BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang Berkaitan dengan Database 2.1.1 Pengertian Data Terkait dengan database terdapat sebuah istilah dasar yang disebut dengan Data dan menurut Indrajani (2011:2), data memiliki beberapa definisi yaitu sebuah fakta atau observasi mentah mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis, atau lebih khususnya, data merupakan ukuran obyektif atribut (karakteristik) dari sebuah entitas seperti orang, tempat, benda, ataupun kejadian. 2.1.2 Pengertian Basis Data dan Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:15), basis data adalah kumpulan data yang berelasi secara logikal beserta deskripsinya, yang di desain untuk memenuhi kebutuhan informasi sebuah organisasi. Sedangkan, sistem basis data merupakan kerangka dasar dari sistem informasi yang mendasari perubahan cara beroperasinya perusahaan. Sistem basis data juga merupakan bagian terpenting dalam pendefinisian koleksi data dari sebuah program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data, bersamaan dengan DBMS (Database Management System) dan basis datanya. Dalam hal ini, sistem basis data dapat dikatakan sebagai perkembangan yang sangat penting dalam bidang software engineering. 2.1.3 Pengertian DBMS 2.1.3.1 Komponen DBMS Menurut Indrajani (2011:11-13), komponen-komponen DBMS dibedakan menjadi lima, yaitu: 1.
Hardware (perangkat keras atau piranti keras)
7
8
Hardware ini diperlukan oleh DBMS dan aplikasi. Contoh perangkat keras antara lain personal komputer, notebook, mainframe, sampai sebuah jaringan komputer. 2.
Software (perangkat lunak) Beberapa penggunaan software, yaitu: • Software sistem operasi komputer untuk PC biasa ataupun server, contohnya Windows XP, Windows 2000, Windows NT, Windows 2003, Unix dan Linux. • Software untuk database, contohnya Microsoft SQL 2000, Miscrosoft SQL 2005, Oracle, MySql. • Software untuk pemrograman contohnya di PC seperti program Java, .Net 2005, Visual Basic, C, C++. Sedangkan di mainframe atau AS400 seperti program Cobol, RPG, dan Fortran. • Software untuk mengatur jaringan seperti SISCO.
3. Data Merupakan komponen terpenting dalam DBMS karena penghubung antara komputer dengan manusia. 4. Prosedur Merupakan instruksi dan aturan yang menentukan perancangan dan penggunaan basis data, di mana pengguna sistem dan pengelola basis data memerlukan dokumentasi ini untuk menjalankan dan menggunakan sistem. 5. Manusia Manusia mempunyai peranan yang dapat dibedakan menjadi beberapa fungsi sebagai berikut.
9
• Data dan Database Administrator,
bertanggung jawab untuk
manajemen dan pengendalian basis data. Perbedaannya adalah Data Administrator (DA) bertanggung jawab untuk manajemen sumber daya data yang mencakup perencanaan basis data, pengembangan, standar pemeliharaan, kebijakan, prosedur, dan desain basis data secara konseptual. DA berkonsultasi dengan para manajer senior dan meyakinkan tentang dukungan basis data terhadap tujuan perusahaan. Sedangkan Database Administrator (DBA) bertanggung jawab untuk realisasi fisik basis data, implementasi, keamanan, integritas pengendalian, backup dan restore, pemeliharaan sistem operasional, dan memastikan dapat dipakai dengan baik. •
Database Desainer, dibedakan menjadi perancang basis data secara logika dan fisik. Perancang basis data secara logika berhubungan dengan identifikasi data antara lain entitas dan atribut. Selain itu juga harus memahami proses bisnisnya. Sedangkan, perancang basis data secara fisik berhubungan dengan bagaimana desain basis data tersebut dapat direalisasikan. Misalnya memetakan desain basis data logika ke dalam tabel, pemilihan metode akses agar kinerjanya baik dan merancang beberapa ukuran keamanan yang diperlukan oleh data.
•
Application Developers atau Programmer, merupakan tenaga ahli komputer yang berfungsi untuk mengembangkan program-program aplikasi yang diperlukan dalam manajemen basis data.
•
End user, termasuk dalam kategori pengguna akhir adalah pemilik sistem (enterprise) para manager, supervisor, operator, pelanggan dan sebagainya
yang terlibat langsung dalam
penggunaan basis data. End User ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Naïve Users dan Sophisticated Users.
10
Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Komponen-komponen dalam Lingkungan DBMS (Sumber: Connolly (2010:18))
2.1.3.2 Kelebihan dari DBMS Menurut Indrajani (2011:9-10) terdapat beberapa kelebihan dalam menggunakan DBMS, yaitu: • Mengontrol redundansi data Dengan ada integrasi file ini maka berbagai duplikasi data yang terjadi dihilangkan. • Konsistensi data Jika ada perubahan yang terjadi dalam DBMS karena proses tambah, ubah, atau hapus data, maka penggunapengguna DBMS akan dapat mengakses nilai terbaru dalam DBMS secara cepat. • Informasi data yang lebih mudah dikelola Terdapat contoh kasus sebagai berikut. Pada File Base System adalah hal yang cukup sulit untuk mendapatkan
11
informasi pemasok yang barangnya terlaris dijual. Sedangkan pada DBMS, mendapatkan informasi tersebut sangatlah mudah, mengingat seluruh data
dalam DBMS telah
terintegrasi. • Pemakaian data bersama Dalam File Base System, file data hanya terdapat pada bagian tertentu saja. Namun dalam DBMS, database dimiliki oleh perusahaan atau organisasi, bukan oleh bagian tertentu sehingga terdapat perbedaan konsep antara File Base System dan DBMS. • Meningkatnya integritas data Integritas data berhubungan dengan validitas dan konsistensi
dalam
penyimpanan
data.
Integritas
mengekspresikan batasan dan aturan dalam basis data. •
Meningkatkan keamanan Database Dalam DBMS, terdapat fasilitas yang mengatur akses misalnya otorisasi untuk mengakses, menambah, mengubah, dan menghapus. Dengan demikian, setiap pengguna DBMS tidak dapat melakukan sesuatu yang bukan menjadi haknya. Contohnya jika bagian pembelian hanya diberi akses untuk mengambil data barang, maka tidak dapat menambah, mengubah, dan menghapus data barang.
•
Meningkatnya standardisasi Dengan adanya pemakaian data bersama-sama maka penamaan tabel, field, tipe data, hak akses, dan sebagainya harus dibuat standar dan dokumentasinya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna DBMS.
12
• Meningkatnya skala ekonomi Adanya integrasi data seluruh perusahaan atau organisasi ini menjadikan pengurangan biaya, yang akhirnya dapat meningkatkan skala ekonomi. •
Keseimbangan konflik kebutuhan Pengguna atau suatu bagian dalam perusahaan mungkin memiliki kebutuhan yang tidak sama dengan kebutuhan pengguna lainnya. Dengan DBMS, dapat dibuat keputusan tentang desain dan penggunaan operasional basis data secara keseluruhan.
•
Meningkatnya akses data dan tanggapan Integrasi menghilangkan batasan-batasan dasar dari seluruh bagian atau departemen dalam perusahaan sehingga dapat diakses secara langsung oleh seluruh pengguna DBMS. DBMS juga menyediakan bahasa query
atau
pembuatan laporan
yang
mengizinkan pengguna DBMS untuk meminta pertanyaan khusus dan untuk memperoleh informasi dengan segera. •
Meningkatnya produktivitas DBMS
menyediakan
banyak
fungsi
baku
dimana
programmer dapat menuliskan fungsi-fungsi baku tersebut dalam suatu instruksi pada program aplikasi. Ditingkat paling dasar, DBMS menyediakan seluruh rutin low-level file-handling program. Fungsi ini menjadikan programmer lebih berkonsentrasi pada kemampuan fungsi spesifik yang diinginkan oleh pengguna tanpa takut untuk melakukan implementasi pada tingkat rendah secara detail. •
Meningkatnya pemeliharaan karena independensi data Pada sistem File Base System, rincian data dan logika untuk mengakses data dibuat di dalam program aplikasi masing-masing, sehingga terjadi ketergantungan data terhadap program. Suatu perubahan pada struktur data, perubahan terhadap cara data
13
disimpan dalam disk, akan memerlukan perubahan dalam program yang mendefinisikan data tersebut. Sedangkan pada DBMS, terjadi pemisahan data dengan aplikasi program dan akan kebal terhadap perubahan data. Hal ini dikenal dengan istilah independensi data. •
Meningkatnya konkurensi Dalam File Based System, jika dua atau lebih pengguna diizinkan untuk mengakses file yang sama secara bersamaan, memungkinkan terjadi pertentangan satu sama lain, kehilangan informasi, dan hilangnya integritas. DBMS dapat mengatur akses data yang dilakukan secara bersamaan.
•
Meningkatnya service backup dan recovery DBMS menyediakan fasilitas untuk mengurangi kegagalan sistem atau aplikasi program, yaitu fasilitas backup dan restore.
2.1.3.3 Kekurangan dari DBMS Menurut Indrajani (2011:9-10), terdapat beberapa kekurangan dalam menggunakan DBMS, yaitu: • Harga DBMS mahal Ada pendapat, ada uang, ada barang. Teknologi baru tentunya lebih mahal daripada teknologi yang terdahulu. • Ukuran Kerumitan dan banyaknya fungsi yang ada pada DBMS menyebabkan DBMS memerlukan banyak software pendukung yang mengakibatkan penambahan tempat penyimpanan dan memori. • Kompleksitas
14
Pada DBMS terdapat pengaturan fungsi-fungsi sehingga DBMS menjadi software yang cukup rumit dan kompleks. Aturan fungsi-fungsi tersebut harus diketahui oleh pengguna DBMS dengan baik. Jika tidak maka pengguna DBMS tidak akan mendapat manfaat implementasi DBMS. • Penambahan biaya perangkat keras • Adanya biaya konversi Biaya konversi ini akan digunakan untuk proses konversi File Base System ke DBMS. • Kinerja DBMS digunakan oleh banyak sistem informasi. Akibatnya mungkin beberapa pengguna sistem informasi akan merasakan hal-hal yang tidak seperti biasanya. Misalnya menjadi lebih lambat. • Dampak yang lebih tinggi pada suatu kegagalan Jika terjadi kerusakan pada DBMS, akan berdampak pada seluruh pengguna dan sistem informasi yang mengakses DBMS.
2.1.4 Database Approach (DDL, DML) Menurut Indrajani (2011 : 33) bahasa basis data terbagi menjadi dua jenis, yaitu: •
Data Definition Language (DDL) Bahasa yang memungkinkan DBA atau user untuk mendefinisikan, menerangkan, dan memberi nama entitas-entitas, atribut, serta relasi yang dibutuhkan untuk aplikasi, termasuk batasan-batasan keamanan dan integritasnya.
15
•
Data Manipulation Language (DML) Bahasa yang menyediakan operasi dasar manipulasi data pada data yang terdapat dalam basis data. Adapun operasi yang dapat dilakukan adalah menyisipkan, memodifikasi, memanggil, dan menghapus data. DML terbagi atas : •
Procedural DML Bahasa
yang
memungkinkan
user
(umumnya
programmer) untuk memberi instruksi kepada sistem mengenai data yang dibutuhkan dan cara pemanggilannya. Artinya user harus menjelaskan operasi pengaksesan data yang akan digunakan menggunakan prosedur yang ada untuk mendapatkan infromasi yang dibutuhkan. •
Non Procedural DML Bahasa
yang
memungkinkan
user
untuk
menentukan data yang dibutuhkan dengan menyebutkan spesifikasinya tanpa menspesifikasikan bagaimana cara mendapatkannya.
2.1.5 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data Basis data merupakan komponen dasar dari sebuah sistem informasi dan pengembangan serta penggunaannya sebaiknya dipandang dari perspektif kebutuhan-kebutuhan organisasi yang besar. Oleh karena itu, siklus hidup sebuah sistem informasi organisasi berhubungan dengan siklus hidup sistem basis data yang mendukungnya. Oleh karena itu, perancangan basis data sangatlah penting untuk mendukung obyektifitas dan operasioperasi sebuah perusahaan. Siklus hidup aplikasi basis data menurut Connolly (2010 : 263), terdapat 11 langkah, yaitu: Database Planning, System Definition,
16
Requirements Collection and Analysis, Database Design, DBMS Selection (Optional), Application Design, Prototyping (Optional), Implementation, Data Conversion and Loading, dan Testing, Operational Maintenance. Berikut adalah gambar Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
Gambar 2.2 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data (Sumber: Connolly (2010:264))
2.1.5.1 Database Planning (Perencanaan Basis Data) Merupakan aktivitas manajemen untuk merealisasikan tahapan Database Application Lifecycle secara efektif dan efisien. Perencanaan basis data mencakup cara pengumpulan data, format data, dokumentasi yang diperlukan, cara membuat desain, dan implementasi.
Perencanaan
basis
data
terintegrasi
keseluruhan strategi sistem informasi organisasi.
dengan
17
Terdapat 3 hal yang berkaitan dengan strategi sistem informasi, yaitu: • Identifikasi rencana dan sasaran organisasi termasuk mengenai sistem informasi yang dibutuhkan. • Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh sistem tersebut. • Penaksiran
kesempatan
teknik
informasi
yang
mungkin
memberikan keuntungan kompetitif.
Metodologi untuk mengatasi hal tersebut terbagi atas: • Mendefinisikan mission statement untuk sistem basis data. Dalam mission statement didefinisikan tujuan utama pembuatan basis data. Mission Statement membantu menjelaskan tujuan proyek basis data dan memberikan tahapan yang jelas, efektif, dan efisien dari aplikasi basis data. • Mendefinisikan mission objectives. Tiap obyek mengidentifikasikan kembali tugas-tugas tertentu yang harus didukung basis data. Dapat juga disertai dengan beberapa informasi tambahan yang menjelaskan pekerjaan yang harus diselesaikan, sumber daya yang digunakan, dan biaya untuk membiayai hal tersebut. 2.1.5.2 System Definition (Definisi Sistem) Definisi sistem bertujuan untuk mendeskripsikan batasan dan ruang lingkup aplikasi basis data serta sudut pandang user yang utama. Aplikasi basis data seharusnya memiliki satu atau lebih user view. User view mendefinisikan apa yang diharapkan dari aplikasi basis data berdasarkan peranan pekerjaan seperti manajer dan supervisor atau berdasarkan aplikasi perusahaan seperti pemasaran, personalia dan pengendalian persediaan. Mengidentifikasi user view membantu untuk memastikan agar tidak ada pengguna basis data yang terlupakan dan mengetahui apa yang diinginkan pengguna saat
18
aplikasi baru akan dibuat. Selain itu, user view juga membantu dalam mengembangkan aplikasi basis data yang rumit dan dapat menguraikannya menjadi sub-sub bagian yang lebih sederhana. 2.1.5.3 Requirement Collection and Analysis (Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan) Merupakan
proses
mengumpulkan
dan
menganalisa
informasi tentang organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis
data
dan
menggunakan
informasi
tersebut
untuk
mengidentifikasikan kebutuhan user terhadap sistem yang baru. Informasi yang dikumpulkan dapat berupa deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan, detail bagaimana data digunakan atau dihasilkan, dan beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru. Informasi tersebut dianalisa untuk mengidentifikasikan kebutuhan user dan diharapkan tersedia pada aplikasi basis data yang baru. Aktivitas
penting
lainnya
dalam
tahap
ini
adalah
memastikan bagaimana menangani aplikasi basis data dengan multiple user views. Ada tiga macam pendekatan yang bisa digunakan dalam hal ini, yaitu: 1.
Centralized Approach Kebutuhan untuk tiap pengguna dibuat ke dalam satu Set of Requirement dan model data global dibuat berdasarkan hal itu. Setiap user view memiliki kebutuhankebutuhan yang berbeda di mana seluruh kebutuhan tersebut akan dikumpulkan dan dibuatkan menjadi suatu model data global yang nantinya diperlukan dalam pembuatan basis data.
2.
View integration approach Kebutuhan tiap user view dibuat dalam model data yang terpisah. Model
data yang menggambarkan single
user view disebut model data lokal,
disusun dalam bentuk
19
diagram dan dokumentasi yang mendeskripsikan kebutuhan user view basis data. Model data lokal ini kemudian digabungkan untuk menghasilkan model data global yang menggambarkan seluruh user view untuk basis data. 3.
Gabungan antara kedua pendekatan tersebut.
2.1.5.4 Database Design (Desain Basis Data) Desain basis data adalah proses membuat desain yang akan mendukung operasional dan tujuan perusahaan. Tujuan desain basis data adalah: • Menggambarkan relasi data antara data yang dibutuhkan oleh aplikasi dan user view. • Menyediakan model data yang mendukung seluruh transaksi yang diperlukan. • Menspesifikasikan desain dengan struktur yang sesuai dengan kebutuhan sistem.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mendesain basis data, yaitu: •
Top-down Diawali dengan membuat data model. Pendekatan top-down dapat diilustrasikan menggunakan entity-relationship (ER) model yang high level, kemudian mengidentifikasikan entitas, dan relasi antar entitas organisasi. Pendekatan ini sesuai bagi basis data yang kompleks.
•
Bottom-up Dimulai dari level dasar atribut (entitas properti dan relasi), menganalisa hubungan antar atribut, mengelompokkannya dalam suatu relasi yang menggambarkan tipe entitas dan relasi antara entitas. Pendekatan ini sesuai bagi basis data dengan jumlah atribut yang sedikit.
•
Inside-out
20
Mirip seperti pendekatan bottom-up, perbedaannya adalah pada
tahap
awal
mengidentifikasi
entitas
utama,
lalu
menguraikannya menjadi beberapa entitas yang berelasi dan atribut yang berhubungan dengan entitas utama. •
Mixed Menggunakan pendekatan Bottom-up dan Top-down.
2.1.5.5 Data Modelling •
Untuk memahami arti atau semantik data.
•
Untuk memudahkan komunikasi mengenai informasi yang dibutuhkan.
Proses pembuatan model data membutuhkan jawaban dan pertanyaan tentang entitas, relasi, dan atribut. Model data berfungsi untuk memastikan : •
Setiap user perspektif terhadap data.
•
Sifat data itu sendiri, tidak tergantung terhadap representasi fisiknya.
•
Kegunaan data melalui user view.
Kriteria untuk menghasilkan model data yang optimal adalah sebagai berikut: •
Validitas struktural Kondisi dimana harus konsisten dengan definisi enterprise dan informasi organisasi.
•
Kesederhanaan Mudah dimengerti baik oleh profesional sistem informasi maupun pengguna non-teknik.
•
Ketepatan Kemampuan untuk membedakan antara data yang berlainan dan hubungan antara data dengan batasan-batasan.
•
Tidak rangkap
21
Pengeluaran informasi yang tidak berhubungan dengan data lain dan representasi setiap bagian informasi hanya satu kali. •
Digunakan bersama Tidak ditentukan untuk aplikasi atau teknologi tertentu dan dapat digunakan oleh banyak pengguna.
•
Perluasan penggunaan Kemampuan untuk menyusun dan mendukung kebutuhan baru dengan akibat sampingan yang minimal terhadap pengguna yang telah ada.
•
Integritas Konsistensi dengan cara yang digunakan oleh enterprise dan pengaturan informasi.
•
Representasi Diagram Kemampuan untuk merepresentasikan model menggunakan notasi diagram yang mudah dimengerti.
Ada tiga fase dalam membuat desain basis data, yaitu: 1.
Conceptual Database Design Merupakan suatu proses pembentukan model yang berasal dari informasi yang digunakan dalam perusahaan yang bersifat independen dari keseluruhan aspek fisik. Model data tersebut dibangun menggunakan informasi dalam spesifikasi kebutuhan user dan merupakan sumber informasi untuk fase desain logikal.
2.
Logical Database Design Merupakan suatu proses pembentukan model yang berasal dari informasi yang digunakan dalam perusahaan yang berdasarkan model data tertentu namun independen terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya. Misalnya relasional. Model data konseptual yang telah dibuat sebelumnya, diperbaiki dan dipetakan kembali ke dalam model data logikal.
22
3.
Physical Database Design Merupakan implementasi
proses basis
yang
data
pada
menghasilkan
deskripsi
penyimpanan
sekunder.
Menggambarkan struktur penyimpanan dan metode akses yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data. Dapat dikatakan juga, desain fisikal merupakan cara pembuatan menuju DBMS tertentu.
2.1.5.6 DBMS Selection (Seleksi DBMS) Seleksi DBMS adalah kegiatan memilih DBMS yang akan digunakan dalam pembuatan basis data. Pemilihan DBMS yang tepat sangat mendukung aplikasi basis data.
Langkah utama dalam pemilihan DBMS: • Definisikan waktu untuk melakukan studi referensi. • Catat dua atau tiga produk yang akan dievaluasi untuk digunakan • Evaluasi produk tersebut • Rekomendasikan produk yang dipilih dan buat laporan yang mendukungnya.
2.1.5.7 Application Design (Desain Aplikasi) Desain aplikasi merupakan perancangan user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan melakukan proses terhadap basis data. Desain basis data dan aplikasi dilakukan secara paralel.
Ada dua aktivitas penting yang ada di dalamnya, yaitu: • Transaction design • User interface design 2.1.5.8 Transaction Design Merupakan tindakan atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user atau program aplikasi, yang mengakses
23
atau mengubah isi basis data. Transaction design bertujuan untuk mendefinisikan dan mendokumentasikan karakterisktik transaksi bertingkat tinggi yang dibutuhkan dalam basis data, meliputi: •
Data yang digunakan oleh transaksi
•
Karakteristik fungsional dari transaksi
•
Output transaksi
•
Kepentingan bagi pengguna
•
Tingkat penggunaan yang diharapkan
Ada tiga tipe utama transaksi, yaitu: •
Retrieval, untuk mendapatkan data yang digunakan untuk ditampilkan pada layar atau laporan.
•
Update, untuk memasukkan record baru, menghapus record yang lama, atau memodifikasi record yang ada dalam basis data.
•
Mixed, gabungan antara transaksi retrieval dan update.
2.1.5.9 User Interface Design Beberapa ukuran pokok dalam pembuatan user interface, antara lain: •
Pemberian nama suatu form atau report cukup jelas dan menerangakan fungsi suatu form atau report.
•
Penggunaan istilah yang sering digunakan untuk menyampaikan instruksi bagi user dan jika terdapat informasi tambahan yang dibutuhkan maka sebaiknya tersedia dalam helpscreen.
•
Field yang saling berhubungan ditempatkan pada form atau report yang sama dengan urutan yang logis dan konsisten.
•
Tampilan form atau report harus menarik dan sesuai dengan rencana kerja yang telah disepakati.
•
Penggunaan tabel yang sering digunakan
•
Istilah dan singkatan yang digunakan harus konsisten.
•
Penggunaan warna harus konsisten untuk setiap form atau report.
•
Jumlah digit yang disediakan untuk data entry harus diketahui oleh user.
24
•
User dapat dengan mudah menjalankan operasi yang diinginkan dengan menggerakan kursor pada form atau report.
•
User dapat dengan mudah memasukkan data dan melakukan perubahan terhadap nilai field.
•
Pesan kesalahan jika memasukkan data yang salah.
•
Field yang tidak bersifat mandatory dapat terlihat jelas oleh pengguna. Misalnya tidak diberi tanda *.
•
Saat user meletakkan kursor pada suatu field, keterangan mengenai field tersebut sebaiknya dapat terlihat.
•
Terdapat indikator yang menjelaskan bahwa suatu proses telah selesai dilakukan.
2.1.5.10 Prototyping Fungsinya membuat model kerja suatu aplikasi basis data. Tahapan ini bersifat opsional. Tujuan utama tahapan ini adalah: •
Untuk mengidentifikasi fitur sistem yang sedang berjalan
•
Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan fitur baru
•
Untuk klarifikasi kebutuhan user
•
Untuk evaluasi kelayakan dan kemungkinan apa yang terjadi dari desain sistem
Terdapat dua macam prototype yang digunakan saat ini, yaitu: •
Requirements prototyping Menggunakan prototype untuk menentukan kebutuhan aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan tersebut terpenuhi maka prototype akan dibuang.
•
Evolutionary prototyping Digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya adalah prototype
ini
tidak
dibuang
tetapi
dikembangkan
untuk
25
pengembang selanjutnya menjadi aplikasi basis data yang digunakan.
2.1.5.11 Implementasi Merupakan realisasi fisik dan basis data dan desain aplikasi. Implementasi basis data dicapai dengan: •
DDL untuk membuat skema basis data dan file basis data yang kosong.
•
DDL untuk membuat user view yang diinginkan.
•
3GL atau 4GL untuk membuat program aplikasi. Termasuk transaksi basis data yang menggunakan DML atau ditambahkan pada bahasa pemrograman.
2.1.5.12 Konversi Data Pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengkonversikan aplikasi yang ada agar dapat menggunakan basis data yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan yang lama. DBMS biasanya memiliki fitur untuk memanggil ulang file yang telah ada ke dalam basis data baru. Dapat juga mengkonversi dan menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem baru. 2.1.5.13 Testing Suatu proses eksekusi program aplikasi yang bertujuan untuk menemukan kesalahan dengan serangkaian tes. Kesalahan pada software hanya akan terlihat jika dilakukan pengujian. 2.1.5.14 Operasional Pemeliharaan Suatu proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi, yang mencakup:
26
• Pengawasan kinerja sistem, jika kinerja menurun maka perbaikan atau pengaturan ulang basis data. • Pemeliharaan
dan
pembaharuan
aplikasi
basis
data
(jika
dibutuhkan). • Penggabungan kebutuhan baru ke dalam aplikasi basis data.
2.1.6 Entity Relationship Model (ERM) 2.1.6.1 EntityTypes (Tipe Entitas) Menurut Connolly (2010:322), konsep dasar dari model ER adalah tipe entitas yaitu kumpulan dari obyek-obyek dengan sifat yang sama, yang diidentifikasi oleh enterprise karena keberadaan yang bebas (independent existence). Keberadaan obyek-obyeknya dapat berupa fisik, seperti contoh entitas pegawai, rumah dan pelanggan, maupun berupa abstrak, seperti entitas penjualan, pembelian,
dan
peminjaman.
Entity
occurrences,
yaitu
pengidentifikasian obyek yang unik dari sebuah tipe entitas. Entity types adalah kumpulan obyek yang mempunyai karakteristik yang sama, dimana telah diidentifikasikan oleh perusahaan. Entity types adalah kumpulan dari entitas yang memiliki tipe dan karakteristik yang sama. Menurut Connolly (2010:333), Entity dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: 1. Strong Entity : Entitas yang keberadaannya tidak tergantung kepada entitas lain.
2. Weak Entity
: Entitas yang keberadaannya tergantung dari
entitas lain. Contohnya adalah entitas penjualan barang. Di mana barang merupakan strong entity dan penjualan merupakan weak entity karena keberadaan entitas penjualan tergantung dari entitas barang.
27
2.1.6.2 Jenis Hubungan (Relationship Types) Menurut Connolly (2010:324), tipe relasi adalah kumpulan hubungan antara entitas-entitas yang mempunyai arti. Relationship occurrences, yaitu hubungan yang diindentifikasikan secara unik yang meliputi keberadaan setiap tipe entitas yang berpartisipasi. Menurut Connolly (2010:326), Degree of Relationship yaitu jumlah tipe entitas yang ada dalam suatu relasi. Derajat relasi terdiri dari: 1. Binary Relationship Keterhubungan antar dua tipe entitas
2. Ternary Relationship Keterhubungan antar tiga tipe entitas
3. Quaternary Relationship Keterhubungan antar empat tipe entitas
4. Recursive Relationship Keterhubungan antar satu tipe entitas, dimana tipe entitas tersebut berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda. Kadang disebut dengan unary relationship. 2.1.6.3 Atribut (Attributes) Menurut Connolly (2010:329), atribut merupakan sifat-sifat dari sebuah entitas atau tipe relasi. Atribut domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Macam-macam atribut: 1. Simple attribute, yaitu atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal dengan keberadaan yang independen dan tidak dapat dibagi menjadi yang lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama atomic attribute.
28
2. Composite attribute, yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen,
dimana
masing-masing
komponen
memiliki
keberadaan yang independen. 3. Single-value attributes, yaitu atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian dari tipe entitas. 4. Multi-value attributes, yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian dari tipe entitas. 5. Derived attribute, yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya yang berhubungan, dan tidak harus berasal dari tipe entitas yang sama. 2.1.6.4 Kunci (Keys) Menurut Connolly (2010:331), penentuan kunci (key) merupakan hal yang paling esensial pada basis data relasional. Kunci bukan hanya sebagai alat untuk mengakses suatu barus tertentu, tetapi sekaligus juga menjadi pengenal unik data suatu tabel. Akan tetapi perlu juga diketahui bahwa tidak semua kunci dapat menjadi pengenal yang unik karena terdapat beberapa istilah kunci. Kunci dapat berupa sebuah atribut atau gabungan dari beberapa atribut. Berikut ini adalah penjelasan jenis-jenis kunci yang digunakan: 1. Candidate Key, yaitu jumlah minimal atribut-atribut yang dapat mengidentifikasi setiap kejadian atau record dari tipe entitas secara unik. 2. Primary Key, yaitu candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan setiap kejadian atau record dari suatu tipe entitas secara unik. 3. Composite Key, yaitu candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. 4. Alternate Key, yaitu setiap candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key atau biasa disebut dengan secondary key.
29
5. Foreign Key, yaitu sebuah primary key pada sebuah entitas yang digunakan pada entitas lainnya untuk mengidentifikasi sebuah relasi. 2.1.6.5 Structural Constraints Menurut Connolly (2010:335), batasan utama pada relasi disebut sebagai multiplicity, yaitu jumlah dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu tipe entitas yang terhubung ke satu kejadian dari tipe entitas lain yang berhubungan melalui suatu relasi. Relasi yang paling umum adalah binary relationship.
Macam-macam binary relationship yaitu: 1. One-to-one (1:1) 2. One-to-many (1:*) 3. Many-to-many (*:*)
Menurut Connolly (2005:363), multiplicity dibentuk dari dua macam batasan pada relasi yaitu: untuk complex relationship: •
Cardinality adalah nilai maksimum dari relationship occurrences yang mungkin terjadi untuk sebuah entitas yang ikut serta pada suatu tipe relasi.
•
Participation, menentukan apakah semua atau beberapa entity occurrences yang ikut serta dalam sebuah relasi.
Participation Constraint dibagi menjadi: 1. Mandatory participation, melibatkan semua entity occurrence pada relasi tertentu. 2. Optional participation, melibatkan beberapa entity occurrence pada relasi tertentu.
30
2.1.7 Perancangan Basis Data Menurut Indrajani (2011:60-61), terdapat tiga tahap dalam perancangan basis data, yaitu: 2.1.7.1 Konseptual Merupakan suatu proses pembentukan model yang berasal dari informasi yang digunakan dalam perusahaan yang bersifat independen dari keseluruhan aspek fisik. Model data tersebut dibangun menggunakan informasi dalam spesifikasi kebutuhan user dan merupakan sumber informasi untuk fase desain logikal. 2.1.7.2 Logikal Merupakan suatu proses pembentukan model yang berasal dari informasi yang digunakan dalam perusahaan yang berdasarkan model data tertentu namun independen terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya. Misalnya relasional. Model data konseptual yang telah dibuat sebelumnya, diperbaiki dan dipetakan kembali ke dalam model data logikal. 2.1.7.3 Fisikal Merupakan proses yang menghasilkan deskripsi implementasi basis data pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan struktur penyimpanan dan metode akses yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data. Dapat dikatakan juga, desain fisikal merupakan cara pembuatan menuju DBMS tertentu. 2.1.8 Normalisasi 2.1.8.1 Pengertian Normalisai Normalisasi adalah suatu teknik dengan pendekatan buttomup yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi hubungan, dimulai dari menguji hubungan, yaitu functional dependencies antara atribut. Pengertian lainnya adalah suatu teknik yang
31
menghasilkan sekumpulan hubungan dengan sifat-sifat yang diinginkan dan memenuhi kebutuhan pada perusahaan. 2.1.8.2 Tujuan Normalisasi Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasikan kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi perusahaan. Adapun karakteristik hubungan tersebut mencakup: • Minimal jumlah atribut yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan perusahaan • Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan mengenai functional dependencies. • Minimal duplikasi untuk tiap atribut. 2.1.8.3 Proses Normalisasi 1. Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat. 2. Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu maka tabel tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal. Dalam proses normalisasi membutuhkan beberapa tahap untuk dapat
diimplementasikan.
Tahap-tahap
normalisasi
menurut
(Connolly, 2010:378) adalah: 1. Bentuk tidak normal (UNF) Merupakan bentuk normalisasi dimana terdapat tabel yang memiliki satu atau lebih data yang berulang.
2. Bentuk normal pertama (1NF) Merupakan
bentuk
normalisasi
dimana
data
yang
dikumpulkan menjadi satu field yang sifatnya tidak akan berulang dan tiap field mempunyai satu nilai. Aturan bentuk normal pertama adalah suatu bentuk tabel dimana garis dan
32
kolom yang bersilangan terdiri dari satu data saja. Pada tahap ini, sudah ditentukan penentuan kunci (key).
Langkah-langkahnya: a. Memisahkan data-data tersebut menjadi perbaris sehingga pada suatu baris dan kolom yang bersilangan hanya terdapat satu data saja. b. Mengelompokkan data-data yang tidak berhubungan ke tabel tersendiri.
3. Bentuk normal kedua (2NF) Merupakan
bentuk
normalisasi
yang
menghilangkan
perulangan yang terdapat dalam bentuk normal pertama. Caranya adalah memecahkan tabel 1NF menurut keterkaitan fungsinya. Dimana field yang bukan kunci tergantung pada suatu primary key. Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kedua apabila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk normal kesatu dan atribut yang bukan key sudah tergantung penuh terhadap key-nya.
4. Bentuk normal ketiga (3NF) Merupakan bentuk normalisasi untuk menormalisasikan transitive dependency. Memecah tabel dari kolom-kolom yang tidak tergantung secara langsung dengan primary key suatu tabel. Sehingga tidak ada field yang bukan primary key tergantung transitive kepada primary key. Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal ketiga apabila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk normal kedua dan atribut yang bukan key tidak tergantung transitive terhadap key-nya.
5. Bentuk BCNF (Boyce-Codd Normal Form) Merupakan bentuk normalisasi dimana jika dan hanya jika setiap determinan adalah candidate key.
33
2.1.9 Diagram Aliran Data Diagram Aliran Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble Chart, Bubble Diagram, Model Proses, Diagram Alur Kerja, atau Model Fungsi. DFD ini adalah salah satu pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks daripada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DAD atau DFD adalah sebuah alat pembuatan model yang memberikan penekanan yang hanya berfungsi pada sistem. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data
dengan
konsep
dekomposisi
penggambaran
analisa
maupun
agar
dapat
perancangan
digunakan
sistem
yang
untuk mudah
dikomunikasikan oleh professional sistem kepada pemakai ataupun pembuat program.
2.2 Teori yang Terkait Tema Penelitian (tematik) 2.2.1 Konsep Penjualan Menurut Mulyadi (2001:202), kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Dalam sistem penjulan secara tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Menurut
Vercellis
(2009:338)
hampir
semua
perusahaan
mempunyai sebuah jaringan penjualan. Perusahaan juga bergantung pada orang-orang yang dalam kegiatan penjualan, yang berperan penting dalam
34
membuat keuntungan untuk perusahaan dan mengimplementasikan strategi marketing perusahaan. 2.2.2 Konsep Pembelian Menurut Mulyadi (2001:300), Sistem Pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. 2.2.2.1 Prosedur Transaksi Pembelian Menurut Mulyadi (2001:300), secara garis besar transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini : 1.
Fungsi
gudang
mengajukan
permintaan
pembelian
ke
fungsi/sektor pembelian 2.
Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok
3.
Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok
4.
Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih
5.
Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok
6.
Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan
7.
Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi
8.
Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dan transaksi pembelian.
35
2.2.2.2 Prosedur yang Membentuk Sistem Pembelian Menurut Mulyadi (2001:301-303), prosedur yang membentuk sistem pembelian yaitu : 1. Prosedur Permintaan Pembelian, dalam prosedur ini, bagian gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat pembelian kepada fungsi pembelian. 2. Prosedur Permintaan Penawaran harga dan pemilihan pemasok, dalam prosedur ini, bagian pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain untuk memungkinkan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. 3. Prosedur Order Pembelian, dalam prosedur ini, bagian pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan (misalnya bagian penerimaan, bagian yang meminta barang, dan bagian pencatat utang) mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. 4. Prosedur Penerimaan Barang, dalam prosedur ini, bagian pembelian barang melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas dan mutu bahan yang diterima dari pemasok dan kemudian membuat penerimaan barang dari pemasok tersebut. 5. Prosedur Pencatatan Utang, dalam prosedur ini, bagian akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktor dari pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan hutang atau pengarsipan dokumen sumber sebagai catatan utang. 6. Prosedur Distribusi Pembelian, dalam prosedur ini, meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.
36
2.2.2.3 Dokumen dalam Sistem Pembelian Menurut Mulyadi (2001:303-307), beberapa dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian, yaitu: a.
Surat Permintaan Pembelian Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh bagian gudang
untuk
meminta
fungsi
pembelian
melakukan
pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat. b.
Surat Permintaan Penawaran Harga Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi.
c.
Surat Order Pembelian Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.
d.
Laporan Penerimaan Barang Dokumen
ini
dibuat
oleh
fungsi
penerimaan
untuk
menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi seperti yang tercantum dalam surat order pembelian. e.
Surat Perubahan Order Pembelian Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang,
spesifikasi,
penggantian
atau
hal
lain
yang
bersangkutan dengan perubahan. f.
Bukti Kas Keluar Dokumentasi ini dibuat oleh fungsi akuntansi dasar pencatatan transaksi pembelian.
37
2.2.3 Sistem Persedian Barang Menurut Mulyadi (2001:553), Sistem Persediaan Barang bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi. 2.2.3.1 Sistem dan prosedur yang membentuk sistem persediaan Menurut Mulyadi (2001:560-575), beberapa prosedur yang berkaitan dengan sistem persediaan, yaitu: 1. Prosedur Pencatatan Produk Jadi Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini, dicatat harga pokok produk jadi yang di debitkan dalam rekening persediaan produk jadi dan dikreditkan kedalam rekening barang dalam proses. 2. Prosedur Pencatatan Harga Produk Jadi yang Dijual Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem penjualan. 3. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Jadi yang Diterima Kembali dari Pembeli Prosedur ini
merupakan salah satu prosedur
yang
membentuk salah satu sistem retur penjualan. Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi retur penjualan ini akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk jadi dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang dan harga pokok jadi yang dicatat oleh bagian kartu persediaan produk jadi. 4. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan Produk dalam Proses
Pencatatan
persediaan
produk
dalam
proses
umumnya dilakukan oleh perusahaan pada akhir periode, pada
38
saat dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan. 5. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli Prosedur ini
merupakan salah satu prosedur
yang
membentuk sistem pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli. 6. Prosedur
Pencatatan
Harga
Pokok
Persediaan
yang
Dikembalikan kepada Pemasok Prosedur ini
merupakan salah satu prosedur
yang
membentuk sistem retur pembelian. Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok, maka transaksi retur pembelian
ini
akan
mempengaruhi
persediaan
yang
bersangkutan, yaitu mengurangi kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang serta mengurangi kuantitas dan harga pokok persediaan dalam kartu penyediaan yang bersangkutan. 7. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang Prosedur ini
merupakan salah satu prosedur
yang
membentuk sistem akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini di catat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai pabrik, dan suku cadang yang digunakan dalam kegiatan proses produksi dan kegiatan non produksi. 8. Prosedur Pengembalian Barang Gudang Prosedur ini melakukan transaksi pengembalian barang gudang, mengurangi biaya, dan menambah persediaan barang digudang. 9. Sistem Perhitungan Fisik Persediaan Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan
digudang.
Hasilnya
digunakan untuk meminta
pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan dan pertanggungjawaban bagian kartu persediaan mengenai kendala catatan persediaan yang di
39
selenggarakan, serta untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan dibagian kartu persediaan
2.2.5 Perancangan Aplikasi 2.2.5.1 Adobe dreamweaver CS6 Menurut Wahana Komputer (2013:2), Adobe Dreamwaver CS6 merupakan salah satu aplikasi popular yang digunakan untuk mendesain sekaligus melakukan pemrograman web. Dreamwaver memberikan fasilitas untuk mengedit HTML secara visual. Aplikasi ini menyertakan banyak perangkat yang berkaitan dengan kode dan fitur seperti HTML, CSS, hingga JavaScript. Selain itu, Adobe Dreamweaver CS6 juga memungkinkan pengeditan JacaScript, XML dan dokumen teks lainnya secara langsung. Adobe Dreamweaver CS6 memberikan tampilan yang lebih baik dan semakin mudah dalam penggunaannya. Aplikasi ini mengintegrasikan berbagai fitur untuk memenuhi kebutuhan pengembangan website, termasuk halaman web dan
pengelolaannya.
Fasilitas yang ada
memberikan kemudahan kepada user untuk melakukan pengeditan karena ditampilkan secara visual. 2.2.5.2 PHPmyAdmin Menurut Alexander F.K (2013:49), PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode sumber menjadi kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan. Sedangkan menurut Akhmad Softwan (2006:2), Phpmyadmin sendiri adalah sebuah aplikasi open source yang berfungsi untuk memudahkan manajemen MySQL. PHP-MyAdmin dapat digunakan untuk membuat basis data, tabel, memasukkan data,
menghapus dan
memperbaharui data dengan GUI dan terasa lebih mudah, tanpa perlu mengetikkan perintah SQL secara manual.
40
2.2.5.2.1 Keunggulan PHP Keunggulan menggunakan PHP adalah : 1.
Mudah dipelajari.
2. Mudah di aplikasikan ke berbagai platform Operating System dan hampir semua browser mendukung PHP. 3.
Bersifat Open Source.
4.
Memiliki tingkat akses yang cepat.
5.
Didukung oleh berbagai macam web server
6.
Mendukung basis data, termasuk MySQL
2.2.5.2.2 Menghubungkan Database MySQL dengan PHP
Berikut akan di tampilkan teknik menghubungkan bahasa pemrograman PHP dengan basis data MySql : 1."; 15. } 16. ?>
41
2.2.5.3 MySQL Menurut Akhmad Softwan (2006:2), MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal. MySQL menggunakan bahasa SQL untuk mengakses basis datanya. Lisensi Mysql adalah FOSS License Exception dan ada juga yang versi komersial nya. Tag MySql adalah “The World's most popular open source database”. MySql merupakan sebuah Database Open Source populer di dunia. Penggunaan nya sebagai basis data bahasa pemrograman populer seperti PHP dan Java adalah hal umum. Untuk memudahkan penggunaan MySql, terdapat Software open source berbasis GUI, yakni PHPMyAdmin.
2.2.5.3.1 Tipe Data MySQL Pada Mysql, terdapat beberapa tipe data yang dapat di gunakan di dalam pembuatan tabel. Contoh pada tabel Mahasiswa :
Pada tipe data integer,
Tabel 2.1 Tabel Contoh Tipe Data pada MySQL No
Nama Tipe Data
Storage Bytes
1
Tiny Int
1
2
Small Int
2
3
Medium Int
3
4
Int
4
5
Big Int
8
Tipe data lain yang ada pada Mysql adalah sbb : • Data Ftring :
42
- Float - Real - Double - Decimal • Data String : - Varchar - Text - Date 2.2.5.4 XAMPP Xampp adalah sebuah paket kumpulan software yang terdiri dari apache, mysql, phpmyadmin, php, Perl, Freetype2,dan lain-lain. Xampp berfungsi untuk memudahkan instalasi lingkungan php, di mana biasa nya lingkungan pengembangan web memerlukan php,apache,mysql dan phpmyadmin serta software-software yang terkait dengan pengembangan web. Dengan menggunakan xampp, tidak perlu menginstal aplikasi-aplikasi tersebut satu persatu.
2.2.6 IMK – eight golden rules Shneiderman (2010:88) mengemukakan delapan aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu: 1. Strive for consistency Urutan tindakan yang konsisten harus sama dalam situasi yang mirip atau sejenis, terminology yang identik dan perintak yang konsisten harus digunakan .
2. Cater to universal usability Menyediakan fitur bagi pengguna pemula yang dapat mudah dimengerti, sebagai contoh diberikan penjelasannya dan fitur bagi pengguna yang berpengalaman, seperti pengadaan shortcut. Hal ini dilakukan dalam melayani kebutuhan pengguna yang beragam.
43
3. Offer informative feedback Untuk setiap tindakan pengguna, harus ada sistem umpan balik (feedback). Untuk hal minor, respon dapat dibuat sederhana, sedangkan untuk hal yang jarang dan penting, respon harus lebih substansial. 4. Design dialog to yield closure Urutan tindakan harus diatur sesuai dengan urutan dari awal, tengah, dan akhir. Feedback yang informative pada penyelesaian sekelompok tindakan memberikan pengguna sebuah kepuasan akan penyelesaian tindakan tersebut. 5. Prevent errors Sistem harus dibuat untuk membantu pengguna meminimalkan kesalahan. Jika kesalahan dibuat, sistem harus mampu mendeteksi kesalahan dan menawarkan sebuah peringatan sederhana dengan mekanisme yang mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. 6. Permit easy reversal of actions Fitur ini mengurangi kecemasan, karena pengguna mengetahui bahwa kesalahan dapat dibatalkan, sehingga dapat mendorong pengguna untuk mengekplorasi pilihan. 7. Support internal locus of control Pengguna yang berpengalaman sangat menginginkan sebuah hal yang dapat memberikan keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas sistem dan bahwa sistem merespon tindakan mereka. 8. Reduce short-term memory load Keterbatasan pemrosesan informasi manusia dalam ingatan jangka pendek mengharuskan tampilan dibuat sederhana. Seperti tampilan halaman, window motion, peletakan tombol serta penggunaan jenis icon pada tombol, dan urutan tindakan.
44
2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya Penelitian tentang persediaan barang telah dimuat pada jurnal “Retail Inventory Management with Purchase Dependencies” yang dilakukan oleh Pradip Kumar Bala (November 2008) menerapkan pandangan konsumen menggunakan data mining tools yang digunakan untuk pembuatan keputusan bisnis pada marketing, shelf design, product management, dan lain-lain. Terdapat batasan dalam penggunaan manajemen pergudangan. Ketergantungan pembelian, sebagai jenis pandangan konsumen yang berguna untuk merancang inventory yang sudah didiskusikan untuk pertama kalinya pada penelitian ini. Analisis dan penemuan dalam penelitian ini memberikan titik terang pada beberapa jenis aspek ketergantungan pada pembelian yang mungkin berguna untuk inventory management dalam toko retail. Penelitian tentang pengembangan aplikasi sistem basis data untuk penjualan, pembelian dan persediaan telah dimuat di beberapa jurnal lokal maupun internasional. Pengembangan yang dimuat pada jurnal dengan judul “Pengembangan Aplikasi Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan: Studi Kasus Pada PT Speed Game” yang dilakukan oleh Honni, Ryan Ferdy Marcelino, dan Yohanes Radjali (Juni 2011) menerapkan sistem basis data untuk penjualan, pembelian, dan persediaan dalam bentuk sebuah aplikasi. Menurut Honni, Ryan Ferdy Marcelino, dan Yohanes Radjali, dengan mengembangkan aplikasi sistem basis data ini, dapat mempermudah perusahaan atau pengguna dalam mengetahui laporan penjualan, pembelian, persediaan, status pembayaran, retur pembelian, dan retur penjualan barang dengan lebih cepat. Dengan menggunakan aplikasi sistem basis data ini, bagian inventory akan memperbaharui data persediaan barang berdasarkan barang yang dimasukkan. Apabila persediaan barang kurang dari stock minimum, bagian inventory akan menghubungi direktur untuk memerintahkan bagian pembelian untuk melakukan pembelian barang. Jika terdapat pembelian barang, input data akan dimasukkan ke Purchase Order dalam basis data. Jika terdapat penjualan barang, input data barang akan dimasukkan ke Sales Order dalam basis data. Jika terdapat pembayaran barang, input data barang customer dan status pembayaran akan dimasukkan ke dalam basis data. Jika terdapat pembayaraan barang, input data supplier dan status pembayaran ke dalam basis data. Jika terdapat pengiriman barang, persediaan barang akan berkurang, bisa terdapat penerimaan barang, persediaan menjadi bertambah. Jika jumlah barang mengalami kekurangan dalam proses
45
penjualan, proses penjualan akan dibatalkan. Jika jumlah barang kurang dari stok minimum, tampilkan data barang yang kurang dari stok minimum. Jika jumlah barang di gudang berbeda dengan jumlah barang yang terdapat dalam database, akan dilakukan stok adjustment. Pengembangan dengan topik sama pernah di bahas oleh Ayuliana, Nadya Permata Putri, Aramint Pranoto, Ronald Novembry. Pengembangan yang diangkat dalam jurnal dengan judul “Pengembangan Basis Data Penjualan, Persediaan, dan Logistic Tracking: Studi Kasus PT Abhimata Citra Abadi” (Juni 2012) menerapkan basis data penjualan, persediaan, dan logistic tracking dalam sebuah sistem informasi. Sistem ini menerapkan dengan adanya sistem basis data dan program aplikasi dapat meminimalisasi terjadinya ketidaksinkronan dalam pemasukkan data antara jumlah data barang di gudang dengan laporan kepada Divisi Keuangan. Dengan dibuatnya sistem basis data dan program aplikasi ini dengan baik dapat membantu kinerja karyawan dalam menangani transaksi persediaan, penjualan, dan tracking barang karena memiliki fitur-fitur yang memudahkan pengguna untuk mengaksesnya sesuai dengan kebutuhan. Sistem basis data ini juga dapat membantu dan memberikan kemudahan pada karyawan ketika terjadi perpindahan, perubahan, dan pencarian data sehingga dapat meminimalisir masalah hilangnya barang pada unit bisnis distribusi dan retail serta dapat mempermudah pengaturan target penjualan karena waktu idle suatu barang dapat diminimalisasi.
46