BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1
Tinjauan Teoritis Sebelum
membahas
dan
menganalisis
apa
yang
menjadi
pokok
permasalahan, terlebih dahulu akan dikemukakan teori dari buku literatur yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas sebagai landasan dalam perumusan dan analisis tersebut.
2.1.1 Laporan Keuangan 1.
Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2003:1) mendefinisikan laporan keuangan sebagai hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut adalah manajer, pemilik, kreditur, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum. Jumingan (2009:4) mengatakan laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara tepat dalam satu anuang. Dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah proses
akuntansi
yang
pada
hakikatnya
7
merupakan
seni
pencatatan,
8
penggolongan, dan peringkasan transaksi dan peristiwa, yang setidak-tidaknya sebagian bersifat finansial, dalam cara tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasil-hasilnya. Laporan keuangan juga didefinisikan oleh Munawir (2002:5): “laporan keuangan itu dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal, dan memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan”. Munawir (2007:5) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, melalui laporan keuangan itu secara periodik dilaporkan informasi penting mengenai suatu perusahaan yang berupa: a.
Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan.
9
b.
Informasi mengenai perubahan-perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto atau kekayaan bersih (modal = sumber dikurangi kewajiban) yang timbul dari aktivitas usaha perusahaan dalam rangka memperoleh laba.
c.
Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Ada beberapa definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu: a.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi neraca, perhitungan rugi-laba dan laba yang ditahan, serta laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan (Harnanto, 1984:9).
b.
Laporan keuangan pada dasarnya ingin melaporkan kegiatan-kegiatan pendanaan,
dan
kegiatan
operasional
sekaligus
sebagai
evaluasi
keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan (Hanafi, 2003:12).
2.
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Harahap (2002:74) menunjukkan beberapa sifat dan keterbatasan laporan
keuangan sebagai berikut: a.
Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang lewat. Karenanya laporan keuangan tidak dianggap sebagai satusatunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
10
b.
Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu saja. Misalnya untuk Pajak dan Bank.
c.
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
d.
Akutansi hanya melaporkan informasi material. Demikian pula penerapan prinsip akutansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
mungkin tidak
dilaksanakan jika hal ini dianggap tidak material atau tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap laporan keuangan. e.
Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian beberapa suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva paling kecil.
f.
Laporan keuangan menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas), (substance over form).
g.
Laporan keuangan dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akutansi dan sifat dari informasi yang diharapkan.
h.
Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
i.
Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
11
3.
Komponen Laporan Keuangan Hanafi (1995:12), menunjukkan bahwa ada tiga bentuk laporan keuangan
yang pokok yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu: a.
Neraca Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu yang meliputi aset perusahaan dan klaim atas aset tersebut (hutang dan saham sendiri). Aset perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan pada masa lalu yang diperoleh dari pinjaman (hutang) dan dari penyertaan pemilik perusahaan (modal).
b.
Laporan Rugi-Laba Laporan rugi-laba meringkaskan aktivitas perusahaan selama periode tertentu, laporan rugi-laba bisa memberikan informasi mengenai prestasi operasional perusahaan, informasi ROI, biaya-biaya, dan feedback terhadap evaluasi prediksi pendapatan beserta komponen-komponennya.
c.
Laporan Aliran Kas Laporan aliran kas dipakai untuk menganalisis aliran kas masuk dan keluar perusahan. Laporan ini bertujuan untuk melihat efek kas dari kegiatan operasional investasi, dan pendanaan suatu perusahaan selama periode tertentu.
12
4.
Unsur-unsur Laporan Keuangan Prastowo (2005:9), menyatakan bahwa unsur-unsur yang berkaitan langsung
dengan pengukuran posisi keuangan antara lain: a.
Aktiva Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan. Manfaat ekonomi di masa depan dapat mengalir kedalam perusahaan dengan cara digunakan dalam produksi barang dan jasa, dipertukarkan dengan aktiva lain, digunakan untuk menyelesaikan kewajiban atau dibagikan kepada para pemilik perusahaan.
b.
Kewajiban Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
c.
Ekuitas Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Sedangkan unsur-unsur yang berkaitan dengan kinerja perusahaan antara lain:
13
a.
Penghasilan (Income) Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (setoran) penanam modal. Penghasilan juga meliputi keuntungan yang belum direalisasi, selain dapat diterima dalam berbagai bentuk aktiva (kas, piutang, barang, dan jasa), penghasilan dapat juga berasal dari penyelesaian kewajiban, misalnya penyerahan barang untuk melunasi pinjaman.
b.
Beban (Expense) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
2.1.1 Kinerja Keuangan 1.
Kinerja Keuangan Perusahaan Menurut Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu
diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan
analisa
terhadap
rasio
keuangan
perusahaan.
Pihak
yang
berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
14
Kinerja
keuangan
merupakan
kemampuan
atau
prestasi,
prospek
pertumbuhan serta potensi perusahaan dalam menjalankan usahanya yang secara finansial ditunjukkan dalam laporan keuangan. Penilaian kinerja keuangan perusahaan diukur melalui pengevaluasian laporan keuangan perusahaan, khususnya analisis laporan keuangan. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan, terutama kemampuan untuk menghasilkan laba. Kinerja dianalisis dengan mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengambilan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Menurut Mulyadi (2003:428), kinerja dapat dilihat dari segi kualitatif dan kuantitatif: a.
Segi kualitatif adalah suatu kinerja perusahaan yang tidak dapat diukur seperti keunggulan produk di pasar, pemanfaatan sumber daya manusia, kekompakan tim, kepatuhan perusahaan terhadap peraturan masyarakat.
b.
Segi kuantitatif adalah kinerja keuangan perusahaan yang dapat diukur dengan menggunakan suatu analisis tertentu (dalam hal ini analisis laporan keuangan) seperti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Tinggi rendahnya kinerja suatu perusahaan merupakan dasar pertimbangan
guna pemilihan tujuan investasi oleh para invertor pada umumnya. Apabila kinerja suatu perusahaan baik dapat dikatakan perusahaan tersebut telah menjalankan usahanya secara efektif dan efisien. Kinerja juga dapat dilihat dari beberapa aspek yang ada dalam perusahaan, yaitu profitabilitas, pangsa pasar, produktifitas, pengembangan karyawan,
15
tanggung jawab kepada masyarakat, keseimbangan antara sasaran jangka pendek dan sasaran jangka panjang. 2.
Alat Ukur Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas kebijakan
manajemen yang diambil dalam upaya mencapai tujuan organisasi, sehingga untuk mengukur kinerja keuangan perlu dilaksanakannya analisa laporan keuangan, karena dalam laporan keuangan segala hasil kebijakan manajemen terangkai dan terdokumentasi secara memadai dalam bentuk informasi keuangan. Oleh karena itu, agar laporan keuangan mampu memberikan informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisa dan interpretasi atas data-data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Kinerja
keuangan
merupakan
kemampuan
atau
prestasi,
prospek
pertumbuhan serta potensi perusahaan dalam menjalankan usahanya yang secara finansial ditunjukkan dalam laporan keuangan. Penilaian kinerja keuangan perusahaan diukur melalui pengevaluasian laporan keuangan perusahaan, khususnya analisis laporan keuangan. Tinggi rendahnya kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan dasar pertimbangan guna pemilihan tujuan investasi oleh para invertor pada umumnya. Apabila kinerja keuangan suatu perusahaan baik dapat dikatakan perusahaan tersebut telah menjalankan usahanya secara efektif dan efisien. Kinerja juga dapat dilihat dari beberapa rasio keuangan yang ada dalam perusahaan, di antaranya rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.
16
2.1.3 Analisis Laporan Keuangan 1.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisa Laporan Keuangan terdiri dari dua kata Analisa dan Laporan
Keuangan.
Untuk
menjelaskan
pengertian
kata
ini
maka
kita
dapat
menjelaskannya dari arti masing-masing kata. Kata analisa adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, Laba/ Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kalau dua pengertian ini digabungkan maka analisa laporan keuangan berarti: menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Harahap, 1998:190). Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut Soemarso (2006:430), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Menganalisis laporan keuangan, berarti melakukan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsurunsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut (Prastowo, 2002:52).
17
Untuk membantu pembaca dalam menafsirkan data bisnis, laporan keuangan biasanya disajikan dalam bentuk komparatif. Laporan komparatif adalah laporan keuangan yang disajikan berdampingan untuk dua tahun atau lebih (Simamora, 2003:515). Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, struktur modal perusahaan, distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha/ pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.
2.
Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan Dalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan
beberapa metode dan teknik analisa. Prastowo (2005:59) menyatakan bahwa, secara umum metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: a.
Metode Analisa Horisontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya.
b.
Analisa Vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun atau periode tertentu, yaitu dengan cara membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama. Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis persentase per komponen (Common-Size), analisis rasio, dan analisis impas.
18
3.
Analisa Rasio Keuangan Rasio finansial atau rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/ rugi, laporan aliran kas). Analisa rasio merupakan suatu teknik analisa yang dalam banyak hal mampu memberikan petunjuk dan gejala-gejala yang timbul disekitar kondisi yang melingkupinya, apabila rasio-rasio yang dihitung diinterpretasikan secara tepat akan mampu menunjukkan pada aspek-aspek mana evaluasi dan analisa lebih lanjut yang harus dilakukan. Sedangkan, Prastowo (2005:80) menunjukkan bahwa dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil oleh perusahaan, analisis rasio bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya. Menurut Simamora (2002:357) analisis rasio keuangan merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna di antara komponen-komponen dari laporan keuangan. Rasio laporan keuangan dengan membagi nilai rupiah pos yang dilaporkan pada laporan keuangan dengan nilai rupiah pos yang lainnya yang dilaporkan. Tujuannya adalah untuk menyatakan suatu hubungan di antara dua pos yang relevan yang mudah ditafsirkan dan dibandingkan dengan informasi yang lainnya. Simamora (2002:522) juga mengatakan bahwa analisis rasio (ratio analysis) menunjukkan hubungan di antara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan. Analisis rasio keuangan bukanlah alat analisis yang mampu berdiri sendiri tanpa memperhatikan hasil dan
19
gejala-gejala yang dapat mempengaruhi penerapan alat-alat analisis yang lainnya, sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan. Analisis rasio dapat menjelaskan hubungan yang ada antara variabel-variabel atau pos-pos yang bersangkutan. Analisis rasio keuangan seperti halnya analisis-analisis yang lain, berorentasi pada masa depan. Oleh karena itu, seorang analis harus mampu membuat penyesuaian-penyesuaian untuk memprediksi saling hubungan yang ada pada rasio tersebut dengan keadaan yang akan datang. Rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus dikaitkan dengan tujuan utama yang hendak dicapai dalam melakukan penilaian terhadap informasi keuangan perusahaan. Prastowo (2005:90) menyatakan bahwa analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam perbandingan, yaitu: a.
Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu dengan cara membandingkan rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis/ industri (rasio industri) dalam waktu yang sama.
b.
Perbandingan
Internal
(Time
Series
Analysis)
yaitu
dengan
cara
membandingkan rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio dari waktuwaktu sebelumnya dari perusahaan yang sama, cara ini akan memberikan informasi
rasio
dari
waktu
kewaktu
sehingga
dapat
perkembangannya dan untuk proyeksi dimasa yang akan datang.
diketahui
20
Mengenai manfaat analisis rasio keuangan, Munawir (2002:79) berpendapat bahwa analisa rasio keuangan dapat diterapkan atau digunakan pada setiap model analisis, baik model yang digunakan manajemen untuk pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang, peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi, serta untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja (corporate financial management model), model yang digunakan oleh para banker untuk membuat keputusan memberi atau menolak kredit maupun model yang digunakan para investor pada sekuritas (portfolio selection model). Rasio merupakan alat yang sangat berguna, akan tetapi seperti halnya metode analisis yang lain, alat tersebut harus digunakan dengan bijaksana dan hati-hati, bukan digunakan tanpa berpikir dan dibuat secara mekanistis. Analisis rasio keuangan merupakan suatu bagian bukan merupakan jawaban lengkap dari pertanyaan tentang prestasi atau kinerja suatu perusahaan.
2.1.4 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Pada penelitian ini, rasio yang dipilih untuk analisis antara lain : 1.
Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi (kewajiban jangka pendeknya), atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir, 2008:32). Yang termasuk dalam rasio ini adalah :
21
a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan penelitian, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir sebagai uang kas. 2.
Rasio Aktivitas Rasio yang menunjukkan seberapa efisien penggunaan dana yang tertanam pada pos-pos aktiva dalam neraca perusahaan (Raharjo, 2006:125). Ada tiga cara yang digunakan untuk mengukur rasio aktivitas : a. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over) Rasio yang menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. b. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over) Perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan, dengan kata lain, seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan dan pendapatan laba.
3.
Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya.
22
Suatu
perusahaan
dikatakan
solvabel
apabila
perusahaan
tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insovabel (Munawir, 2007:32). Yang termasuk rasio solvabilitas adalah: a. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) Debt Ratio adalah perbandingan jumlah seluruh hutang perusahaan terhadap kekayaan atau aktiva yang dimiliki perusahaan. b. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio adalah menunjukkan perbandingan antara jumlah seluruh hutang (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang). 4.
Rasio Profitabilitas Rasio
ini
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Menurut Hanafi (2006:42), yang termasuk dalam rasio ini adalah: a. Profit Margin Digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
23
b. Return On Asset (ROA) Return On Asset mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. ROA sering juga disebut ROI (Return On Investment). c. Return On Equity (ROE) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu.
2.1.5 Penelitian Terdahulu Putri (2010) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, meneliti tentang “Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Tahun 2004-2008. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai obyek perusahaan adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan periode penelitian tahun 2004 sampai 2008 sebanyak 19 perusahaan, sedangkan yang dijadikan obyek penelitian (sampel) yaitu sebanyak enam perusahaan. Teknik penentuan sampel menggunakan analisis korelasi, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel current ratio (CR), working capital to total assets (WCTA), debt to equity ratio (DER), dan profit margin
24
(PM) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba. Hasil uji F menghasilkan Fhitung > Ftabel (2.869 > 2.759) dengan tingkat signifikansi 0.044 < 0.05. secara parsial, current ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap perubahan laba. Working capital to total assets (WCTA) berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Profit margin (PM) berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Nurmalasari (2011) Universitas Gunadarma, meneliti tentang “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio keuangan berpengaruh baik secara parsial maupun bersamaan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Bagi perusahaan, laba sangat diperlukan karena bermanfaat untuk kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu parameter kinerja perusahaan adalah laba. Laba yang dihasilkan perusahaan mengalami perubahan laba setiap tahunnya sehingga dapat mempengaruhi keputusan investasi para investor. Perubahan laba merupakan kenaikan maupun penurunan laba per tahun. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah quick ratio, debt ratio, inventory turn over, net income to sales, dan gross profit margin. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
25
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya net income to sales yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan quick ratio, debt ratio, inventory turn over, dan gross profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Secara bersamaan, quick ratio, debt ratio, inventory turn over, net income to sales, dan gross profit margin berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Agar lebih memudahkan dalam perbandingan, dari data penelitian terdahulu diatas, dapat diuraikan perbedaan dan persamaan pada penelitian terdahulu dan penelitian yang sekarang dalam bentuk tabel berikut:
26
Tabel 1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Sekarang Keterangan
Putri (2010)
Nurmalasari (2011)
Peneliti (2013)
Perbedaan : 1. Jenis Perusahaan
Perusahaan Otomotif
Perusahaan Manufaktur
Perusahaan Industri Semen
2. Variabel
current ratio (CR), working capital to total assets (WCTA), debt to equity ratio (DER), dan profit margin (PM)
quick ratio, debt ratio, inventory turn over, net income to sales, dan gross profit margin.
Current Ratio, Quick Ratio, Total Assets Turn Over, Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Equity
3. Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai masalah yang diteliti yaitu tentang pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan
Untuk mengetahui apakah rasio keuangan berpengaruh baik secara parsial maupun bersamaan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan
Persamaan : 4. Jenis dan sumber data
5. Teknik pengambilan sampel
Jenis data Jenis kuantitatif dan kuantitatif sumber data sumber sekunder sekunder Purposive sampling
Purposive sampling
data Jenis dan kuantitatif data sumber sekunder Purposive sampling
data dan data
27
2.2
Rerangka Pemikiran Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang
memiliki kinerja yang baik. Ditinjau dari kompensasi, return merupakan imbalan atas kesediaan investor untuk menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Harapan untuk memperoleh return yang maksimal tersebut dapat diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya-upaya yang berkaitan dengan investasi dalam sahamnya. Salah satu analisis yang dapat dilakukan investor untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah dengan menganalisis rasio keuangan didasarkan pada keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi suau indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Indikator yang digunakan adalah Current Ratio, Quick Ratio, Total Assets Turn Over, Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Equity. Current Rasio merupakan perbandingan antar jumlah aktiva dengan hutang lancar, semakin tinggi current rasio suatu perusahaan berarti semakin tinggi tingkat keamanan para kreditor jangka pendek atau dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya tinggi. Quick Ratio merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan penelitian, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir sebagai uang kas. Total Assets Turn Over merupakan
rasio
yang
menunjukkan
bagaimana
efektifitas
perusahaan
menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Semakin cepat perputaran aktiva akan semakin baik bagi perusahaan sedangkan
28
perputaran yang lamban dari aktiva menunjukkan adanya hambatan. Debt to Total Assets
Ratio
mencerminkan
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah seluruh hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Net Profit Margin digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Return On Equity digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. Dalam penelitian ini tidak hanya melihat korelasi antara Current Ratio, Quick Ratio, Total Assets Turn Over, Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Equity terhadap perubahan laba, tetapi dihitung seberapa kuat pengaruhnya terhadap perubahan laba. Selain itu, akan diketahui variabel mana yang paling berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Didalam penelitian ini menggunakan satu variabel terikat (dependen), yaitu perubahan laba dengan tujuh variabel bebas (independen), yaitu Current Ratio, Quick Ratio, Total Assets Turn Over, Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Equity. Berikut adalah bagan yang menggambarkan rerangka pemikiran dalam penelitian ini:
29
Rasio Likuiditas (X1)
Rasio Aktivitas (X2) Perubahan Laba Rasio Solvabilitas (X3) Rasio Profitabilitas (X4)
Gambar 1 Rerangka Pikir
2.3
Perumusan Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori, dan tujuan yang ingin
dicapai, maka dalam penelitian ini hipotesis yang dikemukakan sebagai berikut: H1= terdapat pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. H2a= terdapat pengaruh rasio likuiditas terhadap perubahan laba. H2b= terdapat pengaruh rasio aktivitas terhadap perubahan laba. H2c=terdapat pengaruh rasio solvabilitas terhadap perubahan laba. H2d=terdapat pengaruh rasio profitabilitas terhadap perubahan laba.