BAB 2 LANDASAN TEORI Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dan persaingan global di bidang industri manufaktur otomotif khususnya di seksi Die Design, adalah suatu analisa manajemen strategi yang akan menentukan secara umum langkah strategis dengan memilih aspek mana yang harus diutamakan untuk dilakukan perbaikan (improvement). Kerangka
manajemen
strategi
meliputi
pengumpulan
data
dengan
menggunakan Matrix EFAS (External Factor Analysis Sumary) & IFAS (Internal Factor Analysis Sumary), kemudian akan diolah menggunakan Matrix SWOT (Strength, Weakness, Opportunity & Threat) dan tahap penentuan strategi mengunakan Matrix QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Setelah menetapkan aspek yang akan ditanggulangi melalui analisa manajemen strategi maka diperlukan analisa lanjutan untuk mengetahui kondisi aktual yang terjadi di seksi Die Design. Melalui aktifitas analisa kondisi yang ada maka akan terlihat masalah sesungguhnya yang terjadi ditinjau dari berbagai faktor penyebab masalah tersebut. Penanggulangan permasalahan yang dilakukan di seksi desain menggunakan beberapa metode pemecahan masalah diantaranya yaitu :
19
♦ Diagram Tulang Ikan ( Fish Bone Diagram ) ♦ Analisa 5W + 1H ♦ Metode PDCA
2.1 Analisa Manajemen Strategi 2.1.1
Pengertian Manajemen Strategi Menurut William F. Glueck (1992) manajemen strategi adalah sejumlah
keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan satu atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Sedangkan menurut Pearch dan Robinson (1991) manajemen strategi adalah sejumlah keputusankeputusan dan tidakan-tindakan yang merupakan hasil dari formulasi dan implementasi rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Tugas pokok dari manajemen strategi antara lain : 1. Menganalisa pilihan-pilihan strategi perusahaan atau organisasi sesuai dengan lingkungan eksternal dan sumber daya yang dimiliki. 2. Mengidentifikasi pilihan strategi yang paling tepat dengan mengevaluasi tiap pilihan sesuai dengan misi perusahaan. 3. Mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan dengan alokasi sumber daya yang ada maupun yang telah dianggarkan. 4. Mengevaluasi kesuksesan proses strategi sebagai suatu input /masukan untuk pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.
20
2.1.2
Pengertian Matriks EFAS dan IFAS Menurut modul manajemen strategi edisi ke-1 tahun 2001 Universitas Bina
Nusantara, pengertian matriks EFAS (External Factor Analysis Sumary) adalah suatu matriks yang menggambarkan susunan daftar faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi atau perusahaan. Yang termasuk faktor eksternal adalah peluang (Oppotunity) dan ancaman (Threat). Sedangkan matriks IFAS (Internal Factor Analysis Sumary) adalah suatu matriks yang menggambarkan susunan daftar faktor-faktor internal yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi atau perusahaan. Yang termasuk faktor internal adalah kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Masing-masing faktor tersebut akan diberi bobot dengan jumlah total bobot adalah 1. Bobot yang diberikan menunjukkan seberapa penting faktor tersebut akan menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Selanjutnya masing-masing faktor akan diberi rating yang menunjukan respon terhadap faktor-faktor tersebut. Setiap bobot dan rating akan dikalikan untuk menentukan nilai bobot faktor. Kemudian jumlahkan nilai bobot setiap faktor untuk menentukan nilai bobot total bagi perusahaan. 2.1.3
Pengertian Analisis SWOT Analisis SWOT menurut modul manajemen strategi edisi ke-1 tahun 2001,
Universitas Bina Nusantara adalah suatu analisis sistematis yang mengidentifikasikan faktor-faktor kekuatan, kelemahan intern perusahaan serta peluang dan ancaman dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan.
21
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing, atau merupakan kompetensi khusus yang memberikan keunggulan bagi perusaaan. Sedangkan kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang menghambat kinerja efektif perusahaan. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Sedangkan ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. 4 tipe strategi yang akan muncul dari matriks SWOT adalah : •
Strategi SO (Strength - Opportunity) Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
•
Strategi WO (Weakness - Opportunity) Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
•
Strategi ST (Strength - Threat) Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
•
Strategi WT (Weakness - Threat) Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
2.1.4
Pengertian Matriks QSPM Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) adalah suatu matriks
yang menggabungkan hasil dari analisa tahap 1 (Matriks EFAS dan IFAS) dan
22
analisa tahap 2 (Matriks SWOT) untuk mendapatkan suatu hasil rekomendasi atau alternatif strategi yang paling baik bagi perusahaan (Modul manajemen strategi edisi ke-1 tahun 2001, Universitas Bina Nusantara). 2.2 Pengertian Lead Time Lead time menurut pengertian yang digunakan di PT. TMMIN adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses, jadi lead time proses perancangan dies adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan / menyelesaikan sebuah desain konstruksi dies. Satuan lead time adalah hari kerja, dimana 1 hari kerja sama dengan 8 jam. Standar lead time proses perancangan ditentukan dari kelas dies yang sedang dikerjakan. Penentuan kelas dies dilakukan oleh bagian Production Control dan biasanya ditentukan oleh tipe part / panel yang akan dibuatkan diesnya, juga tergantung dari jenis proses yang dibutuhkan untuk membentuk part / panel tersebut. Semakin rumit proses dies yang dibuat maka semakin tinggi kelas dies tersebut. Satuan untuk kelas dies adalah C-Point. Standar 1 C-Point yang digunakan saat ini adalah sama dengan 130 jam atau sama dengan 16.25 hari kerja. Contoh perhitungan lead time : Suatu part dengan nomor 58311, kemudian di proses Trim Pierce mempunyai C-Point = 1.6 maka Man Hour yang diperlukan adalah : 1.6 x 130 = 208 jam. Sedangkan lead time yang diperlukan adalah : 208 / 8 = 26 hari kerja. Jadi lead time standar yang diperlukan untuk membuat dies part tersebut adalah 26 hari kerja.
23
2.3 Diagram Tulang Ikan ( Fish Bone Diagram ) Fish bone diagram atau diagram tulang ikan merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara karakteristik akibat pokok permasalahan dengan faktor penyebabnya sehingga didapatkan suatu hubungan sebab akibat untuk mencari akar dari suatu pokok permasalahan ditinjau dari berbagai faktor yang ada (Problem Solving and Seven Tool, PT. Toyota Astra Motor tahun 2000). Bentuk umum diagram tulang ikan adalah sebagai berikut : Faktor Mesin
Faktor Metode
Faktor Manusia
POKOK PERMASALAHAN
Faktor Lingkungan
FAKTOR ( SEBAB )
Faktor Material
KARAKTERISTIK ( AKIBAT )
Diagram 2.1 Ilustrasi Diagram Tulang Ikan ( Fish Bone Diagram ) Diagram fish bone merupakan tool yang digunakan untuk problem solving yang memakai analisa 4M + 1E yaitu analisa faktor-faktor yang meliputi Man (manusia), Method (metode), Machine (mesin atau alat), Material (material) dan Environment (lingkungan).
24
2.4 Analisa 5W + 1H Analisa 5W + 1H menurut pengertian Toyota Basic Training Program tahun 2000 adalah suatu analisa yang digunakan untuk melakukan penanggulangan terhadap setiap akar permasalahan yang telah diperoleh dari fish bone diagram yaitu : ¾ What ( Apa penanggulangannya ? ) Penjelasan mengenai jenis penangulangan yang dilakukan. ¾ Why ( Mengapa ditanggulangi ? ) Penjelasan mengenai tujuan atau target dari penanggulangan yang dilakukan. ¾ How ( Bagaimana penanggulangannya ? ) Penjelasan tentang langkah-langkah penanggulangan yang dilakukan. ¾ Where ( Dimana penanggulangannya ? ) Penjelasan tentang tempat atau lokasi dilakukan penanggulangan masalah. ¾ When ( Kapan penanggulangannya ? ) Penjelasan tentang waktu penanggulangan permasalahan tersebut. ¾ Who ( Oleh siapa penanggulangannya ? ) Penjelasan tentang PIC ( Personal In Charge ) yang melakukan penanggulangan permasalahan yang terjadi. 2.5 Pengertian Metode PDCA Metode PDCA adalah suatu metode pemecahan masalah yang terencana dengan baik dari awal perencanaan hingga tahap implementasi (Problem Solving and Seven Tool, PT. Toyota Astra Motor tahun 2000).
25
Tahapan Metode PDCA adalah sebagai berikut : ¾ Plan
: Tahap perencanaan perencanaan penanggulangan masalah.
¾ Do
: Tahap pelaksanaan penanggulangan masalah
¾ Check
: Tahap evaluasi atau pemeriksaan hasil, pada tahapan ini jika hasilnya “TIDAK” atau belum dapat menanggulangi permasalahan, maka kembali ke tahap perencanaan awal lagi ( plan ), tetapi jika hasilnya “YA” berarti hasilnya sudah dapat menanggulangi permasalahan, maka berlanjut ke tahapan selanjutnya.
¾ Action
: Tahap implementasi dan tindak lanjut seperti standarisasi kemudian sosialisasi dari hasil penanggulangan masalah.
ACTION
PLAN
TINDAKAN
PERENCANAAN
CHECK
DO
PEMERIKSAAN PELAKSANAAN
Gambar 2.1 Siklus PDCA Tahapan PDCA ini berlangsung secara terus menerus sebagai siklus yang berputar mulai dari tahap “Plan” → “Do” → “Check” → “Action” secara berkesinambungan untuk selalu mengantisipasi permasalahan yang akan timbul sehingga dengan cara tersebut akan tercipta suatu sistem perbaikan yang terus menerus ( Improvement Continuously ).