suratsurat lainnya.
•
M engambil keputusan.
•
M emeriksa pembayaran uang sekolah siswa.
•
M engatur penyediaan keperluan perlengkapan sekolah.
•
M engawasi kinerja guru.
3.1.6.2 Wakil kepala sekolah Bidang Kurikulum M embantu Kepala sekolah dalam bidang mengajar yaitu : •
M enyusun program pengajaran.
•
M enyusun pembagian tugas guru.
•
M emyusun jadwal dan pelaksanaan ulangan umum serta ujian akhir.
•
M enerapkan persyaratan dalam kelulusan siswa.
•
M engkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran.
3.1.6.3 Wakil kepala sekolah Bidang Kesiswaan •
M enyusun program pembinaan kesiswaan/ OSIS.
•
M elaksanakan bimbingan dan pengarahan serta tata tertib sekolah dan pemilihan pengurus OSIS/PK.
•
M embina pengurus OSIS/PK dalam berorganisasi
49
•
M engadakan seleksi pelajar untuk mewakili sekolah dalam berbagai kegiatan di luar sekolah.
•
M enyusun kegiatan ekstrakurikuler.
•
M enyusun laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.
3.1.6.4 Kepala Tata Usaha Kepala tata usaha bertugas membantu Kepala Sekolah dalam hal sebagai berikut: •
M engelola keuangan sekolah.
•
M engurus administrasi kepegawaian.
•
M enyusun administrasi perlengkapan sekolah.
•
M enyusun dan menyajikan data statistik sekolah.
•
M enganalisis kebutuhan guru dan pegawai.
•
Penyusunan tugas tambahan guru.
•
Pengajuan usul kenaikan pangkat.
•
Pengajuan usul kenaikan gaji berkala.
•
Pengelolaan administrasi gaji.
3.1.6.5 Bimbingan dan Penyuluhan (BP) •
M embina pelaksanaan koordinasi keamanan, kebersihan dan ketertiban.
•
M engawasi perilaku pelajar di sekolah.
50
•
M emberi hukuman kepada pelajar yang melanggar peraturan sekolah seperti berkelahi, berjudi, merokok dan bermain kartu.
3.1.6.6 Guru Mata Pelajaran (GMP) •
M embuat model pembelajaran.
•
M embuat program tahunan dan program semesteran.
•
M embuat program kegiatan pelajar.
•
M elaksanakan kegiatan pembelajaran.
•
M embuat catatan mengenai kemajuan hasil belajar pelajar.
•
M engatur kebersihan kelas.
•
M elaksanakan kegiatan penilaian hasil belajar seperti tugas harian, ulangan umum, ujian semester dan ujian akhir.
•
M engajar sesuai dengan ilmu pengetahuan.
•
M emberikan catatan kepada pelajar.
•
M emasukkan nilai pelajar kedalam buku daftar nilai.
3.1.6.7 Guru Laboratorium SM A Diponegoro memiliki 5 laboratorium, yaitu : lab. Bahasa, lab. Kimia, lab. Fisika, lab. Komputer, lab Biologi. Tugas masing-masing guru laboratorium adalah :
51
•
M engkoordinasikan penggunaan sarana dan prasarana yang ada di ruangan laboratorium.
•
M enjaga peralatan yang ada di ruang laboratorium.
•
M enjaga ketertiban dan ketenangan di ruang laboratorium.
•
M enyusun laporan dari penggunaan laboratorium.
3.1.6.8 Guru Wali Kelas •
M enyampaikan kebijakan dan program Kepala Sekolah kepada pelajar dan orang tua.
•
M enyelenggarakan Administrasi kelas seperti buku absen siswa, jurnal kelas, struktur organisasi, daftar petugas piket, daftar pelajaran di kelas, denah tempat duduk siswa, catatan kepribadian siswa, mengisi dan membagikan raport.
•
M emotivasi siswa untuk berperan aktif dalam berbagai kegiatan sekolah.
•
M embina dan membimbing siswa dalam berprilaku, berorganisasi, bersosialisasi, berpakaian dan berdisiplin.
•
M engoptimalkan potensi siswa secara individu dalam strategi belajar, prestasi belajar, bakat dan minat belajar.
•
M enjalin kerjasama dengan orangtua pelajar dan guru bidang studi.
52
3.2 Analisis Sistem 3.2.1
Sistem yang sedang berjalan 3.2.1.1 Kuesioner Guru Beriku akan dibahas hasil kuesioner yang diberikan kepada 20 guru dari 47 guru yang ada. 1. Seberapa baik murid dalam mengikuti pelajaran? a. Sangat baik
12%
b. Baik
43%
c. Cukup baik
21%
d. Kurang baik
13%
e. Tidak baik
11%
13%
11%
Sangat baik
12%
Baik 43%
21%
Cukup baik Kurang baik Tidak baik
Gambar 3.2 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.1 untuk guru Simpulan : M urid bersikap baik dalam mengikuti pelajaran.
2. Apakah terdapat kesulitan dalam proses belajar mengajar? a. Ya
30%
b. Netral
58%
c. Tidak
12%
53
30%
12% Ya
58%
Netral Tidak
Gambar 3.3 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.2 untuk guru. Simpulan : Guru tidak begitu sulit dalam melaksanakan proses mengajar. 3. Apakah anda sering menggunakan komputer? a. Sangat sering
56%
b. Sering
22%
c. Cukup sering
18%
d. Jarang
4%
e. Tidak pernah
0%
4% 0%
Sangat ser ing
18% 22%
Sering
56%
Cukup sering Jarang Tidak pernah
Gambar 3.4 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.3 untuk guru Simpulan : Guru sangat sering menggunakan komputer.
4. Seberapa sering anda menggunakan internet? a. Sangat sering
32%
54
b. Sering
48%
c. Cukup sering
11%
d. Jarang
9%
e. Tidak pernah
0%
9%
11%
0%
Sangat sering
32%
Ser ing Cukup sering
48%
Jar ang Tidak pernah
Gambar 3.5 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.4 untuk guru Simpulan : Guru sering menggunakan internet.
5. Apa yang dilakukan ketika anda mengakses internet? a. Browsing
21%
b. Chatting
22%
c. Email
10%
d. Game
5%
e. Download
42%
Browsing
42%
21%
Chatting 22%
5%
10%
Email Game Download
55
Gambar 3.6 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.5 untuk guru Simpulan : Guru lebih banyak melakukan Download saat mengakses internet
3.2.1.2 Kuesioner Murid Berikut akan dibahas hasil kuesioner yang diberikan kepada 100 murid dari 467 murid. 1. Dalam belajar, metode seperti apa yang anda sukai ? M embaca buku atau tekstual
10%
Ada eksperimen atau praktikum
27%
Dibimbing oleh guru
12%
Belajar kelompok
23%
M edia elektronik
28%
28% 23%
10% 27%
Membaca buku atau tekstual Ada eksperimen atau praktikum Dibimbing oleh guru
12% Belajar kelompok Media elektronik
Gambar 3.7 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no. 1 untuk murid Simpulan : Para murid lebih menyukai metode media eletronik
56
2. M enurut anda, cara belajar yang bagaimana yang dapat membuat anda tertarik untuk belajar disekolah? Guru yang menjelaskan
18%
Ada interaksi antara guru dan murid
15%
Ada sarana dan prasarana kelas yang mendukung 10% Sering diberikan soal latihan serta pembahasanya 25% Diberikan kesempatan berdiskusi
32%
Guru yang menjelaskan Ada interaksi antara guru dan murid 18%
32%
15% 25%
10%
Ada sarana dan prasarana kelas yang mendukung Sering diberikan soal latihan serta pembahasannya Diberikan kesempatan berdiskusi
Gambar 3.8 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.2 untuk murid Simpulan : M urid lebih tertarik untuk berdiskusi.
3. Seberapa sering anda menggunakan komputer dalam sehari? a. Sangat sering
10%
b. Sering
56%
c. Cukup sering
29%
57
d. Jarang
5%
e. Tidak pernah
0%
5%0%10% 29%
Sangat sering 56%
Sering Cukup Sering Jarang Tidak pernah
Gambar 3.9 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.3 untuk murid Simpulan : M urid sering menggunakan komputer.
4. Seberapa sering anda mengakses internet dalam sehari? a. Sangat sering
8%
b. Sering
53%
c. Cukup sering
27%
d. Jarang
9%
e. Tidak pernah
3%
9% 27%
3%
8% 53%
Sangat sering Sering Cukup sering Jarang Tidak pernah
Gambar 3.10 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.4 untuk murid.
58
Simpulan : M urid sering mangakses internet.
5. Darimanakah anda mengakses internet? a. Warnet
33%
b. Sekolah
43%
c. Rumah tetangga
3%
d. Rumah sendiri
18%
e. Rumah teman
3%
3% 3%
18%
Warnet
33%
Sekolah Rumah Tetangga
43%
Rumah sendiri Rumah teman
Gambar 3.11 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.5 untuk murid
Simpulan : M urid lebih banyak mengakses internet di Sekolah.
6. M enurut anda seberapa besar manfaat internet bagi kebutuhan pendidikan? a. Sangat bermanfaat
11%
b. Bermanfaat
43%
c. Cukup bermanfaat
32%
d. Kurang bermanfaat
12%
59
e. Tidak bermanfaat
2%
2% 12%
Sangat bermanfaat
11%
Bermanfaat
43%
32%
Cukupbermanfaat Kurang bermanfaat Tidak bermanfaat
Gambar 3.12 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.6 untuk murid Simpulan : Internet bermanfaat untuk pendidikan.
7. Apakah anda ingin melihat pengumuman, jadwal pelajaran, materi dan tugas melalui internet? a. Sangat ingin
13%
b. Ingin
45%
c. Netral
36%
d. Kurang ingin
6%
e. Tidak ingin
0%
6% 36%
13%
Sangat ingin 45%
Ingin Netral Kurang ingin Tidak ingin
Gambar 3.13 Diagram hasil kuesioner pertanyaan no.7 untuk murid
60
Simpulan : M urid ingin melihat pengumuman, jadwal pelajaran, materi dan tugas melalui internet.
8. Apa yang dilakukan ketika anda mengakses internet? a. Browsing
15%
b. Chatting
22%
c. Email
10%
d. Game
18%
e. Download
35%
15%
35%
Browsing 22%
18%
10%
Chatting Email Game Download
Gambar 3.14 Gambar hasil kuesioner pertanyaan no.8 untuk murid
Simpulan : M urid lebih banyak melakukan download ketika mengakses internet .
3.2.2
Analisis S WOT 3.2.2.1 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
61
Evaluasi faktor eksternal yang digunakan untuk menganalisa kemampuan sekolah dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada. Tabel 3.1 Evaluasi Faktor Eksternal Opportunities O1 Perkembangan teknologi yang semakin pesat. O2 Harapan orang tua terhadap pengembangan ilmu pendidikan anakanaknya. O3 Dukungan pemerintah terhadap pengembangan pembelajaran student center learning O4 Tidak adanya pembangunan sekolah baru di kota Kisaran. O5 Kebutuhan dan harapan pelajar akan pembelajaran online
T1
Threats Persaingan sekolah yang semakin tinggi
T2 Kurikulum yang selalu berubah-ubah T3 Daya pemahaman pelajar yang bervariasi T4
M etode Homeschooling yang semakin berkembang
T5 Kurangnya minat belajar pelajar.
Peluang/Oppotunities 1. Perkembangan teknologi yang semakin pesat. Saat sekarang ini, kemajuan teknologi semakin pesat, hal ini terlihat dari jumlah pemakai internet yang semakin bertambah tiap tahunnya. Tabel 3.2 Jumlah pengguna Internet di dunia Tahun 1995 1996 1997
Pengguna Internet 16,000,000 36,000,000 70,000,000
% Penduduk 0.4% 0.9% 1.7%
62
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
147,000,000 248,000,000 361,000,000 513,000,000 587,000,000 719,000,000 817,000,000 1,018,000,000 1,093,000,000 1,319,000,000 1,565,000,000
3.6% 4.1% 5.8% 8.6% 9.4% 11.1% 12.7% 15.7% 16.7% 20.0% 23.3%
Sumber : http://aespee.wordpress.com/2009/12/21/daftar-jumlahpengguna-internet-dunia-1995-2009 Dari 1.5 miliar pengguna internet saat ini, 41% berada di Asia, kemudian diikuti Eropa 25% disusul Amerika Utara 16%. Dan Afrika menjadi benua dengan tingkat netter terkecil di dunia yakni hanya 5.6%.
2. Harapan orang tua terhadap pengembangan ilmu pendidikan anakanaknya. Harapan orang tua merupakan peluang bagi sekolah karena setiap orang
tua menginginkan
anaknya untuk
mendapatkan
ilmu
pengetahuan setinggi-tingginya. Oleh sebab itu, orang tua akan menjadi sangat pemilih dalam memilih sekolah yang tepat bagi anakanak mereka. Sekolah yang memiliki citra diri yang baik, fasilitas yang mendukung serta dapat mengembangkan pendidikan pelajar bukan hanya dari sisi pengetahuan, namun juga dari sisi spiritual dan sisi emosional merupakan pilihan yang banyak di ambil oleh para orang tua.
63
3. Dukungan pemerintah pengembangan pendidikan. Dukungan pemerintah terhadap pengembangan pendidikan ini terlihat dari dibentuknya Peraturan Pemerintah Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Terlihat bahwa pemerintah menetapkan standar dalam pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan segenap bangsa.
4. Tidak adanya pembangunan sekolah baru di kota Kisaran. Dengan tidak adanya pembangunan SM A baru di kota Kisaran, maka SM A Diponegoro dapat menguasai pangsa pasar pendidikan di kota tersebut. Sehingga SM A Diponegoro hanya berfokus untuk bersaing dengan SM A yang telah ada.
5. Kebutuhan dan harapan pelajar akan pembelajaran online. Dari hasil kuesioner yang di lakukan ke sejumlah pelajar yang ada di SM A Diponegoro, dapat disimpulkan bahwa mereka menginginkan suatu metode belajar yang berbasis online, sehingga selain membantu dalam proses belajar, juga membantu mereka dalam membiasakan diri terhadap pemakaian teknologi informasi.
64
Ancaman/Threats 1. Persaingan sekolah yang semakin tinggi Setiap sekolah berupaya memberikan kualitas pendidikan yang baik bagi tiap pelajarnya. Berbagai pengembangan terus dilakukan seperti fasilitas sekolah, menerapkan pembelajaran online sebagai pendukung aktifitas pembelajaran. Hal ini bukan hanya untuk memberikan pembelajaran yang baik, namun untuk tetap dapat bertahan dan memiliki keunggulan dalam bersaing.
2. Kurikulum yang selalu berubah-ubah Kurikulum yang berubah-ubah menjadi ancaman karena pihak sekolah terutama para guru harus dapat menyesuaikan dengan cepat bobot pelajaran yang akan diberikan kepada pelajar. Jika penyesuaian tidak dilakukan dengan cepat maka para pelajar juga akan tertinggal dalam pembelajaran.
3. Daya pemahaman pelajar yang bervariasi Pelajar memiliki daya pemahaman yang berbeda-beda, didalam suatu kelas terdapat pelajar yang mengerti dengan cepat namun ada pula yang harus mengulang pelajaran untuk memahaminya. Tetapi, guru mengajar dikelas dengan kecepatan yang sama untuk seluruh pelajar, maka pelajar yang lebih lambat akan sulit memahami materi
65
pelajaran.
Pelajar
yang lebih
cepat
tingkat
pemahamannya
menginginkan materi yang lebih banyak, sedangkan pelajar yang lebih lambat menginginkan pengulangan pelajaran.
4. M etode Homeschooling yang semakin berkembang Homeschooling yang merupakan kegiatan belajar mengajar (KBM ) yang diadakan secara mandiri oleh pelajar dengan satu orang guru, biasanya adalah ibunya sendiri atau memanggil guru khusus dengan mengacu pada kurikulum nasional dengan menggunakan metode dan buku penunjang yang dianggap cocok untuk pelajar tersebut Di beberapa kota di tanah air kelulusan dari program homeschooling ini sudah dilegalkan oleh pemerintah baik nasional maupun pusat. Artinya lulusan homeschooling memiliki kemampuan yang sama dengan mereka yang mengikuti sistem sekolah yang umum berlaku.
5. Kurangnya minat belajar pelajar M inat belajar yang kurang dari para pelajar terlihat dari tidak adanya dorongan dari diri pelajar untuk belajar dan mencari informasi yang lebih mendalam mengenai materi secara pribadi. Jika guru tidak memberikan tugas dan arahan, maka pelajar tidak melakukan apapun.
66
3.2.2.2 Evaluasi Faktor Internal (EFI) Evaluasi faktor Internal yang menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sekolah.
S1
Strenghts Pengajar yang berkualitas dan profesional
S2
Citra diri yang baik
S3
M emiliki lahan untuk perluasan gedung
S4
Lokasi yang strategis
S5
M emiliki fasilitas wi-fi
W1
Weaknesses Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua pelajar.
W2
Sikap mental yang menolak perubahan pada sebagian guru
W3
Kurang maksimal akan penggunaan fasilitas yang ada.
W4
M etode pembelajaran yang kurang menarik
W5
Relatif rendahnya kesejahteraan para guru. Tabel 3.3 evaluasi faktor internal
Kekuatan/Strenghts 1. Pengajar yang berkualitas dan professional. Pengajar yang ada di SM A Diponegoro merupakan pengajar lulusan S1. Para pengajar juga menghadapi penyeleksian yang ketat dari pihak sekolah. Sampai sekarang, terdaftar sebanyak 47 guru yang mengajar di SM A Diponegoro dengan lulusan minimal S1 dan berdedikasi dibidang mereka masing-masing.
67
2. Citra diri yang baik. Citra diri yang baik yang tercipta dari upaya SMA Diponegoro untuk selalu mengembangkan kualitas pendidikan dan mempertahankan kualitas yang telah dimiliki. Citra diri dari SM A Diponegoro terlihat jelas dari semakin bertambahnya jumlah pelajar tiap tahun ajaran, dan hal ini juga yang membuat yayasan sekolah untuk memperluas gedung sekolah.
3. M emiliki lahan untuk perluasan gedung. Adanya lahan yang luas untuk memperluas gedung sekolah merupakan kekuatan yang dimiliki oleh SM A Diponegoro, karena setiap tahun ajaran baru, pelajar SM A Diponegoro selalu bertambah. Hal ini juga yang menjadi alasan untuk memperluas gedung sekolah yang ada.
4. Lokasi yang strategis. SM A Diponegoro terletak di lokasi di pusat kota, sehingga SM A Diponegoro mudah dijangkau oleh para guru dan pelajar. Dengan lokasi yang strategis ini, membuat SM A Diponegoro mudah ditemukan sehingga mengurangi keraguan untuk bersekolah di SM A Diponegoro.
68
5. M emiliki fasilitas wi-fi. Wi-fi (Wireless Fidelity) yang merupakan sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan local nirkabel (Wireless Local Area Network - WLAN ) yang bisa digunakan untuk mengakses internet. SM A Diponegoro telah memiliki fasilitas Wi-Fi, sehingga menjadi nilai tambah untuk sekolah.
Kelemahan/Weaknesses 1. Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua pelajar. Komunikasi antara guru dan orang tua pelajar yang kurang membuat orang tua pelajar tidak mengetahui bagaimana prestasi anaknya disekolah, apakah anak mereka hadir dalam kelas, apa yang dilakukan oleh si anak di sekolah, sehingga membuat orang tua kurang mampu dalam mengendalikan dan mengembangkan prestasi anaknya si sekolah.
2. Sikap mental yang menolak perubahan pada sebagian guru. M asih melekatnya sikap mental sebagian guru yang sulit melakukan perubahan terhadap hal baru didalam pendidikan. Terutama dalam perubahan yang terjadi pada kurikulum pendidikan, guru sulit menerima karena dengan adanya perubahan, maka membutuhkan waktu untuk mempelajari, mencari soal dan materi yang sesuai.
69
3. Kurang maksimal akan penggunaan fasilitas yang ada. Walaupun SM A Diponegoro telah memiliki fasilitas wi-fi, namun fasilitas tersebut tidak digunakan secara maksimal untuk pendidikan. Sampai sekarang, fasilitas tersebut hanya digunakan untuk membuka email, membuat jaringan sosial (seperti facebook, twitter, Friendster, myspace, dsb). Fasilitas tersebut tidak maksimal untuk mendukung proses belajar mengajar.
4. M etode pembelajaran yang kurang menarik. M etode pembelajaran yang selama ini diterapkan adalah teacher centered learning yang bersifat satu arah yaitu pemberian materi oleh guru, metode ini membuat pelajar menjadi pasif karena hanya mendengarkan dan seringkali menimbulkan kebosenan dalam diri pelajar.
5. Relatif rendahnya kesejahteraan para guru. Relatif rendahnya kesejahteraan para guru menyebabkan mereka tidak dapat sepenuhnya mencurahkan perhatiannya kepada sekolah. Sehingga membuat para guru kurang fokus dalam mengajar pelajar. Kesejahteraan guru swasta harus diperhatikan, sebab penghasilan mereka sangat minim bahkan tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, padahal tugas
70
mereka sangat mulia dan strategis membentuk generasi bangsa.
3.2.3
Matriks Faktor Eksternal Perhitungan bobot melalui metode pairwise comparison. Opportunities
O1 O2 O3
Bobot EFE Perkembangan teknologi yang semakin 0.163 pesat. Harapan orang tua terhadap 0.267 pengembangan pendidikan anaknya. Dukungan pemerintah terhadap 0.090 pemerintah pendidikan.
terhadap
Peringkat Nilai EFE 4 0.625 4
1.065
3
0.269
0.069
4
0.276
0.138
3
0.412
pengembangan
O4
Tidak adanya pembangunan sekolah baru di kota Kisaran. O5 Kebutuhan dan harapan pelajar akan pembelajaran online Subtotal Threats T1 Persaingan sekolah yang semakin tinggi
0.726 0.044
T2
Kebijakan Kurikulum yang selalu 0.041 berubah-ubah T3 Daya pemahaman pelajar yang bervariasi 0.061 T4 M etode Homeschooling yang semakin 0.041 berkembang T5 Kurangnya minat belajar pelajar. 0.090 Subtotal 0.274 TOTAL 1.000 Tabel 3.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Sumber : SM A Diponegoro(2009) Keterangan:
Peringkat 1 = respon luar biasa Peringkat 2 = respon di atas rata-rata Peringkat 3 = respon rata-rata Peringkat 4 = respon jelek
2.677 1
0.044
1
0.041
1 2
0.061 0.081
2
0.181 0.408 3.085
71
Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi faktor Ekternal (EFE), diperoleh total nilai EFE yang menunjukkan bahwa SM A Diponegoro memiliki posisi eksternal yang di atas rata-rata terhadap peluang yang ada dan dapat mengantisipasi berbagai ancaman yang ada.
3.2.4
Matriks Faktor Internal Perhitungan bobot melalui metode pairwise comparison. Strenghts
S1
Pengajar yang berkualitas dan profesional
S2 Citra diri yang baik S3 Memiliki lahan untuk perluasan gedung. S4 Lokasi yang strategis S5 Memiliki fasilitas wi-fi Subtotal
Bobot EFE 0.2227
Peringkat
0.1622 0.0530 0.1802 0.0494 0.6675
4 3 4 3
0.6488 0.159 0.7208 0.1482 2.5676
0.0537
1
0.0537
0.0629
2
0.1258
4
Nilai EFE 0.8908
Weaknesses Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua pelajar. W2 Sikap mental yang menolak perubahan pada sebagian guru. W3 Kurang maksimal akan penggunaan fasilitas yang ada. W4 Metode pembelajaran yang kurang menarik W5 Relatif rendahnya kesejahteraan para guru. Subtotal
0.0435
1
0.0435
0.0717 0.1005 0.0334
1 2
0.0717 0.201 0.4957
TO TAL
1,000
W1
Tabel 3.5 Matriks Evaluasi Faktor Internal Sumber : pengolahan data
Keterangan : Peringkat 1 = respon luar biasa Peringkat 2 = respon di atas rata-rata Peringkat 3 = respon rata –rata Peringkat 4 = respon jelek
3.0633
72
Berdasarkan hasil perhitungan dari evaluasi faktor Internal (EFI), diperoleh total nilai tersebut menunjukkan bahwa SM A Diponegoro memiliki posisi internal yang di atas rata-rata dimana SM A Diponegoro mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk menutupi kekurangan yang ada.
3.2.5
Matriks Internal – Eksternal (Matriks IE) Hasil analisis kondisi internal – eksternal yang diperoleh dari nilai EFI
dan EFE dapat dimasukkan kedalam M atriks IE. Berikut ini merupakan matriks IE dari hasil evaluasi faktor Internal dan evaluasi faktor Eksternal :
Gambar 3.15 Matriks Internal – Eksternal S MA Diponegoro Keterangan: Sel I, II, IV = tumbuh dan kembangkan
73
Sel III, V, VII
= pertahankan dan pelihara
Sel VI, VIII, IX
= panen atau divestasi
Berdasarkan matriks Internal – Eksternal (M atriks IE) di atas dapat diketahui bahwa SM A Diponegoro berada pada Sel I yaitu tumbuh dan kembangkan, dan kondisi Internal dan Eksternalnya sama-sama tinggi. M aka dari itu, Strategi yang diusulkan adalah strategi pengembangan pembelajaran seperti melakukan pengembangan materi, metode pengajaran, serta strategi integrasi dengan penyebaran informasi yang merata kepada guru, murid maupun orang tua murid.
74
3.2.6
Matriks S WOT Strenghts 1. Pengajar yang berkualitas dan profesional. 2. Citra diri yang baik. 3. Memiliki lahan untuk perluasan gedung. 4. Lokasi yang strategis 5. Memiliki fasilitas wi-fi
Opportunities 1. Perkembangan teknologi yang semakin pesat. 2. Harapan orang tua terhadap pengembangan ilmu pendidikan anakanaknya. 3. Dukungan pemerintah terhadap pengembangan pendidikan. 4. Tidak adanya pembangunan sekolah baru di kota Kisaran. 5. Kebutuhan dan harapan pel ajar akan pembelajaran online Threats 1.Persaingan sekolah yang semakin tinggi. 2. Kurikulum yang selalu berubah-ubah. 3.Daya pemaham an pelajar yang bervari asi. 4. Metode Homeschooling yang semakin berkembang. 5. Kurangnya minat belajar pelajar.
Strategi SO • Meningkatkan kualitas pengajar dan terus menjaga citra diri untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas (S1, S2, O2). • Memanfaatkan fasilitas wi-fi dengan membuat Learning Management System (LMS) untuk melengkapi proses belajar mengaj ar (S5, O1, O5).
Strategi ST • Meningkatkan kualitas pengajar dengan memberikan pelatihan guna mempersiapkan diri dalam perubahan kurikulum (S1, T2).
Weaknesses 1. Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua pelajar. 2. Sikap mental yang menolak perubahan pada sebagi an guru. 3. Kurang maksimal akan penggunaan fasilitas yang ada. 4. Metode pembelajaran yang kurang menarik. 5. Relatif rendahnya kesej ateraan para guru. Strategi WO • Menambahkan metode diskusi dengan dukungan teknologi (W4, O1). • Menggunakan teknologi inform asi dalam menjaga komunikasi antara guru dengan orang tua pelajar (W1, W3, O1). • Menambahkan metode baru dalam belajar seperti penambahan diskusi, tanya jawab dan studi kasus dengan memanfaatkan teknologi inform asi (W4, O1).
Strategi WT • Mengembangkan pola studentcentered learning dan l ebih banyak m elakukan prakt ek dan diskusi (W4, T3, T5). • Menggunakan Learning Management System yang memungkinkan pembelaj aran setiap saat (W3, T1 ).
Tabel 3.6 Matriks S WOT Sumber : pengolahan data 2009 M elalui M atrik SWOT, terdapat banyak strategi dan strategi tersebut berfokus pada strategi pengembangan produk dimana SM A Diponegoro memanfaatkan fasilitas yang ada dengan membuat Learning Management System.
75
3.2.7
Analisis Lima kekuatan Porter Penulis mengidentifikasikan 5 kekuatan Porter yang ada dalam SM A
Diponegoro, yaitu :
Gambar 3.16 Analisis Porter S MA Diponegoro
1. Persaingan dalam Industri Setiap industri yang bergerak dalam segmen yang sama pasti memiliki pesaing, begitu juga dengan industri pendidikan. Namun terkadan g persaingan dapat menjadi pendorong untuk lebih meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh sekolah.
76
SM A Diponegoro yang berlokasi di kota Kisaran memiliki beberapa pesaing yaitu SMA M ethodist, SMA Panti Budaya, dan SM A Negri satu Asahan. Walaupun tidak begitu banyak pesaing, namun masing-masin g pesaing menawarkan pendidikan yang berkualitas, sarana dan prasarana yang lengkap. Oleh karena itu, untuk menjadi unggul dalam bersaing, SM A
Diponegoro
secara bertahap
terus
meningkatkan
kualitas
pendidikan, meningkatkan pelayanan terhadap siswa, mengembangkan fasilitas serta memperluas gedung.
2. Potensi masuknya pesaing baru Untuk memasuki industri pendidikan tergolong berpotensi karena persyaratan untuk mendirikan sebuah sekolah tergolong mudah yaitu dengan adanya surat tanah yang sah, adanya guru serta kepala sekolah, memiliki sarana dan prasarana yang cukup, sumber dana awal yang jelas, maka ijin pendirian sekolah akan dikeluarkan. Selain itu, industri pendidikan menawarkan keuntungan yang besar untuk di masuki. Namun untuk menjadi sekolah yang berkualitas membutuhkan waktu yang cukup panjang dalam menciptakan citra yang baik dan mengembangkan kualitas pendidikan. Namun di Kisaran tidak memiliki pembangunan SM A yang baru, banyak dari sekolah yang dibangun adalah untuk Playgroup, Taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
77
3. Potensi pengembangan produk pengganti Produk pengganti yang merupakan produk yang bergerak dalam bidan g pendidikan namun mengajar dengan metode dan harga yang berbeda. Produk pengganti untuk semua SM A adalah Homeschooling dan SM K (Sekolah M enengah Kejuruan). Homeschooling yang merupakan kegiatan belajar mengajar (KBM ) yang diadakan
secara mandiri oleh siswa
dengan satu orang guru, biasanya adalah ibunya sendiri atau memanggil guru
khusus
untuk
mengacu
pada kurikulum nasional dengan
menggunakan metode dan buku penunjang yang dianggap cocok untuk siswa tersebut.
Kebanyakan
alasan
orang tua dalam
memilih
Homeschooling adalah karena mereka dapat memberikan materi pelajaran sesuai dengan kemampuan dan minat anak, mengawasi perkembangan s i anak secara utuh (karena tidak ada murid lain yang harus diawasi), juga untuk menghindari pengaruh buruk dari luar lingkungan mereka seperti tawuran, penculikan. Namun dalam pelaksanaannya homeschoolin g menurunkan EQ (Emotional Quotient) dari anak dimana anak menjadi susah
untuk
bersosialisasi
dengan
teman
sebaya,
sehingga
Homeschooling dianggap sebagai produk pengganti yang lemah untuk sekarang ini. SM K merupakan produk pengganti yang tidak begitu kuat karena peminat SM A dan SM K berbeda. M urid yang berminat untuk langsung bekerja setelah lulus sekolah memilih SM K sedangkan murid yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lebih memilih SM A.
78
4. Kekuatan tawar Pemasok Pemasok yang merupakan pihak ketiga yang melakukan kerjasama dengan SM A Diponegoro dalam menjalankan kegiatannya, termasuk didalamnya adalah Guru, Penerbit buku, Departemen Pendidikan Nasional dalam penyediaan kurikulum. Guru tidak memiliki kekuatan tawar yang kuat dalam menentukan daya jual mereka, karena guru yang dibutuhkan adalah lulusan S1 dan harus memiliki kemampuan mengajar yang diatas rata-rata. SMA Diponegoro memiliki hak untuk merekrut dan memberhentikan guru sesuai kondis i yang berlaku. Bagi penerbit buku terutama LKS(Lembar Kerja Siswa) yang sering dipakai, penerbit memiliki daya tawar yang lemah karena banyak penerbit yang menerbitkan LK S dengan harga yang minim, sehingga SM A Diponegoro bisa memilih untuk membeli dari penerbit yang mana saja. Namun terhadap Departemen Pendidikan Nasional dalam penyediaan kurikulum memiliki kekuatan tawar yang kuat karena setiap sekolah berpedoman pada kurikulum yang telah ditetapkan.
5. Kekuatan tawar Konsumen Konsumen untuk industri pendidikan adalah calon murid SM A Diponegoro yang merupakan lulusan dari berbagai SM P. Dalam hal ini, kekuatan tawar murid tergolong lemah karena calon murid tetap harus mengikuti ujian masuk, tidak terkecuali bagi lulusan SM A Diponegoro.
79
Dari analisis lima kekuatan persaingan menurut PORTER diketahui bahwa SM A DIPONEGORO memiliki posisi yang bagus dalam dunia pendidikan sehingga SM A DIPONEGORO dapat bertahan dalam industri tersebut.
3.3 Tata laksana Sistem yang Berjalan
Gambar 3.17 Rich Picture S istem yang berjalan
80
Penjelasan Gambar Rich Picture Sistem yang berjalan : 1.
Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan memberikan daftar siswa yang telah dimasukkan kedalam kelas kepada guru.
2.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan jadwal pelajaran kepada guru.
3.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan materi pelajaran kepada guru.
4.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan tugas pelajaran kepada guru.
5.
Guru memberikan jadwal kepada murid.
6.
Guru mengajarkan materi pelajaran kepada murid.
7.
Guru memberikan catatan kepada murid.
8.
Guru memberikan tugas kepada murid.
9.
M urid mengajukan beberapa pertanyaan mengenai pelajaran.
10.
Guru memberikan jawaban atas pertanyaan dari murid.
11.
Guru memberikan ulangan umum kepada murid.
12.
M urid memberikan jawaban atas ulangan umum yang telah diberikan.
13.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan soal ujian kepada guru.
14.
Guru memberikan soal ujian kepada murid.
15.
M urid mengumpulkan soal ujian yang telah mereka kerjakan.
81
16.
Setelah memeriksa jawaban ujian, guru memberikan nilai atas jawaban tersebut. Nilai dari murid diberikan kepada Wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
17.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum memberikan rapor murid yang berupa kumpulan dari nilai murid kepada guru.
18.
3.4
Guru memberikan rapor tersebut kepada masing-masing murid.
Masalah Yang dihadapi M elalui hasil kuesioner, analisis SWOT, analisis Porter, dapat diketahui masalah
yang sedang dihadapi oleh SM A Diponegoro, yaitu : •
Kurangnya komunikasi antara guru dengan orang tua murid, sehingga orang tua tidak mengetahui bagaimana prestasi, kegiatan apa saja yang dilakukan dan kehadiran anak mereka.
•
Dalam sistem pembelajaran yang sedang berjalan, penjelasan materi dari guru ke murid hanya dapat dilakukan disekolah dengan adanya kehadiran murid dan guru. Jika murid tidak hadir maka murid tersebut tidak mendapat penjelasan materi.
•
Adanya perbedaan daya penyerapan murid, ada murid yang cepat menyerap pelajaran namun ada juga murid yang lambat dalam menyerap pelajaran, sehingga menimbulkan perbedaan pemahaman akan suatu pelajaran.
82
3.5
Usulan pemecahan masalah Berdasarkan penjelasan masalah yang dihadapi, dapat diusulkan media Learning
M anagement System yang diinginkan, antara lain : •
M emberikan kemudahan bagi murid dalam melakukan pengaksesan materi, pengerjaan tugas dan pengumpulan tugas.
•
Penyebaran informasi yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu kepada murid dan orang tua murid.
•
M emberikan kemudahan dalam berkomunikasi antara guru dengan orang tua murid.
•
M emberikan kemudahan dalam berkomunikasi antara guru dengan murid