BAB 2
LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen adalah mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain sehingga kegiatan tersebut dapat diselesaikan secara efektif dan efisien (Robbins & Coutler, 2012, p. 8). Efektivitas yaitu menyelesaikan kegiatan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan efisien adalah mendapatkan output maksimal dari sedikitnya jumlah input. Menurut (Robbins & Coutler, 2012, p. 9), terdapat empat fungsi manajemen: 1. Planning Fungsi manajemen yang melibatkan penetapan tujuan, pembangunan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dan pengembangan rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan. 2. Organizing Fungsi manajemen yang melibatkan pengaturan dan penataan kerja untuk mencapai tujuan organisasi. 3. Leading Fungsi manajemen yang melibatkan bekerja dengan serta melalui orangorang untuk mencapai tujuan organisasi. 4. Controlling Fungsi manajemen yang melibatkan pemantauan, membandingkan, dan memperbaiki kinerja.
2.2 Pesan Persuasif (Persuasive Messages) 13
14
Menurut (Hogg & Vaughan, 2008) pesan persuasive merupakan pesan yang Indikator
Original
Adapted
merujuk kepada satu sisi tertentu. Pesan yang disampaikan dimaksudkan untuk mengubah sikap dan perilaku terkait. Menurut M. Jamiluddin Ritonga (2005, p6) setidaknya ada 3 hal yang harus dipenuhi dalam pesan persuasive. Pertama, pesan yang disampaikan pada khalayak sasaran tidak mengandung atau berisi kebohongan. Pesan yang dikemas hendaklah berisi fakta-fakta yang relevan dengan kepentingan atau kebutuhan khalayak sasaran. Kedua, pesan hendaknya berisi dua kepentingan sekaligus, yaitu penyampai dan penerima. Dua kepentingan disini hendaknya disajikan secara seimbang. Artinnya, pesan yang disampaikan tidak boleh lebih menonjolkan kepentingan penyampai daripada penerima atau sebaliknya. Ketiga, dalam kemasan pesan persuasif tidak terdapat unsur memaksa, baik paksaan psikologis maupun fisik yang dinyatakan secara tersurat atau tersirat. 2.2.1 Item pertanyaan Persuasive Messages Dalam jurnal (Yu-Thing Chang, Hueiju Yu, & Hsi-Peng Lu, 2014) menggunakan item Persuasive Messages yang terdiri dari pertanyaan yang digunakan untuk menguji pengaruh dari Persuasive Messages pada Beliefs and Attitude. Pertanyaan untuk menguji pengaruh tersebut terdiri dari :
Table 2.1 Adaptasi Item Pertanyaan Variable Persuasive Messages
15
Argument quality
The recipe in the post is informative to my daily cooking The recipe in the post is helpful to my daily cooking
The recipe in the post is valuable to my daily cooking
Post popularity
Post attractiveness
I think recipes with more people pressing like, sharing, and respondingpositively are trustworthy I think recipes with more people pressing like, sharing, and respondingpositively are reliable I think recipes with more people pressing like, sharing, and respondingpositively are believable Recipe photos displayed in post is attractive Recipe photos are aesthetically appealing
Recipe photos look attractive
Postingan harian yang di upload di Instagram CMYK.PROJECT sangat informative bagi saya Postingan harian yang di upload di Instagram CMYK.PROJECT sangat membantu saya untuk melihat produk terbaru Postingan harian yang di upload di Instagram CMYK.PROJECT sangat berguna bagi saya untuk mengetahui produk yang baru masuk Message yang ada terkait dengan meyakinkan kebutuhan pelanggan
2.3 Keya kina n dan Sika p (Beli
Message yang ada sesuai dengan kebutuhan pelanggan
efs and Attitu
Message yang di sampaikan dapat dipercaya
de)
Menu Menampilkan foto utama yang menarik Penyusunan foto di Instagram CMYK.PROJECT menarik Foto yang di upload di Instagram CMYK.PROJECT menarik
rut Dudi Mard iyans yah & Irawa
n Senda (2011,p138), Beliefs adalah keyakinan yang tertanam dalam hati. Beliefs adalah sebuah tombol-tombol [on/off] yang membuat sensor dalam diri kita bekerja, boleh atau tidak mengerjakan sesuatu. Sangat penting untuk mengetahui Beliefs seseorang yang bekerja sama dengan kita agar tahu batas-batas hal yang boleh dilakukan dan yang tidak.
16
Menurut Stewart D.Allen & Denise A, Wickwar (2009,p23), keyakinan adalah penilaian tentang apa yang benar atau salah. penilaian tentang apa atribut yang terkait dengan objek tertentu. keyakinan juga dapat menghubungkan tindakan untuk efek tertentu. Dan keyakinan link objek untuk atribut. keyakinan merupakan informasi yang ia miliki sekitar objek. probabilitas subjektif dari hubungan antara obyek keyakinan dan beberapa objek lainnya, nilai, konsep, atau atribut. Menurut Stewart D.Allen & Denise A, Wickwar (2009,p23), sikap adalah hal yang kecenderungan untuk bereaksi positif atau tidak baik untuk situasi, individu, objek, atau konsep. mereka muncul di bagian dari nilai-nilai seseorang dan keyakinan tentang objek sikap. Dan Sikap adalah predisposisi belajar untuk menanggapi secara konsisten menguntungkan atau tidak menguntungkan sehubungan dengan objek tertentu. sikap seseorang terhadap suatu objek tertentu merupakan fungsi dari keyakinan bahwa objek memiliki atribut tertentu dan evaluasi tentang atribut-atribut. 2.3.1 Item pertanyaan Beliefs and Attitude Dalam jurnal (Yu-Thing Chang, Hueiju Yu, & Hsi-Peng Lu, 2014) menggunakan item Beliefs and Attitude yang terdiri dari pertanyaan yang digunakan untuk menguji pengaruh dari Beliefs and Attitude pada Behavioral Intention. Pertanyaan untuk menguji pengaruh tersebut terdiri dari : Table 2.2 Adaptasi Item Pertanyaan Variable Beliefs and Attitude Indikator Usefulness
Original Referring to recipe post on iCook can reduce the time to adjust taste and flavor
Adapted Mengenai postingan di Instagram CMYK.PROJECT dapat mengurangi waktu untuk melihat produk secara langsung Referring to recipe post Mengenai postingan di on iCook can increase the Instagram taste and flavor quality of CMYK.PROJECT dapat my own recipe meningkatkan rasa keinginan untuk membeli produk yang di posting Overall, I find recipe Postingannya bermanfaat posts on iCook are useful dalam kegiatan keseharian in my daily life saya
17
Preference
I feel pleasant when reading recipe posts on iCook I feel good when finding recipe posts on iCook I like browsing recipe posts on iCook
Saya merasa senang ketika membaca postingan di Instagram CMYK.PROJECT Saya senang dengan adanya postingan ini di Instagram CMYK.PROJECT Saya suka melakukan pencarian tentang postingan di Instagram CMYK.PROJECT
2.4 Minat perilaku (Behavioral Intention) Menurut Takahashi (2011 : 5), Zeithaml, Berry, & Parasuraman menyampaikan model untuk menjelaskan minat perilaku konsumen,
yang
menunjukkan bahwa minat perilaku dapat ditangkap oleh minat pembelian kembali, word-of-mouth, loyalitas, perilaku dalam memberikan komplain, dan sensitivitas harga. Menurutnya, semakin besar pengalaman pelanggan yang lebih positif, maka semakin besar
kemungkinan dia bersedia untuk menggunakan kembali layanan
tersebut.
Menurut Jeon & Kim (2012 : 285), Minat perilaku merupakan indikasi kesiapan individu untuk melakukan perilaku tertentu, dan diasumsikan menjadi pendahuluan langsung dari suatu perilaku.
2.4.1 Item pertanyaan Behavioral Intention Dalam jurnal (Santiago Forgas-Coll and Ramon Palau-Saumell, 2014) menggunakan item Behavioral Intention yang terdiri dari pertanyaan yang digunakan untuk menguji pengaruh dari Overall Satisfaction pada Behavioral Intention. Table 2.3 Adaptasi Item Pertanyaan Variable Behavioral Intention Behavioral Intention
Original I will say positive things about the cruise to other people
I will encourage friends and relatives to go on this
Adapted Saya akan mengatakan halhal positif tentang Instagram CMYK.PROJECT kepada orang lain Saya akan menganjurkan teman-teman dan kerabat
18
cruise
I consider this cruise line my first cruising choice
untuk berbelanja di Instagram CMYK.PROJECT Saya menganggap postingan di Instagram CMYK.PROJECT pilihan pertama saya
2.5 Kepuasan secara keseluruhan (Overall Satisfaction) Dalam jurnal (Dra. Ec. Indarini, M.M., CPM (Asia) dan Endang Ernawati, S.E.,M.Si, 2012) Overall Satisfaction atau kepuasan menyeluruh adalah suatu ringkasan evaluasi dari pengalaman seluruh produk/jasa yang dipakai terhadap pengalaman tunggal yang dimiliki. Dengan adanya pertanyaan Overall Satisfaction tersebut, maka pelanggan sebelum menjawab akan mengukur terlebih dahulu didalam pikirannya sampai sejauh mana kinerja (performance) produk/layanan yang diterima dari badan usaha dengan yang diharapkan (expectations), dan jawabannya berupa
pernyataan
“sangat
memuaskan”,
“memuaskan”,
“netral”
“tidak
memuaskan”, dan “sangat tidak memuaskan” (Tjiptono, 2006, p.368), atau bervariasi antara “sangat tidak puas” hingga “sangat puas” (Tjiptono, 2006, p.310).
2.5.1 Item pertanyaan Overall Satisfaction
Table 2.4 Adaptasi Item Pertanyaan Variable Overall Satisfaction Overall Satisfaction
Original Satisfied with the cruise trip when compared with expectations
Satisfied with the cruise trip when considering time and effort Overall satisfaction with the cruise trip
2.6 Kepercayaan (Trust)
Adapted Saya puas menggunakan Instagram CMYK.PROJECT dibandingkan dengan ekspektasi saya Saya puas terhadap kecepatan Instagram CMYK.PROJECT dalam update informasi Secara keseluruhan saya puas dengan Instagram CMYK.PROJECT
19
Dalam jurnal (Dra. Ec. Indarini, M.M., CPM (Asia) dan Endang Ernawati, S.E.,M.Si, 2012) menyatakan bahwa Trust (kepercayaan) adalah dasar dari segala bentuk hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia mustahil dapat berjalan dengan harmonis tanpa ada kepercayaan satu dengan yang lain (Darmayanti, 2004). Namun demikian, menurut Michael (2000) dalam Purnomo (2007), bahwa untuk memperoleh Trust, seseorang harus menaruh kepercayaan terlebih dahulu kepada orang lain. Implementasinya, agar badan usaha mendapatkan kepercayaan dari pelanggan, maka badan usaha harus terlebih dahulu menaruh kepercayaan kepada pelanggan, tentunya melalui kinerja nyata yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. 2.6.1 Item pertanyaan Trust Dalam jurnal (Cerri Shpetim, 2012) menggunakan item Trust yang terdiri dari pertanyaan yang digunakan untuk menguji pengaruh dari Overall Satisfaction pada Trust. Table 2.5 Adaptasi Item Pertanyaan Variable Trust Original I am sure that staff of this store act in my best interest I am sure that this store’s personnel would do everything to satisfy me I have great confidence in this store’s staff I believe that the price/quality ratio offered at the store is very reasonable
Adapted Saya yakin bahwa staf admin melakukan yang terbaik untuk saya Saya yakin bahwa staf admin melakukan tugasnya secara optimal supaya saya puas Saya bangga terhadap staf admin Instagram CMYK.PROJECT Saya percaya perbandingan antara harga dan kualitas di Instagram CMYK.PROJECT masih tergolong wajar
2.7 Populasi Menurut (Sugiyono, 2011, p. 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
20
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau suatu yang ingin di investigasi dalam sebuah peneliatian (Sakaran, 2006, p. 121). Menurut (Margono S. , 2007, p. 118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Dalam penelitian ini menggunakan perhitungan dengan rumus slovin untuk mendapatkan hasil responden sebanyak 66 dari hasil pelanggan yang bertransaksi dalam 3 bulan terakhir. 2.7.1 Rumus Slovin Menurut (Riduwan, 2005,p65), Teknik pengambilan sampel adalah cara pengambilan sample yang representative dari populasi. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi anggota populasi yang menjadi sampel, berikut rumus Slovin :
Keterangan : n = Sampel N = Populasi e = Batas toleransi kesalahan
2.7.2 Sampel Sampel (sampling) adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi yang ada. Dengan kata lain, hanya sejumlah saja tidak keseluruhan, namun elemen populasi akan membentuk sebuah sampel. Dengan
21
sampel peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasi terhadap populasi penelitian (Sakaran, 2006, p. 123) Menurut (Sugiyono, 2011, p. 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Maknanya sampel yang diambil dapat mewakili atau representatif bagi populasi tersebut. 2.8 SEM (Structural Equation Modeling) SEM adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisi pola hubungan antara konstrak laten dan indikatornya, konstrak laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM merupakan gabungan antardua metode statistik, yaitu (1) analisis faktor yang dikembangkan dalam psikologi atau psikometri atau sosiologi dan (2) model persamaan simultan yang dikembangkan dalam ekometri (Yamin & Kurniawan, 2009). Menurut (Yamin & Kurniawan, 2009), terdapat dua alasan penggunaan SEM, yaitu : 1. SEM
mempunyai
kemampuan
untuk
mengestimasi
hubungan
antarvariabel yang bersifat multi relationship, hubungan yang dibentuk dalam model struktural (hubungan antar konstrak dependen dan independen). 2. Mempunyai kemampuan untuk menggambar pola hubungan antara konstrak laten atau variable yang tidak dapat diukur secara langsung (unobserved) dan variable manifest (manifest variable atau variable indikator) Menurut (Hair, Anderson, Thatam, & Black) , SEM merupakan generasi kedua dari analisis multivariate dalam ilmu sosial. SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variable dependen dan independen secara langsung. Kemudian, Hair et al., membagi metode analisis multivariate menjadi dua kelompok menurut waktu perkembangannya, seperti table di bawah ini :
Table 2.6 Klasifikasi Metode Multivariat
22
Tujuan utama eksplorasi
Tujuan
utama
konfirmasi -
Generasi - Analisis kluster
Teknik
-
Pertama
Exploratory
Analysis
of
factor variance
analysis
- Regresi berganda
- Multidimensional scaling
- Regresi logistic
Generasi - Partial Least Squares - Covariance-based
Teknik
SEM (SEM-PLS)
Kedua
SEM (CB-SEM)
Sumber : Hair dalam Sholihin & Ratmono (2013, p.12) Menurut (Ghozali & Latan, 2015), penggunaan CB-SEM bertujuan untuk mengestimasi model struktural berdasarkan telaah teoritis yang kuat untuk menguji hubungan kausalitas antar konstruk serta mengukur kelayakan model dan mengkonfirmasinya sesuai dengan data empiris. Konsekuensi penggunaan CB-SEM adalah menuntut basis teori yang kuat, memenuhi berbagai asumsi parametric dan memenuhi uji kelayakan model (goodness of fit). Karena itu, CB-SEM sangat tepat digunakan untuk menguji teori dan mendapatkan justifikasi atas pengujian tersebut dengan serangkaian analisi yang kompleks. Sedangkan PLS-SEM bertujuan untuk menguji hubungan prediktif antar konstruk dengan melihat apakah ada hubungan atau pengaruh antar konstruk tersebut. Konsekuensi penggunaan PLS-SEM adalah pengujian dapat dilakukan tanpa dasar teori yang kuat, mengabaikan beberapa asumsi non-parametrik dan parameter ketepatan model prediksi dilihat dari nilai koefisien determinasi (Rsquare). Karena itu, PLS-SEM sangat tepat digunakan pada penelitian yang bertujuan mengembangkan teori (Ghozali & Latan, 2015). Table 2.7 Perbandingan antara PLS-SEM dan CB-SEM Kriteria
PLS-SEM
Tujuan
Untuk mengembangkan teori Untuk menguji teori atau
Penelitian
atau
Pendekatan
membangun
CB-SEM
teori mengkonfirmasi
teori
(orientasi prediksi)
(orientasi parameter)
Berdasarkan variance
Berdasarkan covariance
23
Least Square
Metode
Maximum Likelihood
Estimasi Spesifikasi
Component two loadings, path Factor one loadings, path dan koefisien
Model Parameter
dan
component koefisien, error variance
weigth
dan factor means.
Model Model
Model dengan kompleksitas Model
dapat
Struktural
besar dengan banyak konstruk recursive
berbentuk
dan
non-
dan banyak indicator (hanya recursive dengan tingkat berbentuk recursive)
kompleksitas kecil sampai menengah
Evaluasi Model Tidak
mensyaratkan
Asumsi terdistribusi
dan
data Mensyaratkan
normal
dan terdistribusi
data normal
dan
Normalitas
estimasi
parameter
dapat memenuhi
kriteria
Data
langsung
dilakukan
tanpa goodness of fit sebelum
persyaratan kriteria goodness estimasi parameter. of fit Pengujian
Tidak
dapat
Signifikansi
difalsifikasi (harus prosedur
diuji
bootstrap
dan Model
dapat
diuji
dan
melalui difalsifikasi atau
jackknife) Software
PLS
Graph,
Produk
SPAD-PLS, dan sebagainya
SmartPLS, AMOS, XLSTAT-PLS EQS,LISREL,Mplus
dan
sebagainya
2.8.1 PLS-SEM (Partial Least Square – Structural Equation Modeling) PLS-SEM adalah salah satu metode alternative SEM (Structural Equation Modeling) dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan pada penelitian yang memiliki hubungan variable yang kompleks namun ukuran data sampel yang kecil (Yamin & Kurniawan, 2009).
24
SEM-PLS merupakan sebuah pendekatan yang dapat bekerja untuk model kausal yang bertujuan memaksimumkan variasi dari variable laten criterion (variable laten yang dihipotesiskan sebagai outcome dari variable lain) yang dapat dijelaskan (explained variance) oleh variable laten prediktor (variable laten yang dihipotesiskan sebagai determinan variable laten lainnya). Table 2.8 Karakteristik Data untuk model PLS-SEM Ukuran sampel (sample - Tidak ada masalah identifikasi atau model tetap dapat size)
diestimasi dengan ukuran sampel kecil (35-50) - Dapat mencapai statistical power yang cukup tinggi dengan ukuran sampel kecil - Ukuran sampel besar (>250) dapat meningkatkan ketepatan dan konsistensi hasil estimasi SEM-PLS
Distribusi data
- Tidak mensyaratkan asumsi distribusi data (SEM-PLS merupakan sebuah pendekatan non-parametrik; dapat bekerja dengan baik bahkan untuk data tidak normal secara ekstrim)
Data yang tidak lengkap - Tetap tidak masalah (robust) sepanjang missing values (missing values)
masih di bawah batasan yang wajar (maksimum 15% dari total observasi atau 5% per indikator) - Menggunakan metode mean replacement dan nearest neighbor untuk mengatasi adanya missing values
Skala Pengukuran
- Dapat bekerja dengan variabel skala metrik dan metrik semu (ordinal). Dapat juga untuk variabel kode binary/dummy dengan dua kategori namun hanya untuk variabel laten eksogen - Terbatas ketika menggunakan data kategorikal untuk mengukur variabel laten endogen - Sebaiknya menggunakan variabel binary untuk analisis multigrup Sumber : (Sholihin & Ratmono, 2013)
25
2.8.2 Tahapan Analisis PLS-SEM Menurut (Ghozali & Latan, 2015) , tahapan analisis menggunakan PLS-SEM setidaknya melalui lima proses tahapan dimana setiap tahapan akan berpengaruh terhadap tahapan selanjutnya, yaitu : Konseptualisasi Model Menentukan Metoda Analisis Algorithm Menentukan Metoda Resampling Menggambar Diagram Jalur
Evaluasi Model
1. Konseptualisasi Model merupakan tahap awal dalam analisis PLS-SEM, pada tahap ini peneliti harus melakukan pengembangan dan pengukuran konstruk. Dengan
melakukan
spesifikasi
domain
konstruk,
menentukan
item
representasi konstruk, mengumpulkan data untuk uji pre-test, purifikasi konstruk, pengumpulan data baru, uji reabilitas, uji validitas, dan menentukan skor pengukuran konstruk. 2. Menentukan Metoda Analisis Algorithm untuk menentukan apa yang digunakan untuk estimasi model. Pada PLS-SEM dalam SmartPLS hanya menyediakan tiga pilihan skema yaitu, factorial, centroid, dan path atau structural weighting. 3. Menentukan Metoda Resampling terdapat dua metoda yang digunakan oleh peneliti dibidang SEM yaitu bootstrapping dan jackknifing. Bootsraping dengan menggunakan seluruh sample asli untuk melakukan resampling kembali. 4. Menggambar Diagram Jalur model yang di estimasi
26
2.8.3 Model Pengukuran dan Model Struktural Menurut (Ghozali & Latan, 2015) , analisis PLS-SEM biasanya terdiri dari dua sub model yaitu model pengukuran (measurement model) yang sering disebut outer model dan model struktural (structural model) atau sering disebut inner model. Model pengukuran menunjukkan bagaimana variable manifest atau observed variable merepresentasi variable laten untuk diukur. Sedangkan model struktural menunjukkan kekuatan estimasi antar variable laten dan konstruk. Variabel laten yang dibentuk dalam PLS-SEM, indikator dapat berbentuk refleksif maupun formatif.
Gambar 2.1 Perbedaan Indikator Reflektif dan Indikator Formatif 2.8.4 Evaluasi Model Model evaluasi PLS dilakukan dengan menilai outter model dan inner model. Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non-parametrik. 1. Evaluasi Model Pengukuran (Outter Model) Dilakukan untuk menilai validitas dan reabilitas model. Validitas convergent berhubungan dengan prinsip bahwa manifest variable dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas convergent indicator refleksif dengan program SmartPLS dapat dilihat dari nilai loading factor untuk tiap indikator konstruk. Rule of thumb yang biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent yang nilai loading factor harus lebih dari 0.7 untuk penelitian yang bersifat
27
confirmatory dan nilai loading factor antara 0.6-0.7 untuk penelitian yang bersifat exploratory masih dapat diterima serta nilai average variance extracted (AVE) harus lebih besar dari 0.5. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading factor 0.5-0.6 masih dianggap cukup. Cara untuk menguji nilai cross loading untuk setiap variable harus >0.70. Cara lain yang dapat digunakan untuk menguji validitas discriminant adalah dengan membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan nilai korelasi antar konstruk dalam model. Berikut rumus mengitung AVE :
Dimana : adalah factor loading F adalah factor variance adalah error variance Nilai AVE direkomendasikan harus lebih besar dari 0.50 mempunyai arti bahwa 50% atau lebih variance dari indicator dapat dijelaskan. Composite realibility blok indikator yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam cara yaitu : a. Internal consistency b. Cronbach’s alpha Dengan menggunakan output yang dihasilkan PLS maka composite reliability dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Dimana :
28
adalah factor loading F adalah factor variance adalah error variance Dibandingkan dengan crobach alpha, ukuran ini tidak mengasumsikan atau equivalence antar pengukuran dengan asumsi semua indikator diberi bobot sama. Sehingga crobanch alpha cenderung lower bound estimate reliability, sedangkan merupakan closer approximation dengan asumsi estimasi parameter adalah akurat. sebagai ukuran internal consistence hanya dapat digunakan untuk konstruk dengan refleksif indikator. Table 2.9 Rule of Thumb Evaluasi Model Pengukuran Validitas
dan Parameter
Rule of Thumb
Reabilitas Validitas
Loading Factor
>
0.70
untuk
Confirmatory Research
Convergent
>
0.60
untuk
Exploratory Research Average
Variance >
Extracted (AVE)
0.50
Confirmatory
untuk maupun
Exploratory Research Communalilty
>
0.50
Confirmatory
untuk maupun
Exploratory Research Validitas
Cross Loading
>
0.70
untuk
setiap
variabel
Discriminant
Akar kuadrat AVE Akar kuadrat AVE > dan Korelasi antar Korelasi antar Konstruk
Reabilitas
Konstruk Laten
Laten
Cronbach’s Alpha
>
0.70
untuk
29
Confirmatory Research >
0.60
masih
diterima
dapat untuk
Exploratory Research Composite Reability
>
0.70
untuk
Confirmatory Research > 0.60 – 0.70 masih dapat
diterima
untuk
Exploratory Research
2. Evaluasi Model Struktural (Inner Model) Bertujuan untuk memprediksi hubungan antar variable laten. Inner model dievaluasi dengan melihat besarnya presentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R-square untuk konstruk laten endogen.
Perubahan
nilai
R-square
dapat
digunakan
untuk
menjelaskan pengaruh variable laten eksogen tertentu terhadap variable laten endogen apakah mempunyai pengaruh substantive. Nilai R-Squate 0.75, 0.50, dan 0.25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderate dan lemah. Hasil dari PLS R-Square merepresentasi jumlah variance dari konstruk yang dijelaskan oleh model. Pengaruh besarnya
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Dimana : dan
adalah R-Square dari variable laten
endogen ketika predictor variable laten digunakan atau dikeluarkan di dalam persamaan struktural. Nilai
sama dengan 0.02 , 0.15 dan
0.35 dapat diinterpretasiakn bahwa predictor variabel laten memiliki
30
pengrauh kecil, menengah, dan besar pada level struktural (Ghozali & Latan, 2015). 2.9 Pengertian Internet Menurut O’Brien dan Marakas (2008, p598), Internet adalah
jaringan
komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan tumbuh dengan pesat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bisnis, pendidikan, dan pemerintah yang menghubungkan jutaan komputer yang ada di dunia yang penggunanya berada dilebih dari 200 negara Internet adalah jaringan global yang terdiri dari jaringan-jaringan yang berhubungan satu sama lain, yang dimana jaringan global tersebut meliputi jutaan jaringan pemerintah, perusahaan, organisasi, dan individu pribadi (Strauss, 2009, p6). 2.10 Pengertian E-Business Menurut O’Brien dan Marakas (2008, p594), E-Business adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses bisnis, e-commerce, kerjasama dan komunikasi antar perusahaan dengan pelanggan, pemasok dan pemegang saham lainya menggunakan teknologi internet. 2.11 Pengertian E-Commerce Menurut
Dave Chaffey (2009, p10), E-Commerce adalah penjualan dan
pembelian melalui media internet dan pertukaran informasi antara organisasi dengan pihak luar. Menurut pakar lain Turban (2012, p38). pengertian e-commerce adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam proses membeli, menjual, mengirim, atau menemukan produk, jasa atau informasi melalui jaringan komputer yang sebagain besar melalui internet dan intranet. 2.11.1 Dimensi E-Commerce Dimensi e-commerce menurut Turban (2012, p38) di kelompokan menjadi beberapa bagian yaitu : a) Brick and Mortar Organization Organisasi yang melakukan bisnis secara offline, dan menjual produk fisik dengan cara membuka toko fisik.
31
b) Virtual Organization Organisasi yang melakukan bisnis secara online. c) Click and Mortar Organization Organisasi yang melakukan beberapa aktivitas bisnis e-commerce yang biasanya hanya dijadikan jalur pemasaran tambahan. 2.11.2 Pembagian E-Commerce Menurut Turban (2012, p42) e-commerce berdasarkan jenis transaksinya di bagi menjadi beberapa bagian yaitu : •
Business to Business (B2B) Partisipasi pada B2B adalah perusahaan dengan perusahaan lain.
•
Business to Consumer (B2C) Partisipasi pada B2C adalah perusahaan langsung kepada customer.
•
Business to Business to Consumer (B2B2C) Sebuah perusahan menyediakan produk atau jasa pada perusahaan klien yang memiliki customer sendiri untuk didistribusikan produk atau jasa tersebut.
•
Consumer to Business (C2B) Merupakan kategori dimana suatu individu yang menggunakan internet menjual produk atau jasa untuk suatu perusahaan, atau individu yang mencari vendor untuk menawarkan produk atau jasa nya.
•
Intrabusiness EC Merupakan kategori yang mencakup semua aktivitas e-commerce dalam suatu perusahaan yang menyangkut pertukaran barang, jasa ataupun informasi antar unit, individu, ataupun bagian.
•
Business to Employess (B2E) Merupakan kategori bagian dari Intrabusiness EC dimana perusahaan mebagi jasa, informasi, ataupun produk pada setiap karyawan nya.
•
Consumer to Consumer
32
Para sesama customer saling bertransaksi. •
Collaborative Commerce Terjadi ketika suatu individu atau perusahaan melakukan komunikasi, kolaborasi, ataupun kerjasama dengan memanfaatkan suatu jaringan komputer.
•
E-Goverment Terdiri dari Goverment to Business (G2B), Goverment to Citizen (G2C), dan Goverment to Goverment (G2G).
2.11.3 Kerangka Kerja E-Commerce Aplikasi-aplikasi e-commerce didukung oleh infrastruktur dan lima area pendukung (Turban, King, Lee, Liang, & Turban, 2010, hal. 49) yaitu sebagai berikut: 1. People, mencakup penjual, pembeli, perantara, sistem informasi dan spesialis teknologi, karyawan lain, dan partisipan lainnya 2. Public policy, mencakup maslaah hukum dan kebijakan lain dan peraturan, seperti perlindungan privasi dan perpajakan, yang ditentukan oleh pemerintah 3. Marketing and advertisement. Seperti bisnis-bisnis lainnya, ecommerce
biasanya
memerlukan
dukungan
pemasaran
dan
periklanan. Hal ini terutama penting dalam transaksi onlinebusinessto-consumer (B2C), di mana pembeli dan penjual biasanya tidak saling mengetahui satu sama lain. 4. Support services. Banyak layanan yang diperlukan untuk mendukung e-commerce. Layanan dukungan ini mencakup pembuatan konten, pembayaran, hingga pengiriman pesanan. 5. Business partnership, mencakup usaha bersama (joint venture), exchange, dan berbagai jenis kemitraan bisnis umum dalam ecommerce. Kemitraan ini seringkali tercipta di sepanjang rantai pasokan (misalnya, interaksi antara perusahaan dengan pemasok, pelanggan, dan mitra lainnya).
33
2.11.4 Manfaat E-Commerce Berikut adalah manfaat e-commerce (Turban, King, Lee, Liang, & Turban, 2010, hal. 77) antara lain: 1. Bagi perusahaan •
Jangkauan global.
•
Pengurangan biaya.
•
Memfasilitasi penyelesaian masalah.
•
Peningkatan rantai pasokan.
•
Bisnis selalu dalam keadaan buka.
•
Kustomisasi/personalisasi.
•
Spesialisasi penjual (relung pasar).
•
Kemampuan untuk berinovasi, menggunakan model bisnis baru.
•
Waktu untuk masuk ke pasar semakin cepat.
•
Biaya komunikasi lebih rendah.
•
Pengaadaan yang lebih efisien.
•
Peningkatan layanan dan hubungan pelanggan.
•
Sedikit perizinan dan pajak lebih kecil.
•
Material perusahaan yang up-to-date.
•
Membantu UKM untuk bersaing.
•
Tingkat persediaan lebih rendah.
•
Biaya pendistribusian produk digital lebih rendah.
•
Memberikan keuntugan kompetitif.
2. Bagi konsumen: •
Ubikuitas.
•
Lebih banyak produk/jasa.
•
Produk/jasa yang terkustomisasi
•
Produk/jasa lebih murah
•
Pengiriman instan
•
Ketersediaan informasi
•
Tempat partisipasi lelang yang nyaman
34
•
Tidak ada panjak penjualan
•
Memungkinkan telecommuting
•
Sosialiasi elektronik
•
Menemukan barang yang unik
3. Bagi masyarakat: •
Memungkinkan telecommuting.
•
Lebih banyak layanan publik.
•
Meningkatkan keamanan tanah air.
•
Meningkatkan standard kehidupan.
•
Menutup kesenjangan digital.
2.11.5 Jenis-jenis E-commerce Menurut
Turban
(2012),
e-commerce
dapat
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan pada sifat transaksinya, yaitu : 1. Business to Business (B2B) Yaitu dalam transaksi B2B baik penjual maupun pembeli adalah organisasi bisnis. 2. Business to Consumer (B2C) Yaitu
penjual
merupakan
perusahaan
dan
pembeli
adalah
perorangan.B2C juga biasanya disebut e-tailing. 3. Consumer to Consumer (C2C) Yaitu seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Istilah C2C ini biasanya juga disebut pelanggan ke pelanggan. 4. Consumer to Business (C2B) Dalam C2B, konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen. 5. Government to Citizen (G2C) Dalam G2C ini sebuah unit pemerintah menyediakan layanan kepada para warganya melalui teknologi e-commerce. 6. Mobile Commerce (M-Commerce)
35
Yaitu e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan menggunakan telepon selluler atau gadget untuk mengakses internet dan melakukan pembelian barang. 2.11.6 Strategi E-commerce
(Sumber: Rayport dan Jaworski, 2003:11) Gambar 2.2 Strategi E-commerce 2.11.7 Analisis Peluang Pasar Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p73), analisis peluang pasar adalah alat yang sangat penting baik untuk pengusaha maupun manajer senior yang ingin meningkatkan bisnisnya yang sekarang atau membuat bisnis baru. Tujuan dari analisis peluang pasar adalah mengidentifikasi peluang yang berpotensi tinggi dan memulai ide tentang elemen yang diperlukan di dalam bisnis. Kerangka kerja untuk menganalisis kesempatan pasar yang mana dapat memberikan perhatian pada investasi tingkat awal dari membuat ide-ide, termasuk di dalamnya terdapat 7 tahapan, yaitu:
36
(Sumber: Rayport dan Jaworski, 2003, p83) Gambar 2.3 Framework for Marker Opportunity 2.11.8 Mengidentifikasi Kebutuhan Pelanggan Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p84) mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi oleh sistem yang sedang berjalan, maka supervisor/pemilik perlu memeriksa 4 kunci lingkungan dan analisis kesempatan, yaitu konsumen, teknologi, perusahaan, dan persaingan. Keempat kunci tersebut akan digunakan sebagai peluang e-business dimana merupakan konfigurasi, sistem sumber daya perusahaan, dan perusahaan, dan kesempatan bersaing yang terus menerus yang memberikan nilai konsumen yang khusus dan masuk kedalam lingkungan baru dari peningkatan kenyamanan pelanggan, produktivitas, dan kepuasan pelanggan.
37
2.11.9
Mengidentifikasi
Pelanggan
Tertentu
yang
Akan
Dituju
oleh
Perusahaaan Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p86) untuk menganalisa hasil dari proses pengambilan keputusan konsumen, perusahaan harus mengelompokan konsumen atau melakukan segmentasi pasar. Ada beberapa acuan yang dapat digunakan dalam menentukan segmentasi pasar: •
Geografis Pembagian segmentasi pasar berdasarkan Negara, provinsi, atau kota.
•
Demografis Membagi pasar berdasarkan variable demografis, seperti jenis kelamin, umur, atau pendapatan.
•
Firmografis Membagi pasar berdasarkan variable spesifik dari perusahaan, seperti jumlah pegawai atau ukuran perusahaan.
•
Perilaku Membagi pasar berdasarkan bagaimana pelanggan biasa membeli dan menggunakan produk.
•
Berdasarkan situasi Membagi pasar berdasarkan situasi yang menyebabkan produk dibutuhkan, dibeli, atau digunakan.
•
Psikografis Membagi pasar berdasarkan gaya hidup atau kepribadian.
•
Keuntungan Membagi pasar berdasarkan keuntungan atau kualitas dari suatu produk.
2.11.10 Menilai Keuntungan yang Berkaitan dengan Kompetitor Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p89)
nilai tidak ditentukan dari
perusahaan tapi dari pembeli yang menunggu untuk membayar. Ada dua jenis pesaing, yaitu :
38
•
Pesaing langsung Merupakan pesaing langsung yang membahayakan perusahaan karena memiliki segmentasi pasar yang sama
•
Pesaing tidak langsung Merupakan pesaing tidak langsung yang membahayakan karena memiliki segmentasi pasar yang berbeda atau jenis usaha yg beda. Terdapat 2 jenis pesaing tidak langsung yaitu :
•
Produsen pengganti Walaupun bergerak di bidang industri yang berbeda namun memproduksi barang dan jasa yang memiliki fungsi yang sama.
•
Pesaing yang berdekatan Perusahaan yang tidak menawarkan barang dan jasa yang merupakan barang pengganti langsung akan tetapi memiliki potensi untuk melakukan hal tersebut.
2.11.11 Menilai Sumber Daya Perusahaan Untuk Memberikan Penawaran Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p93) perusahaan memerlukan bantuan atau kerjasama dengan perusahaan lain sebagai penyedia jasa untuk menyampaikan penawaran kepada pelanggan. 2.11.12 Menilai Kesiapan Pasar akan Teknologi Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p95) pada tahap ini perusahaan perlu menilai kesiapan pasar dengan teknologi yang akan diterapkan oleh perusahaan. Halhal yang perlu dinilai oleh perusahaan, yaitu: •
Kepekaan teknologi Perusahaan harus melihat trend teknologi, baik dalam masa penerapan teknologi baru dan efek dari teknologi baru tersebut.
•
Adopsi teknologi Perusahaan
juga harus mampu memberikan penilaian yang tinggi
terhadap perpindahan teknologi dan tingkat adopsi dari teknologi yang berhubungan.
39
•
Pengaruh teknologi baru Perusahaan harus memahami teknologi baru apa yang dapat secara radikal mengubah tingkat ekonomis dari pengiriman penawaran atau membutuhkan penyesuaian.
2.11.13 Menentukan Peluang yang Ada Jika Menggunakan Internet Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p96) Untuk menjelaslkan kesempatan dalam langkah kongkrit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: •
Menjelaskan dengan jelas segmen yang ditargetkan di dalam sistem yang dipilih.
•
Mengartikan nilai perencanaan pada tingkat yang tinggi.
•
Menerangkan elemen yang diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pelanggan.
•
Mengidentifikasi kemampuan kritis dan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan dalam memberikan keuntungan bagi pelanggan.
•
Memetakan “alasan untuk mempercayai” yang kritis yang kemampuan nya dan sumber daya yang akan menjadi sumber yang relatif menguntungkan di dalam kompetisi.
•
Mengkategorikan kemampuan kritis.
•
Menjelaskan bagaimana perusahaan memaksimalkan kesempatan tersebut.
•
Menyediakan suatu awal yang penting yang menyangkut kesempatan keuangan perusahaan.
2.11.14 Menilai Ketertarikan Perusahaan Terhadap Peluang Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p96) menilai peluang yang menarik merupakan dasar dari pelaksanaan perkiraan untuk keuntungan jangka panjang dalam industri yang khusus sebagai mana posisi persaingan perusahaan yang relatif dengan industri tersebut. Untuk membuat penilaian “maju atau tidak maju” dalam pernerapan ecommerce yaitu dengan menggunakan 8 acuan. Dalam 8 acuan tersebut apabila
40
memiliki lebih banyak positif dibandingkan negatif, maka kemungkinan positif untuk menerapkan e-commerce. 8 acuan tersebut adalah ; •
Kerentanan kompetisi Faktor ini ditentukan dengan melihat kuantitas pesaing yang ada. Serta seberapa banyak pesaing yang telah menerapkan e-commerce. Semakin sedikit pesaing yang memenuhi kriteria diatas berarti nilainya semakin positif.
•
Kerentanan teknis Faktor yang ditentukan dengan melihat ketersediaan dan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan aplikasi e-commerce.
•
Besarnya kebutuhan yang belum terpenuhi Faktor ini ditentukan dari kemampuan aplikasi e-commerce untuk dapat menjawab kebutuhan pelanggan yang tidak dipenuhi oleh perusahaan secara offline. Jika ternyata e-commerce dapat memenuhi nilainya positif
•
Interaksi antar segmen Faktor ini ditentukan berdasarkan interaksi antar segmen yang ada. Semakin baik interaksi yang tercipta berarti semakin positif pula nilainya.
•
Kemungkinan tingkat pertumbuhan Faktor ini ditentukan dari presentase pertumbuhan tahunan perusahaan itu sendiri. semakin besar pertumbuhan sebuah perusahaan, maka semakin positif nilainya.
•
Kerentanan teknologi Perusahaan juga harus memiliki kemampuan dengan level yang tinggi pada perkembangan teknologinya baik dari segi teknologi yang ada maupun dari penggunaan teknologi baru.
•
Ukuran pasar Faktor ini ditentukan besar kecilnya pasar perusahaan. Semakin besar ukuran pasarnya, makan makin besar nilai positifnya.
•
Tingkat profitabilitas
41
Faktor ini ditentukan dari tingkat keuntungan perusahaan. Semakin tinggi keuntungan perusahaan berarti semakin mendukung aplikasi e-commerce dan semakin positif nilainya.
2.12 Business Model Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p11), Model Bisnis adalah respresentasi dari bagaimana sebuah perusahaan akan menghasilkan uang dari proses bisnis yang dijalankan. Apapun tujuan dari berbisnis itu sendiri, setiap bisnis harus menentukan model bisnisnya terlebih dahulu seblum menjalankan bisnis tersebut. Didalam sebuah model bisnis online terdapat 4 tahapan dalam bagian manajemen senior yang terdiri dari value proposition or vaue cluster for targeted customer, an online offering , resource system, dan a revenue model.
(Sumber: Rayport dan Jaworski 2003, p11) Gambar 2.4 Komponen Dari Bisnis Model
2.12.1 Value Cluster Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p112) langkah awal dalam pembangunan model bisnis online adalah menspesifikasi dengan jelas perencanaan nilai untuk bisnis. Konstruksi dari perencanaan nilai membutuhkan manajemen untuk menspesifikasi tiga nilai, yaitu :
42
•
Pemilihan segmen Keputusan awal dalam konstruksi untuk mengelompokan nilai adalh memilih target segmen. Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
o Ukuran pasar dan tingkat pertumbuhan o Kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi atau kurang terpenuhi o Pesaing yang lemah atau tidak ada pesaing •
Pemilihan untuk fokus kepada manfaat konsumen Manfaat yang dimaksud disini tidak berupa harga yang murah. Beberapa
toko
online
yang
memberikan
manfaat
berbeda
mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli. Termasuk diantaranta pelayanan kepada pelanggan, pengiriman yang tepat waktu, pengiriman dan pengurusan, dan perlindungan privasi •
Pemilihan sumber daya yang unik dan berbeda Komponen ketiga dari perencanaan nilai adalah memikirkan kenapa perusahaan online tertentu dapat menyediakan satu atau lebih manfaat dibandingkan pesaingnya. Komponen ini fokus pada faktor di dalam perusahaan atau rekan bisnis yang mengarah kepada penyampaian manfaat yang lebih baik.
2.12.2 Penawaran Online (Online Offering) Menurut
Rayport dan Jaworski (2003, p117), setelah menentukan value
proposition , tahap selanjutnya adalah menentukan penawaran produk, jasa, atau informasi. Dalam hal ini bukanlah merancang isi dari website tetapi menyediakan rincian yang jelas dari produk atau jasa yang akan disediakan secara online. Oleh karena itu, tim manajemen senior harus melakukan tiga tugas yang berurutan, yaitu : 1. Mengidentifikasi ruang lingkup dari penawaran tersebut.
Category-Specific Dominance Menjual hanya satu katagori produk atau jasa.
Cross-Category Dominance Menjual lebih dari satu produk atau jasa.
2. Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan oleh pelanggan. Tahap selanjutnya adalah mengartikulasi proses pengambilan keputusan oleh pelanggan untuk berbagai jenis katagori produk atau jasa.
43
(Sumber: Rayport dan Jaworski 2003, p117) Gambar 2.5 Diagram Proses Pengambilan Keputusan Pembeli
3. Memetakan proses pengambilan keputusan oleh pelanggan. Tahap terakhir dalam membangun penawaran melibatkan pemetaan pengambilan keputusan oleh pelanggan untuk membeli barang atau jasa. Ide ini adalah bahwa website tersebut mampu menuntun pelanggan untuk melalui semua siklus keputusan pemebelian dan menyakinkan pelanggan untuk secara terus menerus mengikuti siklus tersebut.
2.12.3 Sistem Sumber Daya Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p122), sistem sumber daya menunjukkan bagaimana perusahaan harus memilih dan meluruskan sumber dayanya untuk menghasilkan keuntungan dari value proposition atau value cluster. 1.
Menspesifikasi sistem sumber daya Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p123), ada empat langkah menspesifikasikan sistem sumber daya, yaitu:
o Langkah 1: Indentify core it the value cluster
44
Keuntungan ini diidentifikasikan pada pembuatan value proposition atau cluster. o Langkah 2: Indentify resource that relate to its benefit Menghubungkan sumber daya yang diperlukan untuk memberikan keuntungan kepada pelanggan tertentu tanpa memperhatikan apakah perusahaan memiliki sumber daya tersebut, hanya menghubungkan saja. o Langkah 3: Identify to what degree the firm can deliver each benefit Mengidentifikasikan pada tingkat apa perusahaan dapat memberikan tiap keuntungan. Melihat ke dalam perusahaan apakah perusahaan memiliki sumber daya atau harus outsourcing atau bekerja sama. o Langkah 4: Identified partnes who can complete resource Mengidentifikasi pemain kunci yang dapat melengkapi sistem sumber daya. Kita juga haus menyesuaikan model sistem sumber daya untuk menghubungkan aktifitas ofline atau online dan aset dalam beberapa kombinasi. 2.
Kriteria penilaian kualitas sistem sumber daya Menurutkan Rayport dan Jaworski (2003, p124), kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas sistem sumber daya, yaitu:
o Keunikan sistem Menunjukkan pada sumber daya yang membedakan perusahaan dari pesaingnya. o Hubungan sumber daya dan keuntungan Apakah tiap sumber daya mendukung pemberian keuntungan bagi konsumen? o Hubungan antara sistem bisnis dunia virtual dan dunia fisikal Apakah sistem sumber daya online mendukung atau bermasalah dengan sistem offline? o Keuntungan yang dapat dipertahankan Apakah sumber daya mudah ditiru?
45
2.12.4 Model Pendapatan Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p128), ada beberapa sumber pendapatan yang utama, yaitu: o Advertising Menghasilkan pendapatan melalui penjualan iklan, sponsor, dll. o Product, Services or Information Sales Menghasilkan pendapatan melalui penjualan barang atau jasa melalui situs. o Transaction Menghasilkan pendapatan melalui komisi o Subscription Menghasilkan pendapatan melalui pendapatan yang diterima dari biaya berlakngganan majalah, Koran, atau informasi lainnya. o License fees Menghasilkan pendapatan melalui lisensi sebuah produk.
2.12.5 Model Bisnis Online Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p128), setelah menentukan value proporsition, penawaran online, sistem sumber daya dan model pendapatan, maka dapat ditentukan model bisnis perusahaan. Ada tujuh alternatif bisnis model online, yaitu: 1)
Metamarket Switchboard Model Menyatukan pembeli dan penjual berdasarkan aktifitas yang digunakan konsumen untuk mencapai tujuan tertentu
2)
Traditional and Reverse Auction Model Didesain untuk menyatukan
pembeli dan penjual. Pembeli
menawar hingga tidak ada lagi tawaran yang diberikan. Pembeli dengan harga tertinggi memenangkan barang. Reverse Auction memungkinkan pemasok menawarkan harga terendah hingga tidak
46
ada lagi tawaran yang diterima. Pemasok dengan harga terendah mengantarkan barang kepada pembeli 3)
Freshest Information Model Saat ini pengguna dapat mencari informasi tentang apapun segera
4)
Highest Quality Model Perusahaan dengan bisnis model ini umumnya menetapkan harga tinggi untuk produk, jasa, atau informasinya.
5)
Widest Assortment Model Perusahaan juga dapat bersaing pada kedalaman dan keleluasaan produk dalam satu kategori atau antar kategori
6)
Lowest Price Model Model ini menjanjikan pelanggan dengan harga online terendah
7)
Most Persoalized Business Model Inti bisnis adalah menyediakan pengalaman unik bagi pelanggan.
2.12.6 Customer Interface Menurut Rayport dan Jawaorski (2003, p151), terdapat tujuh elemen perancangan untuk Customer Interface, yaitu : 1) Context Konteks dari suatu situs terdiri dari estetika dan fungsional penglihatan dan perasaan. Beberapa situs memilih untuk menitik beratkan pada gambar, grafik yang menarik, warna dan fitur desain. Namun ada beberapa yang lain juga memfokuskan kepada tujuan
bisnisnya.
Didalam suatu konteks terdapat 2 kriteria, yaitu: a) Astethic Criteria Kriteria ini ditekankan pada nilai artistik yang terdapat pada halaman web seperti penggunaan warna dan grafis yang menarik, pembuatan button, dan banner sehingga menciptakan desain web yang menarik dan nyarnan dilihat. •
Color sheme, penggunaan warna yang konsisten agar pengguna nyaman melihatnya.
47
•
Visual themes, ini untuk membantu menceritakan tentang website, jadi dengan melihat desain dari website pengguna langsung bisa familiar tentang website.
b) Functional Criteria Kriteria ini menekankan pada fungsi dan web tersebut sehingga web dibuat sesederhana mungkin namun ditekankan pada fungsi web itu sendiri. Fungsi-fungsi ini mencakup: 1) Section breakdown, merupakan cara untuk mengatur situs ke dalam subkomponen yang ada. 2) Linking structure, menggambarkan cara alternative section dan suatu situs yang di-link. Contoh : dalam suatu website terdapat link ke situs lain, maka link tersebut dapat dengan mudah kembali ke website sebelumnya atau ke page lainnya dalam suatu website, biasanya dengan adanya tombol back. 3) Navigation tools, menfasilitasi pergerakan setiap user dalam keseluruhan suatu situs. Contoh : adanya search engine. 4) Speed, desain yang sederhana dan mengurangi penggunaan gambar yang kompleks akan membuat halaman bisa dibuka dengan cepat. 5) Reliabity, seberapa sering sebuah webdown adalah bukti ketidak
handalannya.
Seringnya
maintenance
akan
mengurangi kehandalan dari sebuah website. 6) Platform independence Bagaimana sebuah website dapat berjalan di segala browser termasuk browser yang sudah lama. 7) Media accessibility cara sebuah website dapat di-download ke berbagai media platform. Website sebaiknya disederhanakan dan didesain untuk dapat terpenuhi standarnya oleh berbagai platform dan dapat diterima oleh para pengguna. 2) Content
48
Content diartikan sebagai subjek digital yang penting bagi suatu situs. Bentuk subjek digital ini seperti teks, grafik, audio, dan video. Context berfokus kepada bagaimana situs didesain sedangkan content berfokus pada apa yang dipresentasikan. Dimensi content terdiri dari: a. Offering mix, content dan web meliputi produk yang ditawarkan, informasi, dan layanan. b. Appeal mix, content dan web meliputi promosi dan pesan-pesan yang ingin dikomunikasikan oleh perusahaan dan sebuah web. c. Multimedia mix, mengarah pada variasi media yang terdapat dalam sebuah web. d. Timeliness mix, website yang berisikan informasi yang peka terhadap waktu penyampaian nya, seperti harga satuan.
3) Community Komunitas merupakan ikatan hubungan yang terjadi antara sesama pengunjung atau pelanggan dan sebuah website karena adanya kesamaan minat dan hobi. Terdapat tiga tipe komunitas, yaitu: a. Nonexistent Situs tidak mempunyai penawaran komunitas, tidak mempunyai cara untuk pelanggan dapat berinteraksi satu dengan yang lain, baik secara perorangan atau satu dengan banyak. b. Limited Situs yang menawarkan fitur seperti membaca dan mengirim informasi cerita atau pendapat. c. Strong Situs dengan penawaran komunitas yang kuat, menawarkan fungsi komunitas yang ineraktif seperti email dan contact us. 4) Customization Diartikan sebagai kemampuan suatu situs untuk mendesain dirinya sendiri atau didesain oleh pengguna atau user. Dimensi dan customization, yaitu: a. Generic, mempunyai kemampuan yang rendah untuk melakukan customize.
49
b. Moderately customized, setiap kebiasaan yang dilakukan user disimpan, ketika user mengunjungi kembali kebiasaan tersebut akan ditampilkan. c. Hightly customized, membuat usaha yang ekstrim untuk memberikan setiap user pengalaman individu, yaitu: mengizinkan setiap user memilih tampilannya dan isi sendiri. 5) Communication Komunikasi mengarah pada dialog antara perusahaan dengan konsumen. Klasifikasi komunikasi terbagi menjadi empat, yaitu: a. One to many non responding user Situs ini mengirim komunikasi secara luas ke pendengar yang telah ditemukan, biasanya melalui email, pesan ini biasanya bersifat informasi, tidak dimaksudkan bagi pelanggan untuk membalas. b. One to many responding user Sistus ini mengirim pesan kepada pelanggan yang telah trdaftar dan mengundang mereka untuk memberikan komentar dan respon. c. One to one, non responding user Situs ini mengirim pesan individu kepada pelanggan tertentu untuk mengeahui ketertarikan dan kebutuhan pelanggan. Biasanya berupa pesan pengingat. d. One to one responding user Sistus ini mengirim informasi individu seperti pengingat, tetapi pada kasus ini pelanggan dapat merespon, baik dengan cara mengirim informasi melalui e-mail atau interaksi langsung. Tujuannya unuk menawarkan peerhaian individu yang sama dengan apa yang didapat pelanggan dari pasar tradisional. Selain itu situs ini juga memungkinkan user untuk memberikan pertanyaan yang tidak terdapat dalam FAQ kepada customer service.
6) Connection
50
Connection adalah derajat derajat dimana sebuah website terhubung dengan website lainnya. Klasifikasi connection terbagi menjadi tiga, yaitu: a. Destination site, menyediakan isi website secara eksklusif dengan link yang sangat sedikit. b. Hub site, merupakan kombinasi dari isi yang dihasilkan sendiri link tertenu untuk website yang berhubungan. Pengguna biasanya mengunjungi hub site karena mereka bertindak sebagai gateaway unuk infomasi pada indusri dan topik tertentu. c. Portal site, serdiri dari informasi yang didapat dengan cara ousource dan link yang menuju website lainnya dengan sedikit atau tidak ada isi yang dihasilkan sendiri. 7) Commerce Diartikan sebagai fitur dan customer interface yang membantu website untuk menjalankan transaksi keuangan. Beberapa alat fungsional yang terdapat pada e-commerce, yaitu: o Pendaftaran o Keranjang belanja o Keamanan o Persetujuan kartu kredit o One click shoping o Pemesanan melalui website lain o Konfigurasi teknologi o Pelacakan pemesanan o Pemilihan pengiriman Setelah mengevaluasi fugsi perdagangan apa yang diterapkan pada website, sangat memungkinkan untuk mengklasifikasi kemampuan dari perdagangan, yaitu: 1. Low Website ini mempunyai kemampuan untuk merespon transaksi, tetapi hanya memiliki sedikit fitur e-commerce.
2. Medium
51 Website ini tidak mempunyai semua fitur commerce, transaksi keuangan adalah fitur yang diperlukan tapi bukanlah tujuan utama 3. High
Website ini dilengkapi dengan semua fitur commerce, biasanya dimili perusahaan offline yang besar atau perusahaan online yang baru didirikan dengan jumlah banyak. 2.12.7 Market Communication and Branding Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p194), terdapat empat komunikasi pasar yang dapat dilakukan oleh perusahaan online untuk menarik pelanggan baru, yaitu : 1. Komunikasi Online Umum Komunikasi online umum adalah komunikasi yang dilakukan tidak kepada satu pengguna saja tetapi komunikasi ke semua pengguna, seperti dengan menggunakan :
Iklan banner
E-mail
Kemitraan
Informasi pelanggan
Transaksi Online
2. Komunikasi Online Personal Komunikasi secara online kepada atau fokus kepada 1 pengguna saja. Komunikasi online personal data dikategorikan menjadi lima bentuk, yaitu :
Email Personal
Rekomendasi Personal
Iklan Personal
Halaman Web Personal
Toko e-commerce personal
3. Pemasaran massal tradisional Saat ini komunikasi tradisional masih bayak digunakan seperti dengan menggunakan media radio, koran, dan televisi.
4. Komunikasi Langsung.
52
Komunikasi langsung dapat menggunakan banyak cara dari sales penjualan, penjualan retail, dan penjualan melalui telepon atau telemarketing. Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p214), terdapat 10 tahap dalam melakukan proses branding, yaitu : 1. Clearly define the brand audience Menentukan dengan jelas target pasar yang dituju. 2. Understand the target pelanggan Setelah menentukan target pasar yang dituju, hal ini akan sangat berguna untuk mendeskripsikan tipe pelanggan yang dapat membawa target segmen menjadi kenyataan. Baik untuk lingkungan online dan offline memerlukan pemahaman dalam mengenali prilaku pelanggan. 3. Identify key leverage point in pelanggan experience Mengidentifikasikan kesamaan karateristik pada target segmen karena langkah ini dapat menjadi pertimbangan untuk perusahaan dalam menentukan harga produk, tampilan layar. 4. Continually monitor competitors Secara berkala melakukan pengamatan kepada para kompetitor perusahaan baik pada lingkungan online dan offline. 5. Design compelling and complete brand intent Tujuanya adalah mendeskripsikan
bersahabat dengan pelanggan dan
bagaimana brand seharusnya diinterpretasikan dari sudut pandang pelanggan. 6. Execute with integrity Pada langkah ini perusahaan harus dapat memberikan kualitas dan pilihan yang jelas dan terpecaya kepada para pelanggan nya. 7. Be consistent over time Brand yang kuat memerlukan waktu, tentunya pada internet juga membutuhkan waktu untuk menciptakan brand . oleh karena itu kunci nya adalah pesan yang konsisten, sehingga setiap pelanggan dapat memiliki pengalaman dengan brand. 8. Establish feedback system Meyediakan alat yang dapat menanggapi dan memberikan reaksi kepada pelanggan. 9. Be opportunistic
53
Membangun brand adalah dengan menggunakan cara yang tidak biasa digunakan
sehingga perusahaan dapat menjadi yang pertama dan dapat
berkomunikasi dengan cara baru 10. Invest and be patient Dalam hal ini brand perlu dijaga dan diatur setiap waktu. Berhati-hati dengan investasi, kesabaran
jangka panjang, dan kemampuan untuk terus fokus pada
perjalanan jangka panjang yang penting. 2.12.8 Implementation Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p236) setelah perusahaan dapat menarik pelanggan ke website, maka website tersebut harus dapat memberikan pengalaman kepada konsumen seperti apa yang telah dijanjikan.
Human assets Process
Partnership
leadership
Organizationa l Structure
Business Model
Culture
System
Gambar 2.6 Framework for Implementation (Sumber : Menurut Rayport dan Jaworski 2003, p237) Gambar diatas merupakan kerangka implementasi dimana ada 7 faktor yang membangun sistem sumber daya yang kuat dan bertahan.
54
1. Aset Manusia Terdapat empat bagian utama dalam asset manusia yang biasa dilakukan oleh semua perusahaan, yaitu perekrutan, pemilihan, pengembangan, dan mempertahankan pekerja. a.
Perukrutan merupakan tugas untuk mencari pekerja yang tepat
b. Pemilihan merupakan proses membuat keputusan menyewa dan penawaran kerja formal c.
Pengembangan merupakan pelatihan yang diberikan kepada pekerja untuk menonjolkan kelebihannya
d. Mempertahankan merupakan usaha untuk menjaga pekerja yang bertalenta untuk tetap setia pada perusahaan 2. Proses Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p243) proses merupakan pola dari interaksi, koordinasi, komunikasi, dan pembuatan keputusan yng digunakan pekerja sebagai patokan bagaimana pekerjaan dilakukan. Berikut proses yang harus diterapkan perusahaan online selama implementasi : a.
Proses mengalokasikan sumber daya
b.
Proses pengaturan sumber daya manusia
c.
Proses penyaluran dan manufakur
d.
Proses pembayaran
e.
Proses dukungan atau penanganan pelanggan
3. Sistem Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p248), sistem adalah rutinitas atau prosedur yang dibangun untuk organisasi dan dapat dihubungkan dengan berbagai aspek dalam organisasi a.
Sistem teknologi informasi
b.
Sistem evaluasi dan kompensasi
c.
Manajemen rantai pasokan
55
4. Budaya Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p256), budaya organisasi adalah konteks sosial yang menjelaskan bagaimana seseorang melakukan
dan
cara
bekerja
di
dalam
organisasi,
budaya
memepengaruhi keputusan dibuat. Dihubungkn dengan sistem, budaya berperan sebagai pengatur pekerja yang tidak formal yang mungkin dapat mengurangi kebutuhan birokrasi dan prosedur. 5. Kepemimpinan Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p259), kepemimpinan mempengaruhi performa sesuatu, organsasi dalam segala aspek. Pemimpin memainkan peranan penting dalam menjalankan strategi. Pemimpin memastikan strategi diterjemahkan dalam rencana kerja dan target performa. Pemimpin harus mmpunyai pandangan ke depan dan menyiapkan organisasi untuk menghadapi kesulitan dan perusahaan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. 6. Partnership Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p261) partnership adalah persetujuan antara dua atau lebih peusahaan yang mendatangkan keuntungan untuk keduanya. Parenership meliputi strategi aliansi formal, afiliasi, join offering, persetujuan pemasaran, lisensi produk, penyedia, dan penelitian dan pengembangan partnership. 7. Struktur Organisasi Selain perusahaan online dan offline murni, terdapat juga perusahaan campuran. Perusahaan campuran menggabungkan system online dan offline. Terdapat dua jenis dari perusahaan campuran, yaitu: o Single organization Single organization adalah perusahaan dimana akifitas bisnis online dan offline terdapat pada bisnis uni yang sama. o Dual organization Pada dual organization, akifitas bisnis online dan offline terpisah pada suatu perusahaan yang sama.
56
2.12.9 Metrics Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p273) kegunaan metrics adalah: •
Strategi perusahaan berubah dengan cepat sehingga metrics dibutuhkan untuk mengevaluasi strategi perusahaan harus berubah secara terus menerus agar dapat digunakan.
•
Ukuran adalah sumber daya yang intensif tidak ada orang yang punya waktu untuk menganalisanya dan mengimplementasi apa yang dipelajari. Dengan memastikan apa yang diukur sejalan dengan strategi. Data yang diperoleh lebih relevan dan lebih mudah dimengerti.
•
Hasil dari pengukuran dapat dibesar-besarkan sehingga perusahaan kelihatan lebih baik bagi investor. Oleh karena komunitas keuangan sudah tidak menggunakan tipe metrics ini untuk menilai investasi, perusahaan tidak lagi mempunyai alasan untuk meninggikan jumlahnya.
•
Metrics yang bermakna berubah pada waktu internet. Perusahaan menjalankan metrics untuk mengetahui sebaik apa mereka menjalankan strategi perusahaan.
Perusahaan online yang baik dapat diwujudkan dengan menggunakan balanced scorecard yang dapat menghasilkan bisnis yang baik dengan menggunakan 4 kategori metrics, yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Ada 3 kelemahan balanced scorecard dalam bisnis online, yaitu: tidak menyediakan definisi strategi, tidak menjelaskan kemampuan perusahaan, dan tidak mengikutsertakan kerjasama. Dalam metrics terdapat pelaksanaan dashboard yang di dalamnya terdapat 5 langkah: 1. Menggambarkan strategi bisnis. 2.
Mengambil tindakan untuk menjalankan strategi.
3. Memilih metrics. 4. Menentukan indikasi awal dan indikasi metrics yang dipilih. 5. Menghitung tingkatan pada saat ini dan tingkat target kinerja.
57
2.13 Konsep Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) Analisis dan perancangan sistem berorientasi objek dilakukan dengan menggunakan metodologi Unified Process (UP). Adapun fase-fasenya adalah sebagai berikut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009): 1. Inception: Fase ini meliputi pengembangan, visi sistem, pembuatan business case, penentuan cakupan, dan pembuatan perkiraan kasar mengenai biaya dan jadwal. 2. Elaboration: Fase ini meliputi perbaikan visi, pengidentifikasian dan penggambaran semua kebutuhan, pematangan cakupan, perancangan dan pengimplementasian arsitektur dan fungsi inti, dan pembuatan perkiraan yang realistis mengenai biaya dan jadwal. 3. Construction: Fase ini meliputi implementasi elemen-elemen yang beresiko rendah, dapat diprediksi, dan mudah yang tersisa secara iteratif dan persiapan untuk deployment. 4. Transition: Fase ini meliputi uji beta, dan deployment, sehingga pengguna memiliki sistem kerja dan siap untuk menerima manfaat seperti yang diharapkan. 2.14 Framework 7C Framework 7C merupakan suatu 7 elemen dalam merancang tampilan user interface suatu website. 7 elemen dalam 7C adalah Context, Content, Community, Customization, Communucation, Connection, dan Commerceyang dimana masingmasing dari 7 elemen tersebut harus disesuaikan agar user interface suatu website dapat memenuhi model bisnis (Rudy, et all, 2011). 2.15 UML (Unified Modeling Language) Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 46), Unified Modeling Language adalah “suatu set standar konstruksi model dan notasi yang didefinisikan oleh Object Management Group. Dengan menggunakan UML, analis dan pengguna dapat mengerti
berbagai
variasi
diagram
yang
digunakan
dalam
projek
pengembangan sistem.” Sebelum adanya UML, tidak ada standar, sehingga diagram dapat menjadi membingungkan, karena pembuatannya berbeda dari perusahaan ke perusahaan lain, (atau dari buku ke buku). Selanjutnya penulis akan membahas
58
mengenai teori model yang akan digunakan dalam penulisan, yaitu meliputi Activity Diagram, Domain Model Class Diagram, Multilayer Sequence Diagram, Use Case Diagram, dan Use Case Description. 2.15.1 Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 57), “sebuah Activity Diagram mendeskripsikan aktivitas dari user (atau sistem); siapa yang mengerjakan setiap aktivitas, dan alur berurutan akan aktivitas tersebut.” Berikut adalah simbolsimbol yang digunakan dalam Activity Diagram:
Gambar 2-1 : Simbol Activity Diagram Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 57)
Gambar diatas menunjukan simbol-simbol dasar yang digunakan pada Activity Diagram. Lingkaran oval menggambarkan suatu aktivitas. Panah menggambarkan alur berurutan dari setiap aktivitas. Lingkaran hitam menggambarkan
awal
dan
akhir
dari
workflow.
Bentuk
diamond
menggambarkan decision point dimana alur akan mengikuti satu arah atau yang lainya. Swimlane menunjukan siapa yang mengerjakan aktivitas tersebut. Garis hitam tebal menggambarkan synchronization bar yang berfungsi menunjukan aktivitas yang dilakukan secara bersamaan. Berikut adalah contoh Activity Diagram yang menggambarkan proses online checkout:
59
Gambar 2-2 : Activity Diagram; Online Checkout Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 59) 2.15.2 Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 69), sebuah Use case adalah “sebuah aktivitas yang dilakukan oleh sistem, sebagai respon akan request yang dilakukan oleh user.”
60
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 78), Use Case Diagram adalah “model UML yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antar Use case dengan Actor yang mengerjakanya.”
Gambar 2-3 : Use Case Diagram ‘Customer Account Subsystem’ Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 82)
Gambar diatas menunjukan contoh Use Case Diagram. Actor digambarkan
dengan
stick
figure,
dan
garis
lurus
digunakan
untuk
menggambarkan relasi antar Actor dan use case. Dalam relasi antar use case, terdapat 2 jenis hubungan khusus, yaitu:
61
• <
>; yaitu hubungan antar use case yang menunjukan bahwa satu use case termasuk dalam use case lain. • <<extends>>; yaitu hubungan antar use case yang menunjukan bahwa satu use case memiliki kemungkinan untuk dilanjutkan ke use case lain.
2.15.3 Fully Developed Use Case Description
Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 121) mengemukakan bahwa Use Case Description "adalah suatu model textual yang mendaftarkan dan mendeskripsikan proses apa saja yang dilakukan dalam sebuah use case.” Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 122) Fully Developed Use Case Description adalah “metode yang paling formal dalam mendokumentasikan sebuah use case.” Dalam sebuah Fully Developed Use Case Description, baris pertama digunakan untuk menjelaskan nama use case. Baris kedua digunakan untuk menjelaskan scenario yang ada pada use case tersebut. Baris ketiga digunakan untuk menjelaskan event apa yang memicu terjadinya use case. Baris keempat digunakan untuk menjelaskan brief description atau deskripsi singkat akan use case tersebut. Baris kelima digunakan untuk menjelaskan actor yang terlibat dalam use case. Baris keenam digunakan untuk menjelaskan use case lain yang terlibat dengan use case. Baris ketujuh digunakan untuk menjelaskan stakeholder yang terlibat dalam use case. Baris kedelapan - preconditions, menjelaskan keadaan apa yang harus dipenuhi sebelum use case dilakukan. Baris kesembilan - postconditions, menjelaskan keadaan apa yang harus dipenuhi setelah use case dijalankan. Baris kesepuluh digunakan untuk menjelaskan alur aktivitas antara actor dan sistem. Baris kesebelas digunakan untuk menjelaskan exception conditions, yaitu keadaan alternatif yang mungkin terjadi. Berikut adalah
contoh
sebuah
Fully
Developed
Use
menggambarkan use case create customer account:
Case
Description
yang
62
Gambar 2-4 : Fully Developed Use Case Description ‘Create Customer Account’ Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 123) 2.15.4 Domain Model Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 101) sebuah class adalah “sebuah kategori atau klasifikasi dari sebuah benda atau objek.” Sedangkan domain class adalah “sebuah class yang mendeskripsikan objek dari problem domain.” Domain Model Class Diagram adalah sebuah class diagram yang hanya memasukan class dari problem domain. Berikut adalah contoh gambar yang menggambarkan sebuah Domain Model Class Diagram untuk sebuah bank:
63
Gambar 2-5 : Domain Model Class Diagram untuk sebuah bank Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 103)
Dan berikut adalah gambar yang menjelaskan tentang multiplicity pada class diagram:
Gambar 2-6 : Multiplicity pada Class Diagram. Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 102)
64
2.15.5 Multilayer Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 332) Sequence Diagram adalah “sebuah tipe diagram interaksi yang menekankan urutan dari pesan yang dikirimkan antara objek untuk sebuah use case tertentu.” Berikut adalah contoh gambar yang menggambarkan sebuah System Sequence Diagram:
Gambar 2-7 : SSD untuk use case ‘Create Customer Account’ Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 333) Multilayer
Sequence
Diagram
adalah
“Sequence
Diagram
yang
menggambarkan interaksi antar objek dalam sistem dengan menggunakan View Layer, Domain Layer, dan Data Layer.” Berikut adalah contoh gambar Multilayer Sequence Diagram:
65
Gambar 2-8 : Contoh Multilayer Sequence Diagram menggunakan View Layer, Domain Layer, dan Data Layer. Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2010: 454)
2.16 Kerangka Pikir ANALISA PROSES BISNIS YANG SEDANG BERJALAN PADA CMYK.PROJECT
DATA PRIMER : • WAWANCARA • KUISIONER
DATA SEKUNDER : • BUKU • JURNAL • SUMBER ONLINE
66
ANALISA KUISIONER
ANALISA SEM-PLS
PERSUASIVE MESSAGES
BELIEFS AND ATTITUDE
BEHAVIORAL INTENTION
TRUST
OVERALL SATISFACTION
ANALISIS PENGARUH VARIABEL
USULAN HASIL ANALISIS
PERANCANGAN WEBSITE E-COMMERCE 1. ACTIVITY DIAGRAM 2. USE CASE DIAGRAM 3. USE CASE DESCRIPTION 4. CLASS DIAGRAM 5. MULTILAYER SEQUENCE DIAGRAM 6. USER INTERFACE
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 2-9 : Kerangka Pikir Sumber: Data olahan penelitian, 2016