BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Internet Protokol (IP)
Internet Protocol (IP) merupakan protokol paling penting yang berada di layer internet dalam protokol Transmission Control Protocol/Internet Protocol atau lebih dikenal TCP/IP. Semua protokol TCP/IP yang berasal dari layer atasnya mengirimkan data melalui protokol IP ini. Seluruh data harus dilewatkan, diolah oleh protokol IP kemudian dikirimkan sebagai datagram untuk sampai ke sisi penerima. IP berfungsi menyampaikan datagram dari satu komputer ke komputer lainnya tanpa tergantung pada media komunikasi yang digunakan. Data transport layer dipotong menjadi datagram-datagram yang dapat dibawa oleh IP. Tiap datagram dilepas dalam jaringan komputer dan akan mencari sendiri secara otomatis rute yang harus ditempuh ke komputer tujuan. Dalam melakukan pengiriman data, protokol IP bersifat unreliable, connectionless dan datagram delivery service. Unreliable atau tidak handal berarti tidak ada jaminan sampainya data di tempat tujuan. Connectionless berarti dalam mengirim paket dari tempat asal sampai ke tujuan, tidak diawali dengan perjanjian (handshake) antara pengirim & penerima. Sedangkan datagram delivery service berarti setiap paket data yang dikirim adalah independen terhadap paket data yang lain. Jalur yang ditempuh antara satu data dengan data lainnya bisa berbeda-beda. Sehingga kedatangannya pun bisa tidak terurut seperti urutan pengiriman. Suatu sistem komunikasi dikatakan mampu menyediakan layanan komunikasi universal jika di dalam sistem tersebut setiap host dapat berkomunikasi dengan seluruh host yang ada dalam sistem tersebut. Untuk dapat berkomunikasi diperlukan suatu metode global pengenalan host yang dapat
Universitas Sumatera Utara
diterapkan disemua host yang ada. Seringkali metode identifikasi host menggunakan name, addresses atau routes. Dimana name mengidentifikasikan apa nama objek tersebut, addresses mengidentifikasikan dimana objek tersebut berada dan routes mengidentifikasikan bagaimana untuk bisa sampai di objek tersebut.
2.2 Internet Protokol versi 4 – IPv4
Internet Protokol versi 4 atau sering dikenal sebagai IPv4 merupakan internet protokol yang saat ini dipergunakan sebagai protokol komunikasi jaringan komputer. Alamat IPv4 terdiri dari 32 bit bilangan biner dibagi kedalam 4 oktet yang masing-masing oktet berisikan 8 bit bilangan desimal serta dipisahkan tanda titik “.”. Format notasi IPv4 juga disebut sebagai IP “dotted-decimal” karena dibentuk oleh bilangan desimal dan dipisahkan tanda titik “.”.
Gambar 2.1 : Header IPv4
Header IP terdiri atas beberapa field, seperti dijelaskan sebagai berikut: a) Version. Digunakan untuk mengindikasikan versi dari header IP yang digunakan b) Internet Header Length. Digunakan untuk mengindikasikan ukuran header IP. c) Type of Service. Field ini digunakan untuk menentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP.
Universitas Sumatera Utara
d) Total Length. Merupakan panjang total dari datagram IP, yang mencakup header IP dan muatannya. e) Identification. Digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah paket IP tertentu yang akan difragmentasi.. f) Flags. Berisi dua buah flag yang berisi apakah sebuah datagram IP mengalami fragmentasi atau tidak. • Bit 0 = reserved, diisi 0. • Bit 1 = bila 0 bisa difragmentasi, bila 1 tidak dapat difragmentasi. • Bit 1 = bila 0 fragmentasi berakhir, bila 1 ada fragmentasi lagi. g) Fragment Offset. Digunakan untuk mengidentifikasikan offset di mana fragmen yang bersangkutan dimulai, dihitung dari permulaan muatan IP yang belum dipecah. h) Time to Live. Digunakan untuk mengidentifikasikan berapa banyak saluran jaringan di mana sebuah datagram IP dapat berjalan-jalan sebelum sebuah router mengabaikan datagram tersebut. i) Protocol. Digunakan untuk mengidentifikasikan jenis protokol lapisan yang lebih tinggi yang dikandung oleh muatan IP. j) Header Checksum. Field ini berguna hanya untuk melakukan pengecekanintegritas terhadap header IP. k) Source IP Address. Mengandung alamat IP dari sumber host yang mengirimkan datagram IP tersebut. l) Destination IP Address. Mengandung alamat IP tujuan ke mana datagram IP tersebut akan disampaikan,
2.2.1 Format Alamat IPv4
Alamat IPv4 mempunyai range notasi IP 0000.0000.0000.0000 hingga 1111.1111.1111.1111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masingmasing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :
Table 2.1 : Contoh Alamat IPv4
Decimal
167
205
206
100
Biner
10100111
11001101
11001110
01100100
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Notasi Bilangan Biner
Alamat IP merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk alamat IP adalah sebagai berikut:
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx setiap simbol “x” dapat digantikan oleh angka 0 dan 1, misalnya sebagai berikut :
11100011.00111001.11110001.00000001
2.2.3 Notasi “dotted-decimal”
Notasi alamat IP dengan bilangan biner seperti diatas tidak efisien untuk dibaca maupun dihafalkan. Untuk membuatnya lebih mudah dibaca dan ditulis, alamat IP sering ditulis sebagai 4 bilangan desimal dimana pada masing-masing bilangan decimal dipisahkan oleh sebuah titik “.”. Format penulisan seperti ini disebut “dotted-decimal notation” (notasi desimal bertitik). Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet (yang berisikan delapan bit) alamat IP. Gambar berikut memperlihatkan bagaimana sebuah alamat IP yang ditulis dengan notasi dotted-desimal:
11100011.00111001.11110001.00000001
227.57.224.1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 : Notasi “dotted-decimal”
Alamat yang dialokasikan oleh IPv4 ini sebanyak 232 alamat dan dibagi menjadi beberapa kelas alamat yakni kelas A, kelas B, kelas C, kelas D,dan kelas E. Dengan sistem kelas yang diterapkan IPv4 diharapkan memberikan sistem pengalamatan IP menjadi fleksibel untuk membangun routing internet secara tersturktur. Akan tetapi tidak demikian dalam pengimplementasian pada jaringan internet global. Dimana terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan IPv4 untuk pengembangan kedepannya diantaranya: •
Kurang fleksibel untuk alamat internal: Organisasi besar yang menugaskan blok alamat dalam jumlah besar tidak memperhitungkan dengan baik struktur alamat jaringan internal mereka.
•
Ketidakefisiensian pemakaian ruang alamat: sebagian besar pemakaian blok alamat IPv4 yaitu pada kelas A, B, dan C sehingga terdapat pembatasan pemakaian blok alamat.
•
Proliferasi entri tabel router: seperti pertumbuhan internet saat ini, begitu banyak tambahan/entry dibutuhkan untuk menangani routing datagram IP ini menyebabkan performansi router bermasalah. Usaha untuk mengurangi ketidakefisiensian pemakaian alokasi ruang alamat terusmenerus ini bahkan akan menambah beban tabel routing.
2.2.4 Jenis-jenis Alamat IPv4
Pembagian jenis alamat untuk IPv4 dipergunakan lebih mempermudah dalam menentukan tipe hubungan antar sesama perangkat jaringan. Adapun jenis-jenis alamat IPv4 antara lain: 1. Alamat Unicast 2. Alamat Multicast 3. Alamat Broadcast
Universitas Sumatera Utara
2.2.4.1 Alamat Unicast Setiap antarmuka jaringan yang
menggunakan protokol TCP/IP harus
diidentifikasi menggunakan sebuah alamat logis yang unik disebut dengan alamat unicast (unicast address). Alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host melalui antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit. Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).
Alamat unicast IPv4 terbagi dalam beberapa jenis, yakni: a) Alamat Publik Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet. Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet.
b) Alamat Ilegal Intranet-intranet
pribadi
yang
tidak
memiliki
kemauan
untuk
mengoneksikan intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. c) Alamat Privat Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap internetwork IP. Alamat privat tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan jaringan internet dan global.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4.2 Alamat Multicast
Alamat IP Multicast adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi mendengarkan (listening) terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
2.2.4.2 Alamat Broadcast
Alamat broadcast untuk IPv4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
2.3 Internet Protokol versi 6 – IPv6 IPv6, dengan panjang 128-bit memiliki total alamat yang mungkin hingga 128
38
2 =3,4 x 10 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan menyediakan
Universitas Sumatera Utara
ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), serta membentuk infrastruktur routing hirarkis untuk mengurangi kompleksitas pada proses routing dan tabel routing. Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format. Allied Telesis 2007
Gambar 2.3 : Format Header IPv6
Header IPv6 berisikan field-field seperti keterangan dibawah ini: a) Version Field 4 bit yang menunjukkan versi Internet Protokol, yaitu 6. b) Prior Field 4 bit yang menunjukkan nilai prioritas. Field ini memungkinkan pengirim paket mengidentifikasi prioritas yang diinginkan untuk paket yang dikirimkan, relatif terhadap paket-paket lain dari pengirim yang sama. c) Flow Label Field 24 bit yang digunakan oleh pengirim untuk memberi label pada paket-paket yang membutuhkan penanganan khusus dari router IPv6, seperti quality of service yang bukan default, misalnya serviceservice yang bersifat real-time. d) Payload Length Field berisi 16 bit yang menunjukkan panjang payload, yaitu sisa paket yang mengikuti header IPng, dalam oktet. e) Next Header Field 8 bit yang berfungsi mengidentifikasi header berikut yang mengikuti header IPv6 utama.
Universitas Sumatera Utara
f) Hop Limit Field berisi 8 bit unsigned integer. Menunjukkan jumlah link maksimum yang akan dilewati paket sebelum dibuang. Paket akan dibuang bila Hop Limit berharga nol. g) Source Address Field 128 bit, menunjukkan alamat pengirim paket. h) Destination Address Field 128 bit, menunjukkan alamat penerima paket.
Dalam IPv6, tidak mengenal subnet mask, yang ada hanyalah format prefix. Terdapat beberapa kelas pada IPv6 yang tidak ditentukan oleh subnet mask, tetapi kelas ditentukan berdasarkan format prefix suatu alamat. Ini menjadikan pengalamatan IPv6 memiliki lebih banyak kelas dibandingkan IPv4 dan memungkinan dalam satu interface terdapat lebih dari satu alamat jaringan yang berbeda.
2.3.1 Identitas Interface IPv6 2.3.1.a Identitas Interface Berdasarkan Alamat EUI-64 Ketetapan RFC 3515 bahwa seluruh alamat unicast yang menggunakan prefix 001 hingga 111 harus memakai identitas interface 64-bit dari alamat EUI-64. Alamat EUI-64 mempunyai 64 bit dan ditetapkan oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE). Alamat EUI-64 merupakan alamat yang berasal dari IEEE 802.
2.3.1.b Alamat IEEE 802 Identitas interface yang tradisional untuk network adaptors memakai sebuah alamat 48-bit yang disebut alamat IEEE 802. Alamat ini terdiri dari 24-bit company (disebut juga manufacturer ID) dan 24-bit extension ID (disebut board ID). Alamat 48-bit ini disebut juga sebagai alamat fisik, hardware atau alamat
Universitas Sumatera Utara
media access control (MAC). Alamat 48-bit IEEE 802 seperti ditunjukkan sebagai berikut:
Gambar 2.4: Alamat IEEE 802
Alamat IEEE 802 termaksut dalam dua ketentuan, sebagai berikut ini: a) Universal/Local (U/L) b) Individual/Global (I/G)
2.3.1.c Alamat IEEE EUI-64 Alamat IEEE Extended Unique Identifier (EUI)-64 menghadirkan standart baru untuk pengalamatan interface jaringan. ID company masih 24 bit, tetapi ID extension 40 bit, membuat lebih banyak ruang alamat untuk tiap-tiap manufaktur adapter jaringan.
Gambar 2.5 : Alamat IEEE EUI-64
2.3.1.d Pemetaan Alamat IEEE 802 ke alamat EUI-64
Universitas Sumatera Utara
Untuk membentuk alamat EUI-64 dari alamat IEEE 802, 16 bit dari 11111111 11111110 (0xFFFE) disisipkan kedalam alamat IEEE 802 diantara ID company dan ID Extension.
2.3.1.e Pemetaan Alamat EUI-64 ke Identitas Interface IPv6 Untuk mendapatkan identitas interface 64-bit alamat unicast IPv6, bit U/L pada alamat EUI-64 dikomplemenkan. Artinya apabila nilainya diset 1 harus diubah menjadi 0, dan apabila 0 harus diubah menjadi 1. Gambar dan contoh berikut ini akan menunjukkan konfersi yang dipakai secara universal pada alamat EUI-64.
Gambar 2.6: Pemetaan alamat EUI-64 ke IPv6
Contoh Host A dengan alamat Ethernet MAC 00-AA-00-3F-2A-1C. Pertama, konversi ke format EUI-64 dengan menyisipkan FF-FE diantara byte ketiga dan keempat, 00AA-00-FF-FE-3F-2A-1C. U/L bit, pada bit ketujuh pada byte pertama dikomplemenkan. Sebelum konversi, binari pada byte pertama bentuknya 00000000. Ketika bit ketujuh dikomplemenkan, nilainya menjadi 00000010
Universitas Sumatera Utara
(0x02). Hasil dari 02-AA-00-FF-FE-3F-2A-1C ketika dikonversi kepada notasi colon-hexadecimal menjadi 2AA:FF:FE3F:2A1C. Alamat link-local yang berhubungan ke adapter jaringan dengan MAC-address 00-AA-00-2A-1C adalah FE80::2AA:FF:FE3F:2A1C
2.3.2 Jenis-jenis Alamat IPv6 Seperti alamat IPv4, alamat IPv6 juga terdiri dari beberapa jenis alamat dengan fungsi dan kegunaan masing-masing alamat tersebut seperti dibawah ini: 1. Alamat Unicast 2. Alamat Multicast 3. Alamat Anycast
2.3.2.1 Alamat Unicast (One-to-one) Alamat unicast mengidentikasi single interface kedalam tipe skup alamat unicast. Dengan topologi routing unicast yang sesuai, alamat-alamat paket ke sebuah alamat unicast diterima single interface tersebut. Untuk menampung sistem loadbalancing, RFC 3513 mengijinkan banyak interface menggunakan alamat-alamat yang
sama
selagi
alamat
tersebut
masih
single
interface
untuk
mengimplementasikan IPv6 pada suatu host. Alamat unicast IPv6 terdiri dari beberapa alamat, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7: Alamat unicast IPv6
1. Alamat Global Unicast Alamat global unicast IPv6 disebut juga alamat aggregatable global unicast digunakan untuk menghubungkan internet publik serta memungkinkan untuk rute secara global dan unik. Alamat ini merupakan bagian dari alamat unicast IPv6. Alamat global unicast IPv6 mempunyai format alamat yang dipergunakan untuk keperluan sistem routing internet publik/global. Alamat global unicast IPv6 terbagi tiga tingkatan topologi yaitu topologi publik, topologi site, dan topologi interface ID dimana masing-masing topologi ini dapat membentuk sistem topologi jaringan secara hirarki. Untuk tingkatan/level paling atas pada topologi publik membuat default-free zone (DFZ), router internet yang tidak memiliki entri default-route pada table routing.
Gambar 2.8 : Format Alamat Global Unicast IPv6
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 memberikan gambaran pembagian nilai bit untuk public topology sebesar 48 bits, site topology 16 bits dan interface identifier 64 bits. Nilai 001 menandakan suatu alamat IPv6 bersifat global, artinya dapat dirouting secara global dalam internet.
2. Alamat Link-Local Link-local addresses selalu dimulai dengan FE80. Dengan 64-bit interface identifier, prefix untuk link-local addresses selalu FE80::/64. Sebuah router IPv6 tidak pernah melanjutkkan trafik link-local diluar link itu.
Gambar 2.9: Alamat Link-Local
3. Alamat Site-Local Tidak seperti link-local addresses, alamat site-local tidak secara automatis dikonfigurasi dan harus ditetapkan baik melalui konfigurasi alamat stateless maupun stateful. 10 bit pertama selalu ditetapkan untuk alamat site-local, dimulai dengan FEC0::/10. Setelah 10 bit ditetap 54 bit identitas subnet (subnet ID field) dengan menyediakan 54 bit yang dapat membuat sebuah infrakstruktur routing yang hirarki dan dapat disummarisasikan pada site tersebut. Setelah field subnet ID 64 bit field interface ID menunjuk sebuah interface tertentu dalam subnet.
Gambar 2.10: Alamat Site-Local
Universitas Sumatera Utara
4. Alamat Spesial IPv6 a) Unspecified Address Unspecified address (0:0:0:0:0:0:0:0 atau “::”) menunjukkan ketiadaan suatu alamat. Hal tersebut sama dengan alamat unspecified pada IPv4 0.0.0.0. Unspecified address biasanya digunakan sebagai alamat sumber paket yang mencoba memverifikasikan suatu alamat sementara. b) Loopback Address Alamat loopback (0:0:0:0:0:0:0:1 atau ::1) digunakan untuk menunjukkan sebuah interface loopback, mengenabelkan node agar mengirim paket kepada dirinya sendiri. Sama halnya dengan alamat loopback IPv4 127.0.0.1. Alamat paket kepada alamat loopback harus tidak pernah dikirimkan pada link tersebut atau diteruskan oleh router.
5. Address Compatibility Untuk membantu migrasi dari IPv4 ke IPv6 dan koeksistensi diantara kedua tipe host tersebut, alamat didefinisikan sebagai berikut: a) IPv4-compatible Address b) IPv4-mapped Address c) 6to4 Address d) ISATAP Address e) Teredo Address
2.3.2.b Alamat Multicast (One-to-many) Alamat multicast digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan merujuk pada host dan group. Seperti alamat multicast untuk IPv4 yaitu pada kelas D, untuk alamat multicast IPv6 mempunyai 8 bit pertama yang dibuat ke 1111 1111. Sebuah alamat IPv6 mudah ditentukan sebagai multicast karena selalu
Universitas Sumatera Utara
dimulai dengan “FF.” alamat multicast tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber atau sebagai tujuan selanjutnya pada header routing. Node IPv6 dapat mendengar kepada beberapa alamat multicast pada waktu yang sama. Node tersebut dapat bergabung atau meninggalkan grup multicast suatu saat. Kemudian blockcast address pada IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai "1", pada IPv6 sudah termasuk di dalam multicast address ini. Blockcast address untuk komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast address dipilih berdasarkan range tujuan.
Gambar 2.11: Alamat Multicast IPv6
2.3.2.c Alamat Anycast Alamat anycast dipergunakan pada banyak interface (multiple interface). Infrastruktur routing melanjutkan paket yang dialamatkan kepada sebuah alamat anycast. Alamat anycast mengidentifikasi banyak alamat. Suatu alamat anycast digunakan untuk komunikasi one-to-one-of-many, dengan pengiriman ke singel interface.
2.4 Rute Aggregasi
Universitas Sumatera Utara
Rute aggregasi merupakan suatu metode untuk mengganti dan meminimalkan sejumlah rute menjadi satu rute yang lebih sederhana dan umum. Metode ini merupakan metode universal digunakan dalam menentukan atau menambahkan rute-rute protokol routing.
Gambar 2.12 : Rute Aggregasi
Pada gambar diatas dijelaskan rute aggregasi yang diterapkan antara kedua table routing. Table routing Z yang tidak menerapkan mekanisme rute aggregasi memiliki rute tujuan lebih banyak. Ini akan membuat rute pada table routing BGP semakin banyak sehingga menurunkan performansi router serta penanganan lebih terhadap router. Table routing Z yang menerapkan rute aggregasi menunjukkan hanya satu/single rute tujuan yang akan disebarkan. Dengan mekanisme ini akan membuat rute table routing BGP lebih minimalis yang akan meningkatkan performa router dalam penanganan rute alamat. Franck Lee 2010
2.5 Protokol Routing BGP (Border Gateway Protocol) Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan baik gateway maupun host yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Ketika suatu program aplikasi dalam suatu host akan berkomunikasi, protokol TCP/IP akan membangkitkannya dalam bentuk banyak datagram. Host harus membuat keputusan perutean untuk memilih jalur pengiriman. Protokol routing adalah suatu protocol yang telah dijadikan sebagai standart routing untuk merutekan serta meneruskan packet data ke tujuan oleh perangkat router. Protokol routing mempunyai aturan dan kebijakan sendiri dalam hal komunikasi serta transportasi data untuk menjaga interkoneksi antara router satu dengan lainnya. Pembagian protokol routing didasarkan pada area rute (routes) packet data yaitu internal atau external. Protokol routing yang dipergunakan pada area rute internal yaitu IGP (Internal Gateway Protocol), sedangkan untuk area rute eksternal dikenal sebagai EGP (External Gateway Protocol). Untuk protokol routing IGP seperti RIP (Routing Information Protocol), OSPF (Open Shortest Path First), Interior Gateway Routing Protocol (IGRP, EIGRP), IS-IS (Intermediate-Intermediate), dan sebagainya. Protokol routing IGP akan merutekan paket data dalam area internal AS. Protokol routing eksternal akan membangun hubungan antar AS-AS pada jaringan luas seperti Internet maupun global. Contoh protokol routing EGP adalah EGPv1. Saat ini jaringan internet lebih mengandalkan BGP (Border Gateway Protocol) sebagai routing eksternal. BGP sendiri memberikan kehandalan, sekuritas, scalable pada jaringan internet saat ini. BGP disebut sebagai tulang punggung jaringan (Backbone) internet modern. BGP merupakan protokol routing digunakan sebagai untuk koneksi antara jaringan eksternal misal menghubungkan jaringan antara AS. Protokol BGP kemungkinan dipergunakan untuk jaringan yang berada pada top-level sistem hirarki routing internet publik/global. Hal ini dikarenakan BGP salah satu protokol routing eksternal.
2.5.1 Operasi BGP
Universitas Sumatera Utara
Fungsi utama BGP adalah untuk pertukaran network reachability information BGP router dengan BGP router lainnya. Informasi routing ini dipertukarkan dengan membangun sebuah sesi yang berlandaskan pada koneksi TCP antar BGP router satu dengan BGP router yang lain. Setelah semua sesi terbangun, semua rute terbaik diumumkan oleh BGP router tetangga. Ada dua jenis hubungan BGP, yaitu iBGP (internal BGP) yang berfungsi agar router-router internal mengetahui suatu rute untuk mencapai suatu tujuan dan eBGP (external BGP) yang bertujuan berfungsi untuk mengumumkan reachable prefixes dengan router tentangganya. iBGP beroperasi di dalam AS, sedangkan eBGP beroperasi antar AS. Perbedaan antar iBGP dan eBGP bahwa iBGP tidak melakukan perubahan attribute AS path. Untuk menghindari routing loop, dalam satu AS koneksi antar BGP router dengan iBGP diterapkan topologi full mesh. Setelah semua rute terbaik diumumkan oleh BGP router kepada tetangganya, BGP router kemudian menjaga kestabilan tabel routingnya. Apabila ada perubahan tabel routing, hanya informasi update yang diberikan kepada router peernya. BGP tidak mensyaratkan refresh table routing secara periodic oleh karena itu agar policy local dapat langsung diterapkan dengan baik tanpa perlu mereset sesi BGP, diperlukan kemampuan router refresh dari router tersebut.
2.5.2 BGP Message Ada empat message yang dapat dipertukarkan antar router BGP: 1. OPEN, digunakan untuk membangun sesi antar router BGP 2. UPDATE : berisi reachability information. UPDATE dapat berisi informasi prefix yang diumumkan atau menarik kembali (withdraw) informasi prefix yang telah diumumkan. Beberapa pengumuman atau withdrawl ini dapat dikirimkan dengan sebuah paket BGP UPDATE. 3. NOTIFICATION,
digunakan
untuk
mengakhiri
sesi
BGP
yang
mengalami error.
Universitas Sumatera Utara
4. KEEPALIVES, digunakan sebagai penanda bahwa sesi BGP masih tetap berlangsung meskipun pesan UPDATE atau NOTIFICATIONS tidak diterima dalam periode waktu tertentu.
Gambar 2.13 : Operasi Dasar BGP
Ketika suatu router mengumumkan suatu prefix ke tetangganya, hal ini berarti bahwa router penerima dapat mencapai prefix tersebut dengan cara meneruskan trafik menuju ke pengirim yang meng-advertise prefix tersebut. Apabila router pengirim informasi tidak dapat mencapai prefix itu lagi atau tidak ingin membawa trafik menuju prefix tadi, router ini akan mengirim UPDATE ke router tetangganya, bahwa rute menuju prefix tadi dihapus.
2.6 Cakupan Area Jaringan 1. Jaringan Lokal (LAN) jaringan dengan cakupan areal terbatas pada satu lokasi, misalnya dalam satu ruangan, satu gedung, atau beberapa gedung yang sangat berdekatan. LAN pada
Universitas Sumatera Utara
umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel, seperti kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) pada jarak maksimum 100 meter, kabel Coaxial hingga 500 meter, bahkan Serat Optik (Fiber Optic) dalam jarak lingkar 3 kilometer, tetapi banyak LAN yang tidak pakai kabel (Wireless LAN atau WaveLAN) tetapi menggunakan frekuensi radio sebagai media transmisi.
Gambar 2.14 : Jaringan Local (LAN)
2. Jaringan Kampus (CAN) Adalah perluasan jaringan LAN sehingga mencakup satu kampus yang cukup luas, terdiri atas puluhan gedung yang berjarak lebih dari beberapa ratus meter. Kabel transmisi yang digunakan adalah Coaxial atau Serat Optik, disamping itu WaveLAN juga digunakan dalam areal sekitar 3 kilometer.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.15 : Jaringan Kampus (CAN)
3. Jaringan Kota (MAN) Adalah perluasan LAN dan CAN sehingga mencakup areal satu kota, misalnya jaringan antar kampus dan jaringan antar kantor cabang, sehingga dapat mencapai jarak rentang antara 10 – 45 kilometer. Media transmisi kabel adalah Serat Optik, tetapi banyak yang menggunakan fasilitas komunikasi telepon seperti jalur sewa (leased line, T1 line), atau menggunakan antena parabola melalui gelombang mikro (microwave), bahkan antena Satelit.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.16 : Jaringan Kota (MAN)
4. Jaringan Luas (WAN)
Adalah jaringan antarkota, antar propinsi, antar negara, bahkan antar benua, bentangannya
bisa
mencakup
seluruh
dunia,
misalnya
jaringan
yang
menghubungkan semua bank di Indonesia, atau jaringan yang menghubungkan semua kantor Perwakilan Indonesia di seluruh dunia. Media transmisi utama adalah komunikasi lewat satelit, tetapi banyak yang mengandalkan koneksi serat optik antar negara.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.17 : Jaringan Luas (WAN)
2.7 Autonomous System – AS (Sistem Otonom) Jaringan-jaringan komputer yang membentuk internet saat ini, dioperasikan oleh banyak institusi yang independen satu dengan yang lainnya. Secara umum, internet dibagi menjadi dua tingkatan yaitu intradomain dan interdomain. Sebuah domain terdiri atas kumpulan jaringan-jaringan komputer yang berada pada otoritas yang sama. Router dalam domain bertanggung jawab mengantarkan paket agar dapat mencapai setiap penjuru dalam domain tersebut. Router-router ini biasanya saling terhubung baik dengan jalur Synchronous Optical Networking (SDH/SONET) atau Ethernet. Router utama yang berada dalam satu domain sering disebut sebagai core router, sedangkan router sebagai penghubung antar domain disebut border router. Tingkatan kedua dalam organisasi internet adalah interdomain. Pada tingkatan ini terjadi interkoneksi antara satu domain dengan domain lainnya. Di
Universitas Sumatera Utara
internet domain dikenal sebagai Autonomous System (AS). Setiap AS memiliki pengenal yang disebut Autonomous System Numners (ASN). ASN dapat diperoleh dari Internet Registry yang bertanggung jawab pada suatu daerah/regional, misal APNIC (Asia Pasicific Network Information Center) yang bertanggung jawab untuk wilayah Asia Pasifik. Setiap ASN yang didelegasikan pada suatu disebut sebagai ASN public. ASN inilah yang dipergunakan sebagai identitas dan juga informasi yang saling dipertukarkan antara sesame interdomain. Suatu domain dapat tidak memiliki ASN public, karena hanya memiliki satu koneksi ke internet melalui satu ISP, misalnya perusahaan atau universitas. Pada kenyataan di internet, suatu domain tidak memiliki tingkatan yang sama. Ada dua jenis interkoneksi antar domain, yaitu hubungan costumers-provider dan peer-topeer.
Gambar 2.18 : Topologi Amsterdam Internet Exchange tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan klasifikasi domain berdasarkan hubungannya membagi domain menjadi dua bagian besar Transit AS dan Stub AS. Transit AS merupakan AS yang tugas utama meneruskan paket dari domain tetangganya menuju domain tetangga lainnya. Transit internet ini yang membentuk inti dari internet. Sedangkan Stub AS adalah AS yang tidak menyediakan transit paket.
2.7 Simulator Jaringan GNS3 2.7.1 GNS3 (Generic Network Simulator 3) GNS3 merupakan suatu emulator jaringan yang memberikan illustrsi hampir mirip dengan jaringan sesungguhnya. GNS3 memberikan illustrasi simulasi kepada perancangan topologi jaringan. GNS3 juga menyediakan berbagai perlengkapan untuk membangun suatu topologi jaringan reliable, scalable serta memiliki konfigurasi jaringan lebih kompleks daripada Packet Tracer. Emulator GNS3 banyak digunakan oleh tenaga professional dalam jaringan komputer dan ISP untuk lebih mengembangkan pemahaman ketika troubleshooting jaringan. GNS3 yang dipergunakan adalah GNS3 0.7.2 dengan beberapa pengupdetan dari versi sebelumnya. Untuk GNS3 0.7.2 lebih dilengkapi dengan bermacam fitur dan konfigurasi Internet Protokol versi 6 (IPv6) seperti konfigurasi tunneling IPv6 over IPv4, Dual Stack Tunneling, 6to4 Tunneling, DHCPv6 serta masih banyak lagi fitur-fitur tambahan sebagai dukungan terhadap IPv6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.19 : Tampilan Simulator GNS3
2.6.1 BGPlay @ Route Views Diambil sample data trafik rute AS yang saling terhubung untuk menunjukkan jalur sumber AS yang membawa rute aggregasi sehingga sampai kepada AS tujuan. Tools yang digunakan adalah BGPlay @ Route Views. Tools ini merupakan proyek route views Universitas Oregon yang digunakan oleh operator internet untuk mendapatkan informasi secara real-time tentang system routing global dari perspektif yang berbeda pada jaringan backbone di internet. Proyek route views awalnya dimotivasi oleh kepentingan dari bagian operator jaringan dalam menentukan bagaimana system routing global dilihat melalui prefix (/) atau ruang AS (autonomous system), saat ini route views juga dilakukan untuk kalangan riset dan penelitian tentang struktur sistem jaringan internet. Tools ini diperoleh dari situs http://route-views6.routeviews.org/ sebagai situs yang menyediakan tools BGPlay @ Route Views.
Universitas Sumatera Utara
Adapun cara kerja tools ini yakni dengan memasukkan salah satu alamat prefix jaringan, tujuannya untuk memperhatikan dan menganalisis jalur antara AS yang dimiliki oleh prefix alamat jaringan tersebut. Tampilah awalnya seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2.20 : BGPlay Query Form
Universitas Sumatera Utara
Setelah form query tempat dimana kita akan menganalisis jalur yang dilalui prefix alamat jaringan yang kita masukkan muncul, kemudian akan muncul hasil query diatas dalam bentuk tampilan rute AS yang dilalui oleh prefix tersebut.
Gambar 2.21 : Screenshoot BGPlay @ Route Views
Universitas Sumatera Utara